• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) Skripsi JurusanProgram Studi Agronomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) Skripsi JurusanProgram Studi Agronomi"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM

(Brassica juncea L.)

Skripsi

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh :

NOVI IKA PRATIWI

H0107071

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM

(Brassica juncea L.)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh :

NOVI IKA PRATIWI

H0107071

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM

(Brassica juncea L.)

yang dipersiapkan dan disusun oleh Novi Ika Pratiwi

H 0107071

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 19 Oktober 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Drs. Sugijono, MP NIP. 194709161980031001

Anggota I

Dr. Ir. Supyani, MP NIP. 196610161993021001

Anggota II

Ir. Eddy Tri Haryanto, MP NIP. 196002051986011001

Surakarta, Oktober 2011

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia,

nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L). Skripsi ini

disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan

dan dukungan berbagai pihak, sehingga penulis tak lupa mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Pardono, MS selaku Ketua Jurusan Agronomi Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Sugijono, MP. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan perhatian untuk membantu kelancaran penyusunan

skripsi ini.

4. Dr. Ir. Supyani, MP. selaku Dosen Pembimbing Pendamping dan Pembimbing

Akademik yang telah mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan

berharga bagi Penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Ir. Eddy Tri Haryanto, MP. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan

saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Keluargaku tersayang : bapak, ibu, adik, eyang kakung dan eyang putri yang

selalu memberikan dukungan baik materi, semangat, dan doa.

7. Sahabatku Indah, Cucu, Linda, Riska, Agnies, yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

8. Seseorang yang spesial, Yoga Widya Irawan, yang telah memberikan doa,

semangat, perhatian dan waktu kepada Penulis selama penelitian dan

penulisan skripsi ini

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

10.Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini, yang tidak

bisa saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Surakarta, Oktober 2011

(6)
(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Berat Segar Brangkasan ... 21

6. Berat Kering Brangkasan ... 23

7. Berat Segar Akar ... 25

8. Berat Kering Akar ... 26

9. Rasio Akar Tajuk ... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Rerata Tinggi Tanaman Caisim pada 1-5 MST ... 14

2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Caisim pada 1-5 MST ... 16

3. Rerata Luas Daun Caisim pada Umur 42 HST ... 18

4. Rerata Kadar Klorofil Daun Caisim ... 19

5. Rerata Berat Segar Brangkasan Caisim ... 21

6. Rerata Berat Kering Brangkasan Caisim ... 24

7. Rerata Berat Segar Segar Akar ... 25

8. Rataan Berat Kering Akar Caisim ... 27

9. Rerata Rasio Akar Tajuk Caisim ... 28

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

1. Rerata Tinggi Tanaman Caisim pada Perlakuan Pupuk Kascing dan

Pupuk Organik Cair ... 15

2. Pengaruh Pupuk Kascing terhadap Rerata Jumlah Daun Tanaman Caisim 16

3. Rerata Kadar Klorofil Tanaman Caisim pada Perlakuan Pupuk Kascing

dan Pupuk Organik Cair... 20

4. Pengaruh Pupuk Kascing terhadap Rerata Berat Segar Brangkasan

Tanaman Caisim ... 21

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Denah Petak Penelitian ... 33

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Caisim ... 34

3. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Caisim ... 34

4. Analisis Ragam Kadar Klorofil Tanaman Caisim ... 34

5. Analisis Ragam Berat Segar Brangkasan Tanaman Caisim ... 34

6. Analisis Ragam Berat Segar Akar Tanaman Caisim ... 35

7. Analisis Ragam Luas Daun Tanaman Caisim ... 35

8. Analisis Ragam Berat Kering Brangkasan Tanaman Caisim ... 35

9. Analisis Ragam Berat Kering Akar Tanaman Caisim ... 35

10. Analisis Ragam Rasio Akar Tajuk Tanaman Caisim ... 36

11. Hasil Analisis Kimia Pupuk Kascing ... 36

12. Hasil Analisis Kimia Pupuk Organik Cair ... 36

13. Dokumentasi Penelitian ... 37

a. Pembuatan Media Tanam ... 37

b. Aktifitas Tiap Minggu ... 38

c. Hama ... 38

d. Panen ... 39

e. Tanaman Caisim ... 39

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi RINGKASAN

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.). Skripsi: Novi Ika Pratiwi (H0107071).

Pembimbing :Drs. Sugujono, MP. Dr.Ir. Supyani, MP. Ir. Eddy Tri Haryanto, MP Caisim merupakan tanaman sayuran populer di Indonesia. Akan tetapi kebanyakan pemupukannya masih menggunakan bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil caisim serta untuk mengetahui interaksi antara pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil caisim. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2011 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial terdiri atas dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama, dosis pupuk kascing (0 g/tanaman, 15 g/tanaman, 30 g/tanaman, 45 g/tanaman) dan faktor kedua, konsentrasi pupuk organik cair (0 ml/L, 3 ml/L, 6 ml/L, 9 ml/L). Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kandungan klorofil, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, berat segar akar, berat kering akar dan rasio akar tajuk. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian, pupuk kascing berpengaruh meningkatkan jumlah daun, kadar klorofil, berat segar brangkasan dan rasio akar tajuk. Perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman memberikan hasil rataan terbaik di hampir seluruh variabel pengamatan. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 9 ml/L memberikan hasil rataan terbaik pada luas daun, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering akar dan rasio akar tajuk. Interaksi pupuk kascing dan pupuk organik cair terjadi pada tinggi tanaman dan kadar klorofil.

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii SUMMARY

THE EFFECT OF KASCING AND LIQUID ORGANIC FERTILIZER TO THE GROWTH AND YIELD OF MUSTARD (Brassica juncea L).

Thesis-S1: Novi Ika Pratiwi (H0107071). Advisers: Drs. Sugujono, MP. Dr.Ir. Supyani, MP. Ir. Eddy Tri Haryanto, MP

Caisim is a popular vegetable crop in Indonesia. However, most fertilizing is still using chemicals that are not good for health. This research was purposed to determine the effect of giving kascing fertilizer and liquid organic fertilizer on the growth and yield of caisim and to study the interaction between kascing fertilizer and liquid organik fertilizer un the growth and yield of caisim. The experiment was conducted in June to July 2011 at the screen house in Faculty of Agriculture Sebelas Maret University. This study was used Completely Randomized Design (CRD) wich composed of two-factors factorial with three replications. The first factor, the dose of kascing fertilizer (0 g/plant, 15 g/plant, 30 g/plant, 45 g/plant) and the second factor, the concentration of liquid organic fertilizer (0 ml/L, 3 ml/L, 6 ml/L , 9 ml/L). Observation variables is plant height, leaf number, leaf area, chlorophyll content, fresh weight of stover, stover dry weight, fresh root weight, root dry weight and the ratio of the root crown. The data were analyzed with observations range analysis, if there was a real difference then it was continued by Duncan's Multiple range Test (DMRT) analysis at 5% level. The results, kascing fertilizer significantly influenced the number of leaves, chlorophyll content, fresh weight stover and the ratio of the root crown. Treatment of kascing at 15 g/plant gived the best average results in almost all the variables of observation. Liquid organic fertilizer with a concentration of 9 ml/L gived the best average results in leaf area, fresh weight of stover, root fresh weight, dry weigh roots and the ratio of the root crown. Interaction kascing fertilizer and liquid organic fertilizer occurred in plant height and chlorophyll levels.

