Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 1
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH ACEH
Maulidar1, Said Musnadi2, Mukhlis Yunus3
1)
Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3)
Staff Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to determine the effect of leadership and job satisfaction on employee work motivation of Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh either simultaneously or partially, as well as the influence of leadership, job satisfaction, and motivation to work on the productivity of employees working of Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh and either simultaneously or partially. Study sample as many as 157 employees intansi is taken by simple ramdom sampling technique. Data analysis tools are used path analysis (path analysis). This study found that leadership, job satisfaction on employee work motivation has a positive effect on employee productivity of Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh. Leadership and job satisfaction can not only improve employee motivation, but also can improve employee productivity, both directly and indirectly (through motivation) as an intermediate variable. Leadership and job satisfaction has a positive effect on employee work motivation and the Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh. In addition, leadership and job satisfaction are also a positive effect on employee productivity of Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh. Statistical test results showed either simultaneously or partial leadership and job satisfaction can significantly improve employee produktivas. Similarly, the effect of partial motivation for agency employee productivity also showed a significant association, with increased motivation to work is partially also improve employee productivity.The conclusion to be drawn from this study is, leadership and job satisfaction have a significant effect on work motivation and employee productivity of Industry, Trade, Cooperation Small-Medium Business Aceh. The existence of motivation can be an intermediary variable between leadership and job satisfaction with the agency employee productivity.
Keywords: Leadership, Job Satisfaction, Work Motivation and Work Productivity Employees
2 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
tersebut juga menunjukkan keterkaitan yang signifikan, dimana peningkatan motivasi kerja secara parsial juga meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh. Keberadaan motivasi kerja dapat menjadi variabel perantara antara kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan produktivitas pegawai instansi tersebut.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja Pegawai
Pentingnya kepemimpinan semakin
sangat dirasakan dalam era globalisasi
dewasa ini, terutama dalam organisasi
Pemerintah Daerah sebagai organisasi
yang melayani kebutuhan
masyarakat/publik. Berbagai hasil peneliti
telah memungkinkan masyarakat modern
memiliki acuan ilmiah yang secara
teoritikal memberikan gambaran betapa
pentingya kepemimpinan yang efektif
dalam kehidupan organisasi, baik di bidang
kenegaraan, di bidang keniagaan, dibidang
organisasi politik, bahkan juga dibidang
keagamaan dan dibidang organisasi sosial
yang sifatnya nirlaba. Gambaran tersebut
semakin memperjelas tentang esensia
kepemimpinan untuk semua jenis
organisasi terlepas dari tujuannya,
bentuknya, sifatnya dan besar kecilnya.
Seseorang yang cenderung bekerja
dengan penuh semangat apabila kepuasan
dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan
kepuasan kerja karyawan merupakan kunci
pendorong moral, kedisiplinan, dan
prestasi kerja karyawan dalam mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan,
2003:203). Kepuasan kerja yang tinggi
atau baik akan membuat karyawan
semakin loyal kepada perusahaan atau
organisasi. Semakin termotivasi dalam
bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan
yang lebih penting lagi kepuasan kerja
yang tinggi akan memperbesar
kemungkinan tercapainya produktivitas
dan motivasi yang tinggi pula. Karyawan
yang tidak merasa puas terhadap
pekerjaannya, cenderung akan melakukan
penarikan atau penghindaran diri dari
situasi - situasi pekerjaan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis.
Bila seseorang termotivasi, ia akan
berusaha berbuat sekuat tenaga untuk
mewujudkan apa yang diinginkannya.
Namun belum tentu upaya yang keras itu
akan menghasilkan produktivitas yang
diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam
arah yang dikehendaki organisasi. Oleh
karena itu, upaya harus diarahkan dan
lebih konsisten dengan tujuan ke dalam
sasaran organisasi.
Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UKM Aceh adalah sebuah
lembaga negara yang bergerak dalam
bidang pembinaan industri, dagang,
Koperasi dan UKM. Dinas Perindagkop
dan UKM Aceh berlokasi di jalan Pocut
Baren nomor II Peunayong Banda Aceh
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 3
dan tanggung jawab kepada Gubernur,
dinas ini mempunyai tugas pokok
membantu Gubernur melaksanakan
sebagian tugas di bidang industri,
perdagangan, koperasi dan UKM serta
mempunyai fungsi pelayanan dan
informasi kepada masyarakat. Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM mempunyai pegawai sebanyak 260
orang yang terbagi dalam 11 bidang serta
terdapat 40 orang honorer.
Dengan jumlah pegawai yang banyak
tentunya diharapakan segala aktivitas
kegiatan pelayanan masyarakat dapat lebih
optimal, akan tetapi kenyataan di lapangan
berbeda dengan apa yang dicanangkan
oleh Pemerintah Aceh. Fenomena tersebut
terlihat dari pelayanan yang diberikan oleh
pegawai Disperindagkop dan UKM yang
masih kurang maksimal. Kelambanan
penyelesaian pekerjaan ini menurut hasil
pengamatan lebih disebabkan karena
rendahnya produktivitas kerja, seperti surat
menyurat, disposisi, perizinan dan
sebagainya yang membutuhkan waktu
sekitar 4 hari, padahal jika dilihat dari
prosedural hanya membutuhkan waktu
yang lebih singkat yaitu kurang dari 2 hari.
Fenomena lain adalah perilaku tepat
waktu datang dan tepat waktu pulang kerja
para pegawai masih perlu ditingkatkan.
