• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITIK SOSIAL MASLAH KEJAHATAN CYBER CRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KRITIK SOSIAL MASLAH KEJAHATAN CYBER CRI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

KRITIK SOSIAL MASLAH KEJAHATAN CYBER CRIME

DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA

OKKY MADASARI

Aisyatun Nadliroh

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

email: naisyatun@yahoo.co.id

Abstrak:

Penelitian ini mengangkat novel Kerumunan Terakhir karya Okky Madasari sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kritik sosial khususnya masalah kejahatan cyber crime yang terdapat dalam novel tersebut. Pemilihan novel Kerumunan Terakhir sebagai bahan penelitian karena di dalam novel tersebut banyak menceritakan kehidupan sosial yang menyinggung tentang banyaknya masalah yang dialami oleh masyarakat masyarakat modern saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, karena data yang diperoleh berupa deskripsi tentang bentuk kritik sosial khususnya masalah kejahatan cyber crime. Data yang diteliti berupa fakta sosial dalam bentuk kata/frasa, kalimat, paragraf dan kutipan-kutipan dari satuan cerita, baik yang meliputi narasi pengarang, dialog maupun monolog tokoh yang terkait dengan kritik sosial dan bentuk penyampaian kritik yang dilakukan para tokoh dalam cerita. Sumber data dalam penelitian ini yaitu dari novel Kerumunan Terakhir karya Okky Madasari cetakan pertama yang berjumlah 360 halaman, diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama tahun 2016. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yakni teknik analisis yang dilakukan secara intensif dan terus menerus secara tuntas dan teknik ini memiliki tiga langkah yakni mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa kejahatan cyber crime yang disebut dengan illegal contents yaitu kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet mengenai suatu hal yang tidak benar, tidak etis, serta dianggap melanggar hukum atau menganggu ketertiban umum meliputi kejahatan dalam segi pembajakan (Plagiarisme), pemfitnahan, penipuan, pornografi, dan pemalsuan identitas.

(2)

2 Abstract:

The study raised novel of The Last Crow by Okky Madasari as an object of research that aims to describe the form of social criticism, especially the problem of cyber crime in the novel. Selection of novel The Last Crowd as a research material because in the novel is a lot of telling social life that alludes to the many problems experienced by modern society today. The method used in this study is a qualitative method, because the data obtained in the form of a description of the form of social criticism, especially the problem of cyber crime. The data in the form of social facts in the form of words / phrases, sentences, paragraphs and excerpts from the unit of the story, including the author's narrative, dialogue and monologue figures associated with social criticism and the form of criticism delivered by the characters in the story. Sources of data in this research is from novel The Last Crow by Okky Madasari printed first on 360 pages, published by PT. Gramedia Pustaka Utama 2016. Data analysis conducted in this study using Miles and Huberman model of analysis techniques are done intensive and continuous thoroughly and this technique has three steps namely reducing data, presenting data and draw conclusions. The results of this research indicate that the crime of cyber crime called illegal contents is a crime by entering data or information to the internet about something that is untrue, unethical, and is considered unlawful or disturbing public order covering crime in terms of piracy (Plagiarism), defamation , fraud, pornography, and identity fraud.

Keywords: cyber crime, criticism, social problems

PENDAHULUAN

Karya sastra hadir bukan sekedar untuk hiburan dan keindahannya semata, melainkan untuk menyajikan fenomena serta realitas sosial yang ada di kehidupan nyata yang disajikan dalam setiap kata dan kalimat yang kemudian membentuk satuan cerita yang utuh. Oleh karenanya, karya sas-tra acap kali disebut dengan “dokumen sosial’. Sebagai suatu dokumen sosial, sebuah karya sastra bisa dilihat sebagai rekam jejak yang bertujuan untuk mencatat realitas kehidupan sosial budaya pada masa karya sastra tersebut diciptakan (Emzir & Rohman, 2015:114). Setiap orang bisa meng-ekspresikan segala sesuatu tentang kehidupannya melalui karya sastra. Secara tidak langsung, karya sastra juga bertujuan untuk menuangkan

kreativitas menulis dan imajinasi seseorang secara positif.

