• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together Kelas 4 SDN 2 Truko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together Kelas 4 SDN 2 Truko"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab ini menjelaskan mengenai seting dalam proses penelitian, yang meliputi tempat, waktu penelitian, subyek penelitian, membahas mengenai subyek penelitian.

3.1.1. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Truko, penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil. Penelitian ini menyesuaikan hari dan jam pelajaran yang telah disepakati oleh peneliti, guru kelas dan kepala sekolah SDN 2 Truko. Subyek penelitian yaitu siswa kelas 4 SDN 2 Truko dengan siswa berjumlah 16 anak.

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017, pada bulan Juli 2017. Proses penelitian berlangsung secara berkesinambungan. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabe 5 sebagai berikut,

Tabel 5 Waktu Penelitian

Uraian Kegiatan Hari dan Tanggal Pelaksanaan

Siklus I Siklus II

Uji Validitas Soal 2 Juli 2017 2 Juli 2017 Siklus I

Pertemuan 1 20 Juli 2017 22 Juli 2017 Pertemuan 2 21 Juli 2017 24 Juli 2017

Refeksi 21 Juli 24 Juli 2017

3.1.2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dari SDN 2 Truko yang berjumlah 16 siswa. Berdasarkan data dari 16 siswa terdiri dari 4 siswa permpuan dan 11 siswa laki-laki. Ditinjau dari latar belakang sosial siswa berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar siswa tinggal di lingkungan pedesaan dan ditinjau dari latar belakang ekonomi, siswa berasal dari keluarga yang mampu.

(2)

karakteristik yang berbeda-beda pula, akan tetapi kondsi kelas obyek penelitian cenderung kondusif dan mudah untuk diatur dan dapat diajak kerjasama dalam proses penelitian.

3.2.Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel antara lain adalah variabel bebas dan variabel terikat. Pengertian Variabel penelitian, Variabel adalah suatu nilai/sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dengan lainnya yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya Slameto (2015:195).

Sedangkan menurut Sugiyono (2014: 38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah bentuk informasi apapun yang ditetapkan dalam penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan selanjutnya dapat dditarik suatu kesimpulan dari variabel penelitian.

Dari definisi variabel penelitian tersebut maka peneliti menghendaki variabel dalam Penelitian Tindakkan Kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut,

1.Variabel X (Variabel Bebas)

Variabel X pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

2.Variabel Y (Variabel Terikat)

Variabel Y pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam pembeljaran Tema 5 Pahlawanku Sub Tema 1 Perjuangan Para Pahlawan khususnya pada KD Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

3.3.Prosedur Penelitian

(3)

Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 145) Penelitian tindakan merupakan proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembangan kekuatan berfikir reflektif, diskusi, penentuan keutusan dan kolektif dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam kegatan.

. Menurut Arikunto (2006:19) menyatakan ada beberapa langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat dalam Bagan 1 sebagai berikut,

Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006: 19)

3.3.1. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki dua definisi variabel. Masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT ).

Model pembelajaran kooperatif tipe (NHT) Numbered Head Together merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan belajar berpikir bersama dengan kelompok atau dengan cara gotong royong. Adapun definisi oprasional dari model pembelajaan kooperatif tipe (NHT) Numbered Head Together sebagai berikut:

Pelaksanaan pembelajaran Numbered Heads Together dan Pengamatan aktivitas guru dan siswa

Pelaksanaan

pembelajaran Numbered Heads Together dan Pengamatan aktivitas guru dan siswa

Perencanaan

SIKLUS I

SIKLUS II

Perencanaan Refleksi

(4)

1. Adanya penomoran terhadap siswa.

2. Diberikan tugas, pertanyaan atau permasalahan pada masing-masing kelompok untuk dikerjakan bersama-sama.

3. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk mencari hasil yang mufakat. 4. Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan atau hasil dari

pemecahan masalah. 2. Hasil belajar.

Peneliti meneliti hasil belajar siswa di dalam mata pelajaran IPS. Hasil belajar dalam mata pelajaran IPS dapat diketahui setelah siswa mengikuti pembelajaran dan melaksanakan evaluasi pada materi Tema 5 “Pahlawanku dan Sub Tema 1 “Perjuangan Para Pahlawan” yang telah dilakukan siswa.

3.3.2. Siklus I

3.3.2.1. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi 1) membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran NHT, 2) membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa, 3) membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan, 4) menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.

3.3.2.2. Tindakan

(5)

Tabel 6. KI dan KD Mata Pelajaaran IPS Kompetensi inti

Kompetensi dasar IPS

1.Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2.Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4.Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada

masapraaksara, Hindu Buddha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan

4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa pra aksara, Hindu Buddha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan

3.3.2.3. Pengamatan

Pada prosess penelitian dilaksanakan oleh observer, proses pengamatan ini dilaksanakan oleh observer. Pada proses ini observer mengamati aktivitas guru dan siswa. Pada penelitian ini selain proses kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati hasil belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir kegiatan pada setap siklus dengan menggunaka tes formatif untu mengukur tingkat keberhasilan penellitian.

3.3.2.4.Refleksi

(6)

3.3.3. Siklus II 3.3.3.1. Perencanaan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I.Selanjutnya peneliti 1) mengidentifikasi dan merumuskan kembali masalah yang muncul pada siklus I, 2) membuat kembali pembelajaran siklus II dengan lebih mengembangkan langkah-langkah pembelajarannya sesuai dengan model NHT, 3) membuat lembar observasi siswa siklus II, 4) Membuat tes evaluasi siklus II.

3.3.3.2. Tindakan

Pada tahap tindakan, guru menyampaikan materi kelas 4 dengan mnggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

materi Tema 5 “Pahlawanku dan Sub Tema 1 “Perjuangan Para Pahlawan” namun dalam penelitian ini di fokuskan pada pelajaran IPS dengan KI dan KD yang dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. KI dan KD Ilmu Pengetauan Ssosial Kompetensi inti

Kompetensi dasar IPS

1.Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2.Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4.Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

(7)

3.3.3.3. Pengamatan

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Pada tahap ini juga dilakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus.

3.3.3.4.Refleksi

Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan guru dan siswa dan penilaian tes formatif hal ini bertujuan untuk menarik kesimpulan. Selain itu dalam refleksi membahas mengenai permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran, baik dari guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya atau pertemuan selanjutnya.

3.4.Teknik dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penggunaan pembelajaran Numbered Heads Together. Sedangkan teknik non tes berupa lembar observasi, yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tindakan guru dan respon siswa dengan menggunakan pembelajaran Numbered Heads Together.

Penelitian ini memfokuskan untuk hasil belajar siswa, maka penelitian ini mengutamakan peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti menggunakan tehnik tes dalam mencari data penelitian. Tehnik tes ini dilaksakan setiap pertemuan kedua pada siklus I dan II dengan tujuan untuk melihat tingkat ketuntasan siswa.

3.5. Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1. Variabel X (Variabel Bebas)

(8)

RPP. Berikut adalah kisi-kisi observasi kegiatan guru dan siswa Numbered Head Together dapat disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dengan Menggunakan Model Pelajaran Kooperatif Tipe (NHT) Numbered Head Together

No Langkah-Langkah Pembelajaran Item Jumlah

I Kegiatan Awal

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

II Kegiatan Inti Pembelajaran

A Langkah-Langkah (NHT) Numbered Head Together

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dengan Menggunakan Model Pelajaran Kooperatif Tipe (NHT) Numbered Head Together

No Langkah-Langkah Pembelajaran Item Jumlah

I Kegiatan Awal

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

II Kegiatan Inti Pembelajaran

A Langkah-Langkah (NHT) Numbered Head Together

3.5.2. Variabel Y (Variabel Terikat)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Untuk mengukur hasil belajar siswa, guru menggunakan tehnik tes, yang diadakan pada pertemuan ke dua pada masing-masing siklus. Tenik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar secara sistematis untuk diperoleh data kuantitatif.

(9)

Tabel 10. Kisi-kisi Soal Tes Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus I

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Item Soal Siklus I yang memerintah pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam.

1, 2,

2. Menjelaskan mengenai raja- raja yang memerintah pada kerajaan Hindu, Budha dan Islam.

3, 4, 5, 6

3. Menjelaskan dampak perjuangan dari

5. Menuliskan perjungan yang dilakukan oleh Balaputradewa

10, 11, 12,13, 14

6. Menceritakan dampak Raja Balaputradewa, terhadap kehidupan Kerajaan Sriwijaya

15, 16, 17, 18

(10)

sekarang

9. Menjelaskan sejarah perjuangan dari tokoh yang dipilihnya.

12. Menjelaskan sikap kepahlawanan yang dapat diteladani dari Sultan Iskandar Muda.

22, 23, 24, 25

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran NHT dinilai dengan rumus di bawah ini :

Rentang ditentukan berdasarkan nilai KKM pada mata pelajaran IPS yang diterapkan di SDN 2 Truko adalah 70 sehingga :

(11)

3.5.3. Dokumentasi

Tehnik pengumpulan data berupa potret proses pelaksanaan pembelajaran yang berasal dari mediaelektronnik. Pengumpulan daata dengan dokumentasi digunakan penulis untuk mengabadikan proses pembelajaran, seperti saat siswa berkelompok untuk mengerjakan lembar kerja kelompok siswa. Selain itu doumentasi digunakan penulis pada saat proses observasi sebelum dilaksanakan tindakan.

3.6.Tehnik Analisis Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatf dan data kualitatif. Data kualitatif berupa hasil belajar siswa dan data kualitatif berupa data berasal dari lemar observasi kegiatan guru dan siswa yang berisi proses pemelajaran.

3.7. Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen dan Taraf Tingkat Kesukaran Soal 3.7.1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto (2007: 75), mengemukakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation ≥ 0,2.

Berikut ini adalah tabel hasil dari uji validitas, disajikan dalam Tabel 11 sebagai berikut.

Tabel 11.

Hasil Uji Validitas Siklus I (Corrected Item Total Correlation)

No R. Hitung Keterangan No R. Hitung Keterangan

1 .871 Valid 14 .874 Valid

2 .870 Valid 15 .857 Valid

3 .858 Valid 16 .868 Valid

4 .865 Valid 17 .870 Valid

5 .874 Valid 18 .874 Valid

6 .861 Valid 19 .868 Valid

7 .864 Valid 20 .863 Valid

8 .865 Valid 21 .857 Valid

9 .869 Valid 22 .871 Valid

10 .868 Valid 23 .871 Valid

11 .864 Valid 24 .870 Valid

(12)

13 .867 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 11 koofesien secara keseluruhan menunjukkan ≥ 0,2 jadi keseluruhan dinyatakan valid. Untuk hasil uji validitas soal evaluasi siklus II disajikan dalam Tabel 12 sebagai berikut.

Tabel 12.

Hasil Uji Validitas Siklus II (Corrected Item Total Correlation)

No R. Hitung Keterangan No R. Hitung Keterangan

1 .933 Valid 14 .938 Valid

2 .939 Valid 15 .941 Valid

3 .931 Valid 16 .936 Valid

4 .935 Valid 17 .939 Valid

5 .935 Valid 18 .936 Valid

6 .940 Valid 19 .942 Valid

7 .931 Valid 20 .940 Valid

8 .933 Valid 21 .931 Valid

9 .940 Valid 22 .933 Valid

10 .935 Valid 23 .940 Valid

11 .932 Valid 24 .935 Valid

12 .934 Valid 25 .932 Valid

13 .940 Valid

Dari Tabel 8, dapat disimpulkan hasil dari uji validitas dapat dinyatakan bahwa soal tes siklus II dapat dinyatakan valid secara keseluruhan dengan koofesien soal secara keseluruhan menunjukkan ≥ 0,2

3.7.2. Uji Reliabilitas

Kerlinger (Wardani dkk. 1986:344-345) mengemukakan bahwa realibiliti dapat diukur dengan tiga kriteria

1. /Stability/

Stability, adalah kriteria yang menunjuk pada keajegkan (konsiten) hasil yang ditunjukkan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama, pada waktu yang berbeda.

2. /Dependability/

Dependability, adalah kriteria yang mendasarkan diri pada kemantapan alat ukut atau seberapa alat ukur diandalkan.

3. /Predictability/

(13)

Adapun rentang indeks reliabilitas Wardani dkk. (2012:346) sebagai berikut:

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,40. Reliabilitas suatu instrumen dihitung menggunakan Software SPSS 16.0dengan langkahAnalyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak. Apabila nilai alpha () kurang dari < 0.40 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Berdasarkan pendapat ahli diatas reliabilitas soal tes soal siklus I dan II dapat disajikan dalam Tabel 13 dan Tabel 14 sebagai berikut.

Tabel 13. Klasifikasi Koefisien Reliabilita Instrumen Siklus I

Cronbach's Alpha N of Items

.872 25

Tabel 14. Klasifikasi Koefisien Reliabilita Instrumen Siklus II

Cronbach's Alpha N of Items

.938 25

Untuk hasil uji reliabilitas siklus I dalam Tabel 3.9 dan uji reliabilitas siklus II pada Tabel 3.10 menunjukkan Cronbach's Alphasebesar siklus I sebesar 872 dikatakan reliabel karena nilai alpha ≥ 0,40. Sedangkan siklus II nilai Cronbach's Alphasebesar sebesar 938 berarti nilai berarti alpha ≥ 0,40 dengan demikian soal evaluasi siklus II dapat digolongkan sangan reliabel, dapat disimpulkan bahwa soal siklus I dan II sangat reliabel untuk diujikan pada penelitian.

3.7.3. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar derajat kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka dapat dikatakan soal tersebut baik (Arifin, 2014: 266).Arikunto (2012) juga menambah bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar.

Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran suatu soal dijelaskan oleh Arikunto dengan rumus sebagai berikut:(Arikunto, 2014: 223)

(14)

Keterangan: P = indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar. JS = Jumlah seluruh siswa pesertates.

Bersumber dari pendapat ahli diatas peneliti melaksanakan uji tingkat kesukaran soal tes siklus I dan tes siklus II. Tingkat kesikaran pada tes siklus I dan siklus II dapat diamati pada Tabel 15 dan Tabel 16 sebagai berikut

Tabel 15

Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No

Indeks Kesukaran No Soal

1 0,81 Mudah 14 0,60 Sedang

Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No

Indeks Kesukaran No Soal

(15)

3.8.Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah keberhasilan proses selama pembelajaran dan keberhasilan klasikal hasil belajar siswa. Keberhasilan proses selama pembelajaran adalah kesesuaian aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan sintaks dan RPP yang telah disusun, dimana ≥ 85% langkah yang ada disintak dan RPP harus dilakukan.

Gambar

Tabel 5 Waktu Penelitian
Tabel 6. KI dan KD Mata Pelajaaran IPS
Tabel 7.  KI dan KD Ilmu Pengetauan Ssosial
Tabel 9  Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa dengan Menggunakan Model Pelajaran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila LDR bank sampel penelitian mengalami peningkatan berarti telah terjadi prosentase

Variabel bebas yaitu pengalaman indrawi, pengalaman emosi, pengalaman sosial dan persepsi kualitas secara simultan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap niat beli

Dari hasil percobaan yang telah didapatkan bisa dibandingan dengan hasil hipotesa yang terdapat pada bab II , dimana jika luas permukaan bahan semakin besar, maka

1) Mengelola data pustaka. 2) Mencatat pengadaan buku dari berbagai sumber, seperti pembelian, sumbangan, kerjasama. 3) Mengelola data anggota, seperti registrasi, dan

Menurut Monroe dan Krishnan (1985) dan Zeithaml (1988) dalam Amir Nasermoadeli, Kwekachaoon Ling, dan Farshad Maghnati (2013) menyatakan bahwa produk yang baik nilai

a. Dialog formal artinya, dialog yang dilakukan melalui kesepakatan bersama antar umat beragama dalam suatu institusi atau lembaga. Semua pihak yang hadir,

Ini pun ditambah lagi dengan kesan bahwa penelitian yang demikian itu seolah-olah hanya dalam naungan paradigma positivistik (post positivistik).. Gambaran tentang pengetahuan