Indikasi ini dapat dilihat dari absensi
tingkat kehadiran pegawai yang masih ada
yang datang terlambat atau tidak mengikuti
apel pagi, dan pada saat jam kerja masih
ada yang seringkali tidak berada di tempat
dengan berbagai alasan pulang kerja belum
pada waktunya. Kondisi ini disebabkan
oleh kurang sikap tegas pemimpin di
dalam menjatuhkan sanksi bagi pelanggar
indisiplinier, yang pada akhirnya
menyebabkan kurangnya rasa taat pegawai
terhadap ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan. Dengan ketidak jelasnya sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh
pimpinan, menyebabkan perasaan puas
atau tingkat kepuasan kerja karyawan
menurun, sehingga pada akhirnya
berpengaruh terhadap motivasi kerja yang
dimiliki oleh karyawan.
Selain fenomena lamban dan perilaku
indisipliner, faktor lingkungan kerja juga
mempengaruhi produktivitas pegawai,
dimana menyebabkan para pegawai cepat
jenuh dan bosan sehingga semangat kerja
dan ide-ide yang dimiliki tidak bisa
disalurkan dengan baik ke atasan, dimana
pada akhirnya semua ketetapan akan ada
ditangan atasan.
Untuk meningkatkan produktivitas
kerja para pegawai dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh,
maka perlu diteliti pengaruh
kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap motivasi kerja dan dampaknya
terhadap produktivitas kerja pegawai,
dengan mengetahui pengaruh tersebut
diharapkan para pengambil keputusan
dapat menetapkan suatu kebijakan yang
mampu memotivasi pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan
4 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
dimaksudkan untuk menginvestigasi
“ PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
MOTIVASI KERJA DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
DINAS PERINDUSTRIAN
PERDAGANGAN KOPERASI DAN
USAHA KECIL MENENGAH ACEH
Sesuai dengan permasalahan di atas,
maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh kepemimpinan dan
kepuasan kerja terhadap motivasi
kerja pegawai Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Aceh.
2. Pengaruh kepemimpinan, kepuasan
kerja, dan motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan UKM Aceh.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan
untuk menentukan pengaruh
kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap motivasi kerja serta terhadap
produktivitas kerja pegawai. Sedangkan
secara khusus penelitian ini untuk melihat :
Pengaruh kepemimpinan dan
kepuasan kerja terhadap motivasi kerja,
serta implikasinya terhadap produktivitas
kerja pegawai dengan demikian objek
penelitian dalam penelitian ini adalah
Kepemimpinan (X1), Kepuasan Kerja (X2),
Motivasi kerja (Y) dan Produktivitas Kerja
(Z)
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UKM Aceh dengan
mengambil jumlah populasi 260 responden
untuk pegawai PNS yang terbagi kedalam
11 bidang. Sampel penelitian ini tidak
termasuk tenaga honorer /kontrak
Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple ramdom sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara acak berdasarkan bidang kerja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden berdasarkan bidang kerja yang terdiri dari 11 bidang kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh dengan persen kelonggaran ketidak telitian sebesar 5%. Sebagai pertimbangan adalah masalah waktu dan biaya maka penelitian dilaksanakan di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III-1.
Adapun metode perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode pengambilan sampel Slovin adalah sebagai berikut :
𝑛= 𝑁
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 5 penelitian menggunakan metode Slovin adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel pada masing-masing bidang di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh dengan perhitungan untuk masing-masing bidang sebagai berikut:
𝑛=157 260𝑥16 𝑛= 10
Definisi Operasional di Objek Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah produktivitas
kerja (Z), yaitu merupakan Variabel
Dependen, sedangkan Variabel Independen
yang diharapkan akan mempengaruhi
produktivitas kerja adalah kepemimpinan
(X1), dan kepuasan kerja (X2) dan motivasi
kerja (Y).
1. Produktivitas Kerja
Variabel dependen yang digunakan
adalah Produktivitas kerja. Produktivitas
kerja dalam penelitian ini adalah suatu
sikap mental yang ditunjukkan bukan
semata-mata untuk mendapatkan hasil
kerja sebanyak-banyaknya melainkan
kualitas unjuk kerja Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh,
mencakup aspek : kemampuan kerja
pegawai; penggunaan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan; hasil yang
diharapkan; dan sikap ingin meningkatkan
kemampuan (Kusriyanto (1993:1).
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut pegawai
adalah pandangan atas apa yang dilihat,
didengar, dirasakan terhadap pimpinannya
yang menimbulkan keinginan untuk
mentauladaninya, mencakup aspek : sifat
pemimpin seperti hubungan dengan
karyawan, gaya kepemimpinan adalah
kebebasan bagi bawahan untuk memberi
pendapat, fungsi kepemimpinan adalah
mampu mendelegasikan wewenang dengan
baik, tugas kepemimpinan adalah
memberikan bimbingan arahan, dan
dorongan kepada bawahan, dan peran
kepemimpinan adalah dapat menciptakan
suasa kerja kondusif dan memberikan
penghargaan bagi karyawan yang memiliki
tingkat produktivitas kerja tinggi (Uris,
1972: 26)
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja secara umum
menyangkut sikap seseorang mengenai
pekerjaannya. Karena menyangkut sikap,
pengertian kepuasan kerja mencakup
berbagai hal seperti kondisi dan
kecenderungan perilaku seseorang.
