• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPART

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPART"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

PENELITIAN DIPA KOPERTIS V

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM ANTARA METODE PIJAT WOOLWICH DENGAN MASSAGEROLLING (PUNGGUNG) DI BPM ENDAH BEKTI

ARGOMULYO SEDAYU BANTUL TAHUN 2016

TIM PENGUSUL

Ketua : Liberty Barokah, M.Keb (NIDN. 05-16-07-8401)

Anggota : Elvika Fit Ari Shanty, SST., M.Kes (NIDN. 05-02-07-8401)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

DAFTAR ISI ... 3

RINGKASAN ... 4

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 5

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi ASI ... 8

B. Penilaian Produksi ASI ... 9

C. Pijat Woolwich ... 9

D. Massage Rolling (punggung) ... 11

BAB 3. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 13

B. Lokasi Penelitian ... 13

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ... 13

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

E. Definisi Operasional ... 14

F. Analisis Data. ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN A. Anggaran Biaya Penelitian ... 17

B. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 17

LAMPIRAN A. Justifikasi Anggaran ... 19

B. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ... 20

C. Biodata Ketua dan Anggota ... 21

(4)

RINGKASAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sudah dibuktikan secara ilmiah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2008). Namun, ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Salah satu alasan penyebab ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif ini adalah ibu kurang percaya diri bahwa ASI yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya (Roesli, 2008). Hal ini terjadi karena ASI yang tidak keluar atau hanya keluar sedikit sehingga ibu merasa ASI nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Kurangnya produksi ASI menjadi salah satu penyebab ibu memutuskan memberikan susu formula pada bayinya.

Dengan rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran akan menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormon oksitosin. Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui (Amin, 2011). Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan adalah memberikan sensasi rileks pada ibu yaitu dengan melakukan pijat woolwich atau maasage rolling (punggung).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu postpartum antara metode pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu. Manfaat dari penelitian ini untuk membantu ibu postpartum agar produksi ASI nya meningkat, sehingga diharapkan ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

(5)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan sudah dibuktikan secara ilmiah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2008). Namun, ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI eksklusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%, menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56%, dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman sudah mencapai ≥ 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%, sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar antara 40 - 39% (Dinkes DIY, 2012).

Salah satu alasan penyebab ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif ini adalah ibu kurang percaya diri bahwa ASI yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya (Roesli, 2008). Hal ini terjadi karena ASI yang tidak keluar atau hanya keluar sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Hasil Riskesdas (2013) menyatakan bahwa persentase proses bayi mulai mendapat ASI antara 1-6 jam sebesar 35,2%, persentase proses bayi mulai mendapat ASI antara 7-23 jam sebesar 3,7%, persentase proses bayi mulai mendapat ASI antara 24-47 jam sebesar 13,0%, psentase proses bayi mulai mendapat ASI lebih dari 47 jam sebesar 13,7% .

Dalam kondisi yang penuh kekhawatiran dan tidak percaya diri karena merasa ASI nya tidak cukup, ibu memerlukan bantuan dan dukungan untuk dapat mempertahankan produksi ASI. Dengan rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran akan menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormon oksitosin. Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui (Amin, 2011)

(6)

rileks pada ibu yaitu dengan melakukan pijat woolwich yang akan merangsang sel saraf pada payudara, diteruskan ke hipotalamus dan direspon oleh hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin yang akan dialirkan oleh darah ke sel mioepitel payudara untuk memroduksi ASI Hasil penelitian Pamuji (2004) didapatkan bahwa kombinasi metode pijat woolwich dan endorphine berpengaruh terhadap peningkatan kadar hormon prolaktin dan volume ASI ibu postpartum.

