• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Republik Demokratik Timor Leste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Republik Demokratik Timor Leste"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan Pendahuluan Tujuan

Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah

Tujuan dari penulisan ini adalah mahasiswa dapat menjelaskan tentang Timor Leste yangmahasiswa dapat menjelaskan tentang Timor Leste yang terdiri dari :

terdiri dari : a.

a. AncAncamaaman Komun Komunis di Anis di Asia Tsia Tenggenggara paara pasca pesca peranrang Vietg Vietnamnam  b.

 b. IntegIntegrasi rasi Timor Timor – Tim– Timur ke ur ke wilaywilayah RI ah RI sebagai sebagai propipropinsi kensi ke-27-27 c.

c. JajJajak pak pendaendapat pat di Tdi Timimor- or- TimTimur 1ur 1999999

Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka  bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara

 bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara AustraliaAustralia dan bagian timur dan bagian timur   pulau

 pulau Timor Timor . Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau AtauroAtauro,, JacoJaco, dan, dan enklave

enklave Oecussi-AmbenoOecussi-Ambeno didi Timor BaratTimor Barat.. Antara Timor Timur dan Timor Leste Timor Timur Antara Timor Timur dan Timor Leste Timor Timur  mem

memiliiliki ki banbanyak yak namnama a sejsejalaalan n dendengan gan perperjaljalanan anan panpanjanjang g sejsejaraarah h yanyang g memmemililukan ukan hinhinggagga sekarang menjadi negara merdeka yang kita kenal dengan Republik Demokrasi Timor Leste. sekarang menjadi negara merdeka yang kita kenal dengan Republik Demokrasi Timor Leste.

Masa penjajahan Portugis yang berlangsung lebih dari empat abad, menghadiahi Timor  Masa penjajahan Portugis yang berlangsung lebih dari empat abad, menghadiahi Timor  Leste berbagai nama bersejarah yang memiliki arti tersendiri bagi Timor Leste. Dahulunya, Leste berbagai nama bersejarah yang memiliki arti tersendiri bagi Timor Leste. Dahulunya, ne

negagara ra yayang ng beberarada da di di babagigian an papaliling ng titimumur r InIndodonenesisia a inini i didinamnamai ai TiTimomor r PoPortrtugiugis s sasaatat kependudukan Portugis. Portugis bahkan memberi julukan Provincia Ultramania yang bermakna kependudukan Portugis. Portugis bahkan memberi julukan Provincia Ultramania yang bermakna Propinsi Sebrang Lautan yang merupakan bagian

Propinsi Sebrang Lautan yang merupakan bagian dari Portugal Raya namun tidak menanggalkandari Portugal Raya namun tidak menanggalkan  perlakuannya terhadap Timor sebagai negara jajahan.

 perlakuannya terhadap Timor sebagai negara jajahan.

Dunia mengenal Timor Leste dengan East Timor yang merupakan rujukan bahasa inggris Dunia mengenal Timor Leste dengan East Timor yang merupakan rujukan bahasa inggris dar

dari i TimTimor or TimTimur ur (ba(bahashasa a IndIndonesonesia ia dan dan MelMelayuayu) ) yanyang g memmemiliiliki ki artarti i samsama a yakyakni ni “t“timuimur”.r”. Sed

Sedangkangkan an rakrakyat yat TimTimor or LesLeste te sensendirdiri i menmenyebyebut ut negnegaraaranya nya dendengan gan TimTimor or LorLorosaosae e yanyangg disesuaikan dengan bahasa daerah Timor Leste yakni bahasa Tetun yang juga berarti “timur”. disesuaikan dengan bahasa daerah Timor Leste yakni bahasa Tetun yang juga berarti “timur”.

(2)

Oleh karena itu, jika dilihat selintas antara Timor Timur dan Timor Leste tak banyak perbedaan antara keduanya. Timor Timur berarti Timor Leste, sebaliknya Timor Leste berarti Timor Timur  (Timtim). Namun dalam nuansa politis dan mengingat kondisi Timtim sekarang ini, kedua kata menyiratkan arti yang berbeda.Timor Timur lebih bernuansa keindonesiaan. Sedangkan Timor  Leste lebih menyiratkan identitas Timor. Perjalanan sejarah yang panjang selama hampir lima abad untuk mendapatkan status sebagai negara merdeka dan menjadi Republik Demokrasi Timor  Leste yang diakui seluruh dunia.

Sejarah Timor Leste

Portugis mulai menginjakkan kaki di Timor Leste sekitar tahun 1520-an, pada mulanya misi portugis adalah untuk menyiarkan agama katolik, kemudian merambah ke dunia  perdagangan karena banyak berlimpahnya kayu cendana. Pada tahun 1665 Raja Muda Portugis

yang berkedudukan di India, Antonio de Melo e Castro menunjuk Simao Luis sebagai penguasa Timor. Kedudukannya berada di Lifao, termasuk daerah Oe Cusse. Kekuasaan penjajahan Portugis itu diperkuat dengan adanya pengangkatan Anthonio Coelho Guerreiro menjadi gubernur Portugis pertama di Timor Leste pada tahun 1701. Pada tahun 1652, Belanda mulai mengimbangi dominasi Portugis di Timor, ditambah dengan adanya perlawanan dari rakyat yang dilancarkan di mana-mana seperti yang terjadi di Dili, Lifao, Batugade dan lain-lain. Hal ini membuat Portugis semakin terdesak.

Pada tahun 1913, Belanda dan Portugis menyepakati sebuah perjanjian yang bernama “Senteca Arbitral” isi dari perjanjian ini adalah untuk berbagi kekuasaan atas Pulau Timor sisi   barat untuk Belanda (menjadi Timor Barat), sisi Timur untuk Portugis (dinamakan Timor 

Portugis). Pada era Perang Dunia II rakyat Timor Portugis tak bisa mengelak dari keganasan  perang. Serangan Jepang ke Timor terjadi pada 19 Februari 1942. Seharusnya Timor Portugis menjadi daerah netral karena Portugis tidak ikut serta dalam perang tersebut. Namun kenyataannya 40 ribu sampai 60 ribu penduduk Timor Portugis tewas. Jatuhnya korban jiwa   penduduk sipil disebabkan oleh adanya keberadaan tentara sekutu di Timor Portugis yang  bertujuan untuk mengantisipasi penggunaan Pulau Timor oleh Jepang sebagai pangkalan militer 

(3)

Proses Integrasi dengan Indonesia

Hingga pada tahun 1960-an, Portugis mengalami masa-masa kegoncangan politik dan ekonomi karena perang bertahun-tahun menghadapi gerakan kemerdekaan di Angola, Guinea-Bissau dan Mozambik. Peperangan di tiga negara sekaligus ini menguras keuangan dan militer  Portugal. Pada era ini juga, Portugis bergabung dengan negara-negara Eropa yang lain dalam asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (European Free Trade Association). Perkembangan kerjasama ekonomi di Eropa yang lebih menjanjikan ketimbang investasi di daerah koloni membuat  perhatian Portugal ke daerah koloninya berkurang. Hal tersebut mendorong kelompok militer   berhaluan kiri MFA (Movimento das Forcas Armadas) mengusung ide dekolonialisasi daerah  jajahan secara bertahap. berdasarkan pada peraturan PBB tentang dekolonialisasi daerah jajahan, dapat terlihat dari keterlibatan para aktivis ini dalam gerakan perjuangan kemerdekaan di negara koloni Portugis di Afrika.

Pengaruh golongan kiri yang cukup besar mendorong kelompok ini berganti nama menjadi Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur atau Frente Revolucionaria do Timor-Leste Independence (FRETILIN). Pemimpinnya bernama Fransisco Xavier do Amaral. Asosiasi Rakyat Demokratik Timor/Associacao Democratica Timorense (APODETI) yang didirikan pada tanggal 27 Mei 1974, dengan dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo seorang penduduk asli Timor Portugis. Kelompok politik ini memiliki visi untuk berintegrasi dengan Indonesia namun sebagai daerah yang memiliki otonomi tersendiri. Pada waktu itu, Indonesia belum memiliki  perangkat perundangan yang mengatur tentang daerah otonomi. Para kepala desa dan mayoritas  penduduk yang berada dekat perbatasan dengan Indonesia cenderung mendukung kelompok ini. Di samping ketiga kelompok politik di atas, muncul pula beberapa kelompok kecil seperti Asosiasi Putera Pejuang Timor/Klibur Oan Timor Aswain (KOTA), Partai Buruh (Trabalhista) dan Asosiasi Demokratik untuk Integrasi Timor Leste dengan Australia (ADITLA).

Persaingan kelompok-kelompok ini dalam memperoleh pengikut, kadang disertai dengan adanya kekerasan yang berakibat jatuhnya korban masyarakat sipil. Pada pertengahan tahun 1975, pertentangan antar kelompok politik semakin tajam. Fretilin dan UDT sempat membangun aliansi untuk memperjuangkan visi kemerdekaan demi melawan program integrasi dengan Indonesia yang diperjuangkan Apodeti dan agen-agen rahasia Indonesia. Namun karena Fretilin terlalu sering melakukan fait accompli terhadap UDT dan pengaruh orang-orang komunis yang

(4)

mengkhawatirkan di tubuh Fretilin, perpecahan aliansi dan permusuhan antara Fretilin dan UDT membawa Timor Portugis dalam perang saudara. Fretilin memperoleh kemenangan besar dari  perang saudara ini karena mendapat dukungan dari sebagian besar personil militer Portugis yang

merupakan orang Timor. Akhirnya pada tanggal 28 November 1975 Fretilin mendeklarasikan secara sepihak kemerdekaan Timor Timur.

Deklarasi ini dilakukan karena kekosongan pemerintahan akibat keengganan dan kekhawatiran pemerintah Portugis di Pulau Antaro kembali ke Dili untuk mengambil alih kontrol keadaan setelah perang saudara berakhir dan dimenangkan Fretilin. Disamping itu juga ada ancaman serangan militer besar-besaran dari Indonesia. Praktis tidak ada keuntungan ekonomi   berarti yang diberikan propinsi ini pada induknya (Portugis), kecuali tempat buangan dan  pelarian bagi orang-orang: politisi, pengusaha gagal dan tahanan. Seolah-olah propinsi ini hanya

diberi kesempatan hidup tanpa mampu berkembang.

Setelah Fretilin memproklamasikan berdirinya Republik Demokrasi Timor Timur yang merdeka pada tanggal 28 November 1975. Rakyat menolak proklamasi yang bersifat sepihak itu,  Negara-negara lainpun tidak ada yang mengakui. Bahkan Australia yang diharap - harapkan juga tidak mau mengakuinya. Menghadapi tindakan sepihak Fretilin ini, gabungan Apodeti, UDT, KOTA dan Trabalhista mencetuskan proklamasi tandingan. Sehari sesudahnya, pemimpin-  pemimpin partai tersebut bertemu di Balibo pada 30 November 1975 untuk menandatangani

“Proklamasi Balibo”.

Isi proklamasi tersebut menyatakan tentang keinginan bersatu atau berintegrasi dengan Republik Indonesia. Hal ini disebabkan karena saat terjadi perang saudara, Pemerintah Indonesialah yang berperan besar dalam membantu rakyat Timor Timur dengan menampung  puluhan ribu pengungsi dengan menyediakan makanan, pakaian, obat- obatan, tempat tinggal

dan lain sebagainya. Padahal, seharusnya pemerintah Portugislah yang menolong rakyat Timor  timur. Sesudah Proklamasi Balibo, gabugan keempat partai itu meningkatkan perjuangannya untuk menghancurkan Fretilin yang bertindak sewenang-wenang dan kejam. Fretilin selalu menolak maksud damai dan jalan tengah yang diberikan partai gabungan. Oleh karena itu, mulailah pergolakan antara partai gabungan dan Fretilin semakin memanas. Dalam pasukan gabungan ini, terdapat juga sukarelawan - sukarelawan Indonesia yang tergerak hatinya untuk  membantu rakyat Timor Timur yang tertindas. Pemerintah Indonesia tidak dapat melarang kehendak dari para relawan tersebut yang bertindak secara sukarela.

(5)

Tanggal 5 Desember 1975 adalah saat menjelang jatuhnya kota Dili. Pada waktu itu, komandan pasukan gabungan mengeluarkan seruan yang isinya meminta agar pihak Fretilin menyerah sebelum dihancurkan. Fretilin yang keras kepala dipimpin oleh Regerio Labato tidak    pantang menyerah dan memilih bertahan hingga akhir dipusat pertahanan Fretilin di Aileu, sebelah selatan Dili, namun pada akhirnya dapat dijebol oleh pasukan gabungan dan kota Dili dapat dijatuhkan pada tanggal 7 Desember 1975.

Masalah merdeka atau integrasi untuk Timor Timur ditimbulkan karena peristiwa-  peristiwa di Portugal. Portugal mengalami pergolakan politik sepanjang tahun 1974. Pada

tanggal 25 April 1974 pemerintah Caetano digulingkan revolusi militer- Revolusi Anyelir - yang dipimpin Antonio de Spinola. Pemerintah Portugal yang baru memulai memodernisasikan ekonominya dan menarik kembali secara berangsur-angsur dari jajahan di Afrika dan Asia. Ketika penguasaan Timor Portugis dilepaskan pemerintah Portugal, Timor Portugis diberikan kemerdekaannya.

Masa Integrasi Timor-Timur di wilayah Indonesia

Pada 3 Mei 1976,DPR Timor- Timur yang beranggotakan 30 orang bersidang dengan acara tunggal mengenai integrasi Timor- Timur dengan Republik Indonesia, Yang disusul dengan pengajuan petisi integrasi yang disampaikan kepada pemerintah RI pada 7 juni 1976’ sebagai realisasi petisi tersebut, pemerintah RI mengeluarkan UU No. 7/1976 yang mengesahkan   penyatuan Timor-Timur ke dalam Negara Republik Indonesia tanggal 17 Juli 1976.setelah

Timor-Timur menjadi bagian wilayah RI pemerintah mencurahkan perhatiannya untuk  membangun provinsi ini dari pelbagai macam ketinggalan dengan provinsi lain. Untuk  menyukseskan pembangunan dilancarkan operasi territorial. Hasil pembanguna disamping   positif juga berdampak negative.urbanisasi meningkat pesat, penduduk mota Dili yang pada tahun 1976 berjumlah 25.000 orang meningkat menjadi 124.248 orang pada tahun 1991. Akibat   pesatnya kemajuan pendidikan,dan kurangnya lapangan pekerjaan, jumlah angkatan kerja yang

tidak tertampung semakin meningkat setiap tahunnya. Mereka menuntut pemerintah agar  disediakan lapangan kerja yang memadai.

Pada 8 Oktober 1996 kelompok anti-integrasi menngunakan sekolah sebagai tempat melancarkan aksi-aksinya. Pada tanggal 15 Oktober 1950 terjadi insiden antar siswa sekolah dengan aparat keamanan menurunkan spanduk yang menolak Pancasila. Aparat keamanan

(6)

dipukul dan senjatanya di rampas, bendera Merah putih yang berkibar didepan sekolah diturunkan. Pemuda pro integrasi membalas dan terjadi perkelahian di kkompleks gereja Montea. Sekalipun operasi keamanan yang dilakukan ABRI secara berangsur-angsur    berhasil,keamanan di Timor- Timur secara umum telah kondusif,masyarakat Timor- Timur  masih terpecah antar kelompok pro integrasi dan anti integrasi.pada tanggal 28 Oktober  1991.yaitu terjadinya Insiden Santa Cruz (juga dikenal sebagai Pembantaian Santa Cruz) adalah  penembakan pemrotes Timor Timur di kuburan Santa Cruz di ibu kota Dili pada 12 November 

1991.

Para pemrotes, kebanyakan mahasiswa, mengadakan aksi protes mereka terhadap  pemerintahan Indonesia pada penguburan rekan mereka, Sebastião Gomes, yang ditembak mati oleh pasukan Indonesia sebulan sebelumnya. Para mahasiswa telah mengantisipasi kedatangan delegasi  parlemen dari Portugal, yang masih diakui oleh PBB secara legal sebagai penguasa administrasi Timor Timur. Rencana ini dibatalkan setelah Jakarta keberatan karena hadirnya Jill Joleffe sebagai anggota delegasi itu. Joleffe adalah seorang wartawan Australia yang dipandang mendukung gerakan kemerdekaan Fretilin.

Dalam prosesi pemakaman, para mahasiswa menggelar spanduk untuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan, menampilkan gambar pemimpin kemerdekaan Xanana Gusmao. Pada saat prosesi tersebut memasuki kuburan, pasukan Indonesia mulai menembak. Dari orang-orang yang berdemonstrasi di kuburan, 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang. Salah satu yang meninggal adalah seorang warga Selandia Baru, Kamal Bamadhaj, seorang pelajar ilmu politik  dan aktivis HAM berbasis di Australia.

Pembantaian ini disaksikan oleh dua jurnalis Amerika Serikat; Amy Goodman dan Allan  Nairn; dan terekam dalam pita video oleh Max Stahl, yang diam-diam membuat rekaman untuk 

Yorkshire Television di Britania Raya. Para juru kamera berhasil menyelundupkan pita video tersebut ke Australia. Mereka memberikannya kepada seorang wanita Belanda untuk  menghindari penangkapan dan penyitaan oleh pihak berwenang Australia, yang telah diinformasikan oleh pihak Indonesia dan melakukan penggeledahan bugil terhadap para juru kamera itu ketika mereka tiba di Darwin. Video tersebut digunakan dalam dokumenter  First  Tuesday berjudul In Cold Blood: The Massacre of East Timor , ditayangkan di ITV di Britania  pada Januari 1992. Pada saat itu terjadi kerusuhan yang sangat luar biasa di kota Dili.selama

(7)

Timor- Timur masuk wilayah Indonesia,rakyat Timor- Timur mengalami banyak kesengsaraan dikarenakan terjadi perang saudara yang sangat panjang,salah satunya yang di sebutkan diatas d. Komunisme dan Timor Timur

Di kawasan Asia Tenggara sendiri pengaruh komunis meluas setelah Vietnam Selatan   jatuh ke tangan kaum komunis. Hal ini merupakan ancaman ideologis terbesar setelah  penumpasan PKI 10 tahun sebelumnya. Selain itu Indonesia sangat tergantung dengan sekutu

Baratnya dalam bidang politik dan ekonomi, sehingga Indonesia harus memperlihatkan keseriusannya dalam membendung perluasan pengaruh lawan-lawan ideologis sekutu Baratnya di kawasan Asia Tenggara.

Kekhawatiran terhadap kemungkinan dominasi komunis di Asia Tenggara ini hanya bisa diatasi dengan menyingkirkan Soekarno dari kekuasaan, karena Soekarno cenderung dekat dengan Blok Komunis Soviet-Cina. Sedangkan kekuasaan selanjutnya jatuh pada Soeharto yang membuka hubungan mesra dengan Blok Liberal AS. Setelah pergantian Soekarno ke Soeharto, kebijakan anti- komunisme dan pelarangan segala sesuatu yang berasal dari China mulai dilancarkan. Berpegang pada ideologi Pancasila yang indoktrinatif, dalam 10 tahun kemudian,Orde Baru menghadapi ancaman nyata komunisme pasca jatuhnya Vietnam Utara di tangan kaum komunis. Negara-negara di Asia Tenggara seperti Laos, Birma, dan Kamboja telah terkena dampak meluasnya pengaruh komunis di kawasan semenanjung Indocina. Karena kegagalan Amerika Serikat dalam mengatasi komunis di Vietnam dan efek domino yang telah muncul dari peristwa tersebut, Amerika Serikat menjadikan Indonesia benteng dari pengaruh komunis di Asia Tenggara.

Perang Dingin telah membawa dampak besar pada perebutan pengaruh di berbagai kawasan di dunia dan munculnya sentimen kemerdekaan di daerah-daerah jajahan. Portugal yang memiliki koloni di Timor Portugis selalu mencurigai Indonesa memiliki ambisi teritorial untuk  menggabungkan Timor Portugis dalam wilayah Indonesia karena ada pemikiran bahwa Timor  Portugis adalah milik Indonesia baik secara kultural, historis dan geografis. Pemikiran inilah yang akhirnya mengemuka sebagai pertimbangan dalam keputusan invasi Indonesia terhadap Timor Portugis. Sedangkan, pengaruh kelompok kiri dalam pemerintahan Portugal yang dikendalikan oleh MFA (Movimento das Forces Armadas) menjadi kekhawatiran Indonesia, kecenderungan serupa nampaknya terlihat dalam dukungan politis MFA kepada kelompok  Fretilin dan bergabungnya tiga aktivis kiri yang pernah terlibat di gerakan kiri di Afrika semakin

(8)

memperkuat ideologi yang dipegang Fretilin. Adanya gerakan kiri yang selalu diidentikkan dengan komunis adalah halyang selalu menjadi ancaman ideologis bagi Indonesia.

hubungan Indonesia dan Australia

Keterlibatan Australia dalam masalah Timor Timur sudah ada sejak wilayah ini dinyatakan jadi bagian Republik Indonesia. Perang Dingin telah membuka jalan bagi Indonesia untuk menyatukan wilayah yang rusuh dan dinyatakan Fretilin sebagai daerah yang merdeka. Saat itu kecenderungan Fretilin jelas condong ke kubu sosialis sehingga mencemaskan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat dan Australia.

Masuknya Indonesia ke Timor Timur memang telah menimbulkan masalah sejak tahun 1975. Restu negara besar karena iklim Perang Dingin mengharuskan soal Timor timur segera diselesaikan agar tidak membawa instabilitas kawasan Asia Tenggara. Tidak terpikirkan bahwa   berakhirnya Perang Dingin telah membuat Indonesia berada dalam posisi rawan.

Australia jelas berkepentingan agar Timor timur ini juga tidak jadi sumber instabilitas kawasan Asia Tenggara yang jadi zona penyangga keamanannya dari serangan utara. Sejak awal Australia memahami alngkah ayng diambil Indonesia untuk menggabungkan kawasan berpenduduk sekitar  satu juta itu kedalam negara kesatuan RI. Bahkan secara eksplisit mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor timur.

 Namun demikian sikap Australia itu tidak konsisten. Sejak PM John Howard berkuasa dan terjadinya gejolak reformasi di Indonesia sehingga berada pada posisi lemah dalam tawar  menawar diplomatik, Howard mendorong agar Indonesia melepaskan Timtim. Presiden BJ Habibie tak sadar terpengaruh gagasan Howard yang dilontarkan bulan Desember 1998. Habibie   pada bulan Januari 1999 menyatakan Timtim akan diberi dua pilihan otonomi luas atau

menolaknya sehingga bisa memilih melepaskan diri dari Indonesia. Makalah ini akan menganalisa kepentingan politik dan ekonomi Australia dengan Timor timur  sehingga jajak pendapat rakyat Timor timur akhirnya memilih lepas dari Indonesia. Kekacauan terjadi setelah jajak pendapat membuat Australia terlibat lebih jauh dengan menekan PBB agar mengijinkan tentaranya masuk Timor timur yang saat itu masih sah wilayah Indonesia.

(9)

Kepentingan Politik 

Isu Timor timur sejak lama telah menjadi bagian dari politik dalam negeri Australia. Suara pro dan kontra tentang kebijakan Australia terhadap Indonesia datang silih berganti. Puncaknya, pada masa PM Paul Keating kebijakan Australia terhadap Indonesia sangat dekat. Bahkan hampir-hampir dikatakan bahwa Keating itu adalah salah seorang sahabat Indonesia ditengah masyarakat Australia yang kritis terhadap kekuasaan Presiden Soeharto. Kepentingan politik Australia yang paling kentara terhadap Timor timur, pertama-tama adalah menghindari tidak melebarnya konflik di Timtim pada masa tahun 1970-an itu menjadi ancaman  bagi wilayah Australia. Negeri Kangguru tersebut, menghendaki Timor timur stabil sehingga hubungan politik RI-Australia tidak terganggu. Oleh karena itu pada masa awal Australia seperti “memihak” Indonesia dengan mengakui batas-batas wilayah di daerah Timor timur.

Puncak pengakuan itu adalah disepakatinya pembagian Celah Timor berdasarkan ketentuan yang disepakati kedua pihak oleh Menlu Ali Alatas dan Menlu Gareth Evans. Secara eksplisit adanya pengaturan batas laut di wilayah yang kaya minyak itu menjadikan Australia negara yang pertama mengakui eksistensi Indonesia atas Timor timur .

Namun dengan hadirnya PM John Howard sikap Australia berubah total. Mereka mulai menyatakan bahwa Timor timur untuk jangka panjang harus merdeka. Australia mulai mengubah kebijakannya atas Timor timur dengan dasar bahwa otonomi luas harus diberikan kepada Timor  timur sebelum merdeka penuh.

Sikap ini dilandasi oleh kepentingan jangka panjang Australia terhadap Timtim dan Indonesia. Terhadap Timor timur, Australia seolah-olah ingin membalas kesalahan masa lalu dengan mengakui eksistensi Indonesia di Timor timur yang sampai tahun 1998 tidak diakui PBB. Australia juga menilai dengan pendekatan ke Timor timur diharapkan bisa menanamkan  pengaruhnya di wilayah berpenduduk 800.000 jiwa ini.

Pengaruh Australia di Timor timur ini seperti halnya pengaruh Australia di Papua  Niugini melebarkan lingkungan pengaruh politiknya yang dianggapnya sudah layak diperbesar. Di tengah krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia, termasuk Indonesia, posisi Australia sangat menguntungkan. Krisis ekonomi tidak menyebar ke Australia sehingga ketika posisi negara Asia lemah, negeri ini berada dalam kondisi sehat baik militer, politik maupun ekonomi.

(10)

Kepentingan Australia terhadap Indonesia adalah melakukan unjuk kekuatan politik atas Timor timur. Dengan intervensi militer ke Timor timur, Australia mengirim pesan kepada Jakarta tentang kemampuan diplomatiknya yang berskala global. Dengan pendekatan kepada Amerika Serikat dan Eropa, Australia dapat menggolkan rencananya untuk memaksa masuk ke Timor  timur di bawah payung PBB.Sikap Australia paling akhir ini dapat dilihat dari “Doktrin Howard” yang kemudian direvisi sendiri. Menurut Ismet Fanany dalam tulisannya Doktrin Howard dalam Konteks Sejarah, doktrin itu merupakan pedoman politik luar negeri Australia. Howard menjelaskan doktrinnya dalam wawancara dengan Fred Brenchley dalam majalah The Bulletin edisi 28 September 1999.Doktrin ini adalah politik regional yang bersandar pada pandangan  politik internasional Australia yang ingin menjadi wakil atau ‘deputy’ penjaga keamanan dan   perdamaian di kawasan ini. Yang dinobatkan sebagai ‘ketua’-nya adalah Amerika Serikat.

Dengan demikian, sasarannya adalah negara-negara Asia, termasuk Indonesia tentunya. Inti dan dasar pemikiran Doktrin Howard ini telah mengundang, berbagai reaksi dari kawasan Asia dan di Australia sendiri. Di antara inti dan dasar pemikiran tersebut;

a) Australia adalah bangsa Eropa yang karenanya punya special characteristics dan occupies a special place di kawasan Asia; ciri istimewa dan memiliki tempat istimewa ini dihubungkan Howard dengan ‘nilai’ yang dimiliki Australia yang harus dipertahankan dan dipromosikan di kawasan ini;

 b) untuk menjamin kehidupan nilai yang menjadi pedoman benar/salah dalam kebijakan dan perilaku kebijakan luar negerinya di kawasan ini, Howard menunjuk Australia sebagai wakil Amerika Serikat dalam peranannya sebagai ‘polisi’ internasional di kawasan ini.

Terjemahannya, seperti dikatakan Greg Sheridan dalam The Australian 24 September  lalu, Australia akan memasuki setiap daerah di kawasan ini, memaksakan wawasan demokrasi dan hak asasi manusia yang dianutnya, kalau perlu dengan menggunakan senjata. Di dalam wawancara dengan Brenchley dari The Bulletin itu, Howard menyebutkan peranan Australia di Timor timur sebagai contoh kebijakannya.

Kepentingan Ekonomi

Dibalik sikap Australia itu terdapat keinginan menguasai sumber minyak di perbatasan. Akses terhadap energi ini tak bisa disangkal menjadi pendorong semangat Australia campur 

(11)

tangan dalam menangani gejolak di Timor timur pasca jajak pendapat. Minyak yang dilukiskan sangat besar kandungannya di perbatasan Timtim-Australia merupakan aset penting bagi  perkembangan ekonomi masa depan negeri Kangguru.

Mudrajad Kuncoro, kandidat PhD University of Melbourne, dalam diskusi 22 Oktober  1999 menjelaskan, keterlibatan Australia tak lepas dari isu klasik money and power. Ia menilai, Australia mau membantu Timor timur bukan untuk membalas jasa rakyat Timor timur yang   pernah membantu mencegah invasi ke Australia saat Perang Dunia II, melainkan punya

kepentingan bisnis yang dikemas dengan wadah humanis. Mudrajat menulis, “Kalau Australia memang pejuang hak-hak asasi manusia dan humanis tulen, hal pertama yang dilakukan sebelum terjun ke Timor timur adalah meminta maaf dan memberi referendum kepada suku Aborigin yang nasibnya mirip dengan suku Indian di Amerika Serikat.

Menurut Mudrajad, kesepakatan Celah Timor (Timor Gap) yang ditandatangani Indonesia - Australia tahun 1989 menyetujui pembagian 62.000 km persegi zona kerja sama menjadi tiga wilayah.

Wilayah joint development merupakan wilayah yang berada di tengah dan terbesar  dimana kedua negara berhak mengontrol eksplorasi dan produksi migas. Dua zona lainnya dibagi secara tidak merata yang masing-masing negara secara terpisah diberi hak mengatur dan menguasainya. Sampai sekarang dari 41 sumur yang telah dibor di zona kerja sama, sekitar 10 ditemukan cadangan migas. Secara ekonomis, kelayakannya relatif kecil. Namun kandungan gas dan hidrokarbon tidak bisa diabaikan. Sebagai contoh, tulis Mudrajad, di ladang Bayu-Undan, ditaksir punya cadangan minyak 400 juta barel, tiga trilyun kubik gas alam dan 370 juta barel cairan (kondensat dan LPG). Menurut Oil & Gas Joournal edisi 1999, cadangan hidrokarbon ini dinilai paling kaya di luar Timur Tengah dan merupakan ladang minyak terbesar Australia di luar  selat Bass.

Menurut Mudrajad, sejumlah perusahaan Amerika, Australia, Belanda sudah aktif di wilayah Celah Timor ini. Di Ladang Bayu-Undan, kerja sama perusahaan AS Phillips Petroleum Co. dan perusahaan tambang Australia, Broken Hill Propietary (BHP Ltd., mencanangkan akan   beroperasi penuh mulai tahun 2002. Kabar terakhir, BHP telah menjual sahamnya di

(12)

Saat ini Phillips baru mencari pelanggan atas rencananya membangun jaring pipa gas bawah laut dari Bayu-Undan ke Darwin, wilayah utara Australia.

Nick Beams dalam World Socialist Web Site (1999) menyebutkan pula kepentingan Australia akan minyak. Ia menyebutkan awal 1990 kepentingan Portugal bangkit kembali ke Timtim setelah ditemukan cadangan minyak yang nilainya diperkirakan antara 11 sampai 19 milyar dollar AS. Tahun 1991, Portugal mengadukan Australia ke Pengadilan Internasional karena menandatangani perjanjian Celah Timor bulan Desember 1989. Beams mengutip  pernyataan Portugal yang menyebutkan, “Perjanjian itu dirancang untuk mendapatkan minyak 

Tim

tim yang melebihi kepentingan lainnya. Hanya kerakusan (Australia) seperti itu dapat menjelaskan pengakuan secara de jure aneksasi oleh kekuatan yang memakan korban 100.000 tewas. Namun Beams juga melihat, perilaku Portugal itu juga dimotivasi oleh ketamakan serupa yang dilakukan Australia terhadap sumber minyak.Portugal lalu berusaha merebut kembali wilayah Timor timur yang dikuasai Indonesia dengan mendorong penentuan nasib sendiri rakyat Timor timur.

Baik kepentingan politik maupun ekonomi menjadi dasar bagi langkah baru Australia terhadap Timor timur. Australia menjadikan isu Timor timur menjadi perhatian publik Australia. Dari reaksi rakyat Australia terhadap gejolak di Timor timur itu dibenarkan Australia melaksanakan kebijakan luar negerinya dengan mendorong tentaranya masuk Timor timur. Sedangkan kepentingan Australia yang berdimensi ekonomi didorong oleh kebutuhan menemukan sumber energi baru. Celah Timor yang sudah dieksplorasi dan diperkirakan mengandung cadangan minyak yang kaya menjadi andalan Australia di masa datang. Oleh karena itu Australia berusaha menyelamatkan kekayaan alam itu dengan memberikan jasa keamanan di Timor timur di bawah payung PBB.

Jajak Pendapat di Timor- Timur

(13)

militer Indonesia, yakni sebagai tempat latihan militer. Tidak hanya warga sipil meninggal, namun korban meninggal banyak dari pihak Fretilin. Adanya reformasi mengakibatkan presiden Soeharto jatuh, ada krisis dimensional sosial ekonomi. Melihat situasi domestik Indonesia yang melemah, akhirnya beberapa pemuda sering mengadakan demo di banyak tempat menuntut keadilan, kebebasan, dan kemerdekaan Timor timur dari agresivitas. Dalam salah satu demo tersebut, dicatat seorang mahasiswa meninggal dan dimakamkan di Santa Cruz. Sekaligus mahasiswa melakukan demo, militer Indonesia serta merta menembaki para demonstran, mengakibatkan beberapa jurnalis asing tewas, dan sayangnya aksi brutal Indonesia ini kemudian terekam dalam kamera salah satu jurnalis dan tersebar secara internasional.

Jajak pendapat pada tahun 1999, terjadi pada masa pemerintahan Presiden B. J. Habibie. Jajak pendapat ini dikeluarkan karena, terjadi pertentangan dari pihak Timor Timur (sekarang Timor Leste) untuk mendesak pemerintahan Republik Indonesia (RI) agar segera melepaskan wilayah Timor Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam jajak pendapat ini, diketahui terdapat 3 anggota yang ikut serta, antara lain Portugal, Indonesia, dan PBB yang dibentuk pada tanggal 5 Mei 1999 di New York. Dalam perjanjian ini, ditujukan dalam rangka  penyelesaian konflik yang terjadi di Timor-Timur. Dari tanggal 5 Mei 99 tersebut, merupakan sebuah titik awalan untuk mengetahui apakah Timor-Timur tetap menjadi bagian dari Indonesia atau tidak. Ketika memahami jajak-pendapat di tahun 1999 ini, diketahui bahwa kondisi awal yang terjadi adalah keadaan yang dialami di daerah Timor-Timur mengalami suatu kompleksitas yang cukup tinggi, sehingga memicu peran internasional untuk menanggapi hal ini sebagai suatu  permasalah internasional yang perlu diselesaikan di bawah naungan PBB.

