MEMAHAMI PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARANGAN ILMIAH
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Haqul Bahroni ( 162110060 ) Ilham M.R ( 162110061 ) Imroatul M ( 162110062 ) M. Taufik ( 162110063 ) Miftakhul Ulum ( 162110064 ) M. David Ananta ( 162110065 )
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan
ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Pengantar, Pengertian Dasar serta Bunyi Bahasa dan Tata Bahasa)”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penggunaan bahasa
baku dalam karya ilmiah.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik
yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.
Madiun, Oktober 2016
KATA PENGANTAR ...ii DAFTAR ISI ...iii BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penulisan ...1
B.Rumusan Masalah ...2
C.Manfaat Penulisan ...2
BAB II PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM PEMBUATAN KARYA
ILMIAH(PENGANTAR HAKIKAT BAHASA, FUNGSI, UNSUR,DAN BAHASA BAKU)
A.Hakikat, Fungsi, dan Unsur Bahasa...3
B.Ragam Bahasa dalam Tata Bahasa Indonesia...4
C.Bahasa Baku ...6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ...9
B.Saran ... ..9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk menulis karya ilmiah. Karya ilmiah sering menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya bukan pada sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh dosennya, melainkan bagaimana tatacara penulisannya yang baik dan benar. Diantara karya ilmiah yang mereka harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah, proposal penelitian, proposal skripsi, laporan penelitian dan sebagainya. Sebagaimana dipahami bahwa kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk dalam setiap matakuliah yang mereka tempuh. dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai apa yang disebut dengan karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya. Namun, dalam menghadapi tugas menulis di atas, banyak mahasiswa yang masih menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh.
Di samping itu menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di bidangnya. Dalam praktik penlisan tugas ilmiah tersebut, mahasiswa selalu berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa yang sangat tekun dan berusaha dengan banyak bertanya, dan membaca berbagai literatur serta rajin ke perpustakaan untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas (short cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan copy paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas dari internet, tanpa menambah atau merubah sedikit pun tulisan tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada individu masing-masing mahasiswa, mereka menempatkan tugas menulis karya ilmiah itu sebagai sebuah kewajiban ilmiah atau beban ilmiah.
makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini Anda harus memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati bangunan, kata yang kita pakai adalah "mengamati", bukan memandang meskipun kedua kata tersebut bersinonim atau mempunyai makna yang mirip. Kedua, perhatikan "nilai rasa" dalam menggunakan kata. Misalnya, kita mampu membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau penggunaan kata Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu membedakan arti umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata dengan arti umum.
Penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap, mengikuti aturan tatabahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur-unsurnya cukup padu, Pada makalah ini, penulis mencoba memberikan pemahaman konsep dasar hakikat menulis karya ilmiah. Harapan penulis tentu makalah ini dapat menjadi
guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami konsep dasar karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa selingkung di perguruan tinggi
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menggunakan bahasa baku dalam tata bahasa
2. Membedakan penggunaan bahasa baku dan tidak baku dalam sebuah tata bahasa
C. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa baku dalam suatu tata bahasa
2. Menjelaskan perbedaan bahasa baku dan tidak baku dalam tata bahasa.
D. Manfaat Penilitian
A. Hakikat dan Fungsi Bahasa, dan Unsur Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat untuk mengidentifikasi, bekerja sama, dan untuk berkomunikasi, bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.
Lambang dalam sistem bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Oleh karena itu, yang dianggap primer dalam bahasa ialah bahsa yang diucapkan atau yang disebut bahasa lisan . Bahasa tulisan hanya bersifat sekunder
1. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut : a) Fungsi Umum
1. Untuk tujuan praktis, seperti mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Untuk tujuan artistik, seperti mengolah bahasa dengan cara yang indah guna memenuhi kebutuhan estetis manusia, kebutuhan estetis manusia seperti seni musik, puisi, dan lain-lain
3. Sebagai kunvi untuk mempelajari pengetahuan lain, seperti mempelajari ilmu-ilmu tertentu.
4. Untuk tujuan filologis, yaitu mempelajari naskah-naskah kuno terdahulu. b) Fungsi Khusus
1. Sebagai alat menjalankan administrasi negara, misalnya untuk menyusun undang-undang atau surat kenegaraan.
2. Sebagai alat pemersatu berbagai suku. 3. Sebagai wadah penampung kebudayaan. 2. Unsur Bahasa
Suatu bahasa setidaknya memiliki dua unsur yaitu, sebagai berikut : a) Kosa Kata
Semua kata yang dimiliki oleh suatu bahasa disebut kosa kata atau
perbendaharaan kata . Biasanya kosa kata disusun dalam suatu kamus. Kosa kata sebagian besar berupa kata-kata. Sebagian kecilnya berupa istilah dan ungkapan/idiom.
b) Tata Bahasa
Suatu himpunan kaidah atau patokan umum yang berdasarkan struktur bahasa disebut tata bahasa atau kaidah bahasa. Struktur bahasa meliputi tata bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis).
B. Ragam Bahasa
1. Idiolek
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan disebut idiolek. Setiap orang yang memiliki ciri khas pribadi dalam pemakaian lafal, tata bahasa, ataupun pilihan kata yng dimiliki.
2. Dialek
Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu disebut dengan dialek. ada tiga jenis dialek yaitu :
a. Dialek Regional adalah variasi bahasa yang dipakai didaerah tertentu. Contoh : Bahasa Jawa dialek Medan, Bahasa Melayu dialek Jakarta, dan sebagainya.
b. Dialek Sosial adalah dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau dipakai untuk menandai srata sosial tertentu.
