• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Relasi Makna pada Kata Kunci Ar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Relasi Makna pada Kata Kunci Ar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Relasi Makna pada Kata Kunci Artikel Ilmiah di Pangkalan Data PDII-LIPI Retno Asihanti Setiorini dan Hendro Subagyo

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Jln. Gatot Subroto 10, Jakarta Email: sapieno@yahoo.com

Abstrak:

Kajian ini merupakan pengamatan awal (prapenelitian) untuk penelitian semantik terhadap kata kunci yang digunakan di artikel ilmiah pada Indonesian Scientific Journal Databases (ISJD). Analisis semantik dilakukan untuk melihat hubungan relasi makna antar-kata kunci dalam tiap artikel ilmiah. Tujuan penulisan ini adalah menemukan kedekatan topik dalam satu artikel maupun berbagai artikel ilmiah dengan menggunakan kata kunci sebagai perlambang topik. Penggunaan analisis semantik dalam penyusunan data dalam database (pangkalan data) merupakan upaya membuat mesin menyusun data berdasarkan topik. Penyusunan data sedemikian rupa dapat mempermudah dan mempertinggi ketepatan pencarian. Telah dilakukan analisis semantik terhadap kata kunci pada artikel “Analysing Syntactic Modifications of Foreigner Talk and Teacher Talk”. Mengingat kata knci yang digunakan di ISJD menggunakan kata kunci terkontrol (controlled vocabulary), analisis penelitian ini dilakukan dengan melihat definisi dan relasi makna setiap kata kunci pada data di tesaurus. Namun, penyusunan peta relasi makna tidak sepenuhnya sama dengan penggambaran dalam tesaurus. Pemilihan relasi makna dan kata kunci yang dipetakan dilakukan untuk mendapatkan keterkaitan antar-kata kunci. Selain itu, pemilihan tersebut juga disebabkan deskripsi relasi makna dalam tesaurus ada yang terlalu luas dan sebaliknya, ada pula yang memiliki rumpang. Selain itu, tidak semua kata kunci dalam tesaurus mendapat penggambaran relasi makna dengan lengkap. Melalui analisis semantik, diperoleh bagan hubungan relasi makna antar-tiga kata kunci pada artikel tersebut.

Keyword: Semantics, Information retrieval systems, Index, Semantic web

I. Pendahuluan A. Latar Belakang

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) merupakan satuan kerja di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang melaksanakan pemberian jasa, penelitian, serta pengembangan bidang dokumentasi dan informasi ilmiah. Salah satu cara pendokumentasian informasi ilmiah dilakukan dengan mengembangkan database (pangkalan data) ilmiah bibliografi, abstrak, dan full texts. PDII-LIPI telah membangun pangkalan data ilmiah sejak tahun 1984. Dalam pangkalan data PDII-LIPI, tersedia stok data ilmiah berupa artikel dari jurnal ilmiah, makalah (prosiding), laporan penelitian, paten, dan karya ilmiah LIPI.

(2)

PDII-LIPI adalah lebih dari 225.000 artikel. Belum semua artikel dapat dikelola melalui ISJD karena adanya perbedaan jenis file data yang menuntut proses teknis lebih lanjut.

Menurut Google Analytics, antara 1 Juli hingga 29 September 2011, pengguna/pengakses situs ISJD berjumlah 32.668 yang berasal dari 73 negara. Dengan menggunakan internet, para pengguna mengakses pangkalan data PDII untuk menemukan data dan informasi ilmiah yang mereka butuhkan. Dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki, PDII-LIPI membutuhkan satu sistem pengelolaan data yang dapat membantu serta memudahkan penggunanya menemukan data dan informasi yang mereka butuhkan.

Pencarian informasi dalam jaringan internet atau sebuah pangkalan data berkaitan dengan temu kembali informasi (information retrieval). Dalam buku Text Information Retrieval Systems (2000: 1-2) disebutkan bahwa temu kembali infromasi berkaitan dengan tiga hal, yaitu: (1) bagaimana cara merepresentasikan informasi; (2) bagaimana cara menginterpretasikan struktur dari simbol yang ada di dalam informasi; (3) bagaimana cara memberitahukan ketika satu set simbol memiliki makna yang sama atau menyerupai dengan simbol lain. Temu kembali berkaitan dengan cara penyedia informasi mengelola informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna informasi menemukan informasi yang dibutuhkannya.