Karya sastra juga merupakan suatu tempat yang menampung ide maupun gagasan serta pemikiran dari seorang pengarang yang bersumber dari gejala sosial yang ditangkap serta dialami oleh sang pengarang dan dari situlah pengarang menuangkannya ke dalam bentuk karya sastra, dengan ke-seluruhan emosi yang dikumpulkan-nya untuk diungkapkan melalui karya sastra (Rahmawati, 2012:8).

(3)

pe-3 mikiran Nurgiyantoro (2010:5) yang mengatakan bahwasannya karya sastra merupakan kebenaran fiksi. Kebenaran fiksi merupakan suatu hal yang benar-benar sesuai dengan apa yang diyakini pengarang, yakni kebenaran yang diyakini dari segi "kebahasaannya" dan sesuai dengan pandangan pe-ngarang terhadap masalah yang ada dalam hidup dan kehidupan. Sebagai cerminan kehidupan yang ada dalam pikiran pengarang, dengan meng-gunakan masyarakat dan permasalahan sosial yang sering dialami khususnya masyarakat modern.

Kritik sosial yang ada dalam suatu karya sastra dapat berupa kritikan terhadap kehidupan sosial yang ada dalam kehidupan nyata, yakni berupa ketimpangan sosial yang sering kali menimbulkan masalah-masalah sosial. Seorang pengarang dalam karya yang diciptakannya mampu meng-gambarkan realita kehidupan sosial melalui tokoh-tokoh yang ciptakannya. Tokoh-tokoh yang di-ciptakan tersebut berperan sebagai rep-lika pengarang dalam menggambarkan sesuatu seperti dendam, kebencian, keserakahan, nafsu dan kejahatan lainnya yang menyebabkan adanya masalah-masalah sosial yang sering terjadi di kalangan masyarakat modern sekarang ini.

Novel Kerumunan terakhir karangan Okky Madasari memiliki banyak unsur kritikan khususnya da-lam kehidupan sosial. Pengarang biasanya lebih memilih mengangkat dari fenomena-fenomena sosial yang ada di sekitar kehidupan sang pengarang tersebut untuk dijadikan sebuah satuan cerita yang utuh. Dalam ceritanya, pengarang menampilkan seorang pemberontak yang ingin

membasmi ketidakadilan dengan menampilkan dunia maya sebagai media pemberontakan. Menurut Schaefer (2012:124) dunia maya merupakan salah satu kemajuan teknologi pada saat ini, seseorang dapat memelihara jejaring sosial mereka secara elektronik. Mereka tidak perlu melakukan tatap muka, baik melalui pesan singkat, perangkat genggam, maupun situs jejaring sosial seperti Facebook, sebagian besar jejaring terjadi secara online. Sebagaimana diketahui, di zaman yang modern ini, masyarakat khususnya kalangan remaja tidak lepas dari yang namanya dunia maya. Dunia baru yang diciptakan oleh manusia dengan bertujuan untuk mempermudah mencari informasi, pengetahuan serta media komunikasi dengan jangkauan luas seperti media sosial. Hal inilah yang akan menjadi pesan moral dan amanat bagi pembaca, sekaligus untuk melontarkan kritik terhadap keadaan sosial yang terjadi saat ini. Kritik yang dihadirkan pengarang dalam karyanya merupakan suatu kondisi sosial yang benar-benar terjadi dalam potret dunia nyata yang menjadikan dunia maya khususnya media sosial sebagai alat pemberontakan.

(4)

4 persamaanya penelitian kali ini pada dasarnya sama-sama membahas tentang kritik sosial yang terkandung dalam novel, sedangkan perbedaannya yakni penelitian terdahulu yang pertama lebih memfokuskan pada bentuk kritik tokoh terhadap arogansi kekuasaan pemerintahan, wewenang penguasa, dan kepemimpinan pada masa orde baru. Kedua, memfokuskan pada kritik sosial dalam bentuk moral, politik, sosial-budaya, korupsi, pendidikan dan fungsi kritik sosial dalam novel yang akan diteliti. Ketiga, memfokuskan bentuk kritik terhadap kebijakan pembangunan pemerintah, bentuk kritik terhadap budaya kolusi, dan bentuk kritik terhadap kondisi pendidikan yakni terbatasnya sarana serta pra sarana pendidikan pada daerah terpencil, sedangkan penelitian ini lebih mengarah pada bentuk kritik sosial yang sering dialami oleh masyarakat modern saat ini yakni tentang masalah kejahatan siber atau cyber crime. Kejahatan ini dilakukan

di dalam dunia maya yaitu dunia yang dikembangkan dari kemajuan tek-nologi saat ini yang terkandung dalam novel Kerumunan Terakhir.

Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Kritik Sosial Maslah Kejahatan Cyber Crime dalam Novel Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari.” Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat kritik sosial yang terdapat dalam novel Kerumunan Terakhir karya Okky Madasari. Alasan peneliti mengambil judul “Kritik Sosial Maslah Kejahatan Cyber Crime dalam Novel Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari” karena dalam novel ini pengarang banyak menyisipkan kritikannya terhadap masalah sosial yang dialami oleh masyarakat khususnya masyarakat modern saat ini terkait kejahatan siber.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini merupakan suatu metode yang memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya ke dalam bentuk deskripsi, sebagai bagian dari perkembangan ilmu sosial. Kualitas penafsiran dalam metode kualitatif dibatasi oleh hakikat fakta-fakta sosial. Artinya, fakta-fakta sosial adalah sebuah fakta sebagaimana ditafsirkan oleh subjek. Metode ini memberikan perhatian terhadap data alamiah yakni data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Dalam penelitian karya sastra akan

me-libatkan pengarang serta lingkungan sosial sang pengarang berada.

(5)

5 teknik dokumentasi yang memiliki beberapa langkah yakni, membaca berulang-ulang keseluruhan novel, mengidentifikasi bagian cerita dalam novel, memberikan kode pada setiap kelompok data, mengidentifikasi tokoh, mendeskripsikan data dan memeriksa ketepatan data serta menyeleksi data yang didapatkan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yakni teknik analisis yang dilakukan secara intensif dan terus menerus secara tuntas dan teknik ini memiliki tiga langkah yakni mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kritik Sosial Masalah Kejahatan

Cyber Crime dalam Novel

Kerumunan Terakhir Karya Okky

Madasari

Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang merugikan bagi segala kalangan dan juga bagi diri sendiri. Sebenarnya kejahatan juga salah satu sifat fitrah manusia yang pasti ada dalam diri manusia dan terus menerus akan mengalami perkembangan secara signifikan dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Di zaman sekarang ini kejahatan bisa dilakuakan di mana pun asalkan ada kesempatan. Terlebih saat ini ada dunia kedua yakni dunia maya dan kejahtan di dunia maya yang sering dijadikan tempat untuk melakukan kejahatan yang sering disebut dengan cyber crime (Kejahatan siber) yakni kejahatan yang memanfaatkan sebuah teknologi informasi tanpa batas untuk mencapai

tujuan yang ingin diwujudkan. Kejahatan ini meliputi, pembajakan (plagiarisme), pemfitnahan, penipuan, pornografi, dan pemalsuan identitas. Hal ini dapat dilihat dari kutipan tentang bentuk kritik sosial terhadap masalah kejahatan sebagai berikut.

Kritik Sosial Masalah Pembajakan (Plagiarisme)

Pembajakan atau plagiarisme merupakan kejahan yang sering di lakukan di dunia maya. Mudahnya mengakses data membuat para penggunanya berlomba-lomba untuk menunjukkan pada dunia tersebut terkait keahliannya dalam suatu hal, baik itu berupa karya sastra maupun hal lain dan tentu saja karya tersebut tidak murni dari pemikiran mereka melainkan pemikiran orang lain yang kemudian mereka akui sebagai pemikirannya sendiri. Masalah kejahatan plagiarisme ini terdapat dalam novel Kerumunan Terakhir, berikut kutipan dari novel tersebut.

“Kelana Bumi yang kulihat selalu perkasa kini tak berdaya. Sesekali ia ber-usaha membela diri, tapi dengan cepat batu-batu mu-lai dilemparkan padanya. ‘Plagiat. Pencuri, Tukang jiplak.‘Tak ada tempat untuk plagiarisme di sini.

Ini tempat orisinalitas.’

