• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MARKETING COMMUNICATION PT POS INDONESIA DALAM MENINGKATKAN BRAND IMAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI MARKETING COMMUNICATION PT POS INDONESIA DALAM MENINGKATKAN BRAND IMAGE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MARKETING COMMUNICATION PT POS INDONESIA DALAM

MENINGKATKAN BRAND IMAGE

Pramelani

Hubungan Masyarakat

AKOM BSI Jakarta

Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur

pramelani.pli@bsi.ac.id

ABSTRACT- For more than 270 years PT POS INDONESIA has become the world's largest expedition center. PT POS started its work in 1746 in Semarang. From year to year PT POS is still superior in its field. But there is also more competition. Other expeditions began to emerge, intending to replace PT POS in the community. This makes the brand image of PT POS which is very good initially become bad in the eyes of the public. Not a few people who know of PT POS in this day and age, especially early childhood. Improving Brand image of a company is very important for the company, in order to prodak or services sold in the market.Competition among companies is increasing. They compete with each other to want to be superior

Keywords: Marketing Communications, Brand Image

INTISARI- Sudah lebih dari 270 tahun PT POS INDONESIA menjadi pusat ekspedisi terbesar di dunia. PT POS memulai kiprahnya pada tahun 1746 di Semarang. Dari tahun ketahun PT POS masih tetap unggul dalam bidangnya. Tetapi semakin banyak juga persaingan. Mulai muncul ekspedisi-ekpedisi lain, yang bermaksud menggantikan posisi PT POS di tengah masyarakat. Hal ini menjadikan brand image PT POS yang awalnya sangat bagus menjadi buruk di mata masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang tahu akan PT POS di zaman sekarang ini, terutama anak usia dini. Meningkatkan Brand image suatu perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan, agar prodak atau jasa yang dijual laku dipasaran.Persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Mereka saling berlomba – lomba ingin menjadi yang lebih unggul

Kata Kunci: Marketing Komunikasi, Brand Image

PENDAHULUAN

Sudah lebih dari 270 tahun PT POS INDONESIA menjadi pusat ekspedisi terbesar di dunia.PT POS memulai kiprahnya pada tahun 1746 di Semarang.Dari tahun ketahun PT POS masih tetap unggul dalam bidangnya.Tetapi semakin banyak juga persaingan. Mulai muncul ekspedisi-ekpedisi lain, yang bermaksud menggantikan posisi PT POS di tengah masyarakat.

Persaingan yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap PT POS menjadi berkurang, dikarenakan kekurangan dari PT POS sendiri dalam hal pelayanan. Lambat laun, masyarakat lebih mempercayakan pengiriman mereka menggunakan ekspedisi lain. Dan kini, masyarakat mengenal PT POS sebagai jasa pengiriman terlama dengan tempat yang kumuh dan tidak bisa di percaya.

Hal ini menjadikan brand image PT POS yang awalnya sangat bagus menjadi buruk di mata masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang tahu akan PT POS di zaman sekarang ini, terutama anak usia dini. Meningkatkan Brand image suatu perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan, agar prodak atau jasa yang dijual laku dipasaran.Persaingan antar perusahaan semakin meningkat.Mereka saling berlomba – lomba ingin menjadi yang lebih unggul.

Maka dari itu, sangat penting untuk menaikan Brand Image suatu perusahaan, agar mudah masuk di masyarakat.Dalam hal ini peranan seorang Markom sangatlah penting dan erat kaitannya dengan menjaga dan menaikan Brand Image suatu perusahaan. Salah satunya adalah dengan cara pembuatan Event yang berkaitan dengan Brand Image perusahaan tersebut.

Dan dalam pembahasan ini penulis menjelaskan tentang bagaimana Strategi seorang Markom PT POS INDONESIA dalam menaikan Brand Image perusahaan. Hal ini yang membuat penulis tertarik dan mengambil pembahasan tersebut untuk menjadi objek pembahasan

penelitian dengan judul “STRATEGI MARKETING COMMUNICATION PT POS INDONESIA DALAM MENINGKATKAN BRAND IMAGE ”..

Berdasarkan latar belakang atau permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana Strategi Marketing Communication PT Pos Indonesia Dalam Meningkatkan Brand Image?”

(2)

Tujuan dari penyusunanpenelitian ini adalah:

1. Mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan kehumasan, serta tugas dan fungsi humas dalam penerapannya secara nyata ketika menangani publiknya, mengetahui media atau sarana yang digunakan humas dalam mendukung meningkatkan brand image.

2. Untuk mengetahui bagaimana suatu strategi kehumasan pada perusahaan BUMN membemeningkatkan brand image ditengah banyak bermunculan ekspedisi swata lainnya

BAHAN DAN METODE

A. Public Relations

Istilah “Hubungan Masyarakat” yang disingkat Humas baru dikenal pada abad ke-20 tetapi gejalanya sudah tampak sejak abad sebelumnya, di indonesia humas sudah benar- benar memasyarakat dalam arti telah dipergunakan secara luas oleh departemen, perusahaan, badan dan lembaga. Pada dasarnya humas merupakan bidang tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik yang bersifat komersial atau organisasi non komersial.Arti penting humas sebagai sumber informasi sangatlah besar pada era globalisasi dan informasi seperti ini.

Scott M. Cultip dan Allen H. Center, pengertian humas adalah merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tatacara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. (Rosady Ruslan, 2002).

Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalaknya.

Menurut Scott M. Cutlip dan H. Center, Public Relations adalah proses yang kontinyu dari usaha- usaha manajemen untuk memperoleh kerjasama dan saling pengertian dari para pelanggannya, pegawai, publik umumnya ke dalam mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan persyaratan- persyaratan. (Danan Djaja, 1985:10)

John G. Mayers (Danan Djaja, 1985:10) dijelaskan bahwa program yang dilakukan humas adalah suatu organisasi mempunyai objek sasaran yaitu:

1. Publik Internal Perusahaan adalah orang- orang yang berada didalam organisasi yaitu karyawan,pemegang saham.

2. Publik Eksternal Perusahaan adalah orang- orang yang berada diluar organisasi yang ada kaitannya dengan organisasi yaitu pers, masyarakat, pemerintah.

Dari pengertian humas diatas dapat disimpulkan humas adalah fungsi manajemen dari organisasi yang bertujuanuntukmengembangkan goodwill dan

memperoleh opini publik dalam menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan public relationsharus diterapkan kedalam serta keluar dan juga untuk menciptakan citra positif perusahaan baik pada publik internal maupun eksternal.

B. Peranan Humas

Praktisi humas diharapkan menjadi mata dan telinga serta tangan kanan bagi top manajemen dari suatu organisasi yang ruang linkup tugasnya menjalin hubungan yang harmonis baik dengan publik internal maupun publik eksternal. Menurut Rosady Ruslan (2008:10) peranan humas yang ada intinya

1. Sebagai communicator atau penghubung antar organisasi yang diwakili dengan publiknya. Dalam menghadapi pihak dalam atau luar, tugas yang dilakukan oleh humas harus mampu menjadi ujung tombak bagi penyebaran informasi bagi perusahaan.

2. Membina relationship yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Dalam rangka menjembati hubungan PTPN- VII dengan publiknya dengan melakukan kegiatan seperti terjun langsung kemasyarakat tujuannya agar lebih dekat dengan publik.

3. Berperan sebagai Back Up Management yakni sebagai penghubung dalam fungsi manajemen organisasi. Humas berperan sebagai fungsi manajemen maka humas harus mendukung setiap langkah- langkah atau keputusan yang dibuat instansi kepada publik.

4. Membentuk Corporate Image artinya peranan seorang humas berupaya untuk menciptakan citra bagi organisasi.

C. Fungsi Humas

Menurut pakar humas internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public relations dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mecapai tujuan bersama.

2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya.

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

(3)

tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. (Rosady Ruslan,2005:19)

D. Ciri-Ciri Humas

Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri- cirinya yaitu :

1. Humas adalah kegiatan organisasi dalam suatu organisasi yang berlaku dua arah secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang terciptanya tujuan yang ditetapkan manajemen dalam suatu organisasi.

3. Publik yang menjadi sasaran humas adalah publik internal dan publik eksternal.

4. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan sikologis baik yang timbul dari organisasi maupun pihak publik.

E. Tujuan Humas

Tujuannya adalah ”membentuk goodwill, toleransi, saling kerjasama dan saling menghargai serta memperoleh opini public yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar (external relations)”.

Frank Jeffkins (1992:21) merumuskan tujuan PR adalah :

1. Memperoleh pengertian publik 2. Mendapatkan kepercayaan publik 3. Mendapat dukungan publik 4. Memperoleh kerjasama publik

Menurut M. Linggar Anggoro (2002:71) dari sekian banyak tujuan humas beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar- pasar baru.

2. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atau rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru. 3. Untuk memperbaiki hubungan antara

perusahaan dengan khalaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

4. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk- produk perusahaan. 5. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan

mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadi krisis.

