• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GERAKAN REVOLUSI BOLIVARIAN TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN GERAKAN REVOLUSI BOLIVARIAN TER"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GERAKAN REVOLUSI BOLIVARIAN TERHADAP

NASIONALISASI PERUSAHAAN MINYAK SWASTA DI VENEZUELA

Oleh

FADHIL AKBAR KURNIAWAN

1110852004

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

Hubungan Revolusi Bolivarian Terhadap Nasionalisasi Perusahaan

Minyak di Venezuela

Latar Belakang

Jatuhnya rezim komunis pasca Cold War membawa perubahan yang begitu signifikan terhadap tatanan sistem internasional. Uni Soviet yang menjadi representasi dari negara super power dengan ideologi komunis harus mengakui kedigdayaan Amerika Serikat yang keluar sebagai pemenang dalam Cold War. Amerika Serikat mulai meperluas pegaruhnya terhadap bekas bekas negeri komunis melalui invasi dan operasi operasi intelijen rahasia. Kekuasaan Amerika Serikat saat ini hampir mencapai 50% dari 500 (Multi national Coorporation) dan bank bank terbesar di seluruh dunia dan juga ratusan misi-misi militernya1. Namun, dominasi

kekuasaan imperialism Amerika Serikat mulai ditentang oleh beberapa negara, seperti di Irak dan Afghanistan mulai bermunculan perlawanan oleh gerakan rakyat terhadap invasi invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan terjadinya konflik konflik bersenjata. Saat ini, gelombang perlawanan rakyat terhadap globalisasi neoliberal diseluruh dunia mulai semakin meningkat.

Gelombang perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap hegemoni AS juga terjadi di beberapa negara di kawasan Amerika Latin, khususnya Venezuela. Dibawah kepemimpinan Hugo Chavez yang belakangan menjadi sangat popular di kalangan rakyat jelata Venezuela mulai terang-terangan menentang segala bentuk imperialis yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Trry Lyn Karl mengemukakan bahwa pada kasus Venezuela, minyak merupakan faktor yang paling penting dalam menjelaskan pembentukan kondisi struktural bagi kehancuran otoriterisme militer dan kelangsungan suatu sistem yang demokratis2. Hal tersebut disebabkan minyak merupakan

komoditi vital yang secara universal paling dibutuhkan dalam menjalankan mekanisme pasar. 1SERIAL, Perubahan Sejati Terbukti Bisa, Institut for Global of Justice, Jakarta 2006, hal 7

2Terry Lyn Karl, “Minyak dan Fakta Politik: Transisi Menuju Demokrasi di Venezuela”, dalam Guilermo O’Donnell, et.Al,

Jakarta :LP3ES, 1993,hal.300

(3)

salah satu sumber pendapatan devisa terbesar bagi Venezuela. Pada tahun 2003, Venezuela menjadi negara pengekspor minyak bumi terbesar ke lima di dunia dan terbesar ketiga bagi Amerika Serikat3. Selama dua dekade pelaksanaan agenda neoliberalisme yang dilakukan oleh

Amerika Serikat di Venezuela berdampak terhadap semakin terpuruknya perekonomian Venezuela. Hal tersebut berdampak terhadap semakin meningkatnya pengangguran akibat dari banyaknya perusahaan yang bangkrut dan melakukan PHK besar-besaran.

Hugo Chavez yang didukung oleh rakyat yang rata-rata berasal dari golongan menengah ke bawah, menerapkan sebuah kebijakan ekonomi yang anti terhadap neoliberalisme. Organisasi gerakan rakyat yang menentang kebijakan kapitalisme di kawasan Amerika Latin, khususnya di Venezuela disebut dengan Lingkaran Bolivarian. Kebijakan yang diterapkan oleh Hugo Chavez diantaranya yaitu dengan melakukan kontrol terhadap nilai tukar, prioritas ekonomi yang berlandaskan terhadap nilai nilai keadilan4.

Chavez juga menerapkan kebijakan yang controversial yaitu dengan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan minyak PDVSA (Petroleos de Venezuela SA) yang merupakan salah satu asset negara yang sebelumnya dikuasai oleh pemodal asing khususnya Amerika Serikat. Venezuela menaikkan royalti terhadap setiap barel minyak yang diekspor Venezuela dari 1% menjadi 17%, dan juga pajak atas laba yang sebelumnya hanya 34% dinaikkan menjadi 50% serta mengajukan tagihan pajak yang belum dibayar kepada perusahaan minyak asing. Keuntungan yang berlipat ganda dari sektor migas tersebut dialokasikan untuk program-program kesejahteraan sosial terhadap kaum miskin penduduk serta untuk membangun infrastruktur seperti jalan raya dan juga rel kereta api yang ada di Venezuela5.

Pada akhir Desember 2012, Hugo Chavez melakukan nasionalisasi terhadap dua perusahaan minyak asing yang beroperasi di Venezuela, yaitu ENI (Italia) dan TOTAL SA (Perancis)6.

3Mathew Riemer, Economic Welfare’s New Resistance, dalam www.yellowtime.org,

4Wahid, Solahudin, Bangkitnya Kekuatan Amerika Latin Melawan AS, “The Jakarta Post”, edisi : Jakarta, 15 Agustus 2006 5Swhartz, Nelson D. “Oil’s Mr. Big”, 3 Oktober, 2005. Hal. 55-60

6Michelle Billig, “The Venezuela Oli Crisis: How To Secure America’s Energy”, in Foreign Affairs, Vol. 83, No.5, August 27,

2004, hal. 4

(4)

Selain itu, Pemerintahan Hugo Chavez juga mengharuskan beberapa puluh perusahaan asing yang beroperasi di Venezuela untuk meninjau kembali atau memperbaharui kontraknya. Chavez mengancam, apabila maskapai-maskapai asing tersebut tidak menyetujui perubahan perubahan kontrak yang diusulkan oleh pemerintah, maka maskapai maskapai tersebut lebih baik mencari keuntungan di negara lain. Sumber-sumber energi di Venezuela mulai dicengkram secara ketat oleh Pemerintahan Hugo Chavez, dan juga mengancam para maskapai internasional yang melawan kontrol pemerintah atas sumber-sumber minyak yang menjadi milik bangsa, sehingga menyebabkan tidak satupun perusahaan asing yang memiliki saham mayoritas.

Untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya tersebut, Pemerintah Venezuela siap menghadapi berbagai konfrontasi dan kecaman dari berbagai perusahaan-perusahaan asing yang tidak menyetujui kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Venezuela. Venezuela mengeluarkan ancaman terhadap perusahaan asing yang terlibat dalam konfrontasi semacam itu agar mereka tidak dilibatkan dalam proyek-proyek minyak yang akan dating di Venezuela. Sehingga pada akhirnya perusahaan-perusahaan Amerika Serikat seperti Exxon, Chevron, Conoco Philips), juga perusahaan Eropa (British Petroleum dan Statoil), serta sekitar 20 perusahaan asing lainnya, secara sukarela menyetujui tawaran pemerintah Venezuela tersebut8.

Orinoco Belt Project yang sebelumnya dikontrol oleh enam perusahaan asing (Conoco Philips, Chevron dan Exxon Mobile dari Amerikas Serikat bekerjasama dengan BP dari Inggris, Statoil dari Norwegia dan Total dari Perancis), pengelolaanya kemudian dialihkan kepada perusahaan minyak negara Venezuela yaitu PDVSA, yang akan mengendalikan sekurang-kurangnya 60% dari proyek tersebut, dan keuntungan atas proyek tersebut akan dikembalikan ke Venezuela. Orinoco Belt Project ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk membangun salah satu cadangan minyak terbesar dunia ang berada di Venezuela9.

8Ngadidjo, “Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela di Bawah Hugo Chavez”, dalam www.itmiwordpress.com, edisi 7 November

2007

9James Ingham,”Nationalization Sweep Venezuela”, dalam www.bbcnews.co.us, edisi 15 Mei 2007

(5)

Venezuela dikenal sebagai negara yang sangat kooperatif dengan negara negara maju, khususnya dengan Amerika Serikat (AS). Pada masa jabatan Carlos A. Perez sebagai presiden Venezuela, hubungan dengan AS berjalan dengan baik dikarenakan Venezuela masih bergantung dalam soal persenjataan bagi angkatan bersenjatanya. Sampai jatuhnya pemerintahan Perez dikarenakan kasus korupsi, maka ditunjuklah Ramon Velasquez sebagai presiden sementara di Venezuela, ternyata ia juga menjalin hubungan baik dengan AS terutama dalam pemberantasan jalur perdagangan narkotika. Tidak berbeda dengan pendahulunya, Caldera Rodriguez juga meningkatkan hubungan dengan AS, yang terlihat dengan adanya berbagai pertemuan antara kedua negara untuk membahas upaya peningkatan hubungan bilateral, khususnya dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan Venezuela pada pemerintahan Hugo Chavez.

