ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA By. Y
DENGAN BBLR
DI DESA KERTA JAYA
KOTA BANDUNG
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Oleh:
MIRA SITRI ILI
14901-17069
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. R
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Identitas kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. R 2) Umur Kepala Keluarga : 45 Tahun 3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Petani
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5) Alamat : Gunung sari RW 01/01
b. Komposisi anggota keluarga
No Nama Umur Jenis
Kelamin Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. R 45 Th L Kepala Keluarga
SMP Petani
2 Ny. I 40 Th P Istri SLTP IRT
3 An. T 2 hr P Anak -
-c. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Meninggal : Laki-laki
: Garis Perkawinan : Garis Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah : Tn. A
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti, karena terdiri dari satu anggota keluarga yaitu Ayah, Ibu serta Anaknya.
e. Suku Bangsa
1) Asal suku bangsa keluarga : Keluarga Tn. R berasal dari suku Sunda 2) Bahasa yang dipakai keluarga : Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. 3) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan : Tidak ada kebiasaan khusus yang dipengaruhi suku Sunda yang mempengaruhi kesehatan.
f. Agama
g. Status sosial ekonomi
1) Penghasilan keluarga Tn. R adalah Rp 550.000,- perbulan.
2) Jenis pengeluaran keluarga setiap bulan adalah untuk kebutuhan rumah tangga (makan, minum) dan untuk biaya pendidikan anak. 3) Tabungan khusus kesehatan : Keluarga Tn. R tidak memiliki
tabungan kesehatan ataupun asuransi.
4) Barang (harta benda yang dimiliki keluarga) : Keluarga tidak memiliki sarana hiburan di rumahnya.
h. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai jadwal khusus untuk berekreasi 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman 1998), keluarga By. Y berada dalam tahap perkembangan ketiga yaitu keluarga dengan anak usia pra sekolah. Orang tua By. Y yaitu Tn. R sudah berusia 35 tahun dan Ny. I berusia 32 tahun, pasangan ini mempunyai dua anak yang pertama meninggal saat lahir (prematur) dan yang kedua berusia 7 hari.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga By. Y baru di tahap perkembangan keluarga yang ketiga masih banyak tahap perkembangan selanjutnya yang belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti :
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti
Tn. R menjadi kepala keluarga dan memiliki seorang istri serta seorang anak yang berusia 15 tahun.
2) Penyakit yang diderita keluarga
Keluarga By. Y mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit infeksi menular (misal TB), penyakit kardiovaskuler (hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan gemeli (kembar). Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
Rumah keluarga By. Y rumah semi permanen dengan atap dari genteng, lantai dari semen dan dinding dari bilik. Yang terdiri dari 2 kamar tidur dan semuanya memiliki jendela. Terdiri dari satu ruang tamu yang bergabung dengan ruang keluarga dan ruang makan, satu dapur dan satu WC/kamar mandi. Untuk keperluan minum, mandi dan mencuci, keluarga Tn. R memanfaatkan sumur pompa yang terdapat disebelah timur rumah. Disebelah barat rumah Tn. R terdapat kandang bebek, sedangkan di sudut utara timur terdapat tempat sampah yang rutin dibersihkan tiap 2 hari sekali. Cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa ke rumah Tn. R. Pada siang hari. Pada malam hari terdapat nyamuk di rumah keluarga Tn. R.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. R tinggal di daerah pedesaan yang padat penduduk yaitu desa gunung sari. Keluarga Tn. R tinggal di daerah hunian yang lingkungan antar rumahnya tidak berjauhan. Keluarga Tn. A jarang berkumpul dengan keluarga-keluarganya, kecuali ada acara keluarga. Interaksi dengan masyarakat dilakukan Ny. I jika semua pekerjaan telah selesai, dan tidak sedang membantu suaminya. Sedangkan Tn. R biasa berinteraksi secara formal dengan masyarakat jika ada pertemuan antar sesama warga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. R sudah ± 30 tahun tinggal di rumah yang mereka huni saat ini. Sejak menikah Tn. R dan Ny. I sudah tinggal di tempat yang didiaminya sekarang.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Tn. R tidak mengikuti kegiatan organisasi di masyarakat karena TN. R bekerja tetapi anak perempuannya mengikuti pengajian di mesjid.
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasai keluarga
1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
Anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan dengan jelas. Anggota keluarga mendengar, memperoleh, dan memberikan respon dengan baik terhadap pesan dari Kepala keluarga. Bahasa yang digunakan sehar-hari adalah Bahasa Sunda dan terkadang Bahasa Indonesia. Keluarga biasanya berkomunikasi secara langsung.
2) Cara keluarga memecahkan masalah
Keluarga bersifat terbuka dan selalu mendiskusikan masalah. Emosi yang disampaikan bersifat positif karena marahnya Tn. R hanya untuk menasehati keluarganya. Pola umum yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan penting biasanya dilakukan secara langsung. Tidak terdapat jenis disfungsional komunikasi yang nampak dalam pola komunikasi keluarga. Tidak ada hal-hal/masalah yang tertutup untuk didiskusikan dalam keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah adalah membicarakan dan mendiskusikannya bersama seluruh anggota keluarga untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. 2) Kekuatan yang digunakan keluarga
Kekuatan yang digunakan oleh keluarga adalah kesabaran dan kebersamaan dalam keluarga dalam menyelesaikan semua masalah yang dihadapi. Keluarga juga selalu berdoa untuk diberikan kesabaran apabila ada masalah dalam keluarga.
c. Struktur peran Formal dan informal
mencari nafkah dan sebagai pemimpin dalam keluarga. Tidak ada konflik peran dalam keluarga. Peran informal dalam keluarga ada, jika ada anggota keluarga yang sedang sakit, Ny. I berperan untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Tujuan dari peran informal yang dijalankan keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga wajib melayani dan merawat keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan nilai dan norma kelompok atau komunitas yang lebih luas. Nilai ini dianut secara sadar oleh keluarga dan keluarga menganggapnya penting. Tidak ada konflik menonjol dalam keluarga. Keluarga menganggap bahwa kelas sosial, latar belakang tidak mempengaruhi nilai-nilai keluarga. Keluarga menganggap kesehatan sangatlah penting, keluarga percaya bahwa penyakit yang diderita dapat diobati.
5. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif
Anggota keluarga bisa merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga. Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan psikologis anak. Anggota keluarga sangat menghormati adanya kebutuhan-kebutuhan/keinginan-keinginan berbeda. Keluarga saling menghormati satu sama lain. Keluarga merasakan kesepian bila ditinggal salah satu anggota keuarga pergi kesuatu tempat meski hanya beberapa hari. Anggota keluarga saling mendukung satu sama lain dengan penuh perasaan akrab dan menunjukkan kasih sayang satu sama lain.
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
Bagaimana keluarga mengenalkan masalah kesehatan
1) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya meggunakan tanaman obat-obatan yang dibuat sendiri.
2). Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga Tn. R tidak ditemukan penyakit menular.
2) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan
Keluarga Tn. R jarang pergi ke Puskesmas jika hendak berobat. 3) Sumber pembiayaan
Keluarga menggunakan biaya sendiri untuk membayar pelayanan kesehatan.
4) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan
Fasilitas perawatan dari rumah keluarga Tn. R dengan Puskesmas sekitar ± 4 km, sedangkan jarak dengan dokter swasta sekitar ± 2 km. Biasanya ditempuh dengan angkot /motor.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Panjang
Keluarga Tn. R memiliki stressor pada ekonomi. Dari sisi kesehatan, Tn. R juga khawatir akan kesehatan keluarganya, Tn. R khawatir penyakit anaknya bertambah semakin parah.
b. Stressor Jangka Pendek
Tn. R mengatakan cemas apabila ada anggota keluarga yang sakit oleh karena itu keluarga menginginkan penjelasan tentang penyakit yang dialami keluarga Tn. R. Keluarga Tn. R merasa belum bisa mengatur perekonomian keluarga. Cara mengatasi stressor ini adalah dengan membuat suatu catatan pengeluaran dan berusaha untuk sehemat mungkin.
c. Kemampuan Keluarga Terhadap Stressor
ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan kepada keluarga ataupun tetangga di sekitar rumah.
d. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga selalu membicarakan masalah kepada orang terdekat di keluarga, terkadang melibatkan keluarga terdekat untuk mengambil keputusan yang terbaik baik bagi keluarga, dan selalu berdoa kepada Tuhan.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terdapat adaptasi disfungsional dalam keluarga Tn. R, walaupun sedang mendapatkan cobaan, akan tetapi Tn. R sebagai kepala keluarga selalu memberikan semangat dan harapan kepada anggota keluarganya.
7. Pemeriksaan fisik
1). Keadaan umum : Klien tampak lemah Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar Dada : 28 cm Lingkar Perut : 25 cm Panjang Badan : 38 cm Berat badan lahir : 1400 gr BB saat dikaji : 1200 gr Lingkar lengan atas : 5 cm
2). Vital Sign P : 138 x/menit RR : 76 x/menit S : 39,1 0C
3). Kepala
4). Mata
Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh, sklera tidak ikterik.
5). Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat lanugo
6). Hidung
Bentuk hidung normal, PCH positif, terpasang O2 sungkup 5 liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih, tidat terdapat polip dan benjolan.
7). Mulut
Bentuk bibir simetris, tidak terdapat labio palato skizis, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa – sisa pemberian PASI.
8). Dada
Bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium), RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, tidak terdapat bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak terdapat kardiomegali, palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba lemah dan ireguler.
9). Punggung
Keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo, tidak terdapat tanda-tanda dekubitus/ infeksi.
10). Abdomen
11). Umbilikus
Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas.
12). Genitalia
Labia mayor belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan bayi sudah BAB, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan konsistensi lembek.
13). Integumen
Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash). Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh.
14). Tonus Otot
Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan.
15). Ekstrimitas
Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak terdapat benjolan dan lesi.
Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang IVFD D5 ½ NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10
tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema Sianosis
16). Refleks
Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon)
Menggenggam : Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan respon
bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah.
Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap dot
Rooting : Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus tersebut.
17). Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.
A. DATA IBU
1. Nama : Ny. Y
2. Usia : 32 tahun 3. Pekerjaan : IRT 4. Pendidikan : SMA
5. Status Kehamilan : G2 P2 A0 usia kehamilan 29 minggu HPHT : 10 Mei 2008
HPL : 17 Februari 2009
6. Riwayat Persalinan : Persalinan spontan, P2 A0
7. Riwayat Kesehatan : Kehamilan prematur kurang bulan
8. Lama Persalinan : 8 jam 45 menit, Kala I : 7 jam, Kala II : 15 Menit, Kala III 30menit, kala IV 1jam setelah plasenta lahir.
9. Riwayat ANC : Trimester 1 : 1 kali di bidan Trimester 2 : 1 kali
Trimester 3 : 2 kali di bidan 10. Obat – obatan : Obat warung
11. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas dahulu
No Jenis Umur Usia Penolong BBL Nifas
Masala
h Ket
kelamin Kehamilan
1. Perempuan 2 hari 28 minggu Bidan 1200gr 7 hari BBLSR
meningga l
12. Riwayat menstruasi ibu :
Haid pertama : 12 tahun Siklus : 28 hari teratur Volume/banyaknya : 2 x ganti balutan Lama haid : 5 hari
13. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga Tn. R mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.
B. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. Data Subyektif: - Bayi tampak sesak
Data Obyektif:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak
Pola nafas tidak efektif Merawat
2. Data Subyektif:
- BBL bayi 1400gram - Bayi tampak kurus
Data Obyektif
- Ibu klien mengatakan bayinya jarang minum ASI
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Merawat
C. Prioritas Masalah (Skoring)
1. Pola nafas tidak efektif
NO Kriteria Perhitungan skor Pembenaran
Aktual maka akan mengancam jiwa pasien
2
kemungkinan masalah
dapat diubah 1/2x2 1 kemungkinan dapat diubah jika dibawa Sebagian ke pelayanan kesehatan
3
kemungkinan masalah
dapat dicegah 1/3x1
01-Mar karena organ tubuh bayi belum berfungsi
Rendah dengan baik
4 menonjolnya masalah 2/2x1 1 masalah harus segera ditangani karena Segera dapat mengakibatkan kematian pada bayi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
NO Kriteria Perhitungan skor Pembenaran
1 sifat masalah 3/3x1 1 jika masalah tidak diatasi
Aktual
maka akan mengancam jiwa pasien
2
kemungkinan masalah dapat
diubah 1/2x2 1 kemungkinan dapat diubah jika dibawa
Sebagian
ke pelayanan kesehatan
3
kemungkinan masalah dapat
dicegah 1/3x1 01-Mar karena bayi lahir belum cukup bulan
Rendah
(prematur)
4 menonjolnya masalah 2/2x1 1 masalah harus segera ditangani karena Segera dapat mengakibatkan kematian pada bayi
3. Defisiensi pengetahuan
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Justivikasi
1.
Skala :
Dapat dicegah dengan pengetahuan
yang cukup dan pola hidup yang
sehat.
3.
Potensial masalah
untuk dicegah
Skala :
Tinggi
Cukup
Rendah
2/3 x 1
1
Dapat dicegah dengan pengetahuan
yang cukup dan pola hidup yang
5.
Total Skore
5
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat pasien 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat klien
5. Rencana Asuhan Keperawatan panjang : Setelah dilaksanakan pendek : Setelah dilaksanakan 5 x kunjungan
pernafasan menjadi efektif
pola nafas klien efektif 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pola nafas yang efektif
2. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab dari sesak nafas
3. Ajarkan kepada keluarga klien tentang pertolongan pertama pada sesak nafas
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat klien
Tujuan jangka panjang : keluarga klien dapat mengetahui
jenis-Tujuan jangka pendek : memenuhi kebutuhan nutrisi klien
kebutuhan nutrisi terpenuhi 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien tentang kebutuhan nutrisi
jenis makanan yang banyak
tentang manfaat dan jenis-jenis makanan yang banyak
mengandung nutrisi
3. Anjurkan kepada ibu klien untuk memberikan ASI eksklusif sedikit tapi sering
3