• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refrat test iq pada anak dengan retardas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Refrat test iq pada anak dengan retardas"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Referat

“Test IQ pada Anak Retardasi Mental”

oleh

Yeap Chen Pan 0810314161

Lisa Monica Densi 0810313256

M.Yoga Sefia Nurindra 1010313011

Hadya Gorga 1010312020

Ashima Sonita 1010313084

Gusti Rati 1010313107

Novilla Rezka Sjahjadi 1010313098

Preseptor:

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1. 1.Latar belakang...1

1. 2.Batasan Masalah...2

1. 3.Tujuan Penulisan...2

1.4 Metode Penulisan...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1Retardasi Mental...3

2.1.1 Definisi...3

2.1.2 Epidemiologi...3

2.1.3 Etiologi...4

2.1.4 Klasifkasi...6

2.1.5 Patogenesis...7

2.1.6 Diagnosis...9

2.1.7 Tatalaksana...11

2.2 Test IQ...13

2.2.1 Definisi...13

2.2.2Metode test IQ...13

2.3Test IQ pada anak retardasi mental...14

BAB III PENUTUP...21

3.1 Kesimpulan...21

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar belakang

Retardasi mental merupakan kelainan yang ditandai keterbatasan kemampuan akibat gangguan bermakna dalam intelegensi terukur dan perilaku penyesuaian diri.1,2 Anak

dengan retardasi mental akan mengalami penurunan kemampuan adaptasi yang terjadi pada masa perkembangannya yang akan berakibat kepada gambaran edukasi anak.3

Retardasi mental paling sering ditemui pada negara maju dan negara berkembang, di perkirakan lebih dari 120 juta orang diseluruh dunia mengalami retardasi mental.4 Angka kejadian retardasi mental berkisar 19 kasus per 1000

kelahiran hidup di dunia. Insidennya sulit diketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan karena masih dalam taraf ringan. Retardasi mental 1,5 kali lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Insiden tertinggi retardasi mental didiagnosis pada masa anak sekolah dengan puncak umur 6 sampai 17 tahun.4

Penyebab retardasi mental merupakan multi faktorial, beberapa faktor yang bisa menyebabkan timbulnya retardasi mental adalah malnutrisi selama kehamilan, zat/obat neurotoksik, kelahiran prematur, iskemia otak, infeksi pre- atau post-natal, kelainan kromosomal (aneuploidi, sindroma mikrodelesi), atau penyebab gen tunggal.2

Identifikasi anak dengan retardasi mental terutama saat awal usia sekolah sangat diperlukan untuk mendukung edukasi dan penatalaksanaan terbaik pada anak retardasi mental.5 Salah satu cara mengidentifikasi anak retardasi mental adalah

(4)

Metode yang digunakan dalam melakukan test IQ pada anak retardasi mental berbeda dengan anak normal, pada anak normal digunakan metode Wechsler Intelligence Scale for Children-III(WISC-III), sedangkan pada anak dengan retardasi mental digunakan metode Stanford-Binet Intelligence Scale (SB) serta dikombinasikan dengan penilaian terhadap kemampuan adaptasi.7

1. 2. Batasan Masalah

Batasan penulisan referat ini membahas epidemiologi, etiologi, klassifikasi, patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana retardasi mental serta test IQ yang digunakan pada anak dengan retardasi mental.

1. 3. Tujuan Penulisan

Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang epidemiologi, etiologi, klassifikasi, patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana retardasi mental serta test IQ yang digunakan pada anak dengan retardasi mental.

1.4 Metode Penulisan

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Retardasi Mental 2.1.1 Definisi

Retardasi mental adalah kelainan yang ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh gangguan yang bermakna dalam intelegensi terukur dan perilaku penyesuaian diri (adaptif).1Menurut The American Association Deficiency (AAMD)

dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), retardasi mental adalah penurunan fungsi inetelektual keseluruhan secara bermakna di bawah rata-rata yang berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun.8

Retardasi mental adalah kelainan genetik yang ditandai dengan penurunan fungsi intelektual sampai dibawah rata-rata dan kurang mampu melakukan penyesuaian diri.2 Pada retardasi mental ditemukan penurunan IQ secara keseluruhan

dibawah 70 dan dihubungkan dengan adanya defisit fungsional pada perilaku adaptif seperti perilaku dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan sosial dan komunikasi.8