Dalam menjalankan politik luar negerinya yang anti-amerikanisme Presiden Hugo Chavez menggariskan politik luar negeri dengan prinsip independensi Venezuela dan melawan campur tangan Amerika Serikat dan turut berpartisipasi dalm pembentukan dunia yang berdasar multipolar yaitu pendekatan dengan Eropa10. Chavez menawarkan minyak pemanas murah

kepada warga Eropa berpenghasilan rendah untuk membantu mereka melewati musim dingin. Chavez menyampaikan tawaran tersebut dalam pidato kepada lebih dari seribu aktivis sayap-kiri di Wina. Dalam rangka terciptanya dunia yang multipolar inilah Hugo Chavez mendorong terbentuknya komunitas Amerika Latin dan menganjurkan perlawanan terhadap neo-liberalisme. Dalam rangka ini pula Venezuela memainkan peran aktif dalam proyek pembangunan sistem penyiaran televise Amerika Latin yang diberi nama “Telesur” yang berpusat di Caracas. Stasiun tersebut menjadi corong penting untuk gagasan integrasi Amerika Latin yang dicita-citakan Hugo Chavez dengan Bolivarianismenya11.

10Bangkitnya Sosialisme di Amerika Latinhttp://amerikalatin.blogspot.com/206/06/bangkitnya-sosialisme-di-amerika-latin.html 11Robert E. Qurik, Poros Setan: Kisah Empat Presiden Revolusioner, hal.191

(6)

dari rakyat Venezuela saja, bahkan beberapa negara kawasan Amerika Latin lainnya seperti Kuba dan Bolivia.

Rumusan Masalah

Revolusi Bolivarian semakin bergema di dunia internasional semenjak munculnya Hugo Chavez dengan kebijakan kebijakannya yang menentang hegemoni Amerika Serikat di Venezuela, khususnya dalam hal menasionalisasikan perusahaan perusahaan minyak swasta milik Amerika Serikat. Dimana kebijakan politik yang diambil Hugo Chavez dilandaskan terhadap upaya dalam mengembalikan hak-hak ekonomi, politik, dan kebudayaan pada rakyat Venezuela. Dengan merebut kembali aset-aset dan sumber daya ekonomi dari tangan pemodal asing, yang selama ini digunakan untuk menumpuk kekayaan dan kepentingannya sendiri. Hal ini menjadi sangat menarik bagi penulis untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari Bolivarianism yang dianut oleh Hugo Chavez dalam mengubah keadaan yang ada di Venezuela.

Pertanyaan Penelitian

Apa pengaruh dari Revolusi Bolivarian terhadap kebijakan Chavez untuk menasionalisasi Perusahaan Minyak Swasta di Venezuela ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguak kebenaran dan faktor yang mempengaruhi mengapa muncul tindakan Hugo Chavez menasionalisasikan perusahaan minyak swasta di Venezuela dan mengetahui andil dari Hugo Chavez atas kemajuan dari Venezuela dengan gerakan Revolusi Bolivariannya.

(7)

Dalam Jurnal Ilmiah SERIAL (Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Alternatif Amerika Latin) yang bertemakan “Perubahan Sejati Terbukti Bisa” Institute for Global Justice, tahun 2006, yang menjelaskan mengenai perubahan kebijakan Amerika Latin khususnya Venezuela yang melakukan perlawanan terhadap Amerika Serikat. Selain itu, juga dijelaskan mengenai permasalahan internasional mengenai kawasan Amerika Latin, dengan dipelopori oleh Kuba, Venezuela dan Bolivia. Ketiga negara tersebut menjadi pusat perhatian dunia dalam perjuangan bersama-sama menentang neo-liberalisme, dan neo-kolonialisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara berkembang yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Dominasi imperialisme Amerika Serikat ini mulai ditentang dan dilawan oleh ebebrapa negara di dunia, seperti Afghanistan dan Irak.

Gelombang perlawanan rakyat di dunia terhadap globalisasi neoliberal mulai semakin meningkat sehingga menimbulkan konflik konflik bersenjata. Di Amerika Latin saja terjadi beberapa perlawanan yaitu di Venezuela pada tahun 2001-2001, di Argentina tahun 2001, di Peru tahun 2002, di Bolivia tahun 2000, 2003, dan 2000, dan di Equador pada tahun 2000 dan 2005. Gelobang perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap hegemoni AS juga terjadi pada masa kepemimpinan Chavez yang sangat popular di kalangan rakyat jelata Venezuela. Ia secara terang-terangan menentang segala bentuk imperialis yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Sangat bertolak belakang dengan kepemimpinan sebelum Chavez, yang dipimpin oleh Carlos Andrea Perez yang dikenal sangat dekat dengan Amerika Serikat.

Pihak oposisi pemerintah Perez menyebut Perez sebagai komperador atau sebutan bag seseorang yang menjadi kaki tangan/mengikuti kebijakan orang lain. Segala kebijakan ternyata tidak berpihak terhadap rakyat Venezuela, melainkan lebih tunduk dalam segala desakan atau kebijakan dari pemerintah AS.

(8)

pada saat itu rakyat belum terpimpin. Chavez pada saat itu ditangkap, namun menjadi sosok yang popular di tengah tengah rakyat. Gerakan tersebut menjadi salah satu investasi olitik bagi perubahan untuk kedepannya, terutama dalam hal menyatukan massa untuk bergerak. Selepas Chavez keluar dari penjara dan semakin populer di kalangan masyarakat Venezuela, partainya yaitu “Pergerakan untuk Republik ke Lima” (The Movement for a Fifth Republic) memenangkan pemilu pada tahun 199912.

Di Amerika Latin, rakyat selalu memahami satu prinsip, yaitu “El pueblo unidohama serra fencido”, yang berarti rakyat bersatu tidak dapat dikalahkan. Dengan semangat kerjasama, lingkaran Bolivarian di bawah Chavez memberikan tempat bagi solidaritas dalam hubungan antar manusia dan antar kelompok. Mereka membangun kesatuan ekonomi baru, dibiayai oleh negara untuk menciptakan pembangunan.

Tulisan selanjutnya, Harold Molineu dalam U.S Policy Toward Latin America; From Regionalism to Globalism Westview Press, San Fransisco 1990, yang menjelaskan kepentingan Amerika Serikat di wilayah Amerika Latin. Wilayah Amerika Latin memiliki nilai-nilai yang sangat strategis dan menguntungkan bagi Amerika Serikat. Adapun beberapa poin yang dinilai di Amerika Latin, antara lain, yaitu :

1. Letak geografis wilayah Amerika Latin

2. Pengaruh Amerika Latin bagi posisi Amerika Serikat di dunia Internasional

3. Hasil-hasil sumber daya alam strategis yang dimiliki oleh negara-negara Amerika Latin 4. Ikatan tradisional dan keterikatan terhadap wilayah

5. Tingginya tingkat investasi dan perdagangan terhadap wilayah ini 6. Nilai-nilai kemanusiaan

12Steve Ellener, Rethinking Venezuelan Politics, “Class, Conflict, and the Chavez Phenomenon”, Lynne Rienner Publisher, 2005 Dari poin-poin tersebut dapat dilihat kepentingan Amerika Serikat, yang terdiri atas:

1. Letak geografis wilayah Amerika Latin merupakan kepentingan keamanan.

2. Pengaruh Amerika Latin bagi posisi Amerika Serikat di dunia Internasional adalah kepentingan politik, dan

(9)

Bagi negara yang memiliki pengaruh besar seperti Amerika Serikat, wilayah Amerika Latin merupakan kawasan yang memiliki nilai-nilai strategis dan menguntungkan. Hubungan Amerika Serikat dan Amerika Latin telah terjalin sejak lama, hal ini terlihat dari dukungan Amerika Serikat terhadap perjuangan kemerdekaan Amerika Latin yang dilakukan oleh Simon Bolivar13.

