• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review Ekonomi Wilayah Kawasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Critical Review Ekonomi Wilayah Kawasan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

1

DATA JURNAL

Judul Jurnal : Kajian Pengembangan Ekonomi Wilayah Kawasan Perbatasan

Antar Negara di Kabupaten Kepulauan Talaud

Penulis : Ade Irna T. Pangalasen

Tahun Terbit : 2013

Nama Jurnal : Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Ha.l 197-207

Jumlah Halaman : 11 halaman

I. REVIEW JURNAL

Pendahuluan

Permasalahan di kawasan perbatasan hingga saat ini adalah kawasan perbatasan

sering dilihat sebagai periphery suatu negara (Setiadi, 2009) karena letaknya yang jauh dari ibu kota provinsi apalagi ibu kota negara. Di Indonesia kawasan perbatasan

dikelompokkan menjadi kawasan perbatasan laut dan darat. Dari sepuluh kawasan

perbatasan di Indonesia, terdapat empat Pos Lintas Batas (PLB) dengan klasifikasi

Internasional dan enam kawasan perbatasan lainnya berada pada klasifikasi tradisional,

diantaranya Pos Lintas Batas (PLB) Miangas Kabupaten Kepulauan Talaud di Provinsi

Sulawesi Utara yang berbatasan laut dengan negara Filipina. Masing-masing kawasan

perbatasan tersebut memiliki karakter sosial dan ekonomi yang relatif berbeda, namun

memperlihatkan adanya fenomena yang sama yakni adanya interaksi langsung dan intensif

antara warga negara Indonesia dengan warga negara tetangga, berupa hubungan sosial

kultural secara tradisional maupun aktivitas ekonomi modern.

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu kawasan perbatasan di

Indonesia yang merupakan bagian integral dari Provinsi Sulawesi Utara, dengan

karakteristik daerah yaitu sebagai daerah kepulauan, daerah tertinggal dan terisolir, serta

rawan bencana, mengalami hal-hal yang juga dialami oleh kawasan perbatasan lainnya,

seperti infrastruktur dan armada perhubungan yang kurang mendukung. Klasifikasi lintas

batas tradisional, menyebabkan terjadinya banyak pelanggaran di entry exit point Miangas, sehingga perdagangan lintas batas sering merugikan masyarakat di kawasan perbatasan

dan menimbulkan permasalahan baik secara keamanan maupun kesejahteraan yang

berkaitan dengan kondisi perekonomian wilayah. Sementara di negara tetangga, Filipina

telah mengembangkan daerah perbatasannya sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi

dengan berbagai sarana dan prasarana fisik yang lengkap serta sumberdaya manusia

yang berkualitas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan penyelundupan barang dan

orang yang tidak diinginkan keluar masuk perbatasan, namun di sisi lain masyarakat di

(2)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

2

ke desa Tibanban dan desa-desa lainnya di kotamadya Governor Generoso untuk

mendapatkan bahan kebutuhan sehari-hari

Berdasarkan permasalahan terkait, maka tujuan dari jurnal ini adalah mengkaji pola

pengembangan perekonomi kawasan perbatasan Indonesia–Filipina di Kabupaten Kepulauan Talaud. Secara garis besar, pembahasan jurnal terbagi menjadi empat pokok

pembahasan. Pembahasan pertama terkait dengan latar belakang yag dibahas pada

pendahuluan, pembahasan kedua mengenai tinjauan pustaka. Bagian ketiga membahas

hasil penelitian dan pembahasan yang menggunakan analisis shift share dan model pendekatan gravitasi. Bagian keempat membahas kesimpulan dan saran.