Di sini kejujuran adalah segalanya.” (

(6)

6 Kutipan data

(KT/BKSMK-1/2016:99) memaparkan bahwa Plagiat

merupakan salah satu kejahatan yang sering terjadi di dunia maya, plagiat juga bisa disebut dengan membajak kreativitas orang lain. Kata membajak di sini bukan membajak sawah atau ladang melainkan mengambil hak orang lain dengan paksa, mengambil paksa kreativitas orang lain kemudian mengakui bahwa ide atau kreativitas tersebut adalah miliknya kepada masyarakat luas. Dalam kutipan novel ini pengarang menggambarkan sosok Kelana Bumi untuk mengkritik hal yang sering terjadi di kehidupan nyata, sekarang ini banyak orang yang mengaku-ngaku bahwa apa yang mereka tulis dan mereka katakan adalah hasil pemikiran mereka sendiri.

Kritik Sosial Masalah Kejahatan Pemfitnahan

Gosip atau desas-desus adalah suatu kabar atau berita yang kebenarannya sangat diragukan dan lebih menjurus ke fitnah. Dalam dunia maya memfitnah seseoarang adalah hal yang biasa dilakukan oleh pengguna dunia tersebut karena mereka tak pernah bertemu secara langsung dan yang mereka lakukan hanya asal bicara melalui alat elektronik seperti laptop dan smartphone yang tersambung ke jejaring sosial, sehingga kebenaran yang mereka ucapkan sangat di-ragukan. Seperti pada kutipan berikut.

“ ‘Tentu saja bisa. Siapa yang tidak kenal internet sekarang ini? Semua

temanku ada di sini. Begitu juga teman-teman orangtuaku. Sekarang se-mua menjauhi kami. Tak ada lagi yang mau ber-teman dengan kami. Gara-gara orang seperti Akardewa itu aku sudah malas sekolah lagi.’

‘Apakah itu karena

Akardewa? Bukankah semuanya ada di berita

TV dan koran?’ ‘TV

dan Koran hanya mem-beritakan. Sementara orang seperti Akardewa menelanjangi, meng-hajar, mengeroyok kami semua habis-habisan.’” (BKS/MK/212/ 1.6)

(7)

7 mereka pedulikan hanyalah bagaimana cerita yang mereka sebar luaskan bisa menjadi semakin menarik lagi.

Kritik Sosial Masalah Penipuan Penipuan juga merupakan masalah kejahatan dalam dunia maya, hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“ ‘Kamu jago bela diri ya?’ seseorang berteriak dari jauh. Aku tak melihat siapa namanya. Akardewa mengulangi lagi pertanyaan itu. Akupun menjawab dengan penuh kebanggaan, ‘Ya.’ Dengan pengeras suara yang kupegang dan so-rot mata kekaguman dari banyak orang, ke-percayaan diriku bang-kit dan membuatku me-ngoceh panjang tanpa peduli apakah itu salah atau benar, didengar atau membuat orang bosan.” (BKS/MK/109-110/ 2.10).

Data dalam kutipan tersebut menunjukkan bahwa pengarang melalui tokoh Matajaya ingin me-nyampaikan bahwa di dunia maya menipu sudah benar-benar menjadi hal yang sangat biasa terjadi. Dalam ceritanya tokoh Matajaya di-gambarkan pengarang menjadi sosok seorang penipu. Dia dengan sengaja menipu warganet tentang kehiupan pribadinya yang ada di dunia nyata. Dia mengarang cerita tentang ke-hebatannya melawan bapaknya demi sang ibu, dia melakukan semua itu untuk menjadikan dirinya orang yang

hebat di mata orang lain. Karena di dunia nyata dia hanya menjadi seorang anak pencundang yang selalu bersembunyi diketiak bapaknya dan selalu bergantung padanya. Dalam dunia maya sendiri, menipu seseorang adalah hal yang biasa, karena mereka berpendapat bahwa mengarang cerita yang luar biasa tentang dirinya bisa menambah ketenaran di dunia ter-sebut.

Kritik Sosial Masalah Pornografi Pornografi juga termasuk dalam masalah kejahatan siber yang terdapat dalam novel ini. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut.