Selanjutnya, Michelle Billig dalam bukunya “The Venezuelan Crisis: How To Secure America’s Energy in foreign Affairs”, August 27, 2004, yang menjelaskan bahwa nasionalisasi Perusahaan Minyak Asing di Venezuela oleh Hugo Chavez. Pada tahun 2001 menasionalisasi PDVSA (Petroleos de Venezuela SA) yang awalnya dikuasai oleh konglomerat swasta. Dengan nasionalisasi PDVSA semakin mengukuhkan eksistensi Hugo Chavez dalam politik di Amerika Latin khususnya dan di dunia umumnya. Hugo Chavez melakukan tindakan yang sangat berani mengenai optimalisasi potensi minyak yang dimiliki negara Venezuela. Keyakinan bahwa Venezuela merupakan negara penghasil minyak terbesar kelima dunia dan diperkuat dengan pendapat dari berbagai kalangan dalam industry minyak, bahwa Venezuela akan melampaui Saudi Arabia, mendorong Chavez untuk melakukan nasionalisasi terhadapa perusahaan minyak asing yang beroperasi di Venezuela. Pada akhir Desember 2002, Hugo Chavez melakukan nasionalisasi terhadap 2 lapangan minyak di Venezuela yang dikelola oleh investor asing, yaitu : TOTAL SA (Perancis) dan ENI (Italia)14.

13Harold Molineu, U.S Policy Toward Latin America; From Regionalism to Globalism Westview Press, San Fransisco. 1990 14Michelle Billing dalam bukunya “The Venezuelan Oil Crisis: How To Secure America’s Energy in foreign Affairs”, Vol. 83

No.5, August 27, 2004

(10)

Selanjutnya, tulisan dari Jurnal Sosial Demokrasi yang berjudul “Belajar dari Sosialisme Baru Amerika Latin: INDONESIA BARU”, edisi Oktober – Desember 2008, Vol.4, No.1. Bangkitnya kekuatan rakyat dan tampilnya para pemimpin berhaluan “kiri” dan “kiri-tengah” di kawasan ini, kerap disebut para pengamat sebagai jalan “sosialisme baru” Amerika latin. Dimana slogan yang disampaikan Hugo Chavez yang mengemuka ketika masyarakat dunia menyaksikan dinamika politik dan perubahan sosial berlangsung intens di negara-negara kawasan Amerika Latin, yang berbunyi “Bila kita hendak mengentaskan kemiskinan, kita harus berikan kekuasaan, pengetahuan, tanah, kredit, teknologi, dan organisasi pada si miskin” (Hugo Chavez, 2005)15.

Ted Sprague (2008), memaknai sosialisme abad ke 21 yang dipopulerkan oleh Chavez tersebut sebagai versi baru sosialisme yang telah terbebas dari distorsi Stalinisme. Perspektif lain menyebutkan, sosialisme abad 21 yang tampil di kawasan Amerika Latin adalah sosialisme demokratik, dimana perjuangan untuk mencapai panggung politik kekuasaan negara dilakukan melalui arena politik electoral, bukan melalui sebuah revolusi proletariat seperti yang dianjurkan oleh Marx. Ada pula sebagian pengamat yang menyatakan bahwa sosialisme abad 21 ala Amerika Latin merupakan gerakan sosialisme genuine, yan bercirikan tradisi penduduk asli Amerika Latin, bukan praktik sosialisme yang diimpor dari Eropa, dank arena itu terbebas dari kecongkakan ras kulit putih.

(11)

dalam gembong tersebut, terdapat tokoh “kiri” yang menjadi kuncen Amerika Latin, presiden Kuba, Fidel Castro. Pemimpin revolusioner Kuba yang telah lebih dari 30 tahun menghadapi berbagai “serangan” AS terhadap diri dan pemerintahannya ini, kini secara resmi telah digantikan oleh adiknya, Raul Castro15.

Para pemimpin Amerika Latin yang berhaluan “kiri” yang terpilih melalui pemilu demokratis di masing-masing negaranya, kini terus berjuang untuk memperkuat bangunan blok oposisi terhadap Washington yang mempromosikan kebijakan “pasar bebas”. Konsensus Washington yang berisi kebijakan pengetatan anggaran publik, liberalisasi keuangan dan perdagangan, mendorong investasi langsung asing, privatisasi BUMN, reformasi pajak, disiplin fiscal, pengendalian deficit anggaran, dan seterusnya, dianggap sebagai salah satu biang keladi dari kian terperosoknya kehidupan ekonomi dan sosial negara-negara di kawasan Amerika Latin ked alam kubangan kemiskinan, pengangguran, dan tumpukan utang luar negeri. Ada 3 elemen utama dari “Kiri” Amerika Latin yang bisa kita catat, yakni; (a) adanya komitmen yang kuat, baik secara ideologis maupun politis, upaya untuk mempromosikan egalitarianism; (b) ada keinginan yang besar untuk menjadikan “negara” sebagai pengimbang kekuatan pasar; dan (c) penekanan pada partisipasi rakyat (popular participation).

15Jurnal Sosial Demokrasi, “Belajar dari Sosialisme Baru Amerika Latin: Indonesia Baru”, edisi Oktober – Desember 2008,

Vol.4, No.1, hal 1

Kerangka Dasar Teori

Nasionalisasi

(12)

Nasionalisasi merupakan tindakan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap negara. Nasionalisasi dulu sering dilakukan oleh negara negara komunis yang dipelopori Uni Soviet, Negara negara Asia-Afrika dan negara negara Eropa Barat. Hal ini dianggap sebagai syarat esensial untuk pelaksanaan pembangunan dan dalam kepentingan ekonomi dan kepentingan sosial Negara16.

Ada beberapa alasan mengapa nasionalisasi dilakukan, dikutip dari buku Hukum dan Hubungan Internasional, oleh M. Burhan Tsani, yaitu :

1. Nasionalisasi adalah untuk memenuhi dana Negara guna melangsungkan aktifitas kesejahteraan sosial yang disebabkan tidak adanya penghasilan negara yang memadai. 2. Kebijakan negara menghendaki dilakukan nasionalisasi.

3. Perusahaan asing dianggap hanya merupakan pengaliran devisa kenegara asing, dan reatriasi keuntungan kenegaranya.

4. Kecurangan terhadap aktifitas bisnis dan menggunakan hal itu sebagai pijakan. Negara penjajah dalam menguasai jajahan, perusahaan asing, perusahaan multinasional.

5. Nasionalisme sebagai uapaya untuk menghasilkan pemerintahan yang colonial, sebagai perusahaan asing merupakan wujud terakhir kolonialisme.

Sebuah negara yang berdaulat mempunyai hak yang sah atas pengambilan kebijakan nasionalisasi dan mempunyai hak inheren alam penanganan harta maupun usaha yang ada di wilayahnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika tidak ada perjanjian internasional atau jaminan pemerintah terhadap modal asing, negara bebas menasionalisasi harta kekayaan asing

16M. Burhan Tsani, Hukum dan Hubungan Internasional (Yogyakarta: Liberty,1990)halm.51

Manapun dengan pembayaran kompensasi. Dalam kasus ini, yang paling berkenan dalam alasan nasionalisasi adalah kebijakan negara yang menghendakinya. Negara bebas menasionalisasi sehingga apaun alasannya, keputusan itu bisa dilaksanakan, baik oleh pemimpin atau presiden, ataupun pemerintah.

Dependence Theory

(13)

imperialism yang melihat hubungan antar negara kuat dan lemah dari segi perspektif negara penjajah, sedangkan teori dependensi memandang persoalan dari perspektif negara yang dijajah.

Teori dependensi melihat dengan adanya pembagian negara oleh Wallerstein dalam “Worl System Theroy” yaitu core, semi phery phery dan phery phery, terjadi sebuah eksploitasi oleh elite lit negara phery phery yang menyebabkan negara negara tersebut ketergantungan terhadap negara maju.

Dependence theory mengajukan argument bahwa para penanam modal asing hanya tertarik pada sektor-sektor ekonomi yang dinamis di negara pinggiran. Teori ini juga menawarkan agar negara negara pinggiran tersebut menjalankan strategi sendiri, tanpa adanya campur tangan asing. Teori ini juga menginterpretasikan fenomena pembangunan yang mengalami distorsi yaitu, membandingkan pola perkembangan ini dengan suatu model ekonomi yang tumbuh lambat tapi merata, berimbang, terintegrasi dan homogen. Bukannya dalam bentuk kediktatoran, penetrasi asing dalam bentuk investasi yang padat modal yang mengurangi kebutuhan akan tenaga buruh dalam jumlah yang besar. Semakin besar jumlah tenaga kerja yang menganggur, maka semakin besardesakan merendahkan tingkat upah buruh, karena buruh yang menuntut terlalu banyak akan mudah diganti.

