• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Undang Undang Dasar Di Indo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Undang Undang Dasar Di Indo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Undang-Undang Dasar Di Indonesia

Nama : Chandra Wijaya NIM : 02011181621082 Fakultas Hukum Indralaya

Universitas Sriwijaya

1. Definisi Undang-undang Dasar

Definisi Undang-undang Dasar adalah ”naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas Pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut”1. Jadi, pada pokoknya dasar dari setiap sistim pemerintahan diatur dalam suatu Undang-undang Dasar.

Undang-undang dasar merupakan sebagai ”Riwayat Hidup sesuatu hubungan kekuasaan”. Dan di dalam penjelasan Undang-undang Dasar 1945 dikatakan ”Undang-undang Dasar suatu negara adalah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu”.2

Jadi dapat di tarik kesimpulan Undang-undang Dasar adalah Hukum dasar tertulis, sedang di samping Undang-undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyeleggaraan negara, meskipun tidak tertulis.

Selain itu juga setiap Undang-undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal sebagai berikut:

1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan negara antara Badan Legislatif, eksekutif dan yudikatif.

2. Hak-hak asasi manusia

3. Prosedur mengubah Undang-undang Dasar.

4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-undang Dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun Undang-undang dasar ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, seperti misalnya munculnys seorang diktaktor, misalnya Undang-undang dasar federasi Jerman melarang mengubah sifat federalisme dari undang-undang dasar, oleh karena dikuatirkan bahwa sifat unitarisme dapat melicinkan jaln untuk kembali seorang diktaktor seperti Hitler.

1 E.C.S Wade dalam buku Constitusional Law

(2)

5. selain itu juga Undang-undang dasar memuat cita-cita rakyat dan ideologi bangsa.

2. Pengantian Undang-undang Dasar

Ada kalanya suatu undang-undang dasar di batalkan dan diganti dengan undang-undang dasar yang baru, hal semacam ini terjadi kalau dianggap bahwa undang-undang dasar yang ada tidak lagi mencerminkan konstelasi politik atau tidak lagi memenuhi harapan dan aspirasi rakyat. Misalnya, sesudah Perancis dalam tahun 1946 di bebaskan dari pendudukan tentara jerman dianggap perlu untuk mengadakan undang-undang dasar baru yang mencerminkan lahirnya negara perancis yang baru, yaitu Republik Prancis ke-IV.

3. Perubahan Undang-undang Dasar

Untuk menampung timbulnya keinginan untuk mengubah beberapa ketentuan dalam undang-undang dasar selalu memuat prosedur untuk berbuat demikian. Pada umumnya dianggap bahwa suatu undang-undang dasar tidak boleh terlalu mudah diubah, oleh karena akan merendahkan arti simbolis undang-undang dasar itu sendiri. Di lain pihak hendaknya jangan terlalu sukar untuk mengadakan perubahan, supaya mencegah generasi-generasi mendatang merasa terlalu terkekang dan karenanya bertindak diluar undang-undang dasar.

B. Sejarah Perkembangan Undang-undang Dasar di Indonesia

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah konstitusi negara Republik Indonesia saat ini. Walaupun selalu mengalami perubahan-perubahan yang dimulai dengan Konstitusi RIS dan Dekrit Presiden.

(3)

Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Selain itu UUD 1945 yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia ketika berlaku: Konstitusi RIS(Pada masa konstitusi RIS bentuk negara adalah serikat/federasi. Yang artinya negara gabungan dari beberapa yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat Bentuk pemerintahan pada saat konstitusi RIS adalah Republik. Sedangkan Pembagian kekuasaan trias politika dengan pembagian kekuasaan)3, Merumuskan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan UUD RIS atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal (RIS) menjadi negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.

Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.

Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Dewan Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Dewan Konstituante secara demokratis, namun Dewan Konstituante tersebut gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, yang antara lain berisi kembali berlakunya UUD 1945 dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950.

