• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO KEUANGAN 4 jrn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH RASIO KEUANGAN 4 jrn"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RASIO KEUANGAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN DIVIDEN

TERHADAP HARGA SAHAM

NAMA : RISKA ARIESTA ROSALINA NIM : 2016051129

KELAS : 554

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

UNIVERSITAS PAMULANG

Jalan Surya Kencana No.1 Pamulang - Tangerang Selatan Indonesia Telp: (+6221) 7412566 E-mail: info@unpam.ac.id

Website: www.unpam.ac.id

(2)

Abstrak: Kebutuhan investor akan beberapa informasi untuk membantu pengambilan keputusan investasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap keputusan manajemen dalam membayar dividen pada pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk penelitian likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan dividen implikasi pada harga saham. Hasil penelitian menunjukkan fundamental perusahaan; Aspek finansialnya menjadi pertimbangan dan implikasi pada harga saham. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan dan dividen atas harga saham di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun terus menerus dimulai pada tahun 2004 sampai 2008. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi return saham. Sedangkan likuiditas, pertumbuhan dan arus kas tidak mempengaruhi harga saham.

(3)

PENDAHULUAN

Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan pertimbangan- pertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu me- ngetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Tujuan utamamsuatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemilik modal menyerah- kan pengelolaan perusahaan kepada manager.

Banyak variabel yang dapat mempengaruhi harga saham suatu peru- sahaan, baik yang datang dari lingkungan eksternal ataupun yang datangnya dari lingkungan internal perusahaan itu sendiri. Menurut penelitian Gordon (Bolten 1976) Variabel yang datang dari internal perusahaan seperti dividen, pertumbuhan pendapatan, likuiditas, ukuran perusahaan dan debt ratio atau ratio keuangan lain bisa mempengaruhi harga saham.

Dividen dapat membantu memberikan informasi yang baik me- ngenai manajemen perusahaan ke pasar modal (Myers dan Majluf 1984), sehingga dapat dikatakan bahwa dividen dapat dipandang sebagai sinyal terhadap prospek perusahaan (Miller dan Rock 1985). Keputusan untuk meningkatkan dividen hanya dilakukan bila manajemen yakin akan dapat mempertahankan peningkatan tersebut pada masa yang akan datang.

Permasalahannya adalah pembayaran dividen tidak akan menimbul- kan masalah sepanjang tidak mempengaruhi kebijakan pendanaan dan inves- tasi perusahaan. Hal ini dikarenakan dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan, karena akan mengurangi kas dan mendorong peru- sahaan untuk mengeluarkan sekuritas baru. Permasalahan adalah pembayaran dividen yang cenderung menurun, yaitu pada perusahaan misalnya industri makanan dan minuman di Bursa efek Indonesia.

Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang tinggi agar dapat menutup kemungkinan–kemungkinan klaim implisit dan untuk memcegah timbulnya biaya-biaya kekurangan finansial. Untuk meningkatkan likuiditas, perusahaan menurunkan rasio pembayaran dividen (Holdet et al. 1988), dengan pembayaran dividen yang lebih rendah berarti perusahaan membu- tuhkan lebih sedikit pendanaan dari luar, karena perusahaan bukannya mem- bayar dividen, melainkan mempertahankan kas secara internal.

(4)

Terakhir, penutup yang berisi simpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Likuiditas

Likuiditas menurut (Gitman 2009) adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat waktunya atau kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas atau setara kas, yang ditunjukkan besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, per- sediaan. Likuiditas perusahaan yang seringkali diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusa- haan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka memungkinkan pembayaran dividen dengan labih baik pula (Gitman 2009).

Profitabilitas

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), profitabilitas adalah kemam- puan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Rahmawati et al. (2007). Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perusahaan. Menurut Gitman (2009), profitabilitas adalah hu-bungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi. Menurut Gitman (2009), terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan, aset ataupun investasi pemilik. Tanpa profit, perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. Profitabilitas adalah kemam- puan perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu tahun dan dikalkulasi dengan return on equity.

Rasio profitabilitas menurut (Gitman 2009) adalah rasio yang diguna- kan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah return on assets, return on equity dan return on investment.

Pertumbuhan Penjualan

(5)

kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan– kesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al. 1989). Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan men- cerminkan pendapatan meningkat sehingga pembayaran dividen cenderung meningkat.

Menurut Indrawati dan Suhendro (2006), pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut Devie (2003), per- tumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasar perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan menimbulkan konsekuensi pada keputusan inves- tasi dan keputusan pembiayaan. Untuk meningkatkan angka pertumbuhan, dilakukan penetapan akan angka jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Secara keuangan tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang ditentukan dengan hanya melihat kemampuan keuangan dapat dibeda- kan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri (internal growth rate) dan tingkat pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan. Sustainble growth rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan memelihara perbandingan antara hutang dengan modal (debt to equity ratio).

Menurut Ratnawati (2007), pertumbuhan perusahaan yang berkelan- jutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana dukungan asset terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan, pertumbuhan perusahaan dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan kesempatan investasi yang diproksikan de- ngan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set).

Murni dan Andriana (2007) menyatakan, pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan peru- sahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan peru- bahan total penjualan perusahaan.

Dividen

(6)

Menurut Hin (2001), pengertian dividen adalah pembagian bagian keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23 paragraf 03 menyatakan bahwa dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Menurut Baridwan (2000), dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perseroan terbatas yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham se- cara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing- masing pemegang saham tersebut. Umumnya Dividen dibagikan secara ter- atur dalam interval waktu yang tetap, misalnya tiap-tiap tahun, enam bulan, dan sebagainya, tetapi kadang-kadang dilakukan pembagian dividen ekstra selama pada waktu-waktu tersebut.

Dividend Payout Ratio

Menurut Hin (2001), dividend payout ratio merupakan perbandingan dividen yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per saham. Menurut Arifin dan Fakhruddin (2001), yang dimaksud dividend payout ratio adalah persentase laba yang dibayarkan secara tunai kepada para peme- gang saham. Rasio yang berkaitan dengan jumlah dividen yang dibagikan terhadap laba setelah pajak perusahaan yang menghasilkan persentase pem- bayaran laba kepada pemegang saham.

Menurut Downes dan Goodman (2001), dividend payout ratio ada- lah persentase laba yang dibayarkan secara tunai. Pada umumnya berlaku, semakin tinggi rasio pembayaran semakin dewasa perusahaa itu. Menurut Riyanto (2001), mengemukakan bahwa dividend payout ratio adalah presen- tase pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen kas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan, maka semakin kecil dana yang ter- sedia untuk ditanamkan dalam perusahaan.

Menurut Keown (2005), rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. Dari definisi-definisi mengenai dividend payout ratio di atas dapat disimpulkan bahwa (1) Rasio pembayaran Dividen ini menunjukkan persentase laba yang dibagikan kepada pemilik atau pemegang saham, (2) laba bersih perusahaan, (3) perbandingan antara Dividen per lem- bar saham (Dividend per share) dengan laba per lembar saham, (4) biasanya besaran angka dividen diumumkan dan ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

(7)

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai Dividen atau sebagai laba yang ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini dituntut untuk membagikan Dividen sebagai realisasi harapan hasil yang didambakan seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu.

Kebijakan dividen berhubungan dengan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvested).

Penentuan Harga Saham

Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pende- katan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis funda- mental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mem- pengaruhi harga saham di masa yang akan dating dan (2) menerapkan hu- bungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Dalam membuat model peramalan harga saham langkah yang pen- ting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya kebijakan dividen yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah (1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan (2) informasi tersebut ditunjukkan perubahan harga diwaktu yang lalu (3) perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang.

Penentuan harga (pricing) saham adalah salah satu kunci sukses penawaran. Kebanyakan perusahaan tidak akan cenderung menetapkan har- ga terlalu rendah. Tetapi harga yang terlalu tinggi juga akan menjatuhkan penawaran saham tersebut. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 Likuiditas berpengaruh terhadap Harga Saham H2 Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham.

H3 Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham H4 Kebijakan dividen berpengaruh terhadap harga saham.

