• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Sistem Network Attached Storage (NAS) FreeNAS dan Open Media Vault Berbasis RAID 1 (Studi kasus: SMK Negeri 3 Salatiga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Sistem Network Attached Storage (NAS) FreeNAS dan Open Media Vault Berbasis RAID 1 (Studi kasus: SMK Negeri 3 Salatiga)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Perbandingan Kinerja Sistem

Network Attached

Storage

(NAS) FreeNAS dan Open Media Vault Berbasis

RAID 1

(Studi kasus: SMK Negeri 3 Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Agra Dwi Saputra (672010080)

Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Analisis Perbandingan Kinerja Sistem

Network Attached

Storage

(NAS) FreeNAS dan Open Media Vault Berbasis

RAID 1

(Studi kasus: SMK Negeri 3 Salatiga)

1)Agra Dwi Saputra, 2)Teguh Indra Bayu

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana JL.Diponegoro 52- 60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)672010080@student.uksw.edu 2)teguh.bayu@staff.uksw.edu

Abstract

SMK Negeri 3 Salatiga is a school that uses information technology facility where the information and available data at SMK Negeri 3 Salatiga require a centralized storage media. Network Attached Storage (NAS) is a storage solution that can be used to overcome the problems of existing data storage management. NAS has several advantages are: faster access to stored data via a local area network, scalable, open source, ensure data security with user authentication. The results of this research was to compare two NAS operating systems FreeNAS and Open Media Vault with the results of FreeNAS is more suitable for storage media in SMK Negeri 3 Salatiga because it is superior on parameter test file copy, file classification and file delete.

Keywords: NAS, scalable, open source, Freenas, Open Media Vault.

Abstrak

SMK Negeri 3 Salatiga merupakan sekolah yang menggunakan fasilitas teknologi informasi dimana informasi-informasi dan data-data yang ada pada SMK Negeri 3 Salatiga membutuhkan suatu media penyimpanan yang terpusat. Network Attached Storage (NAS) merupakan salah satu solusi penyimpanan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengelolaan penyimpanan data yang ada. NAS memiliki beberapa keuntungan yaitu: lebih cepat akses ke data yang tersimpan melalui local area network, scalable, opensource, menjamin keamanan data dengan adanya autentikasi user. Hasil dari penelitian ini adalah membandingkan dua sistem operasi NAS FreeNAS dan Open Media Vault dengan hasil FreeNAS lebih cocok sebagai media penyimpanan di SMK Negeri 3 Salatiga karena lebih unggul pada parameter pengujian file copy, file classification dan file delete.

Kata Kunci : NAS, scalable, opensource, Freenas, Open Media Vault.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(8)

1. Pendahuluan

Seiring berkembangnya dunia teknologi informasi, semakin meningkat pula kebutuhan instansi maupun perusahaan yang memanfatkan teknologi informasi untuk memenuhi, membantu dan menyelesaikan pekerjaan mereka. SMK Negeri 3 adalah suatu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan menengah kejuruan. SMK Negeri 3 Salatiga merupakan sekolah yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dimana informasi-informasi dan data-data penting diperlukan untuk kebutuhan pembelajaran dan kepentingan sekolah.

Setelah melakukan penelitian dengan melakukan wawancara pada salah satu guru di SMK Negeri 3 Salatiga yang menangani bagian IT dan Berkas, ditemukan masalah mengenai pengelolaan penyimpanan data penting yang diperlukan untuk kebutuhan pembelajaran dan kepentingan sekolah kurang terorganisir dengan baik. Dengan pengelolaan penyimpanan data yang kurang terorganisir dengan baik, maka penyimpanan data menjadi tidak terpusat sehingga pengaksesan dan sharing data menjadi terbatas dan tidak efektif.