Penerapan linguistik pada sistem temu kembali sudah pernah diteliti sebelumnya. Dalam makalah berjudul “Linguistic Approaches in Information Retrieval of Medical Texts”, Anne-Marie Currie, Jocelyn Cohan, dan Larisa Zlatic (2002) membahas penerapan unsur linguistik pada sistem temu kembali informasi medis. Pendekatan linguistik yang diterapkan dalam makalah ini adalah sintaksis, semantik, dan pragmatik. Pembahasan pendekatan semantik dalam makalah ini mencakup sinonim, polisemi, dan ambiguitas. Kesimpulan dalam makalah ini menyatakan bahwa penerapan metode linguistik pada sistem temu kembali informasi medis dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan administrasi pasien. Alasannya, penerapan linguistik dalam sistem temu kembali mempermudah penyedia layanan medis untuk menemukan informasi pasien. Dengan demikian, penyedia layanan medis dapat segera memberikan layanan jasa medis yang dibutuhkan pasien. Penelitian ini menunjukkan perlunya penerapan linguistik pada sistem temu kembali informasi.

(3)

makna bahasa alami, manusialah yang mengatur penyimpanan data sesuai dengan struktur makna. Penyusunan data yang sesuai dengan struktur makna dapat mempermudah dan mempertinggi ketepatan pencarian. Untuk membangun sistem pengelolaan data berdasarkan struktur makna, dibutuhkan peta struktur makna data.

Dalam penelitian ini, struktur makna data merujuk pada relasi makna kata kunci artikel ilmiah. Relasi makna tersebut diperoleh melalui analisis semantik. Dengan demikian, dapat diketahui hubungan dan kedekatan antara satu artikel dan artikel lain. Kata kunci dipilih sebagai komponen yang dianalisis karena kata kunci menggambarkan topik-topik dalam artikel. Penentuan kata kunci dilakukan dengan melihat topik-topik yang terdapat dalam satu artikel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zainal A. Hasibuan (diakses 14 Februari 2010) dalam situs BATAN yang mengatakan kandungan informasi dokumen biasanya direpresentasikan dalam bentuk istilah indeks atau kata kunci yang merupakan pintu gerbang menuju subjek dokumen. Indeks atau kata kunci dapat berupa kata atau istilah dalam bahasa alamiah (natural language) yaitu bahasa yang digunakan dalam dokumen, atau istilah dalam bentuk kosakata terkontrol (controlled vocabulary) seperti istilah dalam tesaurus. Di PDII-LIPI, pemberian kata kunci dilakukan dengan kosakata terkontrol.

B. Rumusan Masalah

Pada latar belakang penelitian telah diuraikan kaitan serta peran relasi makna kata kunci dan sistem temu kembali. Makalah ini merupakan penelitian/observasi awal. Dalam makalah ini, akan dicoba lakukan analisis terhadap satu data artikel ilmiah dari pangkalan data PDII-LIPI. Nantinya, penelitian ini akan dilanjutkan pada data yang lebih luas dengan rumusan masalah bagaimana pemetaan relasi makna pada kata kunci artikel ilmiah di pangkalan data PDII-LIPI? Pertanyaan tersebut akan dijawab dengan menerapkan analisis semantik leksikal pada data.

C. Sasaran dan Kemaknawian Penelitian

(4)

data (masukan data) untuk pengembangan sistem temu kembali di pangkalan data jurnal ilmiah PDII-LIPI.

Kemaknawian dari hasil analisis ini beragam. Sesuai dengan latar belakang penulisan makalah, hasil analisis ini adalah sebagai analisis awal untuk pembangunan sistem pengelolaan data berbasis semantik pada pangkalan data PDII-LIPI. Namun, selain itu, hasil analisis tersebut juga dapat memperlihatkan (1) korelasi antar-bidang penelitian (interdisipliner); (2) hubungan relasi makna antar-kata kunci bidang keilmuan (antartesaurus); (3) interoperabilitas bila dipergunakan dalam sistem temu kembali di pangkalan data yang berbeda.

