1 towards the growth and development phsik (fine and coarse motor coordination), intelligence (thinking power, emotional intelligence, spiritual intelligence), social emotional (attitude and behavior and religion) language and communication in accordance with the uniqueness and stages of development through which young children form the characteristics of emotional social development. Characteristics of a child can form by itself when the child is interacting with the environment and when playing with his friend. Social development is the achievement of maturity in social relationships. Social development can also be interpreted as a learning process to adapt to group norms, morals and traditions; merge into one unity and communicate with each other and work together. Emotion is a feeling or an effec- tion that involves a mixture of visible physiological and behavioral turmoil. Early childhood emotional development is important, even more important than cognitive development. From. From the above background can be taken some formulation of the problem, the first characteristic of emotional social development of early childhood. Second what is the meaning of social development of early childhood ?, third understanding of emotional development of early child ?. The purpose of this study is to find out what are the characteristics of emotional social development of early childhood, the second understanding of early childhood social development, and third to know the understanding of early childhood emotional development. Characteristics of early childhood development is a characteristic that is owned by a child as a differentiator with other children, a characteristic can be called the uniqueness of a child who was formed from an early age accompanied by developments. That includes unique, egocentric and curiosity. social development of children is the development of maturity in social relationships starting from the nature of egosentrik, individual, towards communal interactive. Emotional development of early childhood is a feeling that a child has since birth that includes the fear of shame, worry, anger, jealousy, and curiosity.
Keywords: Characteristics, Social, Emotional.
Abstrak
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaran Pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fsik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, kecerdasan emosi, kecerdasan
2
spritual), sosial emosional (sikap dan prilaku serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini untuk membentuk karakteristik perkembangan sosial emosional. Karakteristik seorang anak dapat terbentuk dengan sendirinya ketika anak sedang berinteraksi dengan lingkungan dan ketika bermain dengan temannya. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Emosi merupakan perasaan atau efeksi yang melibatkan perpaduan antara gejolak fisiologis dan perilaku yang terlihat. Perkembangan emosional anak usia dini merupakan sesuatu yang penting, bahkan lebih penting dari sekedar perkembangan kognitif. Dari. Dari latar belakang diatas dapat di ambil beberapa rumusan masalah, pertama karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini?. Kedua apa pengertian perkembangan sosial anak usia dini?, ketiga pengertian perkembangan emosi anak usia dini?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini, Kedua pengertian perkembangan sosial anak usia dini, dan ketiga untuk mengetahui pengertian perkembangan emosi anak usia dini. Karakteristik perkembangan anak usia dini adalah ciri yang khas yang dimiliki oleh seorang anak sebagai pembeda dengan anak yang lainnya, karakteristik bisa disebut keunikan yang dimiliki seorang anak yang terbentuk sejak usia dini disertai perkembangan-perkembangan. Yang meliputi unik, egosentris dan rasa ingin tahu. perkembangan sosial anak adalah perkembangaan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial yang dimulai dari sifat sifat egosentrik, individual, ke arah interaktif komunal. perkembangan emosional anak usia dini adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang anak sejak lahir yang meliputi rasa takut malu khawatir, cemas, marah, cemburu, dan rasa ingin tahu.
Kata kunci: Karakteristik, Sosial, Emosional.
Pendahuluan
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjadi suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Menurut NAEYC anak berada pada
rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai
aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaran Pendidikan
yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fsik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, kecerdasan emosi, kecerdasan
spritual), sosial emosional (sikap dan prilaku serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Contohnya, ketika
menyelenggarakan pendidikan seperti kelompok bermain (KB). Taman kanan-kanak (TK) atau RA
3
karakter sosial emosionl anak. Karakteristik seorang anak dapat terbentuk dengan sendirinya
ketika anak sedang berinteraksi dengan lingkungan dan ketika bermain dengan temannya.
Ada yang memandang anak sebagai makhluk yang sudah terbentuk oleh bawaannya,
atau memandang anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Ada ahli lain yang
menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, dan ada pula yang memandang anak sebagai
individu yang berbeda total dari orang dewasa. Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan
psikologi memandang periode usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat
penanganan sedini mungkin.