Berdasarkan masalah yang ada, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis perbandingan kinerja sistem Network Attached Storage (NAS) FreeNAS dan Open Media Vault (OMV) untuk mengetahui sistem yang mana yang mempunyai performa yang lebih baik dan cocok untuk diterapkan di SMK Negeri 3 Salatiga sebagai media penyimpanan yang scalable, akses yang cepat, opensource, menjamin keamanan data dengan adanya autentikasi user dan dapat tetap berjalan meskipun mengalami kegagalan pada harddisk utama melalui teknik mirroring sehingga dalam pengelolaan penyimpanan data-data penting dapat terorganisir dengan baik dan cepat.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah merancang, menganalisa dan membandingkan dua sistem operasi NAS untuk dapat memberikan rekomendasi dalam memilih sistem operasi Network Attached Storage (NAS) sebagai media penyimpanan di SMK Negeri 3 Salatiga. Sedangkan manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah membantu dalam menyelesaikan masalah tentang pengelolaan penyimpanan data di SMK Negeri 3 Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian sebelumnya yang membahas tentang NAS adalah penelitian

yang berjudul “Desain dan Implementasi Network Attached Storage Menggunakan

Freenas Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan” membahas tentang perancangan NAS pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan sebagai pusat penyimpanan data yang lebih scalable, efisien dan lebih kebal terhadap virus jika dibanding dengan sistem yang sebelumnya yang menggunakan file server berbasis windows yang apabila terkena virus kemungkinan virus akan menyebar keseluruh data dan mengganggu kinerja sistem operasi [1].

Pada penelitian lainnya yang berjudul “Analisis Perbandingan

(9)

dan pengukuran kecepatan sequential read/write dan random read/write menggunakan tools cristal disk [2].

Perbedaan penelitan terdahulu dengan sekarang yaitu pada implementasi sistem NAS dan parameter-parameter yang digunakan untuk pengujian sistem NAS. Pada penelitian pertama implementasi sistem NAS menggunakan sistem operasi Freenas dan hanya menguji sebatas sistem NAS berjalan atau tidak dengan mengakses server NAS dari client, penelitian yang kedua sistem NAS diimplementasi menggunakan sistem operasi openfiler dan Freenas dan menguji dengan mengukur QoS, sequential read/write dan random read/write, sedangkan pada penelitian ini sistem NAS akan diimplementasi dengan menggunakan sistem operasi Freenas dan Open Media Vault serta menguji dengan mengukur delay, throughput, CPU usage, memory usage, kecepatan file copy, file classification dan file delete.

NAS adalah reduksi dari PC yang difungsikan sebagai fileserver. Fungsi utama NAS sebenarnya tidak jauh beda dengan sebuah PC yang difungsikan sebagai fileserver. Tetapi dalam hal ini, PC fileserver masih lebih bisa berdaya guna, karena masih bisa menjalankan tugas-tugas lain seperti mailserver, database server maupun application server. Dan justru karena itu pula PC fileserver menjadi lebih kompleks pengelolaannya jika harus melayani fungsi-fungsi lain selain sebagai penyimpanan data. NAS dapat berupa sebuah dedicated hardware atau dapat pula berupa media penyimpanan yang dibangun dari sebuah komputer. Client mengakses NAS melalui RPC (remote-procedurecall) seperti NFS untuk UNIX atau CIFS untuk Windows. RPC dibawa melalui TCP atau UDP (User Datagram Protocol) dari IP network biasanya dalam local area network (LAN) yang sama dengan yang membawa semua lalu lintas data ke client.

Sementara itu NAS lebih difokuskan fungsinya sebagai gudang data, sehingga bahkan semua service yang tersedia hanya untuk mendukung manajemen penyimpanan data saja. Tetapi sebenarnya NAS pun masih memanfaatkan sistem operasi, dengan beberapa perbedaan umum. PC NAS umumnya hanya berupa PC box, tanpa perangkat Input/Output (IO) yang banyak sebagaimana PC dengan monitor, keyboard dan mungkin masih ditambah mouse. NAS mengarah pada pengurangan atas sumber daya tersebut. (Meta Nurwidyanto, 2009). Contoh topologi NAS dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Topologi sistem NAS

(10)

harddisk. Kegunaan RAID adalah sebagai perlindungan penyimpanan data sehingga kehandalan (reliability) data tetap terjaga. RAID merupakan gabungan beberapa harddisk fisik ke dalam sebuah unit logika penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni

dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga

mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID. Standar level RAID untuk skema penyusunan harddisk ada level 0 -6 dan 10.

