• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Konsep Tongkonan - Tongkonan Maya Toraya.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. Konsep Tongkonan - Tongkonan Maya Toraya.doc"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jejaring Sosial Internet, Tongkonan Baru Komunitas Toraja di Dunia Maya Oleh: Stepanus Wilfrid Bo’do’

Orang Toraja adalah salah satu komunitas teraktif berinteraksi di jejaring sosial Internet saat ini. Tersebar di seluruh dunia, tetapi bisa "terkoneksi" satu sama lain. Teknologi berflatform Internet memudahkan membentuk komunitas maya. Selain itu, mereka yang

di tanah rantau kembali menjadi bagian dinamika di daerah asalnya. Caranya, dengan berbagi informasi secara cepat, mudah dan gratis menggunakan fasilitas milis, jejaring sosial, webjournal, dan forum online. Internet telah menjadi berkah tersendiri bagi Orang

Toraja yang, memang dikenal, memiliki ikatan kerabat kuat.

1. Pengantar

Tengah malam terjadi kebakaran di pusat pertokoan Rantepao. Seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, segera mengabarkan peristiwa itu dan dengan cepat menyebar di blog yang terkoneksi ke halaman Faceboook. Dalam waktu singkat reaksi berdatangan. Mereka ingin mengetahui di mana persisnya kebakaran itu terjadi. Apakah masih berlangsung,apa pemadam kebakaran sudah tiba di tempat, bagaimana dampak kebakaran itu,bagaimana nasib keluarga mereka? Interaksi real time terjadi antara pengirim dan penerimanya. Demikianlah peristiwa itu sudah lebih dahulu diketahui komunitas yang terkoneksi internet, sebelum disiarkan koran dan televisi keesokan harinya.

Perhitungan suara di TPS tempatnya memberi suara baru saja selesai ketika seorang warga bergegas mengirim melaui fasilitas sms ke halaman Facebook dengan rincian perolehan suara masing-masing kandidat. Dengan segera informasi itu diposting

(diterbitkan) di blog yang terkoneksi ke beberapa group dan halaman facebook.Postingan warga itu, dengan segera disusul warga lain dari TPS yang berbeda. Mereka yang

penasaran mengetahui siapa bakal unggul, terus-menerus memonitor blog dan facebook. Tampaknya, perolehan kandidat saling kejar.Tengah malam, seorang warga yang menjadi bagian lembaga survey mengirim ke blog hasil hitungan cepat, beberapa saat sebelum dirilis lembaganya secara resmi. Media blog dan facebook mendahului media lain. Pada hari H pilkada Toraja Utara, Blog Torajacybernews.com dikunjungi puluhan ribu orang. Jumah itu lebih banyak lagi jika digabung halaman Facebook Torajacybernews

community.

Begitulah komunitas maya berbagi informasi.Setiap saat. Realtime. Bukan saja informasi, juga ide, pandangan, dukungan di webblog dan situs jejaring sosial. Fasilitas Video Internet seperti YouTube, Metacafe, dan Google Video mereka manfaatkan saling berbagi dan mengakses gambar,musik, serta lagu-lagu toraja. Selain makin mendekatkan satu sama lain, juga dengan kampung halaman. Fitur-fitur internet ini seolah-olah

(2)

Tulisan ini menggambarkan seperti apa komunitas maya Toraja di situs jejaring sosial dan keserupaannya dengan Tongkonan.

2. Konsep Tongkonan

Para ahli dan pakar mengajukan banyak defenisi mengenai Tongkonan. Saya

menganggap uraian paling komprehensif (walaupuan belum tentu disepakati) mengenai Tongkonan telah dilakukan oleh Theodorus Kobong dalam bukunya berjudul: Injil dan Tongkonan: inkarnasi, kontekstualisasi, transformasi. Buku ini dapat diakses di

Googlebooks!

Merujuk Kamus Bahasa Toraja-Indonesia, istilah Tongkonan berasal dari kata ”tongkon” yang berarti ”duduk”, "menyatakan belasungkawa". Tongkonan berarti tempat duduk, rumah, terutama rumah para leluhur, tempat keluarga besar bertemu untuk melaksanakan ritus-ritus adat secara bersama-sama.