Neo Gramscian

Robert Cox dan Stephen Gill yang merupakan penganut Neo-Gramscian menjelaskan mengenai dua bentuk hegemoni menurut Gramsci, yaitu Dominasi dan Intelektual. Dominasi menggunakan kekuatan secara fisik, sedangkan Intelektual dengan membangun kesadaran. Konsep intelektual menurut Gramsci sendiri yaitu “Semua manusia adalah intelektual tetapi tdak semua manusia di masyarakat memiliki fungsi intelektual”.

(14)

Merupakan orang-orang yang hanya berada pada role mereka sendiri dalam masyarakat. Orang-orang tersebut menerima begitu saja nilai-nilai yang telah ada dan menjalankan sistem yang telah ada.

2. Organic Intelektual

Bagi Gramsci, Intelektual Organik merupakan para intelektual yang tidak hanya sekedar menjelaskan kehidupan sosial dari luar berdasarkan kaidah kaidah saintifik, namun juga memakai bahsa kebudayaan untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman real yang tidak bisa diekspresikan masyarakat sendiri. Intelektual Organik adalah mereka yang mampu merasakan emosi, semangat, dan apa yang dirasakan kaum buruh, memihak kepada mereka dan mengungkapkan apa yang dialami dan kecenderungan-kecenderungan objektif masyarakat.

Menurut Gramsci, perubahan sosial bukanlah semata mata upaya menyangkut masalah kekuatan ekonomi dan fisik, tapi juga melibatkan perebutan wilayah kebudayaan dan ideology. Suatu upaya masyarakat bawah untuk mebebaskan diri mereka dari budaya kaum borjuis dan untuk membangun nilai budaya mereka sendiri bersama sama dengan kaum tertindas dan lapisan intelektual yang berpihak.

Dalam upaya upaya perubahan sosial, sangat diperlukan penyusunan dan pengorganisasian suatu lapisan intelektual yang mengekspresikan pengalaman aktual masyarakat dengan keyakinan dan bahasa terpelajar. Artinya, kaum intelektual organik ini menghadirkan suara suara kepentingan masyarakat bawah dengan bahasa budaya tinggi, sehingga pandangan dunia, nilai-nilai, dan kepercayaan kelas bawah meluas ke seluruh masyarakat dan menjadi bahwasa universal. Pandangan Neo Gramsci menilai bahwasanya perubahan dapat dilakukan dengan menggunakan ide dan pikiran.

(15)

Gerakan Revolusi Bolivarian yang dijalankan Hugo Chavez

(16)

ekonomi dan peningkatan kemiskinan secara drastic. Sehingga konsep tersebut dinamakan Revolusi Bolivarian.

Dalam mengimplementasikan gerakan Revolusi Bolivarian, Chavez dan para pendukungnya melakukan perubahan undang-undang (konstitusi) Venezuela guna menjamin berjalannya revolusi di Venezuela. Dibawah kepemimpinannya, Revolusi Bolivarian telah melahirkan konstitusi baru yang menjadi landasan konstitusional bagi kebijakan-kebijakan yang membawa perubahan structural di Venezuela.

Konstitusi Venezuela disusun pada tahun 1999 oleh Majelis Konstitusional yang dipilih melalui referendum rakyat. Konstitusi 1999 diadopsi pada bulan Desember 1999 yang menggantikan konstitusi 1961. Konsekuensi pertama dari konstitusi 1999 adalah perubahan nama resmi Venezuela menjadi “Republik Bolivarian Venezuela”17. Perubahan signifikan terlihat

dari upaya pemisahan kekuasaan (separation power). Hal ini menggantikan tiga cabang pemerintahan dalam bentuk republik lama, dimana Republik Bolivarian Venezuela memiliki lima cabang pemerintahan, yaitu cabang eksekutif (the Presidency), cabang legislatif

17Nurani Soyomukti, Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez dan Politik Radikal (Yogyakarta: Resist Book, 2007), hlm.105

(The National Assembly), cabang yudisial (the judiciary), cabang pemilihan (electoral power), cabang kewarganegaraan (citizens’ power).

(17)

Chavez memperlihatkan bahwa Chavez ingin mempertahankan kekuasaannya dan menjamin berjalannya proses Bolivarian di Venezuela.

Masyarakat Venezuela melihat kontradiksi yang timbul dari imperialis yang menjadi sebab-sebab ketertindasan ekonomi, ketidakadilan, yang membuat masyarakat memandang sistem ini penuh dengan masalah, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa neoliberalisme AS memang masih sangat berkuasa di dunia saat ini. Penggunaan cara-cara perang (hard power) yang merupakan cara Amerika Serikat dalam mencapai tujuannya menjadikan pemikiran bagi banyak negara. Gelombang anti Amerikanisme ditandai dengan berbagai macam gerakan yang dilakukan oleh para aktivis. Sentimen anti Amerikanisme paling kuat salah satunya berasal dari Amerika Latin, khususnya Venezuela.

Revolusi Venezuela ingin membuat perubahan positif, membuat suatu (sistem) alternatif menjadi mustahil dan menggugat apa yang dianggap oleh perspektif dominan sebagai akhir dari sejarah. Seiring perlawanan terhadap neoliberalisme di banyak tempat di dunia, perluasan alternative Venezuela telah menjadi sebuah isu besar diantara gerakan sosial: suatu alternative yang mengembalikan revolusi dan sosialisme ke dalam agenda perjuangan rakyat18.

Revolusi Venezuela dilakukan melalui proses pemindahan kekuasaan ke tangan rakyat (dengan demokrasi langsung dan partisipatif) serta mendistribusi kepemilikan pribadi (baik secara bertahap maupun simultan) yang membuka jalan bagi sosialisme abad 21.

18Nurani Soyomukti, Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez dan Politik Radikal (Yogyakarta: Resist Book, 2007), hlm.158.

Sosialisme ini harus sanggup member jawaban kongkret bagi kemajuan tenaga produktif yang telah dihancurkan oleh kapitalisme di banyak negeri di dunia ketiga; meningkatkan produktivitas rakyat yang selaras dengan keberlanjutan lingkungan, memperjuangkan suatu demokrasu langsung yang partisipatif untuk membangkitkan kesadaran rakyat atas kekuatannya sendiri untuk mengatur negara dalam kehidupannya.

(18)

menginspirasi banyak kekuatan demokratik dan revolusioner di seluruh dunia yang harus dibela oleh kaum kiri dan gerakan sosial di seluruh dunia.

Revolusi sosialis dalam pengertian kongkritnya berupa sosialisasi kepemilikan pribadi, transformasi kesadaran dan kebudayaan, serta peningkatan tenaga produktif, yang sedang berkembang di Venezuela. Melalui apa yang disebut dengan “revolusi damai”. Dimana proses tersebut terus berlanjut dan membuat yang dianggap mustahil menjadi kenyataan. Momen-momen penting dan menentukan dalam tahap revolusi adalah 13 April 2002 ketika mobilisasi jutaan rakyat miskin Venezuela berhasil mengalahkan kudeta ooposisi sayap kanan serta keberhasilan perjuangan melawan pemogokan para pemilk bisnis di akhir tahun yang sam. Sejak saat itu, proses revolusioner semakin ditingkatkan, meski beberpaa pendapat menganggapnya masih terlalu lamban. Karena sosialisme tidak terjadi lewat dekrit atau deklarasi walau Chavez sudah mendeklarasinya di akhir Desember 2005.

Hugo Chavez dan gerakannya, didukung oleh kepercayaan rakyat Venezuela dan terpilih sebagai presiden Venezuela pada tahun 1988. Sosialisme merupakan jalan yang dipilih oleh Hugo Chavez sebagai bentuk perlawanan terhadap imperialism. Sosialisme tersebut untuk mengatasi adanya pertentangan antara dua kelas, digantikan dengan hubungan kesetaraan. Saat ini, sosialisme disebut bukan sebagai sosialisme yang sudah lama ada, melainkan sosialisme abad 21 yang menekankan tentang demokratis dan humanis. Salah satu sikap Hugo Chavez dalam melawan neoliberalisme adalah kebijakan nasionalisasi perusahaan minyak swasta di Venezuela, hal ini sangay didukung oleh rakyatnya dimana para buruh di Venezuela sangat antusias akan kebijakan tersebut.