Kepuasan itu tidak tampak serta nyata,
tetapi dapat diwujudkan dalam suatu hasil
pekerjaan. Salah satu masalah yang sangat
penting dalam bidang psikologi industri
adalah mendorong karyawan untuk bekerja
dengan lebih produktif (Handoko,
6 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
4. Motivasi Kerja
Motivasi kerja dalam penelitian ini
adalah suatu dorongan atau semangat kerja
untuk bekerja karena adanya kebutuhan
yang mencakup aspek: (1) motif
diantaranya adalah upah (uang) yang adil
dan layak, perasaan aman,
mengembangkan potensi diri, Program
pelatihan dan hubungan kerja antar
karyawan, (2) harapan adalah rasa
tanggung jawab, posisi jabatan
berdasarkan persoalan, mampu memberi
sikap simpatik, kondisi kerja yang baik dan
menyenangkan, serta kesempatan
mengembangkan karir. dan (3) insentif
penuh rasa tanggung jawab untuk
memperoleh imbalan, senang dengan
tunjangan yang diberikan, system
pemberian bonus kerja, serta kesempatan
dipromosikan (Siagian 1999 : 51). Lebih
lanjut dapat ditabulasikan sebagai berikut :
Metode Analisis
Diagram Analisis Path
Gambar 2. Diagram Analisis
Y=ρX1Y+ρX2Y+ Є1…...…Substruktural 1
Z=ρZX1+ρZX2+ρZY+Є2…..Substruktural 2
Metode Analisis Data
Dalam studi ini, analisis jalur
digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh; karena dari model yang disusun
terdapat keterkaitan hubungan antara
sejumlah variabel yang dapat diestimasi
secara simultan. Selain itu variabel
dependen pada satu hubungan yang sudah
ada, akan menjadi varaibel independen
pada hubungan selanjutnya.
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dapat dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut :
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
dalam hakekat produktivitas kerja adalah
pengertian mengenai produktivitas kerja.
Dalam berbagai literatur terdapat banyak
pengertian mengenai produktivitas kerja.
Produktivitas adalah nilai output dalam
hubungannya dengan suatu kesatuan input
tertentu. Moekijat ( 1988 : 481 )
“ Produktivitas biasanya dinyatakan sebagai imbangan dari pada hasil kerja
rata-rata dalam hubungannya dengan jam
orang rata-rata dari tenaga kerja yang
diberikan dalam proses tersebut”.
Indikator-indikator produktivitas kerja
Dimensi dan indikator produktivitas
kerja adalah :
1. Kemampuan kerja pegawai, dapat
dilihat dari ;
a. Kemampuan dalam
menyelesaikan beban pekerjaan
yang diberikan.
b. Kerjasama dalam menyelesaikan
pekerjaan.
2. Penggunaan waktu kerja, hal ini dapat
diukur dari;
a. Penyelesaian pekerjaan dilihat dari
segi waktu.
b. Sikap terhadap tugas yang harus
diselesaikan.
3. Hasil yang diharapkan :
a. Hasil kerja yang diselesaikan.
b. Usaha memenuhi target.
4. Sikap ingin meningkatkan kemampuan
Kepemimpinan
Menurut Uris (1972: 26)
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan/kecerdasan mendorong
sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar
bekerja sama dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan
bersama. Dalam membahas masalah
kepemimpinan lebih lanjut, terlebih dahulu
harus dianalisis tentang arti pemimpin.
Menurut Siagian ( 1999: 36 ) pemimpin
ialah setiap orang yang mempunyai
“bawahan”. Dari pendapat tersebut seorang
pemimpin adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi
bawahan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan adalah
penggunaan kekuasaan secara terampil.
Pemimpin mempunyai kekuatan dan
menggunakannya untuk mempengaruhi
orang lain. Para pemimpin itu mungkin
mempunyai atau tidak mempunyai
wewenang (otoritas) disimpulkan oleh
Griffin ( 1987 : 421 ).
Indikator-indikator Kepemimpinan
8 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung
(2002:235) :
1. Harus berani mengambil keputusan
sendiri secara tegas dan tepat
(decision making) yaitu sikap senang
menerima saran, pendapat, dan
kritikan-kritikan dari bawahan, dan
lebih mengutamakan kerjasama dalam
usaha mencapai tujuan,
2. Harus berani menerima resiko sendiri
yaitu mengidentifikasi tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, tidak terlalu
bergantung pada kekuasaan
formalnya, dan berpatisipasi dalam
kegiatan kelompok
3. Harus berani menerima tanggung
jawab sendiri (The principle of
absoluteness of responsibility) (Ingat :
tanggung jawab sama sekali tidak
boleh didelegasikan ke bawah) yaitu
memberikan semua pekerjaan dan
tanggung jawab dilakukan oleh
bawahannya
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja berhubungan erta
dengan faktor sikap. Seperti dikemukakan
oleh Tiffin (1964) dalam As'ad, (2003:
104). kepuasan kerja berhubungan erat
dengan sikap dari karyawan terhadap
pekerjaannya sendiri, situasi kerja,
kerjasama antara pimpinan dengan sesama
karyawan, sejalan dengan itu, Martoyo
(2000:142) kepuasan kerja (job
salisfaction) adalah keadaan emosional
karyawan di mana terjadi ataupun tidak
terjadi titik temu antara nilai balas jasa
kerja karyawan dari perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa
yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan. Balas jasa kerja
karyawan ini, baik yang berupa finansial
maupun yang nonfinansial.
Indikator-indikator Kepuasan kerja
Kepuasan kerja karyawan ini akan
diukur melalui penilaian responden
terhadap beberapa indikator seperti
hubungan dengan pimpinan, hubungan
dengan rekan, lingkungan fisik kerja, saran
ataukritik dari rekan kerja, hasil
penyelesaian tugas dan tanggung jawab,
perasaan di tengah keluarga berkaitan
dengan kebutuhan tugas di kantor,
perasaan jika mendapat penghargaan atau
pujian dari atasan, perasaan atau penilaian
terhadap gaji, tunjangan dan bonus yang
diberikan instansi, penilaian terhadap
jaminan/asuransi kesehatan, jaminan
pensiun, penilaian terhadap cuti kerja.
Motivasi Kerja
Motivasi mempunyai peranan penting
bagi pimpinan, sebab seorang pimpinan
dikatakan berhasil dalam menggerakkan
bawahannya apabila dapat memberikan
motivasi yang tepat. Menurut Bartol dan
Martin ( 1991 : 445 ) motivasi adalah
kekuatan yang menggerakkan perilaku,
memberikan arah terhadap perilaku, dan
yang mendasari adanya kemauan.
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 9
motivasi kerja adalah kemauan untuk
melakukan usaha. Motivasi dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan mendesak
dijelaskan oleh Sardiman (1990 : 75 ).
Indikator-indikator Motivasi kerja
Dimensi motivasi kerja karyawan
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, bahwa
kebutuhan manusia terdiri dari 3 jenjang
kebutuhan yaitu ;
1. motif;
2. harapan
3. insentif
Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengaruh
kepemimpinan, motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai telah
dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya adalah Prasetyo (2001), Anhar
(2007), Rahmawati (2009) dan Ilham
(2010).
Penelitian Prasetyo (2001) menjawab
tentang pengaruh motivasi terhadap
produktivitas kerja pegawai`. Hasil
studinya menunjukkan bahwa dua variabel
independen yang pilih berdasarkan hasil
uji-t ternyata variabel motivasi kerja lebih
besar pengaruhnya dari pada kepuasan
kerja terhadap produktivitas kerja.
Sedangkan Anhar (2007) menjawab
pengaruh motivasi tersebut terhadap
produktivitas kerja para dosen. Hasil
studinya hasil analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa motivasi yang terdiri
dari lima variabel secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
produktivitas kerja akademik dosen.
Menurut Rahmawati (2009) dapat
dilihat bahwa variabel kepemimpinan
mempunyai pengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan, begitu juga
dengan variabel komunikasi yang
mempunyai pengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Ilham (2010) meneliti tentang
Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin
Kerja terhadap Produktivitas Kerja, Studi
Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT.
FUMIRA, Semarang, dimana hasil
penelitian menunjukan bahwa
kepemimpinan dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
dan mempunyai tingkat keeratan hubungan
yang sangat kuat.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja Pegawai
Kepuasan kerja adalah suatu sikap
dimana adanya rasa senang yang
ditimbulkan setelah bekerja. Hal ini
menggambarkan bahwa dengan adanya
kepuasan kerja akan memberikan suatu
dorongan kepada para pekerja untuk
bekerja lebih baik. Dengan demikian akan
timbul suatu motivasi kerja yang lebih baik
10 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Pengaruh Kepemimpinan dan
Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja Pegawai
Sikap kepemimpinan yang baik
tentunya akan memberikan pengaruh
kepada pekerjaan yang akan dikerjakan
oleh para pekerja. Para pekerja akan
merasakan kepuasan terhadap kerja mereka
dimana didukung oleh sikap
kepemimpinan yang kooperatif dan mau
berkonumikasi dengan bawahan.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai
Pemimpin adalah seorang yang dapat
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan, makin besar pengaruh seorang
pemimpin makin besar pula pengikutnya,
dan makin sukses tujuan yang dicapai
makin terbukti kemampuannya. Dalam arti
luas kepemimpinan dapat dipergunakan
setiap orang dan tidak hanya terbatas pada
suatu organisasi atau instansi tertentu. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan menurut penilaian pegawai
adalah hasil penilaian seorang pegawai
atas apa yang dilihat, didengar, dirasakan
oleh pegawai terhadap kepribadian
(personality) pimpinan yang menimbulkan
keinginan pegawai untuk mencontoh atau
mengikutinya.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap
dimana adanya rasa senang yang
ditimbulkan setelah bekerja. Hal ini
menggambarkan bahwa dengan adanya
kepuasan kerja akan memberikan suatu
dorongan kepada para pekerja untuk
bekerja lebih baik. Dengan demikian akan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja
Motivasi pada dasarnya timbul karena
adanya kebutuhan, motivasi kerja
merupakan sesuatu yang menimbulkan
dorongan atau semangat kerja. Salah satu
aktivitas pimpinan adalah memberikan
motivasi, yaitu proses pemberian
kegairahan kerja pada setiap anggota
organisasi sehingga ada kerelaan dan
semangat dalam melaksanakan tugas demi
tercapainya tujuan organisasi. Motivasi
dan produktivitas adalah dua elemen yang
saling mensyaratkan dan tidak bisa
dilepaskan satu sama lain. Sebaliknya jika
pegawai mempunyai motivasi kerja yang
tinggi, maka produktivitasnya akan tinggi
pula. Dengan demikian, diduga terdapat
hubungan positif antara motivasi kerja
dengan produktivitas kerja pegawai.
Dengan kata lain makin kuat motivasi
kerja, maka makin tinggi produktivitas
kerja pegawai.
Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan
Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai
Kepemimpinan memegang peranan
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 11
yang mempunyai penilaian positip
terhadap pimpinan akan berpengaruh
positif pula pada kepuasan kerja pegawai
dan mampu membentuk motivasi kerja,
sehingga pegawai akan mampu berkreasi
dan berinovasi, menjadikan pegawai lebih
kreatif atau mampu mengembangkan
dirinya untuk berprestasi.