(8)

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004 sampai 2008, yaitu 45 dan yang mengeluarkan dividen secara tetap adalah 20 perusahaan. Teknik pengam- bilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan kriteria sebagai berikut (1) Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 1 januari 2004 sampai 31 Desember 2008, (2) Perusahaan yang dija- dikan sampel memiliki kelengkapan data, (3) Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam penyampaian laporan keuangannya.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Harga saham, kenaikan harga saham akan sudah tercermin pada har- ga saham saat ini kalau perusahaan menurunkan pembayaran dividen dengan menggunakan pengukuran closing price. Likuiditas merupakan ukuran perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Likuiditas dihitung dengan menggunakan:

Current Ratio = Aktiva Lancar/Hutang Lancar x 100%

Profitabilitas merupakan suatu pengukuran untuk menilai keefektifan mana- jemen perusahaan dari sisi kemampulabaan penghasilan bersih yang diper- oleh perusahaan. Dalam hal ini profitabilitas dihitung dengan menggunakan: Return on Equity = EAT/Common Equity

Pertumbuhan penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahan- kan posisi ekonominya secara keseluruhan. Pertumbuhan dihitung dengan menggunakan pertumbuhan penjualan atau pendapatan dan pertumbuhan pada laba setelah pajak. Pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan diukur berdasarkan perubahan total penjualan perusahaan [(sales t – sales t-1)/ sales t- 1]. Dividen adalah merupakan suatu ukuran tingkat pembayaran dengan menunjukkan beberapa bagian laba perlembar saham yang dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen.

Rumus DPR = DPS/EPS x 100%

HASIL PENELITIAN

Hasil statistik deskriptif disajikan dalam tabel berikut:

(9)

Variabel

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Lqdt

100

20,16

925,00

234,41

188,82

Roe

100

0,59

120,91

27,95

18,06

Growth

100

-10,57

15700,00

179,00

1567,97

Dpr

100

-9,50

146,26

41,77

25,67

Price

100

-9,26

28000,00

3258,16

4423,54

R atau coefficient of correlation adalah sebesar 0,336, berarti kore- lasi Pertumbuhan penjualan, Profitabilitas, Likuiditas dan dividend terhadap harga saham adalah sedang. Nilai Adjusted R square adalah 0.113 atau 11,3% artinya besarnya variasi variabel harga saham yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas, likuiditas dan dividend adalah sebesar 11,3%, sedangkan sisanya 88,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model ini

Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel B t Sig.

Dari hasil perhitungan, dilihat angka signifikansi sebesar 0,282 maka H1 tidak terdukung, artinya tidak ada pengaruh variabel liukuiditas terhadap variabel harga saham. Dari hasil perhitungan, dilihat angka signifikansi sebesar 0,001 maka H2 diterima, artinya ada pengaruh variabel profitabilitas tehadap variabel harga saham. Dari hasil perhitungan, dilihat angka signifi- kansi sebesar 0,403 maka H3 tidak terdukung, artinya tidak ada pengaruh variabel pertumbuhan terhadap variabel harga saham. Dari hasil perhitungan, dilihat angka signifikansi sebesar 0,758 maka H4 tidak terdukung, artinya tidak ada pengaruh variabel dividen terhadap variabel harga saham.

Konstanta

1409,178

1,204

0,232

Lqdt

-2,499

-1,083

0,282

Roe

80,883

3,354

0,001

(10)

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh simpulan bahwa (1) profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham,

(2) likuiditas, dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Berikut adalah keterbatasan

(1) penelitian ini hanya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, tetapi bukan meneliti apakah harga saham turun atau naik;

(2) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 4 variabel yaitu profitabilitas, likuiditas, dividen dan harga saham sehingga ada kemungkinan bahwa ada faktor-faktor lain yang mempenga- ruhi harga saham namun tidak diteliti dalam penelitian ini;

(3) Data sampel perusahaan hanya didasarkan pada data keuangan tahunan periode 2004 sampai 2008, diharapkan dapat lebih akurat bila menggunakan data tahunan yang lebih lama. Beberapa Saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Pertama, menambahkan faktor lain yang berasal dari aspek in-formasi eksternal dalam penetapan kebijakan struktur modal. Kedua, meng-klasifikasi perusahaan yang dilihat dari harga saham secara analisa teknikal dan fundamental, besar atau kecil hutang dan ekuitas. Terakhir, mengklasi- fikasi perusahaan berdasarkan umur perusahaan, karena ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama stabil dengan yang baru didirikan akan ber- pengaruh terhadap besar kecilnya harga saham yang ditawarkan.