Dari pemetaan terhadap kata kunci, dapat diketahui, penelitian antar-bidang apa saja yang telah dilaksanakan. Dari sisi lain, melalui peta relasi makna, dapat pula diketahui, rumpang/celah penelitian apa saja yang belum dilakukan. Hal ini bermanfaat bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian interdisipliner untuk menghindari penelitian yang berulang.

Tesaurus pada umumnya dibangun dalam satu bidang. Melalui peta relasi makna, dapat diketahui pula relasi makna pada istilah dari bidang yang berbeda. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menemukan celah/gagasan penelitian interdisipliner.

Interoperabilitas berkaitan dengan kemampuan informasi/data dari satu sistem (pangkalan data) untuk digunakan pada sistem lain. Dalam kaitannya dengan interoperabilitas, peta relasi makna dapat digunakan untuk memudahkan perpindahan sistem klasifikasi. Peta relasi makna dapat menunjukkan istilah yang lebih umum/khusus dari satu istilah sehingga dapat memudahkan perpindahan sistem klasifikasi.

(5)

kunci secara menyeluruh akan menunjukkan posisi kata kunci dalam jaringan makna. Jadi, ketika sistem klasifikasi yang tersedia lebih sempit dibandingkan yang awalnya dibuat (misalnya, dari 46 bidang di PDII-LIPI ke tujuh bidang di Ristek), analis informasi cukup melihat bidang yang lebih umum (secara peta terletak lebih atas daripada kata kunci yang digunakan) untuk menentukan “kelas” yang baru.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel ilmiah dari pangkalan data ISJD. Karena jumlah keseluruhan artikel yang mencapai 225.000 dan adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan penelitian ini, data yang diteliti dibatasi. Tesis ini nantinya akan melakukan analisis relasi makna terhadap kata kunci artikel ilmiah bidang bahasa di pangkalan data PDII-LIPI. Namun, pada makalah ini hanya akan dibahas analisis terhadap satu data sebagai model. Pemilihan bidang bahasa didasari pertimbangan latar belakang pendidikan peneliti. Karena semantik berada di ranah konsep, peneliti memilih melakukan analisis pada bidang yang ia pelajari.

Kata kunci pada data diperoleh dari tesaurus atau kamus bidang. Dengan demikian, kata kunci yang digunakan merupakan istilah (term) ilmiah. Menurut Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2009: 97) istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah digunakan pada bidang atau ranah tertentu dan pemaknaannya pada umumnya dibatasi. Pemaknaan pada istilah tidaklah sebebas pada kata yang maknanya dapat berubah jika konteks berubah. “Sistem peristilahan apapun, yang dibentuk dari pelbagai tanda yang berfungsi denotatif, referensial, dan yang lazim berfungsi sebagai penggolong harus disusun berdasarkan keseluruhan kriteria yang menjadi landasan penggolongan berbagai objek pengetahuan” (Rey, 2000: 23). Hal ini berarti, tanda yang digunakan dalam peristilahan sudah dikonversi agar memiliki batasan makna yang jelas. Oleh karena itu, konteks tidak menjadi pertimbangan dalam analisis relasi makna ini.

(6)

pada tesaurus bidang tersebut tidak ditemukan, analis dokumen akan mencari pada tesaurus bidang yang berhubungan (dekat). Jika kata kunci tersebut tidak juga ditemukan, analis dokumen dapat mencarinya pada Library of Congress Subject Headings (LCSH/ ‘Tajuk Subjek Library of Congress’). Pada prinsipnya, LCSH digunakan dalam mengolah buku dan laporan ilmiah, sementara untuk artikel ilmiah digunakan tesaurus. Namun, berdasarkan kesepakatan kerja di PDII-LIPI, LCSH dapat digunakan jika kata kunci tidak dapat ditemukan dalam tesaurus. Jika istilah dengan konsep yang dicari tetap tidak ditemukan, analis dokumen dapat mencarinya pada kamus istilah lalu mengonsultasikannya dengan orang yang ahli di bidang tersebut dan mengeluarkan kata kunci baru dengan kesepakatan tim (kesepakatan bersama analis dokumen PDII-LIPI).

Penentuan kata kunci dalam artikel ilmiah ISJD, dilakukan dengan metode vocabulary controlled. Metode ini membatasi penggunaan kata kunci hanya pada kata/istilah tertentu dari sumber tertentu. Di PDII-LIPI, penggunaan kata kunci ini sesuai dengan tesaurus bidang. Ada delapan tesaurus yang digunakan, yaitu:

1. Agrovoc: Multilingual Agricultural Thesaurus (AGROVOC) Food and Agriculture Organization of the United Nation, 1999

2. Thesaurus of Psychological Index Terms (TPI) The American Psychological Association, 1994 3. Engineering Information Thesaurus (EIT)

Engineering Information Inc., 1995 4. JISCT Thesaurus English Version (JISCT)

The Japan Information Center of Science and Technology, 1993 5. Macro Organization (Macro)

UN Organization, 1998

6. UNESCO Thesaurus (UNESCO)

United Nations Educational Scientific and Cultural Organization, 1995

7. Women in Development Thesaurus (WID)

Center for Scientific Documentation and Information-Indonesian Institute of Science in corporation with UNICEF, 1991

8. ILO Thesaurus ( ILO)

(7)

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, selain tesaurus, tajuk subjek dan kamus digunakan pula dalam proses penentuan kata kunci. Oleh karena itu, ketiga alat ini pun digunakan sebagai rujukan dalam melakukan analisis penelitian ini. Menurut Aitchitson (2000:49) Standar penyusunan tesaurus mencakup tiga relasi, yaitu relasi ekuivalensi, hierarki, dan asosiasi. Ketiga relasi ini merujuk pada relasi makna, tetapi disusun kembali sesuai kebutuhan perpustakaan. Dalam penelitian ini, relasi makna dalam kata kunci dianalisis melalui konsep semantik sinonim, antonim, polisemi, homonim, dan meronim. Dari analisis terhadap kata kunci tersebutlah dibangun peta relasi makna. Penggambaran peta relasi makna dilakukan dengan memperhatikan penerapan relasi makna dalam tesaurus.

II. Kerangka Teori

Dalam Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2008: 242) disebutkan bahwa tesaurus adalah buku referensi berupa informasi tentang pelbagai perangkat konsep atau istilah dalam pelbagai bidang kehidupan atau pengetahuan, disusun mulai dengan medan makna sebagai lema pokok, lalu diperinci atas submedan makna hingga ke sinonim dan antonim pelbagai konsep yang dijadikan sublema menurut tingkatnya. Data yang dianalisis dalam makalah ini bersumber dari tesaurus ilmiah bidang (ilmu). Tiap tesaurus mencakup istilah-istilah dalam satu ranah (ilmu). Di PDII-LIPI digunakan sembilan tesaurus yang berada pada tujuh bidang, yaitu AGROVOC untuk pertanian, perhutanan, dan perikanan; TPI untuk psikologi; EIT dan JISCT untuk teknik; Macro untuk sosial-ekonomi; UNESCO untuk pendidikan-budaya; WID untuk wanita; MESH untuk kesehatan, dan ILO untuk tenaga kerja.

Dalam petunjuk penggunaan tesaurus terdapat penjelasan mengenai relasi makna antar-kata kunci yang ditandai/digambarkan melalui istilah-istilah khusus berikut.

1. Relasi ekuivalensi: relasi antara istilah yang digunakan (deskriptor) dan tidak digunakan (nondeskriptor) yang dalam fungsi indeks, dua istilah atau lebih tersebut mengacu pada konsep yang sama (Aitchison, 2000: 50). Pada tesaurus, relasi ekuivalensi ditunjukkan dengan istilah:

USE merujuk pada istilah (kata kunci) yang digunakan (deskriptor)

(8)

2. Relasi hierarki: relasi ini menunjukkan level superordinasi dan subordinasi. Istilah superordinasi merujuk pada kelas atau satu kesatuan, sedangkan istilah subordinasi merujuk pada angota atau bagian dari (Aitchison, 2000:54)

Narrower Term menunjukkan istilah-istilah yang memiliki makna lebih sempit atau lebih spesifik dibandingkan dengan kata kunci yang digunakan (anggota atau bagian dari)

