• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan plastisitas tanah I contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan plastisitas tanah I contoh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah pada dasarnya merupakan lapisan terluar kulit bumi dan merupakanlapisan terpenting untuk bertani. Dalam meneliti dan memonitaor keadaan tanah, ada berbagai faktor yang harus diperhatikan karena faktor-faktor tersebut akan memberikan banyak informasi. Tanah terdiri dari 3 komponen : padat (butir pasir,debu, liat dan bahkan organik), cairan (air didalam pori atau rongga tanah)

Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus ada dalam keadaan seimbang. bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka tanahtersebut tidak cock untuk diladikan tempat media tumbuh tanaman. Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman atau suatu komoditas yangdiusahakan. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi manusia. Tanah sebagai media tumbuhnya tanaman dan tempat sebagian besar kegiatan hidup manusia. Misalnya bertani, mendirikan rumah, dan membangun kawasan industri. Material tanah yang dapat berubah fasa (wujud), yaitu dapat dalam kondisi padat, semi padat (lunak), dan lembek / cair, yang tentunya terdapat kondisi batas cair (LL) dan batas plastis (PL) selisih LL dan PL disebut Indek Plastisitas (IP). Coulomb (1776) menyebutkan tegangan geser akan meningkat sebanding pertambahan tegangan normal (tegangan geser = stress geser dan tegangan normal = stress normal). Batasan pengujian dalam pembahasan ini adalah pengamatan fenomena lamanya waktu mencapai tegangan geser maksimum yang terjadi melalui uji geserPlastisitas merupakan karakteristik dari tanah berbutir halus (lempung) yang sangat penting. Plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume yang tetap tanpa retakan atau remahan.

(2)

Secara visual tanah lempung memang memiliki ikatan antar butiran (sifat kohesi) yang besar. Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana, yaitu apabila kita injak tanah lempung, pada umumya sebagian tanah yang kita injak akan menempel dialas kaki kita. Apabila tanah yang berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat diremas-remas (remolded) tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesif ini disebabkan adanya air yang terserap (adsorbed water) di sekeliling partikel lempung.

Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.

B. Tujuan

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Atterberg menjelaskan sifat konsistensi tanah pada kadar air yang bervariasi, yaitu tanah dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar :

1. padat (solid),

2. semi padat (semi-solid), 3. plastik (plastic) dan 4. cair (liquid).

Kadar air (%) dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit = SL). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis (plastis limit = PL), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit = LL). Batas tersebut dikenal sebagai Batas Atterberg ( Atterberg limit ) (Das, 1995).

Oleh Atterberg konsistensi tanah ini dalam hubungannya dengan kadar air tanah diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Konsistensi lekat, dicirikan bahwa tanah dapat melekat atau menempel kepada benda-benda yang mengenainya.

2. Konsistensi liat atau plastik, dicirikan dengan sifatnya yang elastik, atau kemampuan dapat diubah-ubah bentuknya dengan mudah.

3. Konsistensi lunak, dapat dicirikan dengan sifat kegemburannya.

4. Konsistensi keras, dengan mudah dapat dicirikan kekerasannya, dan pecah-pecah bila dibelah.

Adhesi adalah penarikan fase cair oleh bagian permukaan fase padat. Molekul-molekul air dapat melekat baik pada permukaan partikel tanah ataupun pada benda lain yang menempel pada tanah. Kohesi dalam tanah adalah ikatan di antara partikel-partikel tanah karena adanya kekuatan mengikat di antara partikel yamg timbul dari mekanisme fisika-kimia (Baver dkk. (1972)). Kekuatan mengikat tersebut mungkin terjadi pengaruh faktor-faktor sebagai berikut :

(4)

2. Gaya tarik elektrostatik di antara permukaan liat yang bermuatan negatif dan bagian pinggir liat yang bermuatan positif.

3. Gabungan partikel tanah melalui jembatan kationik.

4. Pengaruh sementasi atau perekatan bahan organik, oksida-oksida alumunium dan besi, karbonat-karbonat, dan lain-lain, dan

5. Tegangan permukaan yang selalu terjadi pada bidang temu antara udara dan air yang terdapat pada tanah liat dalam keadaan jenuh air.

Dalam hal jumlah air yang ada dalam tanah, bila tanah diaduk dengan air, dengan air lebih banyak daripada bagian tanahnya, maka sebagian dari bubur ini dapat dialirkan ke bagian lainnya. Tetapi bila air dari bubur tanah ini diuapkan, maka pada suatu saat bubur ini akan berhenti mengalir. Kadar air pada keadaan ini disebut batas cair (LL) yang kira-kira sama dengan gaya menahan air dan merupakan jumlah tertinggi air yang bermanfaat bagi tanaman ( Soedarmo dan Djojoprawiro, 1988).

