• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pendidikan dalam perumusan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Pendidikan dalam perumusan (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Kebijakan Pendidikan Sekolah dan Madrasah”

(Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Fungsi Kebijakan Pendidikan

Sekolah/Madrasah)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Sekolah dan Madrasah

Dosen pengampu : Dr. Subiyantoro, M. Ag

Disusun oleh :

Abdau Qur’ani Habib (12490128)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

(2)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT, saya dari kelompok 7 mata kuliah

Manajemen Sekolah dan Madrasah dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai materi “Kebijakan Pendidikan Sekolah dan Madrasah (Pengertian, Tujuan, Prinsip, dan Fungsi Kebijakan Pendidikan Sekolah/Madrasah)”.

Maksud penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas perkuliahan mata kuliah Manajemen Sekolah dan Madrasah yang diselenggarakan di semester V ini.

Hanya doa kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas anugerah yang saya terima. Dan penulis harap karya ini dapat membawa manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya serta bagi masyarakat pada umumnya.

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas merupakan bahan atau pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan maupun mengadakan standarisasi pendidikan. Dan hal ini mencakup ke dalam komponen-komponen pendidikan baik dalam segi konsep, teknis, maupun aplikasi yang tentunya berperan penting dalam keberhasilan dan kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Selain itu, sistem pendidikan nasional juga menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan pendidikan maupun manajemen pendidikan baik di tingkat nasional, daerah, maupun sekolah. Yang semuanya bertujuan untuk menyiapkan maupun memproses sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi serta kualitas yang optimal dalam upaya pembangunan nasional serta meningkatkan kinerja yang mempunyai daya saing tinggi. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan mempunyai posisi yang sangat urgent serta sangat menentukan arah serta jalur dalam proses pendidikan itu sendiri. Karena sekali salah langkah dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan yang akan diambil, maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas mutu pendidikan dari tingkat satuan pendidikan sampai nasional. Agar dampak negatif dapat dikurangi bahkan dihindari, maka diperlukan suatu efektivitas dan efisiensi dalam proses kebijakan pendidikan dengan memahami secara mendalam hakikat kebijakan pendidikan itu sendiri.

(5)

1) Apakah yang dimaksud dengan kebijakan pendidikan dan kebijakan sekolah?

2) Apakah tujuan dari kebijakan pendidikan?

3) Bagaimana prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan? 4) Bagaimana fungsi-fungsi dari kebijakan dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1) Mahasiswa mampu memahami pengertian kebijakan pendidikan dan kebijakan sekolah.

2) Mahasiswa dapat mengerti tujuan dari kebijakan pendidikan.

3) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Sekolah

Kebijakan Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu kebijakan (policy) dan pendidikan (education). Kebijakan dapat diartikan sebagai: kepandaian; kemahiran; kebijaksanaan; atau rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak; pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran; garis haluan.1

Sedangkan Pendidikan dapat diartikan sebagai hak asasi manusia, kunci pembangunan berkelanjutan, dan perdamaian serta stabilitas dalam suatu negeri.2

Kebijakan pendidikan merupakan rumusan dari berbagai cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3 Kebijakan pendidikan adalah

keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu.4 Menurut Onisimus, kebijakan pendidikan apabila dikaitkan

dengan kebijakan publik ialah proses, aktivitas, strategi, prosedur, dan alternatif langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan permasalahan pendidikan nasional yang ditetapkan secara komprehensif dalam suatu kurun waktu tertentu.5

Jadi, kebijakan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang meliputi perumusan, analisis, implementasi,

1 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 207

2 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 58

3 H. A. R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 7

(7)

monitoring/pemantauan serta evaluasi seputar masalah pendidikan yang administrator sekolah atau komite sekolah dan tanggung jawab bagi kontrak negosiasi.6 Dalam arti lain, kebijakan sekolah merupakan kebijakan pendidikan

yang telah memasuki tingkat satuan pendidikan setempat yang dilakukan secara mutualistik serta mandiri dengan melibatkan sumber daya yang dimiliki sekolah maupun pihak-pihak yang terkait langsung dengan proses

1. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Masyarakat

Tujuan kebijakan disini dapat diamati dan ditelusuri dari hakikat tujuan pendidikan yang universal. Hal tersebut merupakan analisis pada fakta dan realita yang tersebar luas di masyarakat dan dikarenakan pendidikan dalam arti umum merupakan suatu proses yang mentransfer nilai-nilai yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa baik dari segi pengetahuan maupun karakter.

2. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Politisi

Tujuan kebijakan ini dapat diamati dan ditelusuri dari sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Pendidikan yang telah menjadi suatu kebijakan publik diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif supaya tercipta generasi

6 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 118

(8)

masyarakat dalam aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga wawasan, sikap, dan perilakunya semakin demokratis.

3. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Ekonomi

Tujuan kebijakan ini dapat dilihat dan ditelusuri dari kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang, yang didasarkan pada beberapa alasan yaitu:

a) Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekadar pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pendidikan dapat berperan sebagai pasokan energi yang terus menjamin keberlangsungan serta pengembangan ekonomi karena pendidikan merupakan dasar yang perlu dikuasai untuk memacu produktivitas serta kinerja perekonomian secara nasional. Selain itu, pendidikan dapat menjadi benteng pertahanan yang kokoh untuk memajukan kesejahteraan dengan menciptakan berbagai usaha kreatif serta inovatif dalam rangka upaya pengurangan angka pengangguran yang terjadi terutama di negara tertinggal maupun berkembang bahkan di negara maju.

(9)

investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan. Karena semakin tinggi tingkatan pendidikan, maka semakin kecil manfaat sosialnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan semakin mengerucutkan kajian ilmu pengetahuan yang akan dibahas dan dikuasai.

Tentunya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan perlu dilakukan suatu pembaruan dalam setiap kebijakan pendidikan mulai dari proses perumusan sampai pengimplementasian. Hal ini bertujuan untuk menggunakan suatu pijakan dalam melakukan analisis terhadap kebijakan yang telah diputuskan. Analisis kebijakan tersebut harus didasarkan pada nilai dan tujuan bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik.8

C. Prinsip-Prinsip dalam Kebijakan Pendidikan

Dalam kaitan dengan pembahasan mengenai kebijakan pendidikan adalah sebagai kebijakan publik, maka berikut dikemukakan beberapa prinsip: 1. Nilai-nilai pendidikan harus mewarnai setiap kebijakan negara dalam

berbagai bidang (ekonomi, sosial, budaya, hukum, perdagangan, dan lain-lain) sehingga aspek-aspek kemanusiaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, pemerataan pembangunan, keadilan hukum, dan sebagainya mencerminkan

(10)

kepribadian suatu bangsa yang bermoral dan bermartabat. Jadi, nilai-nilai pendidikan harus berperan secara proaktif untuk memasuki semua ranah bidang yang berkembang dalam masyarakat sejalan dengan era globalisasi yang semakin cepat serta memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan di masyarakat.

2. Pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik kepentingan. Namun, pada kenyataannya pendidikan tidak dapat dipisahkan sebagai alat untuk merayu masyarakat secara umum dalam perebutan kekuasaan terutama ketika pada masa kampanye pemilihan umum baik tingkat pusat maupun daerah. Hal tersebut mengakibatkan penentuan pembuat kebijakan pendidikan dalam hal ini pemerintah pusat akan dipengaruhi oleh nuansa politis dan sarat dengan kepentingan tertentu. 3. Nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip

penyelenggaraan negara dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan berperan memberikan masukan berupa penguasaan kompetensi serta aspek keprofesionalitas dan tidak kalah pentingnya juga harus mengubah moral dalam dunia perpolitikan maupun pengelolaan pemerintahan yang selama ini dicap negatif dan tidak mencerminkan sebagai individu yang memiliki moralitas yang terdidik.

(11)

5. Pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses perubahan dan menjadi lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena pendidikan merupakan pusat atau inti dari perkembangan serta pengembangan peradaban berbagai macam bangsa dengan cara mengubah pola pikir atau mindset yang diaktualisasikan secara langsung dalam kehidupan serta mempunyai andil yang besar sebagai agen perubahan untuk memajukan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Namun, tetap mengedepankan kearifan lokal yang menjadi ciri dan kepribadian bangsa.

D. Fungsi-Fungsi Kebijakan dalam Pendidikan

Kebijakan dalam pendidikan ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur pengelolaan sekolah yang tidak terbatas pada kurikulum, pedagogi, dan penilaiannya, tetapi juga kondisi guru dan pemeliharaan sarana fisik sekolah. Adapun menurut Nanang Fattah, fungsi kebijakan dalam pendidikan adalah: 1. Menyediakan akuntabilitas norma budaya yang menurut pemerintah perlu

ada dalam pendidikan. Hal ini berkaitan erat dengan karakter kepribadian yang sangat beragam dan berbeda-beda. Selain itu, perlu dimasukannya muatan pelajaran pendidikan karakter terhadap masing-masing sekolah di mana sekolah harus konsekuen dan bertanggung jawab untuk bertugas menjalankan maupun memasukan pendidikan karakter sebagai penyedia layanan pendidikan.