Kemudian, pada tanggal 11 Juni 1999, muncul badan organisasi di bawah naungan PBB yang   bertugas mengkoordinir serta menyelenggarakan jajak pendapat ini. Badan Organisasi ini

kemudian dikenal dengan United Nations Mission in East Timor  (UNAMET). Untuk dapat memastikan sistematika jajak pendapat ini dilakukan, yang memungkinkan keadaan timor-timur    berada dalam kondisi yang aman. Dan ketika jajak pendapat ini akan dilangsungkan, semua warga Timor-timur mengikutinya. Baik warga yang sedang berada di Timor-Timur maupun yang  berada di belahan dunia lainnya, semua ikut serta dalam mengikuti jajak pendapat ini. Dalam   jajak pendapat ini, jumlah pemilihnya adalah 451,792 jiwa. Dan ketika jajak pendapat

(14)

apakah masyarakat Timtim menyetujui status otonomi, namun tetap menjadi NKRI atau menolak  status otonomi, yang berarti Timtim merdeka dari Indonesia, dan hasil dari jajak pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terdapat 94,388 jiwa atau 21.5% warga Timor-Timur menyetujui dan mendukung status otonomi dan tetap berada dalam bagian NKRI,

2. Terdapat 344,580 jiwa atau sekitar 78,5 % warga Timor-Timur menolak otonomi dan menginginkan kemerdekaan.

Ketika pasca jajak pendapat itu usai dan diketahui hasilnya, kondisi yang ada ketika itu   justru mengalami perkembangan berbagai macam antara lain, banyaknya ribuan pengungsi,

digelarnya pasukan Interfet, reaksi masyarakat terhadap Interfet khususnya dari Australia, dan   pembentukan Tim Penyelidik Internasional oleh Komisi Tinggi HAM PBB. Hal ini

menimbulkan keragu-raguan dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh MPR  ketika itu. Hal ini menyebabkan MPR ragu-ragu untuk mencabut Ketetapan MPR No. VI Tahun 1978 tentang Pengukuhan Pengintegrasian Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik  Indonesia. Hal ini kemudian didesak oleh Solidaritas untuk Penyelesaian Damai Timor Leste (SOLIDAMOR), yang beranggapan bahwa status Timor-Timur memang mengalami kontroversi yang perlu dipertanyakan berdasarkan asal-usul sejarahnya apakah memang telah diakui oleh Internasional sebagai suatu kesatuan dari Republik Indonesia atau tidak, dan beberapa pendapat mereka yang menyatakan bahwa secara keseluruhan masyarakat Timor-Timur, terkait jajak    pendapat tersebut yang menyetujui untuk merdeka, mendapati bahwa hasil ini menjadi suatu

yang harus segera dilakukan karena rakyat Timor-Timur menginginkan kemerdekaan negara Timor-Timur.

Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/24378282/BAB-I di unduh pada tanggal 11 Mei 2011

http://frenndw.wordpress.com/2010/01/12/pln-ri-indonesia-dan-timor-timur-east-timor/ di unduh pada tanggal 11 Mei 2o11

(15)

tanggal

Djoened,Marwati dkk. Sejarah Nasional Indonesia VI 2001.Jakarta : Balai Pustaka

HUBUNGAN INDONESIA-AU0STRALIA TERHADAP TIMOR LESTE

(16)

Disusun oleh

Geri taofiq N (4415077197)

Indri Mudianti (4415077163)

Prince Niru (4415077

Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Jakarta

2011

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Status Kewarganegaraan Masyarakat Yang Berdomisili di Kawasan Perbatasan Antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste Khususnya Yang

Pada dasarnya warga eks pengungsi Timor-Timur yang berdomisili di wilayah Indonesia khususnya di Kabupaten Belu telah menjadi Warga Negara Indonesia tetapi menurut Uni

Anonim, 20 Oktober 2008, Beberapa Aspek Hukum Internasional integrasi Timor- Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, diakses pada tanggal 5 November 2008 dari

Faktor-Faktor penyebab kesadaran hukum masyarakat terhadap penegakan hukum di wilayah perbatasan Negara Republik Indonesia dengan Negara Demokratik Timor Leste, yakni

Selain itu juga rajin mendatangkan guru,da’I dari Jakarta dan Surabaya,baik yang menetap di Timor Timur maupun yang datang secara berkalamasyarakat merasakan kenikmatan

Hal ini tentu mengakibatkan ketidak nyaman dan bahaya bagi lingkungan hidup kedua masyarakat yang saling berdekatan, penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi

Senada dengan pengertian ini, Louis Gottschalk (1983: 32) menjelaskan metode sejarah sebagai “proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang

Penelitian ini membahas pengaruh pembebanan, pengaruh suhu lingkungan terhadap sisa umur transformator tenaga di Edtl Cai-Coli Dili Timor-Leste dengan mengacu pada standar IEC 354