• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Pengukuran dan Monit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Sistem Pengukuran dan Monit"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP

DAN ALIH TEKNOLOGI DALAM

MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL

SEMINAR NASIONAL

TECHNOPRENEURSHIP

DAN ALIH TEKNOLOGI

PROSIDING

Didukung oleh :

Volume 1, Nomor 1, Februari 2016

(2)

P-ALTEK 09

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN DAN

MONITORING

PRODUKTIVITAS KELOMPOK

PENELITIAN (STUDI KASUS: KELOMPOK PENELITIAN

MANAJEMEN MUTU PUSAT PENELITIAN X)

Sih Damayanti1), Tri Widianti2)

1), 2) Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian-LIPI

sihdamayanti@gmail.com

ABSTRAK

Pengukuran dan monitoring produktivitas merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan produktivitas organisasi. Hasil pengukuran produktivitas digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijakan strategis peningkatan produktivitas. Agar dapat memberikan gambaran produktivitas organisasi secara tepat, pengukuran produktivitas harus dilakukan dengan rumus perhitungan atau metrik yang tepat dan sesuai dengan organisasi. Berdasarkan hal tersebut, dalam melakukan pengukuran produktivitas perlu dilakukan pengembangan sistem pengukuran produktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sistem pengukuran dan monitoring produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa produktivitas Keltian MM dibentuk dan dipengaruhi oleh 18 rasio produktivitas. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan sebuah matrik pengukuran produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Dimana dalam matrik tersebut, besarnya indeks produktivitas Keltian MM dipengaruhi oleh nilai rasio produktivitas yang dicapai, nilai rasio produktivitas yang ditargetkan dan nilai bobot pada setiap rasio.

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam iklim persaingan, peningkatan produktivitas secara berkelanjutan merupakan hal yang harus dilakukan oleh organisasi (Sudit, 1994, karlsson, 2004, Andersson, 2015). Untuk dapat meningkatkan produktivitas, organisasi harus dapat melakukan pengukuran produktivitas organisasinya terlebih dahulu (karlsson, 2004, Wazed, 2008). Oxman (1992) Seperti yang dikutip dalam Karlsson (2004) menyebutkan bahwa pengukuran produktivitas merupakan langkah pertama yang mengarahkan organisasi pada pengontrolan produktivitas yang pada akhirnya akan mengarahkan organisasi pada peningkatan produktivitas. Dengan melakukan pengukuran produktivitas, organisasi menjadi memahami produktivitasnya, Jika sudah memahami, organisasi dapat mengontrolnya, dan jika sudah dapat mengontrolnya, organisasi dapat meningkatkannya.

Kelompok Penelitian Manajemen Mutu (Keltian MM) merupakan kelompok penelitian yang berada di dalam Pusat Penelitian X. Personel Keltian MM terdiri atas 2 peneliti madya, 2 peneliti pertama dan 3 kandidat peneliti dengan bidang kepakaran di bidang ilmu Manajemen Mutu. Keltian MM dibentuk pada tahun 2014 berdasarkan SK Kepala Pusat yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Kepala LIPI No 1 tahun 2014 tentang dihapuskannya struktur/eselonisasi bidang-bidang teknis penelitian dan beralih dalam bentuk kelompok jabatan fungsional. Dengan adanya perubahan tersebut, segala kegiatan dilakukan dan dikoordinasikan oleh internal Keltian. Hasil atau output dari kegiatan Keltian tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala Pusat dan dilaporkan sebagai kinerja Pusat Penelitian X. Sebagai Kelompok Penelitian yang masih baru, Keltian MM selalu berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya, terutama pada kegiatan penelitian. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Keltian MM adalah dengan melakukan pengukuran dan monitoring produktivitas Keltian termasuk di dalamnya personel Keltian secara rutin dalam periode tertentu. Pengukuran dan Monitoring tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas aktual Keltian dan untuk mengontrolnya, dimana berdasarkan analisa terhadap hasil pengukuran dan monitoring tersebut dapat dilakukan upaya-upaya strategis peningkatan produktivitas Keltian.

(4)

belum mempunyai sistem pengukuran dan monitoring produktivitas. Disamping itu, berdasarkan analisa terhadap literatur juga belum banyak dilakukan pembahasan terkait pengukuran produktivitas untuk Kelompok Penelitian pada khususnya yang dapat diadopsi dalam pengukuran produktivitas Keltian MM. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya pengembangan sistem pengukuran dan monitoring produktivitas Keltian MM sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas Keltian.