Sosialisme abad 21 merujuk pada Revolusi Bolivarian pada tingkat perkembangan dunia sekarang ini. Konsep baru presiden Hugo Chavez diimplementasikan dengan menarik sejarah sosialisme yang kaya teoritik dengan menganalisa pengalaman yang baik dan buruk. Revolusi ini berdasarkan semangat solidaritas dan kerjasama yang dianggap oleh Hugo Chavez sebagai pembangunan. Ini membuka gerak solidaritas hubungan antar manusia dan kelompok. Revolusi Bolivarian ini mengedepankan pembangunan kesatuan ekonomi baru yang dibiayai negara yang berkelebihan dengan model kapitalis19.

(19)

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yakni suatu bentuk penulisan dengan cara memaparkan dan menjelaskan mengenai masalah yang diangkat secara jelas. Tujuan analisis ini ialah untuk membuat deskriptif atau gambaran secara sstematis, factual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki20.

Metode ini ditunjang dengan pengumpulan data melalui studi kepustakaan, yaitu berupa buku-buku yang menyangkut dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dalam penulisan ini. Terdapat pula jurnal, tulisan, buku, dan media cetak lainnya, baik yang terbit harian, mingguan, maupun bulanan. Kemudian data juga diperoleh dari media internet.

Setelah tahap pencarian data, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Penulis menggunakan metode dedukasi, yaitu dengan menguraikan masalah-masalah yang bersifat umum dan kemudian dilanjutkan dengan menguraikan masalah yang bersifat khusus. Berdasarkan data-data yang telah diseleksi sebelumnya, penulis melakukan pengklasifikasian data, disesuaikan dengan tema yang dibahas. Data-data tersebut digunakan untuk menjawab pokok permaslaahan dengan menggunakan teori sebagai laat analisisnya, sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu kesimpulan.

19 Nurani Soyomukti, Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez dan Politik Radikal (Yogyakarta: Resist Book, 2007). 20 Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hal.63

Sistematika Penulisan

Penulisan proposal ini dimulai dengan Bab I yang berisikan latar belakang, maslaah, rumusan masalah, kerangka dasar teori, metode analisis dan sistematika penulisan.

(20)

Selanjutnya dilanjutkan pembahasan Bab Ketiga. Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai Hugo Chavez dengan gerakan Bolivariannya. Disini penulis ingin menjelaskan siapa Hugo Chavez dengan menurut sejarah riwayat hidup Chavez, motivasi Chavez sejak awal hingga menjadi presiden Venezuela.

Pada Bab Keempat akan membahsa mengenai lahirnya kebijakan nasionalisasi perusahaan minyak swasta asing oleh presiden Venezuela, Hugo Chavez. Disamping membahsa mengenai tujuan kebijakan itu dibuat, juga akan dibahas mengenai sosialisme abad 21 yang diusung oleh Chavez yang sangat berhubungan dengan lahirnya nasionalisasi perusahaan minyak swasta asing tersebut.

Setelah membahas Bab Keempat, maka penulis akan melanjutkan pembahsannya dengan menyimpulkan seluruh rangkaian bahsan sebelumnya (Bab I – IV), dimana bahsan ini akan terangkum dalam Bab Kelima.

Daftar Pustaka

SERIAL, Perubahan Sejati Terbukti Bisa, Institut for Global of Justice, Jakarta 2006

Terry Lyn Karl, “Minyak dan Fakta Politik: Transisi Menuju Demokrasi di Venezuela”, dalam Guilermo O’Donnell, et.Al, Jakarta :LP3ES, 1993

Mathew Riemer, Economic Welfare’s New Resistance, dalam www.yellowtime.org,

(21)

Swhartz, Nelson D. “Oil’s Mr. Big”, 3 Oktober, 2005.

Michelle Billig, “The Venezuela Oli Crisis: How To Secure America’s Energy”, in Foreign Affairs, Vol. 83, No.5, August 27, 2004

Ngadidjo, “Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela di Bawah Hugo Chavez”, dalam

www.itmiwordpress.com, edisi 7 November 2007

James Ingham,”Nationalization Sweep Venezuela”, dalam www.bbcnews.co.us, edisi 15 Mei 2007

Ellener, Rethinking Venezuelan Politics, “Class, Conflict, and the Chavez Phenomenon”, Lynne Rienner Publisher, 2005

Jurnal Sosial Demokrasi, “Belajar dari Sosialisme Baru Amerika Latin: Indonesia Baru”, edisi Oktober – Desember 2008

Nurani Soyomukti, Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez dan Politik Radikal (Yogyakarta: Resist Book, 2007), hlm.105, Vol.4, No.1

. Burhan Tsani, Hukum dan Hubungan Internasional (Yogyakarta: Liberty,1990)

BAB II

KONDISI PEREKONOMIAN DAN POLITIK SEBELUM DAN SESUDAH HUGO CHAVEZ MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN VENEZUELA

(22)

perusahaan-perusahaan minyak bumi dan Undang-Undang Reversi Hidrocarbon (Hydrocarbon Reversion Law). Periode yang penting dalam pembangunan ekonomi di Venezuela dtandai dengan kenaikan harga minyak di pasar dunia berkat desakan negara-negara pengeksor minyak bumi. Kenaikan harga tersebut berlangsung dalam dua tahap. Semula negara-negara Arab menaikkan harga minyak mentah dari US$3 menjadi US$ 5 per barel di pertengahan Oktober 1973 sebagai reaksi terhadap konflik Israel-Mesir (ditambah Suriah). Hanya dalam hitungan tiga bulan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berhasil melipatgandakan harga hingga mencapai angka sekitar US$ 12 per barel. Lonjakan kenaikan harga minyak di pasar internasional ini membuat Venezuela mendapatkan keuntungan yang besar hingga mampu melakukan peningkatan gaji, kontrol atas harga-harga barang, melakukan subsidi impor, dan memutihkan utang rakyat di bidang pertanian sebesar $350 juta.21

Dalam upaya untuk mempercepat nasionalisasi industri minyak, Pemerintah Venezuela pada tahun 1976 membentuk PDVSA (Petroleos De Venezuela) selakua BUMN di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Secara formal perusahaan minyak negara ini berfungsi untuk mengumpulkan penerimaan minyak, mengkoordinasi kontrak kerja dan bagi hasil dan mengalokasikan konsensi-konsensi pengeboran. PDVSA juga menjadi mesin penggerak dan penyandang dana untuk proyek-proyek pembangunan raksasa yang berkenaan dengan strategi industrialisasi terpadu.

21Soyomukti, Nurani, 2007, Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal, hal.78, Yogyakarta: Resist Book.

Namun bagi institusi militer, para perwira, para figure politik, dan penjabat PDVSA, perusahaan ini bisa menjadi sumber kekayaan dan basis financial. PDVSA juga menjadi sumber utama kontrak-kontrak pembangunan bagi para kapitalis swasta yang memungkinkan para penjabat untuk mengontrol perusahaan ini sekaligus menguasai patronase yang bernilai tinggi.

(23)

dibakukan sehingga salah satu pihak tidak memiliki kekuatan tawar menawar. Dalam pelaksanaannya pemerintah (diwakili PDVSA) tinggal menyodorkan isi kontrak tersebut kepada badan usaha maupun badan usaha tetap. Pemerintah mulai memanfaatkan sumber dana yang melimpah tersebut dengan berekspansi mendirikan banyak BUMN disertai dengan suntika dana besar-besaran ke BUMN-BUMN tersebut untuk melakukan industrialisasi dengan investasi pada bidang-bidang strategis. Pemerintah sangat yakin bahwasanya negara merupakan agen penting pembangunan yang mampu menyusun suatu rencana nasional dalam mencapai tujuan-tujuan khusus, seperti industrialisasi, pertumbuhan produksi, distribusi ekonomi, dan sebagainya. Langkah ini sesungguhnya merupakan kelanjutan dari tahun 1960-an saat pemerintah mulai mendorong industrilisasi atas hamper seluruh barang yang digunakan di Venezuela untuk mencegah ketergantungan ekonomi atas minyak. Beberpaa industry yang didirikan meliputi: pengolahan makanan, tekstil, baja, bahan kimia, kayu, barang logam jadi, dan perakitan kendaraan bermotor. Pemerintah juga menyadari bahwa cadangan minyak akan habis bila dieksplotasi tanpa kendali. Sehingga, pemerintah berupaya menurunkan tingkat produksi minyak dari sekitar 3.200.000 barel perhari pada tahun 1972 menjadi 2.200.000 barel per hari pada tahun 1980.22

22Soyomukti, Nurani, 2007, Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal, hal.73-74, Yogyakarta: Resist Book

Dalam upaya untuk mendapatkan pengaruh di tingkat regional, Venezuela mulai memberikan bantuan pinjaman internasonal bagi impor minyak negara-negara Amerika Latin melalui Venezuelan Investment Fund (VIF). Venezuela juga menghutangkan uang melalui Inter-American Development Bank (IADB). Langkah ini mampu menempatkan Venezuela sebagai pemimpin negara-negara Amerika Latin, dan memberikan dukungan bagi independensi AMerika Latin dari hegemoni Amerika Serikat. Hal ini bersamaan dengan ketegangan yang berkaitan dengan embargo minyak OPEC, krisis di Terusan Panama, dan juga keterlibatan Amerika Serikat dalam menggulingkan Presiden Chili Salvador Allende.