Kriteria Batas Cair (%) Indeks Plastisitas (%)

Sangat rendah < 20 0 – 5

Rendah 20 – 30 5 – 10

Sedang 31 – 45 10 – 17

Tinggi 46 – 70 17 – 30

Sangat tinggi 71 – 100 30 – 43

Ekstrim tinggi - > 43

(5)

III. METODELOGI

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Plastisitas Tanah ini dimulai pada hari Rabu, pukul 14.30 samapai 16.00, bertempat di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1.Kaca 2.Oven 3.Loyang 4.Spidol 5.Timbangan Digital 6.Desikator 7.Cawan 8.Sprayer 9.Saringan 10.Tempayan/ Tampah.

Bahan yang digunakan pada praktikum kadar air ini adalah sampel tanah yang telah di ayak dan dipilin hingga ketebalan 3 mm.

C. Cara Kerja

Berikut ini adalah cara kerja dari praktikum ini. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Keluarkan sampel tanah dari dalam oven. 3. Timbang berat cawan.

4. Hancurkan dan haluskan sampel tanah perlapisan sehingga jadi serbuk. 5. Saring dengan menggunakan saringan untuk memisahkan antara agregat

kasar dengan halus.

6. Sampel tanah yang sudah menjadi serbuk dibasahi air dengan cara disemprotkan dengan menggunakan sprayer sampai homogen.

7. Lakukan metode memilin dengan tangan pada plat kaca dengan tekanan yang cukup dengan diameter 3mm. Pemilinan berhenti jika terjadi retakan.

(6)
(7)
(8)

= 5,425,425,29

−5,6614 x 100% = -53,85 %

Sampel tanah 3

KAA1 ( basis basah) = WwWD WwWs

x 100%

= 6,856,5711

6,85−5,38 x 100% = 18,97 %

KAA2 ( basis basah) = WwWD

WwWs

x 100%

= 5,465,46−5,195

−4,50 x 100% = 27,69 %

KAA3 ( basis basah) = WwWD WwWs

x 100%

= 7,237,23−7,096

(9)

B. Pembahasan

Pada praktikum plastisitas kita menggunakan sampel tanah yang telah di oven lalu dihancurkan hingga halus dan disaring untuk mendapatkan sampel tanah agregat halu. Kemudian, tanah yang telah didapatkan tersebut disemprotoleh air dengan menggunakan sprayer. Setelah itu tanah dipilin diatas plat kaca sehingga berbentuk seperti batang berukuran kurang lebih 3 mm. Sampai beberapa pilinan yang terjadi adalah tanah mulai kehilangan air dan sampai pada saat tanah retak maka pilinan berhenti. Dari sini kita lihat bahwa semakin sedikit air pada tanah akan mengurangi plastisitas tanah. Dan praktikum inilah salah satu cara melihat batas plastisitas tersebut.

Pada tanah berpasir plastisitas tanah sangatlah kurang karena ikatan antar partikel tanah yang tidak terlalu baik. Kemudian plastisitas yang paling baik adalah pada tanah liat karena tanah liat memiliki ikatan yang sangat baik, sehingga memiliki nilai plastisitas yang baik. Dari sini kita dapat melihat bahwa kita dapat memodifikasi sifat plastisitas dengan cara menambahkan tanah lainnya sampai sifat yang diinginkan didapat.

(10)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setiap tanah memiliki batas plastisitas yang berbeda

2. Plastisitas tanah pasir merupakan plastisitas yang paling buruk dan iat adalah yang bagus.

3. Yang mempengaruhi plastisitas tanah adalah batas cair dan batas plastik. 4. Kekurangan air akan membuat tanah kehilangan plastisitasnya, akan

tetapi kelebihan air akan membuat bentuk tanah sepertilumpur.

5. Dari praktikum yang dilakukan semua tanah memiliki plastisitas yang berbeda.

B. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah 1. Jakarta : Erlangga. Baver, L.D. 1959. Soil Physics.John Wiley & Sons Inc. New york.

Hariwidjaja, O. 1980. Pengantar Fisika Tanah. Departemen Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor. Bogor.

L.D.Wesley. 1977. Mekanika Tanah, Cetakan VI. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda, oleh karena itu kita mengolongkan tanah menjadi beberapa jenis tanah seperti tanah lempung, tanah liat dan

Pada klasifikasi dari jenis tanah bahwasannya jenis tanah lunak, tanah jenis tersebut umumnya mempunyai sifat plastisitas tinggi dan kembang susut yang besar

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

Korelasi antara uji geser langsung dengan indeks plastisitas terhadap sifat fisik tanah lempung diperoleh sangat kuat (0,8 – 1) dengan batasan tanah yang digunakan adalah pasir

Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah liat, dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah (Argilik) dan mempunyai kejenuhan basah (berdasar jumlah kation) tinggi

Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori yang besar maka drainasenya akan tinggi sehingga permeabilitasnya pun akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran