• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Karakter Kewirausahaan dan Strategi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Berwirausaha Pada Studi kasus anggota BPD HIPMI Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Karakter Kewirausahaan dan Strategi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Berwirausaha Pada Studi kasus anggota BPD HIPMI Sumatera Utara"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2012: 36). Oleh karena itu, pada penelitian ini akan

menjelaskan pengaruh karakter kewirausahaan (X1) dan strategi kewirausahaan

(X2) terhadap Keberhasilan berwirausaha (Y) anggota BPD HIPMI SUMUT.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor secretariat BPD HIPMI SUMUT di Jalan

Gajah Mada No.7 Medan. Waktu penelitian akan dilakukan mulai dari bulan

Oktober 2016 sampai November 2016.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih focus dalam

melakukan penelitian. Peneliti membatasi penelitian ini hanya membahas 3(tiga)

variabel, terdiri dari:

1. Variabel bebas, yaitu Karakter Kewirausahaan dan Strategi Kewiraushaaan

2. Variabel terikat, yaitu Keberhasilan Berwirausaha

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

(2)

Karakter wirausaha merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain sehingga dengan

adanya karakter dalam kewirausahaan menjadikan fondasi bagi kecerdasan dan

pengetahuan seorang wirausaha (Suryana dan Bayu, 2010: 66).

2. Strategi Kewirausahaan (X2)

Strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk

mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan

tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coulter, dalam Kuncoro

2009: 45).

3. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha yaitu jika permodalan sudah terpenuhi, hasil produksi

meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat dan

tercapainya tujuan organisasi (Primiana, 2009: 49)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

No. Variabel Defenisi Indikator Skala

(3)

Lanjutan Tabel 3.1

Sumber: Alifuddin dan Razak (2015), Suryana dan Bayu (2010), Daryanto (2012), Kuncoro (2006), Primiana (2009)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur masing-masing

variabel. Skala ini digunakan untuk mengukur setiap pendapat dan persepsi

seseorang terhadap suatu variable penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 132),

skala likert mengukur variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel

(4)

menjadi pertanyaan. Skala likert menggunakan lima tingkat jawaban pada setiap

masing-masing indikator penelitian.

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skala

1 Sangat Setuju (SS) 5

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang bergabung di

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di bagian Badan Pengurus

Dearah (BPD) Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Populasi adalah 168 orang

pengusaha. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan berbagai

pertimbangan tertentu dan didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian.

Penentuan jumlah sampel penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin

(Ginting dan Situmorang, 2008: 177):

Keterangan : n = Jumlah sampel N= Jumlah populasi

e = Taraf Kesalahan (Standar Eror) = 10 %

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 10% dan tingkat

(5)

3.7Jenis Data

Jenis data didalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara

dengan pengusaha yang bergabung di HIPMI Sumut.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi

dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal-jurnal penelitian,

majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data melalui:

1. Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data dengan menyebar daftar

pertanyaan kepada responden, yaitu: pengusaha HIPMI Sumut bagian Badan

Pengurus Daerah (BPD).

2. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal lebih mendalam dari responden. Dalam hal

ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak bersangkutan, yaitu pengusaha

BPD HIPMI Sumut.

3. Studi Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, jurnal-jurnal, dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian

(6)

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Instrumen adalah alat untuk

mengumpulkan data. Instumen yang baik adalah instrument yang sesuai dengan

sifat data yang dikumpulkan dan dapat menjamin bahwa data yang kita

kumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya (reliable).

Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya diukur. Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Reabilitas

digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu

instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama

menghasilkan data yang tidak berbeda (Situmorang dan Lufti, 2015: 76).

Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan pada 30 orang pengusaha di luar

sampel penelitian yaitu 30 pengusaha BPD HIPMI Medan.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS,

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

(7)
(8)

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh

nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai

diatas 0,361 sehingga dapat dinyatakan 27 (Dua puluh tujuh) butir pernyataan

pada kuesioner dalam penelitian ini valid.

b. Uji Reabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS. Butir

pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan

reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

2. Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 3.4

Cronbach's Alpha N of Items

.924 27

(9)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument

kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar

0,924 lebih besar dari 0,80.

3.10 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan:

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif (Sugiyono, 2012: 142) adalah metode yang

penganalisaannya dilakukan dengan mendeskripsikan, atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan aplikasi software SPSS. Bentuk perumusannya sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan : Y = Keberhasilan Berwirausaha a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi Berganda X1 = Variabel Karakter Kewirausahaan X2 = Variabel Strategi Kewirausahaan e = Standart Error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti terlebih dahulu

menguji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

(10)

3.11.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk

kurva histogram atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis

diagonal dari gambar normal Probability Plot. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak

adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.11.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi dalam analisis regresi

berganda jika variabel-variabel bebas itu sendiri berkorelasi. Jadi, tujuan dari uji

multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang

berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel bebasnya.

(11)

dengan melihat besarnya VIF (Variance Information Factor) dan Tolerance.

Kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut (Situmorang dan Lufti,

2015: 162):

1. VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

2. VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

4. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.11.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glesjer, yaitu

dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel

independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterodeksitas. Jika probabilitas

signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi

tidak mengarah adanya heterokedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2015:116).

(12)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu uji F dan uji t untuk

mengetahui apakah setiap variabel independen secara simultan maupun secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.12.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). Berikut kriteria

pengujian hipotesis untuk uji F:

1. H0 : b1= b2 = 0, artinya secara simultan karakteristik kewirausahaan dan

strategi kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap keberhasilan

berwirausaha.

2. H1 : b1= b2 ≠ 0, artinya secara simultan karaketristik kewirausahaan dan

strategi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan

berwirausaha.

Uji ini dilakukan dengan ketentuan:

H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabel , H0 ditolak jika Fhitung≥ Ftabel.

3.12.2 Uji t

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji statistik t adalah

(13)

1. H0 : bi = 0, artinya secara parsial karakteristik kewirausahaan dan strategi

kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap keberhasilan

berwirausaha.

2. H1 : bi ≠ 0, artinya secara parsial karakteristik kewirausahaan dan strategi

kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan

berwirausahaa.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial

adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika Sig > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi

variable karakter kewirausahaan, perilaku kewirausahaan dan strategi (X)

terhadap keberhasilan berwirausaha (Y). Jika nilai R2 mendekati satu (1) maka

semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika nol (0) maka pengaruhnya semakin

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

4.1 Gambaran Umum BPD HIPMI SUMATERA UTARA

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10

Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan

wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda

yang bercita – cita menjadi pengusaha. Para pendiri yang rata – rata merupakan

pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo,

Teu ku Sj ahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH ,

Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah.

Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan

kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak

muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat,

TNI / POLRI dan sebagainya. Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis

ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha,

dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional

maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan

masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat. Pada Era

Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan

misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni

menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif

(15)

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah

pernyataan adalah 10 butir untuk variabel X1 (karakter kewirausahaan), 11 butir

untuk variabel X2 (strategi kewirausahaan), dan 6 butir untuk variabel Y

(keberhasilan kewirausahaan). Jadi total seluruh pernyataan berjumlah 27 butir.

Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden

berisikan pernyataan mengenai karakter kewirausahaan (X1), strategi

kewirausahaan (X2), terhadap keberhasilan kewirausahaan (Y). Responden dalam

penelitian ini adalah anggota BPD HIPMI SUMATERA UTARA.

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1

Berdasarakan Tabel 4.1 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan

usia terdiri dari usia 20 - 30 tahun berjumlah 19 orang (30,1%), usia 31 - 40 tahun

berjumlah 33 orang (52,3%), usia 41 - 50 tahun berjumlah 9 orang (14,3%) dan

(16)

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase %

SLTA-SMA/ sederajat 4 6,3

Diploma 11 17,5

Sarjana (S1) 46 73,1

Pasca Sarjana 2 3,1

JUMLAH 63 100

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan adalah 4 orang responden (6,3%) berpendidikan SLTA/SMA

sederajat, 11 orang responden (17,5%) berpendidikan Diploma, 46 orang

responden (73,1%) berpendidikan Sarjana (S1) dan 2 orang responden (3,1%)

berpendidikan pasca sarjana.

(17)

Berdasarkan Table 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan lamanya usaha berdri terdiri dari kurang 5 tahun berjumlah 8 usaha

(12,7%), 5 -7 tahun berjumlah 34 usaha (53,9%), 8 -10 tahun berjumlah 12 usaha

(19,1%), 11 – 13 tahun berjumlah 6 usaha (9,5%) dan diatas 13 tahun berjumlah

3 usaha (4,8%).

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

No. Jumlah

Karyawan

Jumlah

Nominal %

1. < 5 13 20,6

2. 6 – 10 38 60,3

3. 11 - 15 6 9,5

4. 16 - 20 4 6,3

5. > 21 2 3,3

Total 63

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahawa karakteristik responden

berdasarkan jumlah karyawan yang dimiliki adalah 13 (20,6%) responden

memiliki kurang dari 5 karyawan , 38 (60,3%) responden yang memiliki 6 – 10

karyawan, 6 (9,5%) responden yang memiliki 11 – 15 karyawan, 4 (6,3%)

responden yang memiliki 16 – 20 karyawan dan 2 (3,3%) responden yang

(18)

4.2.1.5 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan jumlah cabang toko terdiri dari yang tidak memiliki cabang toko

berjumlah 27 usaha (42,9%), 1-2 cabang berjumlah 25 usaha (39,7%), 3-4 cabang

berjumlah 9 usaha (14,3%) dan lebih dari 4 cabang berjumlah 3 usaha (3,1%).

4.3 Deskriptif Variabel

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Karakter Kewirausahaan Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Karakter Kewirausahaan

No. Item

(19)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya bekerja secara realistis dalam berwirausaha.”,

sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden

menyatakan setuju, dan 22,2% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya menjaga kualitas produk”, sebanyak 11,1%

responden menyatakan sangat setuju, 76,2% responden menyatakan setuju,

dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap

pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya yakin saya bisa mencapai keberhasilan dalam

usaha.”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 65,1%

menyatakan setuju, 15,9% responden menyatakan kurang setuju dan 4,8%

responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap

pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya bekerja tanpa mengenal lelah.”, sebanyak

20,6% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden menyatakan

setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju

(20)

5. Pada pernyataan kelima, “Saya bekerja terus-menerus”, sebanyak 7,9%

responden menyatakan sangat setuju, 71,4% responden menyatakan setuju,

9,5% responden menyatakan kurang setuju dan 11,1% responden menyatakan

tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, “Saya mampu bekerja dimanapun saya berada”,

sebanyak 17,5% responden menyatakan sangat setuju, 69,8% responden

menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya melakukan inovasi dan melihat perkembangan

yang terjadi dalam bisnis” sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat

setuju, 55,6% responden menyatakan setuju, dan 19,0% responden

menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya cepat mengambil keputusan”, sebanyak

25,4% responden menyatakan sangat setuju, 54,0% responden menyatakan

setuju, dan 20,6% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju

(21)

9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya berani menghadapi resiko yang muncul”,

sebanyak 28,6% responden menyatakan sangat setuju, 55,6% responden

menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

10. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya bertanggung-jawab pada apa yang saya

kerjakan”, sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%

responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Strategi Kewirausahaan

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Strategi Kewirausahaan

Sumber: Hasil Penelitian (2016) No.

Item

(22)

1. Pada pernyataan pertama, “Dalam berbisnis saya memiliki strategi bersaing

yang kompetitif.”, sebanyak 27,0% responden menyatakan sangat setuju,

57,1% responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya selalu merencanakan strategi jangka pendek

dalam bisnis saya”, sebanyak 27,0% responden menyatakan sangat setuju,

60,3% responden menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan

kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya memiliki rencana jangka panjang dalam bisnis

saya”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 65,1%

menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Bisnis yang saya lakukan fokus kepada kepuasaan

pelanggan”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 79,4%

responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

(23)

5. Pada pernyataan kelima, “Saya menentukan harga produk yang bersaing di

pasar”, sebanyak 20,6% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%

responden menyatakan setuju, dan 19,0% responden menyatakan kurang

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, “Bisnis saya memiliki integritas yang baik”,

sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden

menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya melakukan penilaian lingkungan bisnis”

sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden

menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Harga produk/jasa yang saya berikan kompetitif”,

sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5% responden

menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

(24)

9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya memiliki cara untuk memperoleh

keuntungan dalam bisnis”, sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat

setuju, 60,3% responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden

menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

10. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya memiliki strategi produksi yang efektif

dan efisien”, sebanyak 7,9% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%

responden menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

11. Pada pernyataan kesebelas, “Saya memiliki strategi promosi yang efektif dan

efisien”, sebanyak 7,9% responden menyatakan sangat setuju, 85,7%

responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

(25)

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Berwirausaha

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Berwirausaha

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama, “Bisnis yang saya lakukan mengalami peningkatan

modal”, sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%

responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Bisnis yang saya jalankan memperoleh keuntungan”,

sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 79,4% responden

menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

No. Item

(26)

3. Pada pernyataan ketiga, “Jumlah pelanggan mengalami peningkatan setiap

tahun”, sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat setuju, 52,4%

menyatakan setuju, dan 22,2% responden menyatakan kurang setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Perkembangan usaha berkembang pesat dari tahun

ke tahun”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 61,9%

responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan kurang

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, “Bisnis mempunyai omzet penjualan yang

meningkat”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%

responden menyatakan setuju, dan 11,1% responden menyatakan kurang

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, “Bisnis saya terus mengalami penambahan cabang

baru.”, sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%

responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

(27)

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layakatau

tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel

residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)

a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.1

(28)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi

normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak

melenceng ke kiri atau ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas

Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot erlihat titik yang

mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual

peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis

(29)

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.45188814

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .117

Negative -.150

Kolmogorov-Smirnov Z 1.189

Asymp. Sig. (2-tailed) .118

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah

0.118 dan diatas nilai signifiksn (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya

gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance

value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.

2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

3. Apabila tolerance < 0,1 maka terdapat Multikolinearitas

(30)

Tabel 4.10

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance seluruh variabel bebas

(karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan) adalah lebih besar dari nilai

ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (karakter kewirausahaan dan

strategi kewirausahaan) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu,

data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu

pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu :

(31)

a. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.3

Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan berwirausaha berdasarkan

(32)

b. Uji Glesjer

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel absut maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas

Coefficientsa

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen (karakter kewirausahaan dan

strategi kewirausahaan) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen absolute Ut (absUt), jadi disimpulkan model regresi tidak

mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan)

terhadap variabel terikat (keberhasilan berwirausaha). Data diolah secara statistik

untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu

program SPSS.Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai

(33)

Y = α + b1X1 + b2X2+e

Dimana :

Y = Keberhasilan Berwirausaha

X1 = Karakter Kewirausahaan

X2 = Strategi Kewirausahaan

α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

e = Standar eror

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear

berganda dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .561 2.135 .263 .794

Karakter Kewirausahaan .225 .056 .369 4.056 .000

Strategi Kewirausahaan .326 .054 .549 6.033 .000

(34)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui pada kolom kedua (unstandardized

Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel karakter kewirausahaan sebesar

0,225 nilai b2 variabel strategi kewirausahaan sebesar 0,326 dan nilai konstanta

(a) adalah 0,561 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut

Y = 0,561 + 0,225 X1 + 0,326X2 + e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 0,561 ini menunjukkan bahwa jika variabel karakter

kewirausahaan dan strategi kewirausahaan dianggap konstan maka variabel

keberhasilan berwirausaha akan bernina sebesar 0,561

2. Koefisien b1 (X1) = 0,225 menunjukkan bahwa karakter kewirausahaan

meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan berwirausaha meningkat sebesar

0,225 satuan.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,326 menunjukkan bahwa jika strategi kewirausahaan

meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan berwirausaha meningkat sebesar

(35)

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau

hubungan signifikan variabel bebas berupa karakter kewirausahaan dan strategi

kewirausahaan terhadap variabel terikat berupa keberhasilan berwirausahaa pada

anggota BPD HIPMI Sumatera Utara.

Tabel 4.13

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 269.020 2 134.510 61.751 .000a

Residual 130.695 60 2.178

Total 399.714 62

a. Predictors: (Constant), Strategi Kewirausahaan, Karakter Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Keberhasilan Berwirausaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.13 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 61,751

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan

95% (α = 0,05) adalah 3,15. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu

F-hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa

pengaruh variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan)

secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha anggota

(36)

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah karakter

kewirausahaan dan strategi kewirausahaan secara parsial apakah masing-masing

berpengaruh terhadap keberhasilan berwirausaha anggota BPD HIPMI Sumatera

Utara.

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa

a. Dependent Variable: Keberhasilan Berwirausaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

1. Variabel karakter kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keberhasilan berwirausaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000)

lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (4,056) lebih besar dibandingkan t-tabel

(2,00030).

2. Variabel strategi kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keberhasilan kewirausahaan hal ini terlihat dari nilai signifikan

(0,000) lebih kecil dari 0,05 dan hitung (6,033) lebih besar dibandingkan

(37)

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi

kewirausahaan) terhadap variabel terikat (keberhasilan berwirausahaan).

Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.15

a. Predictors: (Constant), Strategi Kewirausahaan, Karakter

Kewirausahaan

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.820 sama dengan 82,0 % berarti hubungan antara variabel

karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan terhadap variabel

keberhasilan berwirausahaan anggota BPD HIPMI Sumatera Utara sebesar

82,0 % artinya hubungannya erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0,662 berarti 66,2% keberhasilan berwirausaha

anggota BPD HIPMI Sumatera Utara dapat di jelaskan oleh variabel karakter

kewirausahaan dan strategi kewirausahaan. Sedangkan sisanya 33,8 % dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti

pengetahuan kewirausahaan, efikasi diri dan sebagainya.

3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

(38)

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Karakter Kewirausahaan Terhadap Kerberhasilan Berwirausaha

Kata karakter berasal dari bahasa latin kharakter, kharassein, dan kharax

yang maknanya adalah alat untuk menandai, untuk mengukir. Karakter dapat

diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan yang membedakan seseorang

dengan orang lain. Menurut Suryana dan Bayu (2010: 66-67), karakter wirausaha

merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain.

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel karakter

kewirausahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan berwirausaha. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan

pernyataan mengenai karakter kewirausahaan yang mendapatkan respon setuju

yang paling dominan (84,2% reponden) adalah “Saya berani menghadapi resiko

yang muncul” hal ini menunjukan mayoritas responden yang merupakan anggota

BPD HIPMI Sumatera Utara setuju bahwa untuk meraih keberhasilan dalam

menjalakan suatu usaha dibutuhkan karakter kewirausahaan yang berani

menghadapi resiko yang muncul. Masalah tidak hanya dianggap sebagai faktor

dalam penghambat keberhasilan tetapi masalah dapat dijadikan pembelajaran

dalam menjalankan suatu usaha atau kegiatan bisnis.

Menurut Sukardi karakter berani dalam pengambilan resiko merupakan

salah satu factor yang paling sering ditemukan dalam seorang wirausahaan. Hasil

(39)

dan Jumaedi (2012) yang menyatakan bahwa karakter kewiarausahaan

berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha.

4.7.2 Pengaruh Strategi Kewirausahaan Terhadap Kerberhasilan Berwirausaha

Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan

gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi

mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Menurut

Coulter (dalam Kuncoro, 2009: 45), strategi merupakan sejumlah keputusan dan

aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya

organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan

industrinya. Menurut Stephanie (2002: 31), strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel strategi

kewirausahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan berwirausaha. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan

pernyataan mengenai strategi kewirausahaan yang mendapatkan respon setuju

yang paling dominan (93,7% reponden) adalah “Bisnis yang saya lakukan fokus

kepada kepuasaan pelanggan” hal ini menunjukan mayoritas responden yang

merupakan anggota BPD HIPMI Sumatera Utara bahwa bisnis yang mereka

(40)

utama yang ingin diraih oleh setiap perusahaan, namun produk atau jasa yang

dijual haruslah layak untuk digunakan oleh konsumen dengan memperhatikan

kualitas dari produk atau jasa tersebut.

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi sangat menentukan

sukses atau tidaknya strategi yang disusun oleh sebuah perusahaan. Ketika

perusahaan atau pengusaha memiliki strategi yang baik maka perusahaan atau

pengusaha dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pesaingnya sehingga

keberhasilan usaha dapat ditingkatkan. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan Syabrus (2015), dan Boang Manalu (2010)

yang menyatakan bahwa strategi kewiarausahaan berpengaruh signifikan terhadap

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel karakter kewirausahaan dan

variabel strategi kewirausahaan secara serempak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keberhasilan berwirausahaa anggota BPD HIPMI

Sumatera Utara.

2. Berdasarkan (Uji-t) masing-masing variabel karakter kewirausahaan dan

variabel strategi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan berwirausahaa anggota BPD HIPMI Sumatera Utara. Variable

strategi kewirausahaan merupakan factor dominan dalam penelitian ini untuk

meningkatkan keberhasilan berwirausaha.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R) menunjukkan bahwa

hubungan antar karakter kewirausahaan dan variabel strategi kewirausahaan

memiliki hubungan yang erat terhadap keberhasilan berwirausahaa anggota

BPD HIPMI Sumatera Utara

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran

(42)

1. Variabel karakter kewirausahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD HIPMI Sumatera

Utara. Pada hasil survey dengan cara memberikan pernyataan dalam bentuk

kuesioner kepada responden, pernyataan mengenai “Saya bekerja

terus-menerus” merupakan pernyataan yang paling dominan mendapatkan

tanggapan kurang setuju oleh responden. Beberapa responden menyatakan

mereka tidak dapat bekerja secara terus menerus dikarenakan adanya

keterbatasan baik dari waktu, tenaga dan keluarga yang tetap menjadi

tanggung jawab mereka. Maka diharpkan kepada responden yang merupakan

anggota BPD HIPMI Sumatera Utara untuk dapat memanajemen waktu

dengan baik sehingga bisnis serta kehidupan pribadi dapat berjalan dengan

baik dan seimbang.

2. Variabel strategi kewirausahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD HIPMI Sumatera

Utara. Pada hasil survey dengan cara memberikan pernyataan dalam bentuk

kuesioner kepada responden bahwa pernyataan “Saya menentukan harga

produk yang bersaing di pasar” merupakan pernyataan yang paling dominan

mendapatkan tanggapan kurang setuju oleh responden. Beberapa responden

menyatakan dalam penetapan harga tidak sesuai dengan apa yang mereka

harapkan dikarekan persaingan harga yang sangat kompetitif dengan para

pesaing. Oleh karena itu diharapkan kepada responden yang merupakan

anggota BPD HIPMI Sumatera Utara untuk dapat menetapkan strategi yang

(43)

memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik dibandikan oleh para

pesaing.

3. Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas untuk mengukur keberhasilan

berwirausaha sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan

memperhatikan variabel tersebut dengan mengembangkan indikator yang

lebih tepat atau menambahkan variabel lainnya seperti efikasi diri,

pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga dan variabel lainnya yang

lebih relevan yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan berwirausaha

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Validasi Tiap Pernyataan
Tabel 3.4 Reliabillity Statistic
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen Usaha Boga Bidang Pendidikan :.. File Bidang

Pernyataan pada variabel pelanggan cenderung mendapatkan tanggapan setuju oleh responden, hal ini menunjukan sebagian besar responden yakni pemilik UMKM Kuliner Asia Mega

Hasil penelitian ini menyimpulkan efektifitas Dit Pol Air Polda Bali dalam menangani Tindak pidana BBM (Bahan Bakar Minyak) di Wilayah Perairan Polda Bali telah

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam Meraih Gelar Magister Akuntansi. Sekolah Pascasarjana Universitas

Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan koordinasi dan kerja sama dengan unit kerja terkait dalam menyelesaikan ketidaklaziman atas bukti-bukti pendukung transaksi keuangan

Bagi pemikiran postmodernisme, mereka tidak memandang ilmu pengetahuan modern sebagai universalisme. Karena postmodernisme menolak penjelasan yang berifat universal, harmonis,

Dengan demikian, area permasalahan yang menjadi prioritas pertama untuk diselesaikan dengan DMAIC adalah faktor quality pada mesin toelasting glue.. Dari hasil

form monitoring dan hasil rekap monitoring yang disesuaikan dengan hasil pengukuran pada iGracias dan tindaklanjut dari permasalahan 2 Tidak adanya dokumen yang membuktikan