2.1.2 Epidemiologi

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2001, berdasarkan standar skor kecerdasan kategori AAMR gangguan mental manual menempati urutan ke-10 di dunia.8 Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Diperkirakan di

Indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit diketahui karena retardasi mental kadang tidak dikenali sampai anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi retardasi mental ditemukanpada masa sekolah dengan puncak umur 10 – 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki – laki dibandingkan dengan perempuan.10

(6)

mental, 2.031 orang eks psikotik dan 2.487 orang cacat mental ganda. Di kota Padang tercatat sebanyak 2.084 orang yang cacat mental, yang terdiri dari 797 orang retardasi mental, 270 eks psikotik, dan 1.017 cacat mental ganda.11

Insidens retardasi mental awalnya dilaporkan meningkat pada awal tahun-tahun sekolah dan menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan gangguan ringan menyelesaikan pendidikan formalnya dan dapat berasimilasi kedalam kehidupan dewasa normal.12

2.1.3 Etiologi

Menurut AAMR retardasi mental pada anak disebabkan oleh;8

1. Genetik

Penyebab tersering retardasi mental pada negara maju adalah fetal alcohol syndrome yang terjadi 1 dari 100 kelahiran, dan penyebab terbanyak kedua adalah Syndrome Down atau trisomi 21 dengan insiden 1 dalam 800-1.000 kelahiran.2

2. Masalah prenatal

Gangguan mental bisa ditemukan ketika janin tidak berkembang dengan baik saat dalam rahim ibu. Penyebab prenatal termasuk infeksi seperti sitomegalovirus, toxoplasmosis, herpes, sifilis, rubella dan HIV. Adanya demam lama pada trimester awal kehamilan, terpapar anti kejang atau alkohol dapat menyebabkan lahirnya anak prematur yang bisa menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.2

3. Masalah perinatal

Masalah perinatal termasuk penyakit yang dimiliki ibu seperti penyakit jantung dan penyakit ginjal serta diabetes dan disfungsi plasenta. Masalah perinatal juga bisa terjadi saat kelahiran, bayi berat lahir sangat rendah, bayi lahir asfiksia, adanya trauma saat lahir, neonatus yang mengalami septikemia, ikterik berat dan hipoglikemia.2

(7)

Infeksi otak postnatal seperti meningitis TB dan meningitis bakteri dapat menimbulkan gejala sisa dan retardasi mental, trauma kepala, dan malnutrisi yang berat juga dapat menyebabkan retardasi mental.2

Etiologi pasti dari 30-50% kasus retardasi mental tidak dapat ditemukan meskipun sudah dilakukan evaluasi diagnostik.2 Berdasarkan penyebabnya, secara

klinis retardasi mental dibagi dua yaitu biologis dan psikososial. Adapun ciri-ciri dari anak retardasi mental yang disebabkan faktor biologis atau tipe klinis adalah:4

 Umumnya retardasi mental sedang sampai sangat berat  Tampak sejak lahir/usia dini

 Secara fisis tampak kelainan

 Mempunyai gangguan biomedis baik prenatal, perinatal maupun postnatal  Tidak berhubungan dengan kelas sosial.

Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosio-kultural mempunyai ciri-ciri:4

 Biasanya merupakan retardasi mental ringan  Diketahui pada usia sekolah

 Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium  Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental  Ada hubungan dengan kelas sosial.

(8)

Berdasarkan pengukuran tingkat IQ anak, retardasi mental diklassifikasikan sebagai berikut;13

Derajat retardasi mental IQ

Borderline Ringan Sedang Berat Sangat Berat

68-93 52-57 36-51 20-35 <20

Berdasarkan The ICD-10Classifications of Mental and Behavioral Disorder,WHO, Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu;4

Mild retardardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69Moderate retardardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34

Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ<20 Retardasi mental ringan

Didapatkan 85% dari kasus retardasi mental pada anak adalah retardasi mental ringan, yang dikategorikan sebagai retardasi mental yang dapat dididik (educable.)13,14

Nilai IQ berkisar antara 50-75 dan anak dapat mencapai akademik hingga kelas 6. Anak cukup mandiri dan pada beberapa kasus membutuhkan bantuan dalam bidang komunikasi dan sosial, meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari anak normal.13,14

Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Kesulitan utama biasanya terlihat pada akademik terutama dalam membaca dan menulis.13

(9)

Ditemukan 10% kasus retardasi mental pada anak adalah retardasi mental sedang, nilai IQ berkisar antara 35-55, retardasi mental ini merupakan tipe yang dapat dilatih (trainable).13,14 Anak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan

penggunaan bahasa, serta pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan keterampilan motorik juga mengalami keterlambatan, beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.14 Kemajuan disekolah terbatas,

sebagian masih bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung.14

Retardasi mental berat

Sekitar 3-4% populasi anak dengan retardasi mental adalah retardasi mental berat, dengan nilai IQ antara 20-40.14 Retardasi mental berat mirip dengan retardasi mental

sedang secara klinis, penyebab organik dan keadaan yang terkait.13 Perbedaan utama

adalah pada retardasi mental berat, anak mengalami kerusakan motorik yang bermakna atau adanya defisit neurologis.13

Retardasi mental sangat berat

Hanya ditemukan sekitar 1-2% pada anak dengan retardasi mental, nilai IQ berkisar antara 20-25.14 Kemampuan anak sangat terbatas dalam mengerti dan menuruti

permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang elementer.14

2.1.5 Patogenesis

(10)

mungkin terdapat pada berbagai berbagai faktor seperti malformasi struktural otak, kelainan metabolik, dan defisit sistem saraf pusat yang terkait dengan infeksi, malnutrisi atau jejas hipoksik-iskemik.1

Trisomi 21 merupakan penyebab utama retardasi mental secara genetik, dimana terjadi kelainan pada jumlah kromosom 21 dengan prevalensi sekitar 1:800 bayi baru lahir. Trisomi juga sering dikaitkan dengan hubungan antara umur ibu dengan saat terjadi pembuahan.9

Berdasarkan studi terkini, retardasi mental yang disebabkan oleh kelainan genetika dapat terjadi karena (1) abnormalitas struktur atau jumlah kromosom yang berakibat pada hilangnya materi gen, (2) deregulasi pada cetakan baru gen atau region genom yang spesifik, (3) abnormalitas pada gen tunggal yang dibutuhkan pada perkembangan fungsi kognitif.9

Kelainan kromosom dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kelainan struktur dan kelainan jumlah. Kelainan kromosom dapat timbul akibat kelainan pada proses pembelahan sel (meiosis atau mitosis) yang dipengaruhi oleh umur ibu yang tua dan faktor resiko lainnya. Mekanisme non-disjunction dan lag anaphase dapat menyebabkan abnormalitas jumlah kromosom, sedangkan fenomena break dan join menghasilkan kelainan struktur kromosom misalnya translokasi.1

Retardasi mental yang disebabkan oleh disfungsi gen tunggal monogenik, merupakan salah satu manifestasi klinis dari gangguan atau sindrom klinis dengan atau tanpa kelainan otak yang bisa dideteksi.15 Keterlibatan etiologi retardasi mental

(11)

Bagan 1. Patogenesis dan dampak Retardasi Mental2

Faktor Genetik Faktor prenatal Faktor Perinatal Faktor Pascanatal

Kelainan

Kerusakan pada fungsi otak :

 Hemisfer kanan : keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus  Hemisfer kiri : keterlambatan perkembangan bahasa, sosial, kognitif

(12)

2.1.6 Diagnosis

Anamnesis

Beragam variasi standar digunakan untuk mendiagnosis anak dengan retardasi mental, salah satunya melalui wawancara penulurusan riwayat anak. Beberapa poin yang ditanyakan untuk mendiagnosa anak dengan retardasi mental adalah sebagai berikut;2,4

Riwayat Keluarga

1. Riwayat keluarga yang menderita kelainan intelektual, penyakit psikiatri, gangguan kejiwaan, gangguan neurologis (seperti epilepsi dan demensia)

2. Riwayat hubungan sosial anak dengan keluarga Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Riwayat kehamilan, kelahiran dan perkembangan anak hari demi hari 2. Riwayat perkembangan anak berdasarkan millestone

3. Riwayat edukasi keluarga kepada anak

4. Riwayat hubungan sosial anak dengan lingkungannya 5. Riwayat perkembangan sikap dan perilaku anak Riwayat Medis

1. Riwayat gangguan intelektual berhubungan dengan genetik, masalah prenatal, masalah post natal, dan masalah perinatal

2. Riwayat penyakit seperti epilepsy, sleep apnea, dan kelainan tiroid 3. Kelainan fisik pada anak (kelemahan ekskremitas, spasme)