Broader Term menunjukkan istilah-istilah yang memiliki makna lebih luas dibandingkan dengan kata kunci yang digunakan

3. Relasi asosiasi: relasi asosiasi ditemukan pada istilah-istilah yang memiliki kaitan erat secara konsep, tetapi relasi tersebut tidak bersifat hierarki dan bukan anggota dari kelompok ekuivalensi (Aitchison, 2000: 60)

Related Term menunjukkan istilah-istilah yang memiliki kaitan makna dengan kata kunci yang digunakan

4. Selain relasi makna di atas, terdapat pula pemaparan makna kata kunci (Scope Note atau SN).

Namun, relasi makna yang dibangun dalam tesaurus dibuat untuk setiap kata kunci, sementara penelitian ini berusaha melihat relasi makna antar-kata kunci, baik kata-kata kunci dari satu tesaurus maupun antartesaurus.

Dalam kaitannya dengan makna, Cruse (2004: 262) memperkenalkan dynamic construal approach yang menyatakan bahwa kata-kata sebenarnya tidak memiliki makna permanen yang melekat pada dirinya. Makna kata muncul ketika kata tersebut digunakan dalam konteks tertentu atau language use. Namun, hal ini tidak sepenuhnya berlaku pada istilah (term). Menurut Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2009: 97) istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah digunakan pada bidang atau ranah tertentu dan pemaknaannya pada umumnya dibatasi. Kata kunci yang dijadikan data dalam makalah ini merupakan istilah ilmiah. Konteks kata kunci tersebut adalah artikel terkait.

(9)

Dalam hierarki leksikal, terdapat dua kelompok hierarki, yaitu taksonomi dan meronimi. Taksonomi dan meronimi dalam hierarki ini menggambarkan pola relasi dominansi dan konstrastif. Hierarki taksonomi merupakan sistem pengklasifikasi dan menggambarkan cara penutur satu bahasa mengategorikan pengalamannya (Cruse, 2004: 176). Menurut Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2008: 234) taksonomi adalah klasifikasi unsur bahasa berdasarkan hierarki. Sementara itu, meronimi adalah klasifikasi unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan bagian dari (Kridalaksana, 2008: 152). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa hubungan taksonomi merupakan kaitan antara unsur-unsur dalam satu kelompok/jenis, sementara hubungan meronimi merupakan kaitan antara unsur-unsur dalam satu entitas.

Dalam makalah ini, analisis semantik yang dilakukan adalah mencari hungan relasi makna di antara kata-kata kunci dalam artikel ilmiah. Hubungan dalam tesaurus pada umumnya merupakan hubungan taksonomi. Namun, dalam upaya mencari kaitan antara makna satu kata kunci dan kata kunci lainnya, dapat pula terbentuk hubungan meronimi.

Dalam situsAmerican Society for Indexing, disebutkan ada dua metode yang dapat digunakan dalam membangun thesaurus, yaitu top-down dan bottom-up. Metode top-down adalah metode penyusunan tesaurus dengan cara menyusun relasi makna istilah yang diambil dari kamus dan tesaurus yang sudah ada berdasarkan ruang lingkup tertentu. Sementara itu, metode bottom-up adalah metode penyusunan tesaurus berdasarkan data dokumen (dalam penelitian ini adalah artikel ilmiah dalam pangkalan data PDII-LIPI). Analisis dalam makalah ini dilakukan dengan metode bottom up.

III. Analisis Data

(10)

Untuk membuat pemetaan relasi makna ketiga kata kunci di atas, dilakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Langkah pertama, dilihat/dicari sumber (tesaurus/ kamus) kunci tersebut. Setelah itu, dilihat pada tesaurus terkait, pembatasan makna (SN) dan relasi makna (BT, NT, RT, UF) setiap kata kunci.

a. Pada UNESCO, Syntax, disebutkan memiliki BT Grammar dan RT Morphology (Linguistics). Kata kunci Grammar memiliki BT Linguistics. Sementara itu, pada TPI di sebutkan bahwa RT dari Syntax adalah Phonetics dan Semantics. Namun, pada TPI, Syntax tidak disebutkan memiliki BT Grammar.