Dan dengan adanya Dekrit Presiden5 Juli1959(Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli1959. Isi dekrit ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD

(4)

Sementara 1950 ke UUD '454.) kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Perkembangan Rechtverfassung5 di Indonesia ada lima konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia sampai sekarang;

1. UUD 1945; periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 2. Konstitusi RIS; periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 3. UUDS 1950; periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

4. UUD 1945 yang berlaku lagi sejak Dekrit periode 5 Juli 1959

5. UUD NRI Tahun 1945. Periode 1998 dan terus berubah dengan amandemen sebanyak 4 (empat) kali hingga saat ini.

Akan tetapi pada prinsipnya hanya ada 4 (empat) Rechtverfassung yang pernah dimiliki Indonesia hingga kini yaitu UUD 1945, RIS, UUDS 1950, UUD NRI 1945. Rechtverfassung yang dibuat oleh para tokoh Indonesia sejak pertama hingga kini,

C. Tahap-tahap Perubahan Undang-Undang Dasar 1945

Di bawah ini merupakan periode-periode atau masa perubahan di dalam Undang-undang Dasar 1945:

1.Periode 1945-1949

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Dekret_Presiden_5_Juli_1959

(5)

2. Periode 1959-1966

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:

1. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara

2. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

3. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia: Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan

September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.6

3. Periode 1966-1998

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Pemerintah menyatakan kembali menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun dalam pelaksanaannya terjadi juga penyelewengan UUD 1945 yang mengakibatkan terlalu besarnya kekuasaan pada Presiden.

(6)

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:

Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak akan melakukan perubahan terhadap UUD 1945

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

4. Periode Reformasi

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (dapat menimbulkan mulitafsir. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 73 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

(7)

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945 Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal yaitu: Pasal 5 ayat (1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13 ayat (2) dan (3),14 ayat (1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20 ayat (1), (2), (3) dan (4), 21 ayat (1).

2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945

Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24 pasal yaitu: Pasal 18 ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat (1) dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5), 20A ayat (1) s/d (4), 22A, SSB, 25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan (2), 28D ayat (1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2), 28H ayat (1) s/d (4), 28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat (1) s/d (5), 36A, 36B, 36C.

3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945 Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19 pasal yaitu: Pasal 1 ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d (3), 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), 7A, 7B ayat (1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1) s/d (3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C ayat (1) s/d (4), 22D ayat (1) s/d (4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G ayat (1) dan (2), 24 ayat (1) dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C ayat (1) s/d (6).

4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 19457 Pada amandemen IV ini, pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17 pasal yaitu: pasal-pasal : 2 ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1), 16 23B, 23D, 24 ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32 ayat (1) dan (2), 33 ayat (4) dan (5), 34 ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan Pasal I s/d III, aturan Tambahan pasal I dan II.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

1. E.C.S Wade dalam buku Constitusional Law

2. Theory And Pratice of Modern Government, Herman Finer

3. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim - Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia

Internet:

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi_Republik_Indonesia_Serikat 2. https://id.wikipedia.org/wiki/Dekret_Presiden_5_Juli_1959

3. https://danzgeografi.wordpress.com/2011/10/21/penyimpangan-penyimpangan-pelaksanaan-uud-1945-pada-masa-demokrasi-terpimpin/

Referensi

Dokumen terkait

Tanin merupakan senyawa utama dari tumbuhan bakau ( Rhizopora apiculata ) yang diketahui dapat menangkal efek stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal

Pada sistem kontrol yang kedua ini, digunakan sensor pembacaan debit aliran udara dan bahan bakar sebagai input untuk mengontrol jumlah udara yang masuk ke boiler.. Sistem kontrol ini

[r]

Namun, ada satu kebudayaan Indonesia yang seharusnya bisa dikenal dan dilihat oleh seluruh masyarakat karena kebudayaan ini tidak kalah besar dan unik dibanding

Hal ini berbeda dengan penelitian yang telah dilaksanakan pada anak remaja putri Widya Husada Semarang menunjukkan, bahwa sebagian kecil jumlah responden yang anemia

Penelitian ini bertujuan untuk menyederhanakan proses bisnis yang ada dalam HRM, dengan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi, pegawai atau user dapat

[r]

PHP singkatan dari Personal Home Page Tools, adalah sebuah bahasa scripting yang dibundel dengan HTML, yang dijalankan disisi server.. Sebagian besar perintahnya berasal dari C,