(13)

Riwayat Psikiatri

1. Riwayat berkunjung ke psikiater 2. Faktor resiko pada anak

Riwayat Pemakaian Obat

1. Riwayat penggunaan obat psikotropika 2. Riwayat alergi obat-obat

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang baik akan memberikan informasi etiologi yang mendasari retardasi mental. Parameter pertumbuhan, pengukuran lingkar kepala, harus dilakukan pengukuran dengan benar dan dimasukkan kedalam grafik dan dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya.16 Anak harus diperiksa secara teliti

untuk melihat adanya kelainan dismorfik ataupun kelainan minor lainnya seperti bentuk alismata yang tidak sama, jarak antar mata yang terlalu dekat atau terlalu jauh, letak telinga yang rendah atau kelainan pada pola pada telapak tangan. Kebanyakan kelainan minor ditemukan pada wajah, telinga, tangan atau kaki.

Ditemukannya tiga atau lebih kelainan minor pada bayi baru lahir, memiliki 90% hubungan dengan kelainan mayor. Adanya kelainan minor, menunjukkan adanya gangguan kemungkinan gangguan perkembangan pada masa prenatal.2

Penilaian pada kepala, wajah, mata, telinga dan mulut harus disertai dengan penilaian kemampuan visual dan pendengaran. Pemeriksaan pada dada, jantung, tulang belakang, abdomen, genitalia, ekskremitas, otot dan reflex neurologis dapat melihat adanya abnormalitas yang berhubungan dengan retardasi.

2.1.7 Tatalaksana

Pilihan terapi yang dapat diberikan berdasarkan klassifikasi retardasi mental adalah sebagai berikut;8

Klassifikasi retardasi mental Penatalaksanaan efektif

(14)

(Mild Mental Retardation) tanpa retardasi mental Retardasi mental sedang

(Moderate Mental Retardation)

Terapi secara terstruktur, berupa modifikasi perilaku

Terapi medikasi Retardasi mental berat

(Severe Mental Retardation)

Terapi medikasi Retardasi mental sangat berat

(Profound Mental Retardation)

Terapi paliatif atau “comfort” terapi

Tatalaksana di Rumah Sakit/Panti Khusus

Penempatan-penempatan di Panti Khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orang tua dan sosialisasi anak.17

Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.17

Psikoterapi

Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.17

Konseling

(15)

Pendidikan yang penting bukan hanya sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang mengalami retardasi mental. Empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental;17

 Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa  Sekolah luar biasa C

 Panti khusus  Pusat latihan kerja

2.2 Test Intelligence Quotient (IQ) 2.2.1 Definisi

Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pikiran yang meliputi banyak kemampuan yang saling berhubungan, seperti kapasitas untuk memperetimbangkan sesuatu, merencanakan, menyelesaikan masalah, berpikir secara abstrak, memahami ide-ide, menggunakan bahasa dan belajar.18

IQ adalah pengukuran kecerdasan. Dari nilai IQ didapatkan perbedaan kecerdasan diantara orang-orang yang berbeda dari suatu populasi dan mengekspresikannya dengan sebuah nilai dari bagaimana kecerdasan seseorang dalam hubungannya dengan keseluruhan populasi.18

2.2.2 Metode test IQ

Test IQ merupakan suatu pembelajaran yang dapat dipercaya, valid dan berguna dalam mengukur kemampuan kognitif seorang anak. Dengan melakukan test IQ, anak-anak cenderung melakukan hal yang sama pada bahan yang dirancang untuk menilai kemampuan yang sama, yang menunjukkan konsistensi internal.19

(16)

Pemeriksaan IQ dapat dipercaya karena anak umumnya mendapatkan nilai yang sama ketika mereka melakukan pemeriksaan kembali setahun kemudian, meskipun hasilnya akan meningkat sesuai dengan usia anak. Nilai IQ anak menunjukkan kemampuan anak dalam kecerdasan relatif terhadap anak yang seusianya.19

Pemeriksaan nilai IQ berdasarkan usia;19,20

Jenis Pemeriksaan Rentang Usia

Bayley Developmental Scales (BOS 2-30)

8 bulan - 30 bulan

The McCarthy Developmental Scales 2 tahun 6 bulan – 3 tahun 11 bulan 2,5 tahun – 6 tahun