b. Dalam TPI, disebutkan bahwa BT dari Verbal communication adalah Communication. Sementara itu, NT –nya disebutkan Articulation (speech), Conversation, Language profiency, Pragmatics dan Story telling.

c. Pada tesaurus UNESCO, tidak disebutkan SN Language instruction. Namun, dari UF Language educatin, Language learning, dan Language teaching dapat dipetakan konstituen makna kata kunci tersebut. NT untuk Language instruction disebutkan Second language instruction dan Creative writing sebagai NT2 (makna bawah) dari Second language instruction. Sementara itu, terdapat beberapa RT untuk Language instruction, yaitu Foreign languages, Humanities education, Language laboratory, Linguistics, Literature education, Mother tongue instruction, Multilingualism, Suggestopedia, dan Uncommonly taught languages. Namun, dalam bagan, tidak semua RT ditampilkan, dipilih dua aspek yang dianggap berhubungan dengan topik artikel. Tidak disebutkan BT dalam kata kunci ini.

(11)

Language lebih luas dibandingkan Language instruction yang mengacu pada ‘belajar bahasa’.

3. Ketika terdapat rumpang, keterkaitan relasi makna antara satu kata kunci dengan kata kunci lainnya tidak ditemukan, ditambahkan istilah linguistik yang tepat sebagai penghubung. Pada data di atas, telah diperoleh dua kelompok besar pemetaan, yaitu Language dan Linguistics. Kemudian, untuk menghubungkan kata kunci yang berada di bawah Language dan Linguistics, ditambahkan kata kunci Pragmatics untuk menghubungkan Pragmatics dan Communication.

4. Penambahan kata kunci ini dilakukan dengan melihat pada kemungkinan istilah dan makna yang tepat. Pemilihan kata kunci baru dilakukan berdasarkan:

a. membaca artikel (data)

b. membaca literatur yang berkaitan dengan artikel c. melihat kamus bidang (Kamus Linguistik)

d. Bertanya pada ahli bidang (bahasa dan linguistik)

5. Menggambarkan hubungan relasi makna dalam diagram (pemetaan).

Berikut ini contoh pemetaan hasil analisis kata kunci pada satu judul artikel ilmiah di pangkalan data ISJD.

(12)

Rumpang tersebut terjadi karena tidak semua relasi makna dalam satu kata kunci digambarkan lengkap. Oleh karena itulah, dalam menyusun pemetaan, dilakukan pemilihan dan pemilahan atas kata kunci dan relasi maknanya dalam tesaurus.

IV. Kesimpulan

Pemetaan relasi makna pada (satu) data telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis relasi makna pada kata kunci dapat dilakukan. Untuk melakukan pemetaan, pembatasan dan relasi makna setiap kata kunci pada data diperiksa di tesaurus. Namun, penyusunan peta relasi makna tidak dibuat sepenuhnya sama dengan penggambaran dalam tesaurus. Pemilihan relasi makna dan kata kunci yang dipetakan dilakukan untuk mendapatkan keterkaitan antar-kata kunci. Pemilihan tersebut juga disebabkan deskripsi relasi makna dalam tesaurus ada yang terlalu luas dan sebaliknya, ada pula yang memiliki rumpang. Selain itu, tidak semua kata kunci dalam tesaurus mendapat penggambaran relasi makna dengan lengkap. Pada proses pemetaan, ditemui kesulitan karena adanya kata kunci yang ditemukan di lebih dari satu tesaurus, sementara makna yang digambarkan dalam dua tesaurus tersebut memiliki perbedaan. Dalam kondisi seperti itu, pemilihan makna dikembalikan ke konteks kata kunci, yaitu artikel yang bersangkutan.

Daftar Pustaka

Aitchinson, Jean, Alan Gilrichrist, dan David Bawden. 2000. Thesaurus Construction and Use: a Practical Manual. Cornwall: TJI Digital.

American Society of Indexing. “How Do I Build a Thesaurus?” Diakses dari http://www.asindexing.org/i4a/pages/index.cfm?pageid=3623 pada 3 April 2011.

Currie, Anne-Marie, Jocelyn Cohan, dan Larisa Zlatic. 2002. “Linguistic Approaches in Information Retrieval of Medical Texts”. Dalam Round Table on Languages and Linguistics 2000. James E. Alatis, dkk. (Ed.). Washington: Georgetown University Press.