Skema kerangka pemikiran dapat
dilihat pada gambar 1
Gambar1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan gambar1 : Kp : Kepemimpinan. Ks : Kepuasan Mk : Motivasi Kerja Pk : Produktifitas Kerja HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan deskripsi teoritis dan
kerangka berpikir di atas maka diajukan
hipotesis sebagai berikut ;
1. Terdapat pengaruh kepemimpinan dan
kepuasan kerja secara simultan
terhadap motivasi kerja pegawai.
Dengan perkataan lain makin baik
kepemimpinan dan makin kuat
motivasi kerja secara bersama-sama
maka makin tinggi produktivitas kerja
pegawai Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Aceh.
2. Terdapat pengaruh kepemimpinan,
kepuasan kerja dan motivasi kerja
secara simultan terhadap produktivitas
kerja pegawai. Dengan perkataan lain
makin baik kepemimpinan, kepuasan
kerja dan makin kuat motivasi kerja
secara bersama-sama maka makin
tinggi produktivitas kerja pegawai
Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan UKM Aceh.
HASIL PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemimpinan dan
Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja Dengan Analisis Path
Secara simultan kepemimpinan dan
kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja pegawai
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UKM Aceh. Besaran pengaruh
simultan adalah 0,451 atau 45,1%
merupakan kontribusi dari variabel
kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap motivasi kerja. Sedangkan
sisanya 54,9% dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain diluar variabel
komunikasi internal seperti dijelaskan di
atas.
Model simultan ini terjadi secara
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari
probability (sig) atau < 0,05. Pengujian
signifikansi lebih lanjut diteruskan dengan
pengujian individual melalui parameter
statistik t. Hasil pengujian individual juga
menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Kp
Ks
12 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Dengan memperhatikan perolehan sig <
0,05 pada jalur X1, sig < 0,05 pada jalur
X2. Hal ini tentunya menjelaskan bahwa
secara simultan dan parsial kepemimpinan
dan kepuasan kerja dapat dijadikan
variabel yang berpengaruh motivasi kerja
pegawai. Lebih lanjut, pengaruh kausal
empiris antara variabel (X1) kepemimpinan
dan (X2) kepuasan kerja ini dapat
digambarkan melalui persamaan sub
struktural 1 (satu). Y = 0,287 X1 + 0,588
X2 + 0,309 Є1.
Secara parsial kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja pegawai. Besaran pengaruh parsial
dan langsung kepemimpinan terhadap
motivasi adalah sebesar 0,287 atau
dibulatkan menjadi 28,7%. Dengan
demikian, tinggi rendahnya motivasi
dipengaruhi oleh kompensasi sebesar
28,7%, sedangkan sisanya 71,3%
dijelaskan faktor lain di luar model.
Secara parsial kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja pegawai. Besaran pengaruh parsial
kepuasan kerja terhadap motivasi adalah
sebesar 0,588 atau dibulatkan menjadi
58,80%. Artinya, tinggi rendahnya
motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh
kepuasan kerja sebesar 58,80%, sedangkan
sisanya 41,2% dijelaskan faktor lain di luar
model.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Motivasi Kerja
Hasil pengujian hipotesis secara
parsial terhadap variabel kepemimpinan
(X1) diperoleh nilai thitung sebesar 4,791,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,654. Hasil
ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
Dengan demikian hasil perhitungan
statistik menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kepemimpinan (X1) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh.
Dengan demikian Hipotesis 1 diterima Ha
tolak Ho.
Hal ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan yang dijalankan pada Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Aceh tidak memberikan motivasi
kepada karyawan untuk bekerja lebih
optimal, hal ini disebabkan gaya
kepemimpinan yang otoriter, dimana
semua pemimpin selalu mengambil
keputusan secara tunggal, tanpa ada
kompromi dengan bawahan, sehingga
dapat berakibat mengurangi respek
karyawan terhadap pendapatan mereka
untuk pimpinan.
Motivasi menjadi kekuatan di dalam
setiap individu dalam melakukan
pekerjaannya. Motivasi timbul dan adanya
kepuasan seseorang karena terpenuhinya
kebutuhan mereka. Motivasi merupakan
berbagai macam faktor seperti lingkungan
dan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
merupakan suatu pola perilaku yang
konsisten yang ditunjukan oleh seorang
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 13
mempengaruhi perilaku bawahannya yang
pada akhirnya akan mempengaruhi
motivasi kerja.
Hasil ini sesuai dengan penelitian
(Setiawan, Rifky Budi, 2010) bahwa
variabel gaya kepemimpinan demokratis,
gaya kepemimpinan otoriter, dan gaya
kepemimpinan laissez faire secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
motivasi kerja pegawai pada PT. PLN
(Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara.
Pada uji t, variabel gaya kepemimpinan
demokratis berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja
Hasil pengujian hipotesis secara
parsial terhadap variabel kepuasan kerja
(X2) diperoleh nilai thitung sebesar 9,819,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,654. Hasil
ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000.
Dengan demikian hasil perhitungan
statistic menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kepuasan kerja (X2) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh.
Dengan demikian Hipotesis 1 tolak H0
terima Ha.
Antara motivasi dan kepuasan kerja
terdapat hubungan yang positif dan
signifikan. Karena kepuasan dengan
pengawasan/supervisi juga mempunyai
korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan
mempertimbangkan bagaimana perilaku
mereka mempengaruhi kepuasan pekerja
sehingga mereka secara potensial dapat
meningkatkan motivasi pekerja melalui
berbagai usaha untuk meningkatkan
kepuasan kerja.
Ketidakpuasan kerja berakibat
menurunnya motivasi kerja.
Sumber-sumber ketidak-puasan antara lain :
Kebosanan, penugasan yang tidak sesuai,
adanya gangguan-gangguan selama kerja,
kekurangan fasilitas kerja dan lain
sebagainya. Kepuasan Kerja adalah
perasaan senang/puas karena pekerjaan
yang dilakukannya. Kepuasan kerja ini
berkaitan dengan motivasi kerja.
Dampaknya Kepemimpinan, Kepuasan
Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Dengan Analisis
Path
Secara simultan, pengaruh X1 X2 dan
Y terhadap Z adalah sebesar 0,932 atau
93,20%. Sisanya 6,8% dipengaruh faktor
lain di luar model. Model simultan terjadi
signifikan. Dengan memperhatikan
probablitas F sebesar 701,625 pada sig
0,000 < 0,01. Setelah model simultan
terbukti signifikan, maka dilakukan
penelusan jalur pengaruh parsial. Dari tiga
variabel yang ditempatkan sebagai
prediktor, seluruhnya memiliki nilai sig <
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
14 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
berpengaruh terhadap Z (Produktivitas
Kerja).
Secara langsung kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja. Besaran pengaruh
langsung kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja adalah sebesar 0,116
atau dibulatkan menjadi 11,6%. Artinya,
tinggi rendahnya kinerja pegawai hanya
mampu dipengaruhi oleh kompensasi
sebesar 11,6% sedangkan sisanya 88,4%
dipengaruhi faktor lain di luar model.
Secara langsung kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja. Besaran pengaruh
parsial dan langsung kepuasan kerja
terhadap produktivitas kerja adalah sebesar
0,352 atau dibulatkan menjadi 35,2%.
Artinya, tinggi rendahnya kinerja hanya
mampu dipengaruhi oleh kepuasan kerja
sebesar 35,2%, sedangkan sisanya 64,8%
dijelaskan faktor lain di luar model.
Secara langsung motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja. Besaran pengaruh
motivasi terhadap produktivitas kerja
adalah sebesar 0,672 atau dibulatkan
menjadi 67,2%. Artinya, tinggi rendahnya
produktivitas kerja mampu dipengaruhi
oleh motivasi sebesar 67,2%, sedangkan
sisanya 32,8% dipengaruhi faktor lain di
luar model.
Dari tiga variabel yang digunakan
sebagai prediktor produktivitas kerja,
variabel kepemimpinan, kepuasan kerja
dan motivasi kerja juga teridentifikasi
sebagai variabel yang punya pengaruh
positif terhadap produktivitas kerja
Secara keseluruhan,
pengaruh-pengaruh yang dibentuk dari sub struktural
2 dapat digambarkan melalui persamaan
struktural 2 yaitu Z = 0,116 X1 + 0,352 X2
+ 0,672 Y + 0,747 Є1.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Produktivitas Kerja
Hasil pengujian hipotesis secara
parsial terhadap variabel kepemimpinan
(X1) diperoleh nilai thitung sebesar 5,118,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,654. Hasil
ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,0001..
Dengan demikian hasil perhitungan
statistik menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kepemimpinan (X1) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Aceh. Dengan demikian Hipotesis 1
tolak H0 terima Ha. Besarnya pengaruh
baik secara langsung maupun tidak
langsung kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja adalah 0,309, karena X1
secara langsung signifikan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja, maka variabel
mediating (Y = motivasi kerja). Menurut
Kenny variabel Y tidak penuh berfungsi
sebagai variabel mediating dengan
demikian jika pengambil kebijakan di
Disperindakop dan UKM Aceh ingin
meningkatkan produktivitas kerja cukup
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 15
Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
(2009) dapat dilihat bahwa variabel
kepemimpinan mempunyai pengaruh
positif terhadap produktivitas kerja
karyawan, begitu juga dengan variabel
komunikasi yang mempunyai pengaruh
positif terhadap produktivitas kerja
karyawan.
Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan Ilham (2010) meneliti tentang
Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin
Kerja terhadap Produktivitas Kerja, Studi
Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT.
FUMIRA, Semarang, dimana hasil
penelitian menunjukan bahwa
kepemimpinan dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
dan mempunyai tingkat keeratan hubungan
yang sangat kuat.
Yuliwianto (2009) Hasil analisis
menunjukkan bahwa kepemimpinan dan
motivasi secara signifikan mempunyai
pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, dan pengaruh yang paling
dominan terhadap produktivitas kerja
karyawan adalah variabel motivasi kerja
karyawan di PT Danliris, Sukoharjo.
Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,603
ini menunjukkan bahwa variabel
kepemimpinan dan variabel motivasi
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan sebesar 60,3%. Sedangkan
sisanya sebesar 39,7% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak terdapat di dalam
model penelitian ini.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja
Hasil pengujian hipotesis secara
parsial terhadap variabel kepuasan kerja
(X2) diperoleh nilai thitung sebesar 13,099,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,654. Hasil
ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,0001.
Dengan demikian hasil perhitungan
statistic menunjukkan bahwa secara parsial
variabel kepuasan kerja (X2) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Aceh. Dengan demikian Hipotesis 1
tolak H0 terima Ha.
Luthans (2006) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang pasti didalam
kepuasan dan produktivitas karyawan,
tetapi tidak sebesar kebijakan konvensional
yang mengasumsikan karyawan yang
merasa senang sebagai karyawan yang
produktif. Meskipun terdapat bukti
penelitian terbaru yang mendukung adanya
hubungan sebab akibat dimana kepuasan
lebih mempengaruhi produktivitas
karyawan daripada sebaliknya.
Kepuasan kerja merupakan hal
penting karena dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan. Karyawan
yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan
memandang pekerjaan sebagai suatu hal
yang menyenangkan, sebaliknya karyawan
yang memiliki kepuasan kerja rendah akan
melihat pekerjaannya sebagai hal yang
16 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
karyawan tersebut bekerja dalam keadaan
terpaksa. Bila karyawan bekerja dalam
keadaan terpaksa, ia akan memiliki hasil
kerja yang buruk .
Kepuasan kerja yang diperoleh oleh
karyawan mempengaruhi penilaian
terhadap pimpinan, dimana pimpinan
menganggap kepuasan kerja karyawan
tidak berhubungan dengan produktivitas
kerja mereka, hal ini disebabkan kepuasan
kerja adalah asumsi para pekerja terhadap
pekerjaan mereka. Dengan demikian
kepuasan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Herzberg (1959) dalam Sedarmayanti
2001) “Berdasarkan atas penelitian yang
dilakukan terhadap 250 responden pada
sembilan buah perusahaan di Pittsburg.
Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin
menguji hubungan kepuasan dengan
produktivitas (Menurut Herzberg dalam
Sedarmayanti (2001) mengembangkan
teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi
teori dua faktor tentang motivasi. Dua
faktor itu dinamakan faktor pemuas
(motivation factor) yang disebut dengan
satisfier atau intrinsic motivation dan
faktor pemelihara (maintenance factor)
yang disebut dengan disatisfier atau
extrinsic motivation.
Faktor pemuas yang disebut juga
motivator yang merupakan fakor
pendorong seseorang untuk berprestasi
yang bersumber dari dalam diri seseorang
tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: (1)
prestasi yang diraih (achievement); (2)
Pengakuan orang lain (recognition); (3)
tanggungjawab (responsibility); (4)
Peluang untuk maju (advancement); (5)
kepuasan kerja itu sendiri (the work it self);
dan (6) kemungkinan pengembangan karir
(the possibility of growth).
Sedangkan faktor pemelihara
(maintenance factor) disebut juga hygiene
factor merupakan faktor yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaan karyawan sebagai
manusia, pemeliharaan ketentraman dan
kesehatan. Faktor ini juga disebut
dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang
merupakan tempat pemenuhan kebutuhan
tingkat rendah yang dikualifikasikan ke
dalam faktor ekstrinsik, meliputi: (1)
kompensasi; (2) keamanan dan
keselamatan kerja; (3) kondisi kerja; (4)
status; (5) prosedur perusahaan; dan (6)
mutu dari supevisi teknis dari hubungan
interpersonal di antara teman, sejawat,
dengan atasan, dan dengan karyawan.
Kepuasan kerja yang tinggi akan
meningkatkan komitmen terhadap
organisasi, yakni produktivitas kerja, hal
ini sesuai dengan pendapat (Tohardi,
2002:429) menyatakan: "Bila seseorang
pekerja atau karyawan merasakan
kepuasan dalam bekerja, maka akan
menimbulkan semangat dan gairah dalam
bekerja dengan demikian akan terjadi
peningkatan produktivitas.
Kepuasan kerja yang tinggi akan
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 17
organisasi, yakni produktivitas kerja baik
individu maupun kelompok, sedangkan
kepuasan kerja yang rendah atau
ketidakpuasan, akan menyebabkan
perilaku yang mengganggu organisasi.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja
Pengujian hipotesis secara parsial
variabel motivasi kerja (Y) diperoleh nilai
thitung sebesar 23,658, sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,654 Hasil ini menunjukkan
bahwa thitung > ttabel dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000. Dengan demikian
hasil perhitungan statistic menunjukkan
bahwa secara parsial variabel motivasi
kerja (Y) berpengaruh secara signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan UKM Aceh. Dengan demikian
Hipotesis 1 tolak H0 terima Ha.
Penelitian Prasetyo (2001) menjawab
tentang pengaruh motivasi terhadap
produktivitas kerja pegawai`. Hasil
studinya menunjukkan bahwa dua variabel
independen yang pilih berdasarkan hasil
uji-t ternyata variabel motivasi kerja lebih
besar pengaruhnya dari pada kepuasan
kerja terhadap produktivitas kerja.
Sedangkan Anhar (2007) menjawab
pengaruh motivasi tersebut terhadap
produktivitas kerja para dosen. Hasil
studinya hasil analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa motivasi yang terdiri
dari lima variabel secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
produktivitas kerja akademik dosen.
Yuliwianto (2009) Hasil analisis
menunjukkan bahwa kepemimpinan dan
motivasi secara signifikan mempunyai
pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, dan pengaruh yang paling
dominan terhadap produktivitas kerja
karyawan adalah variabel motivasi kerja
karyawan di PT Danliris, Sukoharjo.
Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,603
ini menunjukkan bahwa variabel
kepemimpinan dan variabel motivasi
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan sebesar 60,3%. Sedangkan
sisanya sebesar 39,7% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak terdapat di dalam
model penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
secara empiris pengaruh faktor-faktor
kepemimpinan, kepuasan kerja, terhadap
motivasi dan dampaknya terhadap
produktivitas kerja karyawan Dinas
Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Aceh. Dari total
260 populasi, sebanyak 157 orang sampel.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji t dan F. Hasil pengujian
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik
uji-t dapat disimpulkan bahwa
variabel kepemimpinan, dan kepuasan
18 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
terhadap motivasi kerja, begitu juga
dengan dampaknya bahwa variabel
kepemimpinan, kepuasan kerja dan
motivasi berpengaruh secara parsial
terhadap produktivitas kerja karyawan
Dinas Perindagkop dan UKM Aceh.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistik
uji-F dapat disimpulkan bahwa
variabel kepemimpinan, dan kepuasan
kerja berpengaruh secara simultan
terhadap motivasi kerja yaitu Fcari >
Ftabel, begitu juga dengan dampaknya
bahwa variabel kepemimpinan,
kepuasan kerja dan motivasi
berpengaruh secara simultan terhadap
produktivitas kerja karyawan Dinas
Perindagkop dan UKM Aceh dimana
Fcari > Ftabel.
3. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa hubungan antara
kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap motivasi dan dampaknya
terhadap produktivitas kerja pegawai
Dinas Perindustrian Perdagangan,
Koperasi dan UKM Provinsi Aceh
menyebabkan dua efek yaitu pertama
pengaruh total pada jalur 1 dengan
nilai 0,309 dan pengaruh total pada
jalur 2 dengan nilai 0,747
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi
saran dan rekomendasi dari penelitian ini
sebagai berikut.
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
memasukan variabel lain selain
kepemimpinan, kepuasan kerja dan
motivasi kerja sebagai predictor
variable bagi produktivitas kerja
pegawai Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Aceh, sehingga dapat diperoleh
informasi yang lebih banyak tentang
faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja
pegawai instansi tersebut secara
keseluruhan.
2. Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UKM Aceh dipandang
perlu meningkatkan produktivitas
kerja pegawainya. Hal ini disebabkan
produktivitas kerja pegawai akan
sangat menentukan keberhasilan
instansi tersebut dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya sebagai salah
satu satuan perangkat kerja Aceh.
Sebaiknya Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh
mempertahankan dan memperbaiki
kepemimpinan, kepuasan kerja dan motivasi
kerja yang sudah dianggap baik oleh
pegawainya. Dengan adanya perbaikan
tersebut diharapkan produktivitas kerja
pegawai semakin meningkat dan pada
akhirnya dapat berdampak pada peningkatan
produktivitas kerja mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 19 As’ad, M. 2003. Psikologi Islami: Seri Sumber
Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty Auren Uris. (1972) , How to Be A Leader,
Washington Aquare Press Pocket Books A Ladder Edition, New York.
Burby, Raymond, J., (1972). Leadership (Terjemahan M. Manulang; Prinsip-prinsip Pokok Kepemimpinan) Penerbit Liberty; Yogyakarta
Batemen, Thomas L., dan Carl P. Zeithalm (1990). Management: Function and Strategy. United State of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Cahyono, Bambang Tri. (1996), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: IPWI.
Cribbin Jems J.(1985), Leadership-Strategies for Organization Effectiveness (Terjemahan Ny. Rochmulayati; Kepemimpinan-Strategi Mengefektifkan Organisasi); PT. Pustaka Binaman Pressindo Jakarta.
Dahl, Robert A. (1985) Dilema Demokrasi Pluralis; Antara Otonomi dan Kontrol (Terjemah. Sahat Simamora, Jakarta : Rajawali Pers)
Deli Anhar. (2007). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Akademik Dosen Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan (Pns Dpk) Pada Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin. Tesis : Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan.
Edhi Prasetyo, (2001). Pengaruh Kepuasan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel Di Surakarta. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak Dipublikasikan
Griffin, Ricky W (1978). Management. Massachusetts: Houghton Miffin Company.
Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE Press.
Ilham. (2010). Pengaruh Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja, Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PT. FUMIRA, Semarang. Tesis : Diponegoro University. Program Pasca Sarjana. Tidak Dipublikasikan.
Ishak Arep dan Hendri Tanjung, 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT. Reineka Cipta Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi
Sepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta. Moekijat (1984), Kamus Management, :
Alumni Bandung
Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE.
Nawawi. (1998). Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Jakarta: Prenhalindo.
Purwanto, Ngalim (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. : Remaja Rosdakarya : Bandung.
Ravianto, J (1985). Produktivitas dan Mutu Kehidupan. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas : Jakarta. Scott, Sink, D (1984). Productivity
Management: Planning, Measurement and Evaluation, Control and Improvement. New York: John Wiley & Sons, inc.
Shintya Novita Rahmawati (2009). Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Pertamina (Persero) Pemasaran Wilayah Jateng & DIY. Tesis : Universitas Negeri Semarang Program Pasca Sarjana, Tidak dipublikasikan Siagian, Sondang P (1999). Bunga Manajemen
Modern. Jakarta: Gunung Agung. Sudjana,(1992). Teknik Analisis Regresi dan
Korelasi. Bandung: Tarsito,
Terry, George R (1977). Principles of Management. United States of America: Richard D. Irwin, 1977.
20 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sedermayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Penerbit Ilham Jaya Bandung
Tohardi, ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia Penerbit. CV. Mandar Maju Bandung. Yuli, Sri Budi. (2006). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Cetakan Pertama, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang
Yuliwianto , indro (2009) Analisis Pengaruh KEPEMIMPINAN dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. dan Liris di Sukoharjo. Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rifky Budi Setiawan (2010) “Pengaruh Gaya