• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN INTELEKTUAL a (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL BELAJAR KETERAMPILAN INTELEKTUAL a (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

INTELEKTUAL & STRATEGI

KOGNITIF YANG JARANG DIUKUR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen :

Dr. Acep Supriadi, M.Pd, M.AP.

M. Dani Wahyudi, M.Pd

OLEH :

ANDYA AGISA

[1610112220003]

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

(2)

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN INTELEKTUAL & STRATEGI

KOGNITIF YANG JARANG DIUKUR

A. Keterampilan Intelektual

Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan keterampilan intelektual untuk mengembangkan suatu eksplanasi. Keterampilan intelektual adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran, pengetahuan bersumber dari materi subyek.

Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang yang meliputi, deskripsi, klasifikasi, definisi, komparasi, analogi, eksemplifikasi, sebab akibat, proses dan analisis, serta pemecahan masalah.

B. Strategi Kognitif

Strategi Kognitif ialah kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan (Gagne, 1974).

Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berpikir seseorang itu unik, yang disebut sebagai executive control (kontrol tingkat tinggi). Strategi kognitif tidak berhubungan dengan materi bidang ilmu tertentu, karena merupakan keterampilan berpikir mahasiswa secara internal dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu.

C. Keterampilan Intelektual dan Strategi Kognitif

(3)

Jika mahasiswa menghadapi suatu masalah baru, diharapkan mahasiswa dapat menanganinya dengan mempergunakan informasi dan fakta-fakta, serta keterampilan intelektual yang pernah dipelajarinya. Namun, belum mencukupi, karena mahasiswa perlu mempunyai strategi untuk dapat menangani masalah baru tersebut. Diharapkan, mahasiswa akan dapat memilih cara penanganan masalah yang tepat dari berbagai strategi alternatif. Keunikan dan kebenaran proses berpikir mahasiswa ditentukan oleh ketepatan pemilihan strategi untuk menangani masalah baru tersebut.

1) Akademik

Fakta

Konsep

Prinsip

Prosedur

Kemampuan akademik merupakan kemampuan dan kemahiran seseorang dalam bidang akademik. Bidang akademik ini meliputi segala ilmu pengetahuan yang ada di dalam pendidikan formal, dalam kalimat mudahnya adalah berbagai subjek mata pelajaran yang ada pada pendidikan formal.

Kemampuan akademik ini mengarah pada kemampuan IQ (intelligence Quotient) yang dimiliki masing-masing orang.

Penguasaan pengetahuan dapat diklasaifikasikan dalam beberapa level. Tingkat pengetahuan yang diperlukan seiring dengan kebutuhan memecahkan kesulitan dalam berkarya. Studi psikologi, misalnya, memiliki empat tujuan utama yaitu menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan atau mengotrol. Untuk mewujudkan tujuan diperlukan pengetahuan berupa mengenali data, menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengotrol.

Adapun akan diuraikan beberapa hasil belajar melalui pengetahuan akademik yaitu sebagai berikut.

(4)

Pengetahuan konseptual berkaitan dengan klasifikasi, kategori; prinsip-prinsip, generalisasi; teori, model dan struktur. Dengan cara pembelajaran konseptual atau pengetahuan dalam mengkonsep sesuatu hal ini berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu membuat suatu keputusan (decision making), sebab penguasaan pengetahuan konseptual ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan data, mengelompokan data berdasarkan ciri-ciri kesamaannya, atau berdasarkan perbedaannya; menunjukkan kekuatan atau kelemahan sebuah pernyataan, mengenali prinsip-prinsip, menyimpulkan, menguasai teori, menunjukan contoh, dan mengenali struktur.

Pengetahuan Prinsip, ialah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran yang umum maupun khusus yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Dengan memiliki kemampuan prinsip, seseorang mampu bekerja sama atau collaboration dengan baik dalam hal pembelajaran. Dimana sebuah pengetahuan bagaiman prinsip membangun suatu keutuhan dalam kelompok belajar mampu menghasilkan suatu hasil dari kerja kelompok yang maksimal. Hasil kerja kelompok yang maksimal inilah bentukan dari pengetahuan konseptual tersebut.

Penguasaan pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan tentang keterampilan khusus, tahapan sistematis mengenai sistem program (meliputi; input, proses, dan output). Prosedur berarti tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai hasil yang diharapkan. Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan proses, misalnya, siswa dapat melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap, yaitu (1) merumuskan pertanyaan (2) merumuskan latar belakang pemikiran (3) merumuskan hipotensi (4) menguji kebenaran hipotesis melalui eksperimen (5) analisis hasil atau menyimpulkan bahwa hipotesis benar atau salah (6) merumuskan hasil penelitian.

Penguasaan prosedur bisa juga dalam proses berpikir misalnya belajar bagaimana belajar (ilearning how to learn) yang dapat diwujudkan dalam proses berpersepsi, introspeksi, mengingat, berkreasi, berimajinasi, mengembangkan ide, atau berargumentasi. Di sini terdapat penguasaan untuk merumuskan atau mengikuti tahap kegiatan sesuai dengan proses yang seharusnya.

2) NonAkademik

Kemampuan nonakademik merupakan segala sesuatu diluar hal-hal yang bersifat ilmiah dan tidak terpaku pada satu teori tertentu.

(5)

Metakognitif merujuk pada proses mengusai ilmu pengetahuan dan proses berpikir. Dalam hal ini siswa dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dikuasinya untuk membangun pengetahuan baru. Metakognitif bisa juga dimaknai memiliki pemahaman mengenai belajar tentang cara belajar.

Flavell sendiri membagi metakognitif ke dalam tiga kategori, yaitu ilmu pengetahuan tentang variabel orang, variabel pekerjaan, dan variabel strategi. Memahami tipe belajar diri sendiri termasuk variabel orangnya. Variabel pekerjaan mencakup aktivitas belajar dan langkah kegiatan berpikir berpikir pada kegaitan belajar. Belajar menjadi proses beraktivitas dan berkarya. Variabel strategi menyangkut cara yang siswa gunakan untuk mewujudkan tujuan belajar.

Jadi metakognitif memiliki kesamaan makna dengan berpikir tentang cara berpikir, belajar tentang belajar atau belajar tentang bagaimana cara belajar. Pengujian terhadap kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menantang siswa menunjukkan kompetensinya dalam bentuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya untuk mengembangkan inisiatif belajar secara mandiri sehingga dapat mengembangkan pengetahuan barunya. Tugas mandiri untuk mengembangkan daya inisiatif sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif, mendisain model baru, inisiatif baru, atau mengembangkan karya inoatif merupakan cara yang sesuai untuk menghimpun informasi tentang kemampuan belajar dengan mendayagunakan ilmu yang dimilikinya.

Adapun akan diuraikan beberapa hasil belajar melalui pengetahuan nonakademik yaitu sebagai berikut. 1. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih penyelesaian masalah yang efektif. Keberhasilan mahasiswa untuk memecahkan masalah di lapangan nantinya merupakan indikasi penguasaan strategi kognitif oleh mahasiswa tersebut yang terdiri dari pola dasar yang telah dipelajarinya, dan dipengaruhi oleh kepercayaan, nilai dan norma, motivasi, kemampuan dan keterampilan, serta intuisi mahasiswa tersebut dalam suatu konteks situasi.

2. Keterampilan berpikir kreatif(creative thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru dan konstruktif, berdasarkan konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi dan intuisi individu.

(6)

5. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menganalisis argumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui “logical reasoning” , analisis asumsi dan bias dari argumen, dan interpretasi logis. 6. Kemampuan belajar bagaimana belajar (learning how to learn) merupakan kemampuan atau bersikap bagaimana memperbaharui dan memperbaiki diri. Oleh karena itu membutuhkan orang yang senantiasa mampu memberikan maupun menerima masukan dn pendapat orang lain agar mampu memiliki sikap untuk selalu mau belajar dan memperbaiki diri agar memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Seseorang yang belajar melalui apa yang dilakukannya dan kemudian mengkaji ulang apa yang telah dilakukannya tersebut. Perilaku yang direfleksikannya, artinya telah dikaji ulang dan diatur kembali, akan memberikan suatu pengertian baru yang akan menjadi petunjuk bagi terjadinya perilaku-perilaku berikutnya.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Frans A. Rumate. (2005). Kerjasama Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas

Instruksional Universitas Hasanuddin (P3AI-UNHAS) dengan Bagaian

Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dirjen Dikti. “Strategi

Kognitif Dalam Pembelajaran”. Pelatihan Singkat Dalam Penyusunan Kontrak

Perkuliahan dan Bahan Ajar Bagi Staf Pengajar PTN Kawasn Timur Indonesia.

Pannen, P. dkk. (2005). Konstruktivisme dalam Pembelajaran, PAU-PPAI-UT, DirJenDikti,

DepDikNas.

Muh. Sain Hanafy. (2014). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN . “Konsep Belajar Dan

Pembelajaran”. Lentera Pendidikan, Vol.17 No. 1 Juni 2014: 66-79.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar seseorang itu tidak nampak sebelum orang tersebut melakukan sesuatu yang menampakkan perubahan, pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan

Depdikbud seperti yang dikutip Dimyati mendefinisikan pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan modul inkuiri dengan strategi konflik kognitif pada materi ikatan kimia efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi atau hubungan antara hasil belajar kognitif dengan keterampilan proses sains mahasiswa setelah pembelajaraan fisika dasar 1

Dengan demikian pada ranah psikomotor setiap indikator mencapai target yang ditentukan yakni dengan 80% siswa secara keseluruhan mampu menunjukan keterampilan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi atau hubungan antara hasil belajar kognitif dengan keterampilan proses sains mahasiswa setelah pembelajaraan fisika dasar 1

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keterampilan proses berpikir matematis mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa dan mendeskripsikan keterampilan

Depdikbud seperti yang dikutip Dimyati mendefinisikan pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,