Emosi pada masa awal kanak-kanak sangat kuat. Perkembangan emosi ini mencolok
pada anak usia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh
kematangan dan belajar.2
perkembangan sosial adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman, baik dalam hal emosi, kepribadian, maupun
hubungan interpersonal yang diterima dari lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
memberikan fasilitas dan arena bermain pada anak untuk pelaksanaan realisasi diri. Seorang anak
yang berdiri sendiri, terpisah secara total dari masyarakat dan dari pengaruh kulturil orang dewasa,
tidak mungkin jadi anak normal. Tanpa bantuan orang dewasa, anak akan mati. Tanpa bantuan
manusia lain, anak tidak mungkin mencapai taraf kemanusiaan yang normal.3
Dari latar belakang diatas dapat di ambil beberapa rumusan masalah, pertama
karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini?. Kedua apa pengertian
perkembangan sosial anak usia dini?, ketiga pengertian perkembangan emosi anak usia dini?,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja karakteristik perkembangan sosial
emosional anak usia dini, Kedua pengertian perkembangan sosial anak usia dini, dan ketiga untuk
4
mengetahui pengertian perkembangan emosi anak usia dini. Adapun manfaat dari penelitian ini
yaitu diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih tentang karakteristik perkembangan sosial
emosional anak usia dini, dan untuk menambah pengetahuan supaya bisa diterapkan dan
dikembangkan dibnagku kuliah. dan tugas sebagai bahan untuk perbandingan pembaca yang akan
melakukan penelitian khususnya tentang karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia
dini taman kanak-kanak.
Pembahasan
Karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini
Definisi karakteristik adalah fitur pembeda dari seseorang atau sesuatu. Karakteristik
didefinisikan sebagai kualitas atau sifat. Contoh dari karakteristik adalah kecerdasan. Karakteristik
adalah kualitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang. Anak usia dini mempunyai karakteristik
umum sebagai berikut:
1. Unik, Artinya setiap anak tidak ada yang sama antara satu dan lainnya.
2. Egosentris,Anak akan melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
3. Aktif, Anak usia dini sangat lazim jika melakukan banyak aktivitas dan terlihat
bersemangat, namun waspadai ciri – ciri anak hiperaktif jika anak sama sekali tidak bisa
tenang.
4. Rasa Ingin Tahu,Anak usia dini ini mempunyai rasa ingin tahu yang kuat terhadap segala
hal yang membuatnya antusias, namun mempunyai rentang fokus yang pendek.
5. Eksploratif,Anak usia dini biasanya senang menjelajah dan mencoba berbagai hal baru.
6. Spontan, Anak menampilkan perilaku yang tidak ditutupi sebagai cermin dari apa yang
dirasakannya pada saat itu. Sehingga terkadang kurang mempertimbangkan akibat dari
5
7. Imajinatif, Anak menyenangi hal – hal yang sifatnya berkaitan dengan fantasi atau
khayalan.4
Adapun karakateristik anak usia prasekolah menurut tahapan perkembangan erikson
adalah :
1. Inisiatif vs rasa Bersalah, Pada masa ini anak dengan segala kecakapannya anak mulai
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu
terhadap segala hal yang dilihatnya. Mereka mencoba melakukan beberapa kegiatan,
tetapi karena kemampuan anak tersebut terbatas adakalanya ia mengalami kegagalan,
dan kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan anak memiliki perasaan bersalah, dan
untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat. Akan tetapi bila anak-anak
pada masa ini bila mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa
bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri.
2. Cenderung Bersifat Egoentris, Seorang anak yang egosentris naïf memandang dunia luar
dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri,
dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.
3. Sosial Yang Primitif (belum bisa berempati dengan lingkungan sekitar), Relasi sosial yang
primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan
anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan
sosial sekitarnya. Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan
kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat
terhadap benda-benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata
lain anak membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri.
6
4. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan, Dunia lahiriah dan batiniah
anak belum dapat dipisahkan, anak belum dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan
batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap sesuatu
dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur baik dalam mimik,
tingkah laku maupun bahasanya. Anak tidak dapat berbohong atau bertingkah laku
pura-pura, anak mengekspresikannya secara terbuka. Contoh “Balgis seorang anak berusia 5
tahun sedang bermain dengan temannya, tiba-tiba temannya berbuat licik dan Balgis
menangis. Balgis menangis tidak hanya mengeluarkan air mata namun juga
mengeluarkan suara yang keras, dan anggota tubuhnya berguncang-guncang digerakkan
oleh suasana hati yang tidak menyenangkan”.
5. Sikap hidup yang fisiognomis, Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya
secara langsung anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap
apa yang dihayatinya.
6. Rasa Ingin Tahu Yang Besar, Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru.
Reaksi terhadap rasa ingin tahu itu adalah dengan penjelajahan sensorimotor maupun
verbal dengan cara bertanya.
7. Suka Meniru, yaitu agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang
yang sangat di kagumi. Anak suka meniru adalah bagus karena baik untuk perkembangan
kognitifnya. Pada masa ini anak suka meniru apa saja dari apa yang ia lihat, didengar dan
dirasakan tanpa mengerti apakah perilaku tersebut berpengaruh baik atau buruk bagi
dirinya.
8. Adanya perasaan ingin bersaing, Bersaing yaitu keinginan untuk mengungguli dan
mengalahkan orang lain. Persaingan biasanya sudah tampak pada usia empat tahun.
7
cantik, paling berani, paling trampil, dan sebagainya sehingga tak jarang akhirnya
berujung pertengkaran, permusuhan, sikap tidak mau mengalah, iri terhadap kelebihan
orang lain, dan lain-lain sehingga hal ini sering dinilai perilaku yang buruk oleh orang tua.
Sehingga orang tua akan bersikap tidak bijaksana terhadap anak seperti melarang atau
memarahi anak setiap kali ia menunjukkan sikap bersaing. Padahal sikap ini akan
berdampak buruk pada anak, yaitu hilangnya kesempatan untuk mengenal dirinya sendiri,
kehilangan daya juang dan kesempatan untuk berlatih menjadi pribadi yang tangguh,
mandiri dan percaya diri.5
Menurut pendapat saya karakteristik perkembangan anak usia dini adalah ciri yang khas
yang dimiliki oleh seorang anak sebagai pembeda dengan anak yang lainnya, karakteristik bisa
disebut keunikan yang dimiliki seorang anak yang terbentuk sejak usia dini disertai
perkembangan-perkembangan.
Perkembangan sosial anak usia dini
Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai perasaan yang tumbuh pada
seseorang dan mengakibatkan perubahan jangka panjang, pola berfikir, hubungan sosial, dan skil
motorik. Seifert dan Hoffnung melibatkan beberapa unsur dalam perkembangan. Pada anak,
perkembangan mengakibatkan perubahan pada kematangan tingkat berfikir, interaksi sosial, dan
semakin matangnya fungsi motorik.6
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang
dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di
masyarakat.
5 Samsul yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung : Rosda karya, 2000). hlm 20.
6Paul Mussen Henry, Perkembangan Anak dan Kepribadian Anak. (Jakarta.PT Gelora Aksara
8
Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir,
dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu
lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini
membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.
Jadi perkembangan sosial anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak
dilihat dari berbagai aspek, antaralain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan psikososial
(bagaimana anak berinteraksi dengan lingkingan).7
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia di lahirkan belum bersifat sosial, dalan
artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di
lingkungannya. Perkembangan sosial merupakan perkembangan yang melibatkan hubungan
maupun interaksi dengan orang lain. Perkembangan sosial anak dimulai semenjak lahir.
Perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentrik, individual, ke arah interaktif komunal.
Pada mulanya anal bersifat egosentrik, hanya dapat memdang dari satu sisi, yaitu diri sendiri.8
Menurut pendapat saya perkembangan sosial anak adalah perkembangaan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial yang dimulai dari sifat sifat egosentrik, individual, ke arah
interaktif komunal. Yang bisa diterapkan dalam kehidupan sosial anak untuk bisa melihat
9
perkembangan kematangan anak dalam menjalin hubungan sosial di masyarakat ataupun ketika
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Perkembangan emosional anak usia dini
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan emosi
adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan
reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, dan kecintaan.
Sedangkan emosional dalam buku yang sama artinya menyentuh perasaan atau mengharukan.
Sejak usia dini bahkan sejak lahir, anak – anak akan berkembang dalam banyak cara.