RAID level 1 ini merupakan disk mirroring, menduplikat setiap disk. Cara ini dapat meningkatkan kinerja disk, tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat, sehingga biayanya menjadi mahal. Pada level 1 (disk duplexing dan disk mirroring) data pada suatu partisi harddisk disalin ke sebuah partisi di harddisk yang lain sehingga bila salah satu rusak , masih tersedia salinannya di partisi mirror.

3. Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO yang dikembangkan oleh CISCO dalam desain sistem jaringan. Gambaran secara umum di paparkan pada tiap-tiap proses yang terjadi pada metode PPDIOO. Segala kebutuhuan hardware dan software yang mendukung penelitian ini telah tercantum di dalam metode PPDIOO. Fase-fase yang ada dalam metode PPDIOO adalah prepare, plan, design, implement, operate dan optimize. Gambar 2 menjelaskan gambaran umum tentang metode PPDIOO [3].

Gambar 2. Metodologi PPDIOO [3]

Prepare adalah tahap pertama yang dimulai dari penelitian dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan data-data di SMK Negeri 3 Salatiga, hal ini dilakukan untuk mengetahui topologi yang digunakan dan mengetahui kendala apa saja yang dihadapi disana. Pengumpulan data ini juga bertujuan agar

(11)

selanjutnya adalah Plan, pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan yang dijadikan sebagai parameter sebelum merancang sebuah sistem jaringan network attached storage sebagai media penyimpanan dan shared storage dengan tujuan supaya data-data dapat terorganisir dengan baik. Yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis kebutuhan hardware dan software yang akan digunakan dalam perancangan sistem, mendesain topologi sesuai dengan kebutuhan penelitian serta implementasi server NAS berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa pengkat keras dan perangkat lunak untuk membandingkan server NAS. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perangkat Keras yang Dipakai

Hardware Spesifikasi

Server NAS

Processor Intel Pentium Dual CPU E2200 @2,20 GHz

Tabel 1 adalah daftar perangkat keras yang digunakan, pertama adalah PC server NAS yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan data, semua data-data akan disimpan dalam server NAS ini, yang kedua adalah switch yang berfungsi sebagai penghubung pada jaringan yang menghubungkan PC client ke server NAS dengan menggunakan kabel UTP straight.

Tabel 2. Perangkat Lunak yang Dipakai

Software Spesifikasi

OS PC Server NAS FreeNAS-9.2.1.7-RELEASE-x64

openmediavault_1.9_amd64

Remote Access Putty

Aplikasi Pengujian Ping

Iperf-2.0.5.3-win32 DiskBoss v5.3.12

Tabel 2 adalah daftar kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan, pertama adalah OS PC server NAS yang berfungsi untuk menjalankan service-service berkaitan dengan pengelolaan penyimpanan dan shared storage, yang kedua adalah putty yang digunkan untuk meremote server NAS, ketiga Ping, Iperf & DiskBoss

yang digunakan untuk melakukan pengujian sistem yang meliputi delay,

(12)

Pada tahap design terdapat penggambaran tentang desain topologi detil secara logis dari perancangan infrastruktur yang sesuai dengan mekanisme sistem NAS. Gambar 3 menunjukan desain topologi logikal SMK Negeri 3 Salatiga.

Gambar 3. Topologi Logikal SMK Negeri 3 Salatiga

Gambar 3 menunjukan desain topologi dimana terdapat satu server sebagai NAS yang terhubung ke jaringan lokal yang digunakan untuk berbagi dan bertukar data melalui jaringan tanpa harus secara fisik mengirim file dengan menggunakan floppy disk atau perangkat penyimpanan eksternal lainnya. Dengan adanya topologi tersebut dimaksudkan bisa menggambarkan keadaan jaringan sebenarnya, dimana hanya bagian (iii) yang akan dibahas dalam penelitian ini. Blok alur kerja server NAS yang berjalan digambarkan dalam gambar 4.