Menurut Kobong, Tongkonan bukan sekadar rumah adat, yakni tempat orang

membicarakan atau menyelenggarakan urusan-urusan adat. Bukan juga sekadar rumah keluarga besar, yakni tempat orang memelihara persekutuan kaum kerabat. Tongkonan mencakup kedua aspek di atas. Karena itu, menurut Kobong, Tongkonan tidak bisa disamakan dengan istilah "rumah adat" atau "rumah marga", sebagaimana banyak dipakai peneliti luar Toraja.

a. Persekutuan

Dasar persekutuan Toraja ialah hubungan darah daging, yang disimbolkan dengan Tongkonan. Dasar Tongkonan ialah setiap pasangan suami istri harus membangun rumah sendiri, yang kemudian dipelihara keturunannya. Rumah itu menjadi pusat persekutuan bagi setiap orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan pendirinya, khususnya keturunan dalam hubungan vertikal. Melalui Tongkonan orang toraja dengan mudah menyatakan identitasnya. (lih. T Kobong hal 88 )

b. Struktur Tongkonan

Sebuah bangunan rumah menjadi Tongkonan bila terdapat struktur kemasyarakatan, yang berdasarkan geneaologi dan tatanan penciptaan serta adanya bukti kepemimpinan yang berjasa bagi masyarakat.

c. Fungsi Tongkonan

(3)

Tongkonan juga berfungsi sebagai pusat adat, tempat persekutan tongkonan

membicarakan soal-soal adat. Kobong, merujuk tulisan A. Rumpa: Tongkonan dan Peranannya, membagi tongkonan berdasarkan fungsinya sebagai pusat adat.

1. Tongkonan layuk, tongkonan yang mulia, berada di tampuk pimpinan 2. Tongkonan anak patalo, artinya tongkonan keturunan tongkonan layuk 3. Tongkonan pesio' aluk, yaitu tongkonan yang bertanggung jawab atas

implementasi ketentuan-ketentuan aluk dan adat.

4. Tongkonan pebalian, tongkonan yang membantu, artinya yang mendampingi tongkonan yang berada di atasnya.

5. Tongkonan Patulak, yaitu tongkonan yang membantu dengan tugas-tugas tertentu 6. Tongkonan bulo dia'pa', yaitu tongkonan orang merdeka, orang kebanyakan. 7. Tongkonan kaunan, yaitu tongkonan para budak

Nomor 6 dan 7 termasuk struktur Tongkonan, tetapi tidak diikutsertakan dalam kepemimpinan dan fungsi-fungsi kemasyarkatan yang diemban oleh Tongkonan. (lih.T.Kobong hal 98)

Ada dua poin penting dari pembahasan Kobong mengenai Tongkonan. Pertama, melalui Tongkonan orang toraja dengan mudah menyatakan identitasnya. Kedua, sebuah

bangunan rumah menjadi Tongkonan bila terdapat struktur kemasyarakatan, yang berdasarkan geneaologi dan tatanan penciptaan serta adanya bukti kepemimpinan yang berjasa bagi masyarakat. Tidak semua rumah dikategorikan sebagai Tongkonan.

Berdasarkan dua point di atas, bisakah kita mengkategori komunitas maya Toraja sebagai Tongkonan? Ini juga berlaku untuk kerukunan-kerukunan Toraja di perantauan (jika kita juga menggolongkannya sebagai Tongkonan).

d. Tongkonan dan Identitas

Salah satu isu paling krusial komunitas maya (internet) adalah soal identitas. Tetapi, Tongkonan justru menegaskan identitas serta prinsip dasar kehidupan orang Toraja. Potensi ini bisa memperkaya komunitas maya.

Para peneliti tampaknya sepakat bahwa Rumah Tongkonan merupakan "alam-kecil" (mikrokosmos) dari 'alam-raya' (makrokosmos) sebagai pandangan kosmologi yang berdasarkan Aluk Todolo (alukta) yang penjabarannya ada pada tiap bagian maupun fungsinya. Aluk Todolo mengkonsepsikan alam raya terbagi tiga bagian, yakni dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah.