6. Untuk menciptakan identitas perusahaan atau citra lembaga yang baru tentunya lebih baik daripada sebelumnya.

F. Tugas Humas

1. Tugas Internal Public RelationsAdalah menyelenggarakan komunikasi yang bersifat persuasive dan informative dengan publik internal khususnya para pegawai dengan mengadakan analisa tentang kepegawaian seperti ( gaji dan kesejahteraan karyawannya), menganalisa apa yang telah dilaksanakan didalam internal Public Relations, mengadakan survey tentang sikap para karyawan terhadap instansinya dengan kebijaksanaan instansi itu dan kegiatan- kegiatannya, tujuan internal public relations yaitu mencapai karyawan yang mempunyai gairah kerja. 2. Tugas Eksternal Public RelationsAdalah mengadakan

komunikasi yang efektif yang sifatnya informative dan persuasive yang ditujukan kepada publik diluar organisasi. Tugas- tugas yang harus dilakukan dalam eksternal public relationsatas dasar untuk memperoleh dukungan pengertian dan kepercayaan dari publik luar adalah sebagai berikut :

a) Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan terhadap para pegawai dan metode yang digunakan.

b) Memberi advise dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada

hubungannya dengan public

relations mengenai perbaikan- perbaikan kegiatan.

c) Memberikan penerangan-

penerangan yang objektif agar publik tetap informed tentang segala aktivitas dan perkembangan organisasi itu dengan menyusun staf-staf yang efektif untuk bagian itu, tujuan eksternal public relations yaitu mengeratkan hubungan dengan orang- orang diluar organisasi sehingga terbentuk opini publik terhadap organisasi.

G. Definisi Strategi

Ditulis oleh (Efendi Arianto pada Juni 24, 2007). Silahkan mengutip dengan menyebutkan sumbernya.

Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”. yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.

Gagne (Iskandarwassid & Dadang Sunender, 2008:3), dalam konteks pengajaran, strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah dan megambul keputusan. Artinya, bahwa Artinya bahwa proses pembelajaran akan menyebabakan peserta didik berfikir seara unik untuk dapat menganalisi, memecahkan masalah di dalam keputusan.

H. Strategi Public Relations

(4)

Relationsofficer dapat menganalisa lingkungan, strategi, mengimplementasikan startegi, mengendalikan strategi. Sedangkan menurut Wheelen dan Hunger (1995 : 9) bahwa Startegi Public Relations ialah suatu proses kegiatan dengan melakukan Scanning lingkungan, formulasi strategi, Implementasi strategi, evaluasi dan control.

Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam perusahaan, Menurut D. Ronald Smith (2008: 10-11), ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai Strategi Public relations, yaitu:

1. Formative Research

Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith adalah riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi . Dalam fase ini terdapat tiga tahap yakni analisis situasi, analisis organisasi dan analisis publik. a. Analyzing the situation (menganalisa situasi)

Merupakan bagian yang penting sebagai proses awal penentuan strategi,dimana setiasp tahap ini digunakan untuk mengumpulkan semua informasi dan sekaligus menganalisa situasi. b. Ananlyzing the organization (menganalisa

oranisasi)

Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga aspek perusahaan yaitu lingkungan internalnya (misi,performance, dan sumber daya perusahaan), reputasi dan lingkungan eksternalnya.

c. Ananlyzing the public (menganalisa publik) Merupakan tahap untuk mengidentifikasikan dan menganalisa publik yang menjadi sasaran. Hal ini akan membuat perusahaan mampu mengatur prioritas dalam berhubungan dengan publknya yang beragam.

2. Strategy

Strategi merupakan jantung nya perencanaan public relations maupun masaran dan bidang lainnya yang berkaitan. Strategi adalah keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Strategi memiliki tiga tahap, yakni menetapkan tujuan dan sasaran,memformulasikan aksi dan strategi respon, kemudian menggunakan komunikasi efektif.

a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif)

Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif yang jelas, spesifik dan terukur (measurable) sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

b. Formulating action and response strategies (memformulasikan aksi dan respon)

Tahap ini merupakan tahap dimana antara kegiatan atau aksi dipadukan dengan respon yang akan diterima.

c. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang efektif)

Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap pesan yang disampaikan, seperti: sumber yang akan menyampaikan pesan kepada publik kunci, isi dari pesan, bunyi dan gayannya dan lain-lain. 3. Tactics

Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase ketiga yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah disusun.

a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi)

Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti : komunikasi tatap muka, organizational media, media berita, iklan dan media promosional dan lainnya.

b. Implementing the strategic plan (mengimplementasikan strategi)

Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk mengimplementasikan program komunikasi yang ditentukan.

4. Evaluative Research

Pada fase terakhir adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang ditempuh.

Jadi penulis menyimpulkan bahwa strategi PR adalah pemikiran yang telah direncanakan oleh praktisi PR untuk mengelola citra melalui berbagai kegiatan PR untuk mecapai tujuan perusahaan.

I. Definisi Marketing Communication

Menurut Rd. Soemanegara (2008:4) Marketing Communication adalah Kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.

Menurut Purba, dkk dalam Nickels (2006:126) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan (Kennedy, 2009:4).

(5)

ditawarkan dan merebut awareness masyarakat terhadap kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan.

Marketing Communication (Komunikasi pemasaran) memegang peranan penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Oleh karena itu, dalam perencanaan komunikasi pemasaran harus berhati-hati dan penuh perhitungan dalam pengelolaan dana, karena cost yang dikeluarkanpun tidak sedikit. Maka penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi itu sendiri.

Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itulah penyampaian komunikasi dapat tersampaikan dengan jelas kepada audiens sasaran yang sudah diidentifikasi. Menurut pendapat (Sulaksana, 2007:50), dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif ada delapan tahap yang harus dilalui, yaitu :

a. Mengidentifikasi audiens sasaran b. Menentukan tujuan komunikasi c. Merancang pesan

d. Memilih saluran komunikasi

e. Menetapkan total anggaran komunikasi f. Memutuskan bauran komunikasi g. Mengukur hasil komunikasi

h. Mengelola proses komunikasi pemasaran terpadu

J. Definisi Brand Image

Pengertian brand image menurut Wilson Arafat

(2006:53) adalah “Brand Image didefinisikan sebagai persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori konsumen yang mengandung makna bagi konsumen”.

Pengertian brand image menurut Fandy Tjiptono

(2005:49) adalah : “brand image atau brand description yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen

terhadap merek tertentu”.

Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image.

Dalam kajian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Menurut Artherton dan Klemmack (1982) yang dikutip Ruslan (2010:3) menerangkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) suatu masyarakat, kelompok atau individu tertentu sebagai obyek penelitiannya.

Pada metode ini peneliti mengunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam

moleong (2002:4) mendefinisikan ”metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” menurut mereka

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid &terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.

PT POS mempunyai Visi dan Misi, yaitu :

(6)

• Menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara.

• Menjadi tempat berkarya yang menyenangkan.

• Menjadi pilihan terbaik bagi pelanggan

• Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi bangsa, negara, pelanggan, karyawan, masyarakat serta pemegang saham.

Program pengenalan tentang PT POS ini bermula pada tahun 2014, dimana program tersebut diberi nama

“Fhilately Education Class” atau disingkat menjadi “FIDUCA”. FIDUCA adalah sebuah perusahaan yang

bekerja sama dengan PT POS INDONESIA dalam menjalankan perannya. FIDUCA sendiri hadir dikarenakan ada peluang untuk pengenalan POS kepada khalayak banyak. Menurut key informan, masih banyak masyarakat pada zaman sekarang ini masih awam dengan PT POS INDONESIA. Yang masyarakat tahu, PT POS adalah perusahaan ekspedis yang sudah sangat lama dan pastinya akan kalah dalam persaingan dengan perusahaan ekspedisi lain. Dan dari situlah peluang ini muncul. Ingin memperkenalkan kembali kepada masyarakat tentang PT POS itu dan meningkatkan Brand Image kembali kepada PT POS INDONESIA seperti dahulu.

Fhilathely Education Class ( FIDUCA) didirikan pada 14 April 2014, yang beralamatkan di Jalan Jalur Sutera 31A No.9 Alam Sutera Serpong Tangerang. Fiduca sendiri didirikan oleh Ibu Wulan Mimnajiddah dan suaminya Bapak Endra Gunadi. Berdirinya Fiduca, karena kurangnya perhatian pada hobi yang menurut mereka sudah ketinggalan zaman dan untuk memperkenalkan kembali PT POS INDONESIA kepada khalayak banyak.

Berawal dari Prangko yang semula hanya dimaksudkan sebagai tanda pelunasan biaya pengeposan, Ternyata berkembang menjadi benda koleksi (collectible items) yang sangat besar daya tariknya. DR Gray seorang pejabat museum di Inggris tercatat sebagai pengumpul prangko pertama yang mencari prangko melalui surat kabar The London Times tahun 1841. Seorang guru di Perancis menggunakan prangko sebagai alat peraga mata pelajaran geografi yang semula kurang diminati, sehingga berubah menjadi pelajaran yang menarik dengan dibantu oleh prangko sebagai alat peraga. Dalam waktu singkat timbulah demam prangko diantara murid-murid sekolah. Mereka bersaing untuk memiliki koleksi prangko paling banyak dan paling bagus serta bertukar prangko untuk melengkapi koleksinya.

Seiiring perkembangan jaman, kehadiran berbagai sarana komunikasi membuat keberadaan prangko makin kurang dilirik konsumen. Masyarakat global kini telah memiliki beragam saluran komunikasi yang lebih praktis seperti telepon, email, layanan pesa singkat (SMS) dan layanan multi media (MMS) melalui telepon genggam dan kian jarang berkirim surat melalui

jasa pos. Namun demikian hal itu tidak membuat filateli lantas mati.

Fiduca (Philately Education Class) adalah suatu wadah pembinaan dan pengembangan kegiatan dibidang flateli yang dikhususkan bagi anak usia dini untuk mengenal dunia melalui produk-produk filateli guna memperluas pengetahuan mereka yang disajikan dengan metode pembelajaran field experience dengan konsep edutainment (Education & Entertainment) yang bertujuan agar pembelajaran lebih menyenangkan.

Usia dini merupakan masa emas bagi seorang anak. Pada usia ini anak paling peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu serta rasa ingin tahu anak sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dari anak sering bertanya tentang apa yang mereka lihat. Anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. Eksplorasi yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Untuk itu perlu dilakukannya pemberian rangsangan pengenalan terhadap dunia filateli agar dapat membantu terbentuknya generasi muda Indonesia yang berkarakter, berpengetahuan luas serta mencintai dunia filatel.

Visi dan Misi FIDUCA; Visi Menjadi pioneer filateli untuk anak usia dini yang memegang Unsur EDUTAINMENT (Education & Entertainment). Misi Memperkenalkan dunia filateli pada anak usia dini serta mengembangkan kreativitas, teliti, hemat, jujur dan pengertian pada anak usia dini.

Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, FIDUCA mempunyai divisiMarketing Communication. Semua kegiatan atau semua tugas Marketing Communicationdiupayakan guna mendukung tujuan dari PT POS INDONESIA. Yaitu meningkatkan Brand Image PT POS dan memasarkan Pembelajaran atau Edukasi yang dimiliki FIDUCA.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis

lakukan dalam judul “Strategi Marketing Communication

PT POS INDONESIA Dalam Meningkatkan Brand

Image”dimana Marketing CommunicationPT POS INDONESIA berusaha membangun Brand Image dengan cara memberikan pembelajaraan tentang dunia POS kepada anak usia dini.

Dari hasil kegiatan tersebut, Penulis dapat menyimpulkan bahwa Strategi Marketing Communication PT POS INDONESIA yang dilaksanakan tanggal 09 November 2016 dapat dikatakan berhasil. Hal ini terbukti dengan sangat antusiasnya para siswa dan para orang tua menanggapi event tersebut dan menumbuhkan kepercayaan kembali para orang tua terhadap Kantor Pos.

(7)

Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations &Public

Relations. Bandung : Mandar Maju

Sitepu, Edy Sahputra dan Faulina. 2011. Profesional Public Relations. Medan: USU Pers

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikasi. Bandung : Remaja Cutlip, Center dan Broom. 2007. Effective Public Relation.

Jakarta: PT Tunas Karya Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Bandung: Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Gregory, Anne. 2004. Public Relation dalam Praktis.

Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama Kennedy dan Soemanagara.2006.Marketing Communication. Taktik dan Strategi.

Pudjiastuti,Wahyuni. 2010. Spesial Event. Jakarta: Elex Media Komputindo

Referensi

Dokumen terkait

Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono,

memberikan umur yang panjang kepada kedua orang tua saya, agar saya.. mempunyai kesempatan untuk membahagiakan mereka, walaupun

sebagai jasa sosial, konsep perbankan syariah mengharuskan bank Islam.. melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebaikan),

Mengacu pada paparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku

Responden dalam survey harian ini adalah seluruh pengunjung Pengadilan Militer III-13 Madiun tanpa memandang jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan serta umur, akan

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1 menunjukan bahwa hasil sidik ragam pada rata-rata umur tanaman saat panen pertama terdapat perbedaan yang nyata

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pertanyaan yang sama kepada kepala sekolah, guru, dan siswa serta melihat kondisi langsung di lapangan

Perbandingan metode pendidikan karakter Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona diwarnai dengan perbedaan corak pandangan masing-masing yang tentunya tidak melahirkan suatu jurang