• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN FISIKA 1 KECEPATAN CAHAYA DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSPERIMEN FISIKA 1 KECEPATAN CAHAYA DI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA 1 ( KECEPATAN CAHAYA DI UDARA )

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika 1 Dosen pengampu : Drs. David Edison Tarigan, M.Si.

Disusun oleh :

Eka Fitri Rahayu (1507104) Teman Sekelompok : Seli Nurpianti (1506036)

PELAKSANAAN PERCOBAAN :

Hari/Tgl/Jam : Rabu/ 18 Oktober 2017/ 07.00 – 08.40 WIB

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EKSPERIMEN 3 KECEPATAN CAHAYA DI UDARA A. Tujuan Percobaan

Menentukan kecepatan cahaya di udara B. Dasar Teori

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat dalam suatu medium vakum, karena cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dirambatkan, Hal tersebut menghendaki pandangan yang sungguh-sungguh dan menimbulkan pertanyaan, “Berapa cepatkah cahaya merambat?”.

Usaha pertama untuk mengukur laju cahaya dilakukan oleh Galieo. Ia dan seorang kawannya berdiri pada puncak bukit dengan jarak yang ditentukan dengam masing-masing memegang sebuah lentera dan penutupnya. Galileo mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cahaya untuk bergerak bolak-balik antara mereka berdua. Mula-mula temannya membuka penutup lenteranya dan ketika yang lain melihat cahaya, maka ia akan membuka penutup lenteranya juga. Waktu orang pertama untuk melihat kembali cahaya dari yang lain setelah ia membuka lenteranya akan menjadi waktu yang dibutuhkan cahaya. Percobaan ini memang masuk akal, namun gagal karena kecepatan cahaya terlalu besar sehingga jarak waktu yang akan diukur sangat kecil dibandingkan fluktuasi dalam waktu tanggapan manusia.

(3)

satelit jupiter, jarak antara bumi dan jupiter berubah yang membuat lintasan bagi cahaya memanjang maupun memendek. Romer merancang metode untuk mengukur efek kumulatif dari ketidakcocokan-ketidakcocokan ini. Karena jupiter bergerak jauh lebih lambat dibandingkan bumi, kita dapat mengabaikan gerakannya. Ketika bumi dititik A, terdekat ke Jupiter jarak antara bumi dan jupiter sedikit berubah. Periode gerhana Io diukur, memberikan waktu antara dua permulaan gerhana-gerhana sesudahnya. Berdasarkan pengukuran ini, banyaknya gerhana dalam 6 bulan dihitung, dan waktu saat sebuah gerhana harus mulai setengah tahun berikutnya ketika bumi di titik C diprediksikan. Saat bumi benar-benar berada di C, permulaan gerhana yang diamati kira-kira 16.6 menit lebih lambat dari yang diprediksikan. Inilah saat yang diperlukan bagi cahaya untuk memulai sebuah jarak yang sama dengan diameter orbit bumi.

(4)

dilihat karena cahaya yang dipantulkan terhalang oleh energi roda yang berputar tersebut. Kemudian laju putaran diperbesar, tiba-tiba cahaya dapat dilihat ketika laju putaran sedemikian rupa sehingga cahaya yang dipantulkan melewati celah berikutnya dalam roda tersebut.

Metode yang digunakan oleh Fizeau diperbaiki oleh Foucault, yang menggantikan roda begerigi dengan sebuah cermin putar bersisi delapan. Cahaya mengenai satu muka cermin tetap ke muka lain dari cermin putar lalu ke teleskop pengamat. Saat cermin berputar seperdelapan bagian atau n/8 putaran dengan n bilangan bulat, muka lain dari cermin tersebut berada pada posisi yang tepat bagi cahaya yang dipantulkan untuk memasuki telskop. Tahun1850, Foucault mengukur laju cahaya di udara dan di air, kemudian mennjukan bahwa laju cahaya di air lebih kecil daripada laju cahaya di udara. Memakai metode yang sama, fisikawan Amerika A.A Michelson membuat pengukuran yang tepat akan laju cahaya dari tahun 1880 – 1930.

Metode lain dalam menentukan laju cahaya melibatkan pengukuran konstanta elektrik 0 untuk menentukan dari persamaan

konstanta

(5)

telah dilakukan, sekarang telah ditentukan bahwa kecepatan cahaya didefinisikan secara tepat sebesar 2,99792457 x 108 . Nilai bagi laju cahaya cukup akurat untuk hampir semua perhitungan. Laju gelombang-gelombang radio dan semua gelombang-gelombang elektromagnetik lainnya dalam ruang hampa sama dengan laju cahaya.

Pada percobaan ini, kita mengukur kecepatan cahaya dengan menggunakan hubungan antara jarak tempuh dan waktu yang dirumuskan dengan :

akt te p h arak te p h

Jarak tempuh dapat diukur dengan menggunakan mistar secara langsung dan waktu tempuh dapat diperoleh dengan melihat beda fase antara dua gelombang pada osiloskop.

Jika berkas sinar laser yang berasal dari pemancar (emitter) diarahkan ke cermin pemantul dengan panjang lintasan L1 oleh cermin sinar dipantulkan

ke penerima (receiver) dengan jarak L2 dan dengan selang waktu t.

(6)

Dua gelombang cahaya dibentuk pada waktu yang berbeda, dua gelombang yang dibentuk pada waktu yang tidak bersamaan ini ditampilkan di osiloskop dengan beda fase tertentu, yang bergantung pada panjang lintasan-lintasan optik cahaya laser tadi. Dengan memplot grafik antara panjang lintasan dengan waktu tempuhnya (beda fasenya) maka laju cahaya dapat dihitung melalui kemiringannya. Beda fase yang dirumuskan sebagai  =

 , karena pada praktikum ini menggunakan laser dan

salah satu sifat laser adalah monokromatis maka laser yang keluar dari emitter dan percobaan ini beda fasenya memiliki satuan yaitu dalam nano sekon.

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas : panjang lintasan cahaya Variabel terikat : waktu tempuh cahaya D. Alat dan Bahan

No Nama Alat Jumlah

(7)

3 Receiver laser 1 Set

4 Penggaris 2 buah

5 Cermin pemantul 1 buah

6 Power supplay 1 set

7 Kabel Konektor secukupnya E. Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik

3. Menyusun emiter, receptor dan cermin pemantul seperti gambar diatas. 4. Menghubungkan ground pada emiter dan receptor menggunakan lead

wire.

5. Mengbungkan osiloskop pada terminal keluaran emiter dengan menggunakan kabel koaksial (cahaya 1)

6. Mengbungkan osiloskop pada terminal keluaran receptor dengan menggunakan kabel koaksial (cahaya 2)

7. Menyalakan emiter dan receptor. Tunggu beberapa menit sebagai pemanasan alat agar frekuensi modulasinya tetap.

8. Mengatur fokus laser sehingga membentuk lingkaran dengan diameter 3mm pada receptor.

9. Mengatur cermin pemantul agar sinar yang berasal dari emiter tepat masuk pada lubang receptor.

10.Mengatur posisi vertikal pada osiloskop sehingga gelombang cahaya 1 dan 2 berada pada sumbu horizontal yang sama.

Osiloskop Emitter

Receptor

Cermin pemantul L1

(8)

11.Mencatat selisih waktu (t) antara gelombang cahaya 1 dan 2 yang ditunjukkan oleh osiloskop.

12.Melakukan percobaan dengan dengan mengubah jarak antara cermin pemantul dengan emiter (L1 ) dan jarak antara cermin pemantul dengan

receptor (L2) sebanyak 10 kali.

13.Mencatat data pada tabel pengamatan.

14.Merapikan kembali alat yang telah digunakan. F. Tabel Pengamatan

No (mm) mm) ns)

1 610 590 4,0

2 600 580 4,2

3 625 610 4,4

4 665 650 4,6

5 700 680 4,8

6 740 720 5,0

7 724 725 5,2

8 770 750 5,4

9 831 810 5,6

10 845 875 5,8

G. Pengolahan Data 1. Metoda Statistik

No (m) m) s) x=∆L

(9)

6 0,74 0,72 5,0 x 10-9 1,46 2,9 x 108 0,02 x 108 0,0004 x 1016 7 0,724 0,725 5,2 x 10-9 1,449 2,8 x 108 0,08 x 108 0,0064 x 1016 8 0,77 0,75 5,4 x 10-9 1,52 2,8 x 108 0,08 x 108 0,0064 x 1016 9 0,831 0,81 5,6 x 10-9 1,641 2,9 x 108 0,02 x 108 0,0004 x 1016 10 0,845 0,875 5,8 x 10-9 1,72 3,0 x 108 0,12 x 108 0,0144 x 1016

Jumlah 28,8 x 108 0,056 x 1016

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metoda statistika diperoleh besar kecepatan cahaya di udara adalah sebagai berikut

= (

Dengan presentase kesalahan presisi

Dan presentase kesalahan akurasi menggunakan harga

2. Menggunakan Metoda Grafik Ms.Excel

(10)

4,4 x 10-9 1,235

(11)

3. Metode Grafik Mc. Origin

Dari pengolahan data menggunakan origin didapatkan persamaan garis linier

(12)

dengan ketidakpastian sebesar . Sehingga . Dengan presentase kesalahan presisi hasil percobaan sebesar

Berdasarkan literatur, kecepatan cahaya di udara memiliki besar

(Tipler Jilid II). Hasil pengolahan data yang diperoleh dari

percobaan menggunakan metode statistika menghasilkan nilai = (

dengan presentase kesalahan presisi 2,7% dan kesalahan akurasi 4%, metode grafik Ms.Excel menghasilkan nilai = (

dengan kesalahan presisi sebesar 1,58% dan kesalahan akurasi 0,87% dan menggunakan metode grafik Mc.Origin didapatkan hasil

dengan kesalahan presisi sebesar 6,9% dan kesalahan akurasi 0,87%.

Hasil pengolahan menunjukkan bahwa pengolahan metode grafik lebih baik daripada metode statistika dengan nilai kesalahan akurasi terkecil yakni 0,87%. Perbedaan kecepatan cahaya di udara dengan literatur disebabkan karena faktor-faktor berikut ini:

1. Cahaya yang datang menuju receiver sulit untuk difokuskan sehingga grafik yang didapat di osiloskop kabur.

2. Kesulitan dalam menentukan jarak pergeseran fase pada osiloskop saat grafiknya kabur.

3. Pengukuran panjang lintasan dari emitter ke cermin, dan cermin ke receiver tidak pada acuan yang selalu sama

(13)

1. Memastikan alat yang akan digunakan berfungsi dengan baik.

2. Memastikan berkas cahaya menuju receiver tepat masuk dan focus sehingga grafik pada osiloskop tidak kabur.

3. Lebih teliti dalam menentukan titik acuan maupun jarak lintasan dari emitter ke cermin dan cermin ke receiver.

Tugas Akhir

1.) Berdasarkan data yang anda peroleh hitunglah kecepatan cahaya di udara dengan cara grafik!

Jawab:

a. Metode grafik Ms.Excel

(14)

presisi sebesar

kesalahan

akurasi

b. Metode grafik Mc.Origin

Dari pengolahan data menggunakan origin didapatkan persamaan garis linier

. Kecepatan cahaya hasil percobaan adalah kemiringan garis dari persamaan linier, yaitu

dengan ketidakpastian sebesar . Sehingga . Dengan presentase kesalahan presisi hasil percobaan sebesar

dan

kesalahan akurasi

(15)

L

t θ

L1 (jarak antara emitter dengan cermin), L2 (jarak antara receptor dengan

cermin) dan sudut fase antara cahaya yang dikeluarkan oleh emitter terhadap cahaya yang diterima osiloskop setelah dipantulkan oleh cermin). Maka kecepatan cahaya dapat dihitung dari grafik L= f(t). Rumus yang digunakan yaitu rumus kelajuan, yaitu :

Jika dalam grafik L = f(t), menggunakan tanθ = y/x, dengan fungsi sumbu-y sebagai jarak (L) dan sumbu-x sebagaibeda fase (t).

3.) Apakah sudut yang dibentuk L1 dan L2 berpengaruh terhadap hasil

perhitungan kecepatan cahaya? Terangkan Jawab:

Sudut yang dibentuk L1 dan L2 tidak berpengaruh pada terhadap hasil

(16)

4.) Bandingkanlah harga kecepatan cahaya yang anda peroleh dengan harga kecepatan cahaya di udara berdasarkan referensi, bila hasilnya menyimpang cukup jauh coba analisis factor-faktor apa sajakah yang menyebabkannya?

Perbedaan kecepatan cahaya di udara dengan literatur disebabkan karena faktor-faktor berikut ini:

(17)

b. Kesulitan dalam menentukan jarak pergeseran fase pada osiloskop saat grafiknya kabur.

c. Pengukuran panjang lintasan dari emitter ke cermin, dan cermin ke receiver tidak pada acuan yang selalu sama

5.) Bandingkanlah harga kecepatan cahaya di udara yang anda ukur dengan cepat rambat udara di ruang vakum berdasarkan referensi, mana lebih besar? Jelaskan factor yang menyebabkannya

Jawab :

Cepat rambat cahaya di ruang vakum menurut referensi adalah

(Tipler Jilid II). Hasil percobaan yang paling mendekati

adalah pengolahan menggunakan metode grafik Ms.Excel dengan hasil

= ( . Yang lebih besar adalah cepat rambat caya di ruang vakum. Perbedaan nilai kecepatan cahaya ini disebabkan karena beberapa faktor kesalahan. Diantaranya :

a. Perbedaan Pengukuran antara di ruang biasa dengan ruang vakum yang memiliki banyak perbedaan serta karakteristik yang berbeda pula.

b. Cahaya yang datang menuju receiver sulit untuk difokuskan sehingga grafik yang didapat di osiloskop kabur.

c. Kesulitan dalam menentukan jarak pergeseran fase pada osiloskop saat grafiknya kabur.

d. Pengukuran panjang lintasan dari emitter ke cermin, dan cermin ke receiver tidak pada acuan yang selalu sama

6.) Buat laporan akhir secara lengkap

7.) Apakah set alat yang anda gunakan ini dapat digunakan untuk mengukur cepat rambat cahaya di medium lain? Misalnya dalam gelas kaca, air dan meium lainnya yang transparan

(18)

Tidak.

8.) Bila anda menjawab tidak, berikan alasannya. Dan bila anda menjawab iya, coba gambarkan skema percobaannya dengan gambar

Jawab:

Hal ini dikarenakan, jika set alat digunakan pada medium lain (contohnya air atau kaca) sinar laser akan mengalami pembiasan (pembelokan lintasan) sebelum mencapai cermin pemantul, untuk mengukur panjang lintasnnya hasil pembiasan tersebut akan sangat sulit atau tidak bisa diukur langsung. Sehingga dengan set alat yang sama tidak akan bisa menentukan kecepatan cahaya pada medium yang berbeda.

H. Kesimpulan

Hasil pengolahan data yang diperoleh dari percobaan menggunakan metode statistika menghasilkan nilai = ( dengan presentase kesalahan presisi 2,7% dan kesalahan akurasi 4%, metode grafik Ms.Excel menghasilkan nilai = ( dengan kesalahan presisi sebesar 1,58% dan kesalahan akurasi 0,87% dan menggunakan metode grafik Mc.Origin didapatkan hasil

dengan kesalahan presisi sebesar 6,9% dan kesalahan akurasi 0,87%.

I. Daftar Pustaka

Tim Dosen Fisika UPI. 2009. Eksperimen Fisika I. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Gambar

grafik x=f(t)
grafik x=f(t)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang menunjukkan hasil kemampuan membaca lebih baik pada anak tuna rungu yang memakai alat bantu dengar, dengan demikian perlu diberikan edukasi pada orangtua

berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa media yang diberikan guru kelas V kepada siswanya sangatlah baik karena guru tidak bersusah payah membuat media

21. Berikut ini yang bukan merupakan factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan bahasa dan dialek adalah …. Fungsi tradisi lisan yang berhubungan dengan edukasi adalah .... sebagai

Adapun saran yang dapat diberikan bagi guru Bagi Guru adalah pembelajaran berbasis masalah melaui metode eksperimen dapat dijadikan sebagai alternatif

Adapun saran yang dapat diajukan agar pengembangan modul fisika berbasis kontekstual ini dapat lebih baik lagi adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya untuk

Mesin atau komponen masih dapat berfungsi dengan baik pada batas keandalan minimum yaitu 0,7 sesuai dengan ketetapan Standar Industri Indonesia (SII) sehingga

Dalam melakukan kegiatan layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh guru BK kepada siswa dalam membantu permasalahannya tidak selalu berhasil baik Adapun

No Faktor Penyebab Masalah Solusi 3 Machine SISMRS belum berfungsi dengan baik pada unit kerja rekam medis karena Pembuatan SIMRS oleh vendor dan masih dalam proses pengembangan