The Wechsler Primary Preschool Scale of Intelligence (WPSSI)

Third Edition (WAIS-III)

Diatas 16 tahun The Snijders-Oomen Non-Verbal

Intelligence TestRevised (SON-R)

Anak dengan keterlambatan perkembangan verbal

2.3 Test IQ pada anak retardasi mental

Penilaian perkembangan harus menjadi bagian dari setiap pemeriksaan anak. Sebagian besar dokter akan menggunakan dua atau lebih tes skrining standar untuk mengevaluasi kemajuan perkembangan anak. Kebanyakan tes skrining menilai motorik kasar, motorik halus, sosial dan kemampuan bahasa.

(17)

Tes IQ yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi cacat intelektual adalah;10

Table 37-1. IQ Tests for Diagnosing Intellectual Disability

Test IQ

Usia (Tahun)

Pemeriksaan yang dilakukan

Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (Wechsler, 1989)

3 to 7-3 Verbal IQ, Performance IQ, Full-Scale IQ

(18)

Children-III (Wechsler, 1991) Full-Scale IQ Wechsler Adult Intelligence

Scale-Revised (Wechsler, 1981)

16 to 74 Verbal IQ, Performance IQ, Full-Scale IQ

Stanford-Binet Intelligence Scale: Fourth Edition (Thorndike, Hagen, and Sattler, 1986)

2 to adult Verbal, Quantitative,

Abstract/Visual, Short-Term Memory, Composite Score Kaufman Assessment Battery for

Children (Kaufman and Kaufman, 1984)

2-6 to 12-6 Sequential and Simultaneous Processing, Mental

Processing Composite Kaufman Adolescent and Adult

Intelligence Test (Kaufman and Kaufman, 1993)

11 to 85 Crystallized and Fluid Scales, Composite IQ Differential Ability Scale (Elliott,

1990)

2-6 to 17-11 Verbal, Nonverbal

Reasoning, Spatial Abilities, General Conceptual Ability Das-Naglieri Cognitive Assessment

System (Naglieri and Das, 1997)

5 to 17-11 Planning, Attention,

Simultaneous and Successive Processing, Full-Scale Score Colored Progressive Matrices (Ravens

and Summers, 1986)

5 to 11 Figural reasoning Columbia Mental Maturity Scale

(Burmegerster, Blum, and Lorge, 1972)

3-6 to 9-11 Reasoning ability, forming and using concepts

Test of Nonverbal Intelligence-2 (Brown, Sherbenou, and Johnsen, 1990)

5-0 to 85-11 Reasoning ability, similarities, differences, relationships

Leiter-R (Roid and Miller, 1999) 2-0 to 20-11 Nonverbal, fluid intelligence; visualization and reasoning; attention and memory Pemeriksaan Skrinning

Peabody Picture Vocabulary Test-III (Dunn, Dunn, and Williams, 1997)

(19)

Kaufman Brief Intelligence Test (Kaufman and Kaufman, 1990)

4-0 to 90 Matrices, vocabulary Slosson Intelligence Test-Revised

(Nicholson and Hibpshman, 1990)

4-0 to adult Variety of verbal reasoning and memory tasks

aThese tests are best used for screening or research purposes only and should not be

used to diagnose intellectual disability.

Meskipun semua jenis tes umumnya diterima, pemeriksa harus menghindar dari tes yang hanya memanfaatkan satu domain (misalnya, kosa kata reseptif), dan lebih memeilih tes yang lebih luas seperti tes Kaufman atau Wechsler karena ini bergantung pada kinerja di beberapa domain kognitif.10

Beberapa peneliti menjelaskan bahwa penggunaan skor IQ akan mengabaikan kemampuan kognitif anak dengan retardasi mental. Berdasarkan hal ini, maka muncul teori 3 strata Cattell-Horn-Carrol yang mana teori ini akan memandu merevisi beberapa tes untuk anak retardasi mental seperti Tes Wood Cock Jhonson III (WJ-III), Stanford Binet Inteligence Score (SBIS) edisi ke V, The Wechsler Intelligence Scale for Children-Fourth Edition (WISC-IV) dan Kaufmen : Assessment Battery for Children edisi ke II. Tes yang telah direvisi berbasiskan teori ini telah memberikan sarana untuk mengetahui sejumlah kemampuan yang luas melalui skor-skor di tingkat komposit. Dengan ini kita dapat menafsirkan skor kemampuan kognitif spesifik pada anak dengan kemampuan yang paling rendah sekalipun.21

