• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MCDONALISA SI TERHADAP MASYARAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MCDONALISA SI TERHADAP MASYARAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GLOBALISASI

Disusun Oleh :

TOMMY JOKO PUTRA 13211O5O23

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

PENGARUH MCDONALISASI TERHADAP MASYARAKAT PINGGIRAN

LATAR BELAKANG

Teori mengenai globalisasi menurut George Ritzer, muncul sebagai hasil dari rentetan perkembangan internal atas teori sosial melawan perspektif yang telah ada sebelumnya yaitu teori modernisasi. Karakteristik dari teori ini adalah orientasinya yang menyebarluaskan fokus utama dari dunia Barat. Globalisasi sendiri terjadi dalam beberapa dimensi utama yaitu : politik/institusi, ekonomi, budaya. Pada titik ekstrem, globalisasi kultur dapat dilihat sebagai ekspansi transnasional dari kode dan praktik bersama (homogenitas), atau proses dimana banyak input kultural lokal dan global saling berinteraksi untuk menciptakan semacam perpaduan yang mengarah ke pencangkokan kultur (heterogenitas).

Pada level ekonomi, globalisasi dapat dilihat sebagai penyebaran ekonomi pasar keseluruh kawasan dunia yang berbeda (heterogenitas). Namun pada pandangan lain, globalisasi ekonomi juga dapat menyebabkan komodifikasi kultur lokal dan ekspansi spesialisasi yang fleksibel yang bisa mengaitkan berbagai produk dengan kebutuhan dari beragam spesifikasi lokal (heterogenitas). Dan pada tingkat institusi, dapat dilihat melalui pertumbuhan institusi dan organisasi transnasional banyak menghilangkan kekuasan negara-bangsa dan struktur sosial-lokal lainnya untuk membuat perbedaan dalam kehidupan individu. Globalisasi juga mempengaruhi gaya hidup suatu bangsa maupun Negara melalui makanan dan minuman sehingga gaya hidup tersebut mampu merangsek masuk ke seluruh dunia.

(3)

Pokok pembahasan dari proposal ini bukan pada McDonald sebagai pola komsumsi masyarakat modern, namun pada sistem yang diterapkan McDonald dalam proses sosial masyarakat modern. Ritzer(1999; 567) McDonalisasi adalah salah satu dari alat komsumsi yang baru, selain alat lainnya, seperti mall, megamall,(misalnya Mall of Amaerca) cybermall, superstore ( misalnya, Toys, “R” Us) discounter (WalMart), salauran hiburan, hotel-kasino Las Vegas, teman bertemakan ala Disney dan sebagainya. McDonaldisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh George Ritzer (sosiolog dari Universitas Maryland) dalam The McDonaldization of Society (1993) untuk menunjukkan suatu proses dimana prinsip-prinsip restoran cepat saji (lebih khusus lagi: McDonald’s) mulai mendominasi berbagai sektor masyarakat di seluruh dunia, mulai dari bisnis restoran, agama, seks, pendidikan, dunia kerja, biro periklanan, politik, program diet, keluarga dsb.

Ritzer menjelaskan prinsip-prinsip McDonald’s (dan model McDonald’s) yang kemudian mendominasi sektor lain (McDonaldisasi) dimana prisip-prinsip McDonald’s ini adalah komponen dasar sistem masyarakat modern yang rasional. Ritzer menunjukkan bagaimana sistem yang rasional ini sebenarnya penuh dengan irasionalitas. Meningkatnya layanan home-delivery di Jepang misalnya, bukannya meningkatkan efisiensi, tetapi malah membuat jalan raya dipenuhi mobil-mobil pengantar pesanan dan membuat meningkatnya kemacetan. Contoh lain, karena kantor-kantor dipenuhi dengan mesin-mesin penjawab dan pengatur lalu-lintas telepon, kini untuk menghubungi seseorang kita harus melewati banyak sekali nomor.

Penggantian manusia dengan mesin dengan dalih efisiensi juga bisa dipertanyakan: efisien untuk siapa? Dalam kasus mesin ATM misalnya, kita bisa melihat dari perspektif pemilik bank bahwa ini berarti mempekerjakan orang dengan tanpa dibayar (yaitu konsumen yang diposisikan sebagai pengganti teller). Dari perspektif ini akhirnya konsumenlah yang harus melakukannya sendiri; melakukan transaksi, mengambil nota, menghitung uang dsb.

