1
I. PENDAHULUAN
Trichoderma spp. merupakan kapang kosmopolit (tersebar luas di lapisan perakaran tanah pertanian) dan bersifat saprofit yaitu mampu menguraikan bahan organik (Gandjar et al., 1999).Trichodermaspp. adalah jenis kapang tanah yang dapat diisolasi dari rhizosfer yaitu selapis tanah yang menyelimuti permukaan akar tanaman dan masih dipengaruhi oleh aktivitas akar (Jamilah, 2011). Menurut Soesanto et al. (2011) pada hasil penelitiannya melaporkan bahwa kapang Trichoderma spp. yang berhasil diisolasi berasal dari rhizosfer tanaman jahe, bawang merah, nanas dan pisang. Penelitian tersebut baru sampai penentuan isolat kapang Trichoderma saja, maka kajian lebih lanjut perlu dilakukan terkait kemampuan tumbuh dan penguraian senyawa organik oleh masing-masing isolat kapang Trichoderma spp. pada limbah organik.
Taherzadeh & Karimi (2007) melaporkan bahwa Trichoderma spp. dapat memanfaatkan bahan-bahan organik seperti glukosa, selulosa, lignin, protein dan lemak untuk melakukan metabolisme. Proses metabolisme yang dibantu oleh enzim pengurai bahan organik tersebut akan menguraikannya menjadi bahan-bahan organik yang lebih sederhana sebagai sumber energi sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi oleh kapang Trichoderma spp.. Seperti yang diungkapkan oleh Pramitasari et al. (2012) bahwa pertumbuhan kapang Trichoderma spp. bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan sumber energi yang mencukupi. Sumber energi yang tersedia di alam sangat banyak terutama bahan-bahan organik dari produk samping suatu pabrik seperti limbah cair organik. Dilaporkan Simanjuntak (2009) bahwa sumber energi dapat ditemukan pada limbah cair organik (limbah cair yang mengandung bahan-bahan organik seperti limbah cair minyak kelapa).
Limbah cair dari proses pengolahan minyak kelapa yang berlokasi di Desa Kedung Kamal, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo merupakan limbah cair dengan konsentrasi bahan organik yang relatif tinggi, sehingga apabila dibuang ke perairan sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Diungkapkan oleh Herniwati (2012) bahwa limbah cair minyak kelapa memiliki kandungan bahan organik yang tinggi serta mengandung unsur hara makro (nitrogen, fosfor, magnesium, dan kalium) sehingga apabila langsung dibuang ke perairan, maka limbah cair tersebut mengalami pengendapan, menimbulkan kekeruhan air, mengeluarkan bau busuk yang tajam, serta menurunkan kadar oksigen perairan yang beresiko merusak ekosistem perairan.
2
Kandungan limbah cair minyak kelapa sebagian besar merupakan nutrien berupa bahan organik seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kandungan bahan organik pada limbah cair minyak kelapa merupakan nutrien yang melimpah bagi mikroorganisme. Dilaporkan oleh Pramitasari et al. (2012) bahwa limbah cair minyak kelapa dapat diuraikan oleh mikroorganisme diantaranya kapang. Kemampuan
Trichoderma spp. dalam memanfaatkan bahan organik dalam limbah cair minyak kelapa diketahui karena kapangTrichodermaspp. menghasilkan enzim ekstraseluler. Diungkapkan juga oleh Arnata (2009) bahwa kapang Trichoderma spp. merupakan penghasil enzim protease dan amilase yang berperan dalam menguraikan bahan organik pada limbah organik.Trichodermaspp. juga diketahui mampu menghasilkan enzim lipase (Ulker et al., 2010). Menurut Hashem (1995) kapangTrichodermaspp. mampu menguraikan bahan-bahan organik yang kompleks menjadi bahan organik yang sederhana (hidrogen dan karbon) sebagai sumber energinya. Dibutuhkan banyak informasi untuk mempelajari kemampuan tumbuh dari setiap kapang Trichoderma
spp. pada medium limbah cair minyak kelapa, sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahuinya.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut; Apakah 4 isolat Trichoderma spp.dapat tumbuh pada limbah cair minyak kelapa dan isolatTrichodermaspp. apa yang dapat tumbuh paling baik pada limbah cair minyak kelapa.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dilakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui; Pertumbuhan 4 isolatTrichodermaspp. pada limbah cair minyak kelapa dan isolatTrichodermaspp. yang dapat tumbuh paling baik pada limbah cair minyak kelapa.
Vismanath et al. (2008) berpendapat bahwa kondisi ekologis kapang
Trichoderma spp. dapat mempengaruhi kondisi fisiologisnya. Hal tersebut menunjukkan, jika kapang yang berasal dari lingkungan berbeda akan menyebabkan kemampuan tumbuh yang berbeda juga. Seperti yang dikemukakan oleh Soesanto & Rahayuniati (2009) bahwa Trichoderma spp. yang berasal dari rhizosfer tanaman pisang memiliki pertumbuhan terbaik di antaraTrichoderma spp., rhizosfer tanaman jahe, nanas dan bawang merah pada medium tumbuhPotato Dextrose Agar(PDA) dan
Malt Extract Agar(MEA). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut; Keempat isolatTrichodermaspp. dapat ditumbuhkan
3
pada limbah cair minyak kelapa dan Trichoderma sp. isolat pisang dapat tumbuh paling baik pada limbah cair minyak kelapa.