• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN BASIS IT PADA PERUSHAAN LOTT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN BASIS IT PADA PERUSHAAN LOTT (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN BASIS IT

PADA PERUSHAAN

LOTTE MART DALAM

MERAIH KEUNGGULAN

KOMPETITIF

Fery Citra Febriyanto, SE

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era persaingan usaha seperti zaman sekarang ini, para pengusaha berlomba-lomba untuk tetap mempertahankan usaha bisnisnya. Tidak terkecuali industri ritel di Indonesia. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau usaha eceran di Indonesia mulai berkembang pada kisaran tahun 1980 an seiring dengan mulai dikembangkannya perekonomian Indonesia. Hingga saat ini laju pertumbuhan Industri ritel di Indonesia saat ini tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari banyak industri ritel asing maupun lokal yang menjamur di setiap kota-kota besar di Indonesia. Aprilianti (2014)

Menurut Thoyib (1998) bisnis retail meliputi seluruh aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung pada konsumen. Bisnis ritel dapat lebih jelas didefinisikan sebagai sebuah aktifitas bisnis yang bergerak di bidang penjualan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu, keluarga, atau kebutuhan rumah tangga (Berman, 2001). Dari kedua pengertian diatas, bisnis ritel merupakan bisnis tahapan terakhir dalam suatu distribusi yang membentuk bisnis dan orang-orang yang terlibat di dalam suatu pergerakan fisik dan transfer kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.

Ramainya industri ritel Indonesia ditandai dengan pembukaan gerai-gerai baru yang dilakukan oleh pengecer asing seperti, Carrefour (Perancis), dan Giant (Malaysia, yang kemudian juga digandeng oleh PT Hero Supermarket Tbk), yang tersebar di kota- kota besar seperti Jakarta, Makassar, Semarang, Bandung, Yogyakarta, dan lain sebagainya. Lotte mart sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia haruslah memiliki nilai lebih agar dapat memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingannya.

Untuk pertama kalinya, Lotte mengoperasikan pasar distribusi di Indonesia sebagai Bisnis Distribusi Domestik. Sementara itu cabang pertama LotteMart juga telah dibuka di Saigon selatan, Ho Chi Minh, Vietnam pada 18 Desember 2008, dengan periode persiapan selama 2 tahun. Seperti yang anda lihat, Lottemart sebenarnya adalah Bisnis Distribusi berskala Global yang mengoperasikan 29 cabang di 3 negara, yaitu : China, Indonesia, dan Vietnam.

(3)

komunikasi yang terintegrasi antara produsen, distributor hingga pengguna. Salah satu solusi yang tepat pada era modern yaitu dengan strategi barrier to entry.

Tingginya tuntutan kualitas layanan dan dorongan globalisasi terbantukan dengan keberadaan solusi komunikasi data dan IT services yang memperlancar proses produksi, distribusi, serta operasional perusahaan. Hal ini akan berdampak baik pada kondisi kompetitif dipersaingan, perusahaan yang mampu mengembangkan IT dalam pengaplikasiannya dibisnisnya akan memperoleh keunggulan kompetitif dibanding pesaing.

B. Identifikasi Masalah

Di jaman modern seperti saat ini, kemudahan dalam berbelanja tentunya sangat di ingikan oleh para konsumen. Mudahnya membeli tanpa harus antri dalam membayar produk yang dibeli merupakan dambaan para konsumen. Tanpa perlu membawa tas belanjaan, troly yang besar yang terkadang membuat kita merasa berat dan malas untuk berbelanja kebutuhan bulanan yang sangat banyak.

Hal ini mungkin hampir dialami oleh semua orang yang berbelanja. Kami ambil contoh sebuah perusahaan dibidang manfaktur, yaitu LOTTE MART. Saat konsumen berbelanja di Lotte Mart, yang dilakukan adalah berbelanja secara konvensional. Konsumen datang lalu mengambil tas belanja atau troly belanja, kemudian berkeliling untuk memilih belanjaan, memasukkan kedalam tas belanja dan mengantri di kasir untuk membayar. Dengan cara itu sungguh membosankan dalam berbelanja, belum lagi kalau kita salah mengambil barang, kita harus mengembalikan barang tersebut ke tempatnya, yang terkadang kita malas mengembalikan ketempat semula karena ruangan yang terlalu luas dan mungkin kita sudah lupa barang tersebut berada di stand yang mana.

(4)

PEMBAHASAN

C. Analisis

Salah satu efisiensi yang dilakukan perusahaan yang bergerak di bidang grosir atau wholesale dalam kaitannya dengan sistem pembelanjaan yang konvensional adalah, dimana pembeli menentukan dan membawa sendiri produk-produk yang dipilih kedalam troly kemudian membawanya ke kasir dan membayarnya. Hal tersebut dilakukan oleh semua market baik skala minimarket sampai hypermarket dan wholesale, sehingga sistem pembelanjaan konvensional tersebut dianggap efisiensi sederhana karena sistem pembelanjaan tersebut dahulu tidak berjalan seperti itu bahkan dimasa ketika hanya ada beberapa market yang berdiri masih menggunakan petugas untuk mendampingi pembeli dalam berbelanja.

Seharusnya pada masa kini hal tersebut menjadi sebuah pengembangan sistem manajemen yang berbasis IT dimana perusahaan saling bersaing dalam bidang IT tersebut. Akan menjadi sebuah halangan untuk masuk bagi perusahaan pesaing atau kompetitor yang bergerak dalam bidang yang sama apabila perusahaan mampu menjadikan IT sebagai sebuah sistem dalam pembelanjaannya dan sebuah daya tarik bagi pembeli.

(5)

card dan dengan otomatis jumlah uang yang dideposit kartu akan berkurang sesuai jumlah pembelian barang-barang. Sistem virtual order dan payment seperti ini akan memudahkan pembeli dalam berbelanja dan melakukan pembayaran, mempersingkat waktu karena tidak perlu dropping barang belanjaan di kasir, pembeli hanya perlu membayar sesuai harga yang tertera pada screen alat scaner.

Ketika Lotte Mart bisa menerapkan sistem pembelanjaan berbasis IT seperti sistem tersebut, lotte mart sudah mempunyai keunggulan kompetitif yang besar dibanding perusahaan sejenis lainnya. Sistem yang memudahkan pembeli dalam berbelanja dan mengedepankan teknolgi dalam hal efisiensi dan efektivitas, memberikan sentuhan futuristik dan teknologi dalam berbelanja, Virtual Product – Scan To Order jawabannya.

D. Rekomendasi

Mengingat bahwa persaingan yang didasarkan pada kompetensi IT sebagai keunggulan kompetitif merupakan salah satu faktor penting, maka perusahaan perlu memperhatikan kekurangan dan kelebihan dari system yang diterapkan menggunakan IT terutama jika berkaitan dengan konsumen. Plus dan minus dari penggunaan atau implementasi system IT harus dipertimbangkan dan dikendalikan dengan baik, dalam hal ini Lotte Mart jika menggunakan system VP – S perlu melakukan pengawasan system dari kesalahan atau kegagalan server juga pengawasan di gudang stok produk dimana troly diisi oleh produk pesanan dari pembeli. Karena jika kurang memperhatikan keduanya tersebut, apabila system server yang terintegrasi dengan pembayaran melalui alat VP – S juga gudang mengalami error maka akan menghambat proses bukan mempercepat proses.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Destia, Umi & Priyanto (2014), prinsip kerja terapi rendam kaki air hangat secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam

Pada sisi lain dari Terusan Inggris (the English Channel) ini, pantai Inggris secara geografi lebih merata karena tidak terdapat teluk ataupun semenanjung yang besar seperti

Berdasarkan rekapitulasi faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan yang terdapat pada tabel 25 tergambarkan bahwasanya aspek ekonomi lebih besar dibandingkan

Di desa Karangbanjar Bojongsari Purbalingga terdapat transaksi jual beli rambut sistem gulung yang obyeknya tidak definitif atau masih di gulungan dalam karung

BETOAMBARI KOTA BAUBAU SULAWESI TENGGARA SMEA ANGGOTA DPRD KOTA BAUBAU, PERIODE 2009-2014..

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Model konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan visualisasi symbol (dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis atau kuantitatif)