(24)

Perubahan politik di Venezuela mulai dirasakan ketika pendapatan minyak mulai menurun pada tahun 1976 dan akhirnya merosot hingga pada tahun 1978. Berkurangnya pendapatan minyak bumi yang notabene merupakan ladang pendapatan terbesar dan paling diandalkan oleh Venezuela di tengah pengeluaran yang ceroboh, inkompetensi, capital flight, dan korupsi yang terjadi di neagara tersebut menempatkan Venezuela sebagai negara yang penghutang. Kebijakan Presiden Carlos Andre Perez dalam masa jabatan selam lima tahun dinilai telah menghabiskan banyak dana dan memperburuk keadaan yang terjadi di negara itu. Hal ini membuat kekuasaannya jatuh dan digantikan oleh Luis Herrera Campins.

Presiden Luis Herrera Campins pada awal jabatannya berusaha untuk mengambil kembali momentum harga minyak yang kembali membaik pada tahun 1980. Ia berusaha untuk meningkatkan kontrol atas minyak dan menaikkan gaji atas pegawai. Sebagai pemerintahan yang baru, pemerintahannya tidak bisa menghindari pengeluaran yang besar yang sama seperti yang dialami oleh pemerintahan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan tingkat inflasi tetap tinggi. Namun, sejak tahun 1979 hingga tahun 1982, Venezuela mengalami deficit sebesar $ 8 milyar. Selain itu, kinerja ekonomi makro ditandai dengan penurunan GDP dari rata-rata 6,1% selama 4 tahun terakhir menjadi 1,2% antara tahun 1979 dan 1983, serta angka pengangguran kurang lebih 20% pada tahun 1980.23

23Soyomukti, Nurani, 2007, Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal, hal.79, Yogyakarta: Resist Book

(25)

ancaman atas stabilitas kekuasaan. Berbagai permaslahan ekonomi tersebut sangat membatasi ruang gerak pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai agen pembangunan. Untuk mempertahankan legitimasi dan stabilitas yang telah dicapainya, pemerintah harus mengkaji ulang kembali berbagai kebijakan ekonomi yang telah diterapkan serta mencari jalan keluar baru untuk mengatasi berbagai permasalahan yang menghadang.

Carlos Andres Perez harus mewarisi krisis yang ditinggalkan oleh masa pemerintahan Luis Herrera Campins. Hal ini membuat ia meminta pertolongan bantuan keuangan serta sara strategi kepada International Monetary Fund (IMF). Untuk memenuhi permintaan pemerintahan Venezuela, IMF mensyaratkan perubahan yang fundamental dalam hubungan antara negara dan pasar. Persyaratan ini disebut sebagai IMF conditionality yang dituangkan kedalam Letter OF Intent (LoI), berupa program-program yang disepakati oleh kedua belah pihak (pemerintah Venezuela dengan IMF) untuk melakukan perubahan ekonomi secara fundamental. Hal ini membuat Presiden Perez mengumumkan restrukturisasi ekonomi dengan resep neoliberal sebagai dasar kerangka perekonmian baru Venezuela. Ia mengeluarkan berbagai kebijakan suku bungan mengambnag, kenaikan pajak di sektor pelayanan public, kenaikan upah hanya sebesar 5%, penghapusan tarif impor secara progresif, pengurangan 4% dalam defisit anggaran dan pendapatan negara, pelemahan buruh melalui sistem ikatan kerja yang lebih fleksibel, pencabutan subsidi pupuk, dan privatisasi BUMN. Dekrit eksekutif mengijinkan perusahaan asing untuk membayarkan 100% keuntungan mereka ke negara asal. Akibat kebijakan-kebijakan neoliberal ini, inflasi mencapai 80,7%, upah riil menurun hingga 40%, penggaguran mencapai 14%, angka kemiskinan meningkat dari 43,9% pada tahun 1988 menjadi 66,5% pada tahun 1989, dan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan meningkat hingga 84%. Dalam waktu tiga tahun pada masa kekuasaan Perez, sekitar 600 ribu penduduk pindah ke kota-kota dan mengakibatkan jumlah tenaga kerja pertanian meorsot sampai 90%.24

(26)

mereduksi peran neagra dalam perekonomian). Protes tersebut direspon secara represif oleh militer pemerintah, sehingga terjadilah peristiwa “Pembantaian Caracazo”. Laporan resmi menyebutkan 276 warga sipil tewas. Namun berdasarkan temuan kanjutan atas kuburan-kuburan missal, Mahkamah HAM Inter-Amerika memperkirakan jumlah korban sesungguhnya bisa melebihi 3.000 jiwa. Peristiwa tersebut pada tahun 1992 menggerakkan Hugo Rafael Chavez Frias melalui barisan Bolivarian Revolution bentukannya untuk melancarkan pemberontakan atas pemerintahan Perez. Meski pemberontakan tersebut gagal, namunkejadian ini justru meningkatkan popularitas Chavez.

Selanjutnya, Presiden Rafael Caldera yang menggantikan Carlos Andres Perez pada tahun 1994 memberikan pengampunan pada Chavez dan para militer yang melakukan pemberontakan. Ia pun berusaha mengutuk korupsi dan kebijakan neoliberalisme yang terjadi pada masa pemerintahan Carlos Andre Perez. Namun diakibatkan lemahnya posisi tawar di tengah hantaman krisis yang sangat parah membuat pemerintahan Rafael Caldera untuk melakukan perubahan kebijakan sesuai dengan rekomendasi dari IMF. Pada bulan Juli 1996, Presiden Caldera menegosiasikan persetujuan penyesuaian structural dengan IMF sehingga menyebabkan diterimanya kembali program-program neoliberal yang sebelumnya pernah ia kritik. Kebijakan ini mengakibatkan inflasi sebesar 103% pada tahun 1996 dan meningkatnya utang luar negeri sebesar $26,5 milyar.

24Soyomukti, Nurani, 2007, Hugo Chavez Vs Amerika Serikat, hal.55, Yogyakarta: Garasi

(27)

Hasilnya, Hugo Chavez memenangkan pemilu dengan suara 56% mengalahkan Henrique Salas Romer yang didukung AD dan COPEI serta Irene Saez dari calon independen. Kemenangan kelomok Chavez ini menandai dimulainya perubahan radikal Venezuela yang semakin menjauhi dunia Barat.

Tampilnya Hugo Chavez menandai perlawanan atas neoliberalisme di kawasan Amerika Latin. Serangkaian langkah perubahan kebijakan secara radikal kemudian ditempuh dalam rangka meraih kontrol atas sumber daya ekonomi dalam negeri sekaligus untuk memutus ketergantungan atas negara-negara imperialis. Beberapa kebijakan yang diambil Chavez untuk menyelamatkan perekonomian Venezuela, yaitu :

1. Sektor Ekonomi

Hugo Chavez mengumumkan serangkaian tindakan yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Kepemilikan Tanah yang menetapkan bagaimana pemerintah bisa mengambil alih lahan-lahan tidur, tananh milik swasta, serta mengeluarkan Undang-undang Hidrokarbon yang menjajikan royalty fleksibel bagi perusahaan-perusahaan swasta yang mengoperasikan tambang minyak milik pemerintah. Chavez juga mengumumkan akan mengambil langkah-langkah ekonomi drastic antara lain berupa pematokan mata uang Venezuela pada dolla AS serta kontrol harga dan penjualan mata uang asing untuk membantu perekonomian, yang terpukul oleh pemogokan nasional selama 63 hari. Selain itu, dalam sebuah pidatonya yang disiarkan di televise ke seluruh negeri, Chaves juga mengumumkan bahwa Venezuela telah meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi 1,9 juta per barrel sehari, dan berangsur-angsur naik menuju produksi normalnya sebelum pemogokan yang besarnya 2,8 juta barrel setiap hari.