Tujuan

Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengukuran dan monitoring produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen

Mutu Pusat Penelitian X. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengukur dan memonitor produktivitas Keltian MM pada khususnya dan Kelompok Penelitian pada umumnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara output yang dihasilkan oleh sebuah sistem dengan faktor input yang digunakan oleh sistem untuk menghasilkan output (Pekkuri, 2011). Produktivitas juga sering disebut sebagai rasio atau perbandingan antara output dengan input (sudit, 1994, Lieberaman, 2008, Tangen, 2002, Teng, 2013). Wong (2015) mengartikan produktivitas sebagai ukuran efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam memperoleh output dengan menggunakan sumber daya yang tersedia (Wong,2015). Sementara Teng (2013) mendefinisikan produktivitas sebagai hasil penjumlahan antara efisiensi dan efektivitas. Faktor input pada produktivitas meliputi sumber daya baik itu sumber daya manusia ataupun sumber daya fisik lainnya yang digunakan dalam proses. Sementara output, output merupakan keluaran dari proses baik itu berupa produk ataupun jasa (Pekuri, 2011).

Peningkatan produktivitas diartikan sebagai “peningkatan rasio terhadap produk atau jasa yang dihasilkan terhadap sumber daya yang digunakan” (Pekkuri, 2011). Pada

(5)

sama, atau menghasilkan output dengan kualitas dan kuantitas yang sama dengan menggunakan input sumber daya yang lebih sedikit (Pekkuri, 2011,).

Langkah awal yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas adalah melakukan pengukuran produktivitas (Karlsson, 2004). Pengukuran produktivitas merupakan alat yang dibutuhkan dalam upaya untuk mengevaluasi dan memonitor kinerja sebuah organisasi (karlsson, 2004). Pengukuran produktivitas dapat dijadikan sebagai alat komunikasi yang memberikan informasi terkait capaian kinerja perusahaan saat ini dan membandingkannya dengan sasaranperusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Wong, 2015). Dengan melakukan pengukuran terhadap produktivitas, organisasi dapat mengetahui posisinya saat ini dan kemudian berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkannya.

Pada dasarnya pengukuran produktivitas merupakan proses identifikasi perhitungan atau metrik yang tepat yang akan digunakan untuk menentukan efektivitas dan efisiensi sumber daya yang digunakan (Wong, 2015). Diewert (2005) menjelaskan bahwa terdapat 4 jenis pengukuran produktivitas, yang pertama adalah Single factor productivity atau partial factor productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan menggunakan satu faktor input

produktivitas. Yang kedua adalah Labor productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan menggunakan faktor input produktivitastenaga kerja. Yang ketiga adalah Multi factor productivity, yaitu pengukuran produktivitas dengan menggunakan dua atau lebih faktor

input produktivitas. yang keempat adalah Total factor productivity, yaitu pengukuran

(6)

METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengukuran dan monitoring produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Sistem tersebut dikembangkan berdasarkan analisis terhadap tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh personel Keltian MM, baik yang dilakukan secara individu, atau tim yang melibatkan 2 atau lebih personel Keltian atau bahkan kegiatan yang melibatkan seluruh personel Keltian MM.

(7)

Gambar 1. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Tugas Kelompok Penelitian

Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti dan Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2009 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti, tugas utama peneliti adalah melakukan penelitian pengembangan terhadap Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dimana kinerja peneliti diukur dari publikasi Karya Tulis Ilmiah dari hasil penelitian pada jenis publikasi yang telah ditetapkan. Disamping melakukan kegiatan penelitian, tugas peneliti lainnya berdasarkan Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014 adalah melakukan diseminasi hasil penelitian. Diseminasi merupakan penyampaian hasil penelitian dan pengembangan dan/atau pemikiran

Identifikasi input dan output produktivitas

Identifikasi rasio produktivitas Kelompok Penelitian

Penentuan periode pengukuran

Pengembangan sistem pengukuran produktivitas

Kelompok Penelitian Identifikasi Tugas Kelompok

Penelitian

(8)

di bidang iptek kepada masyarakat dan/atau pemangku kepentingan untuk dimanfaatkan atau dikembangkan lebih lanjut (Lipi, 2014).

Berdasar pada peraturan-peraturan tersebut, Keltian MM menjabarkan tugas Keltian menjadi beberapa poin. Secara lebih jelas, tugas peneliti sebagai personel Kelompok Penelitian Manajemen Mutu (Keltian MM) dijabarkan sebagai berikut:

1. Memantau perkembangan IPTEK 2. Melakukan penelitian ilmu pengetahuan

3. Mempublikasikan hasil penelitian ke jurnal dan publikasi ilmiah lainnya

4. Mempresentasikan hasil penelitian dalam konferensi atau pertemuan ilmiah lainnya 5. Mempublikasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum

6. Memberikan pengajaran berdasarkan bidang keahlian

7. Mengembangkan soft-technology bidang manajemen mutu berdasarkan hasil penelitian 8. Melakukan perbaikan (improvement) Keltian

Identifikasi indikator input dan output Produktivitas

(9)

Tabel 1. Indikator Output Produktivitas

Tugas Kelompok Penelitian output Indikator Output

Produktivitas Ukuran media publikasi yang telah ditetapkan

Publikasi KTI pada: 1). jurnal internasional terindeks scopus, 2). jurnal internasional selain terindeks scopus, 3). jurnal nasional terakreditasi, 4). jurnal nasional tidak terakreditasi, 5). prosiding internasional, dan 6). prosiding nasional.

Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi

KTI AK konferensi dan pertemuan ilmiah

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti Kali

5. Mempublikasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum

Artikel semi popular Jumlah edisi QMM yang diterbitkan Edisi

Majalah ilmiah Jumlah edisi QMR yang diterbitkan Edisi 6. Memberikan

(metode/toolkit/sistem) Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) Buah

8. Melakukan perbaikan

(10)

Tabel 2. Rasio Produktivitas Kelompok Penelitian

No Rasio Produktivitas Input Output

1 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap jumlah SDM Jumlah SDM Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi KTI

2 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi KTI

3 Produktivitas publikasi ilmiah terhadap jumlah anggaran Jumlah anggaran Jumlah perolehan angka kredit dari publikasi KTI

4 Produktivitas konferensi dan pertemuan ilmiah keikutsertaan dalam

terhadap jumlah SDM Jumlah SDM

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

5 Produktivitas konferensi dan pertemuan ilmiah keikutsertaan dalam

terhadap waktu kerja Waktu Kerja

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

6 Produktivitas konferensi dan pertemuan ilmiah keikutsertaan dalam terhadap jumlah anggaran

Jumlah anggaran

Jumlah konferensi dan pertemuan ilmiah yang diikuti

7 Produktivitas Penerbitan edisi QMM terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah edisi QMM yang diterbitkan

8 Produktivitas Penerbitan edisi QMM terhadap jumlah anggaran Jumlah anggaran Jumlah edisi QMM yang diterbitkan

9 Produktivitas Penerbitan edisi QMR terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah edisi QMR yang diterbitkan

10 Produktivitas Penerbitan edisi QMR terhadap jumlah anggaran Jumlah anggaran Jumlah edisi QMR yang diterbitkan

11 Produktivitas memberikan pengajaran, narasumber keikutsertaan dalam

dan bimbingan terhadap jumlah SDM Jumlah SDM

Jumlah pengajaran, narasumber dan bimbingan yang dilakukan

12 Produktivitas memberikan pengajaran, narasumber keikutsertaan dalam

dan bimbingan terhadap waktu kerja Waktu Kerja

Jumlah pengajaran, narasumber dan bimbingan yang dilakukan

13 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap jumlah SDM Jumlah SDM Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

14 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap waktu kerja Waktu Kerja Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

15 Produktivitas dalam menghasilkan Soft technology terhadap jumlah anggaran Jumlah anggaran Jumlah soft technology (metode/toolkit/sistem) yang dihasilkan

16 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian

terhadap jumlah SDM Jumlah SDM

Jumlah improvement

(11)

17 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian

terhadap waktu kerja Waktu Kerja

Jumlah improvement

(metode/toolkit/sistem) yang digunakan oleh internal

18 Produktivitas dalam menghasilkan improvement untuk internal Keltian

terhadap jumlah anggaran

Perumusan Model Pengukuran Indeks Produktivitas Kelompok Penelitian

Setelah rasio produktivitas ditetapkan, kemudian langkah selanjutnya adalah perumusan model pengukuran indeks produktivitas Kelompok Penelitian. Model pengukuran indeks produktivitas Kelompok Penelitian dijelaskan sebagai berikut:

𝐼𝑃𝑡 = 𝑆𝑅1,𝑡𝑊1+ 𝑆𝑅2,𝑡𝑊2+ ⋯ + 𝑆𝑅18,𝑡𝑊18

Dimana IP merupakan Indeks Produktivitas pada periode t. SR merupakan Score Rasio. Score raiso merupakan prosentase Rasio produktivitas capaian dengan Rasio produktivitas target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Keltian (𝑆𝑅 =𝑅𝑇𝑅 𝑥 100%, dimana SR Score

Rasio, R Rasio capaian, RT Rasio Target) dan W merupakan bobot Rasio produktivitas.

Pembahasan

(12)

Untuk mengetahui tingkat produktivitas Keltian, dibutuhkan sebuah rumus atau matrik pengukuran yang mengcover 18 rasio produktivitas yang telah diidentifikasi. Matrik pengukuran produktivitas Keltian MM pada poin 4 pada sub judul Hasil dan Pembahasan. Dalam matrik tersebut, nilai indeks produktivitas dipengaruhi oleh Score Rasio (Rasio capaian dan Rasio target) dan bobot pada setiap rasio.