REFERENSI:

Barton, Sidney L., Ned C. Hill dan Sirinivasan Sundaran. 1989. An Empirical Test of Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure. Journal of the Financial Management Association, Spring.

Holder, Mark E., Fredereick W. Langrehr dan J. Lawrence Hexter. 1998. Dividend Policy Determinants: An investigation of the influences of Stakeholder Theory. Journal of the financial Management Association, Vol 27, Autumn.

(11)

Myers, Stewart C. dan Nicholas S. Majluf. 1984. Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information that Investors Do Not Have. Journal of Financial Economics 13.

Miswanto dan Widodo Eko. 1998. Manajemen Keuangan II, Seri Diklat Kuliah, Gunadarma. Gitman, Lawrence J. 2009. Principles of Managerial Finance, twelfth edition. United States:

Pearson Education Addison Wesley, inc.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, Fourth edition, United States: McGraw- Hill Education.

Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni, hlm. 77-105.

Nasser, Etty M. dan Fielyandi Firlano. 2006. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Hutang Sebagai Variabel Intervening Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Ekonomi STEI, No2/Th.XV/33/Mei-Agustus, hlm. 105-122. Saidi. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufak- tur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 11, No. 1, Maret, hlm. 44-58.

Sjahrial, Dermawan. 2008. Manajemen Keuangan, edisi 2, Jakarta: Mitra Wacana Media. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur di Bursa Efek Jakara), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret, hlm. 41-48.

(12)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dengan analisis rasio keuangan pada perusahaan PT. H.M Sampoerna Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data yang diteliti berupa laporan keuangan PT. H.M Sampoerna Tbk dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan laba dan meningkatkan atas prestasi yang telah dicapai perusahaan. Metode penelitian ini yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna Tbk perusahaan adalah analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Hasil penelitian ini berdasarkan rasio likuiditas yang diproksikan Current Ratio dan Quick Ratio kondisi kinerja keuangan perusahaan kurang baik. Rasio profitabilitas yang diproksikan Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio solvabilitas yang diproksikan Debt to Total Assets Ratio dan Debt to Total Equity Ratio kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio aktivitas yang diproksikan Total Assets Turn Over dan Fixed Assets Turn Over kondisi kinerja keuangan perusahaan baik.

(13)

PENDAHULUAN

Semakin berkembang pesatnya dunia usaha diera globalisasi ini, dan semakin banyaknya perusahaan baru. Sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan roda organisasi perusahaan. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Adanya analisis keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak manajemen dan para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan.

Salah satu alat analisis atas laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Laporan keuangan dianalisis untuk mengetahui arti dari angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut sehingga bermanfaat bagi pemakainya. Selain itu dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui prestasi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dan hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik nyangkut aspek penyedia dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan arus kas. Teknik analisa laporan keuangan yang disajikan adalah analisa rasio keuangan.

(14)

Industri rokok merupakan salah satu jenis usaha yang mengalami kemajuan pesat dan merupakan penyumbang pendapatan Negara yang cukup besar di Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan ini, mengalami kondisi yang cukup dilematis, khususnya di Indonesia. Pemerintah memperketat peraturan tentang rokok, seperti pembatasan dalam beriklan, adanya pembatasan merokok ditempat - tempat umum, peringatan kesehatan pada setiap kemasannnya, percantuman kadar nikotin dan tar, kebijakan harga jual eceran dan tarif yang meningkat setiap tahunnya membuat industri rokok di Indonesia semakin tertekan. PT. H.M. Sampoerna, Tbk industri rokok ini mempunyai prospek yang sangat cerah dan saat ini mengalami perkembangan dilihat dari semakin banyaknya perusahaan rokok baru, PT. H.M. Sampoerna, Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Selama penjualan dan volume tahun 2014 PT. H.M Sampoerna, Tbk total penjualan bersih konsolidasi mencapai Rp80,7 triliun di2014 dan mengalami peningkatan sebesar 7,6% dibandingkan dengan 2013 yaitu Rp75 triliun. Penjualan bersih dari rokok di Indonesia,