2. Reformasi Sistem Keuangan Negara

Sejak tahun 1999, pemerintah Bolivarian telah memikirkan untuk mengonsolidasikan sistem keuangan negara secara strategis dalam rangka menguatkan kedaulatan ekonominya. Merunut terhadap dekrit No.411, sebuah Undang-Undang yang mengatur Sistem Keuangan Negara pada 25 Oktober 1999, telah dikeluarkan. Instrumen tersebut dimaksudkan untuk mendukung integrasi sistem perbankan negara dalam sebuah sistem yang unik, koheren, dan efisien. BCV akan mengambil bagian dalam sistem tersebut, dipadukan dengan Bank Industrial Venezuela (BIV), Banfoandes, Bandes, Bank Pertanian Venezuela (BAV), Bank Keuangan, Bank Rakyat Berdaulat dan Bank Perempuan.

(28)

Salah satu langkah penting strategis menuju kedaulatan ekonomi adalah pendirian Dana Pemabngunan Nasional (FONDEN), ddirikan pada bulan September 2005, yang berfungsi sebagai surplus minyak yang sejak dulu, merupakan basis penting begi penentuan cadangan mata uang asing negeri ini. Institusi tersebut antara lain mensponsori pertanian, kesehatan, infrastruktur, pendidikan tinggi dan proyek perumahan, yang merupakan sebagian dari cara bagaimana investasi sosial dapat diwujudkan. Bersama dengan transfer cadangan surplus devisa, mekanisme tersebut menyebabkan Venezuela tidak mengemis jalan keluar pada institusi semacam IMF.

4. Mendirikan BUMN

Pada Februari 2006, Chavez meluncurkan 12 perusahaan baru milik negara untuk mendorong industi baru yang akan menggantikan sebagian besar produk yang diimpor Venezuela. BUMN tersebut diberi nama Coniba yang berarti Perusahaan Nasional Industri-Industri Dasar. Dana investasi yang dikeluarkan sebesar $3,5 milyar yang berasal dari Dana Pembangunan Nasional (FONDEN) milik negara. Perusahaan-perusahaan ini disebut sebagai Perusahaan Produksi Nasional, yang berarti industry yang tidak eksploitatif atau berorientasi pada perolehan keuntungan semata.24

24Syamsul Ma’arif, Neososialisme Kebijakan Ekonomi Politik (Pengalaman Venezuela Di Bawah Hugo Chavez)

BAB III

REVOLUSI BOLIVARIAN YANG DILAKUKAN HUGO CHAVEZ

(29)

Revolusi Bolivarian

Perang bangsa Venezuela terhaap neo-imperialisme dan neo-kolonialisme yang dating dari Barat dikonstruksikan dalam Revolusi Bolivarian. Hal tersebut menunjukkan pada suatu gerakan sosial sekaligus proses politik yang berskala massive.

a. Latar belakang terbentuknya Lingkaran Bolivarian

Ide pembentukan Lingkaran Bolivarian secara eksplisit didasarkan pada warisan revolusioner Venezuela, yang dimulai dengan kemenangan Simon Bolivar dalam perang kemerdekaan melawan Spanyol. Tugas Lingkaran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran warga negara dalam mengembangkan semua bentuk organisasi partisipatoris dalam komunitas, kemudian merealisasikan proyek tersebut menjadi perhatian dari komunitas, yaitu dalam bidang kesehatan, pendidikan, budaya, pelayanan public, lingkungan, sumber daya alam serta warisan budaya.25

25Walden Bello, “Revolusi dan Kontra Revolusi di Venezuela”, dalam www.focusweb.org

Pada tahun 1999, melalui referendum rakyat, Majelis Konstituante didirikan dan hal tersebut menandai dimulainya era baru bagi Venezuela, yaitu Republik Kelima.26 Dalam

pembukaan konstitusi Republik Bolivarian Venezuela menyatakan bahwa tujuan konstitusi merupakan membangun demokrasi partisipatoris yang dicapai melalui perwakilan terpilih, pemilihan rakyat melalui referendum, dan mobilisasi rakyat.27 Demokrasi kerakyatan tersebut

atau yang disebut sebagai demokrasi partisipatoris ini, awalnya dibangun dengan melibatkan oragnisasi-organisasi yang dididik untuk mengabdikan waktu dalam mebnagun organisasi dan perkumpulan massa yang berkesadaran politik, mendiskusikan kepentingan rakyat, tuntutan-tuntutan untuk mengatasi masalah dalam komunitas dan mendorong perjuangannya secara politik.28

(30)

massa yang dihadiri 500.000 massa di Caracas pada tanggal 17 Desember 2001.29 Lingkaran

Bolivarian ini sebelumnya merupakan sebuah organisasi pembangunan gerakan rakyat untuk menentang kebijakan-kebijakan neo-liberalisme di Amerika Latin secara umum dan khususnya di Venezuela. Lingkaran Bolivarian adalah organ dar demokrasi partisipatoris, dimana rakyat bisa juga dilibatkan dalam proyek-proyek sosial, yang dibiayai oleh pemerintah, dan mendiskusikan bagaimana mepertahankan capaian-cpaian yang diperkenalkan oleh gerakan revolusi di bawah kepemimpinan Hugo Chavez. Nama Lingkaran ini mulai muncul pada tahun 2000.

Rakyat memiliki inisiatif untuk membentuk kelompok-kelompok belajar mengenai konstitusi dan sejarah Venezuela, kemudian meneruskan aktivitasnya dengan melakukan proyek-proyek pengembangan komunitas lokal.

26”Bolivarian Circles of Venezuela Frontline Defense for National Democratic Revolution”, dalam www.fightbacknews.org 27Ibid

28America Vera Zavala, “Participatory Democracy in Venezuela”, dalam www.zmag.org 29Nurani Soyomukti, Op.Cit., hal. 159

Sehingga muncul kelompok-kelompok lainnya di berbagai wilayah yang mulai memperluas isu-isu, seperti kesehatan dan pendidikan. Akhirnya kelompok-kelompok tersebut bersatu dan mengungkapkan keinginannya untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh pada komunitas mereka. Menyadari semangat rakyat tersebut, Hugo Chavez mendukung usulan para aktivis untuk membentuk suatu organisasi massa yang digunakan sebagai mekanisme bagi partisipasi kelompok komunitas tersebut, dalam apa yang disebut dengan Lingkaran Bolivarian.30

(31)

lingkaran dengan berbagai macam organisasi sipil lainnya, agar mampu menjawab isu-isu, baik regional, nasional maupun internasional.

b. Hubungan Lingkaran Bolivarian dan Hugo Chavez

Banyak anggapan yang melihat bahwa Lingkaran Bolivarian justru merupakan alat politik dari Hugo Chavez. Padahal yang terjadi di Venezuela, yaitu dengan berdirinya lingkaran-lingkaran ini ditingkat rakyat bawah, bukanlah pada tingkat kepemimpinan individual. Setiap komunitas tersebut bekerja untuk proyeknya masing-masing dan berusaha membangun masa depan mereka sendiri. Meskipun Hugo Chavez merupakan pemimpin bagi semua komunitas, namun bukan berarti anggota komunitas harus bergantung kepadanya.32 Rakyat menerima

Chavez memimpin Venezuela, sebagai orang yang membuka ruang politik dan memberikan hakhak ekonomi kepada semua orang, serta mengekspresikan keinginannya melalui demokrasi partisipatori yang menjadi ciri khas Venezuela.

30Cristiano Kerrilla, “Venezuela: Bolivarian Circles Organize the poor”, dalam Green Left Weekly

31Casas Bolivarianas digambarkan sebagai ruang masyarakat untuk bersatu sebagaimana dalam konstitusi

32”Bolivarian Circles of Venezuela Frontline for National Democratic Revolution”

Lingkaran Bolivarian merupakan suatu lembaga independen yang otonom dan tidak menerima bantuan langsung dari pemerintah. Lingkaran ini mengembangkan inisiatifnya sendiri, sehingga tidak ada seorang pun yang mengintervensi mereka untuk melakukan ini maupun itu.33

Lingkaran ini tidak bersifat eksplisit mendukung Chavez tetapi yang lebih utama adalah mendukung ide Bolivarian Amerika Latin dan pemberdayaan masayarakat. Dengan demikian, revolusi Bolivarian di Venezuela bukanlah Hugo Chavez itu sendiri melainkan ia menjadi sarana bagi suara rakyat Venezuela yang menghendaki adanya perubahan di Venezuela. Chavez menggunakan Bolivarianisme sebagai alat untuk mengkonsolidasikan kekuatan, menasionalisasi industri minyak dan memanfaatkan pemerintahan yang dipimpinnya untuk mengubah beragam aspek kehidupan rakyat Venezuela, agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

c. Revolusi Bolivarian di Venezuela

(32)

(25%, rata-rata 19%).34 Hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya semangat rakyat yang bangkit

karena revolusi politik, yang mana telah membuat orang menyadari bahwa berpartisipasi dalam politik merupakan sesuatu yang menguntungkan, dan hal tersebut hanya dapat dilakukan apabila terdapat upaya mengorganisisr rakyat ke dalam suatu wadah tertentu, salah satunya Lingkaran Bolivarian.

Lingkaran Bolivarian berperan penting dalam membangun kembali proses konstitusional di Venezuela. Lingkaran Bolivarian juga mengorganisir para buruh dan kelompok masyarakat untuk mempertahankan instalasi dan koneksi atas minyak. Lingkaran ini mengintegrasikan antara gerakan buruh dan sektro rakyat lainnya, menjadikan gerakan lain (petani, kaum miskin kota, mahasiswa, dan sebagainya) menyatu dengan gerakan buruh, banyak juga para pekerja di perusahaan minyak negara (PDVSA) yang menjadi anggota dari Lingkaran Bolivarian.35

33Kari Lyndersen, “Bolivarian Circles Spread”, dalam www.americas.org

34Zely Ariane, “Demokrasi Tertinggi di Venezuela: Survey, Penghormatan Demokrasi di Venezuela”, dalam

www.solidarityforvenezuela.blogspot.com

35Nurani Soyomukti, O.cit, hal. 168

Salah satu tujuan utama Lingkaran Bolivarian adalah untuk mepertahankan proses revolusioner guna membentuk masayarakat yang berkeadilan sosial, dengan keadilan ekonomi, dengan jaminan partisipasi politik yang riil bagi semua orang. Partisipasi poltik tidak hanya berkaitan dengan pemilihan umum, namun secara langsung rakyat juga dapat menyusun gambarannya tentang pembangunan, member usulan dan tindakan bagi proyek-proyek kebijakan dan pembangunan yang berkaitan dengan pengembangan hidup tanpa perantara atau orang lain yang mewakili.36 Kesadaran politik yang meluas di tingkat rakyat merupakan pendorong bagi mereka

untuk terlibat aktif di dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan dan proyek sosial yang dijalankan oleh negara.

Lingkaran Bolivarian di Venezuela juga menggerakkan aktivisme sosial dan politik secara meluas, guna membantu penduduk Venezuela yang tidak bisa menggunakan hak suaranya dalam proses pemilihan atau penentuan suara politik. Lingkaran Bolivarian lainnya mefokuskan usaha dan pekerjaannya untuk mengupayakan makanan bagi penduduk yang kelaparan, member pelayanan kesehatan, mengamankan sumber-sumber bagi usaha kecil, meyediakan pendidikan bagi penduduk miskin.37

(33)

khususnya bangsa Venezuela Revolusi Bolivarian merupakan wujud dari kekuatan Lingkaran Bolivarian, yang merupakan pondasi utama revolusi di tingkatan masyrakat bawah. Lingkaran ini dapat diartika sebagai lingkaran yang berisikan kerja-kerja pengorganisiran, strukturisasi keresahan rakyat kelas bawah, dan pendidikan politik mengenai apa hak-hak warga negara dalam kehidupan dimana setiap orang berhak untuk hidup. Peran lingkungan Bolivarian disini adalah menjaga dan mendinamiskan kesadaran dan keterlibatan politik massa dari bawah. Melalui Revolusi Bolivarian ini, Chavez memberdayakan sumber kekayaan negaranya untuk mengembangkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bangsa Venezuela.

36 “Bolivarian Circles of Venezuela Frontline Defense for National Democratic Revolution”, Ibid.

37 Alvaro Sanches, “Bolivarian Circles: a Grassroots Movement” dalam www.venezuelaanalysis.com

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Diungkapkan oleh Herniwati (2012) bahwa limbah cair minyak kelapa memiliki kandungan bahan organik yang tinggi serta mengandung unsur hara makro (nitrogen, fosfor, magnesium,

Upaya yang telah dilakukan oleh manajemen keperawatan irna Non Bedah Penyakit Dalam untuk menanggulangi kejadian pasien jatuh yaitu dengan mensosialisasikan dan menerapkan

Remaja perokok memiliki konsep diri yang mengandung beberapa unsur yang berbeda dengan remaja bukan perokok hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

Tekanan darah pada usia dewasa muda di pengaruhi oleh faktor gaya hidup tidak sehat, salah satunya adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak jenuh tinggi.. Gorengan

Remaja perokok memiliki konsep diri yang mengandung beberapa unsur yang berbeda dengan remaja bukan perokok hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

Isolat dimasukkan ke dalam media BHM, BHM ialah media bakteri yang tidak mengandung unsur karbon, karbon yang diperlukan oleh bakteri diperoleh dari minyak bumi yang ditambahkan

Tugas dalam bidang akuntansi keuangan lanjutan dapat sangat beragam tergantung pada lingkungan kerja dan tingkat kompleksitas organisasi. Berikut ini beberapa tugas yang mungkin Anda temui dalam akuntansi keuangan lanjutan: 1. **Penyusunan Laporan Keuangan**: Tugas inti dalam akuntansi keuangan adalah menyusun laporan keuangan yang akurat dan lengkap, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Di tingkat lanjutan, Anda mungkin harus menangani organisasi yang lebih besar dan kompleks. 2. **Audit Keuangan**: Jika Anda bekerja di firma akuntansi, Anda mungkin terlibat dalam melakukan audit keuangan untuk klien Anda. Ini melibatkan pemeriksaan laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi yang berlaku. 3. **Pengelolaan Risiko Keuangan**: Dalam perusahaan besar, Anda mungkin bertugas untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko keuangan. Ini dapat melibatkan analisis risiko investasi, manajemen risiko mata uang asing, atau manajemen risiko kredit. 4. **Perencanaan Pajak**: Akuntan keuangan lanjutan seringkali terlibat dalam perencanaan pajak untuk mengoptimalkan kewajiban pajak organisasi. Mereka harus memahami peraturan pajak yang berlaku dan mencari cara legal untuk mengurangi beban pajak. 5. **Evaluasi Investasi**: Anda mungkin harus melakukan analisis investasi yang mendalam untuk membantu perusahaan atau klien Anda dalam mengambil keputusan strategis terkait dengan investasi, seperti akuisisi, merger, atau pengembangan bisnis baru. 6. **Konsultasi dan Rekomendasi**: Akuntan keuangan seringkali berperan sebagai penasihat keuangan untuk klien atau perusahaan mereka. Ini melibatkan memberikan saran terkait strategi keuangan, perencanaan keuangan jangka panjang, dan pengambilan keputusan penting lainnya. 7. **Penerapan Standar Akuntansi Baru**: Standar akuntansi terus berkembang. Tugas Anda mungkin termasuk memahami dan menerapkan standar akuntansi baru seperti IFRS atau FASB. 8. **Pelaporan Keuangan Internasional**: Jika perusahaan atau klien Anda memiliki operasi internasional, Anda mungkin harus menghadapi tantangan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang memenuhi persyaratan internasional. 9. **Manajemen Anggaran**: Anda mungkin bertanggung jawab atas penyusunan anggaran, pemantauan kinerja anggaran, dan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. 10. **Pengembangan Sistem Informasi Keuangan**: Dalam dunia yang semakin terdigital, Anda mungkin terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem informasi keuangan yang efisien dan aman. 11. **Pelatihan dan Pengembangan**: Bagi akuntan yang lebih berpengalaman, tugas dapat meliputi pelatihan dan pengembangan staf junior, serta memastikan bahwa tim Anda memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip akuntansi dan peraturan terbaru. 12. **Penyusunan Laporan Tahunan**: Bagi perusahaan publik, penyusunan laporan tahunan yang memenuhi persyaratan regulasi pasar modal adalah tugas yang penting. Ingatlah bahwa bidang akuntansi keuangan terus berkembang, terutama dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam regulasi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam bidang ini agar tetap relevan dalam pekerjaan

Dalam menerapkan Sistem Pengendalian Manajemen penjualan yang efektif dan efisien dapat dilihat dari penetapan target penjualan yang kurang tepat dengan relisasi yang dijalankan oleh