(13)

Cruse, Alan D. 2006. A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Google Analytics. https://www.google.com/analytics/reporting/?

reset=1&id=22981369&pdr=20110829-20110928 diakses 29 September 2011.

Hasibuan, Zainal A. dan Mustangimah. “Analisis Hubungan Antara Deskriptor, Referensi, dan Sitasi untuk Membangun Struktur Koleksi Dokumen yang Inheren.” diakses dari http://www.batan.go.id/ppin/lokakarya/LKSTN_12/Zainal.pdf, pada 14 Februari 2010.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Meadow, Charles T., Bert R. Boyce, dan Donald H. Kraft. 2000. Text Information Retrieval Systems Second Edition. San Diego: Academic Press.

Rey, Alan. 2000. Pengantar Terminologi Terjemahan Rahayu S. Hidayat. Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Subagyo, Hendro, Sjaeful Affandi, dan Lukman. 2011. “Integrasi Database Dokumen Ilmiah dari Lembaga-Lembaga Penelitian Indonesia Berbasis Ontologi” Prosiding e-Indonesia Initiatives (EII) forum ke VII, Bandung.

The American Psychological Association. 1994. Thesaurus of Psychological Index Terms.

UN Organization. 1998. Macro Thesaurus.

UNESCO Organization. 1995. UNESCO Thesaurus

(14)

Data:

Judul : Analysing syntactic modifications of foreigner talk and teacher talk Pengarang : M. Sukirlan

Sumber : Jurnal pendidikan dan pembelajaran

Penerbit : Universitas Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun Terbit Artikel: 2007 Volume : 5 No : 2 Halaman : 159-166

Kata Kunci : Language instruction; Syntax; Verbal communication Sari : NULL

Abstrak : NULL

Telah dilihat sebanyak : 5 kali Kode Panggil : 370.5 Jur p

(15)

UF: Language education UF: Language learning UF: Language teaching

NT: Second language instruction NT2: Creative writing

RT: Foreign languages RT: Humanities education RT: Language laboratories RT: Linguistics

RT: Literature education RT: Mother tongue instruction RT: Multilingualism

RT: Suggestopaedia

RT: Uncommonly taught languages SO: UNESCO

Syntax

SN: Study and rules of the relation of morphemes to one another as expressions of ideas and as structural components of sentences; the study and science of sentence construction; the actual grouping and specific combination and relationship of words in a sentence. UF: Syntactic analysis

BT: Grammar BT2: Linguistics

RT: Morphology (linguistics) RT: Semantics

SO: UNESCO; TPI

Verbal communication

(16)

NT: Articulation NT: Conversation

NT: Language proficiency NT: Story telling

Referensi

Dokumen terkait

tengah bentang spesimen BCW-1/2b Retak awal terjadi pada beban 2 ton ditandai dengan munculnya retak rambut pada bagian tarik balok. Tulangan tarik mulai leleh pada beban 2,8

Proposal yang telah diseminarkan akan didokumentasikan dalam bentuk laporan. Untuk mengetahui apakah proposal yang diajukan oleh mahasiswa layak untuk diteruskan

Melalui pembelajaran menggunakan model make a match, inside outside circle, market place activity, siswa dapat menganalisis makna al-Asma al-Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil,

Aset yang dinilai adalah aset yang terkait layanan akademik (Sistem Informasi Akademik IPDN), Pada Tabel II, menunjukkan risiko terkait problem management lalu risiko yang

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bcrbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama pada Proyek Peningkat'ul Penelitian dan

awal memungkinkan kita untuk percaya jamur untuk sekarang efektif dalam mengurangi populasi kumbang dan merupakan prospek yang baik untuk pengendalian populasi jangka panjang..

Apa gunanya sebuah pembangunan yang pada saat ini memang tinggi produktifitasnya, merata pembagian kekayaanya, tetapi dalam jangka sepuluh tahun atau dua puluh

Penelitian terdahulu mengenai identifikasi tanda tangan telah banyak dilakukan menggunakan metode Backpropagation dan Wavelet, maupun dengan Learning Vector