• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH ETIKA PROFE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH ETIKA PROFE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI

MATA KULIAH ETIKA PROFESI

DISUSUN OLEH :

NADIA KHAIRARIZKI

135060507111037

KELAS A

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2016

(2)

Pemateri : Wahyu Jatmiko Waktu : 9 September 2016

Dalam berpraktek secara individu, proyek kecil merupakan potensi untuk ditangani seorang arsitek. Ketakutan-ketakutan yang muncul dalam berpraktek mandiri adalah adanya ketersediaan sebuah proyek yang akan ditangani. Hal tersebut dapat menghambat kemajuan usaha yang dikembangkan. Oleh karena itu, pemateri memberikan saran apa yang harus dilakukan ketika seorang arsitek memulai prakterknya secara individu sebagai berikut, pertama membuat list-to-do yakni apa yang harus dilakukan dan dikerjakan, kemudian membuat list

client dan teman yang memiliki jabatan dan teman freelance, kemudian mengajukan proposal atau fortofolia berupa data pekerjaan serta hasil karya yang telah dirancang sebagai salah satu bentuk promosi. Setelah mendapat respon dan mendapat banyak pekerjaan, langkah selanjutnya adalah merekrut teman dan membuka biro atau kantor.

Kemudian dalam menangani sebuah proyek, pemateri memberikan saran dimulai dari membuat perjanian yang jelas dan jika diperlukan disahkan oleh notaris, kemudian kontrak harus diikuti. Satu hal terpenting yang harus dilakukan adalah menjalin hubungan baik dengan calon

client dan bekas client.

Judul Materi : Etika Profesi Pengawasan Pemateri :

Waktu : 23 September 2016

Sebuah proyek konstruksi membutuhkan pengendalian terhadap proyek konstruksi yang terdiri dari pengendalian kualitas atau mutu, pengendalian waktu, dan pengendalian biaya. Pengendalian waktu dan pengendalian biaya merupakan manajemen proyek. Pengendalian tersebut dilakukan oleh konsultan pengawas. Pelaksanaan pengawasan memiliki alur tahapan pelaksanaan pekerjaan pengawas dimana diantara tahapan-tahapannya terdapat review dan perbaikan akibat adanya usulan sampai mendapatkan persetujuan. Adapun tugas konsultan pengawas pada saat koordinasi tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa dan pemberi persetujuan atas shop drawing yang diajukan oleh konsultan perencan. Setelah mendapat persetujuan konsultan pengawas dan diketahui oleh pemberi tugas makan kontraktor pelaksana dapat menjalankan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah diuarikan.

2. Mengevaluasi desain berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas desain. Evaluasi dapat berupa usulan dan saran terhadap desain.

3. Memeriksa persiapan pekerjaan, gambar kerja dan persyaratan lainnya, bila perlu mengkonsultasikan ke perencana.

4. Mempersiapkan bahan rapat sebagai resume program pelaksanaan di lapangan. 5. Menyusun laporan mingguan dan laporan bulanan.

Judul Materi : Arsitek dengan Badan Hukum Pemateri : Ir. Sahirwan (IAI)

Waktu : 4 Oktober 2016

(3)

besar, menengah dan kecil. Biro besar dengan nilai proyek yang tak terbatas, menengah untuk nilai proyek sampai dengan 2,5 M sedangkan kecil untuk nilai proyek 0-750 juta. Ketiga biro tersebut tentunya memiliki perbedaaan pada badan hukum. Adapun ciri dari buro kecil adalah tanpa birokrasi, fleksibel, overhead rendah, daya tekan terhadap gejolak ekonomi lebih baik, relasi terhadap klien langsung, staff sebagai teamwork, pajak kecil dan kewajiban social kecil.Sedangkan ciri dari biro besar adalah SDM cukup, lapisan manajerial, pendapatan operasional cukup kuat, cukup alokasi waktu untuk desain, competitor lebih terlihat, jangkauan area praktek lebih luas, selalu ada second opinion, biasa menangani proyek yang besar dan prestisius, dan pendapatan lebih banyak. Adapun pembentukan teamwork KSO (Kerjasama operasional) dalam sebuah biro terdapat beberapa alasan yakni melaksanakan suatu proyek bersama, meraih suatu proyek tertentu dengan kompleksitas tinggi, dan meningkatkan kapabilitas.