(4)

Bagian badan rumah Tongkonan adalah simbolisasi dunia tengah (dunia manusia) berada di bumi tempat manusia hidup (padang) dan wajib melaksakan upacara dan pemujaan dalam tiap fase kehidupannya. Ini adalah tempat pertemuan antara dunia atas dan dunia bawah (dikonotasikan sebagai kerukunan, gotong royong, harmoni:keseimbangan timur-barat, perintah dan larangan)

Bagian kaki rumah Tongkonan adalah simbolisasi dunia bawah. Berada di bawah air, diidentifikasi sebagai bawahan yang buruk (neraka). Bagian ini ditopang di atas kepala dewa (Puang Tulak Padang), yang mendukung dan memberika spirit (semangat) pada Tongkonan dan kehidupan manusia di bumi. (bdk. Said, hal.28)

e. Indentitas Toraja

Jika Identitas adalah gambaran mengenai siapa kita maka ia menyangkut visi, misi, citra diri dan nilai. Secara garis besar, identitas orang Toraja adalah sebagi berikut:

Misi: marendeng,kaparadesan, kasiayokan,

Visi: situndan-sipakilala, solaki’ torro sitondong sirau-rau, matottongan lan mintu’ penggauran, unsattuan kale),

Citra diri: manarang,kinaa,angga’ kale,

Nilai-Nilai Utama: kelengkapan, kebersamaan, keberlangsungan.

Apakah komunitas maya bisa semakin menegaskan Identitas Toraja atau malah

sebaliknya? Apakah identitas Toraja menjadi semangat dasar interaksi komunitas maya itu, atau justru mengaburkan identitas karena menggiring kita jadi komunitas eksklusif? Menjauhkan kita dari lingkungan real sekitar?

f. Kepemimpinan dan Kontribusi

Corak atau struktur kepemimpinan di dunia maya tentu punya cirinya sendiri. Tetapi, kwalitas kepemimpinan dan kontribusi tetaplah menjadi kuncinya. Komunitas-komunitas maya itu hanya bisa eksis dan mempunyai banyak members (anggota) bila ada yang mengurusnya dengan baik, dan konsisten. Selain itu, members hanya ingin bergabung lebih lama jika group itu memberi manfaat, kontribusi bagi setiap members. Grup

semakin dikenal dan penting jika turut memberi kontribusi kepada masyarakat, terutama kampung halaman.

Bersamaan dengan itu, secara alamiah, muncullah sejumlah figure menonjol karena kemampuan membangun grup/jejaring pertemanan. Mereka memiliki kemampuan: management, konsistensi,bekerja sama, menggalang partisipasi publik, memotivasi members mengekspresikan diri. Tongkonan Maya berpotensi memunculkan struktur kepemimpinan di masa depan.

3. Konsep Komunitas Maya

(5)

Sebuah komunitas maya ( virtual) adalah jaringan social, di mana individu berinteraksi melalui media tertentu, berpotensi melintasi batas-batas geografis dan politik untuk mengejar kepentingan atau tujuan-tujuan bersama. Salah satu tipe yang paling banyak di komunitas virtual adalah layanan jejaring sosial, yang terdiri dari komunitas online.

4. Komunitas(Tongkonan) Maya Toraja

Komunitas maya tidak tercipta dengan sendirinya. Ia terbentuk melalui beragam layanan/ fitur jaringan social internet. Berikut ini pokok-pokok teknologi internet yang ”berjasa” membawa orang Toraja terbentuk dalam komunitas-komunitas maya, dengan identitas Toraja.

a. Milis

Milis (mailing list) adalah sarana berkelompok menggunakan e-mail. Saat ini, banyak situs besar yang menyediakan layanan milis secara gratis, misalnya Yahoo!Groups dan Google Groups. Salah satu milis teraktif komunitas Toraja, Milis Toraya berbasis Yahoo!Groups. Dibentuk pada 23 Februari 1999, dan kini anggotanya tercatat sudah 800 orang (Des 2010).

b. Situs komunitas/Jaringan sosial

Situs komunitas / jejaring sosial (social network) adalah sebuah fenomena internet yang mewakili generasi muda. Situs-situs ini sering digunakan untuk mencari jodoh (online dating). Pada perkembangannya, juga digunakan untuk mencari teman. Jenis situs seperti ini yang populer adalah Friendster, Myspace,Facebook dan Twitter. Toraja Community (TorCom), Komunitas oline Toraja pertama, mulanya berawal dari Friendster, namun kini berpindah ke Facebook (FB).

Facebook (FB) memicu kencangnya penetrasi jejaring social Internet. Daya tarik FB terutama pada kemudahan dan keragaman aplikasi berinteraksi bagi siapa saja. Fitur FB yang menjadi daya magis bagi komunitas Toraja adalah layanna group/halaman

komunitas. Di dalamnya, members dapat saling berinteraksi dan mengundang teman-teman bergabung.