Contoh : Dialek Wanita, Dialek Remaja, dan sebagainya.
c. Dialek Temporal adalah dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. Contoh : Dialek Melayu pada Jaman Sriwijaya, Dialek Bali pada Jaman Majapahit, dan sebagainya.
3. Sosiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyrakat dari golongan tertentu.
Contoh : Ragam Bahasa Mahasiswa, Ragam Bahasa, Remaja Masjid, dan sebagainya.
4. Fungsiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu. Contoh : Ragam Bahasa Penilitian, Ragam Bahasa Jurnalistik, dan
sebagainya. 5. Bahasa Baku
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi Contoh : Karya Ilmiah
6. Bahasa Tidak Balu
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi
7. Bahasa Lisan dan Tulisan
Ragam bahasa menurut sarana terbagi menjadi dua, yaitu ragam bahasa lisan dan tulisan, Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan, sedangkan ragam bahasa tulisan dalah ragam bahasa yang digunakan secara tertulis.
Dalam pemakaian ragam bahasa lisan, komunikasi biasanya disertai dengan mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan. Sementara itu dalam ragam bahasa tulisan, konunikasi dibantu dengan pemakaian tanda baca.
Contoh :
Galih : “Kemarin ada berita bahwa ada orang yang dapat menggandakan uang.”
Ratna : Ahh, “Aku sudah tau berita itu orang yang tinggal di Probolinggo itu kan?.”
Galih : “iya betul. Akan tetapi entah betul atau tidak sekarang dia masih dalam pemeriksaan oleh polisi karena dugaan penipuan.
Ratna : “benar juga sih.. kalau dilogika pun tidak masuk akal juga, buat apa lagi dia dia cari dana kemana-mana dan melakukan penipuan kalau memang bisa menggandakan uang.”
Di Probololinggo Jawa Timur ada seseorang bernama Dimas Kanjeng Taat yang dapat menggandakan uang, ternyata setelah di usut oleh pihak kepolisian setempat orang tersebut diduga melakukan penipuan.
C. Bahasa Baku
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok dan dasar ukuran atau standar. Ciri- ciri bahasa baku ditandai oleh lima hal yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Maksudnya ialah menggunakan kata-kata dalam bahasa indonesia yang sesuai dengan aturan tata bahasa. Bahasa baku dalam penggunaan kaidah tata bahasa baku meliputi hal berikut :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Ilham injak kotoran ayam. Ilham menginjak kotoran ayam. Bus jalan terlalu pelan. Bus berjalan terlalu pelan.
b) Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara konsisten dan eksplisit.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Trisno tahu anaknya menjadi juara kelas.
Trisno tahu bahwa anaknya menjadi juara kelas
Gogon jatuh, dahan yang ia naiki
patah. Gogon jatuh karena dahan yang ianaiki patah.
c) Pemakaian pola frasa untuk predikat: aspek + pelaku + kata kerja secara konsisten.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Mantel rajutan saya sudah bawa. Mantel rajutan sudah saya bawa Jalur selanjutnya Anda akan
lewati jembatan gantung.
Jalur selanjutnya akan Anda lewati jembatan gantung.
d) Pemakaian Konstruksi sintetis. Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Dia punya sepeda Sepedanya
Bikin besar Membesarkan
Kasih tahu Memberitahukan
e) Menghindari pemakaian unsur gramatikal daerah. Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Isyana ngarang lagu baru. Isyana mengarang lagu baru. Teman saya motornya rusak Motor teman saya rusak.
2. Penggunaan kata-kata baku
Maksudnya ialah kata – kata yang berupa kata-kata umum yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Cantik banget Sangat cantik
3. Penggunaan Ragam Resmi dalam Ragam Tulis
Maksudnya ialah kata-kata yang di gunakan sesuai dengan Ejaan Yang Diesempurnakan (EYD).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Berkali² Berkali-kali
Makan dikantin Makan di Kantin
Melipat gandakan Melipatgandakan
4. Penggunaan Lafal Baku dalam Ragam Lisan.
Maksudnya ialah pelafalan kata bebas dari ciri-ciri lafal dialek daerah. Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
[kalo’] [kalaw]
[abis] [habis]
5. Penggunaan Kalimat Secara Efektif
Maksudnya ialah kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat
menyampaiakan pesan pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca, seperti yang dimaksud pembicara atau penulis, keaktifan tersebut dapat dicapai melalui hal-hal berikut :
a. Susuna kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Hakim menghukum jessica denagn hukuman penjara dua tahun dan temannya
Hakim menghukum jessica dan kelompoknya dengan hukuman penjara dua tahun.
b. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yanng logis didalam kalimat. Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Pertunjukan belum dimulai padahal
malam ini hujan. Pertunjukan belum dimulai padahal sudah pukul 19.00 WIB.
c. Penggunaan kata secara tepat dan efisien. Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Pengunjung obyek wisata pantai di
d. Penggunaan variasi kalimat atau pemberian tekananpada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Dia makan dengan tergesa-gesa. Makanlah dia dengan tergesa-gesa.
A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukan yang penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar kecilnya jumlah kosakata atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.
Beberapa pengertian dasar berkenaan dengan bahasa adalah pengertian yang meliputi pengertian tentang beberapa bunyi, pengertian tentang pembentukan kata, pengertian tentang kalimat, dan pengertian bahasa baku
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya. Amiinn.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya. Amiinn.