• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA M (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA

PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU

A.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU 1. Adanya Gerakan 30 S/PKI

2. Kekosongan pimpinan Angkatan Darat

3. Demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa, pemuda dan pelajar di depan gedung DPR- GR yang mengajukan tun tutan (Tritura : Pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet Dwikora dan Turunkan harga barang )

4. Perubahan Kabinet ( Dwikora-Seratus menteri ) 5. Tertembaknya mahasiswa Arif Rahman Hakim Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden mengeluarkan Surat Perintah yang berisi tentang

pemulihan keamanan dan jaminan keamanan bagi presiden Soekarno. Dengan berkuasanya Soeharto memegang

tampuk pemerintahan dimulailah babak baru yaitu Orde Baru.

B.

Pergantian pucuk kepemimpinan RI dari Presiden Soekarno ke Letjen. Soeharto

Jika berbicara mengenai proses runtuhnya orde baru, maka layaknya dimulai dari peristiwa G30SPKI. Peristiwa yang menewaskan 6 perwira tinggi. Kejadian tersebut merupakan langkah dasar dari peristiwa proses transisi orde lama ke orde baru. Pada tanggal 30 September 1965 terjadi penculikan dan pembunuhan 6 perwira tinggi yang mayatnya dibuang di lubang buaya Jakarta Timur. Tindakan itu dilakukan oleh cakrabirawa dan simpatisan PKI guna melindungi Soekarno dari serangan kudeta yang direncanakan oleh para dewan (Jenderal Angkatan Darat) di Jakarta yang telah korup dan menjadi kaki tangan Badan Intelegen Pusat Amerika Serikat (CIA). Tindakan penculikan dan pembunuhan 6 perwira tinggi dikecam dan diprotes oleh massa. Akibatnya terjadi demonstrasi menuntut pembubaran PKI. Pada waktu itu kebutuhan pokok melambung tinggi, infasi mencapai 600% hanya dalam waktu setahun karena barang-barang kebutuhan pokok (sembako) menghilang secara tiba-tiba, sehingga memaksa bank Indonesia mensanering nilai rupiah dari Rp.1.000,- menjadi Rp.1. Konstalasi tersebut mengakibatkan berbagai kekuatan politik untuk melakukan proses konsolidasi, antara lain kelompok mahasiswa sebagai presure group melakukan aksi moral dengan tuntutan TRITURA (tiga tuntutan rakyat), yaiut 1. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya 2. Perombakan kabinet DWIKORA 3. Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan.

(2)

Revolusi untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden demi keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi. Penerbitan Surat Perintah tersebut secara jelas memberikan keleluasaan cukup besar kepada orang yang sudah diketahui Presiden sangat tidak bersahabat dengan PKI beserta orang-orang yang terlibat dalam peristiwa G30S/PKI.[1]

Keluarnya supersemar sampai sekarang masih menjadi perdebatan. Apakah supersemar hanya surat perintah biasa atau surat perpindahan kekuasaan. Apakah Soekarno mengeluarkan supersemar berdasarkan kemauannya atau atas desakan orang lain. Menurut Ricklef dalam bukunya yang berjudul Sejarah Indonesia Modern menyebutkan bahwa Malam itu tiga jendral yang bertugas sebagai utusan Soeharto pergi ke Bogor dan membujuk Soekarno untuk menandatangani sebuah dokumen yang memberi Soeharto kekuasaan penuh untuk memulihkan ketertiban menjalankan pemerintahan dan melindungi presiden atas nama revolusi. Dari pernyataan tersebut jelas adanya permainan manuver halus antara Soekarno dan Soeharto. Pada tanggal 11 Maret 1966 Soekarno memberikan surat perintah yang bernama Supersemar kepada Soeharto untuk menjaga ketertiban. Namun yang dilakukan oleh Soeharto tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Soekarno. Soeharto malah membubarkan PKI dan membuat kebijakan-kebijakan yang baru sehingga posisi Soekarno terpojokan dan terjadinya perpindahan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto.[2]

(3)

