BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pembangunankesehatansetiapanakmerupakanhalpentingdanmerupantujuannasionaldal ambidangkesehatan.Perhatianterhadapkesehatananaktelahberubahfokusnyadaripenyak it yang bersifatinfeksimenjadihal-hal yang mengganggu kesehatan secara keseluruhan termasuk emosional, psikologi dan masalah belajar. Perkembangan intelektual dan performa akademik anak telah menjadi perhatian karena implikasinya pada performa masa depan serta kualitas hidup individual dalam kehidupan sosial.
Performa akademis selain ditentukan dalam bentuk afektif juga bergantung dari fungsi intelegensi anak. Intelegensia merupakan aplikasi dari aspek kognitif dan metakognitif pada proses belajar dan pemecahan masalah, sedangkan proses kognitif bergantung dari fungsi-fungsi otak seperti memori jangka pendek dan jangka panjang, encoding dan practice. Selain fungsi kognitif di dalam behavioral neurology dibagi menjadi lima domain kognitif yaitu attention, language, memory, visuospatial dan executive function.
Kecepatan proses kognitif attention diketahui bergatung pada derajat konsentrasi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa dalam proses pemusatan perhatian atau konsentrasi terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu pemusatan atau control perhatian, penyesuaian diri, berencana dan adaptasi perhatian dengan bertambahnya usia (Nihayah, 2002).
kemampuan untuk memisahkan stimulasi yang tidak dikehendaki di antara sekian banyak stimulasi yang tersedia (Sari.D.P, 2006).
Gangguan pemusatan perhatian ditandai oleh rentang perhatian yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan dan impulsifitas yang tidak sesuai dengan usia. Pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian bukan tidak mampu untuk konsentrasi tapi kesulitan untuk memusatkan perhatian, hal ini menyebabkan mereka sulit untuk konsentrasi.
Senam Otak adalah gerakan sederhana yang menyenangkan, terdiri dari gerakan sederhana yang dapat menunjang kerja sama antara otak bagian kiri dan otak bagian kanan. Senam otak ini uga sudah digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan seluruh otak.
Beberapa penelitian senam otak misalnya, menurut Donczik (2011) senam otak pada anak-anak disleksia meningkatkan kefasihan membaca, kecepatan pemahaman serta fungsi memori jangka pendek dan jangka panjang. Honegger (2004) menemukan peningkatan kemampuan menulis pada anak kelas 1 yang melakukan senam otak 3 kali seminggu selam 6 bulan.
Ayinosa (2009) senam otak dapat meningkatkan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan otak untuk melakukan perencanaan, respon d an membuat keputusan. Nuryana (2010) senam otak dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak kelas 4 yang berumur 10 tahun.
1.2 PerumusanMasalah
Dari hasil beberapa penelitian senam otak terdahulu misalnya, menurut Donczik (2011) senam otak pada anak-anak disleksia meningkatkan kefasihan membaca, kecepatan pemahaman serta fungsi memori jangka pendek dan jangka panjang. Honegger (2004) menemukan peningkatan kemampuan menulis pada anak kelas 1 yang melakukan senam otak 3 kali seminggu selam 6 bulan.
Ayinosa (2009) senam otak dapat meningkatkan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan otak untuk melakukanp erencanaan, respon d an membuat keputusan. Nuryana (2010) senam otak dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak kelas 4 yang berumur 10 tahun.
Jika hal ini kita biarkan akan menimbulkan hal yang negative bagi anak terutama dalam prestasi akademis anak. Karena anak dengan gangguan pemusatan perhatian mempunyai factor-faktor lain yang mempengaruhi konsentrasinya dimana hal tersebut tidak terdapat pada anak tanpa gangguan pemusatan perhatian hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang “EFEKTIFITAS SENAM OTAK DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DI SDN X” untuk diteliti lebih lanjut.
1.3 PertanyaanPenelitian
1.3.1Bagaimana hubungan senam otak dengan kemampuan anak untuk konsentrasi?
1.3.2Bagaimana hubungan senam otak dengan kemampuan anak untuk memusatkan perhatian?
1.3.3 Bagaimana hubungan senam otak dengan kemampuan anak mengerti akan arahan-arahan yang diberikan?
1.3.4Bagaimana hubungan senam otak dengan keterampilan social anak terhadap lingkungan?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum
Membuktikan pengaruh senam otak terhadap peningkatan konsentrasi pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian.
1.3.3 Mengetahui hubungan senam otak dengan kemampuan anak mengerti akan arahan-arahan yang diberikan?
1.3.4 Mengetahui hubungan senam otak dengan keterampilan social anak terhadap lingkungan?
1.3.5 Mengetahui hubungan senam otak dengan kemampuan motorik anak?
1.5 ManfaatPenelitian
Manfaat penelitian merupakan sebuah hasil yang didapatkan dari sebuah penelitian itu sendiri selain dari apa yang dihasilkan dan dicapai dari tujuan penelitian. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan berdasarkan ruang lingkupnya antara lain :
1.5.1 bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya kepustakaan tentang senam otak serta pengetahuan dalam perkembangan ilmu keperawatan mengenai efektifitas senam otak dalam meningkatkan konsentrasi pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian.
1.5.2 bagiprofesikeperawatan
1.5.3 bagi orang tuadan guru
Memberikan informasi orang tuadan guru tentang hubungan senam otak terhadap perkembangan anak, sehingga orang tua diharapkan mengetahui tentang manfaat senam otak dan ikut berperan dalam peningkatan perkembangan anakdan memberikan kebutuhan anak yang tepat sedangkan guru dapat menjadi mediator pada saat anak berinteraksi dengan lingkungan.
1.5.4 bagi peneliti