Macro Economic & Market Outlook 2019
Reaching The Peak of US Economic Cycle
Impediment
Fed Rate Trade Protections
The Federal Funds Rate Hikes
•
Alasan The Fed
• Cara terbaik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih panjang
• Pencapaian angka tenaga kerja
• Stabilitas harga dan Inflasi
•
Survey Target Fed Rate
• Pada Dot Plot Fed Funds Targets Rate dari survey Bloomberg dengan menggunakan data survey pada anggota pertemuan FOMC kenaikan Fed Rate akan terus agresive hingga tahun 2020 dan akan melambat hingga turun di tahun 2022 setelah ekonomi mencapai puncaknya.
• 2,50% tahun 2018
• 3,25% tahun 2019
• 3,50% tahun 2020
• 3,50% tahun 2021
• 3,00% tahun 2022
• 3,00% tahun 2023
The Federal Funds Rate Hikes
• Fed Rate telah 7 tahun ditahan pada area dekat nol persen dilevel 0,25% setelah krisis 2008 hingga 2015 sebagai langkah keluar dari siklus krisis dan masuk tahap pemulihan hingga diakhir 2015.
• Masuk tahun 2016 hingga saat ini The Fed lebih agresive menaikan suku bunga dengan survey target 3,50% melalui kenaikan bertahap 25bps.
• Quantitative Easing yang berlangsung selama 6 tahun pasca krisis 2008 yang dimana The Fed mengucurkan dana miliaran dollar AS untuk membeli surat berharga Negara membuahkan hasil. Pertumbuhan ekonomi bergerak memulih setelah QE dihentikan dan Inflasi mulai terkendali pada trend yang positif sejak tahun 2015 hingga saat ini
• Mulai tumbuhnya Inflasi US pasca pemberhentian stimulus Quantitative Easing memacu The Fed untuk lebih agresive menaikan suku bunga guna menahan laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
Source: Reliance Research, Bloomberg
-4.00
-Siklus Ekonomi US mendekati Krisis
• Indeks pengangguran US dilevel terendah sepanjang
sejarah. Data per September 2018 tercatat dibawah 4% yakni 3,83% sedangkan pengangguran pada puncaknya di tahun 2009 pasca krisis 2008 hingga mencapai level 9,93%
• Pada tahun 1998 hingga 2000 US masuk pada Peak
Conditio ns dimana pertumbuhan yang signifikan terjadi pada industry sector internet dan bidang-bidang terkait
sehingga menjamurnya perusahaan-perusahaan baru
berbasis situs internet yang disebut perusahan dot-com. Banyak kegagalan usaha akibat bubble dot.com dan
ekonomi US masuk pada Peak Conditio ns hingga Menuju
Recession Conditions. Pada saat itu indeks pengangguran U S dibawah 4% dilevel 3,9% pada tahun 2000.
• Ekonomi Amerika membaik pasca bubble dot.com dari
2001 hingga 2003 mengalami Recovery Conditions. 2005
hingga 2006 ekonomi mencapai Peak Conditio ns pada
sector real estate / property hingga terjadi banyaknya
subprime mortgage dimana pada saat itu Indeks
pengangguran U S mendekati 4% dilevel 4,50%
• Dari pergerakan data tingkat pengganguran US, Pola
siklus ekonomi terlihat cukup jelas. Apakah yang terjadi saat ini?
• Tingkat pengangguran memasuki level terendah
sepanjang sejarah sehingga membuat Ekonomi AS terlihat
telah memasuki Peak Conditions yang artinya mendekati
bubble hingga akan terjadi Recession Conditio ns. Bubble apakah yang terjadi pada siklus ekonomi kali ini??
Source: Reliance Research, Bloomberg
Bubble Dot.com Bubble Property
Bubble?
• GDP US bergerak rebound sejak pertengahan tahun 2016 dengan garis trend menggunakan metode polynominal variable konsisten.
• Positifnya trend GDP US terlihat inline dengan trend Inflasi yang mendekati level 3% dimana pada Q2 2018 finis di level 2,9%
• Unemploy ment rate US menjadi pemicu ekspansi GDP yang lebih cepat setelah faktor Inflasi yang bergerak inline.
Gross Domestic Product Consumer Price Index
3.9
GDP vs Unemployment Rate
Gross Domes tic P roduct Unemployment Rate Po ly. (Gross Do mestic Pro duct)
United State Economic
• Ekuitas di US bergerak menguat signifikan setelah krisis 2008. Pada saat ini kondisi Indeks Dow Jones berada
dilevel tertinggi sepanjang masa. Dimana bulan
September tahun ini tutup dilevel 26,458 atau menguat lebih dari 200% dari masa setelah krisis 2008 atau pada
Trough Conditions.
• Sehingga dapat diperkirakan bubble yang akan terjadi
hampir disemua lini sektor dan lebih akan terfokus pada sektor produsen tambang energi dan teknologi. Tercatat kuartal ke-2 2018 sektor energi naik signifikan 102,7% di ikuti dengan sektor teknologi 30,4%.
• Imbas pembatasan produksi OPEC sekian tahun lalu
membuat naiknya harga komoditas energi dan menjadi pemicu naiknya laba-laba produsen tambang energi hingga spekulasi outlook yang lebih optimis.
-Source: Reliance Research, Bloomberg
Crude Oil Price Technical Forecast
Economic Cycle Predictions
2006-2007
2008
2000
2002
2003-2005
2001
2009
2010-2015
2016-2020
2021-2023?
Trump Effect
Eropa
China
Korea UtaraTrade Protections
•
Alasan Trump Melakukan Trade Protections
• Meredam Risiko Overheating dan pertumbuhan ekonomi yang naik signifikan setelahRecovery Conditions dari Krisis 2008.
• Kepentingan Politik hingga banyak yang tidak akan menyadari Trump menikmati Approval
Rating tertinggi dipartainya setelah melakukan
langkah agresive melambatkan Risiko Overheating
• Appresiasi USD sebagai bentuk pertahanan
daya beli masyarakat dan perusahaan-perusahaan US dalamPeak Conditions
• Taktik Negosiasi untuk mencapai kesepakatan
perjanjian perdagangan guna menjadikan perlindungan perusahaan-perusahaan US
•
Target Trade Protections Trump
• Negara – negara sekutu; Kanada, Meksiko,
Korea dan Eropa untuk mencapai kesepakatan
perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara. North American Free Trade Agreement (NAFTA)
• China, Menurunkan defisit perdagangan AS
Trade Protections
•
Dampak secara regional dan global Trade Protections Trump
• Scenario 1, dengan tariff 25% akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dibawah -25bps untuk US, China, Eropa maupun global sendiri dengan kata lain efek tidak terlalu signifikan
• Scenario 2, jika Scenario 1 di tambah tariff 10% akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi AS hingga mencapai -100bps, China -60bps, Eropa -70bps dan Global dibawah -50bps
US Economic Forecast 2019-2023
IMF Data – Reliance Research EstimateForecast ekonomi US jika Trade Protections berjalan sesuai scenario.
• Fed Rate diproyeksikan sesuai dot plot dengan target tertinggi dilevel 3,5% pada tahun 2020F yang telah memasuki Peak Conditions dan mulai turun pada tahun 2022F kelevel 3,25% hingga 3% ditahun 2023F.
• Forecast dari inflasi akan tertahan akibat kenaikan fed rate hingga 3,50% sehingga inflasi akan akan mulai dibawah 2% setelah Peak Conditions hingga kembali melambat di level 1,67% di tahun 2023F
• GDP akan cenderung bergerak konservatif dikisaran level 2 hingga 2,5% hingga tahunPeak Conditonsdan akan mulai menurun setelahnya.
• Tingkat pengangguran pun kami espektasikan mencapai 3,5% pada tahun 2019F sebagai permulaan Peak Conditons dan mulai kembali naik hingga 4,4% di tahun 2023F.
• Pada pola forecast ekonomi US ini kami memperkirakan adanya Peak Conditions dari siklus ekonomi pada tahun 2019F-2020F dan akan mulai memasuki masa Recession Conditions pada tahun 2021F hingga 2023F dengan naiknya Indeks pengangguran dari level terendah dan turunnya inflasi serta GDP meskipun dengan estimasi value yang cenderung optimis.
Fed Rate (%) & Inflations (%)
Fed Rate (%) Inflations (%)
2.6
GDP (%) & Unemployment Rate (%)
GDP (%) Unemployment Rate (%)
Source: Reliance Research, IMF
China Economic Conditions
Manufacturing PMI 20 per. Mov. Avg. (Manufacturing PMI)
-3
GDP QoQ CPI QoQ
Source: Bloomberg, Reliance Research Source: Bloomberg, Reliance Research
• GDP China slow sejak 3 tahun terakhir diiringi stabilny a tingkat inflasi.
• Manufaturing PMI terjaga diatas lev el expansi
• Trend pertumbuhan kinerja sector manufaktur di China terlihat terkonsolidasi melambat dengan trend Mov ing Av erage 20 periode
• Aktiv itas export import China mulai positif sejak tahun 2017 hingga saat ini mengalami trend positif. Hal tersebut yang membuat Trump cukup agresiv e membatasi ekspansi perusahaan-perusahan China y ang melakukan aktifitas export ke AS.
Export Import Poly. (Export)
China Economic Forecast 2019-2023
IMF Data –R eliance R esearch Estimate
Forecast ekonomi China jika Trade Protections berjalan sesuai scenario.
• Trade protections yang diusung Trump terus berjalan sesuai scenario menurut IMF akan berdampak pada penurunan output global hingga 0,4% dan China akan turun 1,6% tahun 2020
• Export China pun akan menurun cukup signifikan yang akan mengakibatkan penurunan GDP meskipun inflasi tetap terjadi di kisaran 2%.
• GDP china akan dibawah level 5% pada tahun 2021F hingga 2023F dikarenakan penurunan aktifitas manufaktur yang terpukul signifikan dan mulai stabil pada tahun 2022F-2023F
• Pertumbuhan ekonomi China akan benar-benar tertahan selama Trade Protections Trump tidak menemukan kesepakatan dari kedua belah pihak.
6.9 6.6
2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F GDP (%), Export (%) & Inflasi (%)
2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
Indeks PMI Manufaktur
Manufacture PMI (%)
Source: Reliance Research, IMF
Emerging Market
Krisis Turki
• Krisis Turki berpotensi melukai Eropa dan menimbulkan masalah bagi negara berkembang secara keseluruhan karena investor asing akan mencari aman pada asset haven atau negara maju.
• Lira Turki depresiasi hingga 50% sejak tengah tahun 2017.
Source: National Bank of Canada
Source: National Bank of Canada
• Turki mendekati Dana Moneter Internasional (IMF) untuk pinjaman darurat datang sebagai kejutan bagi pasar. Negara itu melihat mata uangnya jatuh lebih dari 50 persen terhadap dolar dan suku bunganya naik sebesar 60 persen.
Emerging Market
Aksi jual investor terhadap instrument saham, mata uang dan obligasi
• Aksi jual investor tahun ini berlangsung lebih lama dari event beberapa tahun kebelakang.
• Aksi jual dipimpin oleh obligasi yang di ikuti dengan ekuitas.
• Hal tersebut memberikan signal reaksi investor tidak hanya reaksi spontan akibat suku bunga the Fed dan Trade Protections Namun justru ini lebih ke fase krisis kepercayaan penuh pada negara berkembang
Emerging Market
Source: IMF, Reliance Research
-2.00
Indonesia Philippines Malaysia Thailand India
Source: Bloomberg, Reliance Research
Nilai Tukar Mata Uang Emerging Market terhadap USD
Last Price Sept 2018 3 Month 6 Month Ytd
India 71.18 -5.73% -8.54% -10.28% Indonesia 14,780.00 -6.10% -6.88% -8.29% Philippina 53.54 -1.78% -2.97% -6.90% Malaysia 4.13 -3.97% -5.56% -2.17% Thailand 32.73 -2.23% -4.02% -0.49%
Source: Bloomberg, Reliance Research
• Emerging market Asia menurut survey Bloomberg yang paling berpengaruh diantaranya India, Indonesia, Malaysia, Philippina dan Thailand
• Pertumbuhan GDP cenderung fluktuatif kecuali Indonesia yang bergerak flat sejak 3 tahun terakhir.
• Year to date, Mata uang Indonesia menjadi terlemah ke-2 setelah India
• Output emerging market ter-downgrade 0,4% pada tahun 2020 mengacu pada pernyataan IMF mengenai dampak ketegangan Trade Protections yang tidak menemukan titik temu
GDP (%)
2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
EM Asia
6.5
6.5
6.3
5.9
5.8
5.7
5.6
India
6.7
7.4
7.5
7.0
6.9
6.8
6.7
Indonesia
5.1
5.2
5.2
4.9
4.8
4.7
4.6
Malaysia
5.9
5.3
5
4.7
4.6
4.5
4.4
Philippines
6.7
6.6
6.6
6.2
6.1
6.0
5.9
Emerging Market
• Imbas dari apresiasi USD kepada hutang negara berkembang terlihat dengan Turki di urutan paling atas mengalami defisit hampir 25% dari GDP diikuti Argentina hampir 20% dari GDP diatas rata2 negara berkembang yang hanya diatas 10% sedikit dari GDP.
-10
Current Account of % GDP
Indonesia India Philippina Malaysia Thailand
• Indonesia menjadi yang terdalam dari defisit neraca pembayaran dari GDP sebesar -2,04% dikuartal pertama 2018.
• IMF memprediksi sekurang-kurangnnya angka defisit neraca pembayaran Indonesia di kisaran -1,92%.
• India (-1,88%) dan Philippina (-0,58%) yang mengalami deficit current account tertinggi selanjutnya.
Desktop 30%
Mobile 70%
Indonesia Statistics
Population
261,12 Million
Banked Population
48%
Active Social Media U sers
130 Million
Internet Penetration
143,2 million
Mobile Subscriptions
415,7 million
Transaction value in the Fintech market (projected 2018)
U SD $22.338 Million
Sources: World Bank, the Association for Internet Service Providers Indonesia, We are Social, Fintechnews.sg
Internet Penetration
Indonesia Economic Conditions
Neraca pembayaran, Pelemahan rupiah dan
Hutang luar negeri Indonesia
• Defisit Neraca pembayaran Indonesia terdalam sejak 2014 seiring pelemahan nilai tukar rupiah yang mulai bergerak pada trend negative.
• Hutang luar negeri Indonesia terus meningkat sejak krisis 2008 dan pada tahun ini mencapai puncaknya di $357,97 Juta
• Posisi defisit neraca pembayaran ini cukup dalam mengirim Indonesia menempati negara nomer 4 yang terapresiasi nilai hutangnnya oleh penguatan USD.
Current Account ($ Mn) & USD/IDR
Current Account ($ Mn) USD/IDR
140,000
Indonesia External Debt ($ Mn)
Source: Bloomberg, Reliance Research
Indonesia Economic Conditions
Gross Domestic Bruto dan Inflasi stabil cukup
lama.
• GDP Indonesia stabil dikisaran 5% sejak 3 tahun terakhir. Tidak adanya pertumbuhan ekonomi lanjutan setelah krisis 2008 yang sempat naik hingga mendekati 7% menjadi tantangan tersendiri bagi kondisi ekonomi Indonesia. Indonesia sebagai emerging market yang juga cukup banyak mendapat tekanan aksi jual investor asing.
• Stabilnya GDP ini didukung oleh melemahnya Inflasi yang tembus dibawah 3% akibat turunnya kepercayaan konsumen dan peningkatan Suku bunga mengikuti Fed Rate sebagai intervensi nilai tukar. Inflasi tercatat dilevel 2,88% terendah sejak tahun 2010.
Source: Bloomberg, Reliance Research
Source: Bloomberg, Reliance Research
-Indonesia Economic Conditions
Aktivitas Eksport dan Import
• Neraca perdagangan Indonesia terlihat mengalami perlambatan. Defisit neraca perdagangan terlihat melebar di tahun 2018 sebesar $1,02 Miliar setelah terakhir pada tahun 2014.
• Tingginya aktifitas import yang tidak di iringi pertumbuhan eksport membuat deficit neraca perdagangan melebar. Aktifitas import tumbuh hingga diatas 30% pada tahun 2018 sedangkan Eksport hanya sekitar 19%.
• Inflasi yang tertahan pada level 3% membuat aktifitas import melonjak sejak tahun 2016.
-3,000.00
Neraca Perdagangan ($ Mn)
Neraca Perdagangan 12 per. Mov. Avg. (Neraca Perdagangan)
-60.00
Import (%) & Export (%)
Import (%) Export (%) Poly. (Export (%))
-Import (%) Inflasi YoY (%)
Source: Bloomberg, Reliance Research Source: Bloomberg, Reliance Research
Indonesia Economic Forecast 2019-2023
IMF Data –R eliance R esearch EstimateProyeksi Ekonomi Indonesia setelah Pemilu dan
Ekonomi
US yang
telah
mencapai
puncak
prekonomian
• IMF berekspektasi GDP Indonesia stagnan di tahun pemilu
pada level 5,2% namun akan tertekan di tahun 2020F
seiring tekanan Trade Protections Trump yang
memangkas pertumbuhan output ekonomi dunia dan Asia sekitar 0,4% sehingga 2020 GDP Indonesia akan berada dikisaran 4,9%
• Meskipun demikian kami perkirakan Inflasi mulai tumbuh
signifikan sejalan upaya pemerintah menaikan harga BBM mengimbangi harga minyak dunia. Pelemahan nilai tukar Rupiah diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan target pelemahan hingga R p 16.155 pe r U SD.
• Pada tahun 2020 efek dari naiknya harga BBM akan
memicu pertumbuhan Inflasi yang lebih cepat sehingga
mampu meningkatkan permintaan rupiah dan
mengurangi aktifitas import.
• Pemerintah berencana menggalakan pembangunan
infrastruktur guna meningkatkan distribusi dalam negeri hingga produksi. Hal tersebut akan mendorong aktifitas Eksport di tahun 2019 memanfaatkan pelemahan nilai tukar R upiah.
• Rupiah kami perkirakan akan menguat ditahun 2020
hingga 2023 melihat adanya pola siklus ekonomi yakni
tekanan ekonomi di US yang telah mencapai Peak
Conditio ns dan mulai memasuki bubble hingga Recessio n Conditio ns dimana Investor akan kembali melirik Emerging Market dan Indonesia menjadi pilihan utama.
Source: IMF, Reliance Research 5.58
2013 2014 2015 2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
GDP (%) & Inflations (%)
GDP (%) Inflations (%)
Source: IMF, Reliance Research
0.81
2013 2014 2015 2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
Import (%), Export (%) & USD/IDR (%)
USD/IDR Price Technical Forecast
Pertumbuhan Kredit dan BI Rate 7days
Tingkat Pertumbuhan Kredit
• Inflasi menjadi indicator untuk suku bunga dan berimbas pada pertumbuhan kredit.
• Mengacu pada kenaikan Fed rate maka di tahun 2018E Bi rate 7days berada dilevel 6% dan akan naik 75bps di tahun 2019F. Peningkatan BI Rate 7days ini sebagai intervensi aksi jual investor asing yang membuat penjualan terhadap rupiah naik kelevel tertinggi.
• Dengan suku bunga 6,75% di tahun 2019F maka inflasi yang dapat dikendalikan dilevel 3,8% dengan perkiraan pertumbuhan kredit dilevel 12,36% secara YoY.
Inflations (%) & Loan Growth (%)
Inflations (%) Loan Growth (%)
0.75
2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F Fed Rate & BI Rate 7days
Fed Rate (%) Bi Rate 7days (%)
2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
BI Rate (%) % Loan Growth (%)
Bi Rate 7days (%) Loan Growth (%) USD/IDR Source: Bloomberg, Reliance Research
Proyeksi Hutang Indonesia
Harga Eceran BBM Subsidi
Premium Solar
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Proyeksi Hutang Negara Jatuh Tempo (Rp Triliun)
IDR Valuta Asing
13.57% 13.94% 13.00% 11.71%
0.00%
2018 2019E 2020F 2021F 2022F 2023F
Proyeksi Hutang / Pendapatan Negara
IDR (%) Valuta Asing (%) Total Hutang Jatuh Tempo (%)
Source: Kementrian Keuangan, Bank Indonesia, Reliance Research
Strategi Pemerintah dalam menyikapi hutang jatuh tempo
• Hutang negara yang akan jatuh tempo pada tahun 2019
sebesar R p404 Triliun atau 20,27% dari pendapatan negara dengan R p259 Triliun dalam rupiah dan kisaran R p145 Triliun dalam valuta Asing.
• Langkah menaikan harga minyak BBM menjadi langganan
Government Infrastructure Projects
Pembangunan/rekonstruk si/pelebaran jalan 2.007
km
7.512 unit rumah susun
Jalur kereta api 415,2 km’sp
Irigasi 162 ribu Ha
2019 Infrastructure Budget: 420,5 T
4 bandar udara baru
Source: Kementrian Keuangan, Reliance Research
Source: Kementrian Keuangan, Reliance Research
157.4
256.1 269.1
379.4
410.4 420.5
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Stock Market-related Regulations
T+2 Settlements
Acceleration Board for Start-ups:
• Easier for SMEs to do IPO
• R equirement: >1 year operational
• Companies should be profitable in at least 6 years
Tax Incentives
Wider range of attractive tax incentives:
To increase Indonesia’s economy and competitiveness,
lining with the incumbent’s 2ndcampaign mission
Sources: Badan Koordinasi Penanaman Modal, KPMG
The tax incentives are:
• Double Tax R elief
• Tax Holiday
• Tax Allowance
• Direct tax incentives for new enterprises
• Free trade zones and free port areas
• Mergers and Acquisitions tax reliefs
• Import Duty Exemptions
Proposed
Minister of Finance mulls to scrap the luxury tax for
Influence of Presidential Elections
• Ekonomi berkeadilan,
• Membuka lapangan pekerjaan (Menurunkan Tingkat
Pengangguran)
• Memastikan harga-harga terjangkau stabilitas pangan
(Inflasi Stabil)
• Percepatan pembangunan infrastruktur
• Melanjutkan pembangunan diperbatasan dan kawasan
terbelakang diperiode sebelumnya (Infrastruktur)
• R egulasi akses perbankan yang lebih mudah (Fintech)
• Ekonomi umat (Ekonomi Syariah)
Presidential Election Strongest
candidate as of now: Incumbent
Joko Widodo &
Ma’ruf
Amin
(52,2%)
–
September 2018
Their new missions are the continuation of
previous campaign missions: Nawa Cita
(Nine Hopes)
Source: Lingkaran Survei Indonesia
•
Indonesia’s Answer to Embrace Digitalization: Indonesia 4.0 & Fintech
Social Outlook
-Changing Landscape?
• Government programs: Making Indonesia 4.0
(Kemenperin), Fintech Office (BI), Go StartU p (Bekraf) ,
Regulatory Sandbox (BI), P2P R egulations (OJK),
Crowdfunding R egulations (OJK)
• Dalam Penjelasan misi Capres petahanan 2019:
Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktu r
Pendukungnya untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0.
Sources: Statista, Katadata, Reliance Research
18.6
23.8
27.4
32.3
37.1
2017 2018F 2019F 2020F 2021F
Transaksi Fintech Indonesia (Miliar USD)
Social Outlook
-Changing Landscape?
Industrial Revolution
• Fourth Industrial Revolution (4IR): fusion of technologies that is blurring the lines between the physical, digital, and biological spheres
• 4IR mencakup beragam teknologi canggih, seperti
kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT),
Influence of Presidential Elections
Trend positif dari tingkat kepercayaan konsumen
• Pada tahun pemilu tingkat kepercayaan konsumen mengalami shock
atau meningkat dan akan kembali melemah di tahun setelahnya. Hal ini dialami pada tahun 2004, 2009 dan sedikit di tahun 2014.
• Sehingga kami ekspektasi akan ada peningkatan tingkat kepercayaan
konsumen di tahun 2019 yang berimbas postiif pada naiknya inflasi dan keoptimisan konsumen terhadap makro ekonomi.
• Indeks kepercayaan konsumen berada di level 122 per september 2018
50.0
Pemilu 2004 Pemilu 2009
Pemilu 2014
Source: Bloomberg, Reliance Research
Influence of Presidential Elections
IHSG selalu menguat ditahun pemilu presiden
• Ditahun pemilu secara historis IHSG selalu bergerak optimis menguat.
• Pada pemilu 2004 IHSG mengalami penguatan 32,85%, pemilu 2009
mengalami kenaikan 90,17% dan pemilu 2014 mengalami apresiasi 18,29%
• Sehingga kami berekspektasi ditahun pemilu 2019 IHSG kembali
mencatatkan keuntungan yang akan lebih besar dari tahun 2014. Source: Bloomberg, Reliance Research
Source: Wikipedia.org
Pemilu 2004 Pemilu 2009
Pergerakan Indeks Sektoral pada saat pemilu
• Sektor Misc. Industry memimpin rata-rata penguatan pada 3 periode pemilu terakhir dengan total return rata-rata mencapai 80% disusul Sektor Pertambangan 64,83%, Keuangan 58,65% dan Pertanian 55,77%
• 4 Sektor tersebut menjadi unggulan ditahun pemilu.
Influence of Presidential Elections
69.61%
Total Return - Tahun
Pemilu 2004
Total Return - Tahun
Pemilu 2009
Total Return - Tahun
Pemilu 2014
Tot al Ret urn Rat a-rat a Sekt oral Indeks
Misc Industry 242.42% 80.81%
Mining 194.50% 64.83%
Basic Industry 116.02% 38.67%
Source:Reliance Research Source:Reliance Research
Sector Index Momentums
Relative Rotations Graph All Sector Index (15 Q)
Agriculture Misc. Industry Basic Industry Consumer Finance Property Infrastructure Mining Trading
Bloomberg, Reliance Research
Improving Leading
Weakening Lagging
Pergerakan Relative Sectoral
Index per Quartal
• Sektor yang sedang berotasi
pada level lagging menuju
improving menjadi favorite
dengan indikasi mengalami
trend penguatan.
• Hampir semua sector
mengalami pembalikan arah
rotasi dari weakening menuju improving.
• Sektor Pertambangan dan
Industry dasar bergerak
memimpin pada kuadran
leading. Sedangkan sector
keuangan bergerak melemah
menuju kuadran weakening.
• Sektor Misc. Industry,
Infrastruktur, Property dan
Konsumer bergerak keluar dari
weakening pada kuadran
lagging memberikan signal
rebound pada pergerakan
kuartal selanjutnya.
• Sektor Pertanian dan Trading
mulai memasuki kuadran
improving dimana momentum
Stock Picks
Lagging Sector
Property Stock Pick
EPS 2018E
P/E 2018E
Price Target 2018E
Price Target 2019F
Upside Potential WSKT 428,35 3,97 1.704 2.710 59,04%
WEGE 49,02 4,73 237 360 52,07%
ASRI 60,40 4,73 291 385 32,42%
MDLN 44,05 4,95 223 350 56,99%
BSDE 173,61 6,65 1.162 1.800 54,95%
PTPP 219,24 6,96 1.532 2.181 42,33%
ADHI 167,60 8,29 1.398 2.295 64,13%
TOTL 70,50 8,37 598 725 21,16%
WIKA 143,16 9,53 1.375 2.100 52,78%
PWON 43,64 11,80 527 705 33,83%
CTRA 39,35 22,23 897 1.330 48,23%
Stock Picks
Weakening Sector
Finance Stock Pick
EPS 2018E
P/E 2018E
Price Target 2018E
Price Target 2019F
Upside Potential BNGA 134,57 6,91 937 1.210 29,15%
BJTM 78,77 8,25 658 693 5,20%
BBTN 300,67 8,75 2.639 3.250 23,16%
BBNI 798,34 9,27 7.409 8.850 19,44%
IMJS 58,51 11,37 676 1.035 53,02%
PNBN 97,64 10,04 990 1.145 15,65%
BBRI 249,19 12,64 3.163 3.800 20,15%
BMRI 507,05 13,26 6.738 8.000 18,72%
BJBR 126,93 15,99 2.046 1.700 -16,91%
BTPN 256,46 14,58 3.755 4.400 17,19%
BDMN 381,23 18,89 7.219 7.177 -0,59%
IHSG Forecast
IHSG Forecast
• Berdasarkan parameter Macro Economic yang diforecast
hingga 2023F Target IHSG pada tahun 2019F dilevel
7132,87 dengan 25,31x P/E dan potensi upside 14,18% jika IHSG berhasil tutup sesuai estimasi kita di 6246,81
tahun 2018E
• Pertumbuhan GDP , Import, Export dan Pinjaman serta
Posisi R upiah terhadap USD hingga BI rate 7days menjadi parameter pengukuran
Source:Reliance Research Estimate
Indonesia Macro Economic 2013 2014 2015 2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
GDP (%) 5.58 5.05 5.15 4.94 5.10 5.20 5.20 4.95 4.87 4.79 4.70 Inflations (%) 8.08 8.36 3.35 3.02 3.80 3.40 3.80 3.43 3.47 3.53 3.45 Import (%) 0.81 6.61 16.33 5.84 18.17 24.14 14.77 18.02 18.72 16.67 17.82 USD/IDR 12,171 12,388 13,788 13,473 13,555 15,498 16,061 14,723 14,164 13,759 14,155 Export (%) 10.22 14.92 17.45 16.07 7.46 13.24 13.99 13.28 12.54 11.85 12.73 Bi Rate 7days (%) 6.25 6.50 6.25 4.75 4.25 6.00 6.75 7.00 7.00 6.75 6.00 Loan Growth (%) 23.13 21.39 11.56 10.12 8.20 13.54 12.36 11.25 11.81 12.37 12.24
IHSG Forecast 2013 2014 2015 2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F 2022F 2023F
IHSG EPS (IDR) 215.85 237.88 156.73 223.71 283.01 259.02 281.83 284.22 300.78 321.42 363.71 IHSG P/E 19.86 22.02 29.14 23.70 22.51 24.12 25.31 23.99 25.71 26.11 27.42
IHSG Index 4286.78 5238.12 4566.64 5302.80 6370.58 6246.81 7132.87 6816.92 7734.01 8392.52 9971.54
End of Presentations
Reliance Research
Lanjar Nafi - Head of Research & Equity Technical Analyst
Lanjar@reliancesekuritas.com
Aji Setiaw an - Research Analyst
Aji@reliancesekuritas.com
Kornelis Wicaksono - Research Analyst
Kornelis@reliancesekuritas.com
Disclaimer: