• Tidak ada hasil yang ditemukan

HPI 14 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HPI 14 Recent site activity teeffendi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Gambaran Umum

Salah satu bagian yang paling penting dalam proses penegakan hukum dalam hukum pidana internasional adalah adanya kerjasama internasional antar negara yang diwujudkan dalam bentuk perjanjian

internasional. Hal ini sejalan dengan tujuan PBB dalam rangka menciptakan keadaan dalam suasana yang adil dan menghormati kewajiban-kewajiban internasional yang timbul dengan adanya perjanjian antar negara tersebut.

(3)

Perjanjian Internasional

Negara melakukan kegiatan-kegiatan yang beragam dengan menggunakan perjanjian sebagai alat untuk

mendasari kegiatan tersebut. Dengan adanya perjanjian dan bentuk kerjasama internasional lainnya tersebut

telah merupakan kenyataan yang tercatat dalam sejarah. Perjanjian telah menjadi kebiasaan bagi

negarawan untuk menggunakan aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan yang bersifat kontraktual

antara individu-individu secara tersendiri dalam

(4)

Perjanjian Internasional (lanjutan)

Objek perjanjian internasional sebagai implementasi dari

kerjasama internasional tidak ada batasnya karena menyangkut masalah-masalah politik, ekonomi perdagangan, sosial,

kebudayaan dan berbagai persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bentuk perjanjian juga beraneka ragam, mulai dari perjanjian tentang persekutuan militer, pengaturan pelucutan senjata, perilaku peperangan, menyatakan perdamaian, penyelesaian sengketa perbatasan, hubungan diplomatik dan konsuler,

pelayaran, penerbangan, sampai dengan ekstradisi dan

(5)

Perjanjian Internasional (lanjutan)

Bassiouni dalam merumuskan 22 (dua puluh dua) jenis tindak pidana internasional memasukkan unsur

kerjasama internasional sebagai salah satu elemen (elemen kepentingan/ necessity) dalam tindak pidana internasional. Dengan demikian unsur kerjasama

(6)

Bentuk Kerjasama Internasional

Konvensi Palermo 2000 tentang Transnational Organized Crime (TOC) memberikan beberapa pilihan dalam

kerjasama internasional sebagai upaya penegakan hukum pidana internasional, diantaranya adalah:

1. Ekstradisi;

2. Bantuan timbal balik dalam masalah pidana (mutual legal assistance in criminal matters);

3. Transfer terpidana (Transfer sentences persons); 4. Transfer proses pemeriksaan pidana (Transfer of

(7)

Bentuk Kerjasama Internasional

(lanjutan)

Selain ditentukan di dalam Konvensi Palermo 2000 terdapat bentuk-bentuk lain dari kerjasama internasional dalam rangka penegakan hukum pidana internasional, diantaranya adalah: 1. Harmonisasi hukum;

2. Pertukaran informasi (exchange of information/ intelligence sharing);

3. Joint investigation;

4. Law enforcement cooperation;

5. Training and technical assistance; 6. Joint task force;

(8)

Ekstradisi

Perjanjian ekstradisi merupakan salah satu bentuk kerjasama internasional tertua dalam sejarah hukum

internasional, dimulai sejak zaman Hamurabi pada abad ke 15. (Romli Atmasasmita, 2004: 133)

Istilah ekstradisi berasal dari bahasa Latin, Extradere atau menyerahkan. Secara etimologis, kalimat ekstradisi

berasal dari dua suku kata, yaitu extra dan tradition,

ekstradisi artinya suatu konsep hukum yang berlawanan dengan tradisi yang telah berabad-abad dipraktikan antar bangsa-bangsa.

