KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK
Usia Taman kanak-kanak (Pra sekolah) merupakan fase pekembangan individu : 2-6 tahun, anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya (pria dan wanita), dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).
1. Perkembangan fisik
Proporsi tubuhnya berubah secara dramatis, usia 3 tahun rata-rata tingginya :80-90 cm, berat : 10-13 kg. Dalam usia lima tahun tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kaki tumbuh dengan cepat, pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan
tulang-tulangnya semakin besar dan kuat. Pertumbuhan gigi semakin lengkap/komplit sehingga sudah menyenangi makanan padat.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun. Pada usia ini terjadi pertumbuhan “myelinization”(lapisan urat syaraf dalam otak :bahan penyekat berwarna putih, yaitu myelin) secara sempurna.Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara tepat yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan motorik lebih seksama dan efisien.
Perubaham-perubahan fisiologis lain terjadi :(1) pernafasan lebih lambat dan dalam dan (2) denyut jantung lebih lambat dan menetap. Perkembangan fisik membutuhkan gizi yang cukup, baik protein, vitamin, mineral dan karbon hidrat.Kekurangan gizi dapat
Implikasi perkembangan fisik, di taman kanak-kanak perlu dirancang lingkungan pendidikan yang kondusif bagi perkembangan fisik anak secara optimal (memberikan peluang bagi anak untuk bergerak dan bermain secara leluasa).
Dalam rangka membantu perkembangan fisik anak, tugas guru adalah sebagai berikut: (1) pengenalan akan namanya dan bagian-bagian tubuhnya, (2) kemampuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh, (3) pemahaman akan perbedaan-perbedaan dan kesamaan karakteristik fisik,(4) menerima bahwa setiap orang memiliki
keterbatasan-keterbatasan, (5) pemahaman bahwa tubuh itu berubah secara konstan, pertumbuhan fisik berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian, (6) pemahaman akan pentingnya tidur, dan dua siklus kehidupan yang penting, (7) mengetahui kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar, mencium dan meraba), (8) memahami keterbatasan fisik(lelah, sakit, dan melemah.
2. Perkembangan Bermain
Usia anak prasekolah dikatakan sebgai masa bermain. Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin utuk memperoleh kesenangan. Beberapa macam permainan anak : (1) permainan fungsi/gerak : meloncat, naik turun tangga, berlarian dsb, (2) permainan fiksi :pasaran, perang-perangan, masak-masakan dsb, (3) permainan resptif/apresiatif :mendengarkan cerita, melihat gambar dsb, (4) permainan konstruktif :membuat kue dari tanah liat, membuat kapal-kapalan dari kertas, membuat gunung dari pasir, (5) permainan prestasi : sepak bola, kasti, bola basket dsb.
daya fantasi,dan kreatifitas; (4) mengenal aturan atau norma dalam kelompok dan belajar untuk menaatinya; (5) memahami tiap orang
mermilki kelebihan dan kekurangan; dan mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, dan toleran terhadap orang lain.
3.Perkembangan Kepribadian
Masa ini disebut masa Trotzalter, artinya periode perlawanan atau masa kritis pertama. Terjadi karena ada perubahan yang hebat dalam diri anak yaitu mulai sadar akan Aku-nya, menyadari dirinya terpisah
dengan lingkungannya, dia suka menyebut nama dirinya apabila
berbicara dengan orang lain.Pertentangan antara kemauan diri dengan tuntutan lingkungan akan mengakibatkan ketegangan dalam diri anak : sikap membandel dan keras kepala.
Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena itu orang tua perlu menghadapinya dengan bijaksana, penuh kasih sayang, dan tidak
bersikap keras.
Aspek-aspek perkembangan kepribadian meliputi :
(1) Defendency & Self-Image : perkembangan sikap “dependensi” dan kepercayaan diri anak amat terkait dengan perlakuan orang tuanya. Gaya perlakuan orang tua terhadap anak sangat beragam:
memanjakan, kasih sayang, keras dan acuh tak acuh. Masing-masing gaya perlakuan ini memberikan dampak yang beragam bagi kepribadian anak. Penelitian Braumrind (Ambron,1981) menemukan; pengasuhan/perawatan yang penuh kehangatan, pemahaman dan
mengembangkan pribadi anak yang kurang memiliki arah hidup yang jelas dan kurang percaya diri.
(2) Initiative vs Guilt : Erik Erikson : anak prasekolah mengalami suatu krisis perkembangan, karena mereka kurang dependen dan mengalami konflik antara “initiative vs guilt”. Initiative : anak sudah siap dan berkeinginan untuk belajar dan bekerja dengan orang lain. Guilt : perasaan bersalah, berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, bisa menjadi anak nakal atau pendiam.Faktor
eksteranal yang mungkin menghambat perkembangan inisiatif anak adalah:(1) tuntutan diluar kemampuan, (2) sikap keras orang tua/guru, (3) terlalu banyak larangan, dan (4) kurang mendapatkan dorongan atau peluang untuk berani mengungkapkan perasaan, pendapat, atau
keinginannya.
4.Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:(1)sikap keagamaanya reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya, (2) pandangan ke Tuhanannya bersifat anthropormoph
(dipersonifikasikan), (3) penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah melakukan kegiatan ritual, (4) hal ke Tuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf berpikirnya yang masih bersifat
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR Perkembangan Intelek
Pada masa ini (6-12 th) anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual (melaksanakan tugas-tugas belajar yg menuntut kemampuan intelektual/kognitif (membaca, menulis dan berhitung)
Daya pikirnya telah berkembang kearah berpikir kongkret dan
rasional,pada masa sebelumnya bersifat imaginatif , berangan-angan (berkhayal). Piaget menamakan masa operasi kongkret (masa
berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir kongkret).
Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau
kecakapan :mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan ( menghubungkan dan menghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan menghitung :menambah, mengurang,mengalikan dan
membagi. Disamping itu anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan daya pikr atau nalarnya. Anak juga sudah dapat diberikan pengetahuan –
pengetahuan tentang manusia, hewan dan lingkungan alam sekitar dsb.
Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan bahasa (vocabulary). Pada awal masa ini anak sudah menguasi sekitar 2500 kata dan berakhirnya masa ini sekitar 50.000 kata. Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju, banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat.
Pertanyaannya tidak hanya berhubungan dengan kata tanya “apa” tetapi diikuti dengan “dimana”, “darimana”, “ke mana”, “mengapa” dan “bagaimana”.
Dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa: proses menjadi matang dan proses belajar. Pada masa ini perkembangan bahasanya sudah sampai pada tingkat membuat kalimat lebih sempurna, dapat membuat kalimat majemuk dan dapat menjusun dan mengajukan pertanyaan.
Perkembangan Sosial
Sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, trasdisi dan moral (agama). Perkembangan sosial juga diartikan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Ditandai
dengan adanya perluasan hubungan sosial (keluarga, teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.
Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-ciri :
1.Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian
2. Pandangan dan paham ke-Tuhan-an diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
3. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
Periode usia sekolah dasar merupakan masa pebentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Zakiah Darajat
mengemukakan bahwa pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama, membentuk pribadi dan akhlak anak.
Perkembangan Motorik
Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan motorik: menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, sepak bola dan atletik.
Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka di kelas-kelas permualaan sangat tepat diajarkan :
1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.
2. Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olah raga ( menerima, menendang dan memukul).
3. Gerakan-gerakan melompat, berlari, berenang dsb.