Sedangkan tindakan massage rolling punggung dapat memengaruhi hormone

prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus produksi ASI pada ibu selama menyusui. Tindakan ini juga dapat membuat rileks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI pada kedua payudara (Amin, 2011). Penelitian Desmawati (2008) didapatkan hasil bahwa ibu postpartum yang diberi intervensi kombinasi a reola massage dengan rolling massage mempunyai peluang 5,146 kali untuk terjadi pengeluaran ASI kurang dari 12 jam postpartum.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis akan meneliti perbedaan produksi ASI pada ibu postpartum antara metode pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Adakah perbedaan produksi ASI pada ibu postpartum antara metode pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul Tahun 2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu postpartum antara metode pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui produksi ASI pada ibu postpartum yang diberi pijat Woolwich di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul tahun 2016.

(7)

c. Untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu postpartum antara metode pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian 1. Ibu postpartum

Untuk membantu dan mengajarkan ibu tentang pijat woolwich dengan massage rolling (punggung) sehingga produksi ASI bisa meningkat, diharapakan ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

2. Bidan

(8)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi ASI

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa makanan tambahan seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. ASI eksklusif ini diberikan selama 6 bulan. (Roesli, 2008).

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Pada bayi yang mulai mengisap, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dengan jumlah yang tepat juga, yaitu reflek pembentukan/produksi ASI atau reflek prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengaliran/pelepasan ASI (let down reflex) (Roesli, 2008).

a. Faktor yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI : 1) Bila melihat bayi

2) Memikirkan bayinya dengan perasaan kasih sayang 3) Mendengar bayinya menangis

4) Mencium bayi

5) Ibu dalam keadaan tenang

b. Faktor yang dapat menghambat pengeluaran ASI

Semua pikiran negatif akan menghambat refleks oksitosin, di antaranya : 1) Ibu yang bingung atau pikirannya kacau

2) Ibu yang khawatir atau takut ASI-nya tidak cukup 3) Ibu merasa sedih, cemas, marah, atau kesal 4) Ibu takut menyusui

(9)

biologis memang kurang produksinya, selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya (Roesli, 2008).

B. Penilaian Produksi ASI

Penilaian produksi ASI bisa dilihat dari beberapa faktor, di antaranya adalah tanda-tanda kecukupan ASI pada bayi. ASI cukup atau tidak bisa dilihat dari beberapa indikator,di mana indikator ini juga merupakan indikator dari cukup atau tidaknya produksi ASI. Indikator tersebut adalah (UNICEF, 2011; Astuti, 2013; Asiyah dan Wigati, 2015):

a. Perubahan Berat Badan Bayi Baru Lahir

Bayi kehilangan berat badan 8 % dari BB lahir pada hari ke 3-4 paska lahir. berat badan bayi akan meningkat lagi dan beratnya sama dengan berat bdan lahir pada hari ke-10. selanjutnya berat badan bayi akan mengalami peningkatan 200-250 gram perminggu.

b. Frekuensi BAK

Hari pertama setelah lahir 6x dalam 24 jam, urin tanpa warna dan tampak pucat. Pada hari ke 3-4 frekuensi BAK sebanyak 9x perhari .

c. Frekuensi BAB

Hari pertama 1-2 kali dalam 24 jam, dengan warna kehitaman. Pada hari 3 dan ke-4 dua kali dalam 2ke-4 jam berwarna kehijauan hingga kuning. Hari ke-5 dan ke-6 tiga sampai empat kali, feses berwarna kuning dan lembek.

Indikator lain adalah dari ibu yaitu payudara lembek setelah menyusui, penetesan ASI dari payudara yang tidak disusukan, ibu merasa tenang, rileks, dan ibu merasa haus (Biancuzzo, 2003).

C. Pijat Woolwich

(10)

akan menjadi lancar. Pijat woolwich memicu rangsangan sel-sel mioepitel di sekitar kelenjar payudara, rangsangan tersebut diteruskan ke hipotalamus sehingga memicu hipofisis anterior untuk memeroduksi hormon prolaktin. Di samping itu, peradangan atau bendungan pada payudara dapat dicegah (Pamuji, 2014).

Proses pemijatan dilakukan pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm pada di luar areola mamae, dengan tujuan untuk mengeluarkan ASI yang ada pada sinus laktiferus. Pemijatan tersebut akan merangsang sel saraf pada payudara, rangsangan tersebut diteruskan ke hipotalamus dan direspon oleh hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin yang akan dialirkan oleh darah ke sel mioepitel payudara untuk memroduksi ASI (Pamuji, 2014).

Manfaat pemijatan metode woolwich adalah meningkatkan pengeluaran ASI, meningkatkan sekresi ASI, dan mencegah peradangan payudara atau mastitis. Metode pijat woolwich diberikan pada ibu postpartum primipara sebanyak 2 kali/hari di waktu pagi dan sore hari selama 3 hari postpartum. Prosedur pijat woolwich melakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm di luar areola mamae dan pemijatan dilakukan selama 15 menit (Pamuji, 2014).

Tabel 2.1 Prosedur Tindakan Metode Pijat Woolwich Berdasarkan Aplikasi Riset A. Fase Orientasi

1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2 Menjelaskan tujuan tindakan

3 Menjelaskan langkah prosedur

4 Menanyakan kesiapan

5 Kontrak waktu

B Fase Kerja

6 Mencuci tangan

7 Menjaga privasi

8 Menyiapkan alat (handuk dan bahan) 9 Melepaskan pakaian atas klien

10 Memberikan tempat duduk (kursi) dan bersandar pada kursi 11 Mengolesi kedua tangan dengan baby oil

12 Melakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm diluar areola mammae selama 15 menit.

13 Keringkan daerah mammae dengan handuk kering 14 Merapikan pasien dan alat

C Fase Terminasi 15 Evaluasi hasil

16 Rencana tindakan lanjut

(11)

D. Rolling Massage (Punggung)

Rolling massage adalah pemijatan pada tulang belakang (costae 5-6 sampai scapula dengan gerakan memutar) yang dilakukan pada ibu setelah melahirkan untuk membantu kerja hormon oksitosin dalam pengeluaran ASI, mempercepat syaraf parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin dalam mengalirkan ASI agar keluar (Desmawati, 2013). Tindakan massage rolling punggung dapat memengaruhi hormon prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus produksi ASI pada ibu selama menyusui. Tindakan ini juga dapat membuat rileks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI pada kedua payudara (Amin, 2011).

Pijat ini bisa dilakukan segera setelah ibu melahirkan bayinya dengan durasi 5-10 menit, frekuensi pemberian pijatan 2 kali sehari. Pijatan ini tidak harus dilakukan langsung oleh petugas kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga yang lain. Prosedur massage rolling (punggung) melakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari pada area punggung untuk menstimulasi produksi ASI dan pemijatan dilakukan selama 15 menit (Tikawati, 2015).

Tabel 2.2 Prosedur Tindakan Massage Rolling Punggung Berdasarkan Aplikasi Riset A. Fase Orientasi

1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2 Menjelaskan tujuan tindakan 3 Menjelaskan langkah prosedur

4 Menanyakan kesiapan

5 Kontrak waktu

B Fase Kerja

6 Mencuci tangan

7 Menjaga privasi

(12)

9 Melepaskan pakaian atas klien

10 Memberikan kursi duduk dan ibu dianjurkan ibu membungkuk dan melipat kedua tangan diatas meja

11 Mengolesi kedua tangan dengan baby oil

12 Melakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari dari area punggung pada tulang (costae 5-6 sampai scapula dengan gerakan memutar) selama 15 menit 13 Keringkan punggung dengan handuk kering

14 Merapikan pasien dan alat

C Fase Terminasi

15 Evaluasi hasil

16 Rencana tindakan lanjut

17 Dokumentasi

(13)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan uji beda dua mean independen. Rancangan penelitian digunakan adalah Two Group only Post Tes design. dilakukan perlakuan pijat metode woolwich dan massage rolling (punggung), setelah beberapa waktu akan dilakukan post test yaitu mengukur produksi ASI pada kedua kelompok eksperimen.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul pada bulan Mei sampai Agustus 2016.

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer yaitu produksi ASI sesudah dilakukan intervensi pada kedua kelompok.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum hari pertama yang melahirkan di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul. Jumlah populasi dalam tiga bulan terakhir dari Desember 2015- Februari 2016 ibu post partum berjumlah 30. sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum hari pertama yang melahirkan di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan non probability sampling yaitu consecutive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan mengambil semua subjek yang ada dan memenuhi kriteria yang sesuai dengan penelitian dalam kurun waktu tertentu hingga jumlah sampel yang diinginkan tercapai (Nursalam, 2008).

(14)

2. BB bayi ≥ 2500 gram

3. Ibu menyusui yang tidak mengonsumsi obat yang memperlancar produksi ASI. 4. Bayi tidak diberikan susu formula ketika penelitian.

5. Bayi lahir dengan tidak ada cacat fisik dan refleks isap bayi baik.

6. Ibu menyusui yang belum mendapatkan brea st care maupun pijat oksitosin.

Kriteria Eksklusi adalah:

1. Ibu postpartum lebih dari hari ke 4 2. BB bayi ≤ 2500 gram

3. Ibu yang memproduksi pelancar ASI

4. BAyi yang langsung diberikan susu formula

5. Bayi lahir dengan cact fisik dan reflex isap bayi baik

6. Ibu menyusui yang sudah mendapatkan breast care maupun pijat oksitosin 3.5 Definisi Operasional

Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur skala

Produksi ASI

Melakukan penijatan pada ibu post partum hari ke 3-4 melingkar menggunakan kedua ibu jari pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm diluar areola mamae selama 15 menit pada ibu post partum Produksi ASI Cukup= skor 1 b. Kehilangan

BB ≥ 8 % pada hari ke 3-4 = Produksi ASI Kurang= skor 0 2. Frekuensi BAK

a. BAK ≤ 9x/hari ke 3-4 hari Produksi ASI Cukup= skor 1 b. BAK ≥ 9x/ hari 3-4 Produksi ASI Kurang= skor 0

3. Frekuensi BAB

a. BAB ≤ 3x /hari dalm 3-4 Produksi ASI Cukup= skor 1 b.BAB ≥ 3x/hari dalam hari ke 3 -4= Produksi ASI Kurang= skor 0

Ratio

Melakukan pemijatan pada ibu post partum pada hari ke 1-3 dengan cara

menggunakan kedua ibu jari dari area punggung pada tulang (costae 5-6 sampai scapula dengan gerakan memutar) selama 15 menit

Lembar Produksi ASI Cukup= skor 1 b. Kehilangan

BB ≥ 8 % pada hari ke 3-4 = Produksi ASI Kurang= skor 0 2. Frekuensi BAK

a. BAK ≤ 9x/hari ke 3-4 hari Produksi ASI Cukup= skor 1 b. BAK ≥ 9x/ hari 3-4 Produksi

(15)

ASI Kurang= skor 0 3. Frekuensi BAB

a. BAB ≤ 3x /hari dalm 3-4 Produksi ASI Cukup= skor 1 b.BAB ≥ 3x/hari dalam hari ke 3 -4= Produksi ASI Kurang= skor 0

3.6 Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis dilakukan menggunakan bentuk persentase berdasarkan frekuensi dari setiap kategori dengan rumus :

Keterangan : P : Persentase hasil

x : Jumlah frekuensi tiap kategori n : Jumlah populasi

2. Analisis Bivariat

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Amin M, Rehana, Jaya H. (2011). Efektifitas Massage Rolling (punggung) terhadap produksi ASI pada Ibu Post SEctio Caesaria di RS Muhammadiyah Palembang. Jurnal Keperawatan. Asiyah, N., Wigati, A. 2015. Minyak Aromaterapi Sebagai Media Peningkatan Produksi ASI.

