Akupresur dan Herbal Membantu Terapi Gizi Buruk di
Puskesmas Mojoagung-Jombang Jawa Timur
Oleh : Idward pada 15 August 2012
Puskesmas Mojoagung yang terletak di jalan Raya Miagan No.327 Mojoagung, Kabupaten Jombang, Provinsi Jatim ini sebagai pusat pemberdayaan, penggerakan, pengembangan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersertifikat ISO 9001:2008 memiliki janji layanan yaitu “IDAMAN” (Inovatif, Disukai Masyarakat, Aman, Manusiawi, Asih, Nyaman). Terbukti dengan adanya Pusat Pemulihan Gizi (Therapeutic Feeding Center) yaitu pusat pelayanan perbaikan gizi bagi bayi dan anak balita secara intensif di Puskesmas dengan asuhan perawatan dan gizi oleh dokter, perawat dan ahli gizi terlatih juga dibantu dengan pemberian pelayanan akupresur dan herbal.
dr. Sriwulani Sumargo, Sp.Rad, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Mojoagung, Kabupaten Jombang mengatakan bahwa Puskesmas Mojoagung sering mengadakan penyuluhan dan pelayanan pada masyarakat yang terkait MDG’s, diantaranya: Program “Akupresur untuk Nafsu Makan dan Menunjang Gizi Balita”
Di Puskesmas ini ada 2 SDM yang memiliki keterampilan baik akupunktur, akupresur dan herbal. Sumantri, A. Md. Akp, S.Psi, S.Pd adalah lulusan DIII Akupunktur di Akademi Akupunktur Surabaya (AAS), juga mendalami akupresur dan herbal, sudah mengisi pelayanan di Poli Akupunktur dan Herbal sejak 7 Juli tahun 2007. Dalam pelayanan akupresur, Bapak Sumantri dibantu oleh Ahmad Jayin, A.Md, Kep, tenaga perawat yang telah mengikuti Pelatihan Akupresur “Orientasi Akupresur Bagi Petugas Puskesmas” yang diadakan Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer pada tanggal 20-27 November 2011 di Jakarta.
PENGARUH TERAPI PIJAT DALAM PENURUNAN FREKUENSI BAB DAN TINGKAT DEHIDRASI
PADA ANAK USIA 0-2 TAHUN DENGAN DIARE DI RSUD CIBAB AT CIMAHI
Sri Wulandari Novianti STIKES A. Yani Cimahi Abstrak
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh terapi pijat dalam penurunan frekuensi buang air besar (BAB) dan tingkat dehidrasi pada anak usia 0 – 2 tahun dengan diare. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan desain quasi experiment. Sampel penelitian ini
adalah15responden dalam kelompok intervensi, 15 responden dalam kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terapi pijat dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat dehidrasi pada kelompok intervensi,tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat
dehidrasi.Terdapat perbedaan kondisi responden pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol yaitu responden menjadi lebih tenang, rileks, tidur lebih nyenyak,dan peningkatan nafsu makan.Tidak ada pengaruh karakteristik responden dalam penurunan frekuensi BAB dan tingkat
dehidrasi.Hasil penelitian merekomendasikan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh terapi pijat pada anak dengan diare dan lebih memperhatikan faktorb pemilihanteknikpemijatan,area,
danwaktupemijatan,.
Katakunci:terapipijat,diare,frekuensibuangai rbesar,tingkatdehidrasi
Abstract
Theobjectiveofthisresearchistodiscoverthe effectofmassagetherapyindecreasingdefecation frequencyanddehydrationlevelonchildren0–2y earsoldwithdiarrhea.Thisresearchisquantitati ve,
itusedquasiexperimentdesign.Samplestothisre searchwere15respondentsofinterventiongroup,
and 15 respondents of control group. Research resul t showed massage therapy had an effect in
significantdifferencebetweencontrolgroupandin terventiongroupindecreasingdefecationfrequency anddehydrationlevel.Therewasdifferenceofresp ondentsconditiononinterventiongroupcompared tocontrolgroup,thoseweretherespondentstended tobemorecalmandrelaxed,sleptmoresoundly, andatemore.Therewasnoeffectonrespondentsch aracteristicindecreasingdefecationfrequency nordehydrationlevel.Researchresultrecommendsf urtherresearchconcerningtheeffectofmassage therapyonchildrenwithdiarrheaandpaymoreatte ntiononthefactorsofselectionoftechnique,are a
andtime.
Keywords:massagetherapy,diarrhea,defecationfre quency,levelofdehydration
A.
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bagi ibu dan anak tidak lepas dari ukuran derajat kesehatan,
dimanaderajatkesehatanmasyarakatdigambarkanole hkeadaandansituasiangkamortalitas,
morbiditas,danstatusgizi.Mortalitasdidalamnya terdiridariangkakematianbayi,balita,ibu,
angkakematiankasar,danumurharapanhidup.Khusu spadaangkakematianbayidanbalita
(AKB/AKABA), Survey Demografi dan Kesehatan Indones ia (SDKI) tahun 2007 untuk periode
200342007, hasilnya adalah sebesar 34 per 1000 kela hiran hidup, sementara untuk AKABA,
diperolehhasil44per1000kelahiranhidup(Depart emenKesehatan,2009).
MenurutSUSENAS2001penyebabutamakematianbayiu mur<1tahunadalahkematian
perinatal(36%),diikutiolehpneumonia(28%),di are(9%),penyakitsalurancerna(4%),tetanus (3%)danpenyakitsyaraf(3%).Penyebabkematian utamapadaperiodeneonatal(bayiumur<28
neonatorum(9,5%),masalahpemberianmakan(9,5%) ,kelainankongenital(7,3%),gangguan
hematologi/ikterus (5,6%), pnemonia (2,8%), dan s epsis (2,2%). Penyebab utama kematian
balitaumur144tahunadalahpneumonia(23%),di are(13%),penyakitsyaraf(12%),tifus(11
%)danpenyakitsalurancerna(6%)(Bappenas,2002 ).