Sebelum melakukan pengukuran, Keltian MM melakukan pembobotan terhadap 18 rasio produktivitas tersebut dimana nilai bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing rasio. Pembobotan rasio produktivitas dapat ditentukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) atau melakukan Focus Group Discussion (FGD)

dengan personel Kelompok Penelitian. Selain pembobotan terhadap rasio produktivitas, Keltian juga perlu untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh Keltian MM pada setiap rasio produktivitas. Hal tersebut diperlukan untuk melakukan perbandingan antara nilai yang dicapai oleh Keltian MM dengan nilai yang diinginkan atau ditargetkan.

(13)

KESIMPULAN

Pengukuran dan monitoring produktivitas merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam upaya meningkatan produktivitas dan kinerja organisasi. Agar dapat menggambarkan kondisi organisasi dengan tepat, pengukuran produktivitas harus sesuai dengan kondisi organisasi. Lebih lanjut, matrik yang digunakan dalam pengukuran produktivitas juga harus tepat dan sesuai. Dalam kaitan dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem pengukuran produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu Pusat Penelitian X. Sistem tersebut dikembangkan berdasarkan analisis terhadap tugas-tugas Kelompok Penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa produktivitas Keltian MM dibentuk dan dipengaruhi oleh 18 rasio produktivitas. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan sebuah matrik pengukuran produktivitas Kelompok Penelitian Manajemen Mutu. Dimana dalam matrik tersebut, besarnya indeks produktivitas Keltian MM dipengaruhi oleh nilai rasio produktivitas yang dicapai, nilai rasio produktivitas yang ditargetkan dan nilai bobot pada setiap rasio.

DAFTAR PUSTAKA

Andersson, C., dan Bellgran, M., 2015, On the complexity of using performance measures: Enhancing sustained production improvement capability by combining OEE and productivity, Journal of Manufacturing Systems, Vol. 35, Hal.144–154.

Diewert, E., and Nakamura, A. O., 2005, Concepts and Measures of Productivity: An Introduction, Forthcoming as Chapter 2 in Lipsey and Nakamura (eds.), Services Industries and the Knowledge Based Economy, University of Calgary Press.

karlsson, M., dkk, 2004, Measuring R&D productivity: complementing the picture by focusing on research activities, Technovation, Vol. 24, Hal. 179–186

Lieberaman, M. B., dan Kang, J., 2008, How to measure company productivity using value-added: A focus on Pohang Steel (POSCO), Asia Pacific Journal Manage, Vol.25, Hal.209–224

LIPI, 2014, Peraturan Kepala LIPI No.2 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Jabatan Funsional Peneliti, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta.

Pekuri, A., dkk, 2011, Productivity and Performance Management – Managerial Practices in the Construction Industry, International Journal of Performance Measurement, Vol. 1, Hal.39-58. Sudit, E. F., 1995, Productivity measurement in industrial operations, European Journal of

(14)

Tangen, S., 2002, Understanding the concept of productivity, Proceedings of the 7th Asia Pacific Industrial Engineering and Management Systems Conference (APIEMS2002).

Teng, H. S. S., 2013, Qualitative productivity analysis: does a non-financial measurement model exist?, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 63, No. 2, Hal. 250-256

Wazed, MA and Ahmed S, 2008, Multifactor Productivity Measurements Model (MFPMM) as Effectual Performance Measures in Manufacturing, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. 2 No. 4, Hal. 987-996.

Wong, G., 2015, Handbook for SME productivity Measurement and analysis for NPO’s, Asian

Gambar

Gambar 1. Metode Penelitian
Tabel 1. Indikator Output Produktivitas
Tabel 2. Rasio Produktivitas Kelompok Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi marketing komunikasi yang digunakan dalam menyelenggarakan pameran mesin jahit juki yaitu untuk mempublikasikan

Audiometri adalah teknik untuk mengidentifikasi dan menentukan ambang pendengaran seseorang dengan mengukur sensitivitas pendengarannya menggunakan alat

ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia

Berdasarkan hasil pengamatan uji kestabilan fisik sediaan pasta gigi ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) sebelum dan sesudah penyimpanan

Sebagai rumah sakit negeri kelas B, RSU Dr.R.Soedjati Soemodiardjo memiliki visi misi sebagai rumah sakit pilihan keluarga, yang berusaha menyelenggarakan pelayanan

Penelitian ini mengembangkan penelitian dari Sudarwadi, (2015) dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap

Jadi ilmu ekonomi membahas aktivitas yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang langka untuk kegiatan produksi untuk memproduksi barang dan jasa; ekonomi juga

budaya organisasi (X) dan kinerja widyaiswara (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor budaya organisasi (X) sebesar