• Tidak ada hasil yang ditemukan

STAN 8 Imbalan Kerja Kontijensi 14112018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STAN 8 Imbalan Kerja Kontijensi 14112018"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

IMBALAN KERJA

KONTIJENSI PERISTIWA

SETELAH TANGGAL

(2)

Agenda

Peristiwa Setelah Tanggal

Pelaporan

Peristiwa Setelah Tanggal

Pelaporan

Provisi dan Kontijensi

Provisi dan Kontijensi

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja

(3)
(4)

PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi

antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan

diotorisasi untuk terbit

Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian

adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada

akhir periode pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan

penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah

periode pelaporan

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal

laporan keuangan sudah final

Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor

Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai

(5)
(6)

Ilustrasi PSAK 8

Peristiwa setelah Periode Pelaporan

PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM

2013)

Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas

pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.

PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)

Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya Prima

(MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.

Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham

PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik

(7)

PSAK 25

Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Kebijakan Akuntansi dan

(8)

Kebijakan Akuntansi - PSAK 25

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik

tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan penyajian.SAK spesifik berlaku kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan

mempertimbangkan panduan aplikasi,

Jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen, dengan urutan acuan

Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah

serupa dan terkait

Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan

dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang

menacu pada KDPPLK yang sama

Literatur akuntansi

Praktik akuntansi industri yang berlaku

Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk

(9)

Perubahan Kebijakan Akuntansi - PSAK 25

Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali

dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan.

Untuk perubahan kebijakan akuntansi karena standar baru:

Mengikuti ketentuan transisi

Jika tidak ada ketentuan transisi perubahan kebijakan diterapkan secara

retrospektif, kecuali tidak praktis

Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru

adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan fakta dan

(10)

Perubahan Estimasi - PSAK 25

Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi

elemen-elemen dalam LK:

melibatkan pertimbangan entitas, estimasi karena ketidakpastian, estimasi yang reasonable

Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan

yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.

Perubahan estimasi akuntansi adalah: penyesuaian jumlah tercatat yang

berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.

Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam

laporan laba rugi pada:

a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak

(11)

Kesalahan - PSAK 25

Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian

atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara

retrospektif

pada laporan keuangan lengkap pertama yang

diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau

(12)

Ilustrasi - PSAK 25

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan

Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret 2009, penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak

termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, yang dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai DSAK–IAI menerbitkan

interpretasi standar akuntansi yang spesifik mangatur transaksi tersebut.

Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011

kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011), terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8 secara restrospektif,

pengaruh perubahan tersebut menyebabkan penyajian kembali pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan (Catatan 58).

(13)
(14)

Provisi – PSAK 57

Provisi  liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti, diakui jika

(a) Memiliki kewajiban kini

(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c) Estimasi yang andal

Pertimbangan dalam pengakuan provisi berdasarkan bukti-bukti yang

tersedia:

 besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan

terpenuhi); dan

 jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi.

 Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.

(15)

Kontijensi – PSAK 57

Entitas tidak diperkenankan mengakui kewajiban kontinjensi.Kewajiban kontinjensi adalah:

(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau

(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:

(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi.

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan

keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu

(16)

Contoh

PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan

mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas,

meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas

untuk mengembalikan uang konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peris

tiwa penjualan produk, yang

menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah

menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan

mengembalikan uang mereka.

2. Terdapat

kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu

sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan

mengembalikan uang pelanggan (par 24)

3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi

sebesar

(17)

Contoh

Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak

Penghasilan.

Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus

melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai

penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan

yang berlaku di bidang jasa keuangan.

Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan

belum dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu

pelatihan ulang) belum terjadi.

(18)
(19)

Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja

Jangka Pendek

Pesangon

Imbalan Paska

Kerja

Diterapkan oleh pemberi kerja dalam

(20)

Latar Belakang Perubahan

Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program

didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami

Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi

komparabilitas  opsi ditiadakan

Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik

yang ada

Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan

pasti yang diperlukan

PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN

Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria

Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program Persyaratan pengungkapan

PERUBAHAN LAINNYA

Imbalan kerja jangka pendek Pesangon

(21)
(22)

Pengakuan dan Pengukuran

memberi jasa

Liabilitas jangka pendek sebagai:

Liabilitas jangka pendek sebagai:

Liabilitas setelah dikurangi yang

telah dibayar, beban dibayar dimuka

jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain

membolehkan sbg biaya perolehan

Cuti berimbalan

jangka pendek

Cuti berimbalan

jangka pendek

Boleh diakumulasi

diakui pada saat

pekerja memberikan jasa

Boleh diakumulasi

diakui pada saat

pekerja memberikan jasa

cuti berimbalan yang tidak boleh

(23)

Ilustrasi

PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti

berimbalan sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja.

Selama tahun 2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang

sedangkan sisanya cuti 10 hari kerja.

JIKA TIDAK DIAKUMULASI

Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000) Kas 680.000.000

JIKA DIAKUMULASI

Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000) Kas 680.000.000

(24)

Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

1

Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

2

Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak

mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan

pembayaran.

(25)

Bonus

Dibuat jurnal penyesuaian

Beban bonus

240 milyar

Utang bonus

240 milyar

Dibuat jurnal penyesuaian

Beban bonus

240 milyar

Utang bonus

240 milyar

PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan

keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan

bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk

direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.

(26)

Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat diakumulasikan cuti tahunan.

• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan. • Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan

akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun. Pertanyaan

• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat diakumulasikan cuti tahunan.

• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan. • Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan

akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun. Pertanyaan

• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi

manfaat jangka pendek karena

tidak diharapkan akan diselesaikan

seluruhnya dalam waktu 12 bulan

setelah jasa yang diberikan oleh

karyawan.

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi

(27)

Pengungkapan

Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah

gaji yang diterima oleh manajemen kunci 

direksi dan komisaris

Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah

gaji yang diterima oleh manajemen kunci 

direksi dan komisaris

Imbalan kerja jangka pendek untuk

manajemen kunci sesuai dengan PSAK 7

(28)

Imbalan Pascakerja

Elemen dari Proses Pensiun

Entitas

Investasi

Manfaat

(Pembayaran)

Kontribusi

Dana

(29)

Imbalan Pascakerja

Imbalan pasti

Imbalan pasti

Iuran pasti

Iuran pasti

bergantung

pada

substansi

ekonomis dari

setiap

(30)

Definisi

Program iuran pasti

entitas membayar kpd

pengelola dana, tidak ada kewajiban entitas untuk

membayar iuran lebih lanjut jika pengelola dana tidak

cukup membayar jasa

Program imbalan pasti

program imbalan

(31)
(32)

Program Iuran Pasti

Pengakuan dan

Pengukuran

Diakui sebagai beban

Diakui sebagai beban

Diakui liabilitas (beban terakru)

setelah dikurangi dengan iuran

telah dibayar atau aset

(pembayaran dimuka jika

terdapat kelebihan).

Diakui liabilitas (beban terakru)

setelah dikurangi dengan iuran

telah dibayar atau aset

(pembayaran dimuka jika

terdapat kelebihan).

Jika iuran tidak jatuh tempo

seluruhnya dalam 12 bulan ->

didiskonto

Jika iuran tidak jatuh tempo

seluruhnya dalam 12 bulan ->

(33)

Program Manfaat Pasti

Perusahaan memiliki

kewajiban hukum

dan

konstrukstif

untuk

memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.

Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai

Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi demografi dan

keuangan.

Dana diakumulasikan dalam

Aset Program

Risiko atas manfaat pasti:

Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang

diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria

Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari yang

diharapkan.

(34)

Program Manfaat Pasti

Nilai Kini Kewajiban

Imbalan Pasti (NKKIP)

Nilai Kini Kewajiban

Imbalan Pasti (NKKIP)

Nilai Wajar Aset Program

(NWAP)

Nilai Wajar Aset Program

(NWAP)

Faktor-faktor:

Biaya Jasa:

• Biaya Jasa Kini • Biaya Jasa Lalu • Biaya Bunga

• Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)

Biaya Jasa:

• Biaya Jasa Kini • Biaya Jasa Lalu • Biaya Bunga

• Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga

• Iuran pensiun oleh perushaan • Penarikan uang pensiun dr

Dapen

• Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga

• Iuran pensiun oleh perushaan • Penarikan uang pensiun dr

Dapen

(35)

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)

+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti

-/-

Nilai wajar aset program yang

digunakan untuk menyelesaikan

kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)

+/- Penghasilan komprehensif lain

pendapatan atau kerugian

Laporan Posisi Keuangan

(36)

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Cuti berimbalan jangka panjang

Cuti berimbalan jangka panjang

Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa

jangka panjang lain

Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa

jangka panjang lain

Imbalan cacat permanen

Imbalan cacat permanen

Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12

bulan setelah akhir periode pelaporan saat

pekerja memberikan jasanya

Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12

bulan setelah akhir periode pelaporan saat

pekerja memberikan jasanya

Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12

bulan sesudah akhir dari periode pelaporan saat

jasa diberikan

Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12

(37)

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Diakui

sebagai

liabilitas

Diakui

sebagai

liabilitas

total nilai neto dari

jumlah:

total nilai neto dari

jumlah:

Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada

akhir periode pelaporan

(38)

Amandemen 2015

Atribusi Iuran dari Pekerja atau Pihak Ketiga (Paragraf

93)

Menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak

ketiga bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan

berdasarkan jumlah tahun jasa.

Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka

iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan

metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan oleh

paragraf 70 untuk imbalan bruto.

(39)
(40)

Penyesuaian 2016 - diskonto

Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan

pasca kerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan

mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi

berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan.

Untuk mata uang yang tidak memiliki pasar yang aktif dan stabil bagi

obligasi korporasi berkualitas tinggi tersebut, maka digunakan imbal

hasil pasar (pada akhir periode pelaporan) atas obligasi pemerintah

yang didenominasi dalam mata uang tersebut.

Mata uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi

(41)

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

Imbalan kerja perusahaan:

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000 Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000

Biaya Jasa Kini 30.000

Tingkat Diskonto 10%

Iuran 24.000

Imbalan 16.000

(42)

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas Komprehensif Liabilitas Penghasilan Kewajiban Nilai Kini Aset

Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000)

Biaya bunga 20.000 (20.000)

Pendapatan bunga (20.000) 20.000

Iuran (24.000) 24.000

Imbalan 16.000 (16.000)

Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset

Program 6.000 (6.000)

Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial

Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000

Saldo Akhir KerugianKerugian 22.000

*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000

(43)

Jurnal

Beban pensiun 30.000

Penghasilan Komprehensif Lain 22.000

Kas 24.000

Liabilitas 28.000 Liabilitas

Kewajiban manfaat Pensiun 28.000 Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000 Notes

Nilai kini Kewajiban 250.000

Aset Program 222.000

Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000 Beban pensiun 30.000

Penghasilan Komprehensif Lain 22.000

Kas 24.000

Liabilitas 28.000 Liabilitas

Kewajiban manfaat Pensiun 28.000 Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000 Notes

Nilai kini Kewajiban 250.000

Aset Program 222.000

(44)

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

Imbalan kerja perusahaan:

KETERANGAN

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1

250.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1

222.000

Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1

22.000

Biaya Jasa Kini

34.000

Tingkat Diskonto

10%

Iuran

26.000

Imbalan

20.000

(45)

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas Komprehensif Liabilitas Penghasilan Kewajiban Program ProgramAset Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000

Biaya jasa kini 34.000 (34.000)

Biaya bunga 25.000 (25.000)

Pendapatan bunga (22.200) 22.200

Iuran (26.000) 26.000

Imbalan 20.000 (20.000)

Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500

Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu

Kerugian (keuntungan) akturial

36.800 (26.000) (35.900) 25.100

(46)

Jurnal

Beban pensiun 36.800

Liabilitas manfaat pensiun 25.100

Kas 26.000

Penghasilan Komprehensif Lain 35.900 Liabilitas

Liabilitas manfaat pensiun 2.900 Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain 13.900

Notes

Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600

Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)

Beban pensiun 36.800

Liabilitas manfaat pensiun 25.100

Kas 26.000

Penghasilan Komprehensif Lain 35.900 Liabilitas

Liabilitas manfaat pensiun 2.900 Ekuitas

Penghasilan komprehensif lain 13.900

Notes

Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600

(47)