(9)

Ekstradisi (lanjutan)

Ekstradisi juga bisa diartikan sebagai penyerahan yang dilakukan secara formal, baik berdasarkan atas perjanjian ekstradisi yang sudah ada sebelumnya ataupun berdasarkan hubungan baik

secara timbal balik, atas seseorang yang diduga telah melakukan tindak pidana atau atas seseorang yang telah dijatuhi pidana

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas kejahatan yang telah dilakukannya, oleh negara tempatnya berada kepada negara yang memiliki yurisdiksi untuk mengadili atau

menghukumnya, atas permintaan dari negara yang memiliki yurisdiksi kepada negara tempat orang yang bersangkutan

(10)

Ekstradisi (lanjutan)

Di Indonesia, menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1979, ekstradisi diartikan sebagai penyerahan oleh

sesuatu negara kepada negara yang meminta

penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana karena melakukan suatu kejahatan di luar wilayah negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi wilayah negara yang meminta penyerahan tersebut karena berwenang untuk mengadili dan

mempidananya.

(11)

Ekstradisi (lanjutan)

Perkembangan hukum ekstradisi terutama sangat pesat di

kawasan negara-negara Amerika Latin melaui Konferensi Negara-Negara Amerika I mengenai Hukum Internasional Privat di

Montevideo tanggal 23 Januari 1889 yang kemudian berhasil merinci suatu perjanjian tentang Hukum Pidana Internasional dimana dalam Bab III dan IV berisi mengenai ekstradisi yang

kemudian direvisi pada tanggal 10 Maret 1940 di kota yang sama dalam konferensi II. Negara-negara Eropa mengesahkan

(12)

Kelemahan Ekstradisi

Kelemahan-kelemahan ekstradisi antara lain:

• Persyaratan materiilnya terlalu banyak dan jika salah satu tidak terpenuhi, maka ekstradisi tidak dapat dilakukan;

• Prosedur dan mekanismenya yang terlalu panjang, birokratis, yaitu melalui saluran diplomatik mengingat masalah ekstadisi adalah masalah antar negara;

• Konsekuensi dari kelemahan pertama dan kedua di atas,

dibutuhkan tenaga, biaya dan fikiran yang cukup besar terutama karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi;

• Dalam beberapa hal, ekstradisi sangat dipengaruhi oleh faktor politik-subjektif masing-masing negara

(13)

Prinsip Dasar Ekstradisi

Ekstradisi sebagai suatu pranata yang penting dalam hukum internasional memiliki sumber hukum yang pada hakekatnya merupakan aturan-aturan hukum kebiasaan yang sudah baku dan diterima oleh

masyarakat internasional sebagai prinsip-prinsip umum ekstradisi. Ekstradisi memiliki prinsip-prinsip umum

antara lain prinsip kejahatan ganda; prinsip

kekhususan; prinsip tidak menyerahkan pelaku

kejahatan politik; prinsip tidak menyerahkan warga

(14)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip kejahatan ganda

Menurut prinsip ini, kejahatan yang dijadikan sebagai alasan untuk meminta ekstradisi atas orang yang diminta, haruslah merupakan kejahatan baik menurut hukum negara peminta maupun menurut hukum negara diminta

• Prinsip kekhususan

Apabila orang yang diminta telah diserahkan, negara peminta hanya boleh mengadili dan atau menghukum orang yang

(15)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip Tidak Menyerahkan Pelaku Kejahatan Politik (Non extradition of political criminal);

Jika negara diminta berpendapat, bahwa kejahatan yang

dijadikan sebagai alasan untuk meminta ekstradisi oleh negara peminta adalah tergolong sebagai kejahatan politik, maka

negara diminta harus menolak permintaan tersebut. Prinsip ini merupakan prinsip yang sangat penting di dalam hukum internasional. Hampir semua negara menolak untuk

(16)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip Tidak Menyerahkan Warga Negara (Non extradition of nationals);

Setiap warga negara berhak untuk mendapat perlindungan dari negaranya jika berada di wilayah negara lain, berhak untuk mendapatkan pelayanan publik yang sama dengan warga negara lainnya dan lain sebagainya. Dalam

(17)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip Timbal Balik (Principle of Reciprocity);

Di beberapa literatur, prinsip timbal balik diragukan sebagai suatu prinsip umum dalam esktradisi. Pada dasarnya,

prinsip ini merupakan prinsip hukum internasional yang tidak tertulis dimana inti dari prinsip ini adalah jaminan bahwa kedua pihak dalam perjanjian (dalam hal ini adalah ekstradisi) memiliki kewajiban yang sama dalam

melaksanakan perjanjian. Prinsip ini diterapkan di beberapa negara Eropa seperti Jerman, Perancis, Austria, Belgia dan Swiss.