RUMUSAN MASALAH

(4)

ANALISA TEORI

George Ritzer (2002) menyebut proses perubahan dan fenomena globalisasi yang merambah ke berbagai penjuru dunia sebagai proses McDonalisasi. Disebut sebagai McDonalisasi karena dalam pandangan Ritzer proses perubahan yang tengah melanda masyarakat di era post-industrial tak udahnya seperti proses perubahan yang terjadi karena merebaknya praktik bisnis fast food McDonald di berbagai belahan dunia. Kehadiran McDonald merupakan tonggak lahirnya sebuah “paradigma” yang dinamakan McDonalisasi, yaitu sebuah proses dimana berbagai prinsip restoran fast food hadir untuk mendominasi lebih banyak sektor kehidupan di berbagai negara manapun di dunia.

Dalam mengembangkan konsep dan penegertian McDonalisasi, Ritzer banyak dipengaruhi Max Weber, seorang teoritisi sosial yang terkenal dengan konsepnya tentang “ kerangkeng besi” rasionalitas birokrasi. Hanya saja berbeda dengan Weber yang melihat birokrasi sebagai institusi yang rasional, menurut Ritzer di era post modern, rasionalitas diwakili oleh restoran cepat saji McDonald yang seolah menggantikan birokrasi untuk menyebarluaskan cara kerja rasional, yang ujung-ujungnya sebetulnya irrasional.

Di berbagai negara, menurut Ritzer apa yang disebut pelayanan cepat saji atau pelayanan instan telah meerambah ke berbagai sektor kehidupan dan diinfestasikan dalam beberapa cara. Model pengelolaan usaha sperti McDonald tidak saja diadopsi sebatas oleh usaha waralaba makanan, namun telah pula masuk dan berkembang dalam bisnis restoran-restoran cepat hidang di negara-negara maju maupun di negara sedang berkembang.

(5)

Menjamurnya model McDonald atau proses McDonalisasi ke dalam aktivitas bisnis lain, menurut George Ritzer (2012: 993-995) adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan dari pengaruh globalisasi yang merambah ke berbagai penjuru dunia. Cara kerja sebagaimana diterapkan restoran cepat saji McDonald yang menekankan pada efisiensi, kemudahan diperhitungkan, kemudian diprediksi, kontrol melalui teknologi, dan secara paradoksial ketidakrasionalan rasionalitas, bukan saja kemudian diterapkan dalam proses pengelolaan berbagai jenis usaha yang lain, tetapi juga memengaruhi aktivitas dan perilaku sosial masyarakat di era Post-industrial.

(6)

PEMBAHASAN

Ritzer(1999; 567) McDonalisasi adalah salah satu dari alat komsumsi yang baru, selain alat lainnya, seperti mall, megamall,(misalnya Mall of Amaerca) cybermall, superstore ( misalnya, Toys, “R” Us) discounter (WalMart), salauran hiburan, hotel-kasino Las Vegas, teman bertemakan ala Disney dan sebagainya. Setiap dimensi McDonalisasi dapat menggunakan kartu keredit membantu masyarakat berbelanja makan pizza hutt tampa uang kontan di tangan. Proses modernisasi dan globalisasi mencakup proses yang sangat luas dan sifatnya sangat relative, tergantung pada dimensi dan waktu. System budaya pramodern sebenarnya telah memiliki perhitungan waktu. System kalender merupakan kekuatan kebudayaan yang banyak dimiliki masyarakat agraris untuk menetukanmasa tanam dan masa panen. Waktu masih dikaitkan dengan dimensi ruang dan tempat sampai dengan keseragaman pengukuran waktu oleh jam mekanis yang dicocokan dengan keragaman dalam organisasi social waktu. Salah satu aspek utama adalah adanya standarisasi kalender Internasional (Giddens, 2005)

(7)

Ritzer (2008) menjelaskan gejala globalisasi dengan beberapa konsep, yaitu globalisasi virus, globalisasi kapitalismeMcDonalisasi; Amerikanisasi. Contoh restoran cepat saji di Indonesia. Globalisasi tempe makanan khas Indonesia sekarang dapat dinikmati masyarakat jepang dengan rasa khas Jepang dan sebaliknya Shushi ala Jepang dapat dinikmati di Indonesia dengan khan Sushi Indonesia dan system pemilu langsung sebuah adopsi system politik barat

Amerikanisasi dapat didefinisikan sebagai proses pengembang biakan ide-ide kebiasaan social, industry modal amerika keseluruh dunia. Sebagai contoh model-model serta artis-artis Amerika dengan mudah memasukan Albunnya ke Indonesia, bahkan sampai ke acara televise Amerika yang diadopsi televise swsta nasional, seperti Teke me aut, dan tekhim aut, Indonesian Idol dan sebagainya serta beberapa produk asal amerika juga leluasa dipajang disupermaket besar sampai took-toko kecil seperti coca cola company, McDonald, KFC.

Homogenisasi budaya pada skala global ditampilkan melalui media massa, terutama televisi, inperialisme media semakin lama semakin mengubah dunia menjadi dusun global dimana lingkut pengalaman kultur dan produknya pada dasarnya adlah sama, melihat kenyataan ini Hanner dalam Sztompka (1994) mencetuskan teori dengan nama ecumene merupakan kawasan interaksi interprestasi dan pertukaran budaya yang langsung terus menerus. Budaya tradisional muncul dalam batas komunitas, terpaku pada ruang dan waktu tertentu dan diciptakan, diperagakan dan dicipta ulang dalam interaksi langsung secara tatap muka. Budaya modern melintasi ruang dan waktu, melalui tehnologi komunikasi dan transportasi tampa terikat pada ruang dan waktu.

(8)

Pada tulisan diatas, dalam konteks pembangunan, konsep Gramsci memang sangat dekat dengan dasar pemikiran teori dependensi (Cardoso), termasuk imperialisme struktural (Johan Galtung) dan imperialisme kultural (Herbert Schiller). Menurut Cardoso sebagai tokoh utama teori Dependensi Baru, negara Dunia Ketiga tidak lagi hanya semata bergantung pada asing, tetapi sebagai aktor yang aktif yang secara cerdik berusaha untuk bekerja sama dengan modal domestik dan modal internasional. Konsep ini dapat menjelaskan sekalipun dalam era globalisasi —wajah lain dari kapitalisme internasional—telah melakukan penetrasi kultural ke segala mata angin dunia, maka seharusnya ekspresi kebudayaan dunia akan bermuka tunggal dalam satu kontrol. Seluruh ekspresi kebudayaan termasuk ekspresi simboliknya akan mengacu pada ekspresi dominan dalam nama pasar. Tidak ada celah lagi untuk menjadi independen. Namun kenyataannya masyarakat secara cerdik memanfaatkan intrusi pasar itu menjadi terobosan identitas.

Teori dependensi berbicara tentang kapitalisme dan eksploitasi sebagai penyebab kegagalan negara pinggiran Frank menyajikan lima tulisan tentang dependensi, yaitu terdapat kesenjangan pembangunan antara negara sentral dan pinggiran, pembangunan pada negara satelit dibatasi oleh status negara satelit tersebut.Kemampuan negara satelit dalam pembangunan ekonomi terutama pembangunan industri kapitalis meningkat pada saat ikatan terhadap negara sentral sedang melemah. Pendapat ini merupakan antitesis dari modernisasi yang menyatakan bahwa kemajuan negara dunia ketiga hanya dapat dilakukan dengan hubungan dan difusi dengan negara maju. Tulisan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu “isolasi temporer” yang disebabkan oleh krisis perang atau melemahnya ekonomi dan politik negara sentral.

(9)

pada negara satelit yang memiliki hubungan sangat erat telah menjadi “sapi perah” bagi negara sentral. Negara satelit tersebut hanya sebatas sebagai penghasil produk primer yang sangat dibutuhkan sebagai modal dalam sebuah industri kapitalis di negara sentral. Eksploitasi yang menjadi ciri khas kapitalisme menyebabkan menurunnya kemampuan berproduksi pertanian di negara satelit. Ciri pertanian subsisten pada negara terbelakang menjadi hilang dan diganti menjadi pertanian yang kapitalis.

Frank telah memberikan alasan dari kegagalan negara pinggiran untuk maju seiring dengan negara sentral. Kegagalan ini disebabkan oleh adanya eksploitasi dan sistem ekonomi kapitalisme yang dilakukan oleh negara sentral. Santos mengamsusikan bahwa bentuk dasar ekonomi dunia memiliki aturan-aturan perkembangannya sendiri, tipe hubungan ekonomi yang dominan di negara sentral adalah kapitalisme sehingga menyebabkan timbulnya usaha melakukan ekspansi keluar dan tipe hubungan ekonomi pada negara pinggiran merupakan bentuk ketergantungan yang dihasilkan oleh ekspansi kapitalisme oleh negara sentral.

Keterbatasan sumber daya pada negara maju mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran pada negara miskin. Pola yang dilakukan memberikan dampak negatif berupa adanya ketergantungan yang dialami oleh negara miskin. Negara miskin akan selalu menjadi negara yang terbelakang dalam pembangunan karena tidak dapat mandiri serta selalu tergantung dengan negara maju. Apabila kita lihat, tampak bahwa teori dependensi memiliki kecenderungan untuk mempersoalkan kapitalisme sebagai penyebab kemiskinan dan kegagalan pembangunan di negara pinggiran. Eksploitasi sumber daya alam serta proses pertukatan yang tidak seimbang antara negara sentral dan negara pinggiran menyebabkan tidak seimbangnya keuntungan yang didapatkan oleh masing-masing kelompok negara.

(10)

membawa dampak yang sangat besar dalam masyarakat. Kecenderungan untuk bersikap rasional dan berkembang dalam lingkungan yang lebih majemuk, telah merekonstruksi formasi sosial lama pada pola baru yang lebih mampu mengakomodasi pandangan-pandangan baru yang sebelumnya di masyarakat mekanik menghadapi resistensi.

Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Sebagaimana digambarkan pada tulisan tersebut, masyarakat tradisional Indonesia pada dasarnya memiliki ciri yang dinamis, mengolah “resistensi” serbuan budaya Barat sesuai dengan tantangan inetrnal dan kekuatan eksternal yang mempengaruhinya. Hal ini sejalan dengan pandangan Michael R. Dove dalam kajiannya tentang Indonesia, bahwa budaya tradisional merupakan sesuatu yang dinamis dan selalu mengalami perubahan, mampu melakukan penyesuaian dengan baik terhadap kondisi lokal. Teori ini merumuskan implikasi kebijakan pembangunan yang diperlukan untuk membangun Dunia Ketiga sebagai keterkaitan antara negara berkembang dengan negara maju akan saling memberikan manfaat timbal balik, khususnya bagi negara berkembang. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

(11)

KESIMPULAN

McDonalisasi merupakan sebuah proses dengan apa prinsip-prinsip dari restoran cepat saji semakin lama semakin banyak sector dari masyarakat Amerika dan sejumlah besar masyarakat lainnya di seluruh dunia. Ada beberapa prinsip kerja yang menjadi model McDonalisasi yaitu: efesiensi, kemampuan memperhitungkan, kemampuan memperediksi dan mengontrol terutama melalui penggantian tehnologi manusia dengan mesin.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George. Globalization_ The essentials. Willey Blackwell.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Post-Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Giddens, Anthony. 2001. Teori Strukturisasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penyambungan yang umum digunakan pada struktur ruang adalali sambungan sistem Mero. Sambungan ini terdiri sebuah bola baja berulir dimana ujung batang rangka ruang

Jaringan granulasi pada dasar ulkus merupakan komponen jaringan ikat yang terdiri dari fibroblas, makrofag, dan sel endotel yang berproliferasi membentuk pembuluh darah

Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan

Menurut Latainer dalam Sutrisno (2011:87) mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat

Penelitian terdahulu pertama yang di lakukan oleh (Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi Iman Abadi) yang berjudul “Impact of Brand Equity on Purchase

Dengan demikian, perbedaan hasil kompetensi pengetahuan IPA dapat terlihat dari langkah pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelompok tersebut, hasil analisis uji

Berdasarkan telaah kerangka pemikiran diatas penulis berasumsi bahwa radikalisme yang berujung pada kekerasan yang terjadi diakibatkan oleh ketidakadilan dan

4 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kls II Palembang Perawat D-III Keperawatan II/c 1.. Epidemiolog Kesehatan/Sanitarian D-III Kesehatan