Tinjauan Pustaka

Kawasan Perbatasan

Undang-undang Nomor 43 tahun 2008 tentang wilayah negara Pasal 1 ayat 6

mendefinisikan kawasan perbatasan sebagai bagian dari wilayah negara yang terletak

pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain.Kawasan

perbatasan Negara meliputi kawasan perbatasan daratan dan perbatasan laut termasuk

pulau-pulau kecil terluar (Tim Penyusun (e), 2011). Paradigma baru, pengembangan

kawasan perbatasan adalah dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang

berorientasi inward looking, menjadi outward looking (Tim Penyusun (e), 2011). Dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach), pendekatan keamanan (security approach), dengan tidak meninggalkan aspek lingkungan (environment) tetap menjaga kedaulatan (sovereignity)

Teori Pusat-Pinggiran

Disekitar daerah inti terdapat daerah-daerah pinggiran atau periphery region.

Daerah pinggiran ini sering disebut pula daerah pedalaman atau daerah-daerah sekitanya.

Koeksistensi itu digambarkan sebagai hubungan kekuasaan yang sangat tidak berimbang

antara pusat (core) serta pinggiran (periphery) (Todaro, 2006: 141).

Friedmann menjelaskan pandangannya mengenai transformasi sistem perkotaan di

dunia ketiga, bahwa dalam skala regional terdapat hirarki pusat-pusat pertumbuhan adalah

Pusat pertumbuhan primer yang berperan merangsang pertumbuhan daerah sekitar,

Pusat pertumbuhan sekunder yang memperluas luasan dampak, Pusat pertumbuhan

tersier sebagai titik pertumbuhan dari daerah belakang. (Setiadi, 2009)

Metodologi Penelitian

Penelitian pada jurnal ini menggunakan studi literatur, data yang digunakan adalah

data PDRB dari BPS Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara dan dari

(3)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

3

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Secara adminitratif Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian integral dari

Provinsi Sulawesi dengan ibukota Melonguane, perbatasan Indonesia-Filipina. Saat ini

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 kecamatan, 11 kelurahan, dan 142 desa,

dengan karakteristik wilayah yaitu sebagai kawasan perbatasan, sebagai daerah

kepulauan, sebagai daerah tertinggal dan daerah rawan bencana.

Gambar 1. Kawasan Perbatasan Indonesia-Filipina di Kab. Kepulauan Talaud

Sumber: Bappeda Kab.Kepulauan Talaud, 2011

Analisis perekonomian kawasan perbatasan di Kabupaten Kepualauan Talaud

menggunakan dua macam alat analisis.

Hasil Analisis Shift Share.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam

mengembangkan potensi yang ada, diukur dari kinerja sektor ekonomi lokal dan dalam

kerangka acuan wilayah yang lebih besar untuk suatu periode tertentu, Selain itu,

pendekatan ekonomi basis juga digunakan untuk mendapatkan sektor unggulan yang bisa

menimbulkan efek multiplier bagi perekonomian wilayah sebagai kawasan perbatasan

antarnegara. Analisis Shift Share menggunakan data PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2009-2011, data distribusi persentase PDRB ADHK menurut sektor

Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007-2011, dan data PDRB ADHK Sulawesi Utara

tahun 2007-2011. Hasil analisis Shift Share memperlihatkan bahwa :

a. Sektor pertanian sebagai basis namun memiliki pertumbuhan sektoral-lokal yang kecil

yaitu 4,51 %. Pertumbuhan sektoral dengan trend yang negatif ini memperlihatkan suatu

keadaan yang kurang baik, karena sebagai basis. Sektor pertanian memiliki kekuatan

(4)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

4

forward linkage, hal ini dapat menyebabkan kegiatan perekonomian yang kurang stabil dan jika dibiarkan begitu saja.

b. Setor bangunan memiliki pertumbuhan pertumbuhan sektoral yang paling besar nilai

56,01 %. dengan meningkatnya pembangunan fisik maka terjadi juga peningkatan

terhadap lapangan usaha bahan galian. Sektor perdagangan juga terus mengalami

peningkatan dalam nilai penyumbang PDRB dan dengan analisis Shift Share

mempunyai pertumbuhan yang baik yaitu pada angka 46,63%.

Gambar 2. Hasil Analisis Shift Share

Sumber: Jurnal Ekonomi Wilayah, 2013

Tabel 1. Posisi Kuadran Sektor Ekonomi Kab.Kepulauan Talaud tahun 2007-2011

Posisi

positif positif positif positif Bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Kuadran

Lossers

negatif negatif negatif negatif Pertanian dan jasa-jasa

Kuadran Mixed Winners

negatif positif negatif positif Pertambangan dan penggalian

Kuadran Mixed Lossers

positif negatif positif negatif Listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor

pengangkutan dan komunikasi

(5)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

5

Hasil Model Pendekatan Gravitasi

Pendekatan ini menggunakan ukuran jumlah penduduk dan jarak untuk menggambarkan

hubungan interaksi antara dua lokasi. Data yang diolah adalah data jarak sisi perbatasan

Governor Generoso Filipina dengan Kabupaten Kepulauan Talaud Indonesia, serta data

jumlah penduduk di sisi perbatasan Governor Generoso Filipina dan Kabupaten Kepulauan

Talaud Indonesia.

Gambar 3. Hasil Model Pendekatan Gravitasi

Sumber: Jurnal Ekonomi Wilayah, 2013

Daya tarik-menarik Miangas - Tibanban adalah 538 K satuan daya tarik, nilai ini 3,8

kali lebih kuat dari pada daya tarik-menarik Miangas - Melonguane yaitu 144 K satuan daya

tarik. bahwa interaksi sosial ekonomi kawasan perbatasan Indonesia-Filipina di Miangas

lebih kuat ke Tibanban yang ada di negara tetangga Filipina dari pada ke Melonguane

sebagai ibu kota Kabupaten. Nilai gravitasi ini menggambarkan aktivitas perekonomian di

Miangas yang lebih cenderung terjadi dengan para pedagang dari Tibanban. Transaksi

barang-barang yang masuk dari Filipina ke Miangas dapat dilakukan oleh pedagang dan

masyarakat Miangas dengan memesan barang-barang yang mereka inginkan kepada para

pedagang yang datang. Melonguane ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan

bagian dari perdagangan lintas batas Indonesia-Filipina, para pedagang yang membeli

barang-barang di Filipina membawanya ke Melonguane, namun daya tarik menarik

Melonguane-Governor Generoso lemah. Nilai yang kecil ini menunjukkan keadaan bahwa

aktivitas lintas batas kurang bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud.

Untuk pengembangan ekonomi kawasan perbatasan, perlunya perubahan

paradigma pengembangan perbatasan dari inward looking menjadi outward looking

merupakan suatu persepsi yang penting untuk mengubah cara pendang kawasan

perbatasan yang selama ini hanya dipandang sebagai periphery negara. Kombinasi

pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) yang dilaksanakan serasi dengan pendekatan keamanan (security approach) dan pendekatan lingkungan (environment approach) untuk tetap menjaga kedaulatan negara (soveregnity) merupakan strategi pengembangan potensi perbatasan. Melonguane sebagai kawasan perbatasan laut adalah

salah satu kota Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang diharapkan dapat

(6)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

6

pusat pelayanan bagi wilayah di sekitarnya, serta dapat mendorong optimalisasi

pemanfaatan potensi sumber daya maritime.

Kesimpulan dan Saran

Kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Talaud menunjukkan trend yang

semakin baik dari tahun 2007 hingga 2011 yang sektor basisnya masih sektor pertanian.

Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud akan terus

mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, bahkan walaupun perekonomian lokal tidak

bisa meningkatkan produktivitas namun dapat memberikan pengaruh perekonomian

Provinsi Sulawesi Utara. Kota Melonguane yang akan dikembangkan sebagai salah satu

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di kawasan perbatasan dengan strategi

pengembangan yang diarahkan sebagai pusat pelayanan administrasi pelintas batas untuk

meningkatkan aksesibilitas menuju sentra-sentra produksi di Kabupaten Kepulauan

Talaud, dengan jarak yang lebih dekat ke Tibanban Filipina Selatan, diharapkan bisa

memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan dan pembangunan

ekonomi wilayah tersebut.

Penulis telah memberikan saran untuk pihak terkait dan kelanjutan studi yang

diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Kepulauan

Talaud, Sulawesi Utara.

II. CRITICAL REVIEW

Jurnal “Kajian Pengembangan Ekonomi Wilayah Kawasan Perbatasan Antar Negara di Kabupaten Kepulauan Talaud” secara keseluruhan penulis sudah memaparkan permasalahan, teori yang digunakan, analisis, serta kesimpulan cukup baik. Penyampaian

pokok bahasan jurnal dilakukan secara terstruktur dan terarah. Teknik analisis yang

digunakan mampu menunjukkan keakurasian hasil dengan baik. Namun masih terdapat

beberapa kekurangan dalam jurnal, diantaranya adalah:

a. Data

Sumber data yang digunakan dalam hasil penelitian sudah ditulis dengan

lengkap sumber dan tahun data, sehingga keakurasian data cukup tinggi.

Penyajian data sudah tepat menggunakan tabel sehingga mudah dibaca.

Seperti data PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2009-2011, data

distribusi persentase PDRB ADHK menurut sektor Kabupaten Kepulauan

Talaud tahun 2011, dan data PDRB ADHK Sulawesi Utara tahun

2007-2011. Serta sudah disajikannya peta lokasi wilayah penelitian yang bersumber

dari BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Talaud. Apabila peta yang ditampilkan

secara penuh tanpa pemotongan akan lebih baik, sehingga mengetahui wilayah

(7)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

7

Gambar 4. Contoh tampilan peta “Cakupan Wilayah Kawasan Perbatasan Kalimantan”

Sumber: Jurnal Pengembangan Ekonomi Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan Barat, 2007

Untuk data pendukung seperti kondisi sosial masyarakat yang mampu

memempengaruhi aktifitas dan interaksi antar penduduk belum ada, akan lebih

detail datanya apabila melakukan pengambilan data secara primer untuk

mengklarifikasi data sekunder dengan data yang ada di lapangan. Apabila ada

rujukan peraturan untuk pengembangan ekonomi di wilaya perbatasan pada

tinjauan pustaka akan lebih baik dalam mendukung jurnal kajian

pengembangan ekonomi wilayah kawasan perbatasan antar negara di

kabupaten kepulauan Talaud. Karena pada dasarnya suatu kebijakan yang

mengatur tentang perencanaan tata ruang mempunyai peran penting dalam

perkembangn suatu wilayah. Berdasarkan data kebijakan yang diperoleh dari

Buku Pertama Kebijakan Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Perbatasan

Antar Negara di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa status terkait batas

landas kontinen dan batas ZEE dengan Filipina belum disepakati pada tahun

2003. Serta dalam pemaparan oleh BAPPENAS terkait KEK dalam

pembangunan ekonomi nasional dan daerah , provinsi Sulawesi Utara

termasuk dalam kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) yang

dilatarbelakangi oleh RPJM 2 mulai tahun 2010-2014 untuk memantapkan

penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan

iptek, serta memperkuat daya saing perekonomian.

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipaparkan masih terdapat kekurangan, namun untuk

(8)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

8

konseptual dan penjelasan lebih detail mengenai teknik analisis yang digunakan

akan lebih baik.

c. Analisis

Teknik analisis yang digunakan sudah cukup baik, untuk analisis yang

ditampilkan pada jurnal adalah data yang digunakan dan hasil yang didapatkan

tanpa menampilkan proses. Hal tersebut tidak mempengaruhi kualitas

penyampaian isi jurnal. Apabila dibandingkan dengan jurnal yang sejenis, bisa

menggunakan teknik analisis LQ yang mampu mendukung hasil analisis Shift

Share. Sehingga nantinya akan diperoleh hasil sektor-sektor prioritas untuk

perencanaan pengembangan ekonomi wilayah yang sesuai.

d. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang disampaikan oleh penulis sudah cukup menggambarkan

secara umum pembahasan isi jurnal dan saran untuk pihak terkait dan untuk

kelanjutan studi disampaikan oleh penulis.

III. LESSON LEARNED

Lesson learned yang dapat diambil dari jurnal serta critical review adalah:

a. Paradigma pengelolaan kawasan perbatasan di masa lampau sebagai ”halaman belakang” wilayah NKRI membawa implikasi terhadap kondisi kawasan perbatasan saat ini yang tersolir dan tertinggal dari sisi sosial dan ekonomi. Munculnya paradigma

ini, disebabkan oleh sistem politik dimasa lampau yang sentralistik dan sangat

menekankan stabilitas keamanan. Disamping itu secara historis, hubungan Indonesia

dengan beberapa negara tetangga pernah dilanda konflik, serta seringkali terjadinya

pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri. Sudah seharusnya saat ini

pemerintah mulai mengubah paradigma tersebut dan memperhatikan perkembangan

ekonomi di wilayah perbatasan antar negara, karena wilayah perbatasan antar negara

merupakan wilayah yang rentan dan harus dikembangkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar yang merupakan hak dari seluruh masyarakat di

Indonesia.

b. Dalam mengkaji pengembangan ekonomi wilayah data yang digunakan bisa berupa

data PDRB dengan teknik olah data Shift Share untuk mengetahui pertumbuhan setiap

sektor dan apabila ingin melihat kecenderungan aktivitas masyarakat dalam kegiatan

perekonomian bisa menggunakan model pendekatan gravitasi. Dan pengembangan

(9)

C r i t i c a l R e v i e w P e r e n c a n a a n W i l a y a h

9

DAFTAR PUSTAKA

Pangalasen, Ade Irna T. 2013. Kajian Pengembangan Ekonomi Wilayah Kawwasan Perbatasan Antar Negara di Kabupaten Kepulauan Talaud. Universitas Sam Ratulangi.

Bappenas. 2010. Perananan KEK dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dan Daerah.

Kurniadi, Dendy. 2009. Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Antar Negara: Memacu Pertumbuhan Ekonomi Entikong Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Semarang: Universitas Diponegoro.

Edyanto, CB Herman. 2007. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan Barat. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 9 No. 3

Gambar

Gambar 1. Kawasan Perbatasan Indonesia-Filipina di Kab. Kepulauan Talaud Sumber: Bappeda Kab.Kepulauan Talaud, 2011
Gambar 2. Hasil Analisis Shift Share
Gambar 3. Hasil Model Pendekatan Gravitasi
Gambar 4. Contoh tampilan peta “Cakupan Wilayah Kawasan Perbatasan Kalimantan” Sumber: Jurnal Pengembangan Ekonomi Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan Barat, 2007

Referensi

Dokumen terkait

lagi untuk anak-anaknya. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak hasil perkawinan maka istri wajib mendapatkan setengah dari gaji mantan suaminya. Pembagian gaji

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan intensi perilaku seksual pranikah pada

1) Lightning arrester pada gardu induk sangat penting, karena semua peralatan pada gardu induk harus dilindungi untuk menunjang kinerjanya. 2) Lightning arrester atau disingkat

(Muhadjir: 1989). a) Deduksi, yakni metode yang bertitik tolak pada data-data yang universal (umum), kemudian diaplikasikan ke dalam satuan-satuan yang singular

Akan tetapi pemikiran Amina Wadud tentang adanya pemahaman agama yang absolut dan pemikiran agama yang relatif, menurut pemikir yang tidak sepakat dengan

1) Data Primer, yakni data yang di peroleh dari sumber asli. Sumber asli yang dimaksud adalah buku-buku yang di tulis langsung oleh Ashgar Ali Engineer. Seperti buku

!jek adalah moda transportasi yang ada hampir di seluruh sudut kota Jakarta yang !jek adalah moda transportasi yang ada hampir di seluruh sudut kota Jakarta

Masa modern sekarang ini, selain anak dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman juga diharapkan di kemudian hari anak-anak mengetahui akan