BerdasarkandataSDKItahun2002,kejadiandiarepa daanaksebesar11%,dimana55%
diantaranyaterjadipadamasabalita,danangkarat a4ratakematiandiarepadabalitasebesar2,5
%per1000balita.MenuruthasilRisetKesehatanDa sar(Riskesdas)tahun2007,diaremenjadi
penyebab kematian 31,4 % bayi berusia 29 hari hingg a 11 bulan, dan diare menyebabkan
kematian25,2%darianakusiasatuhinggaempatta hun(BadanPenelitiandanPengembangan
DepartemenKesehatan,2007).
DefinisidiaremenurutWHO(2005)adalahbilakelua rnyatinjayanglunakataucairdengan
frekuensi3kaliataulebihperharidenganatautan padarahataulendirdalamtinja.Menurutdata
dari WHO, selama periode tahun 200042003, diare ter masuk faktor utama kedua yang
menyebabkankematianpadaanakusiadibawah5tahu ndidunia,danmenjadifaktorutama
keempatyangmenyebabkankematianseluruhmanusiad idunia.Padakenyataannya,sekitar2
juta anak berusia di bawah 5 tahun di dunia setiap tahunnya meninggal karena diare dan
dehidrasi, dimana total manusia yang meninggal kare na diare adalah 2,4 juta. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sekitar 83 % kematian karena diare terjadi pada 5 tahun pertama
kehidupan(Jump,Fargo,&Akers,2006).
Selama diare terjadi peningkatan pelepasan cairan d an elektrolit dalam feses yang cair.
elektrolityangsemakinmeningkat.Derajatdehidras idiurutkanberdasartandadangejalayang
menggambarkanjumlahkehilangancairan.Selamadiar e,terjadipenurunanasupanmakanandan
absorpsi nutrient, sementara di sisi lain terjadi p eningkatan kebutuhan nutrisi, hal tersebut
menyebabkan kehilangan berat badan dan kegagalan un tuk tumbuh. Kondisi malnutrisi justru
dapatmemperparahdiare,semakinlamadansemakins eringterjadidiare(WHO,2005).
Penanganandiaredisesuaikandengantingkatandehid rasinya.WHOsendiritelahmemiliki
panduan penanganan untuk anak yang menderita diare. Terdapat 3 elemen esensial untuk
manajemendiare,yaituterapirehidrasi,pemberian suplemen
zinc
,danmelanjutkanpemberian
makanan.Terdapat3rencanaterapipadapenderitad iareyaitu,rencanaterapiCyangditujukan
untuk mengatasi dehidrasi berat, dengan terapi cair an intra vena. Rencana terapi B untuk
mengatasi dehidrasi menggunakan cairan terapi oral (
ORS
), dan rencana terapi A untuk
mengatasi diare di rumah. Ketiga rencana terapi ter sebut mencakup 3 elemen esensial untuk
manajemendiareyangtelahdisebutkandiatas(WHO, 2005).
Rumah Sakit Umum Cibabat merupakan rumah sakit ruju kan untuk wilayah Cimahi dan
sekitarnya. Menurut data di ruang C6 yang merupakan ruang perawatan anak, selama bulan
Maret–Oktober2009,diaremenempatiurutanpertam apada10penyakitterbanyakyangmenjadi
alasan anak4anak masuk untuk dirawat di ruangan ter sebut. Anak4anak yang menderita diare
sekolah.Usia042tahuntermasukkelompokusiate rbanyakyangmenderitadiarepadaperiode
Maret–Oktober2009yaitu67%.
Prosedurstandarpenanganandiarediruanganterseb utadalahpemberiancairanrehidrasi
oral,pemberianterapicairanmelaluiintravenaapa biladiaredisertaikeluhanmualdanmuntah,
dan pemberian antibiotik. Lama rata4rata hari rawat untuk penderita diare di ruangan tersebut
adalah5hariapabilatidakdisertaigangguanlain sepertigiziburuk,kurangenergi4protein,atau
kelainan kongenital. Menurut hasil wawancara dengan orang tua pasien, 4 dari 7 orang tua
mengalamikesulitanuntukmembericairanrehidrasi sehinggaterkadangharusmemaksaanak
sehinggaanakmenjadisemakinrewelterlebihapabil aterpasanginfus.
Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut tenaga keseh atan agar menemukan metode
baru dalam pelayanan kesehatan. Perawat memiliki pe ran sebagai
health promotor untuk
mengatasimasalahkesehatanagartidaksemakinmeni ngkatangkanya.Salahsatuupayauntuk
mengatasimasalahtersebutadalahdenganpenggunaan evidence based practice
(EBP)dalam
memberikan asuhan keperawatan. Terkait EBP dalam as uhan keperawatan, saat ini
dikembangkanterapikomplementerdalammemberikana suhan.
National Center for Complementary/Alternative Medic ine
(NCCAM)mengklasifikasikanterapi
komplementer menjadi seperti berikut ini, mind-body therapies
(meditasi, yoga, terapi music, humor, terapi seni),
(pengobatan tradisional cina, ayurvedic, homeopathy,naturopathy),
lifestyle and disease prevention (intuisi,olahraga,teknikmanajemen stress, perubahan diet),
biological-based therapies
(herbal, diet khusus, suplemen nutrisi dan makanan),
manipulative and body-based system
(chiropraktik,berbagaijenispijatan,terapisinar danwarna,hidroterapi),
energy therapies
(sentuhanterapeutik,reiki,eksternalqigong,ma gnet).
Beberapa terapi dari klasifikasi itu sudah menjadi bagian dari keperawatan. Perawat sering
menggunakanistilahintervensiuntukmenyebutterap iyangdigunakan.
The National Intervention Classification
(NIC) mengidentifikasi terdapat sekitar 400 aktivi tas keperawatan terkait terapi
tersebut,salahsatunyaadalahterapipijat(Snyder ,2003).
Pijat terbukti membantu dalam mengatasi beberapa ko ndisi anak, termasuk di dalamnya
beratbadanrendah,nyeri,asthma, attention deficit hyperactive disorder (ADHD),dandepresi.
Pijatdapatmerangsangalirandarahyangakanmemba waoksigendannutrisipadajaringanyang
dipijat.Beberapastudilainmenunjukkanbahwapija tdapatmengurangikecemasandanstress
sebaikteknikrelaksasilainnya.Penurunanstressm engaktifkansistemsarafparasimpatikdalam
tubuh, sehingga dapat menurunkan denyut nadi dan me lemaskan otot, menurunkan tingkat
toninyangdapatmembantumengendalikan
nyeri. Pijat juga dapat menguatkan sistem imunitas tubuh dengan meningkatkan jumlah dan
keagresifan sel4sel tubuh yang dapat melawan virus dan kanker, serta menstimulasi produksi
limfosit(Hughes,Ladas,Rooney,&Kelly,2008). Padatahun2006,sebuahpenelitiandilakukanpadaa nak4anakpantiasuhandiEquador,
yangbertujuanmengetahuiapakahterapipijatdapat menurunkankejadiandiaredanmenurunkan
angkakesakitansecarakeseluruhanpadaanakusiab ayi.Penelitianinimenggunakankelompok
kontroldaneksperimen.Kelompokeksperimenmenerim apijatanselama15menitpadaseluruh
tubuhsetiappagi,dankelompokkontroltidakdiber ikanintervensiapa4apa.Penelitianmenemukan bahwakelompokkontrolmemilikiresiko50%lebiht inggiterkenadiaredanberesiko11%lebih
tinggimengalamipenyakitlainnyadibandingkankelo mpokeksperimen(Jump,Fargo,&Akers,
2006).
Terkaitdengandikembangkannyaterapikomplementer terutamaterapipijat,selamainidi
Indonesia belum didapatkan penelitian secara khusus pada anak4anak yang menggambarkan
manfaat pijat untuk mengatasi diare. Bila dilihat d ari manfaat umum pijatan pada uraian
sebelumnya, maka memungkinkan untuk dilakukan penel itian mengenai pengaruh terapi pijat
padaanakdalammembantumengurangifrekuensiBABd anmenurunkantingkatdehidrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat terhadap penurunan
frekuensiBABdantingkatdehidrasipadaanakdenga ndiare.Penelitianinidapatmenjadisalah
satu pengembangan evidence based practice
anakdengandiaremaupunterkaitterapipijat. B.
METODE PENELITIAN
Penelitianinimerupakanpenelitiankuantitatifmen ggunakandesainquasiexperimentdesign
with pre4post test control group untuk melihat dan membandingkan tindakan yang dilakukan
sebelumdansesudaheksperimen,selanjutnyaperbeda anpadapretestdanposttestdiasumsikan
sebagaiefekdarieksperimen(Arikunto,2008).Pada penelitianinidilakukanpemberianterapipijat
dikombinasidenganprosedurstandarpenanganandiar edirumahsakitpadakelompokintervensi,
danpenggunaanprosedurstandarpenanganandiarepa dakelompokkontrol.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini meng gunakan cara probability sampling
dengan jenis systematic random sampling. Jumlah sam pel adalah 15 untuk setiap kelompok,
sehinggatotalkeseluruhansampeladalah30respond en.Kriteriarespondenpadapenelitianini
adalahanakberusia042tahunyangmenderitadiar eakut,anakyangdirawatdiharipertama
perawatan,anakpenderitadiareyangmendapatkante rapistandarpenanganandiare,anakyang
mengalamidehidrasiringan4sedang,tidakmengalami demamtinggitidakmengalamiedemapada
tubuh,bersediamenjadiresponden,yangdiwakiliol ehorangtuaresponden,orangtuaresponden
dapatberkomunikasidenganbaik.
Alatpengumpuldatadalampenelitianiniadalah:ku esioner,digunakanuntukmengumpulkan
data karakteristik responden, mencakup usia anak, s tatus sosial keluarga, kebiasaan
ibu/pengasuh mencuci tangan ; kartu untuk mencatat setiap kali responden buang air besar
selama 24 jam. Kartu diberikan kepada ibu atau oran g yang menjaga responden, setiap kali
instrumenobservasidanwawancarauntukmengumpulka ndatatentangfrekuensibuangairbesar
;instrumenobservasiuntukmengukurtingkatdehidr asi.
Peneliti menggunakan instrumen untuk mengukur tingk at dehidrasi yangdikeluarkanoleh
WHO,instrumenttersebutsudahdigunakandirumahs akitdantempatpelayanankesehatandi
Indonesia,termasukditempatpenelitimelakukanpe nelitian,sehinggapenelititidakmelakukan
lagiujivaliditasterhadapinstrumenttersebut.
Kegiatan penelitian meliputi: pengambilan data awal (pre test), mencakup pengisian
kuesionermengenaiusiaanak,statussosialekonomi ,kebiasaanmencucitanganibu/pengasuh,
frekuensi BAB, dan penilaian tingkat dehidrasi pada kelompok kontrol maupun intervensi.
Selanjutnyaorangtuarespondendibericatatanuntuk mencatatsetiapkalianakBAB.Perlakuan:
anakpadakelompokintervensidiberiterapipijat2 kalipadawaktupagidansoreselama3hari,
setiapharipenelitidibantuasistenpenelitimengo bservasifrekuensibuangairbesardantingkat
dehidrasianaktersebut.Padakelompokkontrolsela ma3harianakdiobservasifrekuensibuang
airbesardantingkatdehidrasinya,dandihariter akhiranaktersebutmendapatkanterapipijat juga.
Penelitimenggunakanpanduanpijatbayiyangdisusu nolehIkatanDokterIndonesia(IDAI)
untuk bayi cukup bulan/anak di bawah usia 3 tahun. Total lama pemijatan adalah 15 menit,
gerakanbolehdilakukantidakberurutandandapatd ihentikansebelumsemuarangkaianselesai
jikabayi/batitatidakmenghendaki.Gerakanmeliput ipijatandidaerahwajah,dada,lengan,perut,
kaki,danpunggung.Tiapgerakandilakukan6kali( UKKTKPedsos,2008).
univariatdanbivariat.Analisisunivariatdigunaka nuntukmenggambarkankarakteristikusia,status
sosial ekonomi, kebiasan mencuci tangan ibu/pengasu h. Analisis bivariat untuk mengetahui
perbedaanfrekuesiBABdantingkatdehidrasisebelu mdansesudahdilakukanterapipijatpada
kelompok intervensi digunakan uji statistik Paired sample4test. Analisis bivariat untuk
membandingkan frekuensi buang air besar antara kelo mpok kontrol dan kelompok intervensi
digunakan uji independent T
kontrol dan kelompok intervensi menggunakan uji karakteristik dengan frekuensi buang air besar dan tingkat dehidrasi dilakukan dengan uji
Spearman’s. C.
HASIL PENELITIAN
Selamapengumpulandatayang
ketigabulanJuni2010,didapatkanhasilsebagaibe rikut:
Diagram1.
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanUsiadi RSUDCibabatCimahi,Mei
Berdasarkandiagram.terlihatbahwausiares
1tahun(87%).Analisisselanjutnyaakanmenunjukk antingkatsosialekonomiresponden,dapat
dilihatpadadiagramberikutini. Diagram2.
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanStatusS osial
Diagram2menggambarkanbahwastatussosialekonomi terbanyakadalahpadakelompokyang
memiliki pendapatankeluarga setiap bulannya Rp.1. 100.000
(63,3%). Diagram3.
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanKebiasaa nMencuciTangan
Diagram3.diatasmenggambarkankebiasaanmencucit anganorangtua,hasilnyaadalah
lebih dari setengah (60 %) orangtua atau pengasuh t idak pe
mencucitangansetiapkaliakanmemberimakananakn ya.
0 5 10 15 20 40%
independent T
4test. Untuk membandingkan tingkat dehidras i antara kelompok
kontrol dan kelompok intervensi menggunakan uji Chi4Square. Untuk
mencari pengaruh
karakteristik dengan frekuensi buang air besar dan tingkat dehidrasi dilakukan dengan uji
Selamapengumpulandatayang
dilakukanmulaimingguketigabulanMeihinggaming gu
ketigabulanJuni2010,didapatkanhasilsebagaibe rikut:
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanUsiadi RSUDCibabatCimahi,Mei
2010
Berdasarkandiagram.terlihatbahwausiares pondenterbanyakadalahpadakelompok0
1tahun(87%).Analisisselanjutnyaakanmenunjukk antingkatsosialekonomiresponden,dapat
dilihatpadadiagramberikutini.
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanStatusS osial
EkonomidiRSUD Cimahi
Diagram2menggambarkanbahwastatussosialekonomi terbanyakadalahpadakelompokyang
–
2.000.000yaitu19 responden
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanKebiasaa nMencuciTangan
CibabatCimahiBulanMei 4Juni2010
Diagram3.diatasmenggambarkankebiasaanmencucit anganorangtua,hasilnyaadalah
lebih dari setengah (60 %) orangtua atau pengasuh t idak pe
rnah atau kadang
mencucitangansetiapkaliakanmemberimakananakn ya.
87% 13% 0 -1 tahun > 1-2 tahun 7
19 4
< 1.100.000 1.100.000 -2.000.000 > 2.000.000 60% 40%
Tidak pernah/kadang-kadang
Selalu mencuci tangan
i antara kelompok mencari pengaruh
karakteristik dengan frekuensi buang air besar dan tingkat dehidrasi dilakukan dengan uji
dilakukanmulaimingguketigabulanMeihinggaming gu
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanUsiadi RSUDCibabatCimahi,Mei
4Juni
pondenterbanyakadalahpadakelompok0 –
1tahun(87%).Analisisselanjutnyaakanmenunjukk antingkatsosialekonomiresponden,dapat
Diagram2menggambarkanbahwastatussosialekonomi terbanyakadalahpadakelompokyang
2.000.000yaitu19 responden
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanKebiasaa nMencuciTangan
diRSUD
Diagram3.diatasmenggambarkankebiasaanmencucit anganorangtua,hasilnyaadalah
rnah atau kadang 4kadang saja
2.000.000
1.
Analisis Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Penurunan F rekuensi BAB dan Tingkat
Dehidrasi pada Kelompok Intervensi.
Tabel1.PengaruhTerapiPijatterhadapPenurunanF rekuensiBABdiKelompokIntervensi
padaAnakDiarediRSUDCibabatCimahi,Mei4Juni20 10
Variabel N
Mean SD SE p value
-Sebelumdipijat
-Setelahdipijat 15
8,33 1,67 0,816 0,816 0,211 0,211 0,000
adalah8,33kali/24jamdenganstandardeviasi0,81 6,sedangkansetelahdiberiterapipijat
didapatkanhasilrata4ratafrekuensibuangairbesa radalah1,67kali/24jamdenganstandar
deviasi 0,816. Analisis selanjutnya menunjukkan bah wa ada pengaruh terapi pijat pada
kelompokintervensidalampenurunanfrekuensibuang airbesar(p=0,000;α=0,05).