(13)

Gambar 4 menunjukkan bagaimana cara kerja dari sistem NAS. NAS akan melakukan mounting pertama kali terhadap harddisk yang terpasang yang akan digunakan sebagai media penyimpanan. NAS lalu membuat suatu sharing direktori yang ditujukan pada mounting storage yang telah dilakukan sebelumnya. Dan tipe sharing yang digunakan adalah CIFS (Common Internet File System) karena NAS akan diakses oleh client dengan sistem operasi berbasis Windows. Tentu saja direktori tersebut dibatasi dengan hak akses untuk keamanan. Hak akses ini bisa ditujukan pada alamat IP tertentu atau pada alamat network tertentu. Selanjutnya yaitu dengan mengaktifkan servis yang digunakan untuk melakukan sharing, yaitu mengaktifkan servis CIFS pada NAS. Selanjutnya sharing direktori tersebut digunakan oleh client sebagai direktori penyimpanan dengan melakukan mounting. Mounting yaitu menterjemahkan sharing direktori yang hanya bisa diakses secara langsung melalui jaringan menjadi direktori virtual yang seolah olah berada pada client itu sendiri. Selanjutnya mounting point dari client digunakan sebagai tempat untuk menyimpan informasi dan data-data penting.

Pada implement merupakan tahap dimana akan diimplementasikan semua yang telah direncanakan dan disesain pada tahap sebelumnya. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan berhasil atau gagalnya sistem jaringan yang dibuat. Langkah yang dilakukan pertama adalah instalasi sistem operasi NAS yaitu FreeNAS, Open Media Vault dan software yang dibutuhkan untuk menunjang proses konfigurasi pada server NAS sesuai dengan konsep dalam penelitian yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi pada sistem NAS sehingga dapat digunakan untuk melakukan pertukaran data dengan client. Langkah-langkah konfigurasi yang disederhanakan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca disertai dengan pembahasan pada tiap-tiap hasil yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Langkah-langkah proses instalasi dan konfigurasi untuk server NAS dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Konfigurasi pada server NAS

Langkah-langkah Konfigurasi

Install server NAS Install FreeNAS

Install Open Media Vault

(14)

konfigurasi untuk menjalankan servis CIFS yang nantinya akan digunakan untuk keperluan berbagi berkas dengan client berbasis sistem operasi Windows. Langkah sekanjutnya install ssh yang digunakan sebagai remote server dan Iperf yang digunakan untuk memonitoring throughput yang dihasilkan oleh server NAS.

Di tahap operate dilakukan uji coba sistem yang dijalankan secara realtime serta dilakukan dengan melakukan uji coba penggunaan server NAS untuk berbagi berkas. Pada fase ini juga dilakukan monitoring untuk memastikan sistem yang telah dibangun berjalan dengan baik secara keseluruhan. Terutama dengan melakukan pengecekan terhadap servis yang berjalan untuk sehingga dapat berbagi berkas oleh client dalam jaringan SMK Negeri 3 Salatiga. Dalam hal ini hanya dilakukan monitoring dan analisis pada beberapa parameter saja antara lain delay, throughput, CPU usage, memory usage, kecepatan file copy, file classification dan file delete.

Tahap optimize adalah tahap terakhir dimana setelah melakukan analisis maka akan diperbarui sistem yang dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai peningkatan kinerja sistem yang optimal yang dapat menyelesaikan masalah. Dalam metode PPDIOO, tahap optimize dapat meminta ulang desain sistem jika terlalu banyak kesalahan atau kekurangan yang menyebabkan penurunan kinerja yang tidak diharapkan.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini membahas hasil dari pengujian sistem berdasarkan perancangan pengujian sistem yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada bab ketiga. Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu pengujian jaringan yang meliputi delay dan throughput untuk menunjukkan kondisi jaringan yang relatif sama antara penerapan pengujian dua sistem operasi NAS. Pengujian yang kedua adalah pengujian sistem operasi NAS yang meliputi pengujian CPU usage, memory usage, file copy, file classification dan file delete. Pada pengujian sistem operasi NAS menggunakan software diskboss dan digunakan tiga file dengan kategori tipe file yang berbeda dan paling banyak digunakan di SMK Negeri 3 Salatiga yaitu kategori tipe file document, video dan kompresi. Berdasarkan kategori tipe file yang paling banyak digunakan di SMK Negeri 3 Salatiga diambil file terbesar berdasarkan kategorinya yaitu file “RPP KTSP PKN Kls X smt 2-b harti.rtf” untuk kategori tipe file document, file “Cara Membongkar, Membersihkan, dan Merakit Karburator Sepeda Motor Karisma 125D.mp4” untuk kategori tipe file video dan file “Windows 8 Pro EN-US x86.ISO” untuk kategori tipe file kompresi. Masing-masing pengujian dilakukan sebanyak tiga puluh kali pengujian yang akan diambil nilai rata-ratanya.

Pengujian delay dilakukan untuk mengetahui waktu tempuh dalam

(15)

Gambar 5. Grafik Perbandingan Delay

Gambar 5(a) menunjukkan delay yang sama pada jaringan di kedua sistem operasi NAS dengan hasil 0 ms untuk besar paket 32 byte, 1 ms untuk besar paket 5000 byte dan 2 ms untuk besar paket 10000 byte dengan 1 client. Gambar 5(b) menunjukan hasil pengujian delay yang dilakukan dengan jumlah client 15 dengan hasil 0 ms, 2 ms, 3 ms unutk besar paket 32 byte, 5000 byte dan 10000 byte. Sehingga dapat dilakukan kesimpulan bahwa kedua jaringan yang terbentuk memiliki tingkat delay yang sama disetiap ukuran paket yang dikirimkan. ICMP yang kecil menunjukan sedikitnya waktu rata-rata pengiriman trafik data dari PC sumber ke PC tujuan, semakin kecil delay maka akan semakin cepat data dikirim.

Pengujian throughput dilakukan dengan menggunakan aplikasi iperf untuk mengetahui kecepatan transfer aktual antara PC client dan PC server dengan memberikan beban transfer file sebesar 10MB, 100MB dan 500MB. Pada pengujian throughput ini PC NAS berlaku sebagai server yang siap ‘mendengerkan’ paket pada port default yaitu 5001 untuk kemudian dilakukan pengujian dari PC client. Hasil pengujian throughput dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Perbandingan Throughput

Gambar 6(a) menunjukkan hasil throughput yang dicapai pada kedua sistem

operasi NAS dengan menggunakan infrastruktur fast ethernet dengan kabel UTP

(16)

beban transfer file 10 MB adalah 90,20 Mbps, 89,97 Mbps untuk beban 100 MB, 89,75 Mbps untuk beban 500 MB, sedangkan untuk OMV menghasilkan nilai 90,27 Mbps untuk beban 10 MB, 90,49 Mbps untuk beban 100 MB dan 90,43 Mbps untuk beban 500 MB. Gambar6(b) menunjukan hasil pengujian throughput dengan jumlah client 15 dengan nilai untuk FreeNAS 6,61 Mbps, 6,45 Mbps dan 6,71 Mbps untuk beban 10 MB, 100 MB dan 500 MB, sedangkan untuk OMV adalah 6,58 Mbps, 6,64 Mbps dan 6,62 Mbps untuk beban 10 MB, 100 MB dan 500 MB. Hasil yang didapat menunjukan bahwa kecepatan transfer aktual yang relatif sama antara FreeNAS dan Open Media Vault dalam kondisi beban transfer file sebesar 10MB, 100MB maupun 500MB.

Pengujian pada CPU usage dan memory usage dilakukan dengan cara melakukan aktifitas copy file dari keseluruhan file yang berjumlah tiga file dengan ukuran total file 2,75GB, copy file dilakukan dari PC client ke PC server dan dipantau CPU usage dan memory usage melalui web interface NAS atas aktifitas copy file tersebut, hasil pengujian CPU usage dapat dilihat pada Gambar 7 sedangkan hasil dari pengujian memory usage dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 7. Grafik Perbandingan CPU Usage

Gambar 8. Grafik Perbandingan MemoryUsage

(17)

kedua server menunjukan persentase CPU usage pada server FreeNAS adalah sebesar 16,14% dan pada server OMV sebesar 7,43% dengan jumlah client 1 yang ditunjukkan pada Gambar 7(a), untuk jumlah client 15 nilai yang didapat adalah 34,05% untuk FreeNAS dan 27,48% untuk OMV seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7(b). Untuk penggunaan memory pada server FreeNAS adalah sebesar 183,86MB dan pada server OMV sebesar 165,88MB dengan 1 client seperti pada Gambar 8(a). Pada jumlah client 15 penggunan memory pada server FreeNAS

sebesar 366,72MB dan 351,48MB pada server OMV yang ditunjukkan pada

Gambar 8(b). Hal ini menunjukan bahwa FreeNAS membutuhkan resource CPU

dan memory yang lebih besar dibandingkan dengan OMV dalam melakukan

aktifitas yang sama, yaitu dalam melakukan copy file.

Uji performa file copy dilakukan dengan melakukan copy file berdasarkan masing-masing kategori file dari PC client ke PC server dan dari PC server ke PC client untuk didapat hasil kecepatan copy file pada server NAS. Satuan yang digunakan dalam pengujian ini adalah megabytes per second dan dilakukan sebanyak tiga puluh kali pengujian. Perbandingan performa file copy dari PC client ke PC server antara FreeNAS dan OMV ditunjukan pada Gambar 9 dan performa file copy dari PC server ke PC client dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 9. Grafik Perbandingan File Copy Client ke Server

(18)

dilihat pada Gambar 10(b) dengan nilai pada server FreeNAS 5,21 Mbps, 6,61 Mbps, 6,68 Mbps dan pada server OMV 5,05 Mbps, 5,24 Mbps, 5,32 Mbps untuk masing-masing tipe file dokumen, video dan kompresi.

Gambar 10. Grafik Perbandingan File Copy Server ke Client

Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukan kecepatan file copy dari PC client ke PC server maupun PC server ke PC client FreeNAS yang lebih tinggi dibandingkan

OMV, yang digambarkan pada grafik dengan kecepatan file copy FreeNAS yang

berada cukup jauh diatas OMV dari file dokumen, video dan kompresi yang diujikan. Dapat disimpulkan bahwa pada pengujian dengan menggunakan file yang sama FreeNAS lebih unggul dibandingkan dengan OMV.

Pengujian file classification dilakukan dengan menggunakan aplikasi diskboss untuk mengukur kemampuan sistem NAS terhadap kecepatan penggolongan file berdasarkan kategori file. Pengujian dilakukan dengan menempatkan tiga file pengujian dengan ekstensi yang berbeda pada network drive PC server dan kemudian dilakukan pengklasifikasian melalui aplikasi diskboss untuk mendapatkan besaran kecepatan kemampuan klasifikasi dengan satuan file per second. Hasil pengujian file classification ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Perbandingan File Classification

(19)

kecepatan sebesar 27 file per second untuk jumlah client 1 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11(a) dan 25 file per second untuk jumlah client sebanyak 15 client seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11(b).

Uji performa file delete dilakukan dengan menggunakan aplikasi diskboss untuk mengukur kemampuan sistem NAS terhadap kecepatan penghapusan file berdasarkan masing-masing kategori dan besar file. Pengujian dilakukan dengan menempatkan file satu per satu berdasar kategori file pada network drive server NAS dan kemudian dilakukan penghapusan melalui aplikasi diskboss untuk mendapatkan besaran kecepatan penghapusan file pada network drive dengan satuan file per second. Hasil pengujian file delete ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Perbandingan File Delete

Gambar 12(a) menunjukkan sistem operasi FreeNAS dan OMV memiliki kemampuan dalam kecepatan operasi delete file yang relatif sama pada kategori tipe file dokumen yang diujikan dengan kisaran kecepatan sebesar 8 file per second. Rata-rata pengukuran delete file yang didapatkan dengan file video adalah 8,83 file

per second untuk FreeNAS dan 5,07 file per second untuk OMV, sedangkan pada

file kompresi didapat hasil 8,83 file per second untuk FreeNAS dan 1,00 file per second untuk OMV dengan jumlah client 1. Gambar 12(b) menunjukkan untuk hasil pengujian file delete dengan 15 client hasil yang didapat untuk tipe file

dokumen pada FreeNAS adalah 8,20 file per second dan pada OMV adalah 8,00

file per second. Untuk tipe file video adalah 8,00 file per second untuk FreeNAS dan 7,20 file per second untuk OMV, sedangkan untuk tipe file kompresi menghasilkan nilai 8,60 file per second untuk server FreeNAS dan 1,00 file per second untuk OMV, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa performa FreeNAS lebih unggul daripada OMV dalam kecepatan file delete.

Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil keseluruhan dari perbandingan pengujian sistem NAS antara FreeNAS dan OMV pada SMK Negeri 3 Salatiga yang menunjukan bahwa kondisi jaringan yang relatif sama ketika pengujian dua sistem operasi NAS terlihat dari hasil pengujian delay dan throughput menghasilkan nilai yang relatif sama. Dari penggunaan resource OMV lebih unggul dikarenakan lebih sedikit dalam menggunakan resource dibandingkan FreeNAS, untuk kecepatan

dalam pengelolaan file FreeNAS lebih unggul dibandingkan dengan OMV

(20)

Tabel 4 Perbandingan Statistik Pengujian Sistem NAS

Dari Tabel 4 didapatkan nilai delay yang sama pada FreeNAS maupun OMV dengan nilai 0 ms, 1 ms, 2 ms untuk jumlah client 1 dan 0 ms, 2 ms, 3 ms untuk jumlah client 15 dengan besar paket 32 byte, 5000 byte dan 10000 byte. Pada pengukuran throughput dengan beban transfer 10 MB menghasilkan nilai 90,20 Mbps untuk FreeNAS dan 90,27 Mbps untuk OMV, pada beban transfer 100 MB menghasilkan nilai 89,87 Mbps untuk FreeNAS dan 90,49 Mbps untuk OMV, sedangkan untuk beban transfer 500 MB menghasilkan nilai 89,75 Mbps untuk FreeNAS dan 90,43 untuk OMV dengan jumlah client 1. Pada pengukuran

throughput dengan jumlah client 15 dengan beban transfer 10 MB menghasilkan

(21)

kompresi dengan 15 client, sedangkan pada OMV menghasilkan nilai 7,32 MBps untuk file document, 7,82 MBps untuk file video dan 7,90 MBps untuk file kompresi dengan 1 client, untuk jumlah client 15 OMV menghasilkan nilai 5,12 MBps untuk file document, 5,30 MBps untuk file video dan 5,39 MBps untuk file kompresi. Untuk copy server ke client dengan 1 client FreeNAS menghasilkan nilai 9,01 MBps, 10,50 MBps, 10,52 MBps untuk file document, video dan kompresi, sedangkan pada OMV menghasilkan nilai 4,87 MBps, 7,87 MBps, 7,90 MBps untuk file document, video dan kompresi. Untuk copy server ke client dengan 15 client FreeNAS menghasilkan nilai 5,21 MBps, 6,61 MBps, 6,68 MBps untuk file document, video dan kompresi, sedangkan pada OMV menghasilkan nilai 5,05 MBps, 5,24 MBps, 5,32 MBps untuk file document, video dan kompresi. Pada file clasification hasil yang didapatkan pada FreeNAS adalah 27,63 file/second untuk 1 client dan 25,60 file/second untuk 15 client, sedangkan pada OMV hasil yang didapat adalah 27,70 file/second untuk 1 client dan 25,40 file/second untuk 15 client. Hasil yang didapatkan dari file delete pada FreeNAS dengan client 1 adalah 8,93 file/second untuk file dokumen, 8,83 file/second untuk file video, 8,83 file/second untuk file kompresi, sedangkan pada OMV dengan client 1 adalah 8,73 file/second untuk file dokumen, 5,07 file/second untuk file video dan 1,00 file/second untuk file kompresi. Untuk hasil yang didapatkan dari file delete dengan jumlah client 15 pada FreeNAS adalah 8,20 file/second untuk file dokumen, 8,20 file/second untuk file video dan 8,60 file/second untuk file kompresi, sedangkan pada OMV adalah 8,00 file/second untuk file dokumen, 7,20 file/second untuk file video dan 1,00 file/second untuk file kompresi. Hasil dari kecepatan file copy, file classification dan file delete FreeNAS lebih tinggi dibandingkan dengan OMV karena performa sistem operasi OMV yang berbasis Debian Linux kurang memaksimalkan penggunaan resource yang ada dan juga penggunaan software RAID yang berbeda dengan filesystem yang digunakan yaitu JBOD untuk software

RAID dan XFS untuk filesystem, sedangkan pada FreeNAS penggunaan software

RAID sudah menjadi satu dengan filesystem yaitu ZFS, adapun algoritma yang digunakan oleh ZFS juga mempengaruhi performa kecepatan FreeNAS yaitu algoritma ARC yang bisa memprediksi data yang akan dibaca sedangkan XFS menggunakan algoritma B+ tree.

5. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua sistem operasi NAS tersebut layak untuk diterapkan di SMK Negeri 3 Salatiga, akan tetapi FreeNAS adalah sistem operasi NAS yang lebih cocok untuk diterapkan di SMK Negeri 3 Salatiga sebagai solusi penyimpanan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengelolaan penyimpanan data yang ada sehingga dalam pengelolaan penyimpanan data-data penting dapat teroganisir dengan baik dan cepat. FreeNAS lebih baik dari Open Media Vault jika diterapkan pada server yang memiliki aktifitas manajemen file dengan kebutuhan kecepatan tinggi seperti server file storage yang dibutuhkan di SMK Negeri 3 Salatiga karena lebih unggul dalam parameter yang diujikan meliputi file copy, file classification dan file delete.

(22)

seperti NFS, AFP, Rsync dan iSCI. Penelitian kedepannya juga bisa melakukan perbandingan dengan menggunakan servis-servis yang ada untuk mengetahui mana yang lebih baik.

6. Daftar Pustaka

[1] Marhandi, ND. Desain Dan Implementasi Network Attached Storage

Menggunakan Freenas Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang: STMIK PalComTech.

[2] UIKA, Nurhadianto. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Network

Attached Storage (NAS) Berbasis RAID (Redudant Array Of Independent Disk) Pada openfiler dan Freenas. Jurnal KREATIF. Volume 1, No. 1.

[3] Cisco, 2005, Creating Business Value and Operational Exellence with the

Cisco Systems Lifecycle Services Approach, Cisco Systems White Paper 1 – 10.

[4] Nurwidyanto, Meta. 2009. Gudang Data Opensource: FreeNAS atau

Openfiler?

http://meta.wacana.net/archives/51-Gudang-Data-Opensource-FreeNASatau-Openfiler.html. Diakses tanggal 15 April 2015.

[5] Wirantya, FX. Tofan. 2014. Perancangan Infrastruktur Virtualisasi

Menggunakan Arsitektur Storage Area Network (SAN) (Studi Kasus : Laboratorium Komputer FTI UKSW). Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

[6] CodeFX. 2001. CIFS Explained. San Diego.

[7] Rianto, Anjik, Sukmaaji. 2008. Jaringan Komputer. Yogyakarta : ANDI Offset

[8] Bayu, Andi. 2006. Sistem Penyimpanan data Network Attached Storage (NAS). Yogyakarta : ANDI Offset

[9] Speedywiki. Storage Server

Gambar

gambaran umum tentang metode PPDIOO [3].
Tabel 1. Perangkat Keras yang Dipakai
Gambar 3. Topologi Logikal SMK Negeri 3 Salatiga
tabel untuk memudahkan dalam membaca disertai dengan pembahasan pada tiap-
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut digunakan untuk menentukan kapasitas adsorpsi methanil yellow oleh karbon aktif kulit buah kakao, menggunakan metode yang sesuai dengan grafik

Mandailing yang menganut Islam menerapkan ornamen pada bangunan rumah adatnya sebagai penegasan spiritual yang dianutnya, sedangkan rumah adat Toba masih

Pemberian takaran amelioran dregs 1,25 dan 5 ton/ha berbeda nyata terhadap akumulasi logam berat Pb dan Ni pada tanaman padi varietas Payo Besar dan Inpari 12, akan

Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak internal terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good

Apakah menurut anda dengan makan sedikit tetapi sering dan mengkonsumsi makanan lunak dapat mengatasi efek samping mual pada pengobatan

Tidak seperti Register yang memiliki blok pendukung lainnya, Memori hanya memiliki 1 buah blok lain, yaitu MUX yang digunakan untuk memilih data dari ALU atau

Apakah Anda dalam keadaan suci dari hadas besar dan hadas kecil ketika akan melaksanakan shalat?. Apakah Anda mengambil air wudlu sebelum

Dari keseluruhan data mengenai kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas VII MTs Hidayatul Insan Fii Ta‟limiddin Palangka Raya yang memiliki latar