BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2012: 36). Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
menjelaskan pengaruh karakter kewirausahaan (X1) dan strategi kewirausahaan
(X2) terhadap Keberhasilan berwirausaha (Y) anggota BPD HIPMI SUMUT.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor secretariat BPD HIPMI SUMUT di Jalan
Gajah Mada No.7 Medan. Waktu penelitian akan dilakukan mulai dari bulan
Oktober 2016 sampai November 2016.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih focus dalam
melakukan penelitian. Peneliti membatasi penelitian ini hanya membahas 3(tiga)
variabel, terdiri dari:
1. Variabel bebas, yaitu Karakter Kewirausahaan dan Strategi Kewiraushaaan
2. Variabel terikat, yaitu Keberhasilan Berwirausaha
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
Karakter wirausaha merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain sehingga dengan
adanya karakter dalam kewirausahaan menjadikan fondasi bagi kecerdasan dan
pengetahuan seorang wirausaha (Suryana dan Bayu, 2010: 66).
2. Strategi Kewirausahaan (X2)
Strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk
mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan
tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coulter, dalam Kuncoro
2009: 45).
3. Keberhasilan Usaha (Y)
Keberhasilan usaha yaitu jika permodalan sudah terpenuhi, hasil produksi
meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat dan
tercapainya tujuan organisasi (Primiana, 2009: 49)
Tabel 3.1 Operasional Variabel
No. Variabel Defenisi Indikator Skala
Lanjutan Tabel 3.1
Sumber: Alifuddin dan Razak (2015), Suryana dan Bayu (2010), Daryanto (2012), Kuncoro (2006), Primiana (2009)
3.5Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur masing-masing
variabel. Skala ini digunakan untuk mengukur setiap pendapat dan persepsi
seseorang terhadap suatu variable penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 132),
skala likert mengukur variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel
menjadi pertanyaan. Skala likert menggunakan lima tingkat jawaban pada setiap
masing-masing indikator penelitian.
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skala
1 Sangat Setuju (SS) 5
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang bergabung di
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di bagian Badan Pengurus
Dearah (BPD) Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Populasi adalah 168 orang
pengusaha. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan berbagai
pertimbangan tertentu dan didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian.
Penentuan jumlah sampel penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin
(Ginting dan Situmorang, 2008: 177):
Keterangan : n = Jumlah sampel N= Jumlah populasi
e = Taraf Kesalahan (Standar Eror) = 10 %
Penetapan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 10% dan tingkat
3.7Jenis Data
Jenis data didalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara
dengan pengusaha yang bergabung di HIPMI Sumut.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal-jurnal penelitian,
majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data melalui:
1. Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data dengan menyebar daftar
pertanyaan kepada responden, yaitu: pengusaha HIPMI Sumut bagian Badan
Pengurus Daerah (BPD).
2. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal lebih mendalam dari responden. Dalam hal
ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak bersangkutan, yaitu pengusaha
BPD HIPMI Sumut.
3. Studi Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, jurnal-jurnal, dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Instrumen adalah alat untuk
mengumpulkan data. Instumen yang baik adalah instrument yang sesuai dengan
sifat data yang dikumpulkan dan dapat menjamin bahwa data yang kita
kumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya (reliable).
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur. Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Reabilitas
digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu
instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama
menghasilkan data yang tidak berbeda (Situmorang dan Lufti, 2015: 76).
Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan pada 30 orang pengusaha di luar
sampel penelitian yaitu 30 pengusaha BPD HIPMI Medan.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS,
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh
nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai
diatas 0,361 sehingga dapat dinyatakan 27 (Dua puluh tujuh) butir pernyataan
pada kuesioner dalam penelitian ini valid.
b. Uji Reabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS. Butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan
reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.
2. Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 3.4
Cronbach's Alpha N of Items
.924 27
Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument
kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,924 lebih besar dari 0,80.
3.10 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan:
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif (Sugiyono, 2012: 142) adalah metode yang
penganalisaannya dilakukan dengan mendeskripsikan, atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
2. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda dalam penelitian ini menggunakan
bantuan aplikasi software SPSS. Bentuk perumusannya sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan : Y = Keberhasilan Berwirausaha a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi Berganda X1 = Variabel Karakter Kewirausahaan X2 = Variabel Strategi Kewirausahaan e = Standart Error
3.11 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti terlebih dahulu
menguji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
3.11.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk
kurva histogram atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis
diagonal dari gambar normal Probability Plot. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak
adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.11.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi dalam analisis regresi
berganda jika variabel-variabel bebas itu sendiri berkorelasi. Jadi, tujuan dari uji
multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
berarti antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel bebasnya.
dengan melihat besarnya VIF (Variance Information Factor) dan Tolerance.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut (Situmorang dan Lufti,
2015: 162):
1. VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
2. VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
4. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.11.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara Uji Glesjer, yaitu
dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen maka ada indikasi terjadi heterodeksitas. Jika probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi
tidak mengarah adanya heterokedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2015:116).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu uji F dan uji t untuk
mengetahui apakah setiap variabel independen secara simultan maupun secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.12.1 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). Berikut kriteria
pengujian hipotesis untuk uji F:
1. H0 : b1= b2 = 0, artinya secara simultan karakteristik kewirausahaan dan
strategi kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap keberhasilan
berwirausaha.
2. H1 : b1= b2 ≠ 0, artinya secara simultan karaketristik kewirausahaan dan
strategi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
berwirausaha.
Uji ini dilakukan dengan ketentuan:
H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabel , H0 ditolak jika Fhitung≥ Ftabel.
3.12.2 Uji t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji statistik t adalah
1. H0 : bi = 0, artinya secara parsial karakteristik kewirausahaan dan strategi
kewirausahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap keberhasilan
berwirausaha.
2. H1 : bi ≠ 0, artinya secara parsial karakteristik kewirausahaan dan strategi
kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
berwirausahaa.
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial
adalah sebagai berikut:
1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Jika Sig > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi
variable karakter kewirausahaan, perilaku kewirausahaan dan strategi (X)
terhadap keberhasilan berwirausaha (Y). Jika nilai R2 mendekati satu (1) maka
semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika nol (0) maka pengaruhnya semakin
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1 Gambaran Umum BPD HIPMI SUMATERA UTARA
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10
Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan
wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda
yang bercita – cita menjadi pengusaha. Para pendiri yang rata – rata merupakan
pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo,
Teu ku Sj ahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH ,
Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah.
Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan
kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak
muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat,
TNI / POLRI dan sebagainya. Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis
ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha,
dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional
maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan
masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat. Pada Era
Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan
misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni
menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif
4.2 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah
pernyataan adalah 10 butir untuk variabel X1 (karakter kewirausahaan), 11 butir
untuk variabel X2 (strategi kewirausahaan), dan 6 butir untuk variabel Y
(keberhasilan kewirausahaan). Jadi total seluruh pernyataan berjumlah 27 butir.
Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden
berisikan pernyataan mengenai karakter kewirausahaan (X1), strategi
kewirausahaan (X2), terhadap keberhasilan kewirausahaan (Y). Responden dalam
penelitian ini adalah anggota BPD HIPMI SUMATERA UTARA.
4.2.1 Karakteristik Responden
4.2.1.1 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Berdasarakan Tabel 4.1 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan
usia terdiri dari usia 20 - 30 tahun berjumlah 19 orang (30,1%), usia 31 - 40 tahun
berjumlah 33 orang (52,3%), usia 41 - 50 tahun berjumlah 9 orang (14,3%) dan
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase %
SLTA-SMA/ sederajat 4 6,3
Diploma 11 17,5
Sarjana (S1) 46 73,1
Pasca Sarjana 2 3,1
JUMLAH 63 100
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan adalah 4 orang responden (6,3%) berpendidikan SLTA/SMA
sederajat, 11 orang responden (17,5%) berpendidikan Diploma, 46 orang
responden (73,1%) berpendidikan Sarjana (S1) dan 2 orang responden (3,1%)
berpendidikan pasca sarjana.
Berdasarkan Table 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan lamanya usaha berdri terdiri dari kurang 5 tahun berjumlah 8 usaha
(12,7%), 5 -7 tahun berjumlah 34 usaha (53,9%), 8 -10 tahun berjumlah 12 usaha
(19,1%), 11 – 13 tahun berjumlah 6 usaha (9,5%) dan diatas 13 tahun berjumlah
3 usaha (4,8%).
4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan
No. Jumlah
Karyawan
Jumlah
Nominal %
1. < 5 13 20,6
2. 6 – 10 38 60,3
3. 11 - 15 6 9,5
4. 16 - 20 4 6,3
5. > 21 2 3,3
Total 63
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahawa karakteristik responden
berdasarkan jumlah karyawan yang dimiliki adalah 13 (20,6%) responden
memiliki kurang dari 5 karyawan , 38 (60,3%) responden yang memiliki 6 – 10
karyawan, 6 (9,5%) responden yang memiliki 11 – 15 karyawan, 4 (6,3%)
responden yang memiliki 16 – 20 karyawan dan 2 (3,3%) responden yang
4.2.1.5 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jumlah cabang toko terdiri dari yang tidak memiliki cabang toko
berjumlah 27 usaha (42,9%), 1-2 cabang berjumlah 25 usaha (39,7%), 3-4 cabang
berjumlah 9 usaha (14,3%) dan lebih dari 4 cabang berjumlah 3 usaha (3,1%).
4.3 Deskriptif Variabel
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Karakter Kewirausahaan Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Karakter Kewirausahaan
No. Item
1. Pada pernyataan pertama, “Saya bekerja secara realistis dalam berwirausaha.”,
sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden
menyatakan setuju, dan 22,2% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, “Saya menjaga kualitas produk”, sebanyak 11,1%
responden menyatakan sangat setuju, 76,2% responden menyatakan setuju,
dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Saya yakin saya bisa mencapai keberhasilan dalam
usaha.”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 65,1%
menyatakan setuju, 15,9% responden menyatakan kurang setuju dan 4,8%
responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap
pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Saya bekerja tanpa mengenal lelah.”, sebanyak
20,6% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden menyatakan
setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
5. Pada pernyataan kelima, “Saya bekerja terus-menerus”, sebanyak 7,9%
responden menyatakan sangat setuju, 71,4% responden menyatakan setuju,
9,5% responden menyatakan kurang setuju dan 11,1% responden menyatakan
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, “Saya mampu bekerja dimanapun saya berada”,
sebanyak 17,5% responden menyatakan sangat setuju, 69,8% responden
menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya melakukan inovasi dan melihat perkembangan
yang terjadi dalam bisnis” sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat
setuju, 55,6% responden menyatakan setuju, dan 19,0% responden
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya cepat mengambil keputusan”, sebanyak
25,4% responden menyatakan sangat setuju, 54,0% responden menyatakan
setuju, dan 20,6% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya berani menghadapi resiko yang muncul”,
sebanyak 28,6% responden menyatakan sangat setuju, 55,6% responden
menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
10. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya bertanggung-jawab pada apa yang saya
kerjakan”, sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%
responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Strategi Kewirausahaan
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Strategi Kewirausahaan
Sumber: Hasil Penelitian (2016) No.
Item
1. Pada pernyataan pertama, “Dalam berbisnis saya memiliki strategi bersaing
yang kompetitif.”, sebanyak 27,0% responden menyatakan sangat setuju,
57,1% responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, “Saya selalu merencanakan strategi jangka pendek
dalam bisnis saya”, sebanyak 27,0% responden menyatakan sangat setuju,
60,3% responden menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Saya memiliki rencana jangka panjang dalam bisnis
saya”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 65,1%
menyatakan setuju, dan 12,7% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Bisnis yang saya lakukan fokus kepada kepuasaan
pelanggan”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 79,4%
responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
5. Pada pernyataan kelima, “Saya menentukan harga produk yang bersaing di
pasar”, sebanyak 20,6% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%
responden menyatakan setuju, dan 19,0% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, “Bisnis saya memiliki integritas yang baik”,
sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden
menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya melakukan penilaian lingkungan bisnis”
sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat setuju, 66,7% responden
menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
8. Pada pernyataan kedelapan, “Harga produk/jasa yang saya berikan kompetitif”,
sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5% responden
menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya memiliki cara untuk memperoleh
keuntungan dalam bisnis”, sebanyak 23,8% responden menyatakan sangat
setuju, 60,3% responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
10. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya memiliki strategi produksi yang efektif
dan efisien”, sebanyak 7,9% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%
responden menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
11. Pada pernyataan kesebelas, “Saya memiliki strategi promosi yang efektif dan
efisien”, sebanyak 7,9% responden menyatakan sangat setuju, 85,7%
responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Berwirausaha
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Berwirausaha
Sumber: Hasil Penelitian (2016)
1. Pada pernyataan pertama, “Bisnis yang saya lakukan mengalami peningkatan
modal”, sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%
responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, “Bisnis yang saya jalankan memperoleh keuntungan”,
sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 79,4% responden
menyatakan setuju, dan 9,5% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
No. Item
3. Pada pernyataan ketiga, “Jumlah pelanggan mengalami peningkatan setiap
tahun”, sebanyak 25,4% responden menyatakan sangat setuju, 52,4%
menyatakan setuju, dan 22,2% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Perkembangan usaha berkembang pesat dari tahun
ke tahun”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 61,9%
responden menyatakan setuju, dan 15,9% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
5. Pada pernyataan kelima, “Bisnis mempunyai omzet penjualan yang
meningkat”, sebanyak 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 60,3%
responden menyatakan setuju, dan 11,1% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, “Bisnis saya terus mengalami penambahan cabang
baru.”, sebanyak 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 82,5%
responden menyatakan setuju, dan 6,3% responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layakatau
tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan
statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti
atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%
maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel
residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)
a. Pendekatan Histogram
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Gambar 4.1
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi
normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan.
b. Pendekatan Grafik
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas
Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot erlihat titik yang
mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual
peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.45188814
Most Extreme Differences Absolute .150
Positive .117
Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z 1.189
Asymp. Sig. (2-tailed) .118
a. Test distribution is Normal.
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah
0.118 dan diatas nilai signifiksn (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya
gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance
value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
3. Apabila tolerance < 0,1 maka terdapat Multikolinearitas
Tabel 4.10
Uji Nilai Tolerance dan VIF
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance seluruh variabel bebas
(karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan) adalah lebih besar dari nilai
ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (karakter kewirausahaan dan
strategi kewirausahaan) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu,
data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas
yaitu :
a. Pendekatan Grafik
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Gambar 4.3
Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan berwirausaha berdasarkan
b. Uji Glesjer
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel absut maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.11
Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas
Coefficientsa
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen (karakter kewirausahaan dan
strategi kewirausahaan) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen absolute Ut (absUt), jadi disimpulkan model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan)
terhadap variabel terikat (keberhasilan berwirausaha). Data diolah secara statistik
untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu
program SPSS.Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai
Y = α + b1X1 + b2X2+e
Dimana :
Y = Keberhasilan Berwirausaha
X1 = Karakter Kewirausahaan
X2 = Strategi Kewirausahaan
α = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Standar eror
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear
berganda dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .561 2.135 .263 .794
Karakter Kewirausahaan .225 .056 .369 4.056 .000
Strategi Kewirausahaan .326 .054 .549 6.033 .000
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui pada kolom kedua (unstandardized
Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel karakter kewirausahaan sebesar
0,225 nilai b2 variabel strategi kewirausahaan sebesar 0,326 dan nilai konstanta
(a) adalah 0,561 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut
Y = 0,561 + 0,225 X1 + 0,326X2 + e
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 0,561 ini menunjukkan bahwa jika variabel karakter
kewirausahaan dan strategi kewirausahaan dianggap konstan maka variabel
keberhasilan berwirausaha akan bernina sebesar 0,561
2. Koefisien b1 (X1) = 0,225 menunjukkan bahwa karakter kewirausahaan
meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan berwirausaha meningkat sebesar
0,225 satuan.
3. Koefisien b2 (X2) = 0,326 menunjukkan bahwa jika strategi kewirausahaan
meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan berwirausaha meningkat sebesar
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau
hubungan signifikan variabel bebas berupa karakter kewirausahaan dan strategi
kewirausahaan terhadap variabel terikat berupa keberhasilan berwirausahaa pada
anggota BPD HIPMI Sumatera Utara.
Tabel 4.13
Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F) ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 269.020 2 134.510 61.751 .000a
Residual 130.695 60 2.178
Total 399.714 62
a. Predictors: (Constant), Strategi Kewirausahaan, Karakter Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Keberhasilan Berwirausaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Tabel 4.13 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 61,751
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan
95% (α = 0,05) adalah 3,15. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu
F-hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa
pengaruh variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan)
secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha anggota
4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah karakter
kewirausahaan dan strategi kewirausahaan secara parsial apakah masing-masing
berpengaruh terhadap keberhasilan berwirausaha anggota BPD HIPMI Sumatera
Utara.
Tabel 4.14
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa
a. Dependent Variable: Keberhasilan Berwirausaha
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
1. Variabel karakter kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap keberhasilan berwirausaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000)
lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (4,056) lebih besar dibandingkan t-tabel
(2,00030).
2. Variabel strategi kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap keberhasilan kewirausahaan hal ini terlihat dari nilai signifikan
(0,000) lebih kecil dari 0,05 dan hitung (6,033) lebih besar dibandingkan
4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel bebas (karakter kewirausahaan dan strategi
kewirausahaan) terhadap variabel terikat (keberhasilan berwirausahaan).
Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).
Tabel 4.15
a. Predictors: (Constant), Strategi Kewirausahaan, Karakter
Kewirausahaan
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa :
1. Nilai R sebesar 0.820 sama dengan 82,0 % berarti hubungan antara variabel
karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan terhadap variabel
keberhasilan berwirausahaan anggota BPD HIPMI Sumatera Utara sebesar
82,0 % artinya hubungannya erat.
2. Nilai Adjusted R Square 0,662 berarti 66,2% keberhasilan berwirausaha
anggota BPD HIPMI Sumatera Utara dapat di jelaskan oleh variabel karakter
kewirausahaan dan strategi kewirausahaan. Sedangkan sisanya 33,8 % dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti
pengetahuan kewirausahaan, efikasi diri dan sebagainya.
3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Karakter Kewirausahaan Terhadap Kerberhasilan Berwirausaha
Kata karakter berasal dari bahasa latin kharakter, kharassein, dan kharax
yang maknanya adalah alat untuk menandai, untuk mengukir. Karakter dapat
diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan yang membedakan seseorang
dengan orang lain. Menurut Suryana dan Bayu (2010: 66-67), karakter wirausaha
merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain.
Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel karakter
kewirausahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan berwirausaha. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan
pernyataan mengenai karakter kewirausahaan yang mendapatkan respon setuju
yang paling dominan (84,2% reponden) adalah “Saya berani menghadapi resiko
yang muncul” hal ini menunjukan mayoritas responden yang merupakan anggota
BPD HIPMI Sumatera Utara setuju bahwa untuk meraih keberhasilan dalam
menjalakan suatu usaha dibutuhkan karakter kewirausahaan yang berani
menghadapi resiko yang muncul. Masalah tidak hanya dianggap sebagai faktor
dalam penghambat keberhasilan tetapi masalah dapat dijadikan pembelajaran
dalam menjalankan suatu usaha atau kegiatan bisnis.
Menurut Sukardi karakter berani dalam pengambilan resiko merupakan
salah satu factor yang paling sering ditemukan dalam seorang wirausahaan. Hasil
dan Jumaedi (2012) yang menyatakan bahwa karakter kewiarausahaan
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan berwirausaha.
4.7.2 Pengaruh Strategi Kewirausahaan Terhadap Kerberhasilan Berwirausaha
Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan
gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi
mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Menurut
Coulter (dalam Kuncoro, 2009: 45), strategi merupakan sejumlah keputusan dan
aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya
organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan
industrinya. Menurut Stephanie (2002: 31), strategi didefinisikan sebagai suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel strategi
kewirausahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan berwirausaha. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan
pernyataan mengenai strategi kewirausahaan yang mendapatkan respon setuju
yang paling dominan (93,7% reponden) adalah “Bisnis yang saya lakukan fokus
kepada kepuasaan pelanggan” hal ini menunjukan mayoritas responden yang
merupakan anggota BPD HIPMI Sumatera Utara bahwa bisnis yang mereka
utama yang ingin diraih oleh setiap perusahaan, namun produk atau jasa yang
dijual haruslah layak untuk digunakan oleh konsumen dengan memperhatikan
kualitas dari produk atau jasa tersebut.
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi sangat menentukan
sukses atau tidaknya strategi yang disusun oleh sebuah perusahaan. Ketika
perusahaan atau pengusaha memiliki strategi yang baik maka perusahaan atau
pengusaha dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pesaingnya sehingga
keberhasilan usaha dapat ditingkatkan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan Syabrus (2015), dan Boang Manalu (2010)
yang menyatakan bahwa strategi kewiarausahaan berpengaruh signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel karakter kewirausahaan dan
variabel strategi kewirausahaan secara serempak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan berwirausahaa anggota BPD HIPMI
Sumatera Utara.
2. Berdasarkan (Uji-t) masing-masing variabel karakter kewirausahaan dan
variabel strategi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan berwirausahaa anggota BPD HIPMI Sumatera Utara. Variable
strategi kewirausahaan merupakan factor dominan dalam penelitian ini untuk
meningkatkan keberhasilan berwirausaha.
3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R) menunjukkan bahwa
hubungan antar karakter kewirausahaan dan variabel strategi kewirausahaan
memiliki hubungan yang erat terhadap keberhasilan berwirausahaa anggota
BPD HIPMI Sumatera Utara
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran
1. Variabel karakter kewirausahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD HIPMI Sumatera
Utara. Pada hasil survey dengan cara memberikan pernyataan dalam bentuk
kuesioner kepada responden, pernyataan mengenai “Saya bekerja
terus-menerus” merupakan pernyataan yang paling dominan mendapatkan
tanggapan kurang setuju oleh responden. Beberapa responden menyatakan
mereka tidak dapat bekerja secara terus menerus dikarenakan adanya
keterbatasan baik dari waktu, tenaga dan keluarga yang tetap menjadi
tanggung jawab mereka. Maka diharpkan kepada responden yang merupakan
anggota BPD HIPMI Sumatera Utara untuk dapat memanajemen waktu
dengan baik sehingga bisnis serta kehidupan pribadi dapat berjalan dengan
baik dan seimbang.
2. Variabel strategi kewirausahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD HIPMI Sumatera
Utara. Pada hasil survey dengan cara memberikan pernyataan dalam bentuk
kuesioner kepada responden bahwa pernyataan “Saya menentukan harga
produk yang bersaing di pasar” merupakan pernyataan yang paling dominan
mendapatkan tanggapan kurang setuju oleh responden. Beberapa responden
menyatakan dalam penetapan harga tidak sesuai dengan apa yang mereka
harapkan dikarekan persaingan harga yang sangat kompetitif dengan para
pesaing. Oleh karena itu diharapkan kepada responden yang merupakan
anggota BPD HIPMI Sumatera Utara untuk dapat menetapkan strategi yang
memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik dibandikan oleh para
pesaing.
3. Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas untuk mengukur keberhasilan
berwirausaha sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan
memperhatikan variabel tersebut dengan mengembangkan indikator yang
lebih tepat atau menambahkan variabel lainnya seperti efikasi diri,
pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga dan variabel lainnya yang
lebih relevan yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan berwirausaha