Tabel 2. Pengaruh Terapi Pijat terhadap Penurunan T ingkat Dehidrasi di Kelompok
IntervensipadaAnakDiarediRSUDCibabatCimahi, Mei4Juni2010
Variabel n
Mean SD SE p value
-sebelumdipijat
-setelahdipijat 15
0,53 0,87 0,516 0,352 0,133 0,091 0,019
Tabel 2 menggambarkan bahwa setelah diberi terapi p ijat, maka rata4rata tingkat
dehidrasi lebih tinggi dibanding sebelum diberi ter api pijat (0,87) dengan standar deviasi
0,352.Haliniberartibahwaterjadipenurunanting katdehidrasi,daridehidrasiringansedang
menjaditanpadehidrasi.Nilairata4ratasetelahdi beriterapipijatterlihatlebihbesarkarena
ar(1)daripadakategoridehidrasiringan
sedang (0). Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada
penurunantingkatdehidrasiantarasebelumdipijat dengansetelahdipijat(p=0,019;α=
0,05).
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwadari15responde nyangdiberiterapipijatsetiap
2kalisehariselama3hari,terdapatpengaruhyang signifikandalampenurunanfrekuensi
BAB(p=0,000)dantingkatdehidrasi(p=0,019). Penelitianterdahulumembuktikanbahwapijatbayim enurunkanjumlahharidengan
gejalapenyakitpadaanak4anakdipantiasuhandid aerahEquador.Gejalapenyakittersebut
termasukdiare.Walaupunberadadidalamlingkungan yangsamadengankelompokkontrol,
kelompokterapipijatmemilikirata4ratalebihbany akharitanpagejaladarisuatupenyakit.
Bayi4bayiyangmendapatpijatanselama15menitset iapharijarangmengalamidiaredan
dehidrasi.Karenasetiaptahunnya,sekitar2jutaa nakberusiadibawah5tahundiseluruh
dunia meninggal karena diare dan dehidrasinya (Jum p, Fargo, & Akers, 2006). Dengan
berkurangnya kejadian diare, maka dapat mengurangi juga kejadian dehidrasi dan
peningkatanfrekuensibuangairbesaryangmembahay akanbagianak.
Pijatmerupakanmanipulasipadajaringanlunakuntu ktujuanterapi(Barr&Taslitz,
1970dalamSnyder,2003).MenurutAuckett(2004)pi jatadalahprosesmengusap4usapotot
danmenyentuhbayisesuaipetunjukkhususyangdisu sununtukbayi.
Pijatandapatmenstimulasisirkulasidarahlokal.P embuluhdarahpadabagiantubuh
yang dipijat akan mengalami dilatasi dan aliran dar ah pada daerah ini akan meningkat.
anmembandingkansuhudaridaerah
pemijatan sebelum dan sesudah dipijat menggunakan t angan (Field, 1998 dalam Field
2001).Berdasarkanteoritersebut,penelitiberasum sibahwadenganmenstimulasisirkulasi
darah,makadapatmelancarkanjugaperedarandarah keorganpencernaan.Mekanisme
diarediakibatkankarenamasuknyapathogenyangme nyebabkanrusaknyamukosausus
danmenggangguprosesabsorpsi.Denganperedaranya nglancar,dapatmengatasiinfeksi
yang terjadi di dalam organ pencernaan dan memperba iki kemampuan absorpsi usus.
Meningkatnya frekuensi buang air besar salah satuny a disebabkan karena kemampuan
absorpsi usus terganggu, maka apabila kemampuan abs orpsi usus membaik, frekuensi
buangairbesarpunakankembalinormal.
MenurutSinclair(2005)pijatdapatmerangsangsist emsyarafdanhormon.Pijatan
merupakanrangsangantaktildipermukaankulitdan merangsangpersyarafandisekitarnya.
Sel4sel syaraf akan bekerja memberikan informasi ke otak, sehingga otak dapat
menginstruksikan enzim ODC (ornithin decarboxylase) untuk meningkatkan produksinya.
Enziminibekerjauntukmenjadipetunjukpekabagi pertumbuhanseldanjaringan.Pada
anakdiare,pertumbuhanseldanjaringanbermanfaat untukmemperbaikikondisisaluran
pencernaanyangrusakakibatinvasimikroorganisme. Kondisisalurancernayangmembaik
menyebabkan daya serap saluran pencernaan menjadi b aik juga, sehingga keadaan
dehidrasidapatteratasi.
Penelitian yang dilakukan Field dan Schanberg (1986 ) dalam Roesli (2008)
menunjukkanbahwapadabayiyangdipijatmengalami peningkatantonusnevusvagusyang
gastrin dan insulin. Dengan
demikianpenyerapanmakananakanmenjadilebihbaik .Anakdengandiaremendapatkan
terapi cairan baik oral maupun intravena. Terapi te rsebut bertujuan untuk mengatasi
dehidrasiakibatdiare.Denganpeningkatankadaren zimpenyerapanakanmembantukerja
cairantersebutuntukcepatdiserapdalamtubuhana k,denganbegitukeadaandehidrasi
menjadi cepat teratasi. Meningkatnya kadar enzim pe nyerapan juga membuat asupan
makananmenjadicepatterserapolehtubuh,sehingga tubuhmemilikienergiyangcukup
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada organ pencernaan. Sistem pencernaan
mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memperbaiki ke rusakan akibat invasi
mikroorganisme.
Padasaatmelakukanpijatanpadaanak,penelitijug amelibatkankeluargadalamhal
ini ibu atau keluarga, karena saat anak pulang dari rumah sakit, ibu dapat melanjutkan
pemijatan untuk mempertahankan kesehatan anak. Hal ini mendukung konsep family
centeredcare(FCC).KonsepFCCadalahsuatufiloso fidalamperawatanyangmemandang
pentingnyaunitkeluargasebagaifokusdariseluruh intervensikesehatan.Modelperawatan
inimenemukanbahwakeluargaadalahpusatdarikehi dupananakdanharusmenjadipusat
dari rencana perawatan pada anak (Ahmann, 1994 hal 113 dalam Bowden, Dickey, dan
Greenberg,1998). 2.
Analisis Perbedaan Frekuensi BAB dan Tingkat Dehidr asi pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi
Tabel 3. Perbedaaan Penurunan Frekuensi BAB pada Ke lompok Intervensi yang Diberi
dapatTerapiPijatdiRSUD
CibabatCimahi,Mei4Juni2010(N=30) Variabel
n Mean SD SE p value
FrekuensiBAB
-Dilakukanterapipijat
-Tidakdilakukanterapipijat 15
15 6,67 6,13 0,488 1,060 0,126 0,274 0,092
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa rata4rata penurun an frekuensi BAB pada
kelompokintervensiadalah6,67denganstandardevi asi0,488,danpadakelompokkontrol
memiliki rata4rata penurunan frekuensi BAB 6,13 den gan standar deviasi 1,060. Analisis
selanjutnyamenunjukkanbahwatidakadaperbedaany angsignifikanantarakelompokyang
mendapat terapi pijat dengan yang tidak mendapatkan terapi pijat dalam penurunan
frekuensiBAB(p=0,092;α=0,05).
Tabel4.PerbedaaanPenurunanTingkatDehidrasipad aKelompokIntervensiyangDiberi
TerapiPijatdenganKelompokKontrolyangTidakMen dapatTerapiPijatdiRSUD
Tingkatdehidrasi Total
OR (95%CI) p
value dehidrasi
ringan4sedang tanpa
dehidrasi n
% N % n %
Tidakdiberipijatan 3
20 12 80 15 100 1,625 (0,230– 11,464 1,000
Diberipijatan 2
13,3 13 86,7 15 100 Jumlah 5
100
Tabel4menggambarkanbahwasebanyak12oranganak (80%)yangtidakdiberi
pijatantermasukkategoritanpadehidrasi.Sedangka npadaanakyangdiberipijatanterdapat
13orang(86,7%)yangtermasukkategoritanpadehid rasi.Hasilujistatistikdiperolehp=
1,000makadapatdisimpulkantidakadaperbedaanya ngsignifikandalampenurunantingkat
dehidrasiantarakelompokyangtidakdiberiterapi pijatdenganyangdiberiterapipijat.Hasil
analisisjugadiperolehOR=1,625,artinyakelompo kyangdiberipijatanmemilikipeluang
1,625kalimasukdalamkategoritanpadehidrasidib andingkelompokyangtidakdiberiterapi
pijat.
Setelahdilakukananalisis,hasilpenelitianmenunj ukkanbahwatidakadaperbedaan
yang signifikan dalam penurunan frekuensi buang air besar antara kelompok intervensi
dengankelompokkontrol(p=0,092;α=0,05).Beg itujugaterhadappenurunantingkat
dehidrasi, analisis hasil penelitian menunjukkan ti dak adanya perbedaan yang signifikan
antarakelompokintervensidengankelompokkontrol (p=1,000;α=0,05).
Analisisstatistiksecaraangkauntukkeduavariabe ltersebutmenunjukkantidakada
perbedaan.Secarateorimemangbelumadayangmener angkansecaralangsungdampak
terapi pijat terhadap frekuensi buang air besar dan tingkat dehidrasi. Akan tetapi, teori
tentang pijatan menunjukkan beberapa manfaat yang d apat mendukung terjadinya
penurunanfrekuensibuangairbesardantingkatdeh idrasi.
Manfaatpijatpadaanakyangdiberiterapipijatad alahkeluargamerasaterlibatdalam
kedekatanibudananaktetapterjalin.Haliniseja landengankonsepFCCdimanasistem
pelayanan kesehatan harus mendukung, menghargai, me ndorong, dan meningkatkan
kekuatan dan kompetensi keluarga dengan membangun k erjasama dengan orangtua
(Newton,2000dalamHockenberry&Wilson,2009).
Keterlibatan orangtua dalam perawatan dapat menurun kan tingkat stres dan
meningkatkankenyamananpadaanak.Kondisiiniseja landenganpenelitianyangdilakukan
diareaNICUdiAmerikaSerikatpadatahun2005,ya nghasilnyadenganpenerapanfamily4
centeredcaremendukungpadapenurunanstresdanme ningkatkankenyamanan,halpositif
lain menunjukkan bahwa orang tua lebih siap dan per caya diri untuk merawat anaknya,
selainitupenerimaanpihakpetugaskesehatantenta ngpenerapanFCCpunmenjadilebih
baik(Cooper,G.L.,etal,2007).Terkaitpenelitia ntersebut,menunjukkanbahwapadaarea
perawatan kritis seperti NICU saja, penerapan FCC m embawa dampak baik bagi anak,
keluarga,danpetugaskesehatan,makauntukruangp erawatananakdenganpeningkatan
frekuensibuangairbesardandehidrasi,dampaknya jugabaikdanmenunjangpelaksanaan
terapiuntukmengatastikondisifrekuensibuangair besaryangmeningkatdandehidrasi
Kenyataanyangterjadidilapanganketikapenelitia nberlangsung,anakyangdipijat
terlihatlebihtenang,tidurdenganlebihnyenyak, dannafsumakanmerekameningkat.Pijat
bayi akan membuat bayi tidur lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau
konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengu bah gelombang otak. Perubahan ini
terjadidengancaramenurunkangelombangalphadan meningkatkangelombangbetaserta
ctroencephalogram (EEG) (Roesli, 2008).
Terapisentuhandikatakanmempunyaiefekpositifte rhadapkesehatanbayi,karena
berpengaruh terhadap kerja nervus vagus sehingga me mperbaiki motilitas saluran cerna
termasuk pengosongan lambung. Kondisi tersebut meny ebabkan absorpsi makanan dan
kualitastiduryanglebihbaik(Putra&Hegar,2008 ).Penelitiantersebutmenunjukkanbahwa
sentuhanataupijatandapatmemperbaikimotilitass alurancernadankemampuanabsorpsi
makanan,dimanapadakeadaandiaregangguandikedu ahaltersebutyangmenyebabkan
terjadinyapeningkatanfrekuensibuangairbesarda ntingkatdehidrasi.
3.
Analisis Pengaruh Karakteristik (usia, status sosia l ekonomi, dan kebiasaan mencuci
tangan) Terhadap Penurunan Frekuensi BAB dan Tingka t Dehidrasi
Tabel5.AnalisisPengaruhUsia,StatusSosialEkon omi,danKebiasaanMencuciTangan
DalamPenurunanFrekuensiBABdanTingkatDehidrasi ,Mei4Juni2010(N=30)
Variabel
PenurunanFrekuensiBAB TingkatDehidrasi
p value p value UsiaAnak 0,674 0,645
SosialEkonomi 0,093
0,703
1,000
Berdasarkantabel5diatas,ujikorelasimenunjukka nbahwatidakadapengaruhusia
anak dalam penurunan frekuensi buang air besar (p = 0,674) dan tingkat dehidrasi (p =
0,645), tidak ada pengaruh status sosial ekonomi da lam penurunan frekuensi buang air
besar (p = 0,093) dan tingkat dehidrasi (p = 0,703) , dan tidak ada pengaruh kebiasaan
mencuci tangan dalam penurunan frekuensi buang air besar (p = 0,183) dan tingkat
dehidrasi(p=1,000).
Penelitimenganalisisbeberapafaktoryangmungkin menyebabkantidakterjadiperbedaan
yangsignifikandalampenurunanfrekuensibuangair besardantingkatdehidrasi,faktor4faktor
tersebutadalah: 1.
Lokasipemijatan
Pemijatanyangdilakukandalampenelitianinimengi kutipanduanpemijatanuntukbayi
cukup bulan/anak di bawah usia 3 tahun yang dikelua rkan oleh Ikatan Dokter Indonesia
(IDAI). Dalam panduan tersebut, pemijatan dilakukan di seluruh tubuh, mulai dari wajah,
dada, lengan, perut, kaki, dan punggung. Pemijatan tersebut belum spesifik manfaatnya
untukmengatasimasalahpeningkatanfrekuensibuang airbesardandehidrasi.
TeorikesehatanCinamengembangkanteknikpemijatan bayiuntukmengatasimasalah
diare, langkah4langkah dan tekniknya adalah sebagai berikut (Baby Infant Massage 3,
http://www.parenthood4parenting4tips.com/baby4infan t4massage43.html):
a.
Usapbagianlateraldariibujaridengansatuarah, daripangkaljarisampaikeujungjari
b.
Usapbagianlateraldaritelunjukdaripangkalkeu jungjarisampaikukuselama100–
300kali c.
Usapbagianlateraldarijarikelingkingdaripangk alkeujungsampaikukuselama100–
300kali d.
Usap bagian tengah dari lengan bawah, dorong dengan satu arah dari pergelangan
tangankesikut,dilakukansebanyak100–300kali. e.
Pijatdidaerahseputarpusardengangerakanmelawa narahjarumjam,sebanyak100–
300kali. f.
Pijatdigaristengahsacrum,gerakanmendorongdar iL5sampaike
coccyx sebanyak 100–300kali.
Teknik pemijatan diatas sudah banyak dilakukan, nam un peneliti tidak menemukan
penelitianilmiahterkaittekniktersebut,sehingga penelititidakmenggunakantekniktersebut dalampenelitianini.
2.
Waktupemijatan
Padapenelitianini,pemijatandilakukan2kaliseh ariselama3hari.Pemilihanwaktuini
didasarkanpadapanduanpemijatanuntukbayisehat yangmengatakanwaktuyangtepat
untukmelakukanpijatanadalahpagiharidanmalam harisebelumtidur.Dengankondisi
tempatpenelitian,makapijatandilakukandipagid ansorehari.Waktupelaksanaan3hari
dipilihkarenarata4ratalamaharirawatanakdenga ndiareditempatpenelitianadalah3–5
Denganwaktutersebut,belumterlihatadanyaperbed aanpenurunanfrekuensibuang
air besar dan tingkat dehidrasi. Penelitian yang di lakukan oleh Jump, Fargo, dan Akers
(2006)yanghasilnyamencegahkejadiandiaredilaku kandalamwaktu53hariuntuksetiap
responden, hal tersebut mungkin dilakukan karena re sponden adalah anak4anak di panti
asuhanyangtinggalmenetapdisana. 3.
Durasipemijatan
Pemijatandilakukanselama15menitsecarakeseluru han,dantidakadapenekanan
untuklebihlamadiareatertentu.Halinisesuaid enganpedomanpijatbayiyangdigunakan.
Lama waktu pemijatan ini juga sama dengan pemijatan untuk bayi prematur (Field 1984
dalamField2004). 4.
Jenisterapiataupengobatanstandarrumahsakit Penelitianinitidakmembedakanjenisterapiyangd iterimaolehkelompokintervensi
maupunkelompokkontrol.Baikterapicairandanoba t4obatantidakdikontroldalampenelitian
ini,sehinggapadaanalisisnyajenisterapitidakd ipertimbangkan.Dengandemikianpeneliti
tidak dapat membedakan penurunan frekuensi buang ai r besar dan penurunan tingkat
dehidrasi ini lebih besar dipengaruhi oleh pijatan atau terapi standar penanganan diare.
Walaupunpadakenyataanpadasaatpenelitian,anak yangmenerimaterapipijatmenjadi
lebihtenangdanmemudahkandalampemberianterapi lainnya.
D.
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan
dantingkatdehidrasi,dapatdiambilkesimpulanseb agaiberikut:
a.
Sebagianbesar(86,3%)respondenyangmengalamidi areberadapadakelompokusia
0–1tahun.Dari30responden,19diantaranya(63, 3%)berasaldarikeluargayang
memilikistatussosialdenganpendapatanRp.1.100. 000–Rp.2.200.000,dan60%dari
seluruh ibu atau pengasuh responden memiliki kebias aan tidak pernah atau kadang4
kadangsajamencucitanganpadasaatakanmemberim akanpadaanaknya.
b.
Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok res ponden yang diberi terapi pijat
dalampenurunanfrekuensibuangairbesardanpenur unantingkatdehidrasi.
c.
Tidak terdapat perbedaanpengaruhyangsignifikan a ntara kelompok responden yang
diberi terapi pijat dengan kelompok yang tidak dibe ri terapi pijat dalam penurunan
frekuensibuangairbesardantingkatdehidrasi.Ak antetapi,kelompokrespondenyang
diberiterapipijatmenunjukkanperilakulebihtena ng,tidakrewel,dannafsumakanyang
meningkat,sehinggamemudahkanpelaksanaanterapil ainnya.
d.
Tidak terdapat pengaruh karakteristik (usia, status sosial ekonomi, dan kebiasaan
mencuci tangan) dalam penurunan frekuensi buang air besar dan penurunan tingkat
dehidrasipadakelompokintervensimaupunkelompok kontrol.
Hasil penelitian ini belum menunjukkan dampak langs ung terhadap penurunan frekuensi
menunjukkanbahwaterapipijatdapatdigunakanseba gaisalahsatuterapidalamasuhan
keperawatanuntukmenanganigangguanpadaanakyan gmengalamigangguankesehatan.
2. Saran a.
Dalammemberikanterapipijat,perawattidaksajam emberikanasuhanlangsungpada
anaknamundapatmelibatkanorangtua,sehinggadap atmenerapkanprinsip
family-centered care
, dan untuk selanjutnya dapat mengajarkankepada or ang tua tentang
dasar4dasarpemijatanuntukanak. b.
Pihakpendidikandiharapkandapatmenggalilebihba nyakpengetahuanterkaitterapi
pijatdanmanfaatnyayangspesifikbagianakyangm engalamigangguansistemtubuh
khususnyadiaredanumumnyabagigangguanyanglain .Penelitianinidapatmemicu
pemikirankritispenyelenggarapendidikandanpeser tadidikuntuklebihmemperdalam
kaitanterapikomplementerterutamaterapipijatde nganfungsi4fungsifisiologistubuh.
c.
Hasilpenelitianinidapatmenjadidasarpengembang anpenelitianyanglainkhususnya
terapi pijat untuk mengatasi gangguan pada anak den gan diare. Penelitian yang
dilakukanlebihmemperhatikanlagikepadapemilihan areapemijatan,teknikpemijatan
yanglebihcocok,waktudandurasiyangtepat.Terk aitpenelitianlanjutterhadapwaktu
pemijatan,dapatdilakukanterlebihdahulustudipe ndahuluanuntukmelihatkapanrata4
waktuyangtepatsaatanakberadapadakondisisiap untukdipijat.Hasil4hasilpenelitian
tersebut nantinya akan menjadi landasan perawat ter utama perawat spesialis anak
untuk mengapliksikan terapi pijat di tataran pelaya nan, dan dapat menjadi bahan
pemilihankompetensikhususdariperawatspesialis keperawatananak.
KEPUSTAKAAN BabyInfantMassage.
http://www.parenthood4parenting4tips.com/baby4infan t4massage43.html
,diperoleh
tanggal7Februari2010. Bappenas (2002).
Program nasional bagi anak Indonesia kelompok keseh atan
. 27 Januari, 2010.
www.bappenas.go.id/get4file4server/node/334/ .
BadanPengembangandanPenelitianDepartemenKeseha tan(2008).
Laporan hasil riset kesehatan
dasar (RISKESDAS) nasional 2007. Jakarta.
Cooper,G.L.,Gooding,J.S.,Gallagher,J.,Sternes ky,L.,Ledsky,R.,Berns,S.D.(2007).Impactof family4centeredcareinitiativeonNICUcare,staff ,andfamily.
Journal of Perinatology (
27), S32–
S37; doi:10.1038/sj.jp.7211840.
http://www.nature.com/jp/journal/v27/n2s/full/72118 40a.html
.
diperolehtanggal30Juni2010.
Jakarta.
Hockenberry,M.J.,&Wilson,D.(2009). Essentials of pediatric nursing
.St.Louis:MosbyElsevier.
Hughes,D.,Ladas,E.,Rooney,D.,Kelly,K.(2008) .Massagetherapyasasupportifcareintervention forchildrenwithcancer.
Oncology Nursing Forum .35(3).4314442.
Jump,V.K.,Fargo,J.D.,&Akers,J.F.(2006).Impa ctofmassagetherapyonhealthoutcomesamong orphanedinfantsinEquador.
Fam Community Health ,29(4),3144319.
Putra,D.S.,&Hegar,B.(2008).
Pengaruh terapi sentuhan terhadap kejadian regurgit asi pada bayi.
http://www.dr.Rocky.com .diperolehtanggal27Juni2010. Roesli,U.(2008).
Pedoman pijat bayi
.Edisirevisi.Jakarta:TrubusAgriwidya. Snyder,M.,&Lindquist,R.(2003).
Complementary/alternative therapies in nursing (4
th
ed).Minnesotta:
SpringerPublishingCompany.
UKK Tumbuh Kembang4Pediatri Sosial Ikatan Dokter An ak Indonesia. (2008).