(18)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip Ne bis in idem;

Jika kejahatan yang dijadikan alasan untuk meminta ekstradisi atas orang yang diminta ternyata sudah diadili dan atau dijatuhi hukuman yang telah

(19)

Prinsip Dasar Ekstradisi (lanjutan)

• Prinsip Daluwarsa

Tujuan pengaturan prinsip daluwarsa dalam

perjanjian ekstradisi adalah untuk memberikan

(20)

Karakter Ekstradisi

Ekstradisi sebagai suatu kewajiban negara;

Ekstradisi tanpa perjanjian;

Ekstradisi dengan perjanjian bilateral;

(21)

Mutual Legal Assistance

Terdapat beberapa lingkup permintaan bantuan timbal balik dalam masalah pidana yang antara lain:

• Permintaan bantuan sering ditujukan untuk memperoleh bukti-bukti atau pernyataan dari seseorang;

• Penyediaan dokumen-dokumen untuk kepentingan peradilan;

• Melaksanakan penggeledahan dan penangkapan dan pemblokiran rekening seseorang;

• Memeriksa objek dan tempat lokasi;

• Identifikasi atau menjejaki hasil kejahatan atau harta kekayaan seseorang;

(22)

Transfer Sentenced Persons

Bentuk kerjasama ini adalah bentuk terbaru dari kerjasama internasional berkaitan dengan hukum pidana internasional. Perbedaan antara bentuk

kerjasama ini dengan ekstradisi adalah, jika ektradisi merupakan penyerahan terdakwa ke negara peminta ekstradisi, maka dalam perjanjian TSP, yang diserahkan adalah terpidana atau seseorang yang telah dijatuhi

hukuman di negara tertentu. Pada umumnya TSP ini berkaitan dengan Transfer of criminal proceedings

(23)

Transfer of Criminal Proceedings

Seperti halnya TSP, TCP juga merupakan bentuk

kerjasama baru dalam hukum pidana internasional. Mengenai hal ini merupakan hal baru dalam sistem

peradilan pidana Indonesia, mengingat KUHAP sebagai ketentuan mengenai hukum acara pidana tidak

mengenal adanya kerjasama dalam prosedur hukum acara pidana dengan negara lain. Perlu adanya

(24)

Daftar Referensi

• I Wayan Parthiana, Ekstradisi dalam Hukum Internasional Modern, 2009

• Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana

Internasional Bagian II, Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2004

• _______, Hukum Tentang Ekstradisi, 2010

• Sumaryo Suryokusumo, Hukum Pidana Internasional (Ekstradisi), 2010

Referensi

Dokumen terkait

Sikap adalah kecenderungan berperilaku yang didasarkan pada komponen kognitif (yang berisi pengetahuan seseorang terhadap objek sikap), komponen afektif (yang

Dengan bekal yang diberikan oleh orang tua mereka, kelak anak-anak Datu Wani akan menjadi seorang yang pemberani

Meskipun orang yang memiliki tipe introvert ini sangat tertutup dan mungkin tidak mudah terbuka pada orang lain, tetapi ada 5 alasan Anda harus bangga menjadi seorang introvert?.

Akan tetapi, apabila peralihan agama dalam suatu perkawinan, tetapi dalam hubungan perkawinan mereka tidak menimbulkan perselisihan dan pertengkaran, dengan kata

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan ke enam subyek faktor penghambat yang muncul dalam kegiatan terapi adalah resistensi berupa anak tidak fokus,

Istri Ning Mundul tidak menyadari adanya keributan di rumah warga kampung lain dan tidak mengetahui kedatangan kawanan perompak di kampung mereka?. Kapten perompak tertarik dengan

keperilakuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi data-data akuntansi serta pengambilan keputusan usaha/ bisnis , juga

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two stay- Two stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V MIN Mergayu Bandung Tulungagung.. Tulungagung: