• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM 3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PROGRAM

3M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

RANOTANA WERU KOTA MANADO

Vega Inge Umboh*, Grace D. Kandou*, Billy J. Kepel*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, terjadi 71.668 kasus DBD dan 641 diantaranya meninggal dunia. Kejadian DBD di Sulawesi Utara pada tahun 2014 terdapat 2.364 kasus atau naik 89,11%. DBD merupakan salah satu penyakit menular yang menonjol di Puskesmas Ranotana Weru. Pengetahuan dan Sikap diketahui memiliki hubungan dengan kejadian DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang program 3M Plus dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kasus control yang dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita penyakit dbd dengan jumlah 68 responden yang diantaranya 34 responden yang telah di diagnosis oleh dokter sebagai kelompok kasus dan 34 responden yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru dan berdekatan dengan rumah atau tempat tinggal penderita sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI= 95% dan α=0,05. Terdapat hubungan antara pengetahuan (p= 0,004) dengan nilai OR = 5,571 (CI 95% 1,804 – 17,203), sikap (p= 0,001) dengan nilai OR = 7,015 (CI 95% 2,074 – 23,729) dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Pengetahuan dan sikap tentang program 3M Plus memegang peran penting dalam terjadinya kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.

Kata kunci: pengetahuan, sikap, kejadian demam berdarah dengue ABSTRACT

According to data by Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2015, there were 71.668 cases of Dengue and Severe Dengue (DSD) and 641 were died. Incidence of DSD in North Sulawesi in 2014 there were 2,364 cases, went up 89.11%. DSD is one of the most prominent infectious diseases in Ranotana Weru Public Health Center. Knowledge and Attitudes known to have relationship with the incidence of DSD. This research aimed to determine relationship between knowledge and attitudes about 3M Plus program with the occurence DSD in Ranotana Weru Public Health Center Manado. This was a quantitative research design with case-control study conducted in Juny-August 2016. The population in this study were all patients who suffer from DSD with the number of 68 respondent. 34 respondent were diagnosed by doctor as the case group and 34 respondent who live in the region of Ranotana Weru Public Health Center and close to the home or place of stay of patients as a control group. Data collection in this study was using interviews, with questionnaire as the data collection instruments. Chi square test was used to analyze the relationship between variables with CI = 95% and α = 0.05. There were relationship between knowledge (p = 0,004) with OR = 5.571 (95% CI 1.804 to 17.203), attitude (p = 0,001) with OR = 7.015 (95% CI 2.074 to 23.729) with the occurrence DSD in Ranotana Weru Public Health Center Manado. Knowledge and attitudes about 3M Plus program plays an important role in the occurrence of DSD in Ranotana Weru Public Health Center Manado.

(2)

PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD) atau Dengue Haemorrhagic fever

(DHF) dan dewasa ini World Health

Organization (WHO) menyebut DBD

sebagai Dengue And Severe Dengue

merupakan salah satu masalah kesehatan

dunia dan merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia yang

cenderung semakin luas penyebarannya.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah

penyakit menular yang ditandai dengan

panas (demam) dan disertai dengan

perdarahan. Demam berdarah dengue

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti yang hidup di dalam dan disekitar

rumah yang disebabkan oleh virus dengue

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Menurut data dari World Health

Organization (WHO) jumlah kasus DBD

terbesar yaitu 1,2 juta pada tahun 2008 dan

lebih dari 3 juta kasus pada tahun 2013

terjadi di wilayah Amerika, Selatan-Timur

Asia, dan Pasifik Barat. Pada tahun 2015

2,35 juta kasus terjadi hanya diwilayah

Amerika dengan jumlah angka kematian

mencapai 1181 kasus (WHO, 2016).

Jumlah penderita Demam Berdarah

Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun

2012 sebesar 90.245 kasus dengan IR 37,27

per 100.000 penduduk. Dan pada tahun

2013 sebesar 112.511 kasus dengan IR

45,85 per 100.000 penduduk (Profil

Kesehatan Indonesia, 2012, 2013).