2. Melembagakan mekanisme akuntabilitas untuk mengukur kinerja siswa dan guru. Evaluasi maupun pengawasan pendidikan diperlukan untuk menjamin ataupun menilai kualitas pendidikan didasarkan pada subjek maupun objek pendidikan. Untuk itu, perlu diupayakan pendirian suatu lembaga independen dan mandiri yang bertugas khusus untuk melakukan kegiatan evaluasi dan pengawasan sehingga sekolah dalam menjalankan proses pendidikannya dapat terkontrol dengan baik.9

(12)

Sedangkan menurut Pongtuluran, (1995: 7) fungsi kebijakan dalam pendidikan sebagai berikut:

1. Pedoman untuk bertindak. Hal ini mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan mempunyai posisi yang sentral dalam menentukan suatu acuan dalam implementasi program pendidikan serta sebagai tuntunan ke mana arah sistem pendidikan akan tertuju dan berjalan.

2. Pembatas perilaku. Apabila dikaitkan dengan pendidikan kebijakan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari norma serta aturan dalam setiap tindakan yang diaktualisasikan berkaitan dengan aktivitas pendidikan. Ini diperlukan untuk membatasi sikap yang tidak sesuai atau sejalan bahkan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3. Bantuan bagi pengambil keputusan. Kebijakan pendidikan di sini adalah sebagai ujung tombak dalam mengambil keputusan yang tepat dan benar setelah melalui serangkaian proses perumusan oleh para pembuat kebijakan pendidikan dan sesuai dengan tuntutan stakeholders yang berkepentingan di dunia pendidikan.10

(13)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kebijakan pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi

perumusan, analisis, implementasi, monitoring/pemantauan serta evaluasi seputar masalah pendidikan yang diterapkan dalam menjawab tantangan pendidikan dan diberlakukan dan diperbarui secara periodik.

Tujuan dari kebijakan pendidikan diantaranya yaitu: apabila dikaitkan dengan tingkatan masyarakat tujuannya berkaitan dengan upaya menselaraskan dengan pendidikan secara universal; apabila dikaitkan dengan tingkatan politisi tujuannya pada sasaran objek pendidikan dalam rangka upaya menyeimbangkan porsi hak dan kewajiban untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis; dan apabila dikaitkan dengan tingkatan ekonomi tujuannya sebagai investasi jangka panjang yang berhubungan dengan pengembangan perekonomian serta nilai balik pendidikan.

Prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan diantaranya sebagai berikut:

nilai-nilai pendidikan harus mewarnai setiap kebijakan negara dalam berbagai bidang (ekonomi, sosial, budaya, hukum, perdagangan, dan lain-lain); pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik kepentingan; nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip penyelenggaraan negara dan tata kelola pemerintahan; nilai-nilai pendidikan harus menjadi spirit yang menjiwai kepribadian dan budaya bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu); pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses perubahan dan menjadi lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Amtu, Onisimus. 2013. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Irianto, Bahtiar, Yoyon. 2012. Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H. A. R. 2009. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

(Survei Terhadap Pembaca Vice Indonesia Dengan Responden Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jakarta dan Universitas Multimedia

Literatur yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga mengenai Keraton Surakarta pasca konflik juga menggunakan sumber dari media masaa yaitu diantaranya

Permasalahan yang akan dibantu penyelesaiannya adalah yang ke-5 yaitu tentang minat personal, yang mempengaruhi keputusan untuk membeli jasa dan/atau benda seni, yang

Kesimpulannya adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga IPA mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap prestasi belajar pada materi pesawat sederhana siswa

Dalam 6 (Enam) tahun ini UNIDA Gontor telah mendapatkan perhatian dari masyarakat internasional sebagai tujuan belajar pada level universitas dengan

Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pasar dan juga keterbatasan sarana sosialisasi menyebabkan PKL Tlogosari tidak seluruhnya mengetahui program pengaturan dan

Secara Khusus kepada Perum Bulog diinstruksikan oleh Presiden untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah,

Perilaku rukun dengan teman.. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,