• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS X SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS X SMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN

FLIPBOOK

KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN KELAS X SMA

Ermeisa Dini Sari1, Syamswisna2, Eka Ariyati2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak 2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak

Jl. Prof. H. Hadari Nawawi, Pontianak email: ermeisadinisari10@gmail.com

Abstract

This research aimed at determining the production of flipbook and the feasibility as a biodiversity learning media for X grade senior high school.

This research

consisted of two phases. The first phased is

production of flipbook media.

The

second phased is feasibility of flipbook media.

This research form was quantitative descriptive. The sampling techniques was purposive. The flipbook media validation had been done by two Biology Education Lecturers of FKIP UNTAN and three X grade senior high school biology teachers in three schools in in Sambas Regency. Based on the flipbook media validation, got a value Content Validity Index (CVI) as big as 0,99, which indicated that flipbook media valid or feasible as a media for learning biodiversity material.

Keywords : Biodiversity, Flipbook, Production

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang dan disertai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru membutuhkan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran (Daryanto, 2010). Menurut Kustandi (2011) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Hal tersebut menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya

dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Kustandi, 2011).

Menurut Arsyad (2014), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

(2)

media. Pertama, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kedua, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Ketiga, praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan, dan dibawa ke mana-mana. Keempat, guru terampil dalam menggunakannya. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Kelima, pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Dan keenama, mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Menurut Susilana (2007) media yang dapat dibuat guru tidak berbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihannya mana yang paling tepat, diantaranya media grafis seperti poster, bagan, diagram, kartu, flipchart/flipbook, dan lain-lain. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.

Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Daryanto, 2010).

Salah satu media yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah flipbook. Flipbook merupakan lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender dengan ukuran 21 x 28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipbook merupakan media grafis yang memiliki kelebihan yaitu dapat menyajikan

materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat, dan gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, pembuatannya mudah dan harganya murah, mudah dibawa ke mana-mana, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan dapat digunakan dalam pembelajaran individu maupun kelompok yang berjumlah 4-5 orang (Susilana, 2007).

Flipbook dibuat menggunakan kertas art, berwarna (full color), bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga berisi tentang informasi tentang keanekaragaman ekosistem mangrove di Kalimantan Barat. Karena flipbook memiliki penampilan yang berwarna (full color) sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya, selain itu didalam flipbook berisi materi keanekaragaman hayati yang telah diringkas dan dilengkapi dengan contoh pada masing-masing tingkat keanekaragaman hayati yang diwakili oleh tumbuhan mangrove yang merupakan potensi lokal dari Kalimantan Barat yang saat ini kondisi sudah rusak. Sehingga dengan penyampaian materi keanekaragaman hayati dengan menggunakan contoh tumbuhan mangrove dapat menumbuhkan sikap perduli lingkungan kepada siswa.

(3)

kemana-mana, serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Flipbook merupakan media pembelajaran yang mendapatkan respon positif dari siswa. Hal ini didukung dengan hasil penelitian tentang pembuatan flipbook sebagai media pembelajaran, seperti Mustakim (2015) tentang pengaruh penggunaan multimedia interaktif flash flipbook terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pernapasan, menunjukkan dari hasil jawaban angket kuesioner siswa, 89,56%

(menjawab “ya”) merupakan pernyataan positif

terhadap media sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa terbantu oleh adanya multimedia interaktif flash flipbook. Dan pada Wahyuliani (2016) tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran flipbook terhadap peningkatan hasil belajar siswa, menunjukkan kondisi awal kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen sebesar 56,13 dengan interpretasi kurang. Setelah digunakan media flipbook dalam pembelajaran mendapatkan nilai post-test dengan rata-rata nilai sebesar 85,16 dengan interpretasi baik.

Pada materi keanekaragaman hayati salah satunya berisikan tentang tingkatan keanekaragaman hayati, yang terdiri dari ke-anekaragaman gen, keke-anekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Dalam keanekaragam hayati tingkat jenis terdapat perbedaan ciri-ciri antarindividu. Salah satu jenis spesies yang memiliki perbedaan ciri-ciri antarindividunya adalah mangrove, karena mangrove memiliki jenis-jenis yang banyak sekali mulai dari Avicennia sp., Sonneratia sp., Rhizophora sp., dan Bruguiera sp.. Sedangkan pada keanekaragam hayati tingkat ekosistem, salah satu contohnya adalah ekosistem hutan mangrove.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan flipbook dan kelayakan-nya sebagai media pembelajaran materi keanekaragaman hayati kelas X SMA.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Arikunto (2013) metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pembutan media flipbook dan validasi media flipbook.

1. Pembuatan media flipbook

a. Menentukan tujuan pembelajaran

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan secara khusus untuk menentukan tujuan yang bersifat penguasaan kognitif, ketrampilan, atau sikap berdasarkan silabus.

b. Membuat bentuk flipbook

Flipbook dalam penelitian ini dibentuk seperti kalender yang dijilid secara spiral di bagian atasnya, yang berukuran 21x28 cm menggunakan kertas art paper.

c. Membuat ringkasan materi

Materi yang disajikan dalam flipbook berbentuk uraian, yang berisi materi pokok saja. Materi dan gambar diambil dari hasil penelitian dan ditambah dari sumber lain.

d. Merancang draft kasar (sketsa)

(4)

Gambar 1. Sketsa Media Flipbook

e. Memilih warna yang sesuai

Agar flipbook yang dibuat terlihat lebih menarik, maka digunakan warna yang bervariasi. Warna pada flipbook yang bervariasi akan lebih menarik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran, memfokuskan pada sajian materi serta membuat sajian menjadi lebih hidup. f. Menentukan ukuran dan bentuk huruf

yang sesuai

Ukuran huruf disesuaikan dengan seberapa banyak tulisan, jika tulisan sedikit berarti ada cukup ruang untuk membuat huruf menjadi lebih besar. Selain ukuran huruf, bentuk huruf juga disesuaikan agar mudah dibaca (Susilana, 2007).

2. Validasi media flipbook

Flipbook yang dibuat divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UNTAN, satu orang guru biologi kelas X SMAN 1 Selakau, satu orang guru biologi kelas X SMAN 1 Pemangkat, dan satu orang guru biologi kelas X SMA AMKUR Pemangkat. Pemilihan sampel sekolah menggunakan teknik Purposive Sampling atau teknik Sampel Purposif. Menurut Lawshe (Lia, 2016) langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data hasil validasi yaitu :

a. Mencari Content Validity Ratio (CVR) dengan rumus :

CVR = ne − N2N 2

… … … . . (1)

Keterangan :

CVR : Content Validity Ratio (Rasio Validitas Isi/RVI).

ne : jumlah penelis/validator yang menyetujui kevalidan media (dianggap setuju jika nilai setiap kriteria mencapai 3,00 – 4,00, jika < 3,00 maka dianggap tidak menyetujui kevalidan media).

N : jumlah penelis/ validator seluruhnya.

Ketentuan tentang indeks CVR menurut Lawshe (Lia, 2016) adalah sebagai berikut :

1) Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju kurang dari ½ total responden maka nilai = -.

2) Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju ½ dari total responden maka nilai CVR = 0.

3) Saat seluruh responden menyatakan setuju atau sangat setuju maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah responden). Karena jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 orang maka nilai kritis CVR = 0,99.

4) Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju lebih dari ½ totsl responden maka nilai CVR = 0 – 0,99.

(5)

𝐶𝑉𝐼

=jumlah sub kriteria … … … … . (2)CVR

Adapun kriteria kevalidan dari indeks CVI adalah sebagai berikut :

0≤CVI≤0,33 : Tidak valid

0,34≤CVI≤0,67 : Cukup valid

0,68≤CV ≤ 0,99 : Valid

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN

Pada penelitian ini, penilaian validasi media flipbook terdiri dari 14 kriteria dengan nilai CVI 0,99 (Tabel 1).

Tabel 1. Analisis Hasil Validasi Media Flipbook

No. Kriteria Validator Content Validity

Ratio (CVR) 1 2 3 4 5

1. Media flipbook sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3 4 4 4 4 0,99

2. Media flipbook tepat untuk mendukung isi pembelajaran.

3 3 4 4 3 0,99

3. Media flipbook mudah digunakan dan dapat dibawa kemana-mana.

4 3 4 4 3 0,99

4. Media flipbook terbuat dari bahan yang tahan lama.

4 4 4 4 4 0,99

5. Media flipbook dapat digunakan dalam pembelajaran individu maupun kelompok.

4 4 4 4 3 0,99

6. Media flipbook menampilan gambar mangrove yang jelas dan rapi.

3 3 4 4 4 0,99

7. Media flipbook menggunakan ukuran dan jenis huruf yang sesuai sehingga mudah dibaca.

4 3 4 3 4 0,99

8. Media flipbook disusun secara sistematis. 3 3 4 4 3 0,99 9. Media flipbook menyajikan informasi

vegetasi mangrove dengan lengkap.

4 3 4 3 4 0,99

10. Media flipbook meningkatkan minat siswa terhadap materi yang disajikan.

3 3 4 4 3 0,99

11. Media flipbook menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah PUEBI.

3 4 4 4 3 0,99

12. Media flipbook menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan salah pengertian.

3 3 4 4 4 0,99

13. Media flipbook mudah dibuat. 4 3 4 4 3 0,99

14. Media flipbook memiliki harga cetak yang terjangkau.

4 3 4 3 3 0,99

Content Validity Index (CVI) 0,99

Pengujian kevalidan atau kelayakan dari media flipbook dilakukan dengan 14 kriteria. Kriteria yang pertama tentang kesesuaian isi

flipbook dengan tujuan pembelajaran

memperoleh nilai CVR 0,99 (Tabel 1), yang berarti media flipbook sudah baik untuk digunakan dalam menunjang penyampaian materi keanekaragaman hayati. Menurut

(6)

CVR 0,99. Menurut validator materi yang ada pada media flipbook perlu dilengkapi dengan bahasa yang sesuai dengan siswa SMA, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Menurut Fajar (2014) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan beberapa kriteria, salah satunya media tersebut mendukung isi pembelajaran. Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

Kriteria yang ketiga tentang kemudahan penggunaan dan kemudahan cara membawa media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut Susilana (2007) flipbook terdiri dari lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 21 x 28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Dengan ukuran tersebut membuat flipbook mudah dibawa kemana-mana, dan karena flipbook diikat pada bagian atasnya sehingga flipbook mudah digunakan.

Kriteria yang keempat tentang bahan pembuatan media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Flipbook dibuat dengan menggunakan kertas art paper dan diberi dudukan supaya bisa berdiri tegak, sehingga dapat membuat flipbook tahan lama. Kertas art paper merupakan kertas biasa digunakan untuk mencetak brosur, poster, kalender, dan lain-lain. Kertas art paper memiliki permukaan yang mengkilap dan halus sehingga hasil cetakannya menjadi lebih bagus karena tidak menyerap tinta sehingga diperoleh warna yang lebih solid. Kertas ini merupakan salah satu jenis kertas yang cukup kuat dan tahan lama. Kriteria yang kelima tentang penggunaan media flipbook dalam pembelajaran individu maupun kelompok memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut Susilana (2007) flipbook dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok 4-5 orang.

Kriteria yang keenam tentang tampilan gambar mangrove pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator warna antara gambar dan latarnya kontras sehingga perlu diperbaiki agar flipbook terlihat lebih menarik. Menurut Arsyad (2014) penggunaan gambar dapat menampilkan

konsep-konsep materi yang disampaikan dan gambar yang baik sebagai media pembelajaran hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga gambar dapat menarik minat siswa untuk belajar dan mengingat materi pembelajaran. Sedangkan menurut Susilana (2007) penggunaan warna akan membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi pembelajaran, memfokuskan pada sajian materi, memberikan tanda pada sajian-sajian informasi, serta membuat sajian menjadi lebih hidup. Dengan demikian pemilihan warna penting diperhatikan ketika membuat flipbook. Warna-warna yang mencolok baik digunakan untuk memberi fokus yang bertujuan untuk menarik perhatian, namun jika terlalu banyak akan mengganggu penglihatan. Sehingga dalam peletakan gambar dan pemilihan warna latar media flipbook harus lebih berhati-hati lagi agar tidak terjadi kesalahan.

Kriteria yang ketujuh tentang penggunaan ukuran dan jenis huruf yang sesuai pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Media flipbook ini pada judul di halaman sampul menggunakan bentuk huruf Segoe Script dengan ukuran 28 dan berwarna hitam, sedangkan pada bagian isi menggunakan bentuk huruf Arial Narrow dengan ukuran 12 dan berwarna hitam. Menurut validator tulisan pada media flipbook kurang bervariasi, sehingga perlu lebih divariasikan lagi agar lebih menarik, seperti tulisan pada bagian judul dengan dengan bentuk huruf Segoe Script yang kurang tebal. Media flipbook ini memiliki ukuran 21x28 cm, ukuran tersebut tidak terlalu besar untuk mengaplikasikan bentuk tulisan yang bervariasi. Menurut Susilana (2007) huruf dekoratif dengan banyak variasi jika digunakan pada flipbook yang ukurannya tidak terlalu besar akan mengalami kesulitan dalam membacanya, maka sebaiknya tidak digunakan. Huruf yang sebaiknya digunakan adalah huruf lurus atau tidak ada kait-kaitnya.

(7)

keanekaragaman hayati, deskripsi umum lokasi penelitian, struktur dan komposisi vegetasi mangrove, indeks keanekaragaman jenis (H’), kesimpulan, daftar pustaka, dan evaluasi.

Kriteria yang kesembilan tentang penyajian informasi vegetasi mangrove pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator evaluasi yang diberikan pada media flipbook kurang membangun minat siswa untuk membacanya, dan perlu ditampil zonasi dari hutan mangrove serta uraian singkat dari Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks

Keanekaragaman Hayati (H’) dari hasil

penelitian. Selain itu, perlu ditambahkan uraian tentang mangrove dan fungsi dari hutan mangrove.

Kriteria yang kesepuluh media flipbook untuk meningkatkan minat siswa terhadap materi yang disajikan memperoleh nilai CVR 0,99. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (2014) bahwa penggunaan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kriteria yang kesebelas tentang penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99, yang berarti bahasa yang digunakan dalam media flipbook sudah baik dan benar.

Kriteria yang kedua belas tentang penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator pada media flipbook ada sebuah kata yang dapat menimbulkan salah pengertian atau miskonsepsi pada siswa, yaitu kata hutan mangrove dan hutan rawa bakau, sehingga perlu diperbaiki agar tidak terjadi salah pengertian atau miskonsepsi. Kata mangrove dan bakau merupakan dua kata yang berbeda. Mangrove merupakan formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan subtropis yang terlindung, sedangkan bakau merupakan salah satu contoh spesies mangrove. Hal tersebut perlu ditekankan kembali kepada siswa agar tidak terjadi kekeliruan kembali.

Kriteria yang ketiga belas tentang kemudahan pembuatan media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Media flipbook

sangat mudah dibuat dan tidak memerlukan aplikasi yang khusus, yaitu dengan Microsoft Office PowerPoint. Kriteria yang keempat belas tentang harga dari media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Harga cetak dari media flipbook berkisar antara Rp100.000,- sampai dengan Rp200.000,-. Berdasarkan hasil validasi media flipbook, didapatkan nilai CVI (Content

Validity Index) sebesar 0,99, yang

menunjukkan bahwa media flipbook valid atau layak digunakan sebagai media pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil validasi, media flipbook keanekaragaman hayati sebagai media pembelajaran layak digunakan dengan nilai Content Validity Index (CVI) sebesar 0,99 (valid).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, perlu dilakukan uji coba media flipbook untuk mengetahui respon siswa dan keefektivan media tersebut sebagai media pembelajaran di sekolah. Jakarta : Rajawali Press.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.

Fajar, D.A. (2014). Pembuatan Media

Pembelajaran Interaktif Berbasis

Komputer Melalui Flipbook sebagai Media Pembelajaran Mandiri pada Mata Pelajaran Seni Tari untuk Siswa SMA/MA. (Skripsi). Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Kustandi, C., dan Bambang S. (2011). Media

Pembelajaran : Manual dan Digital. Bogor : Ghalia Indonesia.

Lia, Fransiska. (2016). Kelayakan Flipbook Tumbuhan Obat di Desa Penyuguk untuk

Media Sub Materi Manfaat

(8)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.

Mustakim, Z. (2015). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Flash Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan. (Skripsi). Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitain Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Susilana, R., dan Cepi R. (2007). Media Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Gambar

Gambar 1. Sketsa Media Flipbook
Tabel 1. Analisis Hasil Validasi Media Flipbook

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk mengendalikan proses agar masih sesuai dengan set point yang diinginkan maka dibutuhkan metode kontrol yang tepat pada sistem pemanasan di heat exchanger. Metode

Variasi pasien dalam pelayanan HC RS Prima Medika lebih banyak dan ada beberapa diagnosis dominan yang sebetulnya tingkat ketergantungannya tidak tinggi tetapi banyak dikunjungi,

yang paling efektif menggunakan Model Pembelajaran Instruction, Doing , dan Evaluating (MPIDE) dengan modul sebagai sumber belajar menggunakan sintakmatik: a)

dengan penambahan gula konsentrasi 30% disukai paling disukai panelis karena mempunyai warna orange cerah dan tidak pucat, aroma khas buah nangka, teksturnya

Dapat disimpulkan bahwa orangtua cendrung menerapkan pola pengasuhan demokratis hal ini terbukti dari hasil perhitungan rata-rata sebesar 60,96% sedangkan hasil

Adapun keunggulannya adalah aplikasi sosiometri ini berbasis web yang tentunya dapat digunakan dengan cara online dan guru Bimbingan Konseling tidak perlu

A ct iv it y -base d co st in g (A BC) system s first accu m u late overh ead costs for each of th e activities of an organ ization , an d th en assign th e costs of activities

Pekerja cenderung kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan kurang memperhatikan keselamatan kerja seperti contoh : adanya pecahan botol yang belum dibersihkan