• Tidak ada hasil yang ditemukan

University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP ALIRAN PERMUKAAN

DAN EROSI PADA PERTANAMAN SINGKONG DI LABORATORIUM

LAPANG TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

THE EFFECT OF TI LLAGE SYSTEM AND HERBI CI DE ON SURFACE RUNOFF

AND EROSION FOR CASSAVA CROP FIELD I N LABORATORIUM LAPANG

TERPADU OF AGRICULTURE FACULTY UNI VERSI TY OF LAMPUNG

M. Khory Andreawan1, Ir wan Sukri Banuwa2, Iskandar Zulkarnain3

1

Mahasiswa Teknik Per tanian, Fakultas Per tanian, Universitas Lampung

2 Staf Pengajar Agroekoteknologi, Fakultas Per tanian, Univer sitas Lampung 3 Staf Pengajar Teknik Per tanian, Fakultas Per tanian, Univer sitas Lampung

komunikasi penulis, e-mail : amkhor y@gmail.com

Naskah i ni di t er i ma pada 11 Desember 2014; r evisi pada 5 Januar i 2015; d isetuj ui untuk di publ ikasi kan pada 12 Januar i 2015

ABSTRACT

Land degr adation is a major factor in decr easing the pr oductivit y of the land. The most fr equently land degr adation occur r ed is due t o sur face r unoff and er osion. One of the causes of the sur face r unoff and er osion is human tr eatment . Human tr eatment of t he land can acceler ate or r educe sur face r unoff and er osion. This study aims to deter mine the effect of both tillage systems and her bicide on sur face r unoff and er osion on cr op cassava field in labor atorium lapang ter padu Agricultur e Faculty, Univer sity of Lampung. The experiment was design as a factor ial in r andomized complete block design w ith four block. This exper iment used multislot devicer method w it h size 4 x 4 meter. Tr eatment consists of t w o factor s w hich ar e tillage system and her bicide. The r esults of this exper iment indicate t hat tillage system did not affect sur face r unoff and er osion significantly and her bicide tr eatment incr ease sur face r unoff compar e to tr eatment w ithout her bicide, w hich is 32,8 mm and 24,6 mm, but did not significantly affect er osion.

Keywords: Tillage, Her bicide, Run off, Er osion

ABST RAK

Degradasi lahan mer upakan faktor utama penyebab menur unnya produkt ivitas suatu lahan. Degradasi lahan yang paling ser ing terjadi adalah akibat aliran per mukaan dan erosi. Salah satu faktor penyebab terjadinya aliran per mukaan dan erosi adalah per lakuan manusia. Per lakuan manusia ter hadap lahan dapat mempercepat atau menekan aliran per mukaan dan erosi yang ter jadi. Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan herbisida terhadap aliran permukaan dan erosi pada pertanaman singkong di laboratorium lapang terpadu Fakultas Pertanian Univer sitas Lampung. Percobaan ini menggunakan metode petak kecil dengan ukuran 4 x 4 meter. Percobaan ini disusun secara fakt or ial dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan empat kelompok. Per lakuan terdir i dar i dua faktor. Faktor per tama adalah sistem olah tanah, dan faktor kedua adalah herbisida. Hasil penelit ian ini menunjukkan bahwa sistem olah tanah tidak mempengar uhi aliran per mukaan dan erosi, dan pemberian her bisida nyata memperbesar aliran permukaan,dibandingkan dengan perlakuan tanpa herbisida, yaitu 32,8 mm dan 24,6 mm, tetapi t idak mempengar uhi erosi yang ter jadi.

Kata Kunci: Sistem olah tanah, her bisida, alir an per mukaan, er osi

I. PENDAHULUAN

Degr adasi lah an atau ker usak an lahan m er u p ak an fak t or utam a p enyebab m en u r u n n ya p r oduk t i v i tas suatu lah an . Degradasi lahan adalah kondisi lahan yang t idak mam pu menjad i t empat tan aman p er tan i an

(2)

atau m en ek an al i r an p er mukaan dan er osi . Per lakuan yang di ber i kan manusi a ter hadap lahan contohnya adalah pengolahan tanah dan penggunaan her bisida. Pengolahan tanah secara si gni fi kan dapat mem pengar uhi ker entanan tanah ter hadap erosi yang dapat mempercepat dan memperbesar laju erosi (Meijer, dkk., 2013). Pen golahan tan ah dap at d i ar t i k an den gan kegiatan mani pulasi mekanik tanah.

