20 Artikel 6
EKSISTENSI PEMUDA SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG BERBUDAYA
Yulia Zahira SMAN 5 Banda Aceh
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menurut Abraham Lincoln merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan secara bahasa, demokrasi merupakan pemerintah yang kedaulatannya di tangan rakyat. Demokrasi bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat suatu bangsa sehingga demokrasi sangat berarti bagi bangsa Indonesia.
Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, dengan asas kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan demi kesejahteraan rakyat. Dalam demokrasi pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat. Keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas dan minoritas.
Pada kenyataannya kini, demokrasi pancasila di Indonesia telah ternodai oleh ulah wakil rakyat yang tidak bertanggung jawab, mereka hanya mementingkan kekuasaan semata dan melupakan kepentingan rakyat yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka. Di luar sana masih banyak rakyat miskin yang membutuhkan bantuan dari pemerintah, banyak anak-anak yang putus sekolah dikarenakan semakin tingginya biaya pendidikan, dan angka pengangguran yang semakin bertambah. Seharusnya demokrasi di sini bukan hanya diartikan sebagai kebebasan mengeluarkan pendapat saja, tetapi demokrasi juga berarti kebebasan belajar, pendidikan, keadilan, ekonomi dan sosial. Sebagaimana yang telah tertuang dalam ideologi pancasaila pada sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dimana pada kenyataannya masih belum terwujud merata dalam praktik demokrasi di Indonesia. Bukan hanya itu, aspirasi rakyat Indonesia untuk bangsa Indonesia yang maju dan lebih baik seakan hanya dianggap sebagai angin belaka.
21
bagi Indonesia. Jika partisipasi terhadap lembaga demokrasi seperti pemilu sangat mengenaskan, maka tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat tidak akan bisa tercapai. Melihat kondisi pesta demokrasi Indonesia yang mengkhawatirkan, tentu saja perlu dilakukan penanganan agar Indonesia yang akan datang menjadi lebih baik.
Jika kita menelaah lebih dalam pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia, kita akan menemukan kesemuan dalam demokrasi di Indonesia. Demokrasi semu yang dimaksud adalah kondisi rakyat tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pemegang kedaulatan pemerintah sesuai dengan nilai dan budaya demokrasi. Wujud kesemuan demokrasi di Indonesia bisa kita lihat dari maraknya kasus pelanggaran pemilihan umum sebagai pilar demokrasi adalah politik uang dan golput (golongan putih). Politik uang marak terjadi pada pemilihan tingkat Kepala Desa dan Legislatif. Praktik jual beli suara bahkan sudah membudaya dalam lapisan masyarakat terutama di desa. Yang lebih mengkhawatirkan, sekarang ini politik uang menjadi alasan utama mengapa Pilihan Kepala Desa dan Legislatif menjadi acara yang sangat ditunggu-tunggu di pedesaan, bahkan jumlah uang yang diterima dari calon kepala desa tidak jarang menjadi kebanggaan mereka.
Mereka tidak tahu bahwa suatu saat nanti para pelaku politik uang akan mengambil uang yang menjadi hak mereka dengan cara korupsi, karena semua orang pasti tidak ingin rugi dengan membagi-bagikan uang secara percuma. Sepertinya wajar jika para pejabat negara banyak melakukan korupsi karena pemilihan umum yang dilaksanakan banyak diwarnai politik uang. Krisis moral benar-benar mendera bangsa Indonesia. Uang mengambil alih posisi rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Jika hal ini dibiarkan terjadi maka pemimpin terpilih Indonesia bisa jadi sebagai pemimpin yang tidak diharapkan rakyat. Mengamati pada pemilu legislatif yang telah diselenggarakan pada 9 April 2014, kebanyakan kita tidak mengenal karakter dari para calon legislatif. Sebagai Pemuda Pancasila yang kritis dan anti politik uang tentunya tidak mau salah memilih pemimpin. Suara mereka adalah penentu masa depan negara ini. Pemimpin yang buruk tentunya akan membinasakan negeri ini. Namun, jika kita bingung memilih karena tidak mengenal dan kita memilih golput karena tidak mengenal calon legislatif itu sama artinya menyerahkan masa depan bangsa pada kehancuran karena itu sama halnya menelantarkan negara ini.
22
Pemuda potensial sekarang ini tidak memiliki banyak tempat untuk melakukan tugas mereka untuk mencapai masa depan Indonesia yang lebih baik, dengan alasan minimnya pengalaman mereka disingkirkan oleh golongan tua yang katanya penuh pengalaman. Padahal, penduduk di Indonesia kebanyakan masih muda tetapi tidak memiliki ruang yang cukup dalam penyelenggaraan demokrasi. Namun, kalau bukan sekarang kapan lagi? Bukankah Indonesia sudah seharusnya berbenah dari awal untuk menyiapkan bibit bangsa yang berkualitas. Jika tidak diberi ruang dalam penyelenggaraan demokrasi di Indonesia mulai dari sekarang, maka pemuda yang akan datang pun lebih minim pengalaman. Kalau sudah demikian sampai kapan pun pemuda tidak memiliki ruang menyampaikan aspirasinya. Kita perlu tahu bahwa, maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh generasi mudanya. Hidup itu bersifat sementara, tidak mungkin golongan tua akan memimpin negeri ini selamanya sehingga mereka perlu mewariskan pengetahuan politik dan demokrasi mereka pada generasi berikutnya. Oleh karena itu, Pemuda Pancasila yang peduli demokrasi Indonesia perlu disediakan ruang demokrasi karena biasanya mereka memiliki inovasi terkini dalam menyelesaikan masalah.
Salah satunya adalah dengan dibentuknya suatu komunitas yang peduli akan demokrasi, disini penulis berinisiatif untuk membentuk suatu komunitas yang dinamakan KAMUPROSI (Kawula Muda Pro Demokrasi) . Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk menyosialisasikan dan memperbanyak publikasi hal yang berkaitan dengan wawasan bangsa agar masyarakat, terutama pemuda untuk menumbuhkan kebanggaan dan nasionalismenya. Selain itu sosialisasi nilai pancasila juga diperlukan agar pemuda memiliki jiwa nasionalisme, sebagai ideologi Pancasila tentu saja menyimpan tujuan dan cita-cita bangsa yang perlu diwariskan kepada generasi muda untuk memimpin bangsa selanjutnya.