Saat tulisan ini disusun, tercatat lebih dari 500 group/halaman FB terkait Toraja dengan total members puluhan ribu. Ini dengan kemungkinan satu orang dapat menjadi member di beberapa group berbeda. Tentu saja, jumlahnya akan terus bertambah.

Group terbesar dan teraktif masih didominasi group/halaman papan atas. Di antaranya, Gereja Toraja ( 6.584 members),Toraja Tourism (5.931 members), Orang Toraja (4.378) Toraja Cyebernews Community (4.658),Komunitas Orang Toraja di Perantauan( 3.685 members), Toraja Community (3.637 members).

(6)

Banyak gagasan brilian muncul dari interaksi di group FB. Ide Pertemuan Akbar Perantau Toraja (PAPT) 2010 juga bermula dari diskusi di group-group FB Toraja.

c. Jurnal berbasis web

Jurnal web/internet (weblog, blog atau online journal) menjelma jadi tempat bagi siapa saja menulis apa saja. Livejournal, Blogger, serta Wordpress adalah yang terpopuler. Jutaan penggunanya menuliskan catatan harian mereka setiap waktu. Ini adalah tempat mengatakan apa saja yang ingin mereka katakan, yang biasanya tidak bisa dilakukan melalui media lainnya.

Blog menjadi kanal komunikasi interaktif, di mana warga biasa dapat menuliskan pengalaman, pengetahuan, gagasan dan berbagai informasi. Di masa lalu, kegiatan jurnalistik hanya boleh dilakukan oleh mereka yang berprofesi wartawan. Melalui blog, warga biasa pun dapat melakukannya. Semua orang bisa menjadi produsen pesan-pesan. (Bdk. Clara hal 28)

Orang-orang biasa,yang merasa tak berdaya, dapat menyuarakan pandangannya dengan bebas. Warga kelas bawah yang sering merasa "dibungkam", bisa ngomong percaya diri. Kalangan muda yang kerap "diabaikan", bisa menyuarakan sikapnya.

Beberapa kalangan muda Toraja mulai serius menekuni blog (blogging). Kita berharap kemampuan mereka semakin terasah. Mereka bisa memberi umpan balik isu-isu pelayanan public, kebijakan pemerintah, dan fenomena lain yang muncul di

lingkungannya. Situs-situs blog tentang Toraja dapat pula mengisi kekurangan dari situs-situs profesional maupun resmi Toraja (dot.com/dot.id) yang sudah ada. Ini, tentu saja, semakin meningkatkan awareness citra orang Toraja serta brand daerah Toraja sebagai destinasi pariwisata utama Indonesia.

Inilah situs-situs professional dan utama mengenai Toraja

1. Batusura (Images, music and culture of Tana Toraja) http://www.batusura.de/

2. Toraja Land Online (Komunitas Orang Toraja) http://www.torajaland.com/)

3. Toraja Treasures (All about Toraja. includes photo.music.video gallery, blog, event calendar, forum discussion and more)

http://www.torajatreasures.com/

4. Toraja Cyber News (Berita terkini Toraja diaspora) http://torajacybernews.com/

Di mesin pencari Google, situs-situs di atas berada di halaman depan dengan kata kunci ”Toraja”.

d. Video Internet

YouTube, Metacafe, dan Google Video adalah dua dari banyak situs serupa yang

(7)

You Tube: situs terbesar dan terpopuler Toraja, Batusura’

(http://www.batusura.de/)menggunakan You Tube untuk memutar video dan lagu-lagu Toraja.

5. Potensi Internet

Trend pencarian informasi di Internet pun makin tinggi. Komunitas virtual di Internet mengandung banyak potensi. Harusnya, bisa dimanfaatkan demi kemajuan kita,

disamping bahaya yang mesti kita waspadai. Isu-isu seputar kualitas hubungan, nilai-nilai yang berkembang, kandungan informasi, kejahatan cyber menjadi keprihatinan karena berpotensi meruskakan tatanan kehidupan.

a. Pemilukada di Jejaring Sosiai Internet

Pemilukada Tator dan Torut memunculkan trend menarik, yakni kompetisi atarcalon di dunia maya. Kandidat memanfaatkan jejaring sosial internet demi menarik simpati publik. Pertarungan pun berlangsung di tiga ranah: masyarakat, media massa dan Internet.

Mereka berlomba memasarkan image, program, dan janji-janji demi menggaet pemilih melalui jejaring social Internet. Interaksinya pun jauh lebih terbuka dan berani, sekalipun tetap muncul ekses adanya perilaku komunikasi yang abai etika. Tetapi hal semacam ini dengan sendirinya dikecam members lain secara terbuka dan langsung. Adu kuat

antarcalon pun akan berlangsung di medan maya, dan sedikit banyak turut mempengaruhi hasil akhir. Jejaring social memang sangat menarik dan efektif menjadi saluran marketing politik.

b. Pemda Ketinggalan

Berbeda dengan itu, Pemda Tana Toraja maupun Toraja Utara justru belum bergeming memanfaatkan potensi Internet menunjang program-programnya. Baru-baru ini, Institute LeDo Makassar merilis hasil kajian mereka, mengenai penilaian singkat website resmi pemda di wilayah Sulsel. Kesimpulannya sungguh mengejutkan. Banyak website yang tinggal nama, termasuk situs resmi Pemkab Tator, daerah tujuah wisata utama di Sulsel.

Memang, kalau kita menelusuri dengan kata kunci "website resmi pemerintah Kabupaten Tana Toraja/Toraja Utara" di Google, hasilnya nihil, alias tae' (tidak ditemukan). Ajaib, bila mesin pencari sehebat Google tak sanggup menemukan situs resmi pemda kita. Situs yang semestinya menjadi sumber informasi penting bagi para pelancong.

Belakangan, setelah mendapat reaksi di milis maupun di FB, situs Pemkab Tator mulai muncul dengan alamat baru tetapi dengan update seadanya. Pemda Toraja Utara kabarnya sudah membuat situs resmi, namun sampai tulisan ini dibuat belum juga bisa diakses.

c. Keuntungan

(8)

Pengguna juga memiliki akses ke ribuan kelompok diskusi tertentu di mana mereka dapat membentuk hubungan khusus dan akses informasi dalam kategori seperti: politik,

bantuan teknis, kegiatan sosial, dan hobby.

Manfaat lain, komunitas maya memberikan rasa keanggotaan, di mana setiap orang memberi dan menerima dukungan. (lih. Wikipedia)

d. Bahaya

Komunikasi instan dan akses cepat kadang-kadang mengabaikan kualitas informasi. Keakuratan, kelengkapan, kebenaran, dan konfirmasi dilupakan. Sulit memilih sumber yang dapat dipercaya karena tidak ada editor yang mereview setiap postingan dan memastikan kualitas Informasi itu.

Situs Torajacybernews.com (TCN), misalnya, lebih banyak merujuk sumber media resmi dengan alasan itu. Banyak pula kiriman informasi yang tidak diposting, karena tidak dapat dikonfirmasi. Pengguna pun harus waspada

terhadap informasi online, dengan memeriksa ulang fakta-fakta yang dikemukakan.

Identitas online bisa saja anonim. Sangat umum orang menggunakan komunitas online bertindak sebagai pribadi lain. Data personal, termasuk foto-foto bisa disalahgunakan orang lain.

Informasi online berbeda dari informasi yang dibahas dalam sebuah komunitas kehidupan nyata. Members harus berhati-hati terhadap informasi apa layak mereka ungkapkan, untuk alasan keselamatan dan menghindari penyalahgunaan.

Pada ekstrim lain, anggota-anggota komunitas maya, bisa terperangkap eksklusifitas. Sibuk dengan komunitas sendiri, dan menjauhkan dari lingkungan lain. Ini bisa membawa komunitas maya ke dalam getto/tempurung. Jagoan di kandang sendiri, inferior di luar kandang.

6. Visi Teknologi

Sebagaimana nenek moyang kita membangun Tongkonan dengan visi yang jelas tentang masyarakat, adat, dan dunia, kita pun harusnya mempunyai visi tentang komunitas maya, dan tentang teknologi internet ini.

Visi itu haruslah mencakup gambaran mengenai citra kita dan kontribusi yang bisa kita sumbangan bagi komunitas, bangsa kita dan dunia.

Generasi kita sekarang patut bersyukur atas fasilitas teknologi ini. Terutama karena kita memiliki model, yakni figur-figur yang mempunyai visi teknologi yang mampuni. Salah satunya Bapak Jonathan L. Para'pak, salah satu putra terbaik Toraja dalam bidang Telekomunikasi.

(9)

juga memiliki nilai strategis secara ekonomis dan politis. Lancarnya komunikasi dan informasi yang tidak lagi dibatasi oleh faktor geografis, memiliki sumbangan besar dalam mempersatukan bangsa. (lih. www.biografiindonesia.com)

Visi itulah yang telah memotivasi Para’pak untuk bekerja tak kenal lelah

mengembangkan dunia informasi dan telekomunikasi demi bangsanya. Visi yang sama telah menginspirasi generasi muda Toraja beriktiar unggul dalam penguasaan teknologi, terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Di pundak mereka kita letakkan masa depan daerah, bangsa, dunia kita. Juga ”tongkonan maya” kita.

Kesimpulan

Sebagai produk teknologi, situs jejaring sosial Internet membuka banyak kemungkinan sekaligus juga tantangan bagi kita. Ia terbukti memudahkan kita berinteraksi melintasi batas wilayah, status sosial, agama, usia. Tetapi, kualitas kontribusi komunitas

(tongkonan) maya Toraya di masa depan dirajut melalui cara kita berbagi visi, misi, citra dan nilai-nilai kita sebagai orang Toraja.

Industri pariwisata bertumpu pada promosi dan pemasaran. Dan, para pakar mengatakan kekuatan utama pemasarana dan promosi di masa datang ada pada jaringan dan

pertemanan di dunia maya (komunitas virtual).

Di Internet, ”tongkonan maya” Toraja bisa ikut berbagi tugas besar membangun Citra Toraja sebagai entitas budaya dan daerah destinasi pariwisata utama dunia. Bagaimana?

(10)

Sumber Bacaan: a. Buku Online

Tangdilintin,L.T; Tongkonan (rumah adat Toraja): arsitektur & ragam hias Toraja; Yayasan Lepongan Bulan (YALBU) Tana Toraja, 1985, http://books.google.co.id

Said Abdul Azis; Simbolisme unsur visual rumah tradisional Toraja dan perubahan aplikasinya pada desain modern; Ombak, 2004, http://books.google.co.id

Hitchcock,Michael; Tourism in Southeast Asia: challenges and new directions;NIAS Press, 2009, http://books.google.co.id

Kobong, Theodorus; Injil dan Tongkonan: inkarnasi, kontekstualisasi, transformasi ; BPKGunung Mulia, 2008, http://books.google.co.id

Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Sulawesi Selatan; Rumah adat Toraja: tongkonan; Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Sulawesi Selatan,

1977,http://books.google.co.id

Shih, Clara; The Facebook era:

tapping online social networks to build better products, reach new audiences, and sell more stuff; Prentice Hall, 2009, http://books.google.co.id

Syafwandi, Soimun Hp, Margariche Panannangan; Arsitektur tradisional Tana Toraja; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1993, http://books.google.co.id.

b.Situs:

Milis Toraya: http://groups.yahoo.com/group/toraya/links/ Toraja On Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Toraja

Tana Toraja Traditional Settlemen: http://whc.unesco.org/en/tentativelists/5462/.htm Toraja Cyber News: http://www.torajacybernews.com/

Virtual Community: http://en.wikipedia.org/wiki/Virtual_community/

Biografiindonesia:http://www.biografiindonesia.com/ensiklopedi/j/jonathan-parapak/ index.shtml

Penulis

Stepanus Wilfrid Bo'do’

Admint Toraja Cyber News (TCN), Dosen Komunikasi Fisip Untad, Palu, Sulawesi Tengah

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki

Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik ata u rumah sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi... Pada serangan asma ini dapat dilihat yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai korelasi hasil ρ : 0,652, dengan tingkat signifikasi 0,000 berarti terdapat hubungan antara minat masuk jurusan

Yang menjadi salah satu kendala dalam program Gerdu Kempling di Kecamatan Pedurungan ini yakni kesungguhan atau konsistensi masyarakat sebagai target atau sasaran

dimasud ayat (1) adalah yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah. 3) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan

Jelaskan mengapa dalam periode yang sama, unsur-unsur alkali mempunyai elektro negativitas yang rendah, sedang unsur-unsur halogen

berdekatan. Semua guide pandai berbahasa asing. Fido bukanlah seorang guide. o Biasanya banyak yang terjebak untuk menarik kesimpulan bahwa Fido tidak pandai berbahasa asing. Ini

Dalam hal ini peraturan yang ada pada OKI sudah baik akan tetapi tidak adanya sanksi yang membuat implementasi program tersebut menjadi lemah. Lalu pada