Pidato Soekarno tentang penangungjawaban atas peristiwa G30S/PKI yang dikenal dengan NAWAKSARA ditolak oleh sidang mprs dengan surat presiden no. 01/pres./'67 tanggal 10 januari 1967. Selanjutnya pada tanggal 23 februari 1967, Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan negara kepada Jenderal Soeharto selaku pengemban Tap MPRS No. IX tahun 1967. Tidak lama setelah penyerahan kekuasaan, pada tanggal 7-12 Maret 1967, MPRS menyelenggarakan Sidang istimewa di Jakarta. Dalam sidang tersebut, MPRS dengan ketetapan No.XXXIII/MPRS/1967 memutuskan untuk mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno. Selain itu, MPRS juga menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Soekarno serta segala kekuasaan pemerintahan negara. Melalui ketetatapan ini pula MPRS mengangkat pengemban ketetapan MPRS No. IX tahun 1966, Jenderal Soeharto, sebagai pejabat presiden hingga dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilu. Pada tanggal 12 maret 1967, Jenderal Soeharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Dengan pelantikan Soeharto sebagai presiden tersebut, secara legal formal telah berakhir kekuasaan orde lama yang kemudian digantikan dengan orde baru.

C.

Kebijakan-Kebijakan Pemerintah pada masa orde baru

1. Pembangunan Nasional

Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka panjang melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan.Langkah utama melaksanakan pembangunan nasional tersebut adalah membentuk Kabinet Pembangunan I sesuai dengan Tap MPRS No. XLI/MPRS/1968 pada 6 Juni 1968.

Program Kabinet Pembangunan I dikenal dengan sebutan Pancakrida Kabinet Pembangunan, yang berisi:

a. menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya pelaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan Pemilihan Umum (Pemilu);

b. menyusun dan merencanakan Repelita;

c. melaksanakan Pemilu selambat-lambatnya pada Juli 1971

d. mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis habis sisa-sisa G 30/S/PKI dan setiap bentuk rongrongan penyelewengan, serta pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945;

e. melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur negara baik di pusat maupun di daerah dari unsur-unsur komunisme.

(4)

a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat

b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Sejak Orde Baru berkuasa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia, langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik. Tujuan perjuangannya adalah menegakkan tata kehidupan negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.

Kabinet yang pertama kali dibentuk adalah Kabinet AMPERA dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional yang disebut DWI DHARMA KABINET AMPERA.

2. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik

Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam) Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).

Golongan Karya (Golkar)

3. Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

1) Pemilu 1971

ü Pejabat negara harus bersikap netral berbeda dengan pemilu 1955 dimana para pejabat negara termasuk perdana menteri yang berasal dari partai peserta pemilu dapat ikut menjadi calon partai secara formal.

ü Organisasai politik yang dapat ikut pemilu adalah parpol yang pada saat pemilu sudah ada dan diakui mempunyai wakil di DPR/DPRD.

ü Pemilu 1971 diikuti oleh 58.558.776pemilih untuk memilih 460 orang anggota DPR dimana 360 orang anggota dipilih dan 100 orang diangkat.

ü Diikuti oleh 10 organisasi peserta pemilu yaitu Partai Golongan Karya (236 kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin Indonesia (24 kusi), Partai Nasional Indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia (7 kursi), Partai Katolik (3 kursi), Partai Islam Perti (2 kursi), Partai Murba dan Partai IPKI (tak satu kursipun).

(5)

Sebelum dilaksanakan Pemilu 1977 pemerintah bersama DPR mengeluarkan UU No.3 tahun 1975 yang mengatur mengenai penyederhanaan jumlah partai sehingga ditetapkan bahwa terdapat 2 partai politik (PPP dan PDI) serta Golkar. Hasil dari Pemilu 1977 yang diikuti oleh 3 kontestan menghasilkan 232 kursi untuk Golkar, 99 kursi untuk PPP dan 29 kursi untuk PDI.

3) Pemilu 1982

Pelaksanaan Pemilu ketiga pada tanggal 4 Mei 1982. Hasilnya perolehan suara Golkar secara nasional meningkat. Golkar gagal memperoleh kemenangan di Aceh tetapi di Jakarta dan Kalimantan Selatan Golkar berhasil merebut kemenangan dari PPP. Golkar berhasil memperoleh tambahan 10 kursi sementara PPP dan PDI kehilangan 5 kursi.

4) Pemilu 1987

Pemilu tahun 1987 dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987. Hasil dari Pemilu 1987 adalah:

PPP memperoleh 61 kursi mengalami pengurangan 33 kursi dibanding dengan pemilu 1982 hal ini dikarenakan adanya larangan penggunaan asas Islam (pemerintah mewajibkan hanya ada satu asas tunggal yaitu Pancasila) dan diubahnya lambang partai dari kabah menjadi bintang.

Sementara Golkar memperoleh tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi.

PDI memperoleh kenaikan 40 kursi karena PDI berhasil membentuk DPP PDI sebagai hasil kongres tahun 1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam.