IR Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Sulawesi Utara pada tahun 2013 yaitu

54,72% per 2.265.937 penduduk. IR

Demam Berdarah Dengue (DBD) pada

tahun 2014 yaitu 57,06% per 2.265.937

penduduk (Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi

Utara, 2015). Kasus Demam Berdarah

Weru pada kurun waktu lima tahun terakhir

dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terdapat

150 kasus.

Salah satu penyebab terjadinya demam

berdarah dengue adalah kurangnya

pengetahuan masyarakat. Bedasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Malela

(2014) bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian demam

berdarah dengue.

Penyebab lainnya yang juga dapat

menyebabkan terjadinya demam derdarah

dengue yaitu, sikap masyarakat. Yang telah

dibuktikan dari hasil penelitian sebelumnya

oleh Askar (2013) bahwa terdapat

hubungan antara sikap dengan kejadian

demam berdarah dengue.

Tingginya kejadian demam berdarah

dengue di masyarakat maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian di Puskesmas

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian case control study (studi kasus

kontrol). Tempat penelitian dilakukan di

Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Juni-Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini

adalah 68 responden, 34 responden

diantaranya adalah seluruh pasien yang

menderita penyakit demam berdarah

dengue sebagai kelompok kasus dan 34

responden yang berdomisili di wilayah

kerja Puskesmas Ranotana Weru sebagai

kelompok kontrol. Pengembilan sampel

pada penelitian ini dilakukan dengan total

sampling. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan data primer

yaitu berupa kuesioner. Setelah didapatkan

subjek penelitian, kemudian dilakukan

pengumpulan data di wilayah kerja

Puskesmas Ranotana Weru.

Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis

univariat dan analisis bivariat. Uji chi

square merupakan statistik yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden dalam penelitian

ini adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan,

dan pendidikan terakhir. Karakteristik

responden ini dapat dilihat pada tabel 1

dibawah ini:

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan

Variabel Penelitian

Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk

jenis kelamin dan umur telah di lakukan

matching yaitu sebesar 17% responden

laki-laki dan perempuan dan sebagian besar

responden termasuk dalam kelompok umur

6-10 tahun yaitu 34% responden.

Pendidikan dengan persentase terbesar

adalah SMA dengan jumlah responden

yaitu 48% responden, sedangkan untuk

pekerjaan sebagian besar responden bekerja

sebagai PNS dan wiraswasta yaitu 12%

responden.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan

(4)

Distribusi Responden Demam

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui

responden yang mengetahui kejadian

demam berdarah dengue di wilayah kerja

Puskesmas Ranotana Weru sebesar 46%

dan sebesar 22% responden yang tidak

mengetahui kejadian demam berdarah

dengue. Distribusi berdasarkan pengetahuan

sebesar 39% responden memiliki

pengetahuan yang baik dan sebesar 29%

responden memiliki pengetahuan yang

masih kurang. Sedangkan distribusi

responden berdasarkan sikap dapat dilihat

responden yang memiliki sikap baik yaitu

sebesar 38%.

Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Program 3M Plus Dengan Kejadian

DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru

Pengetahuan

Analisis statistik yang dilakukan dengan

menggunakan uji chi square menunjukkan

p value = 0,004. Data ini menunjukkan

terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan kejadian demam berdarah di

Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru

Kota Manado. Uji hubungan ini juga

menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) =

tersebut menunjukkan bahwa responden

yang memiliki pengetahuan yang kurang

berisiko 5,571 kali menderita penyakit

DBD dibandingkan dengan responden yang

memiliki pengetahuan yang baik. Hasil ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Fajarina (2012) tentang hubungan

(5)

(DBD) dengan perilaku pencegahan

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

di wilayah Kelurahan Demangan

Yogyakarta. Penelitian ini memperoleh p

value = 0,000, yang berarti secara statistik

ada hubungan antara pengetahuan dengan

kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah

(2014) yang berjudul hubungan kondisi

sanitasi lingkungan, pengetahuan dan

tingkat pendidikan terhadap kejadian

demam berdarah dengue di Kelurahan

Lontar Kecamatan Sambikereb Surabaya,

menunjukkan hasil p value = 0,036 yang

berarti bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan responden dengan kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikereb

Kota Surabaya. Hasil yang sama juga

diperoleh dari penelitian Steffi dkk (2013)

yang berjudul hubungan pengetahuan dan

sikap dengan perilaku masyarakat dalam

pencegahan Demam Berdarah Dengue

(DBD) di wilayah kerja Puskesmas

Tamalanrea Makassar menunjukkan hasil

ada hubungan signifikan pengetahuan

dengan kejadian dbd adalah 0,001 (p <

0,05), yang menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan responden mempengaruhi

terjadinya DBD di wilayah kerja Puskesmas

Tamalanrea Makassar.

Tetapi hasil yang berbeda didapat

dari hasil penelitian Aryati dkk (2012)

tentang hubungan pengetahuan sikap dan

tindakan masyarakat dengan kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan

Negara. Pada hasil uji analisis bivariat

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh

p value = 0,454 (>0,05) sehingga hal ini

menunjukkan tidak ada hubungan antara

tingkat pengetahuan responden dengan

kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD).

Wahid (2006) dalam Mubarak

(2012) mengatakan perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan, dimana dapat disimpulkan

jika pengetahuan seseorang atau kelompok

baik maka derajat kesehatan orang atau

kelompok tersebut akan meningkat.

Berdasarkan hasil uji statistik

dengan menggunakan uji chi square

diperoleh nilai p value = 0,001, yang

berarti terdapat hubungan antara sikap

dengan kejadian Demam Berdarah Dengue

(DBD). Uji hubungan ini juga

menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) =

7,015 (CI 95% 2,074 – 23,729) yang berarti bahwa sikap merupakan faktor risiko yang

bermakna terhadap kejadian Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan untuk

responden yang memiliki sikap yang

kurang baik berpeluang mendapatkan

kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)

sebesar 7,015 kali dari pada responden yang

memiliki sikap yang baik. Hasil ini

didukung dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya tentang hubungan

antara pengetahuan dan sikap terhadap

perilaku pemberantasan sarang nyamuk

(6)

Dengue (DBD) di Banjar Badung, Desa

Melinggih, wilayah Puskesmas Payangan

yang dilakukan oleh Kusuma (2014)

memperoleh hasil yang berhubungan antara

sikap dengan kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan p value = 0,001.

Cindy et al (2015) dalam penelitiannya di

Kecamatan Tomohon Barat juga

menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara sikap dengan kejadian Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai

probabilitas 0,01. Hasil penelitian yang

sama juga dilakukan oleh Dwi Jata et al

(2015) dengan judul hubungan perilaku

masyarakat dalam pemberantasan sarang

nyamuk dan faktor lingkungan dengan

kejadian demam berdarah dengue di

wilayah puskesmas I Denpasar Selatan dan

puskesmas I Denpasar Timur, menunjukan

hasil signifikansi sebesar p = 0,01 dan di

wilayah kerja Puskesmas I Dentim sebesar

p = 0,00 yang artinya terdapat hubungan

antara sikap dengan kejadian Demam

Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja

Puskesmas I Denpasar Selatan dan

Puskesmas I Denpasar Timur.

Sikap adalah merupakan reaksi atau

respons seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek.Sikap dalam kehidupan

sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial.

Mengacu dari jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sikap responden

terhadap kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD) masih kurang baik yang

dapat menyebabkan kurangnya partisipasi

dalam hal pencegahan penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara pengetahuan

dengan kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD) di wilayah kerja

Puskesmas Ranotana Weru Kota

Manado dengan nilai OR = 5.571 (CI

95% 1,804 - 17,203) yang berarti

responden yang memiliki pengetahuan

kurang berpeluang mendapatkan

kejadian Demam Berdarah Dengue

(DBD) sebesar 5.571 kali dari pada

responden yang memiliki pengetahuan

yang baik.

2. Ada hubungan antara sikap dengan

kejadian demam berdarah di wilayah

kerja Puskesmas Ranotana Weru Kota

Manado dengan nilai OR = 7,015 (CI 95% 2,074 – 23,729) yang memiliki arti responden dengan sikap kurang baik

berpeluang mendapatkan kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD)

sebesar 7,015 kali dari pada responden

yang memiliki sikap yang baik.

SARAN

1. Bagi Puskesmas

Bagi seluruh tenaga kesehatan di

Puskesmas Ranotana Weru agar

lebih aktif dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan atau

(7)

terjadinya penyakit DBD seperti

penyebaran bubuk abate,

pemasangan baliho atau stiker

tentang DBD, dan atau penyebaran

pamflet. Juga lebih sering aktif

mengundang masyarakat untuk

dapat lebih rutin memeriksakan

kesehatannya untuk mencegah

demam berdarah, karena lebih baik

mencegah dari pada mengobati.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Ranotana

Weru untuk dapat lebih

memperhatikan kebersihan diri

sendiri maupun lingkungan rumah

dan sekitarnya, menerapkan gaya

hidup yang lebih sehat, sering

melakukan kegiatan 3m plus secara

tepat dan teratur maka dapat

meminimalisir terjadinya penyakit

DBD. Masyarakat juga harus lebih

rutin memeriksakan kesehatan pada

petugas-petugas kesehatan agar

keadaan tubuh dapat diketahui dan

dapat terkontrol dengan baik.

3. Bagi peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti lain atau

peneliti selanjutnya untuk dapat

meneliti faktor-faktor lain yang

dapat menyebabkan kejadian

demam berdarah, atau dapat

mengembangkan penelitian tentang

penyakit DBD agar supaya semakin

banyak orang mengetahui

bagaimana cara mencegah

terjadinya penyakit DBD tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Utara 2015

Anonim. 2015. Dinas Kesehatan Kota

Manado 2015

Anonim, 2015.Profil Puskesmas Ranotana

Weru Kota Manado tahun 2015

Achmadi UF, Sudjana P, Sukowati S,

Wahyuno TM, Haryanto B, Mulyono

S, Adiwibowo A. 2010. Buletin

Jendela Epidemiologi, (Online), Vol

2,

(http://www.depkes.go.id/download.p

hp?file=download/pusdatin/buletin/b

uletin-dbd.pdf) diakses tanggal 31

Mei 2016

Afriza T, Nasriati. 2012. Pengaruh Perilaku

Masyarakat Dalam 3M Plus

Terhadap Resiko Kejadian Demam

Berdarah di ilayah Kerja Puskesmas

Labuhanhaji Timur Kabupaten Aceh

Selatan Tahun 2012.

(http://www.ejournal.uui.ac.id/jurnal/

TUTI_AFRIZA-2ds-jurnal_tuti_a.pdf) diakses tanggal 31

Mei 2016

Aryati, Sali W, Ayu G. 2012. Hubungan

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan

Masyarakat Dengan Kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) Di

Kelurahan Baler Bale Agung

Kecamatan Negara Tahun 2012,

(8)

2014,(http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JURNALKESEH

ATANLINGKUNGAN/V4N2/IKetut

CaturAryatiWayanSaliGustiAyuMad

eAryasih.pdf), diakses tanggal 31

Mei 2016)

Departemen Kesehatan RI. 2004. Tata

Laksana Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Irianto K. 2013. Parasitologi Medis.

Bandung: Alfabeta.

Irianto K. 2014. Epidemiologi Penyakit

Menular Dan Tidak Menular.

Bandung: Alfabeta

Jata Dwi, Adi Putra, Pujaastawa. 2015.

Hubungan Perilaku Masyarakat

Dalam Pemberantasan Sarang

Nyamuk Dan Faktor Lingkungan

Dengan Kejadian Demam Berdarah

Dengue Di Wilayah Puskesmas I

Denpasar Selatan Dan Puskesmas I

Denpasar Timur, (Online) Vol 10 No.

1 tahun 2016,

(https://wisuda.unud.ac.id/pdf/139126

1008-1-Halaman%20Depan.pdf,

diakses tanggal 31 2016).

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk

Teknis Pemberantasan Sarang

Nyamuk Demam Berdarah Dengue

(PSN DBD) oleh Juru Pemantau

Jentik (Jumantik). Kementerian

Kesehatan RI, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Demam

Berdarah Biasanya Mulai Meningkat

di Bulan Januari. Kementerian

Kesehatan RI, Jakarta.

Malela SR. 2014. Hubungan Perilaku 3M

Dengan Kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tamalate Kecamatan

Kota Timur Kota Gorontalo,

(Online),

(http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMF

IKK/article/download/10477/10356)

diakses tanggal 31 mei 2016

Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K,

Supradi. 2012.Promosi Kesehatan:

Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar Dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mumpuni Y, Lestari W. 2015. Cekal

(Cegah Tangkal) Sampai Tuntas

Demam Berdarah. Yogyakarta:

Rapha Publishing.

Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan

Densitas Larva Aedes Aegypty di

Kelurahan Birobuli selatan Kota

Palu Sulawesi Tengah (Online),

(http://repository.unhas.ac.id/bitstrea

m/handle/123456789/5658/JURNAL

%20NAHDA.pdf) di akses tanggal 31

Mei 2016

Notoadmodjo S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.

(9)

Notoadmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan:

Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Paendong C. 2015. Hubungan Pengetahuan

Dan Sikap Masyarakat Dengan

Pencegahan Demam Berdarah

Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Taratara Kecamatan

Tomohon Barat, (Online), Vol 2 No.

2, Juni 2015,

(http://jurnal.unsrittomohon.ac.id/ind

ex.php/ejurnal/article/view/70,

diakses tanggal 31 Mei 2016)

Sholihah Qoriatus. 2014. Hubungan

Kondisi Sanitasi Lingkungan,

Pengetahuan Dan Tingkat

Pendidikan Terhadap Kejadian

Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di

Kelurahan Lontar Kecamatan

Sambikereb Kota Surabaya, (Online),

Vol 3 No. 3 tahun 2014,

(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/

swara-bhumi/article/view/9195,

diakses tanggal 31 Mei 2016)

Tangyong IS, Askar M, Darmawan S. 2013.

Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Dengan Perilaku Masyarakat Dalam

Pencegahan Demam Berdarah

Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas

Tamalanrea Masassar (Online), Vol

2 No. 5 tahun 2013,

(http://library.stikesnh.ac.id/files/disk

1/6/e-library%20stikes%20nani%20hasanu

ddin--steffiisab-265-1-25136268-1.pdf) diakses tanggal 31 Mei 2016

World Health Organization. 2016. Dengue

And Severe Dengue. Jenewa: World

Health Organization Centre for

Health Development (Online),

(http://www.who.int/mediacentre/fact

sheets/fs117/en/, diakses tanggal 31

Mei 2016).

Zulkoni A. 2011. Parasitologi. Yogyakarta:

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Program 3M Plus Dengan Kejadian

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul Anailisis

Dalam Proses Penerimaan Siswa Baru dan Informasi Pondok Pesantren Hidayatussalikin Panitia Penerimaan Siswa Baru pun akan lebih mudah untuk mendata calon Siswa Baru tidak

Fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya lewat penelitian ini adalah “Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak Melalui Pembelajaran Dengan Penerapan Nilai

Lpj 1990 S.2 Magister Sains 2003 S.2 Rengat Dari Kabid Pelayanan, Perizinan Karpeg.. Perhitungan dan

Tindakan reklamasi lahan rawa yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat bekerjasama dengan warga masyarakat pesisir Kabupaten Pekalongan pada tahun 2010 yaitu dalam luasan

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang senantiasa telah menganugerahkan rakhmat, nikmat, taufik dan inayah-Nya kepada penulis dalam

Berdasarkan hasil pengujian regresi data panel, kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST), kebijakan dividen (DPR), dan kebijakan hutang (DER) secara

harmonis di antara pegawai, namun dalam hal pekerjaan mereka kurang termotivasi untuk membantu rekan kerjanya. Hasil tersbut dapat juga disebabkan oleh karena