47

Dwi Martani - 081318227080 martani@ui.ac.id atau d

wimartani@yahoo.com

http://staf.blog.ui.ac.id/martani/ Dwi Martani - 081318227080

martani@ui.ac.id atau d

wimartani@yahoo.com

http://staf.blog.ui.ac.id/martani/

(48)

Pengungkapan Laporan Keuangan

(49)

Pengungkapan Laporan Keuangan

(50)

Pengungkapan Laporan Keuangan

(51)

Pengungkapan Laporan Keuangan

(52)
(53)

Imbalan Pasti

Imbalan pasti adalah imbalan yang diberikan kepada pekerja

dengan jumlah yang telah ditentukan.

Jumlah yang ditentukan dapat berbentuk:

Sebuah formula atau rumusan tertentu

Sebuah jumlah nominal tertentu.

Fasilitas tertentu yang dijanjikan = misalnya fasilitas

kesehatan

Imbalan pasti dapat diterima sekaligus pada saat tertentu

dapat juga akan diterima oleh pekerja dalam satu periode

tertentu.

(54)

Contoh

Perusahaan menjanjikan pembayaran pesangon kepada karyawannya pada saat berhenti bekerja di usia pensiun normal sebesar 200.000.000. • Karyawan memiliki masa kerja sampai pensiun selama 20 tahun.

Berdasarkan metode Projected Unit Credit (asumsi diabaikan), unit menurut periode jasa = 200.000.000/20 = 10.000.000.

Sehingga pengakuan di laba rugi dan neraca sebagai berikut:

54

Tahun Beban tahun berjalan Kewajiban akhir tahun

1 10,000,000 10,000,000

Kewajiban imbahan kerja 10 20 30 40

(55)

Imbalan Kerja dengan Perhitungan Aktuaria

Program winduan

Tunjangan cuti besar

Tunjangan kecelakaan dinas

Tunjangan kematian

Imbalan jangka panjang

Program pesangon

Pensiun

Jaminan kesehatan

(56)

Projected Unit Credit

Pengakuan dan Pengukuran diperlukan :

Nilai Kewajiban Imbalan PastiBiaya Jasa Kini

Metode yang digunakan : Projected Unit Credit

Metode ini sering disebut sebagai metode imbalan yang diakru yang

diperhitungkan secara prorata sesuai periode jasa

Sebagai metode imbalan dibagi tahun jasa

Menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit

tambahan imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk menghasilkan kewajiban final.

Metode ini akan mengalokasikan imbalan ke:

Periode berjalan untuk menentukan Biaya Jasa Kini

Periode berjalan dan periode-periode lalu untuk menentukan Nilai Kini

Kewajiban.

(57)

Metode dan Asumsi Aktuaria

Untuk melakukan perhitungan aktuaria digunakan asumsi-asumsi aktuarial.Asumsi Aktuarial tidak boleh bias dan cocok satu dengan yang lain (mutually

compatible).

Asumsi Aktuarial terdiri dari:

Asumsi Demografis mengenai karakteristik masa depan dari pekerja dan mantan pekerja (dan tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan

Mortalitas selama dan sesudah masa kerja

Tingkat perputasan pekerja, cacat dan pensiun diniProporsi dari peserta program dengan tanggungannyaTingat klait program kesehatan

Asumsi keuangan, berhubungan dengan:

Tingkat diskonto

Tiingkat gaji dan imbalan masa datang

Jaminan kesehatan, biaya kesehatan di masa datang dan biaya administrasiTingkat hasil yang diharapkan atas aktiva program

(58)

Perhitungan Aktuaria

58

Nilai sekarang Manfaat Imbalan kerja yang akan

dibayarkan pada yang akan datang (PVFB) untuk masa

kerja yagn telah dilalui:

PBO = PVFB x masa kerja lalu / total masa kerja

Kewajiban Kini (Present Value of Obligation

(PBO) :

Kenaikan nilai kewajiban kini atas jawa pekerja dalam

periode berjalan

CSC = PVFB / Total Masa Kerja

(59)

Perhitungan Aktuaria

Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiunUsia masuk : 20 tahun

Usia pensiun : 55 tahunUsia valuasi : 30 tahunGaji Valuasi : 2.000.000

Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%

Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan

(60)

Perhitungan Aktuaria

Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiunUsia masuk : 20 tahun

Usia pensiun : 55 tahunUsia valuasi : 30 tahunGaji Valuasi : 2.000.000

Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%

Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan

untuk mepermudah pemahaman.

60

• Future Benefit :

2 x 35 x 2.000.000 x (1+6%) ^ 25 = 600.861.900

• PVFB

:

600.861.900 / (1 + 10% )^25 = 55.457.148

• PBO

:

55.457.148 x 10 / 35 = 15.844.899

(61)

Perhitungan Aktuaria

Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiunUsia masuk : 20 tahun

Usia pensiun : 60 tahunUsia valuasi : 35 tahunGaji Valuasi : 5.000.000

Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 5%

Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan

(62)

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003

Jika Manfaat Pensiun yang diberikan perusahaan > manfaat

pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka kewajiban pemberi

kerja hanya sebesar iurang pemberi kerja

(2 x 35) x 80% > 32.2 G

56 G

> 32.2 G

Jika manfaat pensiun yang diberikan oleh pemberi kerja <

manfaat pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka selisihnya

merupakan kewajiban pemberi kerja

(1, x 20) x 80% > 32.2 G

24 G >

32.2 G

Kewajiban = 32.2 G – 24 G

(63)

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003

63

(64)

Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003

64

(65)

UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

Pasal 88

1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi menghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 91

1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan

antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat

buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang

ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan

pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(66)

UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

Pasal 156 (1 & 2)

Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon

dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai

berikut :

masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;

masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.

masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

(67)

UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

Pasal 156 (3)

Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan

sebagai be-rikut :

masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;

masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan

upah;

masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh)

bulan upah;

masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8

(delapan) bulan upah;

masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

(68)

UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

Pasal 156 (4)

Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) meliputi :

cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana

pekerja/buruh diterima bekerja;

penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima

belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau

perjanjian kerja bersama.

Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan

masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(69)

UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

Pasal 157

Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang

tertunda, terdiri atas :

upah pokok;

segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan

keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh.

Penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka

penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.

Upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar satuan hasil, potongan/borongan atau

komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan pendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan tidak boleh kurang dari

ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota.

Pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada upah

borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua belas) bulan

Gambar

Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantian hak (usia pensiun, PHK
Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantian hak (sakit

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengambilan data diketahui bahwa waktu tunggu tercepat adalah 10 menit yaitu pada poliklinik interna, masih lebih lama 8 menit apabila dibandingkan hasil

Pengaruh Australia di Timor timur ini seperti halnya pengaruh Australia di Papua  Niugini melebarkan lingkungan pengaruh politiknya yang dianggapnya sudah layak

Pengajuan SPP-LS Gaji dan Tunjangan Pengguna Anggaran PPK SKPD Bendahara Pengeluaran Uraian Lengkap DPA SPM 2 hari kerja sejak SPP diterima Rancangan SPM SPP-LS dan Dokumen

Jika timbul kemungkinan besar bahwa arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan suatu unsur yang sebelumnya diklasi fi kasikan sebagai liabilitas kontinjensi,

Limbah baglog jamur tiram dapat di- jadikan kompos setelah pengomposan satu bulan, dimana pengaruh konsentrasi ko- toran kambing, EM4 dan waktu pembalikan berpengaruh nyata

 Contoh kalimat tanya tersamar dalam kehidupan sehari- hari  Santun dalam bertanya sesuai dengan situasi komunikasi  Santun dan lugas dalam bertanya sesuai dengan situasi

Sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini sesuai dengan hipotesis : terdapat hubungan yang nyata jaringan komunikasi (tingkat keterkaitan,

Dari beberapa hasil penelitian yang peneliti dapatkan (Ealias dan George, Sani, Shahzad, Sarmad, Abbas &amp;Khan) dan didukung oleh teori yang peneliti kumpulkan,