Tes Wood Cock Jhonson III (WJ-III),

Metode tes IQ WJ-III, dikembangkan berdasarkan teori kemampuan kognitif CHC. Tujuh kemampuan yang diperiksa antara lain:21

Faktor CHC Deskripsi Klinis Pemeriksaan pada

WJ-III

Comprehension-Knowledge

Pengetahuan yang didapat secara komprehensif

Long-term retrieval Kemampuan untuk

mengkodekan,menyimpan dan mengambil informasi yang akan

(20)

digunakan Visual-Spatial

Thingking

Kemampuan memahami, menganalisis, dan mensintesis informasi dan pola yang disajikan secara visual

Kemampuan menyimpan dan mengingat informasi visual

Spatial Relation Picture Recognition

Auditory Processing Kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan rangsangan auditori

Sound Blntiending Auditory Attention Fluid Reasoning Kemampuan penalaran abstrak

dalam bentuk konsep dan pemecahan masalah

Concept Formation Analysis Syntesis Processing Speed Kemampuan pengolahan cepat

dan efisien

Visual Matching Decision Speed Short-Term Memory Kemampuan mengingat,

menyimpan informasi dan kemudian menggunakan dalam beberapa detik

Numbers Reversed Memory Forwards

Stanford Binet Inteligence Score (SBIS) edisi ke V

Pemeriksaan intelegensi tertua dan digunakan secara luas di hampir semua tempat. Pemeriksaan ini digunakan mulai umur 2 tahun sampai dewasa. Walaupun sebagian pemeriksaan ini terdiri dari unsur verbal namun dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk anak dengan gangguan bahasa dan bicara. Nilai yang didapat dari tes ini adalah nilai IQ dan umur mental. Pada tes ini juga terdapat beberapa skema yang secara mandiri digunakan untuk menganalisis kekuatan dan keterbatasan seorang anak. Pada anak yang buta digunakan modifikasi tes binet yaituTes Hayes-Binet dan Tes Perkins-Binets. Pengukuran nilai IQ dengan metode Stanford-Binet Intelligence Scale tidak banyak digunakan saat ini, namun masih digunakan pada keadaan nilai IQ berada dibawah 50.7

(21)

WISC-IV mencakup 15 pemeriksaan yang terbagi dalam 10 pemeriksaan inti dan 5 pemeriksaan tambahan, yang terdiri dari kemampuan verbal dan kemampuan menggunakan verbal, persepsi organisasi untuk berfikir dan menyusun materi visual, kemampuan memori dan kecepatan memproses informasi visual tanpa kesalahan.19

Faktor yang diperiksa dalam WISC-IV dan beberapa pemeriksaan;19

1. Faktor kemampuan verbal

a. Tiga pemeriksaan inti : persamaan , kosa kata , pemahaman b. Dua pemeriksaan tambahan : informasi , penalaran kata 2. Faktor persepsi

a. Tiga pemeriksaan inti : rancangan, konsep gambar, penalaran matrix b. Satu pemeriksaan tambahan : melengkapi gambar

3. Faktor memori

a. Dua pemeriksaan inti : rentang digit, kalimat, susunan nomor b. Satu pemeriksaan tambahan : aritmatik

4. Faktor kecepatan proses

a. Dua pemeriksaan inti : mencari symbol b. Satu pemeriksaan pilihan : pembatalan

The performance subtest mengukur area non verbal termasuk koordinasi visual-motorik, organisasi persepsi, visual abstract reasoning, dan perhatian terperinci. Nilai IQ dilihat dari nilai murni pada kedua hasil IQ verbal dan Performance.7

Selain pengujian dan pemilihan tes IQ yang tepat, pemberian tes kepada orang-orang dengan cacat intelektual cukup menantang karena orang-orang-orang-orang dengan cacat intelektual berisiko mengalami gangguan kejiwaan atau gangguan perilaku komorbiditas, pemeriksa perlu memastikan bahwa kesulitan seperti hiperaktif tidak menghambat kinerja tes yang optimal. Bahkan pada orang tanpa tantangan perilaku, karakteristik kepribadian tertentu dapat mengganggu pengujian.10

(22)
(23)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Retardasi mental adalah kelainan yang ditandai dengan penurunan fungsi intelektual sampai dibawah rata-rata dan kurang mampu melakukan penyesuaian diri. Retardasi mental didiagnosis melalui wawancara kepada orang tua anak, pemeriksaan fisik yang terstruktur serta pemeriksaan IQ untuk mengetahui tipe retardasi mental agar tepat dalam penatalaksanaan.

(24)

Daftar Pustaka

1. Kliegman R, Stanton B, Richard B. Nelson Text Book of Pediatrics. Elsevier Edisi 25.Sounders;2011:161-5.

2. Armatas V. Mental retardation:definitions, etiology, epidemiology and diagnosis. Greece: Aristotle University of Thessaloniki;2009:114-8.

3. Ahmad N, Phalke DB. Study of heath status and etiological factors of mentally challenge children in school for mentally chalenge. Pravara med rev; 1(1);2009:17.

4. Sularyo TS, Kadim M. Retardasi Mental. Sari Pediatri, Vol.2, No. 3;2000:171-6. 5. Fadilah U, Eko N, Kadir A. The helping tool for identification of mentally

retarded children ICISBC ;2011:205-6.

6. Lichten W, Simon EW. Defining Mental Retardation: A Matter of Life or Death Volume 45 , Number 5: 335-346. AAIDD; 2007:335-7.

7. Frumkin B. Mental retardation: a primer to cope with expert testimony. national legal aid & defender association. Cornerstone;2003:1-2.

8. AAMR:American Association of Mental Retardation;2009:5-12.

9. Agradi P,Sultana MH, Faradz. Skrining sitogenetika pada anak-anak retardasi mental di SLB negeri semarang.Semarang;Universitas Diponegoro;2008:3-7. 10. Sadock BJ, Sadock Va. Mental Retardation in Kaplan & Sadock’s synopsis of

Psychiatri, Lippincott & william, London.p:1161-79.

11. Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat. Rekapitulasi data penyandang cacat. Padang : Dinsos Sumbar ;2009.

12. Shapiro BK, Batshaw Mark L. Mental Retardation (Mental Disability). In : Shreiner Jennifer, editor. Nelson Textbook of Pediatrics. 18thed. Philadelphia :

Saunders Elsvier; 2007:191-7.

13. Salmiah S. Retardasi Mental. Medan:Universitas Sumatra Utara;2010:3-7. 14. Bindu,K.C. Mental Retardation. Melathediyur,Tirunelveli;2013:138.

15. Jamel C, Khelfaoui M, Francis F. Genetics and Pathophisiology of Mental Retardation. France:University Paris Rene;2006:702-4.

16. Bodensteiner JB, Ellis RC. Current Management in Child neurology:Mental Retardation. America;2005:285-96.

17. Swillen,A.K. Devriendr. Intelligence and Psychosocial Adjustment in Velocardiofacial Syndrome. America;2009:453-4.

18. Iskandar, Test IQ ,Jakarta; 2012:5-7.

19. Sutjiningsih, Ranu G. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta:EGC;2014.

20. Ellen B, Braaten, Norman D. Pediatrics in Review:Intelligence (IQ) Testing.American Academy of Pediatrics;2012:403-4.

Referensi

Dokumen terkait

1). Materi Pendidikan Agama yang dituangkan dalam pernyataan berdasarkan kan pasa keruntutan materi. Misalnya untuk materi Ibadah tentang shalat diberikan

Deddy dan Jalaluddin, Komunikasi Antarbudaya , …, h.. terlibat dalam sistem komunikasi masyarakat setempat. Pengetahuan yang telah didapat orang-orang Tionghoa kemudian

Bagian tubuh yang belum ideal menurut pendapat responden di atas hampir sama dengan hasil penelitian Widianti dan Candra (2012) pada rema- ja putri di SMA Theresiana

Kelenjar gonad pria berada di luar rongga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) penguasaan kompetensi keterampilan dasar mengajar mahasiswa pada tingkat sedang sebanyak 17 %, pada tingkat baik sebanyak 62

[r]

- Contohnya: Profesor Doktor Juaidi cuba menguasai kakitangannya agar memastikan semua pek darah yang ada di hospital tersebut hanya diberikan kepada Tuan Besar Musa yang

Metode demonstrasi dilaksanakan dengan cara melakukan praktik langsung ke tempat berwudhu (dimana dalam pelaksanaannya nanti siswa langsung diajak ke tempat