yang menyumbang 99, 8% terhadap total penjualan bersih konsolidasi sampoerna, meningkat menjadi Rp80,5 triliun, naik 7,5% dari pencapaian pada tahun 2013 yaitu Rp74,9 triliun. Peningkatan dalam penjualan bersih operasional rokok Indonesia terutama didorong oleh kenaikan harga. Adapun kenaikan harga ini sebagian diimbangi oleh penurunan volume yang tercemin dalam pangsa pasar yang lebih rendah. Volume penjualan rokok sebesar 109,7 miliar batang menurun sebesar 1,5%. Sampoerna kembali memimpin pasar industri rokok dengan pangsa sebesar 34,9% pada tahun 2014, turun 1,2 poin dari tahun sebelumnya. Kondisi Kewajiban jangka panjang PT. H.M Sampoerna, Tbk. Masih mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2014 dan laba bersih pada tahun 2014 sempat mengalami penurunan.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kinerja perusahaan PT. H.M. Sampoerna, Tbk dilihat dari analisis rasio keuangan?. Terkait dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dengan analisis rasio keuangan melalui laporan keuangan pada PT. H.M. Sampoerna,Tbk, Di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORITIS Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:27) pengertian dari laporan keuangan adalah ”laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.

(15)

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama peride tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Harahap (2013:18) tujuan laporan keuangan adalah : (a) Screening, analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kerusakan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan, (b) Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya,(c) Forecasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, (d) Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan, atau masalah lain dalam perusahaan, (e) Evalution, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut fahmi tujuan laporan keuangan (2011:5) adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditunjukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. mencakup pos- pos sebagi berikut : aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestimasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya.

2. Laporan laba rugi

(16)

menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak mioritas, laba rugi bersih dan periode berjalan.

3. Laporan perubahan ekuitas

Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan bedasarkan prinsip pengukuran yang dianut.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

5. Catatan laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan negative atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen.

Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua bagian kata, yaitu ”analisis” dan ”laporan keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan. Sedangan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entias.

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masimg pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.

Menurut Munawir (2010:35), analisa laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi seta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Manfaat Laporan Keuangan

(17)

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

g. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya.

i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan.

j. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:104) rasio adalah sebagai berikut:

”analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”.

Sedangkan menurut Munawir (2010:37) menyatakan bahwa :

”analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau lapora laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.

Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan menurut Fahmi (2014: 53) meliputi:

(18)

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

c. Analisi rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari pespektif keuangan.

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagi penilaian bagi pihak stakeholder organisasi

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan menurut Martono dan Harjito (2010:53) secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu : a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek.

Beberapa rasio likuiditas adalah : 1) Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena akan sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.

2) Quick Ratio (Rasio Cepat)

Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah quick ratio. Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Quick ratio menfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.

b. Rasio leverage finansial

Rasio leverage finansial yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

(19)

Debt rato (rasio hutang) merupakan rasio antara hutang (total debt) dengan total aset (total assets) yang dinyatakan dalam presentase. Rasio hutang mengukur berapa persen aset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.

2) Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang terhadap Modal Sendiri)

Total debt to equity ratio (rasio total hutang terhadap modal sendiri) rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

Beberapa rasio profitabilitas adalah : 1) Net Profit Margin

Net profit margin (marjin laba bersih) merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah paja dengan penjualan.

2) Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) rasio ini mengukur laba setelah pajak dengan total aktiva. 3) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) atau disebut Rentabilitas Modal Sendiri untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

d. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Artinya dalm hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Rasio aktivitas menganalisis hubungan antara laporan laba-rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur yang ada pada neraca, khususnya unsur-unsur aktiva.

Beberapa rasio aktivitas adalah :

1) Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)

Total assets turnover (TATO) mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan. Total assets turnover dihitung dari pembagian antara penjualan dengan total asetnya.

2) Fixed Asset Turn Over

(20)

untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum (Kasmir, 2013:172).

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi dibidang keuangan uang unsur- unsurnya berkaitan dengan pendapatan, operasional secara menyeluruh, struktur hutang dan hasil investasi. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan.

Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakannya analisis laporan keuangan. Oleh karena itu agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisis dan interprestasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan serta potensi perusahan dalam menjalankan usahannya secara financial ditunjukkan dalam laporan keuangan.

Menurut Munawir (2010:67), selain membandingkan rasio keuangan dengan standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keangan pada beberapa tahun-tahun sebelumnya. Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :

a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan

(21)

Bedasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teori yang telah dikemukakan maka penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif, yaitu penelitian yang merumuskan dan menafsiran data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum objek yang diteliti.