5) Pemilu 1992

Pemilu tahun 1992 diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 1992 menunjukkan perubahan yang cukup mengagetkan. Hasilnya perolehan Golkar menurun dari 299 kursi menjadi 282 kursi, sedangkan PPP memperoleh 62 kursi dan PDI meningkat menjadi 56 kursi.

6) Pemilu 1997

Pemilu keenam dilaksanakan pada 29 Mei 1997. Hasilnya: Golkar memperoleh suara mayoritas perolehan suara mencapai 74,51 % dengan perolehan kursi 325 kursi.

PPP mengalami peningkatan perolehan suara sebesar 5,43 % dengan perolehan kursi 27 kursi.

PDI mengalami kemerosotan perolehan suara karena hanya mendapat 11 kursi di DPR. Hal ini disebabkan karena adanya konfik internal dan terpecah antara PDI Soerjadi dan PDI Megawati Soekarno Putri.

Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).

(6)

Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

4. Peran Ganda ABRI

Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.

5. Pemasyarakatan P4

Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 (tap MPR no II/MPR/1978mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.

Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.

Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.

Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.

6. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk kerjasama ASEAN

7. Kembali menjadi anggota PBB

D.

Menguatnya Peran Negara Pada Masa Orde Baru Sejak Orde Baru berkuasa, telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsaIndonesia melalui tahap – tahap pembangunan di segala bidang. Pemerintahan Orde Baru berusaha meningkatkan peran Negara dalam

(7)

Jenderal Soeharto selaku pengemban Supersemar

ditugaskan oleh Sidang UmumIV MPRS untuk membentuk kabinet baru. Pembentukan cabinet ini dinamai

KabinetAmpera,tugasnya untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratanuntuk

melaksanakan pembanguna nasional. Tugas itu yang kemudian dikenal dengan Dwi Darma Kabinet Ampera . Program yang ditugaskan oleh MPRS kepada

KabinetAmpera dikenal dengan sebutan Catur Karya Kabinet Ampera adalah :

1. memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan

2. melaksanakan pemilu dalam batas waktu seperti tercantum dalam KetetapanMPRS No. XI / MPRS / 1966 yakni 5 juli 1968

3. melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasionalsesuai dengan Ketetapan MPRS No. XI / MPRS / 1966.

4. melanjutkan perjuangan anti imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan

manifestasinya

E.

Prestasi –Prestasi yang dicapai dan

Kelemahan-Kelemahan Pemerintahan Orde Baru

a.

Prestasi –Prestasi yang dicapai

1) Harga Sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) dan BBM yang murah

2) Berkembangnya pertanian rakyat

3) Rendahnya angka kemiskinan yang diikuti dengan meningkatnyakesejahteraan rakyat

4) Penurunan angka kematian bayi sebagai dampak keberhasilan keluarga berencana

5) Angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat sebagai dampak keberhasilan bebas tiga buta (B3B

6) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565

7) Sukses program transmigrasi

8) Sukses program Keluarga Berencana (KB) 9) Sukses swasembada pangan

10) Menekan angka pengangguran

11) Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

12) Sukses Gerakan Wajib Belajar

13) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh 14) Stabilitas keamanan dalam negeri

15) Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

16) Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeriPemerintah mampu membangun fondasi yang kuat bagi kekuasaan lembagakepresidenan yang menyebabkan semakin 17) kuatnya peran Negara dalammasyarakat

(8)

mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yangdianggap bertentangan dengan Pancasila 19) Dilakukan peleburan partai agar pemerintah

dapat mengontrol parpol

20) Pemerintahan Orde Baru-lah yang memutuskan tanggal 9 Februari sebagaihari Pers Nasional. Hal itu didasarkan pada keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985tanggal 23 Januari 1885

b.

Kelemahan-Kelemahan Pemerintahan Orde

Baru

1) Pemerintahan Orde Baru yang bersifat sentralistik telah memasung kebebasanrakyat

2) Terbentuk pemerintahan yang bersifat ototriter, dominative, dan sentralistis

3) Otoriarisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat 4) Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran

berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia

5) System perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap

pemilihan presiden melalui MPR, Soeharto selalu terlpilih

6) Demokrasi yang terbentuk didasarkan pada korupsi, kolusi, dan Nepotisme (KKN) sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya 7) Pemberedelan Pers Selama Orde Baru

Pada masa awal merintahan Soeharto, sehubungan antara pers dan pemerintah cukup baik. Namun, hubungan baik antara pers dan pemerintah hanya berlangsung lebih kurang delapan

tahun.Pemerintah Orde Baru mulai represif setelah meletus peristiwa kerusuhan15 Januari 1974 (Peristiwa MalariaMahasiswa merasa tidak puas atas kondisi perekonomian nasional yangterkesan dimonopoli dan didikte oleh pihak Jepang peristiwa tersebut mendapatsorotan tajam pers di Jakarta diberangus untuk beberapa waktu.Izin terbit baruakan dikeluarkan menanatangani surat pembayaran maaf kepada pemerintah.

F. Revolusi Hijau

a. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bahwa seiring berjalannya waktu pertumbuhan penduduk dunia terus terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang. Tentunya keadaan tersebut harus diiringi atau didukung oleh peningkatan pangan. Hal ini berdasarkan pernyataan Thomas Robert Malthus, perlu disadari bahwa kemampuan yang nantinya akan ditujukan bagi pengembangan produksi pangan

b. Pengertian revolusi hijau

(9)

pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau modern. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain. (serealia adalah tanaman biji-bijian)

Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu

1. penyediaan air melalui sistem irigasi, 2. pemakaian pupuk kimia secara optimal, 3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat

serangan organisme pengganggu, dan

4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu.

c. Revolusi hijau di Indonesia

Di negara kita Indonesia revolusi industri diterapkan dengan ekstensifkasi dan intensifkasi pertanian. Ekstensifkasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifkasi. Intensifkasi dilakukan melalui Panca Usaha Tani, (lima usaha tani), yaitu :

1. Teknik pengolahan lahan pertanian 2. Pengaturan irigasi

3. Pemupukan

4. Pemberantasan hama 5. Penggunaan bibit unggul

d. Dampak Revolusi hijau

Hasil dari suatu metode tentunya mempunyai dampak positif dan negatif, begitu juga dengan Revolusi hijau berikut ini merupakan dampak positif dan negatif dari revolusi hijau

1) Dampak positif revolusi hijau

Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembad beras.

2) Dampak Negatif Revolusi Hijau antara lain : a. Penurunan produksi protein, dikarenakan

pengembangan serealia (sebagai sumber

karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah

menjadi sawah.

b. Penurunan keanekaragaman hayati.

c. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.

d. Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.

(10)

karena akses dalam penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan.

Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh para pendukungnya, kerusakan dipandang bukan karena Revolusi Hijau tetapi karena ekses dalam penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Selain kritik tersebut di atas masih ada kritik lain lagi yitu Revolusi Hijau tidak dapat menjangkau seluruh strata negara berkembang karena ia tidak memberi dampak nyata di wilayah Afrika

G.

kemunduran

pemerintahan Orde Baru

Krisis ekonomi 1997-1998 yang melanda banyak negara termasuk Indonesia mengakibatkan merosotnya tingkat kesejahteraan rakyat, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto kemudian mencoba mengatasi dengan berbagai cara. Namun,berbagai upaya yang dilakukan gagal mengatasi merosotnya kondisi ekonomi,nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika semakin lemah,bahkan pernah mencapai Rp.15.000. Krisis ekonomi pada masa Orde Baru seolah-olah menjadi satu-satunya masalah pokok, masalah lain tertutupi oleh krisis ekonomi .Hal ini menyebabkan krisis ekonomi 1997-1997 sering disebut sebagai fenomena gunung es. Aksi demontrasi menuntut pemerintah mengatasi krisis ekonomi bermunculan di berbagai kota, apalagi ketika sisi-sisi buruk Orde Baru dalam berbagai bidang pada akhirnya bermunculan/dapat diketahui

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian selanjutnya tidak hanya pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan (size),

Edisi kali ini akan banyak sekali hal-hal baru yang kalian dapat ketahui dimulai dari apa sih itu semangat, kalau di dalam bahasa Pali kita kenal sebagai Viriya,

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TAI dengan

bahwa guna mewujudkan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur serta bebas dari pungutan liar serta dalam rangka

Pentingnya belajar grafik fungsi Aljabar di perguruan tinggi adalah menyediakan suatu konteks yang mana mahasiswa dapat melihat bahwa mata kuliah bidang Matematika merupakan

Analisis stabilitas lereng yang berupa nilai Safety Factor serta tingkat kepercayaan dalam presentase yang didapat dari analisis probabilitas digunakan dan

nasi dalam hal jumlah jenis dan individu sehingga mengalami kehilangan jenis yang lebih besar dari yang lain. Jenis- jenis yang hilang umumnya adalah yang berindividu sedikit

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI