• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Karakteristik dan Arsitektur Modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa Karakteristik dan Arsitektur Modern"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KARAKTERISTIK ARSITEKTUR MODERN DAN

NILAI ESTETIKA PADA BANGUNAN RUKO

(Studi Kasus : JOHOR CITY)

Muhammad Teddy Hidayat

Fakultas Teknik Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara

Jln. Almamater

No. 9 Kampus USU Medan 20155 Sumatera Utara

teddyhidayat481@yahoo.com

Abstract.

Arsitektur modern adalah sebuah perkembangan dalam arsitektur yang lebih mengutamakan ruang. sebelumnnya arsitektur lebih memikirkan cara mengolah fasade, ornament, dan aspek-aspek lain. Arsitektur modern yang mulai mengalami peningkatan pada tahun 50-an yaitu arsitektur yang arstistik dan estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah. Penerapan arsitektur modern pada bangunan ruko (rumah toko) Johor City terlihat pada tampak bangunan yang menerapkan karakteristik arsitektur modern dan nilai estetika meliputi proporsi, skala, hirarki, sumbu atau simetri, perulangan atau irama dan nilai estetis. Bangunan ruko (rumah toko) Johor City menggunakan langgam arsitektur modern dengan Aliran Fungsionalisme. Bentuk bangunan yang berupa persegi panjang mengalami pemanjangan yang merupakan proyeksi dari denah dapat disimpulkan bahwa bangunan menganut paham form follow function. Sekarang ini banyak bangunan ruko yang menerapkan karakteristik arsitektur modern, dikarenakann lebih mengutamakan keindahan fasade dan mengikuti fungsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bangunan ruko Johor City merupakan bangunan arsitektur modern.

Kata kunci: arsitektur modern, estetika, rumah toko

Abstract

Modern architecture is a development in architecture who prefer the space. Previously, architecture was more concerned about processing the facade, ornaments, and other aspects. Modern architecture began to increase in the 50s, being an artistic and aesthetic architecture which can be done scientifically. The application of modern architecture in the Johor City shop building (house shop) seen in visible buildings that implement the characteristics of modern architecture and aesthetic value covers proportion, scale, hierarchy, or the axis of symmetry, repetition or rhythm and aesthetic value. Johor City shop building (house shop) use modern architectural style with the flow of functionalism. Shape of the building in the form of a rectangular experienced elongation which is a projection of the plan can be concluded that the building adopts the form follow function. Nowadays many shop building which apply the characteristics of modern architecture, caused by the beauty of the facade being the main priority and function comes after. This study used qualitative methods with data collection through field observations. Results from this study showed that Johor City shop building is a modern architectural building.

Keywords: modern architecture, aesthetics, house shop

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah satunya di Indonesia. Arsitektur di Indonesia semakin berkembang, gaya modern yang diterapkan

terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni.

(2)

dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya bangunan kotak dan geometris murni dan mampu menyempurnakan ekpresi space/ruang. Pada priode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perencanaan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja tetapi juga hubungan dengan keadaan lingkungan dimana bangunan tersebut berada.

Arsitektur modern adalah hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang diterapkan pada bangunan. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yang dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.

Asitektur yang artistik & estetik

yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1800an hingga 1960.

Di kota Medan perkembangan pembangunan cukup pesat, salah satunya bangunan ruko. Dengan seiring perkembangan zaman, perkembangan gaya-gaya arsitektur pada ruko sekarang ini berlangsung secara berkelanjutan pada desain bangunannya. Bangunan ruko di kota Medan sekarang ini banyak menerapkan arsitektur modern, bentuk bangunannya yang cantik dan tetap memiliki nilai membuat peneliti tertarik untuk menganalisis bangunan ruko arsitektur modern.

Apakah bangunan ruko di Johor City memiliki ciri-ciri arsitektur modern? Apakah prinsip-prinsip estetika telah diterapkan dalam menciptakan keindahan fasad bangunan?

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Arsitektur Modern

Arsitektur modern adalah sebuah perkembangan dalam arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan.

Sejarah Arsitektur Modern

Sepanjang sejarah manusia, arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang

mendasar yaitu di saat hadirnya arsitektur modern. Sumalyo (2005) mengatakan arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, tata ruang, georafi, sejarah. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang sukar ditentukan batasnya.

Diketahui bahwa arsitektur berkembang dari masa ke masa dalam kurun waktu sejak manusia hingga sekarang. Arsitektur modern merupakan perkembangan dari klasik barat, berubah secara revolusioner sejalan dengan revolusi industry mulai awal abad 19 dengan terjadinya perubahan besara-besaran dalam pola hidup dan pola pikir (sumalyo, 2005). Terdapat 3 peridoe perubahan arsitektur, yaitu :

 Tahun 1800an

Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya

arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’

yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya (Sumalyo, 2005).

 Periode 1890 – 1930

Pada masa ini arsitektur modern mengalami puncaknya di Prancis, Jerman, Belanda, Rusian, dan Inggris mulai mengikutinya. Sumalyo (2005) menjelaskan mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi semacam resolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisme dan penggunaan mesin secara besar-besaran, sejumlah pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen

 Periode 1950-1960an

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern :

a. Segenap filosofi dan prinsip arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya.

b. Karya-karya arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space / ruang.

Tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan Arsitektur Modern :

(3)

orange adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.

b. Enggan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.

Ciri-ciri Arsitektur Modern

Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya Arsitektur Modern (Brunner T. DKK, 2013) :

Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.

Penggunaan material dan bahan pada bangunan arsitektur modern tidak terlepas dari unsur fungsional, dimana bahan dan material yang digunakan harus mendukung fungsi bangunan secara keseluruhan.

Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah.

Anti ornamen, menganggap ornamen yang ada pada bangunan tidak memiliki fungsi baik secara struktur maupun non struktur, sehingga ornamen dihilangkan dan dianggap suatu kejahatan dalam desain.

Penekanan elemen vertikal dan horizontal masih berhubungan dengan penggunaan ornamen yang diangggap sebagai suatu kejahatan, maka bangunan-bangunan dengan langgam Arsitektur Modern menggunakan penekanan elemen vertikal dan horizontal pada bangunannya sebagai pengganti ornamen, guna menambah estetika dan keindahan bangunan

6 Ekspresi terhadap struktur sebagai elemen arsitektur yang memberikan bentuk kepada tampak bangunan, sehingga menciptakan ruang pada kulit bangunan. Hal ini lebih dikenal dengan istilah Skin and Bone. Skin and bone merupakan salah satu ide desain dari langgam Arsitektur Modern yang mengedepankan kepolosan dan kesederhanaan dalam olah bentuk bangunan dengan cara menonjolkan struktur bangunan.

Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya.

Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.

Nihilism, penekanan perancangan pada

space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.

Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.

Bangunan Arsitektur Modern menganut paham form follow function dimana bentuk yang dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan.

Contoh Bangunan Arsitektur Modern

Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern menurut para tokoh arsitek terkemuka :

Le Corbusier

Gambar 1. Villa Savoye

-Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana.

(4)

Mies Van De Rohe

Gambar 2. Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950

-Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).

-Bentuk bersifat kubisme dan futuristic

Walter Gropius

Gambar 3. Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line

-Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam.

-Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.

Teori Estetika Arsitektur

Dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Teori Estetika Subyektif Menurut Herbert Read menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri seseorang dalam

mengamati sesuatu benda. Keindahan memang subyektif.

Toeri Estetika Formal

Berikut merupakan teori estetika formal menurut (Riskiani, 2013) :

a. Proporsi

Menurut Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015), rumah toko atau biasa sering disebut juga dengan Ruko adalah sebutan bangunan-bangunan di Indonesia yang pada umumnya dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai bawahnya digunakan sebagai tempat usaha atau kantor, sedangkan lantai atasnya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.

Menurut Wicaksono (dalam Kurniawan, 2015) ruko telah dikenal diberbagai dunia sejak zaman dulu. Di Yunani, terdapat pasar-pasar tradisional tempat melakukan transaksi perdagangan yang juga digunakan sebagai tempat tinggal dan letaknya berdekatan dengan pelabuhan karena Yunani merupakan Negara kepulauan demikian juga di Timur Tengah, telah dikenal bangunan yang berfungsi ganda, sebagai hunian dan tempat usaha.

Sejarah Dan Perkembangan Ruko

Pada umumnya masyarakat Tionghoa dikenal sebagai kaum pedagang, begitu juga dengan masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia. Masyarakat Tionghoa di Indonesia menjalin hubungan yang baik dengan bangsa eropa, oleh karena itu mereka dipercaya untuk memegang kendali perdagangan.

(5)

selasar bawahnya yang juga berfungsi sebagai elemen penyatu ruko satu dengan yang lainnya.

METODOLOGI

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif. Hasil survei lapangan langsung ke lokasi studi kasus akan menjadi data primer. Selanjutnya data di analisis menggunakan analisis deskriptif. Kemudian mendeskripsikan latar belakang penelitian untuk pengungkapan fakta dilapangan kemudian dirumuskan masalah yang terjadi untuk menjadi tujuan penelitian.

Pada penelitian ini yang akan dilakukan adalah meneliti karakteristik arsitektur modern dan nilai estetika pada bangunan ruko di kota Medan, yaitu :

 Ornament

 Proporsi

 Skala

 Sumbu atau Simetri

 Hirarki

 Perulangan

 Nilai Estetis

Kawasan Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu berada di jalan Karya Wisata, Medan Johor, Sumatera Utara, seperti yang terlihat pada (gambar 1.).

Obyek yang diteliti adalah pada tampilan fasade bangunan ruko Johor City dan ditinjau berdasarkan karakteristik dan nilai estetikanya. Untuk menentukan lokasi yang akan dilakukan penelitian secara detail, dilakukan lebih dahulu pengamatan terhadap beberapa titik lokasi atau zona pengamatan berdasarkan pemilihan tempat-tempat yang kondisinya dianggap dapat mewakili gambaran masalah yang ada, yang terkait dengan arsitektur modern. Adapun hasil observasi awal maka ditentukan zona pengamatan tesebut adalah:

Gambar 1. Peta Kawasan

Gambar 2. Tampilan Fasade Ruko Johor City

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Berdasarkan Karakteristik

Arsitektur Modern

(6)

Gambar 3. Tampilan Hotel Danau Toba

b. Bentuk dari bangunan J.City (gambar 4.) adalah seperti persegi panjang dengan tambahan bukaan jendela yang proporsi sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah. Hal ini disebabkan karena gaya arsitektur modern yang mengikuti fungsi. Semakin sederhana suatu bentuk, merupakan suatu nilai tambah terhadap nilai arsitektur tersebut.

Gambar 4. Bentuk Bangunan Ruko J.City

c. Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dian ggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. Pada fasad bangunan ruko J.City (gambar 5.) pun mengikuti prinsip ini, yaitu tidak menggunakan ornament.

Gambar 5. Tampilan Fasade Bangunan Ruko J.City

d. Desain dari bangunan ruko J.City terlihat monotone juga antara satu bangunan ruko dengan ruko yang lainnya sehingga tidak dapat ditebak siapa arsitek yang merancangnya. Desain bangunan ruko J.City (gambar 6.) sudah

memiliki acuan dari perencanaan perancangan sendiri.

Gambar 5. Bentukan Bangunan Ruko J.City

e. Jenis bahan / material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.

Gambar 6. Penggunaan Meterial Pada Bangunan Ruko J.City

a. Penggunaan material baja

b. Penggunaan Meterial kaca

c. Penggunaan material beton f. Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.

Gambar 7. Nihilsm Pada Bangunan Ruko J.City

Analisa Nilai Estetika Formal Arsitektur Modern Pada Bangunan Ruko

a. Proporsi

Proporsi bangunan ruko Johor City (gambar 8.) sudah terlihat proporsional terhadap

a

b

c

Menggun akan Bidang

Kaca Yang Lebar

(7)

bangunan lainnya, sehingga dilihat secara keseluruhan bangunan sudah tampak terlihat sama besar dan tingginya dengan banguan sekitar site. Bangunan ruko Johor City tampak keseluruhan memiliki 2 lantai, tidak ada perbedaan tinggi bangunan dengan bangunan ruko lainnya, dan perbedaan tinggi bangunan dengan bangunan sekitarnya juga terlihat sama karena dibangunan sekitar juga masih terdapat bangunan ruko dan bangunan perumahan masyarakat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan teori Riskiani yang menjelaskan bahwa proporsi dengan melihat atau membandingkan dengan bangunan lainnya.

Gambar 8. Proporsi Bangunan Ruko J.City

b. Skala

Bila dilihat dari luar, bangunan ini menggunakan skala normal/alamiah karena besaran bangunan ruko J.City dengan bangunan masih terlihat sama. Jelas terlihat (gambar 9.) apabila dilihat dari satu lantai ataupun dari luar dan dalam bangunan bangunan ini menggunakan skala normal/manusiawi, tinggi lantai 4m jika manusia berada di dalamnya maka tidak akan terlihat kecil dan dapat dirasakan skala manusia yang wajar dengan ukuran manusia. Hal ini dapat dilihat pada teori Riskiani yang menjelaskan skala menyinggung pada ukuran sesuatu yang dibandingkan dengan suatu standar refrensi atau dengan ukuran sesuatu yang dapat dijadikan patokan.

Gambar 9. Skala Pada Bangunan Ruko J.City

c. Sumbu atau Simetri

Bangunan ruko J. City (gambar 10.) ini disusun berdasarkan sumbu horizontal. Dari sumbu atau axis yang mempengaruhi peletakan jendela dan beton antar lantai disusun, jendela dan beton disusun teratur ke atas berdasarkan sumbu. Kanopinya terletak tepat di atas jendela dengan bentuk yang sama kanan dan kiri.

Gambar 10. Sumbu Atau Simetri Pada Bangunan Ruko J.City

d. Hirarki

(8)

Gambar 11. Hirarki Pada Bangunan Ruko J.City

e. Perulangan atau Irama

Pengaplikasian unsur perulangan pada bangunan J.City dapat ditemukan pada pemilihan warna pada fasad bangunan (gambar 12.). Fasad bangunan yang menggunakan berbagai macam warna yang diulang pada beberapa bagian. Irama terbentuk dari perulangan penggunaan warna, perulangan penggunaan material bangunan dan bentuk jendela. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan teori bahwasannya perulangan atau irama dapat dilihat dari pemilihan warna, penggunaan material.

Gambar 12. Perulangan atau Irama Pada Bangunan Ruko J.City

f. Nilai Estetis

Bangunan ruko J. City menggunakan arsitektur gaya modern tidak memiliki ornamen untuk menunjang nilai-nilai estetis (gambar 13.). Satu-satunya hal yang memberikan unsur keindahan dan keunikan hanyalah pemberian variasi warna pada bagian bangunan. Peletakkan jendela yang konstan tanpa perubahan menimbulkan kesan fasad bangunan yang cenderung monotondan membosankan.

Gambar 13. Nilai Estetis Pada Bangunan Ruko J.City

KESIMPULAN DAN SARAN

Bangunan ruko Johor City merupakan bangunan arsitektur modern yang berada di jalan Karya Wisata, Medan Johor, Sumatera Utara, Indonesia. Salah satu bangunan yang memiliki gaya arsitektur modern karena memiliki karakteristik yang dimiliki arsritektur modern. Bangunan ruko Johor City dapat diulas dari segi estetika formal yang berisi proporsi, skala, sumbu, simetri, hierarki, perulangan, dan irama. Karakteristik bangunannya adalah : gaya Internasional atau tanpa gaya(seragam), bentuk mengikuti fungsi, sederhana dan tidak terdapat ornamen. Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos dan menggunakan konsep Nihilism. Bangunan ruko Johor City tidak semua bangunan menggunakan kanopi pada setiap tampilannya dan pada tampilan ksemua bngunan ruko terlihat monotone. Bangunan ruko Johor City menggunakan atap dak beton.

Harapan penulis melalui penelitian ini bangunan ruko Johor City dapat menjadi acuan terhadap penerapan arsitektur modern di kota Medan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner T. Dkk, (2013), Kajian Penerapan Arsitektur Modern pada bangunan

Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness

Center Bandung, Reka Raksa, Vol : 1, No : 2

Kurniawan M.A. (2015). Studi Perkembangan

Tipologi Rumah Toko Di Kota Medan.

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Riskiani N.J., (2013). Analisis ‘Fave Hotel Adi

Sucipto’sebagai Bangunan

(9)

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Sumalyo, Yulianto. (2005. Arsitektur Modern

Akhir Abad XIX dan abad XX.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Gambar

Gambar 1. Villa Savoye
Gambar 2. Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950
Gambar 1. Peta Kawasan
Gambar 5.  Bentukan Bangunan Ruko J.City
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapatkan dari pembuatan aplikasi ini adalah system informasi berbasis web yang dilengkapi dengan fasilitas Live Streaming sebagai aplikasi utama yang

Pertama, penelitian ini hendak mengungkap wacana mengenai konflik pembangunan pabrik semen di Rembang dalam media mainstream dan alternatif melalui perspektif

Hubungan antara Work-family Conflict dengan Pengabaian Anak pada Ibu yang Bekerja di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat mengartikan integrasi vertikal sebagai bentuk larangan bagi pelaku usaha untuk

Hasil analisis kandungan N-Total dari empat tipe penggunaan lahan yang berbeda, menunjukkan bahwa nilai N-Total berada pada kriteria tinggi sampai sedang seperti

Dari segi perilaku, para pemberi pelayanan akademik meliputi : (1) bidang pelayanan perkuliahan dan bimbingan yaitu: informasi jadwal perkuliahan, kesesuain perkuliah dengan

Jual beli adalah suatu akad yang diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat dan tidak mengandung unsur yang dilarang di dalamnya. Salah satunya adalah transaksi jual

Bintang Langit Semesta, maka perlunya dilakukan metode peramalan, yang akan membantu perusahaan dalam menentukan jumlah permintaan persediaan barang dengan