Antara lain dalam bidang fisik, kognitif, sosial dan emosional. Untuk aspek emosional, reaksi anak
terhadap berbagai perasaan berbeda yang mereka alami setiap hari kelak akan membawa
pengaruh yang besar terhadap cara mereka mengambil keputusan, tingkah laku mereka,
bagaimana cara mereka menghadapi hidup serta menikmati kehidupan sebagai seorang yang
dewasa kelak dan selama perkembangan usianya.9
Emosi merupakan perasaan atau efeksi yang melibatkan perpaduan antara gejolak
fisiologis dan perilaku yang terlihat. Perkembangan emosional anak usia dini merupakan sesuatu
yang penting, bahkan lebih penting dari sekedar perkembangan kognitif. Para pakar telah meyakini
bahwa IQ (kecerdasan otak) ternyata hanya memberi kontribusi 20%, sedangkan yang lainnya
adalah kecerdasan emosional (EQ), menurut Goleman kecerdasan intelektual tak dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.10
Perkembangan emosi adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang anak baik itu
perasaan senang maupun sedih. Perkembangan emosi pada diri seorang anak akan muncul
manakala ia mengalami interaksi dengan lingkungan. Pada anak usia dini, ungkapan perasaan ini
9 Ali Nugraha dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, (Universitas Terbuka, Jakarta, 2008),
hlm. 33.
10
ditunjukkan melalui berbagai respon yang dapat dilakukannya. Seperti seorang anak yang
meminta sesuatu permainan, tapi tidak segera dipenuhi, perasaan anak akan sedih atau menangis
sekuat tenaga.11
Secara umum, pola perkembangan emosi anak usia dini meliputi sembilan aspek yaitu:
1. Rasa takut,
2. Rasa malu,
3. Rasa hawatir,
4. Rasa cemas,
5. Rasa marah
6. Rasa cemburu,
7. Rasa duka cita,
8. Rasa ingin tahu,
9. Rasa gembira.12
Menurut pendapat saya perkembangan emosional anak usia dini adalah suatu perasaan
yang dimiliki oleh seorang anak sejak lahir yang meliputi rasa takut malu khawatir, cemas, marah,
cemburu, dan rasa ingin tahu. Perkembangan emosional anak akan muncul ketika seorang anak
melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Kesimpulan
Karakteristik perkembangan anak usia dini adalah ciri yang khas yang dimiliki oleh
seorang anak sebagai pembeda dengan anak yang lainnya, karakteristik bisa disebut keunikan
yang dimiliki seorang anak yang terbentuk sejak usia dini disertai perkembangan-perkembangan.
Yang meliputi unik, egosentris dan rasa ingin tahu. perkembangan sosial anak adalah
11 Muhammad Falillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogyakarta : Ar-Ruzz media, 2012). Hlm. 43-44
12 Ali Nugraha dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, (Universitas Terbuka, Jakarta,
11
perkembangaan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial yang dimulai dari sifat sifat
egosentrik, individual, ke arah interaktif komunal. Yang bisa diterapkan dalam kehidupan sosial
anak untuk bisa melihat perkembangan kematangan anak dalam menjalin hubungan sosial di
masyarakat ataupun ketika berinteraksi dengan teman sebayanya. perkembangan emosional anak
usia dini adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang anak sejak lahir yang meliputi rasa takut
malu khawatir, cemas, marah, cemburu, dan rasa ingin tahu. Perkembangan emosional anak akan
muncul ketika seorang anak melakukan interaksi dengan lingkungannya. Jadi karakteristik
perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah ciri khas yang dimiliki oleh anak dan
terbentuk dengan sendirinya ketika sejak usia dini disertai perkembangan kematangan anak dalam
menjalin hubungan sosial.
Daftar Pustaka
Fadillah, Muhammad, Desain Pembelajaran PAUD,Yogyakarta : Ar-Ruzz media, 2012.
Henry Paul Mussen, Perkembangan Anak dan Kepribadian Anak. Jakarta.PT Gelora Aksara
Pratama.1984
Hildayani Rini. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Muhsid, Belajar dan Pembelajaran PAUD Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Mursid, Pengambangan Pembelajaran PAUD Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.
Nugraha, Ali dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008.
Setiono, Kusdwiratri. Psikologi Perkembangan Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.
Sophia, Hartati, Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, 2005.