Tuj u an p en golah an tan ah adalah u n tu k membolak-balik tanah dan mencampur tanah, mengontrol tanaman penggangu, mencampur si sa tanaman dengan tanah dan mencip takan kondisi tanah yang baik untuk daerah perakaran tan am an . M en u r ut Pu t t e, d k k . ( 20 1 2) , pengolahan tanah dapat merubah struktur tanah yang mengaki bat kan peningkatan ketahanan tanah ter hadap penetrasi gerakan ver t ikal air tanah atau yang lebih sering disebut daya infiltrasi tanah. Hal t er sebut dapat mengaki batkan air men ggen ang di p er mukaan yan g kemudi an dap at ber ubah m en j ad i al i r an p er m uk aan (sur face r un off). Oleh kar ena itu di per lukan si stem olah tanah konser vasi untuk menekan b esar n ya al i r an p er m u k aan dan er osi . Pember ian her bisida biasa dilakukan pada areal lahan yang luas yang ber tujuan untuk memat ikan gulma yang terdapat di lahan. Menurut Sakalena ( 2009) , pember i an her bi si da ber bahan akt i f gl yfosat san gat di anj ur kan kar en a t er buk t i sangat efekt if dalam memat ikan gulma dalam waktu yang singkat. Namun pember ian herbisida dalam jangka waktu yang lama dapat mer usak tanah, hal ter sebut juga dapat memicu terjadinya erosi pada suatu lahan.

Ber dasar kan ur ai an d i atas, maka penel i t i an t en tan g p en gar u h si st em olah tan ah dan p en ggu n aan h er b i si da t er hadap al i r an per mukaan dan erosi pent ing dilakukan. Salah satu metode pengukuran aliran per mukaan dan er osi adalah dengan melakukan pengukur an m elalui p em buatan p etak-petak er osi yai tu met ode p etak keci l (multislot devicer) . Oleh karena itu, Yokohama Nat ional Univer sity dan Fak u ltas Per tan i an Un i ver si tas L am p un g mengadakan ker jasama dalam bentuk penelit ian jangka panjang ter hadap pengar uh pengolahan tanah dan penggunaan her bisida yang dilakukan d i Labor at or i um Lap an g Ter p adu Fakultas Per tanian Univer sitas Lampung. Penelit ian ini

telah ber jalan selama satu masa per iode tanam, yai tu dengan menggunakan tanaman jagung. Pada p er i ode p er tam a p er tan am an j agun g d i dap at hasi l bahw a p en golahan tanah dan p en ggun aan her bi si da t i dak ber p en gar uh t er hadap al i r an per m uk aan dan er osi yang ter jadi. Per bedaan kebutuhan air dan mor fologi pada set iap tanaman yang menghasi lkan al iran per mukaan dan erosi yang ber beda (Hi dayat , 2 00 4) , m enyeb abk an p er lu n ya p en el i t i an lanjutan mengenai pengar uh pengolahan tanah dan her bisi da dengan menggunakan tanaman lai n. Pada penelt i an i ni d i gunakan tanaman singkong sebagai vegetasi penutup.

Pen el i t i an i n i ber tuj uan un tuk men getahui pengar uh si st em olah tanah dan penggunaan her bi sida ter hadap alir an per mukaan dan erosi pada per tanaman singkong.

II. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelit ian lanjutan dari penel i t i an jangka panjang ker ja sama antar a Yokohama Nat i onal Univer si ty dan Fakultas Per tanian Univer sitas Lampung. Penelit ian ini m er u p ak an p er i ode tan am k edu a set elah seb elu m nya d i laku k an p en el i t i an den gan m en ggun ak an tan am an j agun g p ada bulan Desem b er 20 13 hi n gga b ulan Ap r i l 2 01 4. Penel it i an i ni d i laksanakan di Labor at or ium Lapang Ter padu Fakultas Per tanian Univer sitas Lampung dan Laborator ium Ilmu Tanah Fakultas Per tanian Univer si tas Lampung pada bulan Mei 2014 - September 2014 dengan menggunakan tanaman singkong.

Alat yang di gunakan pada penelit ian ini adalah petak erosi, ombrometer, timbangan, oven, gelas ukur, ember, seng, ajir, cangkul, mistar, sar ingan, dr um penampung, alat pengukur tutupan lahan, alat tul is, sprayer, dan seperangkat komput er. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman si ngkong sebagai vegetasi penutup, pupuk urea, pupuk SP 36, pupuk KCl, kompos, mulsa dar i si sa per tanaman sebelumnya, dan her bisida. Skema penelit ian ini di sajikan pada (Gambar 1).

(3)

fakt or per tama adalah sistem olah tanah yaitu pengolahan tanah minimum (M) dan pengolahan tanah penuh (F).

Per lakuan p engolahan tan ah mi ni m um ( M ) adalah p en golah an tan ah yan g d i lak u k an seper lunya tanpa melakukan pengolahan tanah pada selur uh areal petak lahan, pengolahan tanah cuk u p d i lak u k an d i ar ea p en an am an dan m em b er si h k an gulm a yan g ada dan memper tahankan sisa per tanaman sebelumnya seb agai tu tu p an tan ah p ada set i ap p etak . Per lakuan Pengolahan tanah penuh atau full t i l la g e ( F) adalah p en golahan tan ah yan g dilakukan secara menyelur uh pada lahan, yaitu dengan melakukan sek al i pencangkulan dan sekal i penggar uan, kemudi an dibuat guludan sebanyak l i m a bar i s p ada set i ap p etak nya. Fakt or kedua yai tu pember ian her bi sida ( H1) dan tanpa pember ian her bisida (H0).

Petak erosi set iap uni t percobaan ber ukuran 400 cm x 400 cm. Tahapan percobaan dimulai den gan pengolahan tanah, p r oses bud i daya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

tanaman, pengambilan data. Lalu untuk untuk mengetahui pengaruh per lakuan ter hadap aliran per mukaan dan erosi . Data yang diperoleh d iuji den gan an al i si s r agam . Seb elu m nya data d i an al i si s t er lebi h dahulu keser agam an nya dengan uji Bar tlet , adit ivitas data diuji dengan uji Tukey. Kemud i an data d i anali si s lebi h lanjut dengan uji beda nyata ter kecil (BNT) pada taraf 5 %.

3.1. Aliran Permukaan

Gambar 1. Tata Letak Percobaan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahw a hanya p er lak u an her bi si da yan g m en u n j u k k an per bedaan nyata pada tar af 5 %, sedangkan per lakuan pengolahan tanah dan i nter aksi nya t idak ber beda nyata. Selanjutnya berdasar kan uj i ni lai t engah menun jukkan bahw a al i r an pemukaan pada perlakuan pember ian her bisida n yata leb i h t i n ggi d i ban d i n gk an den gan per lakuan tanpa her bisida. Hasil uji nilai tengah p er lakuan p engolahan tan ah dan her bi si da masi ng – masing disajikan pada Tabel 1.

Per l ak u an Al i r a n Per m u k aan ( m m ) H as il T r an sf o r m asi Dat a

A li r an Per m u k aa n

F 3 0 ,3 5 ,5 a

M 2 7 ,1 5 ,2 a

Ni lai BNT 0 ,6 6

H 0 2 4 ,6 4 ,9 b

H 1 3 2 ,8 5 ,7 a

Ni lai BNT 0 ,6 6

Keter angan :

- F : Pengolahan tanah penuh, M : Pengolahan tanah minimum

- H0 : Per lakuan tanpa pember ian her bi sida, H1 : Per lakuan dengan pember ian her bi sida - Angka-angka yang diikut i oleh hur uf yang sama, t idak ber beda nyata pada taraf 5% - CH : 344,8 mm

(4)

Selama masa percobaan t er jadi 22 kali hujan yang meni mbulkan al i r an per mukaan. Total curah hujan yang terjadi selama masa percobaan adalah 344,8 mm. Sedangkan satu har i hujan pada tanggal 30 Mei dengan curah hujan sebesar 0,3 mm t idak menimbulkan aliran per mukaan. Hasil ak um ulasi al i r an p er m u k aan p er laku an M sebesar 23,0 mm, MH sebesar 31,4 mm, F sebesar 26,4 mm , dan FH sebesar 34,4 mm . Gr afi k akumulasi al i r an p er muk aan d i saji kan p ada Gambar 2.

Dar i hasi l analisis r agam menunjukan bahw a p er lak u an p en golah an tan ah t i dak n yata mempengar uhi jumlah aliran per mukaan (Tabel 1) . Hasil ini ber beda dengan hasil penel it i an Suw ar d j o ( 1981) yan g m enyatak an bahw a p er lakuan tan p a p en golahan tan ah den gan p em b er i an m u lsa nyata m en ek an al i r an per mukaan d i band i ngk an dengan per lakuan pengolahan tanah biasa tanpa pember ian mulsa, hal ini disebabkan curah hujan yang ter jadi lebih besar dibandingkan dengan penelit ian ini, yaitu 1484 m m dan 344,8 m m . Sehi n gga al i r an per mukaan yang t er jad i t i dak menimbulkan per bedaan antar per lakuan. Jumlah curah hujan yan g r en dah t er seb ut d i seb abk an m asa percobaan yang dilakukan saat masa ker ing dan waktu percobaan hanya selama 4 bulan ( masa vegetat if tanaman singkong).

Pada masa percobaan juga di dapat beberapa pengamatan aliran per mukaan dan erosi secara ber untun yang menyebabkan kapasitas infiltrasi dar i tanah menjadi rendah dan mencapai t it ik jenuhnya. Menur ut Nur mi, dkk. (2012), bahw a laju infiltr asi pada t it ik jenuh yang disebabkan oleh pengolahan lahan t idak nyata mempengaruhi jumlah alir an per mukaan yang ter jadi.

Selan j u tn ya Nu r m i , d k k . ( 2 01 2 ) yan g menyatakan bahwa pengar uh kemir ingan lebih dom i n an m en yeb ab k an al i r an p er m uk aan dibandingkan dengan kerusakan sifat fisik tanah akibat pengolahan lahan.

Hasi l penel i t i an i ni ber beda dar i penel i t i an sebelumnya. Hasil penelit ian ini menunjukkan bahwa pember ian her bisi da pada tanah nyata mempengar uhi alir an per mukaan yang ter jadi ( Tab el 1 ) . Per lakuan den gan p en ggu n aan her bi si da nyata lebi h t i n ggi d i ban d i n gk an per lakuan tanpa penggunaan her bi si da, yaitu 32,8 mm dan 24,6 mm. Uni t percobaan dengan pember ian her bi sida lebi h ber sih dar i gulma d i band i n gk an den gan tanp a her bi si da. Hal ter sebut dikarenakan her bi sida ber bahan akt if 2,4 D ber si fat sist emi k, yaitu her bi si da yang d i b er i k an ak an t er ser ap k e t i t i k tu m bu h tum b uh an seh i n gga m em at i k an atau m em bu su k k an ak ar tan am an p en ggan ggu ( gulm a) dan m en gak i bat k an suk ar tumbuh kembali. Menur ut Sakalena (2009), penggunaan her bisida bahan akt if Glysofat ter bukt i sangat efekt if dalam memberantas r umput ilalang dalam

w aktu yang si ngkat. Sifat bahan akt i f yang d igunakan pada per cobaan ini menyebabkan lah an m en j ad i leb i h ber si h d i b an d i n gk an per lakuan tanpa her bisi da. Menur ut Ar syad ( 2010) , lahan yan g ber si h cen der un g ak an memper besar ali ran per mukaan. Sedangkan pada per lakuan tanpa her bi si da, gulma yang t er dapat pada lahan dapat ber t i ndak sebagai mulsa yang melindungi tanah dar i energi kinet ik air hujan. Menurut Simandjuntak (1987), mulsa dap at mengur angi penyumbatan r uang p or i tanah, sehingga kapasitas infiltrasi tanah dapat dipertahankan bahkan dit ingkatkan.

Peni ngkatan penyer apan ai r hujan ke tan ah inilah yang dapat menekan aliran per mukaan. Menur ut Nur mi, dkk. (2012), akar tanaman juga dapat i kut men j aga agr egat tan ah dan i kut menyer ap ai r sehingga ali r an per mukaan yang ter jadi dapatditekan.

3.2. Erosi

Gambar 3 menunjukkan grafik akumulasi erosi yan g t er j ad i selam a p er cob aan . Selam a per cobaan t er jad i 23 kali hujan dengan t otal curah hujan 344,8 mm, namun satu har i hujan yai tu pada tanggal 30 mei 2014 dengan curah hujan 0,3 mm tidak menyebabkan erosi. Puncak erosi t er besar t erdapat pada har i ke 17, yaitu pada tanggal 12 Agustus 2014 yang menghasilkan r ata-r ata er osi sebesar 0,124 t on/ ha. Total akumulasi erosi perlakuan M adalah sebesar 0,27 t on/ ha, per lakuan MH sebesar 0,25 t on/ ha, per lakuan F sebesar 0,57 ton/ ha, dan per lakuan FH sebesar 0,82 ton/ ha.

(5)

Gambar 2. Grafik akumulasi aliran per mukaan

Per lakuan Er osi ( ton/ ha) Hasil Tr ansfor masi Dat a Er osi

F 0,69 0,93 a

M 0,26 0,87 a

Ni lai BNT 5 % 0,09

H0 0,42 0,93 a

H1 0,53 0,86 a

Ni lai BNT 5 % 0,09

Keterangan :

- M : Pengolahan tanah minimum, F : Pengolahan tanah penuh, H0 : Per lakuan tanpa pember ian her bisida, H1 :

Perlakuan dengan pember ian her bisida

- Angka-angka yang diikuti oleh hur uf yang sama, tidak ber beda nyata pada taraf 5% - CH : 344,8 mm

Gambar 3. Gr afik akumulasi Erosi

(6)

Tab el 2 m en u n j u k k an b ahw a p er lak uan pengolahan tanah t i dak nyata mempengar uhi erosi yang t er jadi . Hasi l ini ber beda dengan penelit ian Suwardjo (1981) yang menyatakan bahwa pengolahan tanah nyata memper besar erosi dibandingkan perlakuan tanpa pengolahan tanah dengan pember ian mulsa. Hal ter sebut dikarenakan curah hujan yang terjadi pada masa p er cobaan i n i lebi h k eci l, yai tu 3 44,8 m m dibandingkan dengan penelit ian ter sebut , yaitu sebesar 1484 mm. Karena jumlahnya yang kecil, cur ah h uj an p ada p er cob aan i n i t i dak m en i m b ul k an k er usak an y an g si gn i f i k an ter hadap tanah.

Namun, hasil penelitian ini sejalan dan didukung dengan Utomo (2012) yang menyatakan bahwa pengolahan tanah membutuhkan waktu yang lama untuk ber pengar uh ter hadap erosi yang t er j ad i . Hasi l penel i t i an i ni juga d i dukung penelit ian sebelumnya yang menyatakan bahwa pengolahan lahan t idak nyata mempengar uhi er osi yang t er jadi ( Banuw a, dkk., 2014). Hasil penelit ian ini juga sejalan dan didukung Dar iah, dkk. (2003) yang menyatakan bahwa penerapan t ekni k konser vasi pada usaha tani kopi yang ber umur 3 bulan di Dusun Tepus dan Laksana t idak nyata mengur angi Erosi yang ter jadi.

Menur ut Ar syad (2010), per baikan sifat fisik tanah oleh pengolahan lahan hanya ber si fat sementara, karena tanah yang diolah akan lebih mudah terer osi dikarenakan tanah yang di olah m en j ad i leb i h m udah t er ger u s oleh ai r. Selanjutnya menurut Sofyan (2011), pengolahan

Pem b er i an her bi si da j uga t i dak n yata mempengar uhi er osi yang t er jad i ( Tabel 2) . Per lakuan dengan p ember i an her bi si da dan tanpa pember ian her bisida menghasilkan hasil an al i si s r agam yan g t i dak ber beda. Hasi l penel i t i an i ni d i dukung dan sejalan dengan p en el i t i an Ban u w a, d k k . ( 2 0 14 ) , y an g m en yatak an b ahw a h er b i si da t i dak n yata mempengar uhi erosi yang ter jadi . Sama halnya dengan per lakuan pengolahan tanah, per lakuan her bisida yang diber ikan belum mer usak dan memper baiki atau meningkatkan kualitas tanah ter kait dengan erosi yang ter jadi.

tanah konser vasi atau pengolahan tanah mini-mum akan menciptakan kualitas fisik tanah dan hi drologi tanah yang lebih baik diband ingkan den gan p en golah an tan ah k onven si on al. Menur ut Utomo (2012) dalam penelitian jangka panjangnya, ker usakan akibat pengolahan tanah intensif dan per baikan tanah oleh pengolahan tanah minimum atau konser vasi membutuhkan waktu yang lama. Hasil penelit ian ini dan ulasan diatas menunjukkan bahwa pengolahan tanah yan g d i lakuk an p ada p en el i t i an i n i belum mer usak str uktur tanah pada petak percobaan dan t indakan konser vasi yang di lakukan belum menunjukkan adanya per bai kan yang t er jadi ter hadap tanah, sehingga erosi yang didapat pada penelit ian ini t idak ber beda antar per lakuan.

3.3. Pertumbuhan Tanaman

Hasil analisis ragam pengar uh pengolahan tanah ter hadap t i nggi dan diameter batang tanaman disajikan pada Tabel 4 dan 5.

Per lakuan Tinggi Tanaman (cm)

M 163,18 a

F 156,88 a

Ni lai BNT 5 % 26,40

H0 162,55 a

H1 157,50 a

Ni lai BNT 5 % 13,30

Tabel 4. Pengar uh Pengolahan Tanah dan Her bisida ter hadap Tinggi Tanaman Singkong.

Keterangan :

- F : Pengolahan tanah penuh, M : Pengolahan tanah minimum

(7)

Hasi l analisis di atas menunjukkan pengolahan tanah t idak nyata mempengar uhi t inggi dan di-amet er batang tanaman si ngkong hingga masa vegetat i f. Hasi l p en el i t i an i n i sej alan dan d i dukun g Jam i la ( 20 07) yan g m en yatak an pengolahan tanah, mulsa, maupun i nt er ak si keduanya t idak nyata mempengar uhi t inggi dar i tanaman kedelai.

Per lakuan Di ameter Batang (cm)

M 6,66 a

F 6,46 a

Ni lai BNT 5 % 0,86

H1 6,61 a

H0 6,51 a

Ni lai BNT 5 % 0,72

Keterangan :

- F : Pengolahan tanah penuh, M : Pengolahan tanah minimum

- H0 : Perlakuan tanpa pember ian herbisida, H1 : Per lakuan dengan pember ian her bisida - Angka-angka yang diikuti oleh hur uf yang sama, tidak ber beda nyata pada taraf 5% - CH : 344,8 mm

Hasi l anali sis r agam juga menunjukkan bahw a per lakuan p em ber i an her bi si da t i dak nyata mempengar uhi t inggi tanaman dan d iamet er batang hingga masa vegertatif tanaman singkong. Hal ini dikarenakan pember ian her bisida yang d i laku k an sesu ai den gan dosi s an j u r an penggunaan, sehingga her bisida t i dak mer usak tan am an atau m en gh am b at p er tu m b u han tanaman dan pembersihan pada perlakuan tanpa pember ian her bisida pada petak rut in dilakukan sehingga gulma tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Pengolahan tanah t idak mempengar uhi al iran per mukaan dan er osi . Pember i an her bi si da meningkatkan alir an per mukaan, tetapi t i dak mempengar uhi erosi yang t er jadi. Akumulasi al i r an per mukaan yang t er jad i selama masa percobaan 124 har i ber tur ut – tur ut adalah 23,0 mm, 26,4 mm, 31,4 mm, dan 34,4 mm untuk per lakuan M, F, MH, dan FH. Erosi yang ter jadi selama per iode ter sebut ber tur ut tur ut adalah 0,25 ton/ ha, 0,27 ton/ ha, 0,57 ton/ ha, dan 0,82 ton/ ha untuk per lakuan MH, M, F, dan FH.

4.2. Saran

Untuk menyempur nakan hasil penel i t i an i ni per lu dilakukan penelit ian lanjutan pada masa tanam yang berbeda atau menggunakan tanaman yang ber beda di per cobaan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ar syad, S. 2010. Konser vasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. IPB Pr ess. Bogor. 472 hal.

Banuw a, I.S. 2013. Er osi. Kencana Pr enada Medi a Group. Jakar ta. 206 hal.

Banuw a, I.S., Andhi, U. Hasanudin, and K. Fujie. 2014. Er osi an d Nutr i en t Enr i chm en t under Differ ent Tillage and Weed Control Systems. Procedings 9th IWA Internat ional

Syp om si u m on Wast e M an agem en t Problems in Agro-Industr i es. Vol. 2 : 120 – 125.

Dar iah, A., F. Agus, S. Ar syad, Sudar sono., dan M asw ar. 2 0 03 . Er osi dan Al i r an Per m uk aan p ada Lah an Per tan i an Ber basis Tanaman Kopi d i Sumber jaya, Lampung Barat. Jur nal : 52 – 60.

(8)

Sulaw esi Tengah). Jur nal Tanah dan Iklim. Vol. 26, No. 32 : 43 – 53.

Jamila., Kahar uddin. 2007. Efekt ivitas Mulsa dan Sistem Olah Tanah ter hadap Produkt ivitas Tanah Dangkal dan Berbatu untuk Produksi Kedelai. Jur nal Agr isistem. Vol. 3, No. 2 : 65 – 75.

Meijer, A.D., J.L. Hei tman, J.G. Whi t e, and R.E. Aust in. 2013. Measur ing Er osi on in Long Ter m Tillage Plots Usi ng Grounds Based Lidar. Jour nal Soil and Er osion. Vol. 126 : 1 – 10.

Nur mi, O. Har idjaja, S. Ar syad, dan S. Yahya. 2012. Infi ltrasi dan Ali ran Per mukaan sebagai Respon Per lakuan Konser vasi Vegetat i f pada Per tanaman Kakao. Jur nal. Vol. 1, No. 1 : 1-8.

Put t e, A.V.D., G. Gover s, J. Diels, C. Langhans, W. Clymans, E. Vanuytrecht , R. Merckx, and D. Raes. 2012. Soi l Fun ct i on i n g an d Conser vat ion Tillage in Belgian Loam Belt. Jour nal. Vol. 122 : 1 – 11.

Sakalena, F. 2009. Efekt ivitas Her bisida Glysofat Ter h adap Alan g-Alan g ( I m p er ata cylindr ica. L). Jur nal Agr onobis.Vol. 1, No. 2 : 12 – 18.

Simandjuntak, T.P.S. 1987. Pengar uh Penutupan M ulsa Jer am i t er h adap Kon sen tr asi Sedi men dan Beberapa Unsur Hara dalam Aliran Per mukaan. Skr ipsi. 46 hal.

Sofyan, M. 2011. Pengar uh Pengolahan Tanah Kon ser vasi t er h adap Si fat Fi si k dan Hi dr ologi Tan ah ( Stud i Kasus d i Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Skr ipsi. 49 hal.

Suw ar d j o. 1981. Per an an Si sa – Si sa dalam Konser vasi Tanah dan Ai r pada Lahan Usahatani Tanaman Semusi m. Diser tasi. 240 hal.

Gambar

Tabel 1.  Pengaruh Pengolahan Tanah dan Herbisida terhadap Aliran Permukaan.
Gambar 2.  Grafik akumulasi aliran permukaan
Tabel 4.  Pengaruh Pengolahan Tanah dan Herbisida terhadap Tinggi Tanaman Singkong.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memfokuskan penelitian dan membatasi ruang lingkup pembahasan serta menghindari pemaknaan dan persepsi yang beragam terhadap judul tesis “Analisi

Implikasi penelitian ini: 1) Kepribadian peserta didik di SDN 175 Jennae Kabupaten Soppeng dapat dibentuk oleh guru agama melalui proses pembelajaran, proses bimbingan,

Sumber Daya dan Administrasi Menyediakan manajemen organisasi kepemimpinan transformasional dalam mencapai tujuan sekolah Meningkatkan kualitas belajar siswa Memberdayakan staf

Berdasarkan observasi awal untuk menemukan fakta empiris pada Madrasah Aliyah al-Mawasir Lamasi Kabupaten Luwu, pelaksanaan tugas guru dalam mengimplementasikan

Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan terutama keterampilan konsep, kepala madrasah senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang mengacu pada

Pada penelitian yang dilakukan oleh Semnani, Yekrang dan Ghayoor (2009), telah ditemukan suatu metode untuk memodelkan struktur permukaan lapisan kain nonwoven

Dalam prakteknya, ketika pada saat produk/jasa dihasilkan dan ternyata masih ada barang yang cacat atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kesalahan

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktifitas pemecahan masalah yang dipilihnya.. 2 siswa untuk