(13)

ABSTRAK

Caisim merupakan tanaman sayuran populer di Indonesia. Akan tetapi kebanyakan pemupukannya masih menggunakan bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil caisim serta untuk mengetahui interaksi antara pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil caisim. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2011 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial terdiri atas dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama, dosis pupuk kascing (0 g/tanaman, 15 g/tanaman, 30 g/tanaman, 45 g/tanaman) dan faktor kedua, konsentrasi pupuk organik cair (0 ml/L, 3 ml/L, 6 ml/L, 9 ml/L). Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kandungan klorofil, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, berat segar akar, berat kering akar dan rasio akar tajuk. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian, pupuk kascing memberikan pengaruh nyata pada perlakuan jumlah daun, kadar klorofil, berat segar brangkasan dan rasio akar tajuk. Perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman memberikan hasil rataan terbaik di hampir seluruh variabel pengamatan. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 9 ml/L memberikan hasil rataan terbaik pada luas daun, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering akar dan rasio akar tajuk. Interaksi pupuk kascing dan pupuk organik cair terjadi pada tinggi tanaman dan kadar klorofil.

Kata kunci : caisim, kascing, pupuk organik cair

1)

Peneliti adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2)

Pembimbing Utama

3)

Pembimbing Pendamping

PENGARUH PUPUK KASCING DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.)

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang banyak digemari oleh masyarakat. Tanaman caisim toleran terhadap

suhu tinggi, maka dari itu tumbuhan ini dapat hidup baik didataran tinggi

maupun dataran rendah. Pada era seperti sekarang, permintaan akan caisim

semakin lama semakin tinggi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk

dan kesadaran masyarakat akan manfaat yang ada didalam sayuran tersebut.

Caisim atau yang biasa disebut dengan sawi hijau atau sawi bakso

(karena biasanya digunakan untuk campuran dalam mengihidangkan bakso)

memiliki kandungan zat-zat yang baik bagi kesehatan. Zat-zat gizi tersebut

antara lain kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, vitamin

A dan vitamin C (Cahyono, 2003). Selain vitamin A dan C caisim

mengandung vitamin K. Vitamin K yang terkandung dalam sawi hijau sangat

bermanfaat dalam menjaga tubuh dari beberapa penyakit yang sangat serius

seperti penyakit jantung dan stroke, vitamin K membantu mengurangi

pengerasan pembuluh darah karena timbunan plak kalsium. Selain itu vitamin

K juga berperan dalam pengaturan protein dan kalsium dalam tulang,

sehingga vitamin K ini dapat menjaga kesehatan tulang dari osteoporosis

(Richo, 2010).

Pada umumnya sistem pertanian yang digunakan untuk

membudidayakan caisim masih menggunakakan pupuk kimia yang

mengandung banyak residu yang tidak baik bagi tubuh kita maupun untuk

lingkungan. Padahal seharusnya dengan semakin meningkatnya permintaan

akan sayuran ini harus diimbangi pula dengan peningkatan produksi dan mutu.

Apalagi semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan

mulai menggeliatnya permintaan akan sayuran organik. Salah satu caranya

yaitu bertanam sayur dengan sistem pertanian organik.

Sistem pertanian organik berbeda dengan sistem pertanian

non-organik. Karena dalam sisitem pertanian ini hanya menggunakan bahan-bahan

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

alami mulai dari pupuk hingga pestisida. Salah satu pupuk organik yang dapat

diaplikasikan adalah pupuk kascing dan pupuk organik cair (POC). Pupuk

kascing memiliki banyak kelebihan yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

Kelebihan kascing yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik (buatan) yaitu :

dapat memperbaiki struktur tanah, baik struktur biologi, kimiawi serta

fisikanya. Kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan oganik yang

dimakan cacing, dan kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain

kaya akan unsur hara makro dan mikro, kascing juga memiliki C/N kurang

dari 20, sehingga layak dipakai sebagai pupuk. Keunggulan lain dari kascing

ialah mampu menggemburkan dan menggembalikan kesuburan tanah-tanah

marjinal, seperti tanah kering dan miskin hara (Agromedia, 2007)

Pupuk organik cair (POC) dapat disebut juga dengan pupuk daun

karena pupuk ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan di permukaan daun.

Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di

dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar,

namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada

manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi

juga di atas daun-daun.

Karena permintaan pasar akan sayuran organik semakin lama semakin

besar, maka penggunaan pupuk organik cair dan pupuk kascing sudah

dipastikan sangat menguntungkan. Di satu sisi kita mendapatkan keuntungan

dari penjualan sayuran organik. Disisi lain kita juga telah membantu

membenahi lingkungan yang sudah tercemar oleh bahan-bahan kimia.

Keuntungan lain adalah kita tetap bisa menjaga kesehatan masyarakat

Indonesia dengan mengonsumsi sayuran organik.

B. Rumusan Masalah

Caisim merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh

masyarakat Indonesia. Selain mudah didapat, sayuran ini dapat diaplikasikan

di berbagai macam jenis masakan karena rasanya yang enak serta memiliki

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

jenis sayuran ini semakin hari semakin meningkat. Akan tetapi hal ini belum

diimbangi dengan peningkatan produksi dan kualitas dari caisim itu sendiri.

Pemakaian bahan alami seperti pupuk organik diharapkan mampu untuk

meningkatkan produktifitas dan kualitas caisim. Bahan alami yang dapat

dipakai tersebut antara lain adalah kascing dan POC.

Pupuk kascing memang belum banyak dikenal oleh masyarakat umum.

Pupuk kascing mengandung bahan-bahan organik yang sangat baik bagi

tanaman. POC yang didapatkan dari limbah pasar sangat baik diaplikasikan

untuk tanaman karena menggandung bahan organik yang baik. Selain itu juga

dapat mengurangi limbah pasar yang ada. Oleh karena itu baik kascing dan

POC baik diaplikasikan bagi tanaman yang ditanam dengan tujuan sebagai

tanaman organik. Maka dari itu sangat perlu dilakukan penelitian yang lebih

jauh untuk mengetahui pengaruh dari kedua pupuk tersebut.

Adapun permasalahan yang muncul dalam penelitian kali ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman caisim?

2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman caisim?

3. Bagaimana interaksi antara pupuk kascing dan pupuk organik cair

terhadap pertumbuhan dan hasil caisim?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing terhadap

pertumbuhan dan hasil caisim

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap

pertumbuhan dan hasil caisim

3. Untuk mengetahui interaksi antara pupuk kascing dan pupuk organik cair

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Caisim

Dalam ilmu tumbuhan, caisim diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Caisim termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam

tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi

sekitar 27-37 cm atau lebih. Tanaman ini memiliki biji yang berbentuk bulat,

berukuran kecil, permukaannya kecil dan mengkilap agak keras dan berwaba

coklat kehitaman (Cahyono, 2003)

Menurut Rukmana, 2007, caisim memiliki batang yang beruas-ruas

yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Daunnya sendiri

berbentuk lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya

pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop

(Sunarjono, 2004).

Caisim selain dapat digunakan untuk bahan makanan, dapat juga

digunakan untuk penyembuhan sakit kepala, penyakit rabun ayam

(xerophthalmia), pembersih darah, memperbaiki dan memperlancar

pencernaan makanan, menyembuhkan datang haid yang ridak teratur, demam,

radang tenggorokan, penyakit pelagra, anti kanker, mencegah konstipasi,

memperbaiki fungsi kerja ginjal (Cahyono, 2003).

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Manfaat tanaman caisim/sawi adalah daunnya digunakan sebagai

sayur dan bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.

Tanaman caisim/sawi banyak disukai karena rasanya serta kandungan

beberapa vitaminnya. Pada daun sawi 100 gr terkandung 6460 IU Vitamin A,

102 mg Vit B, 0,09 mg Vit C, 220 mg kalsium dan kalium (Arief, 1990)

B. Pupuk Kascing

Kascing adalah pupuk organik yang melibatkan cacing tanah dalam

proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun sebagian besar

penguraian dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru membantu

memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai, terlebih

dahulu akan diuraikan oleh cacing. Proses pengomposan dengan melibatkan

cacing tanah tersebut dikenal dengan istilah vermi-composting. Sementara

hasil akhirnya disebut kascing (bekas cacing) (Agromedia, 2007)

Kascing berasal dari kotoran hewan yang diurai oleh cacing. Cacing

akan memakan habis seluruh kotoran yang tersedia. Lumbricus rubellus

mampu meningkatkan kadar unsur hara pada kotoran sapi jauh melebihi hasil

penguraian dengan bakteri. Sebagai contoh hasil uji lab menunjukkan kadar N

sebesar 1,79 % jauh dibandingkan kompos yang hanya 0,09 % (Din, 2010).

Vermicompost mengandung berbagai macam unsur hara yang

dibutuhkan tanaman, seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo

dan Mo, tergantung bahan baku yang digunakan. Vermicompost merupakan

sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya nutrisi tersebut maka

mikrobia penguraian bahan organik akan dapat terus berkembang hingga

dapat menguraikan bahan organik secara lebih cepat. Oleh karena itu selain

dapat meningkatkan kesuburan tanah, vermikompos juga membantu proses

penghancuran limbah organik (Yuliarti, 2009).

Jenis cacing tanah yang biasa digunakan pada pembuatan kompos

adalah L. rubellus. Cacing jenis ini dapat hidup dalam populasi yang padat.

L. rubellus sering ditemukan di bawah timbunan dedaunan atau timbunan

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

cacing lainnya, tetapi lebih sering hidup di lapisan yang mendekati

permukaan tanah (Djuamanai et al, 2005)

Pada penelitian yang dilakukan terhadap tanaman kentang, kascing

terbukti dapat meningkatkan tinggi tanaman, berat basah dan berat kering

tanaman kentang. Dengan pemberian Kascing maka diasumsikan mineral dan

mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah bertambah sehingga dengan

adanya kandungan hara yang tinggi disertai fitohormon tinggi tanaman dapat

tumbuh lebih baik dan pertumbuhan vegetatif akan lebih baik pula

(Krishnawati, 2003)

Kascing mengandung asam humat. Zat-zat humat bersama-sama

dengan tanah liat berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara

langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman melalui pengaruhnya terhadap sejumlah proses-proses dalam tubuh

tamanan. Secara tidak langsung, zat humat dapat meningkatkan kesuburan

tanah dengan mengubah kondisi fisik, kimia dan biologi tanah. Kascing dapat

diberikan pada tanaman sayur-sayuran seperti tomat, terung dan sawi dengan

dosis 450-500 g/m2 dan diberikan sebelum tanaman atau saat tanam dengan

sistem larikan atau disekitar daerah perakaran (Mulat, 2003).

Kascing memiliki teksturyang didominasi ukuran pasir (diameter

butiran 0,05-2mm), sehingga kascing bersifat remah. Kascing juga

mempunyai kemampuan menahan air yang besar, yakni sekitar 145-168%.

Artinya berat airyang tertahan disimpan dalam kascing sebesar 1,45-1,68 kali

berat kascingnya. Dengan demikian, kascing dapat meningkatkan

penyimpanan air dalam tanah. Sehingga sangat penting untuk tanah berpasir

agar tidak cepat mengalami kekeringan. Dalam pembuatan kascing

banyaknya kascing yang dibutuhkan adalah 0,5 kg per 2 kg media yang dapat

berupa sisa bahan sayuran, dedaunan, dan sisa buah-buahan dan mengandung

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau

disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro

esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk

organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan

meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada

tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis

tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor

tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya

tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen

penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta

meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi

gugurnya daun, bunga dan bakal buah ( Rizqiani, 2007).

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan kosentrasi atau

dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian

menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan

pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui

tanah (Hanolo, 1997)

Hasil penelitian pada tanaman buncis menunjukkan pupuk organik

cair dapat meningkatkan jumlah daun, jumlah cabang, fruit set, luas daun

umur, indeks luas daun umur, panjang akar, volume akar, jumlah polong,

bobot segar polong per tanaman dan bobot segar polong per hektar

( Rizqiani, 2007)

Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk

membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu pupuk organik cair.

Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos,

limbah alam, hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami lainya yang diproses

secara alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki

sifat fisik, kimia dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang

(Indrakusuma, 2000)

D. Hipotesis

1. Pupuk kascing akan berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan hasil

tanaman caisim

2. Pupuk organik cair akan berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan

hasil tanaman caisim

3. Akan terjadi interaksi antara pemkaian pupuk kascing dan POC terhadap

hasil tanaman caisim

4. Pertumbuhan terbaik tanaman caisim pada perlakuan pupuk kascing 30

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2011 bertempat di

Rumah Kaca Fakultas Pertanian UNS Surakarta dengan ketinggian tempat 96

mdpl dengan letak astronomi 7o33’ 39,5” LS dan 110o 51’ 31,4” BT.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: benih

caisim, pupuk kascing, pupuk organik cair, tanah, pasir dan air.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: polybag,

penggaris/meteran, alat pengaduk, tray, sprayer, ayakan, kamera digital,

timbangan digital, alat hitung, klorofilmeter, oven dan label.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri atas

dua faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu:

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

P3 = 9 ml/l air

Dari kedua perlakuan diatas maka didapatkan 16 kombinasi

perlakuan yaitu:

K1P0 = pupuk kascing dengan dosis 15 g/tanaman dan konsentrasi POC 0 ml/l air

K1P1 = pupuk kascing dengan dosis 15 g/tanaman dan konsentrasi POC 3 ml/l air

K1P2 = pupuk kascing dengan dosis 15 g/tanaman dan konsentrasi POC 6 ml/l air

K1P3 = pupuk kascing dengan dosis 15 g/tanaman dan konsentrasi POC 9 ml/l air

K2P0 = pupuk kascing dengan dosis 30 g/tanaman dan konsentrasi POC 0 ml/l air

K2P1 = pupuk kascing dengan dosis 30 g/tanaman dan konsentrasi POC 3 ml/l air

K2P2 = pupuk kascing dengan dosis 30 g/tanaman dan konsentrasi POC 6 ml/l air

K2P3 = pupuk kascing dengan dosis 30 g/tanaman dan konsentrasi POC 9 ml/l air

K3P0 = pupuk kascing dengan dosis 45 g/tanaman dan konsentrasi POC 0 ml/l air

K3P1 = pupuk kascing dengan dosis 45 g/tanaman dan konsentrasi POC 3 ml/l air

K3P2 = pupuk kascing dengan dosis 45 g/tanaman dan konsentrasi POC 6 ml/l air

K3P3 = pupuk kascing dengan dosis 45 g/tanaman dan konsentrasi POC 9 ml/l air

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Persemaian benih

Persemaian benih dilakukan pada tray. Media yang digunakan

adalah tanah dan pasir. Tempatkan tanah pada tray lalu berikan air

sedikit demi sedikit, setelah itu aduk hingga semua bagian menjadi

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

benih. Setelah itu taburkan benih di atas media yang telah disediakan,

kemudian benih ditutupi sedikit tanah. Benih mulai tumbuh pada hari

ke 1 setelah tabur.

b. Pembuatan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah

dan pasir dengan perbandingan 1:1. Campur media tanaman hingga

merata. Kemudian masukkan media tanam kedalam polibag berukuran

diameter 15 cm. Lalu masukan pupuk kascing dengan cara mencampur

pupuk kedalam media tanam yang telah siap sesuai perlakuan

masing-masing.

Pemupukan dilakukan dengan cara disemprotkan dengan

sprayer secara merata dipermukaan daun. Pengaplikasiaan pupuk

organik cair dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 7, 14, 21, 28 HST

dengan konsentrasi sesuai dengan perlakuan. Pemupukan ini

dilakukan pada pagi hari. Penyemprotan ini dilakuakan hingga

daun basah. Pada penyemprotan kali ini dilakukan sebanyak 7

semprotan pada setiap tanaman.

c) Pengendalian OPT

Pengendalian OPT dilakukan setiap terlihat ada organisme

pengganggu tanaman. Pengendalian dilakukan dengan cara manual,

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ditemukan adalah ulat jengkal dan belalang. Sedangkan untuk

gulma ditemukan gulma berdaun lebar dan jenis rumput.

d) Penyulaman

Dilakukan saat ada tanaman yang mati atau

pertumbuhannya kurang sempurna pada saat tanaman berumur 1

MST. Dalam penelitian kali ini penyulaman dilakukan pada 3

tanaman yang mati yaitu pada perlakuan K0P2(1), K2P1(2) dan

K3P0(1).

e) Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman caisim berumur

42 HST. Kriteria pemanenan adalah pada saat daun paling bawah

telah menguning dan tanaman belum memunculkan bunga.

3. Variabel Pengamatan

a. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh.

b. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung dengan menghitung jumlah daun tanaman. Daun

yang dihitung yaitu daun yang sudah terbentuk secara sempurna.

c. Luas daun

Luas daun ditentukan dengan menggunakan metode gravimetri

dengan persamaan sebagai berikut :

LD = xLk Wt Wr

Dimana, Wr : berat kertas replika daun

Wt : berat kertas total

Lk : luas kertas total

d. Kandungan klorofil

Kandungan klorofil diukur dengan klorofilmeter yang dilakukan

pada daun ketiga dari pucuk sebanyak tiga kali, kemudian diambil

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

e. Berat segar brangkasan

Didapatkan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman

yang masih segar.

f. Berat kering brangkasan

Didapatkan degan cara memasukkan tajuk tanaman yang masih

segar kedalam oven dengan suhu 80oC hingga berat konstan.

g. Berat segar akar

Berat segar akar diperoleh dengan menimbang akar setelah

panen. Akar di cuci bersih lalu ditimbang dengan menggunakan

timbangan.

h. Berat kering akar

Didapatkan degan cara memasukkan akar tanaman yang masih

segar kedalam oven dengan suhu 80oC hingga berat konstan.

i. Rasio akar-tajuk

Rasio akar tajuk didapatkan dengan cara membagi berat kering

akar dengan berat kering tajuk.

D. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam

berdasarkan uji F dengan taraf kepercayaan 95%, apabila terdapat beda nyata

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Keterangan:

K0P0:kascing 0 g/tan, POC 0 mL/L K0P1:kascing 0 g/tan, POC 3 mL/L K0P2:kascing 0 g/tan, POC 6 mL/L K0P3:kascing 0 g/tan, POC 9 mL/L K1P0:kascing 15 g/tan, POC 0 mL/L K1P1:kascing 15 g/tan, POC 3 mL/L K1P2:kascing 15 g/tan, POC 6 mL/L K1P3:kascing 15 g/tan, POC 9 mL/L

K2P0:kascing 30 g/tan, POC 0 mL/L K2P1:kascing 30 g/tan, POC 3 mL/L K2P2:kascing 30 g/tan, POC 6 mL/L K2P3:kascing 30 g/tan, POC 9 mL/L K3P0:kascing 45 g/tan, POC 0 mL/L K3P1:kascing 45 g/tan, POC 3 mL/L K3P2:kascing 45 g/tan, POC 6 mL/L K3P3:kascing 45 g/tan, POC 9 mL/L IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang

dapat diamati secara kasat mata. Tinggi tanaman untuk beberapa jenis

tumbuhan juga dapat menjadi penanda umur dari tanaman tersebut. Menurut

hasil analisis ragam, perlakuan kascing dan POC tidak berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisim. Terjadi interaksi diantara

perlakuan kascing dan pupuk organik cair tersebut.

Gambar 1. Rerata Tinggi tanaman Caisim pada 1-5 MST

Dari tabel 1, tinggi tanaman tertinggi terletak pada kombinasi

perlakuan kascing 15 g/tanaman dan POC 6 ml/L. Pada kombinasi perlakuan

ini pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat terserap dengan baik oleh

tanaman. Pada kombinasi perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman dan pupuk

organik cair 3 ml/L, menghasilkan tinggi tanaman yang cukup baik. Akan

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tetapi dari analisis ragam, nilainya tidak berbeda nyata dengan tinggi tanaman

pada kombinasi kascing 15 g/tanaman dan 6 ml/L.

Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Caisim pada Perlakuan Pupuk Kascing dan

Ket: Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada DMRT taraf 5%

Pada perlakuan pupuk kascing 15g/tanaman, pada setiap penambahan

konsentrasi POC 3 ml/L dan 6 ml/L tinggi tanaman juga ikut meningkat. Akan

tetapi pada konsentrasi POC yang lebih tinggi, yaitu pada konsentrasi 9 ml/L,

tinggi tanaman justru menurun. Penambahan dosis kascing dari dosis 15

g/tanaman menjadi 30 g/tanaman dan 45 g/tanaman, juga tidak meningkatkan

tinggi tanaman caisim. Hal ini dikarenakan peningkatan konsentrasi kascing

dan dosis POC telah melewati batas kebutuhan tanaman, atau unsur hara yang

tersedia kurang seimbang. Sehingga ada faktor yang menjadi pembatas yang

menyebabkan tinggi tanaman tidak meningkat.

Gardner et al (1991) menyatakan bahwa peningkatan dosis pupuk tidak

lagi meningkat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jika kebutuhan unsur

hara tanaman tersebut telah terpenuhi. Masih dikatakan oleh penulis yang

sama, bahwa pemupukan di zona yang berlebihan akan mengakibatkan

peningkatan kandungan unsur hara tertentu di dalam jaringan tanaman.

Apabila hal ini terjadi, maka efisiensi pemupukan tidak tercapai.

2. Jumlah Daun

Caisim merupakam salah satu jenis sayuran yang dimanfaatkan daun

dan batangnya. Maka dari itu jumlah daun merupakan salah satu faktor

penting dalam tanaman caisim tersebut. Masyarakat pada umumnya memilih

sayuran ini yang memiliki jumlah daun yg banyak dan lebar. Biasanya tinggi

tanaman erat hubungannya dengan jumlah daun. Jumlah daun akan semakin

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Keterangan:

K0P0:kascing 0 g/tan, POC 0 mL/L K0P1:kascing 0 g/tan, POC 3 mL/L K0P2:kascing 0 g/tan, POC 6 mL/L K0P3:kascing 0 g/tan, POC 9 mL/L K1P0:kascing 15 g/tan, POC 0 mL/L K1P1:kascing 15 g/tan, POC 3 mL/L K1P2:kascing 15 g/tan, POC 6 mL/L K1P3:kascing 15 g/tan, POC 9 mL/L

K2P0:kascing 30 g/tan, POC 0 mL/L K2P1:kascing 30 g/tan, POC 3 mL/L K2P2:kascing 30 g/tan, POC 6 mL/L K2P3:kascing 30 g/tan, POC 9 mL/L K3P0:kascing 45 g/tan, POC 0 mL/L K3P1:kascing 45 g/tan, POC 3 mL/L K3P2:kascing 45 g/tan, POC 6 mL/L K3P3:kascing 45 g/tan, POC 9 mL/L Gambar 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Caisim pada 1-5 MST

Setelah hasil yang di dapat dianalisis ragam, yang menunjukan hasil

berpengaruh nyata adalah perlakuan pupuk kascing, sedangkan perlakuan

POC menunjukkan hasil tidak berpengaruh nyata. Hasil jumlah daun tidak

menunjukan adanya interaksi antara pupuk kascing dan POC. Dari hasil uji

DMRT dengan taraf 5%, menunjukkan bahwa hasil perlakuan pupuk kascing

terhadap jumlah daun caisim memiliki respon yang berbeda nyata. Rerata

jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 15 g/tanaman. Dan rerata

terendah pada perlakuan tanpa pupuk kascing.

Tabel 2. Pengaruh Pupuk Kascing terhadap Rerata Jumlah Daun Tanaman Caisim

Pupuk kascing (g/tanaman) Rerata jumlah daun (helai)

0 7,17 a

15 9 b

30 8,25 ab

45 7,42 a

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dari tabel 2, dapat dilihat, pupuk kascing dapat meningkatkan jumlah

daun caisim pada perlakuan 15 g/tanaman dan terus menurun pada perlakuan

30 g/tanaman dan 45 g/tanaman. Peningkatan rerata jumlah daun pada dosis

pupuk kascing 15 g/tanaman disebabkan karena penambahan pupuk kascing

dapat meningkatkan kandungan humus di dalam tanah. Pemberian pupuk

kascing menyebabkan kandungan nitrogen di dalam tanah meningkat.

Sehingga serapan nitrogen, yang digunakan untuk pembentukan daun, dapat

meningkat pula.

Meningkatnya serapan nitrogen menyebabkan kandungan klorofil

tanaman menjadi lebih tinggi sehingga laju fotosintesis meningkat. Laju

fotosintesis meningkat menyebabkan sintesis karbohidrat juga meningkat.

Pembentukan karbohidrat yang disebabkan oleh laju fotosintesis akan

meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman termasuk pertumbuhan tinggi

tanaman dan pembentukan daun (Irwan, 1995).

Pada pupuk kascing 30 g/tanaman dan 45 g/tanaman rerata jumlah

daun tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena, tanaman telah cukup

mendapatkan asupan hara atau unsur hara yang telah tersedia memiliki

komposisi yang kurang seimbang. Sehingga respon tanaman cenderung

menurun pada perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi. Selain itu jumlah

hara yang berlebihan juga kurang efisien untuk penyerapannya ke dalam tubuh

tanaman.

Untuk POC, tidak menghasilkan perlakuan yang berbeda nyata.

Pemberian POC hanya cendenrung meningkatkan jumlah daun walaupun tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena POC yang kita semprotkan ke daun

tidak dapat terserap sempurna oleh tanaman. Dan juga faktor lingkungan yang

kurang mendukung seperti suhu dan RH, sangat berpengaruh terhadap

efektifitas penyerapan pupuk cair oleh tanaman.

Suhu lingkungan yang cukup tinggi (29oC – 34oC) dan kelembaban

yang relatif rendah menyebabkan stomata pada daun lebing sering menutup

untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Selain itu, pengaruh waktu

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

penyerapan pupuk oleh daun. Karena suhu udara yang tinggi menyebabkan

pupuk yang disemprotkan akan cepat menguap sebelum dapat diserap oleh

daun (Lingga, 1994).

3. Luas Daun

Daun merupakan organ yang bertugas untuk melakukan fotosintesis

dengan bantuan cahaya matahari yang bertujuan menghasilkan makanan bagi

tanaman itu sendiri. Luas daun dan kadar klorofil mempengaruhi jumlah

makanan yang di hasilkan. Semakin lebar suatu daun dan semakin banyak

jumlah klorofil berarti akan semakin banyak hasil fotosintesis yang dapat

distribusikan ke seluruh tubuh tumbuhan.

Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pupuk kascing dan POC

tidak berpengaruh nyata, serta tidak terdapat interaksi antara pupuk kascing

dan POC terhadap luas daun caisim. Dari seluruh perlakuan pupuk kascing

dan POC cenderung meningkatkan hasil rerata luas daun caisim.

Gambar 3. Rerata Luas Daun Caisim pada umur 42HST

Dari gambar 3, dapat dilihat kombinasi perlakuan pupuk kascing 30

g/tanaman dan POC 6 ml/L menghasilkan rerata luas daun tertinggi, yaitu

sebesar 8,78 g/cm2. Sedangkan rerata jumlah daun terkecil pada kombinasi

perlakuan kascing 30 g/tanaman tanpa POC, yaitu sebesar 4,25 g/cm2.

Pupuk kascing maupun POC tidak berpengaruh nyata terhadap luas

daun. Hal ini dapat disebabkan karena penyerapan unsur yang dibutuhkan

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

terserap secara maksimal oleh tanaman. Tanaman yang cukup mendapatkan

suplai unsur tersebut (Mg, Na dan Fe) akan membentuk daun yang memiliki

helaian lebih luas dengan kandungan klorofil lebih tinggi. Sehingga tanaman

mampu menghasilkan karbohidrat/asimilat dalam jumlah cukup untuk

menopang pertumbuhan vegetatif (Dwidjoseputro, 1994).

Penyerapan unsur hara yang kurang maksimal dapat disebabkan

kebutuhan tanaman akan unsur hara telah terpenuhi. Sehingga penambahan

unsur hara tidak meningkatkan luas daun tanaman secara nyata. Selain itu

jumlah unsur hara yang kurang seimbang dapat menjadi faktor pembatas

peningkatan luas daun tanaman.

4. Kadar Klorofil

Klorofil berada di dalam kloroplas yang terletak pada daun yang

merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Klorofil berwarna hijau

dan berperan dalam fotosintesis tanaman. Semakin banyak klorofil maka

kemungkinan terjadinya fotosintesis akan berjalan lebih cepat sehingga

kebutuhan makanan untuk pertumbuhan dan untuk cadangan makanan akan

terpenuhi. Kadar klorofil sangat dipengaruhi oleh unsur Mg, hal ini adalah

unsur terpenting dalam pembentukan klorofil. Selain cahaya yang cukup,

unsur lain seperti N, Fe dan Mn juga mempengaruhi bagian dari klorofil

(Sutejo, 1990)

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dari analisis ragam, hasil yang didapatkan ada interaksi pupuk kascing

dan POC terhadap kadar klorofil. Sedangkan perlakuan masing-masing pupuk

kascing dan POC sendiri, hasilnya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar

klorofil. Kombinasi perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman dan konsentrasi

POC 6 ml/L menunjukkan hasil yang paling tinggi untuk kadar klorofil caisim

yaitu sebesar 38,26.

Dapat dilihat pada tabel 3, kombinasi pupuk kascing pada dosis 15

g/tanaman dan konsentrasi POC 3 ml/L mampu meningkatkan kadar klorofil

daun caisim. Pada dosis pupuk kascing yang sama, konsentrasi POC 6 ml/L

masih meningkatkan kadar klorofil daun. Bahkan hasilnya berbeda nyata

dengan kadar klorofil yang dihasilkan pada konsentrasi POC 3 ml/L. Akan

tetapi pada POC 9 ml/L, tidak meningkatkan kadar klorofil daun caisim.

Ketika dosis pupuk kascing yang ditingkatkan, kadar klorofil yang di

hasilkan justru menurun. Apabila peningkatan pupuk kascing diikuti dengan

peningkatan konsentrasi POC, hasilnya juga akan menurunkan kadar klorofil.

Bahkan pada kombinasi perlakuan pupuk kascing (45 g/tanaman) dan POC (9

ml/L) tertinggi, menghasilkan kadar klorofil yang paling rendah diantara

semua perlakuan.

Tabel 3. Rerata Kadar Klorofil Tanaman Caisim pada Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Perlakuan POC (ml/L)

Ket: Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada DMRT

taraf 5%

Menurunnya kadar klorofil pada caisim dapat disebabkan karena,

tanaman telah cukup mendapatkan asupan hara. Dengan penambahan dosis

dan konsentrasi pupuk yang diberikan, tidak akan meningkatkan kadar klorofil

pada daun caisim. Selain itu kurang adanya keseimbangan unsur hara yang

terkandung di kedua pupuk juga dapat menjadi faktor pembatas. Sehingga

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Berat Segar Brangkasan

Berat segar brangkasan dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan jumlah

daun. Semakin banyak jumlah daun dan semakin tinggi tanaman caisim maka

berat segar brangkasan juga akan semakin besar pula. Menurut Fitter and Hay,

(1998), berat segar tajuk dipengaruhi pengambilan air oleh tanaman. Air yang

diserap tanaman merupakan media masuknya unsur-unsur hara kedalam

tanaman yang digunakan untuk pertumbuhannya. Air yang diserap oleh

tanaman juga disimpan di dalam vakuola.

Gambar 5. Rerata Berat Segar Brangkasan Caisim

Dari analisis ragam, menunjukan yang memiliki nilai yang

berpengaruh nyata adalah pada perlakuan pupuk kascing dan POC tidak

berpengaruh nyata terhadap berat segar brangkasan caisim. Interaksi antara

pupuk kascing dan POC tidak terjadi pada berat segar brangkasan. Setelah di

uji lagi dengan uji perbandingan rataan hasil yang didapatkan bahwa pupuk

kascing berpengaruh nyata terhadap berat segar brangkasan.

Tabel 4. Pengaruh Pupuk Kascing terhadap Rerata Berat Segar Brangkasan Tanaman Caisim

Pupuk kascing (g/tanaman) Rerata berat segar brangkasan (g)

0 1,469 a

15 3,331 b

30 2,56 b

45 2,38 ab

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dapat dilihat pada tabel 4, perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman

mampu meningkatkan berat segar brangkasan. Ketika dosis pupuk ditambah

menjadi 30 g/tanaman bobot segar brangkasan caisim justru menurun. Akan

tetapi nilainya tidak berbeda nyata dengan berat segar caisim dengan dosis 15

g/tanaman. Penambahan dosis menjadi 45 g/tanaman semakin menurunkan

bobot segar tanaman.

Penambahan dosis pupuk kascing tidak menambahkan bobot segar

brangkasan. Hal ini dikarenakan karena pada dosis pupuk 15 g/tanaman

tanaman telah cukup mendapatkan unsur hara yang dibutuhkannya. Sehingga

penambahan dosis pupuk tidak meningkatkan bobot segar brangkasan secara

nyata. Selain itu unsur hara yang kurang seimbang pada pupuk kascing juga

dapat menjadi faktor pembatas yang mengakibatkan berat segar brangkasan

tidak dapat meningkat.

Pada perlakuan pupuk 15 g/tanaman memiliki berat segar tertinggi, hal

ini dikarenakan pupuk kascing mampu memenuhi kebutuhan unsur hara,

terutama unsur N yang penting bagi berat segar dan berat kering brangkasan.

Serapan nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan nitrogen pada vase

vegetatif tanaman tercukupi, sehingga meningkatkan biomasa tanaman

(Irawan, 2005).

Menurut Russel (1997), nitrogen merupan suatu unsur yang paling

banyak dibutuhkan dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Unsur

ini dijumpai dalam jumlah besar pada bagian jaringan tanaman yang muda

daripada jaringan tanaman yang tua, terutama berakumulasi pada bagian daun

dan biji. Nitrogen merupakan unsur penyusun setiap sel hidup. Karenanya

terdapat pada seluruh bagian tanaman dan dibutuhkan sepanjang

pertumbuhannya. Dengan demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman

dari dalam tanah berhubungan langsung dengan bobot basah dan bobot kering

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6. Berat Kering Brangkasan

Berat kering brangkasan bisa dijadikan acuan untuk mengukur

pertumbuhan dari suatu tanaman. Hal ini dikarenakan berat segar segar

brangkasan dapat berubah dalam waktu yang relatif cukup singkat akibat

kehilangan kadar air tanaman (Fitter and Hay, 1998). Selain itu barat kering

merupakan akumulasi dari berbagai cadangan makanan antara lain protein,

karbohidrat dan lemak. Berat kering yang semakin besar maka proses

metabolisme tanaman tersebut semakin berjalan dengan baik, begitu juga

sebaliknya. Jika berat kering tanaman semakin kecil maka proses metabolisme

tanaman tidak berjalan dengan baik/terhambat.

Dari semua perlakuan setelah dilakukan analisi ragam tidak ada

menunjukkan perlakuan yang berpengaruh nyata. Selain itu juga tidak terdapat

interaksi antara pupuk kascing dan POC. Dari gambar 6, dapat dilihat rerata

berat kering brangkasan caisim yang tertinggi pada perlakuan pupuk kascing

45 g/tanaman dan POC 6 ml/L yaitu sebesar 0,02 gram. Sedangkan untuk

rerata terkecil pada perlakuan pupuk kascing 30 g/tanaman tanpa pemberian

POC yaitu sebesar 0,293 gram.

Pada tiap-tiap perlakuan tanpa POC, berat kering akan meningkat pada

perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman kemudian menurun pada perlakuan

pupuk kascing 30 g/tanaman dan kemudian meningkat lagi pada perlakuan 45

g/tanaman. Sedangkan pada perlakuan POC 3 ml/L dan 9 ml/L berat kering

tanaman meningkat pada perlakuan pupuk kascing 15 g/tanaman dan semakin

menurun pada perlakuan 30 g/tanaman dan 45 g/tanaman. Sedangkan pada

POC 6 ml/liter semakin besar pupuk kascing maka berat kering juga akan

semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pada POC 6 ml/L proses

metabolisme tanaman berjalan dengan baik. Sehingga cadangan makanan

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 6. Rerata Berat Kering Brangkasan Caisim

Pupuk kascing memiliki kecenderungan untuk menaikkan berat kering

brangkasan, sedangkan POC memiliki kecenderungan sebagai pembatas

dalam meningkatkan berat kering brangkasan. Hal ini mungkin bisa

dikarenakan unsur hara yang tersedia dari kedua pupuk jumlahnya kurang

seimbang. Sehingga dengan penambahan dosis dan konsentrasi tidak

meningkatkan berat kering brangkasan caisim.

90% berat kering tanaman adalah hasil fotosintesis. Dengan

terhambatnya proses fotosintesis akan menyebabkan rendahnya berat kering

tanaman. Diduga energi yang dihasilkan hanya cukup digunakan oleh tanaman

untuk memenuhi kebutuhan energinya untuk dapat tumbuh normal karena

tanaman tumbuh dalam tekanan lingkungan sehingga penyimpanan dalam

bentuk bahan kering hanya sedikit (Fitter and Hay, 1998).

Selain faktor lingkungan, faktor keseimbangan antara pengambilan

CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2 (respirasi) juga berperan dalam besar

kecilnya berat kering brangkasan. Menurut Gardier (1991), berat kering

tumbuhan adalah keseimbangan antara pengambilan CO2 (fotosintesis) dan

pengeluaran CO2 (respirasi). Apabila respirasi lebih besar dibanding

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

7. Berat Segar Akar

Fungsi akar selain menahan tegaknya tanaman yang berada di atas

permukaan tanah, yang paling utama adalah sebagai sarana untuk memenuhi

kebutuhan air dan hara yang sangat diperlukan oleh kelangsungan hidup

tanaman. Peran akar dalam pertumbuhan sama pentingnya dengan tajuk

tanaman dimana tajuk berfungsi sebagai penyedia karbohidrat melalui proses

fotosintesis, sedangkan akar berfungsi untuk menyerap hara dan air yang

diperlukan dalam proses metaboLisme tanaman dari dalam tanah

(Sitompul dan Gurito, 1995).

Gambar 7. Rerata berat segar akar caisim

Dari hasil analisis ragam perlakuan pupuk kascing dan POC semua

tidak berprngaruh nyata, serta tidak terdapat interaksi diantara kedua pupuk

tersebut. Baik pupuk kascing maupun POC, sama-sama cenderung menaikkan

berat segar akar caisim. Dari gambar 7, bisa dilihat rerata tertinggi pada berat

segar akar ditunjukkan pada perlakuan kascing 15 g/tanaman tanpa pupuk

organik cair yaitu sebesar 0,42 gram. Sedangkan berat segar terendah pada

perlakuan 15 g/tanaman dan 6 ml/L serta pada perlakuan kascing 30

g/tanaman tanpa POC yaitu sebesar 0,1 gram.

Berat segar akar pada perlakuan kascing menunjukkan adanya

peningkatan pada perlakuan 15 g/tanaman dan menurun pada perlakuan 30

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

perlakuan POC pada perlakuan 0 ml/L hingga 6 ml/L cenderung terus

menurun, kemudian meningkat pesat pada perlakuan 9 ml/L.

Berat segar akar dipengaruhi oleh kandungan nitrogen yang tersedia.

Seperti yang diungkapkan Gardner et al, (1991) bahwa pasokan nitrogen yang

lebih besar cenderung meningkatkan auksin yang mungkin menghambat

pertumbuhan akar. Akan tetapi hasil penelitian kali ini, pada jumlah pupuk

yang lebih tinggi berat segar akar memiliki nilai yang cukup besar. Hal ini

dapat diakibatkan oleh penyerapan unsur hara yang kurang efisien.

Penyerapan yang kurang efisien ini dapat disebabkan karena jumlah unsur

hara yang tersedia kurang seimbang. Sehingga ketika unsur hara pada

kombinasi perlakuan tertentu seimbang, berat segar akar akan dapat

meningkat kembali.

8. Berat Kering Akar

Untuk melihat pertumbuhan tanaman, paling sedikit 90% bahan kering

tanaman adalah hasil fotosintesis. Biomassa juga memberikan suatu dasar

yang mudah bagi tanaman terutama mengukur kemampuan tanaman sebagai

penghasil fotosintesis. Nisbah biomassa bagian-bagian yang berlainan

terhadap biamassa total yang sering kali digunakan sebagai ikhtisar data

pembagian yang baik (Lakitan, 2004).

Berat kering akar sangat bergantung dari volume dan jumlah akar.

Semakin besar volume akar dan semakin banyak jumlah akar maka berat

kering akar semakin besar. Setelah dianalisis dengan analisis ragam, dari

kedua perlakuan, tidak ada satupun perlakuan yang menunjukan hasil yang

berpengaruh nyata terhadap berat kering akar caisim serta tidak terdapat

interaksi antara pupuk kascing dan POC.

Pupuk kascing cenderung menurunkan berat kering akar caisim,

sedangkan POC cenderung menaikkan berat kering akar caisim. Dari gambar

8, dapat dilihat rataan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kascing 15

g/tanaman dan POC 6 ml/L yaitu sebesar 0,07 gram. Sedangkan rataan berat

kering terendah pada perlakuan 45 g/tanaman tanpa pupuk POC yaitu sebesar

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 8. Rataan Berat Kering Akar Caisim

Berat kering akar berkaitan dengan berat segar akarnya. Semakin besar

perlakuan pupuk yang diberikan maka berat kering akar semakin rendah. Hal

ini berkaitan dengan proses penghambatan pertumbuhan akar yang dilakukan

oleh auksin. Kali ini pada perlakuan pupuk yang lebih tinggi dapat

meningkatkan berat kering akar caisim. Hal ini dikarenakan jumlah unsur hara

yang tersedia kurang seimbang. Sehingga dapat dimungkinkan pada dosis

yang lebing tinggi, unsur hara yang tersedia telah seimbang, berat kering akar

dapat meningkat kembali.

9. Rasio Akar Tajuk

Rasio akar tajuk perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat

perkembangan tanaman baik akar maupun daun pada perlakuan yang kita

berikan. Rasio akar tajuk merupakan sifat yang sangat plastis (mudah

berubah). Rasio akar tajuk meningkat karena beberapa faktor seperti

rendahnya suplai air, rendahnya suplai nitrogen, rendahnya oksigen tanah dan

rendahnya temperatur tanah (Fittrr and Hay, 1998). Rasio akar tajuk

didapatkan didaptkan dengan membagi berat kering akar dengan berat kering

brangkasan.

Dari analisis ragam, menunjukkan tak ada satupun perlakuan yang

signifikan serta tidak ada interaksi yang terjadi antara pupuk kascing dan POC

pada rasio akar tajuk. Penggunaan pupuk kascing cenderung menurunkan nilai

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tajuk. Apabila semakin besar nilai rasio akar tajuk maka berat kering

brangkasan semakin kecil dan berat kering akar semakin besar. Begitu pula

sebaliknya, apabila nilai rasio akar tajuk makin kecil berarti beratkering

brangkasan semakin besar dan berat kering akar semakin kecil.

Gambar 9. Rasio Akar Tajuk Tanaman Caisim

Peningkatan nitrogen, lebih memilih pertumbuhan dibagian pucuk

dibandingkan dengan pertumbuhan akar, yaitu meningkatkan shoot-root rasio

(Gardner et al, 1991). Pada tanaman sayuran, khususnya caisim, bahwa bagian

yang dimanfaatkan adalah bagian brangkasan/tajuknya. Jika rasio akar

tajuknya besar brarti tajuknya berukuran lebih kecil. Dalam hal ini rasio akar

tajuk tidak dapat menjadi parameter pertumbuhan ataupun untuk menentukan

pertumbuhan optimumnya. Nilai yang di hasilkan rasio akar tajuk hanya untuk

menentukan, pertumbuhan tanaman tersebut lebih dominan ke arah mana,

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang dapat diambil sebagai

berikut:

1. Pupuk kascing meningkatkan pertumbuhan jumlah daun, kadar klorofil,

berat segar brangkasan dan rasio akar tajuk.

2. Dosis pupuk kascing 15 g/tanaman memberikan hasil rerata terbaik hampir

di semua variabel pengamatan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,

kadar klorofil, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan dan berat

segar akar)

3. Konsentrasi pupuk organik cair 9 ml/L memberikan rerata tertinggi pada

variabel luas daun, berat segar brangkasan, berat segar akar, berat kering

akar dan rasio akar tajuk.

4. Kombinasi pupuk kascing 15 g/tanaman dan pupuk organik cair 9 ml/L

memberikan hasil berat segar brangkasan tertinggi yaitu sebesar 5,34 g.

5. Interaksi anatara pupuk kascing dan pupuk organik cair terjadi pada tinggi

tanaman dan kadar klorofil.

B. Saran

Saran yang dapat diberoikan berdasarkan hasil penelitian kali ini yaitu:

1. Penggunaan pupuk kascing dengan dosis 15 g/tanaman dan pupuk organik

cair 9 ml/L dapat disarankan dalam budidaya caisim karena memberikan

hasil yang paling baik diantara semua perlakuan.

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mendapatkan dosis pupuk

organik cair yang paling baik.

Gambar

Gambar 1. Rerata Tinggi tanaman Caisim pada 1-5 MST
Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Caisim pada Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair
Gambar 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Caisim pada 1-5 MST
Gambar 3. Rerata Luas Daun Caisim pada umur 42HST
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sebuah kawasan wisata alam, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi semenjak tahun 2000 mulai menata kawasan ini dengan membuat beberapa unsur

terjadinya penyakit menular seksual di dapatkan hasil disebabkan karena bergonta-ganti pasangan, gantian jarum suntik, berhubungan dengan penderita, tidak memakai

Dari hasil perhitungan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel nilai tukar rupiah (X 1 ) memiliki nilai positif dan pengaruh yang signifikan

Dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan saran, motivasi, bimbingan serta kritik dari awal sampai tersusunya skripsi

Perayaan Tahun Baru Imlek sangat penting bagi masyarakat Cina karena berkaitan dengan praktik pemujaan leluhur, yang merupakan manifestasi dari bentuk xiao atau rasa

Pada baterai, karbon aktif digunakan sebagai bahan anoda baterai litium dimana kemampuan sebagai karbon aktif dalam menyerap energi sangat baik karena memiliki luas

tanda tangan. Digital Signature menjadi sangat penting karena menjadi poin utama dalam hal cyber notary. Digital Signature menggantikan tanda tangan konvensional pada