JIKK Vol. 6 No. 2

Astuti, P.H., (2013). Buku Ajar ASuhan Kehamilan Ibu 1. Rahma Press : Yogyakarta

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.Jakarta: Balitbang Kemenkes RI

Biancucuzzo, M. (2003). Breasfeeding The Newborn: Clinical Strategies For Nurses. St.Louis: Mosby

Depkes RI (2007). Manajemen Laktasi,Jakarta: EGC

Desmawati. (2013) Penentu Kecepatan Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) setelah Secsio Caesaria. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol :7. No. 8(360-364)

Dinkes DIY. 2012. Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2011. Dinas Kesehatan DIY

Hamranani, S. 2010, Pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada ibu post partum yang mengalami persalinan lama di rumah sakit wilayah Kabupaten Klaten. Tesis UI.

Nursalam, 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Pamuji., Supriyana., Rahayu. (2014) Pengaruh Kombinasi Metode Pijat Woolwich dan Endorphine Terhadap Kadar Hormon Prolaktin dan Volume ASI (Studi Pada Ibu Postpartum Di Griya Hamil Sehat Mejasem Kabupaten Tegal). Vol. 5. No. 1. BHAMADA, JITK,.

Roesli, U (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda (2009). ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda

(17)

Tikawati, K, F. (2015). Penerapan Tindakan Massage Rolling Punggung Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada Asuhan Keperawatan Ny. T Post Sectio Caesaria Di Ruang Mawar 1 Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta. KTI. Stikes Kusuma Husada. Surakarta. Suhermi, Dkk.(2008).Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya.

UNICEF. (2011). Pelatihan Konseling Menyusui. World Health Organization.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 4.1 Anggaran Biaya

Ringkasan anggaran biaya yang diajukan

No. Jenis Anggaran Biaya Yang Diusulkan (Rp)

1 Honor 1.220.000

2 Peralatan Penunjang 550.000

3 Bahan Habis Pakai 1.650.000

4 Perjalanan 960.000

5 Lain-lain (administrasi, publikasi, laporan 610.000

Jumlah Rp. 4.990.000

Ket: Rincian anggaran terlampir

4.2 Jadwal Penelitian

Rencana Jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

No Kegiatan 1 Tahun (2016)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan dan Koordinasi tim

a. Menyusun rencana jadwal

b. Izin penelitian

c. Persiapan alat dan bahan

d. Menyusun lembar observasi

panduan lapangan, dll.

2. Penelusuran referensi terbaru

dan pengumpulan literatur terkait

a. Penelusuran melalui

perpustakaan

b. Penelusuran melalui website

3. Pengumpulan Data

4. Analisis Data

5. Penulisan laporan penelitian

(18)

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

Honor per Tahun (Rp) Th 1

Ketua 10.000 4 jam x 4 minggu x 5 bulan 800.000

Anggota 6.000 3,5 jam x 4minggu x 5 bulan 420.000

SUB TOTAL (Rp) 1.220.000

2.Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Buku referensi/pustaka 15

jurnal-buku

30.000 450.000

SUB TOTAL (Rp) 550.000

3.Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Biaya per Tahun (Rp) Th 1

Material 1 Kertas A4 5 rim 35.000 175.000

Material 2 Tinta printer warna 1 boks 60.000 60.000

Material 3 Tinta printer hitam 2boks 65.000 130.000

Material 4 Blank CD dan tempat 10 area x 1 biji 3.000 30.000

Material 5 Penjilidan dokumen 10 jilid 10.000 100.000

Material 6 Alat tulis 1 paket 50.000 50.000

Material 7 Folder 3biji 5.000 15.000

Material 8 Souvenir untuk pasien 30 30.000 900.000

Material 9 Souvenir untuk BPM 1 150.000 150.000

(19)

Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Biaya per Tahun (Rp) Th 1

Laporan Biaya perbanyak hasil

penelitian

10 jilid 10.000 100.000

Administrasi Perizinan 30 responden 8.000 240.000

Komunikasi Pulsa 3 bulan 50.000 150.000

Komunikasi Internet 3 bulan 40.000 120.000

SUB TOTAL (Rp) 610.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp)

Th 1

Rp. 4.990.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH

TAHUN (Rp)

(20)

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIDN Instansi

(21)

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota

7 Email : libracancer_4ever@yahoo.com

8 Nomor Telepon/HP : 08972371444

9 Alamat Kantor : Jl. Ring Road Barat Ambarketawang

Gamping Sleman Yogyakarta

10 Nomor Telepon/Fax : (0274) 4342000/ (0274) 4342542

11 Lulusan yang telah dihasilkan : D3: 87 mahasiswa

12 Mata Kuliah yang Diampu : Konsep Kebidanan

Asuhan Kehamilan (Askeb I) Asuhan Persalinan (Askeb II) Asuhan Nifas (Askeb III) Ilmu Dasar Kebidanan I (IDK I) Ilmu Dasar Kebidanan II (IDK II) A. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi STIKES Ngudi Waluyo

Ungaran

Universitas Brawijaya Malang

Bidang Ilmu D IV Bidan Pendidik Magister Kebidanan

Tahun Masuk-Lulus 2008-2009 2012-2015

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

Hubungan Peran Ibu dengan Kesiapan Anak dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi SLTP Negeri 3 Kebumen

Pengaruh Pemberian Ekstrak biji Kakao (Theobroma cacao L) Terhadap Kadar Nitric Oxide dan Endothelin-1 pada Kultur

HUVECs yang dipapar Plasma Penderita Preeklampsia Nama

Pembimbing/Promotor

1. Rosalina,S.Kep,.M.Kes

2. Aisyah, SSiT

1. Dr. dr. Siti Chandra Windu

Baktiyani, SpOG(K)

2. Dr. Umi Kalsum, M.Kes

B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(22)

Sumber Jml (juta Rp)

1 2015 Pengaruh Pemberian Ekstrak Kakao

(Theobroma Cacao L) Terhadap Faktor Proinflamasi IL-8 Pada Kultur Human Umbilical Veins Cells (HUVECs) Model Preeklampsia Tahun 2015

Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta

(23)
(24)

II. Anggota Peneliti

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Elvika Fit Ari Shanti, S.ST., M. Kes.

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4. NIP/NIK/NPP 2008.13.65

5. NIDN 0502078401

6. Tempat dan Tanggal Lahir Sragen, 02 Juli 1984

7. Email el_vicha@yahoo.co.id

8. Nomor Telepon/HP 081804447975

9. Alamat Kantor Jl. Ring Road Barat Ambarketawang Gamping Sleman

Yogyakarta

10. Nomor Telepon/Fax (0274) 4342000/ (0274) 4342542

11. Lulusan yang telah dihasilkan D3= 84 orang

12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Kesehatan Reproduksi

2. Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas

3. Praktik Klinik Kebidanan 1 (PKK 1)

4. Asuhan Kebidanan Komunitas

5. Dokumentasi Kebidanan

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Univ. Sebelas Maret

Surakarta

Univ. Sebelas Maret Surakarta

Bidang Ilmu Bidan Pendidik Pendidikan

Kedokteran Keluarga

Tahun Masuk-Lulus 2007-2008 2010-2012

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Pekerja Pabrik Rokok Sampoerna Sragen

Pembimbing/Promotor 1. dr. Putu Suriyasa,

MS.PKK. SpOK

2. Ika Sumiyarsi, S.SiT

1. Prof. Dr. Sri Anitah, Dra

(25)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1 2012 ’Peran suami menurunkan kecemasan

saat proses persalinan “ Media Ilmu Kesehatan /1/Nomor 3/Stikes Jendral A. Yani Yogyakarta diterbitkan oleh jurnal Stikes pada Desember 2012. ISSN 2252-3413, Volume1 /Nomor 3 Desember 2012.

Stikes Jenderal A. Yani

Yogyakarta

Rp 5.000.000

2 2014 ’Hubungan Sumber Informasi Tentang

Seksualitas Dengan Sikap Remaja Tentang Seksual Pranikah tahun 2014

Stikes Jenderal A. Yani

Yogyakarta

-

3 2015 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan

Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur ( PUS ) Di Desa Tambakrejo Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2015. Yang Dipublikasikan di Pertemuan ilmiah Internasional Bidan Indonesia tahun 2015 (PIT

Dosen Pemula Dikti

Rp, 12.000.000

4. 2015 Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terkini Pada Balita Terhadap Pengetahuan Ibu Di Desa Brajan Kabupaten Sleman Yogyakarta 2015

Stikes Jederal A. Yani Yogyakarta

Rp 1,100,000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1. 2010 Pendidikan Kesehatan Tentang

Makanan Bergizi Untuk Balita Di

Pondokrejo Kecamatan Tempel

Kabupaten Sleman Yogyakarta

Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta

Rp 3,000,00

(26)

Lansia Dan Pemeriksaan Fisik Di Brajan Tamantirto Kasiahan Bantul Tahun 2014

Yani Yogyakarta

4 2015 Kelas Ibu Hamil (Penyuluhan Tentang

P4K) Dengan Stiker Di Desa

Banyurejo KecamatanTempel

Kabupaten Sleman Yogyakarta 2015

Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta

Rp 850.000

5. 2015 Sosialisai Imunisasi Dasar Terkini

Untuk Balita Serta Upaya

Meningkatkan Kesehatan Anak

Melalui Stimulasi Di Desa Banyurejo KecamatanTempel Kabupaten Sleman Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah Pada Kader Di Desa Gamping Kidul

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1. Peran Suami Menurun

Kecemasan Saat Proses Persalinan

Media Ilmu Kesehatan Jurnal Stikes pada Desember

2012. ISSN 2252-3413, Volume1 /Nomor 3 Desember 2012

2 ’Hubungan Sumber Informasi

Tentang Seksualitas Dengan Sikap Remaja Tentang Seksual Pranikah tahun 2014

Prosiding Prosiding dalam Seminar

‘’Moving Towards New

Scienitic Research in Midwifery Practive Asosiasi Pendidikan Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur ( PUS ) Di Desa Tambakrejo Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2015

Poster Dipublikasikan di Pertemuan

ilmiah Internasional Bidan Indonesia tahun 2015 (PIT)

4. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi

Terkini Pada Balita Terhadap Pengetahuan Ibu Di Desa Brajan Kabupaten Sleman Yogyakarta 2015

Media Ilmu Kesehatan Jurnal Stikes Pada 3 Desember

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

Gambar

Tabel 2.1 Prosedur Tindakan Metode Pijat Woolwich Berdasarkan Aplikasi Riset
Tabel 2.2 Prosedur Tindakan Massage Rolling Punggung Berdasarkan Aplikasi Riset

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang efektivitas pijat OKE (Oksitosin dan Endhorphin) dalam kelancaran produksi asi pada ibu postpartum diharapkan dapat menjadi metode untuk merangsang

Pemijatan yang dilakukan disepanjang tulang belakang untuk merangsang hormon oksitosin dan prolaktin, sesuai dengan prosedur yang dilakukan selama 15 menit pada

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 15 ibu yang tidak diberikan pijat oksitosin, sebagian besar memiliki produksi ASI dalam kategori

Gambar 4.1 Rancangan penelitian perbedaan kadar prolaktin, oksitosin dan waktu pengeluaran ASI pada ibu yang menerapkan inisiasi menyusu dini (IMD) selama lebih dan kurang

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan

Penelitian ini membuktikan bahwa salah satu yang menyebabkan kerja hormon oksitosin baik adalah karena adanya rangsangan dari bayi serta ibu yang relaks, yang salah satu caranya

Disamping itu dapat juga merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, serta lebih mampu menahan rasa sakit (karena hormon

Sedangkan keterlambatan pengeluaran ASI pada kelompok kontrol terjadi karena dalam kelompok kontrol tidak mendapatkan rangsangan untuk merangsang hormon oksitosin yang