“ ‘Kalau Google kamu sudah tahu ‘kan?’ Tanya Maera dengan nada me-ledek. ‘Bukannya kamu biasa cari gambar-gam-bar porno?’ Aku meng

(8)

8 Kritik Sosial Masalah Pemalsuan Identitas

Pemalsuan identitas juga termasuk ke dalam kejahatan siber. Bahkan kejahatan ini sering dilakukan karena dengan memalsukan identitas, mereka bisa dengan leluasa melakukan segala hal yang diinginkan, tentu hal tersebut untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya juga merugikan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Matajaya adalah manusia masa depan itu. Ia hadir tanpa sejarah dan ingatan. Tak kubiarkan satu pun orang dari duniaku se-belumnya mengenali-nya, termasuk Maera. Biarlah Maera hanya kenal Jayanegara, dan biarlah Maera hanya berpikir satu-satunya hal yang kulakukan di sini adalah mencari lowongan pekerjaan-kekonyolan ya-ng seharusnya dilakukan oleh manusia purba.” (BKS/MK/94/ 4.15).

Dalam data pada kutipan tersebut tokoh Jayanegara dengan lugas mengatakan bahwa dia akan memalsukan identitasnya demi menjadi orang yang baru terlahir kembali di dunia baru yang saat ini

tengah ia tempati. Memalsukan identias sama dengan kejahatan illegal contents yakni kejahatan memalsukan data atau informasi ke dalam internet hanya demi kepentingan pribadi.

SIMPULAN

Penelitian tentang “Kritik Sosial Masalah Kejahatan Cyber Crime dalam Novel Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari” ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat khususnya masyarakat modern saat ini tidak terlepas dari tindak kejahatan siber. Kemudahan dalam mengakses jejaring sosial di dalam dunia maya membuat para penggunanya me-nyalahgunakan media tersebut untuk kepentingan pribadi mereka.

Terlebih novel yang dijadikan sebagai objek penelitian ini banyak mengandung kritikan terhadap masalah kejahatan yang ada di dalam dunia maya atau bisa disebut dengan kejahatan siber. Dan terkuaklah beberapa masalah kejahatan siber antara lain pembajakan (plagiarisme), pemfitnahan, penipuan, pornografi, dan pemalsuan identitas.

DAFTAR PUSTAKA

Emzir & Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

(9)

9 Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Lestari, Erma. 2014. Kritik Sosial dalam Novel “Larung” Karya Ayu Utami. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Madasari, Okky. 2016. Kerumunan Terakhir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Presss. Rahmawati, Rr Via. 2012. Kritik

Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra). Sulukindo, (Online),

Vol. 01 (2): 08,

http://id.portalgaruda.org/index.p hp?ref=browse&mod=viewarticl e&article=74105. Diakses 22 Januari 2018.

Schaefer, Richard T. 2012. Sosiologi. Jakarta: Salemba Humanika. Sodiki, Achmad. 2005. Kejahatan

Mayantara (Cyber Crime). Bandung: PT Refika Aditama. Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi

Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Wibowo, Arief Setyo. 2014. Analisis Kritik Sosial Novel “Lupa

Endonesa” Karya Sujiwo Tejo.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan aksesibilitas mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

Alhamdulilah hirobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Dengan mode “ on/off ” nilai masukan dijadikan acuan untuk mengaktifkan pendinginan pada plan yang dihasilkan oleh termoelektrik.. Suhu didalam plan dideteksi menggunakan

suursi MATr-AB Etontursi cih Tohoenfi d.ise Mdod.. Pojelag

Dari data tersebut, hasil pengamatan menunjukkan RPP yang digunakan guru bahasa Indonesia SMP Global Madani Bandar Lampung sudah mencantumkan rubrik penilaian yang

Hubungan orang tua dengan anaknya dapat mempengaruhi individu dalam melakukan penyesuaian diri karena penerimaan orangtua terhadap anak membuatnya merasa diinginkan,

Yang mana hal itu tidak hanya merubah kebijakan pendidikan nasional, tetapi juga menuntut diadakannya penuisan kembali UU Pendidikan

Pendukung rencana strategis yang sudah dikerjakan adalah hasil analisis keadaan sekarang dan keadaan yang diharapkan di masa depan, hasil analisis SWOT Ma’had