• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah ruang lingkup penyakit dakwah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah ruang lingkup penyakit dakwah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang lingkup dan Kajian ilmu Dakwah

A. Pendahuluan

Ditinjau dari segi bahasa Dakwah berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan). Orang yang berdakwah bisa disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan Mad’u.1

Secara konseptual, dakwah dipahami oleh para pakar secara beragam. Ibnu Tamiyyah misalnya, mengartikan dakwah sebagai proses usaha untuk mengajak masyarakat (mad’u) untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya sekaligus mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya itu.2 Sementara itu Abdul Munir Mulkhan mengartikan dakwah sebagai usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat.3

B. Pembahasaan

1. OBJEK KAJIAN ILMU DAKWAH

Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada objek dakwah (masyarakat) dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realitas kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.

Menurut pendapat Ismail Al Faruqi kegiatan dakwah merupakan usaha dalam berfikir, berdebat atau menyanggah. Ia merupakan produk paling akhir dari proses

1 Ahmad Warson Munawir. Kamus al-Munawwir. (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm.406-407

2 Ibnu Tamiyyah, Majmu’ Al Fatawa (Riyad : Mathabi’ al Riyadh, 1985), Juz XV, cet. Pertama, hlm.185

(2)

kritis intelektual. Sehingga isi dakwah tidak sekedar apa yang diketahui dan disajikan. Isi dakwah adalah kebenaran yang diterima secara tulus dan pembenarannya yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas beberapa alternatif. Lebih jauh Ismail Al Faruqi menambahkan bahwa dakwah adalah suatu proses kritis dari rational intelection berdasarkan sifatnya yang tidak pernah dogmatis, dan tidak pernah didasarkan atas kewenangan seseorang atau suatu tradisi. Dakwah Islam adalah suatu bentuk penyajian terhadap hasil penilaian kritis bagi nilai-nilai kebenaran, sebuah preposisi, sebuah fakta metafisik dan etik serta relevansinya bagi manusia. Ia tidak akan pernah membawa manusia pada suatu yang menyalahi fitrah manusia. Dakwah Islam memihak pada kebenaran, haq dan ma’ruf karena kebenaran, haq dan al-ma’ruflah yang sesuai dengan fitrah manusia. Dengan demikian ada hubungan antara Islam, dakwah, fitrah manusia dan kebenaran. Maka, dalam dakwah tidak ada paksaan, tidak ada tipu muslihat, tidak ada pendangkalan fungsi akal, tidak ada pengkaburan kesadaran dan penciptaan prakondisi negatif lain yang akan mendorong pada penerimaan dakwah secara paksa. Sedangkan menurut Ali Mahfuzh mendefinisikan dakwah sebagai upaya memotivasi umat manusia untuk melaksanakan kebaikan, mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.4 Berdasarkan pengertian tersebut, maka dakwah secara essensial bukan hanya berarti usaha mengajak mad’u beriman dan beribadah kepada Allah, tetapi juga bermakna menyadarkan manusia terhadap realitas hidup yang harus mereka hadapi berdasarkan petunjuk Allah dan RasulNya.5

Pemaknaan tentang hakikat dakwah itu dapat dipahami dalam ayat-ayat yang artinya sebagai beikut :

Maka hadapkanlah wajah mu dengan lurus kepada Agama (Allah);(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan

4Syekh Ali Mahfudz, Hidayat al Mursyidin (Mesir : Dar al-Mishr, 1975), cet. Ketujuh, hlm.7

(3)

pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manuia tidak mengetahui. (QS 30:30).

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi”, Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”Tuhanmu berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS 2:30)

Dan Aku menjadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS 51:56).

Merujuk pada pengertian dakwah itu, dapat dibangun beberapa hubungan, yaitu variable iman dan amal saleh disatu pihak, dan hubungan khairul bariyah dan khairul ummah dipihak lain. Maka tujuan akhir dakwah Islam adalah terwujudnya khairul ummah yang basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas khairul bariyyah, yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha-Nya (QS.98:7-8). Tercapainya khairul ummah didahului oleh terwujudnya khairul bariyyah. Karena, ummah merupakan konsep kesatuan fikrah dan jama’ah Islam, sedangkan khairul bariyyah merupakan konsep kualitas sumber daya syakhsiyah. Untuk itu, tegaknya khairul ummah ditopang oleh terwujudnya khairul bariyyah. Basis integrasi khairul bariyyah bersifat determinatif atas terwujudnya khairul usroh dan seterusnya. Khairul usroh bersiat determinatif atas terwujudnya khairul jamaah, dan pada akhirnya khairul jamaah menjadi syarat terwujudnya khairul ummah.

(4)

a. Objek Material Ilmu Dakwah

Menurut Amrullah Ahmad, objek material ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam (dalam Al-Qur’an dan Sunnah), sejarah dan peradaban Islam (hasil ijtihad dan realisasinya dalam sistem pengetahuan, teknologi, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan dan kemsyarakatan lainnya, khususnya kelembagaan Islam). Dengan demikian, objek meterial ilmu dakwah adalah ajaran pokok (Al-Qur’an dan Sunnah) dan menfestasinya dalam semua aspek kehidupan manusia dalam sepanjang sejarah Islam. Objek material ini termanifestasi dalam disiplin ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya yang kemudian berfungsi sebagai ilmu baru disiplin dakwah Islam.

Dari uraian diatas dapat ditekankan bahwa objek yang dikaji ilmu dakwah berkaitan dengan objek kajian ilmu-ilmu ke-Islam-an lainnya.

Sedangkan menurut penjelasan Cik Hasan Bisri objek material ilmu dakwah adalah unsur substansial ilmu dakwah yang terdiri dari enam komponen, yaitu da’i, mad’u, metode, materi, media dan tujuan dakwah. Sementara itu, objek formal ilmu dakwah adalah mengkaji salah satu sisi objek material tersebut, yakni kegiatan mengajak umat manusia supaya masuk ke jalan Allah (sistem Islam) dalam semua segi kehidupan.

(5)

ajaran Islam. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa hakekat dakwah adalah membangun standar kualitas hidup sebagai media transformasi nilai. Sedangkan menurut penulis, ilmu dakwah adalah ilmu yang mengajarkan tentang bagaimana mengajak manusia ke dalam jalan yang di ridhai Allah SWT.

b. Objek Formal Ilmu Dakwah

Sementara itu, objek formal ilmu dakwah adalah manusia dilihat dari sisi fitrahnya yang hanif atau cenderung kepada Tuhan (Agama). Dakwah dalam hal ini memberdayakan manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat ideal. Sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Mewujudkan masyarakat ideal inilah yang kemudian menjadi tujuan dari dakwah.

Dalam sudut pandang ilmu sosial hermeneutis, objek material dan objek formal ilmu dakwah menunjukkan bahwa ilmu dakwah terdapat dua hal yang saling berkaitan: yaitu dimensi empirik kehidupan sosial manusia dan dimensi pemikiran yang terkandung dalam teks (Al-Qur’an dan sunnah) yang akan disampaikan da’i kepada manusia (mad’u) tesebut. Namun demikian, dari dua dimensi tersebut, dimensi empirik kehidupan manusia tetap menjadi yang penting dalam dakwah. Dengan kata lain, kehidupan manusia saat inilah yang menjadi fokus kajian ilmu dakwah.

Kemudian untuk memberdayakan dan mewujudkan masyarakat ideal tersebut dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, serta dengan mengelola hasil-hasil dakwah dalam bentuk lembaga-lembaga Islam. Dengan melakukan sistematisasi tindakan, koordinasi, sinkronisasi dan intregasi program serta mengelola sumber daya dan waktu yang tersedia untuk mencapai sasaran dan tujuan dakwah Islam.

(6)

Secara kategoris obyek formal ilmu dakwah itu terlihat dalam gambar berikut ini:

Perilaku Keagamaan Perilaku Keislaman Dimensi Ruang dan Waktu

Perilaku Teknologis Obyek Ilmu Formal Dakwah

Perilaku keagamaan adalah ruang terjadinya persentuhan antara obyek material ilmu dakwah dengan ilmu sosial. Perilaku keislaman adalah ruang persentuhan obyek material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman. Seddangkan perilaku teknologis adalah ruang persentuhan obyek material ilmu dakwah dengan penerapan teknologi untuk kesejahteraan manusia (seperti teknologi komunikasi). Bentuk-bentuk empirik dari apa yang menjadi obyek formal kajian ilmu dakwah itu meliputi antara lain ajakan untuk membela dan menerapkan kebenaran melalui media lisan, tulisan, perbuatan nyata, pengorganisasian terhadap berbagai kegiatan pembelaan dan pengaplikasian kepada kebenaran serta pengelolaan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan berbagai kegiatan tersebut. Secara kategoris obyek formal ilmu dakwah adalah ruang persentuhan antara perilaku keagamaan, perilaku keislaman, dan perilaku teknologis dalam dimensi ruang dan waktu. Secara terperinci. Obyek formal ilmu dakwah itu terdiri atas realitas dakwah berupa proses interaksi unsur-unsur dakwah.

2. ISTILAH-ISTILAH YANG BERAMAAN DENGAN DAKWAH

(7)

yang mudah dipahami seperti 'bayan' disebut sebagai 'perbincangan/ muzakarah iman dan amal', 'karkun' kepada 'rakan seusaha', 'rahaba' kepada 'penunjuk jalan'.

Istilah yang dinyatakan;

Amir: Pimpinan yang diangkat untuk suatu tempat. Juga pimpinan yang diangkat untuk suatu jamaah keluar di jalan Allah. Tugas Amir adalah berkhidmat kepada jamaah, bukan sebagai diktator.

Bayan: Mejelis Penerangan untuk menerangkan maksud dan tujuan usaha tabligh. Bayan biasanya berkisar untuk membicarakan enam sifat utama yang perlu diusahakan. (a) Keyakinan kepada kekuasaan Allah Swt dan keyakinan yang teguh kepada sunnah Rasulullah Saw. sebagai sumber kejayaan yang hakiki. Inilah anjuran dari kalimah Tayyibah: Laailaaha illallah Muhammadur rasulullah. (b) Memperbaiki shalat supaya menjadi shalat yang ampuh untuk mendapatkan pertolongan Allah. Shalat diusahakan supaya mirip dengan shalatnya Rasulullah Saw. (c) Ilmu dan dzikir, keduanya saling berkaitan. Sebagai alat untuk mengingat Allah dan mendekati Allah. (d) Ikramul Muslimin, yaitu menghormati dan menjaga hak-hak orang Islam. (e) Memperbaiki niat (tasyhih niat), yaitu menjaga niatnya semata-mata karena Allah,bukan untuk tujuan lain. (f) Dakwah dan tabligh yaitu: Suatu usaha yang perlu dilakukan untuk menerapkan pentingnya usaha dakwah dan tabligh di kalangan umat yang menjadi teras umat yang terbaik. Di akhir bayan dilakukan tasykil untuk mengajak orang banyak agar dapat meluangkan waktunya untuk keluar di jalan Allah.

Bayan Hidayah: Bayan untuk menerangkan ushul-ushul tabligh di jalan Allah. Kerangka kerja di jalan Allah. (*nasihat-nasihat terhadap jemaah yang telah dibentuk sebelum berangkat khuruj, perkara terpenting ialah mengikuti tertib-tertib yang telah diberikan dalam usaha dakwah dan tabligh).

(8)

setelah jemaah kembali dari khuruj, perkara yang terpenting ialah menjalankan kerja-kerja dakwah di tempat sendiri. Disebut juga sebagai bayan tangguh. Ada juga menyatakan istilah yang sepatutnya adalah bayan hidayah amal maqami.)

Ghast: Ziarah dari rumah ke rumah atas maksud iman. (Jaulah) usaha yang mirip dengan yang dilakukan Rasulullah Saw. ketika pergi berjumpai setiap orang di Makkah. (*disebut juga sebagai dakwah umumi. Ghast ini dilakukan sebelum maghrib atau selepas solat maghrib dengan dimulai muzakarah adab ziarah. Program harian semasa keluar di jalan Allah dan program mingguan semasa berada di tempat tinggal atau maqami. Sekurang-kurangnya 45 minit masa yang dikehendaki.)

Halaqah: Dalam setiap markas, dibagi menjadi beberapa kawasan yang disebut halaqah. Halaqah terdiri dari beberapa sub halaqah dan sub halaqah dibagi lagi menjadi mohalla-mohalla

Ikhtilat dan tafakud: Memilih dan mempertemukan mereka yang layak untuk dibentuk ke dalam jamaah yang akan turun di jalan Allah.

Intizam: Pekerjaan pengurusan, pengendalian dan pengelolaan untuk menyelenggarakan perhimpunan (jord, ijtima' dan sebagainya.)

Targhib: Memberi perkataan (ucapan) kepada orang lain/ dorongan untuk membangkitkan rasa suka.

Tasykil: Usaha membujuk atau mengajak orang banyak dengan memberikan ajakan-ajakan dan keterangan-keterangan agar dapat meluangkan waktu di jalan Allah.

Bayan Ta'ruf: Majlis penerangan untuk memperkenalkan jemaah setelah tiba di tempat tujuan. Lazimnya dilkukan setelah melakukan solat fardhu zuhur.

Bayan Subuh: Penerangan berkenaan 6 perkara atau sifat utama yang ada pada sahabat Rasulullah Saw.

(9)

1. Kesimpulan

Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada objek dakwah (masyarakat) dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direalisasikan dalam realitas kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah SWT.

Objek material ilmu dakwah adalah unsur substansial ilmu dakwah yang terdiri dari enam komponen, yaitu da’i, mad’u, metode, materi, media dan tujuan dakwah.

Objek formal ilmu dakwah adalah manusia dilihat dari sisi fitrahnya yang hanif atau cenderung kepada Tuhan (Agama). Dakwah dalam hal ini memberdayakan manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat ideal. Sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Mewujudkan masyarakat ideal inilah yang kemudian menjadi tujuan dari dakwah.

2. Saran

Semoga dengan mempelajari Lingkup dan kajian ilmu dakwah kita dapat mengaplikasiakannya dalam kegiatan dakwah kita di lingkungan masyarakat. Dan kita sadar bahwa dakwah adalah kegiatan yang paling tua yang dilakukan umat manusia, yang dimulai dari zaman nabi Adam As. Sebagai manusia berbudaya pertama dimuka bumi.

(10)

Ahmad Warson Munawir. 1997. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif.1997.

Ibnu Tamiyyah, Majmu’ Al Fatawa. Riyad : Mathabi’ al Riyadh, Juz XV, cet. Pertama. 1985.

Al-Bahy al-Khauly, Tadzkirat al-Du’at. Kairo : Maktabah Dar al-Turas, 1408 H/1987 M. Cet. Ke-8.

Syekh Ali Mahfudz, Hidayat al Mursyidin. Mesir : Dar al-Mishr, 1975. Cet. Ketujuh.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat empat proses utama yang digambarkan oleh DFD Level 0 ini yakni proses daftar, pemeriksaan, pengembalian, dan peminjaman dengan masing-masing alur data dari dan ke

Berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya serta usaha dan tekad yang sungguh-sungguh, akhhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini deng judul “Pengaruh Jam

Berdasarkan pada latar belakang, maka peneliti tertarik mengetahui lebih dalam mengenai karakteristik pada industri kecil lapis legit di Desa Merak Batin

Alhamdulillah, segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

PAUD Terpadu Negeri Pembina Banjarmasin adalah salah satu satuan pendidikan anak usia dini yang terletak di jantung kota Banjarmasin. PAUD tersebut berstatus negeri

Penelitian yang berjudul “ Sejarah Tambang Minyak Petrochina di Geragai 20012- 2015” ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan tambang minyak Petrochina

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu jumlah penduduk Kota Sorong sampai dengan tahun 2026, besar kebutuhan air

Hal ini memberikan arahan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat diterima; 4) Seluruh variabel bebas penelitian yang terdiri dari; komitmen organisasi (X1),