Judul Materi : Menuju Indonesia Emas Pemateri : Hari Santosa

Waktu : 1 November 2016

Pengembangan creative economy bertujuan untuk menghasilkan produk kreatif berupa barang dan jasa kreatif berbasis intellectual property. Terdapat 16 subsektor kreatif yang didukung BEKRAF. Dalam dunia perancangan atau desain terdapat beberapa isu yang berkembang terkait dengan perkembangan creative economy yang pertama adalah kebutuhan akan sertifikat keahlian (SKA) dalam lingkup nasional, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada lingkup ASEAN, dan Numenklatur Profesi yakni klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI). Dalam ketiga aspek tersebut terdapat standar kompetensi yang harus dicapai meliputi bagaimana mengerjakan suatu tugas dan mengorganisasikan. Terkait dengan standar kompetensi tersebut diperlukan sebuah assessor yang menilai metode, langkah kerja proses, memahami aturan, dan kaidah desain. Sebagai respon terhadap MEA dalam dunia arsitektur, Indonesia membentuk Indonesia Qualification Network/ KKNI yang mengeluarkan SKKNI yakni sertifikat keahlian (SKA) dan sertifikat keterampilan (SKT). Selain itu, terdapat pula beberapa peraturan sebelumnya yang mendukung sertifikasi untuk arsitekt yakni UUJK No.18 Tahun 1999 mengenai SKA dan Penyelenggaran SKA.

Judul Materi : Kiat Sukses Profesi Arsitek

(4)

 Keterampilan arsitektur sebagai acuan profesi

Keterampilam arsitektural terbagi menjadi dua jenis yakni hard skills dan soft skills. Hard skills mahasiswa arsitektur berupa keterampilan dalam teori dan konsep dan dalam visualisasi serta desain sedangkan soft skills yang harus dikembangkan setelah mahasiswa arsitektur menjadi sarjana adalah learning skills, thinking skills, dan living skill.

 Kesuksesan arsitek sebagai tujuan profesi

Seorang arsitek harus dapat mengembangkan sikap dan sifat yang dinilai mencermikan ciri-ciri atau karakter dari kesuksesan yakni semangat, cerdas, komunikatif, energik, instrrospektif, berkepribadian, berpengalaman, kekluargaan, sikap-perilaku, dan fokus.

 Bidang pekerjaan sebagai profesi arsitek

Sarjana arsitek dapat menduduki beberapa bidang pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Adapun bidang-bidang tersebut adalah konsultan perencana, konsultan perancang, konsultan pengawas, kontraktor pembangunan, pengembang perumahan, industry bahan/material, lembaga keuangan, lembaga pemasaran, instansi pemerintahan, dan lembaga pengembangan ilmu.

 Prinsip inti kesuksesan arsitek

Kesuksesan arsitek terdiri dari enam inti untuk menjadi pemimpin arsitek terbaik yakni sebagai berikut: kehidupan yang tulus dan jujur, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan, membangun tim yang tangguh, bekerja dengan penuh inspirasi, menciptakan organisasi yang fleksibel, serta mengimplementasikan sistem yang relevan.

 Konsep dasar kesuksesan arsitek professional yang beretika

Terdapat empat konsep dasar menuju arsitek professional yang sukses dan beretika yakni Alat terdiri dari sarana dan prasarana, Bekerja berarti berkehidupan dan berpenghidupan, Cita-cita berarti impian, harapan, idem dan rencana, dan terakhir adalah Doa yakni nilai-nilai ibadah.

Judul Materi : Arsitek Properti

Pemateri : Ahmad Rony Yustianto Waktu : 29 November 2016

Properti memiliki beberapa karakteristik yakni immobility, heterogeneity, unliquid, durability, dan legal complexity. Beberapa factor yang mempengaruhi nilai property adalah sebagai berikut: Faktor permintaan dan penawaran meliputi Faktor kependudukan, Perubahan citarasa dan Perubahan teknologi pembangunan, Faktor fisik properti meliputi Jenis dan kegunaan properti, Ukuran dan bentuk , Desain dan Konstruksi bangunan, Faktor peletakkan dan lokasi property dan Faktor politik, kenegaraan, dan egoism atau prestise.

Perkembangan sektor properti akan semakin membaik sejalan dengan meningkatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi meskipun pada saat ini masih belum menggembirakan. Beberapa subsektor yang membaik pada sektor properti terutama pada kondominium. Terutama di kota-kota besar. Bisnis property bukan jenis pasar sempurna. Sektor property sangat rentan terhadap intervensi pemerintah. Beberapa hal terkait dengan legalitas, peraturan tata ruang, peruntukan lahan, dan pajak.

(5)

korporasi bisnis. Integritas yang akan menjaga nilai-nilai yang ada dalam perusahaan yakni kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Profesionalisme yakni keahlian dan kemampuan diri yang harus selalu berkembang sesuai dengan tuntutan dunia bisnis. Entrepreneurship dikonotasikan sebagaibakat alam akan tetapi lebih berkaitan dengan wawasan, dayacipta, inovasi, dan keberanian mengambil resiko.

Judul Materi : Kode Etik Profesi Arsitek

Pemateri : Agung Murti Nugroho ST., MT., Ph.D Waktu : 13 Desember 2015

Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti karakter, watak, kesusilaan dan adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan salah atau benar. Sedangkan profesi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerja non profesional karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pada setiap profesi, terutama pada profesi yg berkaitan dg hajat hidup orang banyak, terdapat suatu aturan yg disebut ‘kode Etik’. Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

 Etika profesi sebagai arsitek

Profesi arsitek adalah pekerjaan penuh waktu yang melalui pendidikan/pelatihan khusus yakni strata. Profesi arsitek memiliki organisasi profesi yaitu IAI , mempunyai komponen izin kerja (lisensi) dan pengakuan dari masyarakat serta mempunyai kode etik dan hak pengelolaan mandiri. Di Indonesia, atau di IAI pada khususnya, kode etik ini diatur dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek. Kode etik ini pertama kali dibuat dan disepakati pada tahun 1992 di Kaliurang, kemudian diperbaharui melalui kongres di Jakarta pada tahun 2005. Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi ArsiteK ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Mukadimah, 5 (lima) Kaidah Dasar, 21 (dua puluh satu) Standar Etika dan 45 (empat puluh lima) Kaidah Tata Laku.

a. Mukadimah, berisi uraian mengenai panggilan nurani seorang arsitek.

b. 5 Kaidah Dasar dengan uraian sebagai berikut: Kaidah Dasar 1 berisi Kewajiban Umum, Kaidah Dasar 2 berisi Kewajiban terhadap Masyarakat, Kaidah Dasar 3 berisi Kewajiban kepada Pengguna Jasa, Kaidah Dasar 4 berisi Kewajiban kepada Profesi, Kaidah Dasar 5 berisi Kewajiban terhadap Sejawat.

Pemilihan Profesi Arsitek sebagai Perencana

(6)

berkala (kesesuaian bestek pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan kesesuaian dari sudut arsitektur). Salah satu tugas atau pekerjaan yang saya minati selama mengikuti mata kuliah Desain Arsitektur di studio adalah ketika mencari konsepsi dasar dari suatu desain atau perancangan. Profesi yang dapat mewadahi minat saya tersebut adalah sebagai perencana. Posisi perencana atau konsultan perencana sebagai konseptor dasar dari suatu proyek membuat arsitek dapat dengan bebas menuangkan ide-ide dasar terbaik yang dimilikinya. Arsitek dapat mengeksplorasi dan menampilkan ide-ide kreatif dalam hal desain tanpa melupakan lingkungan binaan di sekitarnya. Selain itu sebagai perencana pada pelaksanaan proyek, arsitek bertindak sebagai team leader yang membawahi beberapa divisi dari bidang keilmuan selain arsitektur sehingga dirasa dapat melatih dan mengembangkan sikap kedisplinan pada kepribadian saya.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab “ya” dan jumlah siswa yang menjawab “tidak” untuk setiap

Temuan penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Widyasari dan Fifilia (2009) dalam penelitian analisis pengaruh produk, harga, promosi dan lokasi

Berdasarkan fakta lapangan yang telah peneliti secara induktif dapat dimaknai bahwa kemampuan pemahaman konsep Pythagoras aspek memahami diamati dari

Sampai saat yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, maka peraturan tersebut pada pasal 1 dan pasal 2 tidak berlaku untuk daerah karesidenan Malang dan pasal 3 ayat (1) tidak berlaku

Undang-undang, Undang-undang Darurat, Peraturan-peraturan Pemerintah atau Ordonansi-ordonansi, lain dari pada yang dimaksudkan dalam pasal 1, ditetapkan oleh Republik Indonesia

Tabel 4.5 Penghitungan Indeks

PUSAT FOTOGRAFI TERBARU DI MEDAN xiii DAFTAR PUSTAKA.. Carmel, James

Unit klarifikasi nira tebu skala industri untuk atasi produksi tebu yang meningkat tanpa. harus membuat pabrik