Gambaran dari Populasi Obyek

Adapun objek penelitian dalam pembahasan ini adalah perusahaan rokok yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yaitu : PT. H.M SAMPOERNA Tbk, dengan menggunakan analisis rasio sebagai dasar penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laba rugi periode lima tahun terakhir yaitu tahun 2010- 2014.

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan sampel karena penelitian ini bersifat studi kasus dengan menganalisa data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan masalah dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pada PT. H.M. Sampoerna, Tbk sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laba rugi yaitu 2010-2014.

Teknik Pengumpulan Data Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter yang merupakan sejenis data berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian.

Sumber Data

(22)

Teknik Pengumpulan Data

Memilih cara dan alat pengumpulan data yang tepat adalah sangat penting. Pada metode pengumpulan data ini penulis berusaha untuk mendapatkan data yang lengkap, dan sesuai dengan objek penelitian. Dan dalam usaha mendapatkan data-data yang diperlukan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data tertulis seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

Variabel dan Definisi Operasi Variabel

Yang dimaksud definisi operasional variabel adalah segala sesuatu objek pengamatan dalam penelitian yang didasarkan atas sifat-sifat yang diamati dengan hipotesis yang ada. Dalam penelitian ini variabel yang diamati adalah sebagai berikut :

1. Analisis rasio keuangan

(23)

Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan diantaranya :

a. Rasio likuiditas adalah suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Variabel rasio likuiditas diproksikan dengan menggunakan Current Ratio dan Quick Ratio untuk data laporan keuangan dari tahun 2010-2014 pada PT. H.M Sampoerna Tbk.

b. Rasio solvabilitas adalah suatu rasio untuk mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). Variabel rasio solvabilitas diproksikan dengan menggunakan Debt to Total Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio untuk data laporan keuangan dari tahun 2010-2014 pada PT. H.M Sampoerna Tbk.

c. Rasio aktivitas adalah suatu rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengoperasikan dananya (asetnya). Variabel rasio aktivitas diproksikan dengan menggunakan Total Assets Turn Over dan Fixed Assets Turn Over untuk data laporan keuangan dari tahun 2010-2014 pada PT. H.M Sampoerna Tbk.

d. Rasio profitabilitas adalah suatu rasio untuk mengukur aktivitas manajemen secara keselurhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Variabel rasio profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity untuk data laporan keuangan dari tahun 2010-2014 pada PT. H.M Sampoerna Tbk.

2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Secara umum kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dinilai dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen.

Teknik Analisa Data

Dalam teknik analisis data, yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu analisis data yang menggunakan angka-angka ke dalam analisis rasio untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan satu dengan yang lain yang sejenis. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menganalisa rasio keuangan yang digunakan sebagai berikut:

1. Menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari : a. Rasio Likuiditas, yang meliputi :

Aktiva Lancar

Current Ratio= x 100%

Hutang Lancar

Gambar

Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan Zacharia (2007), Saepuzaman (2011) dan Smith (2010) bahwa pembelajaran dengan kombinasi real dan virtual lab memberikan hasil

Hasil yang telah didapat dari program pengabdian masyarakat tentang program pelatihan dan pendampingan pembuatan reaktor biogas yang memanfaatkan campuran sampah organik pasar

Kajian atau pengajian yang beriringan dengan kegiatan salat berjamaah seperti kuliah subuh atau ceramah tarawih dapat dilakukan dengan mengurangi durasi waktu

terhadap sengketa pajak penghasilan, Return on Asset (ROA) tidak terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap sengketa pajak penghasilan, Sales growth terbukti

Jika dikaitkan dengan jam tidur responden, jam tidur responden divisi warehouse dapat dikatakan kurang cukup ideal, karena beberapa responden jam tidurnya < 7

Kemerdekaan yang telah diraih para pahlawan harus kamu isi dengan perilaku yang positif.. Perilaku yang positif bukan berarti perilaku

Although visible/near-infrared spectral threshold method is simple, it is difficult to differentiate cloud and land surface because of the similarity between them

Kerusakan tersebut meliputi abrasi, akresi dan intrusi air laut (Taofiqurohman, 2012). Masyarakat Indonesia yang berada di negara kepulauan tidak asing dengan abrasi,