• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DALAM MEMPERTAHANKAN KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI DESA TRIMULYA KECAMATAN POSO PESISIR UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DALAM MEMPERTAHANKAN KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI DESA TRIMULYA KECAMATAN POSO PESISIR UTARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

19 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DALAM MEMPERTAHANKAN

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk kerja sama yang dilakukan masyarakat dalam mempertahankan kerukunan antarumat beragama di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara serta untuk mendeskripsikan cara mengatasi konflik yang dilakukan masyarakat di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Adapun subjek pada penelitian ini berjumlah 18 orang informan yang terdiri dari ini 12 orang anggota masyarakat, 3 tokoh agama, 2 aparatur desa, dan 1 ketua PKK yang ada di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerjasama antarumat beragama pada masyarakat Desa Trimulya dilakukan dalam bentuk gotong royong membersihkan lingkungan desa, saling membantu pada hari-hari besar keagamaan dan pesta pernikahan, tawar-menawar (bergaining) dalam bidang pertanian maupun perternakan, hingga kerjasama dalam bentuk joint venture, berupa perbaikan infrastruktur desa. Adanya kerjasama antarumat beragama yang masih sangat terjaga di Desa Trimulya tentu saja banyak membawa perubahan pada kehidupan masyarakat desa seperti kemajuan dalam bidang ekonomi masyarakat, kemajuan desa, serta terciptanya rasa persaudaraan dan persatuan antarumat beragama. Adapun cara mengatasi konflik yang dilakukan masyarakat di Desa Trimulya seperti konflik batas tanah, konflik perkelahian antarpemuda, serta konflik antarpasangan kekasih beda agama, pada umumnya diselesaikan dengan cara mediasi, konsiliasi dan kompromi antara pihak-pihak yang berkonflik dengan aparatur desa dengan persetujuan dan perjanjian tertentu. Sehingga peristiwa tersebut tidak sampai menimbulkan konflik yang besar dan berkepanjangan

.

Kata kunci: Pola Interaksi Sosial; Kerukunan Beragama.

PENDAHULUAN

Keragaman atau kemajemukan masyarakat Indonesia tidak saja terdiri dari

keanekaragaman suku, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Di Negara Indonesia ada

6 agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia yaitu agama Islam, Katolik, Protestan,

(2)

20 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa

interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Bertemunya orang

perorang secara badaniah tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu

kelompok sosial. Pergaulan semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang

perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling berbicara, dan untuk

mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain

sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses

sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam

agama. Namun dibalik keberagaman tersebut, rentan menimbulkan konflik. Seperti

contoh, konflik yang terjadi di Poso. Poso merupakan salah satu Kabupaten yang

terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Masyarakatnya terdiri dari berbagai macam suku

dan agama. Karena adanya keragaman sosial di Poso baik itu dari segi etnis maupun

agama masyarakatnya, sehingga pada tahun 1998 hingga tahun 2004 daerah Poso

dilanda konflik antarkomunitas yang berkepanjangan. Menurut pendapat berbagai

kalangan, kerusuhan yang terjadi di Poso dipicu oleh faktor sentimental keagamaan.

Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara, merupakan kawasan yang memiliki

keberagaman suku dan agama masyarakatnya. Desa Trimulya terdiri dari 4 Dusun dan

masyarakatnya beragama Islam, Kristen, dan Hindu serta terdiri dari berbagai macam

suku antara lain Pamona, Bali, Bugis, Toraja, Mori, Gorontalo, dan Jawa. Pasca konflik

Poso keadaan Desa Trimulya tetap berjalan seperti biasanya. Keunikan dan menariknya,

masyarakat yang plural dengan berbagai perbedaan suku, bahasa dan agama mereka

bisa hidup berdampingan, bahkan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu

dipimpin oleh Kepala desa yang beragama Islam.

Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut

tentang bagaimana pola interaksi sosial masyarakat dalam mempertahankan kerukunan

antarumat beragama di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara di tengah

perbedaan yang ada.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini

(3)

21 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

sebenarnya dari suatu objek yang terkait langsung dengan konteks yang menjadi

perhatian peneliti. Menurut Moleong (1996: 89) mengatakan metodologi penelitian

kualitatif yaitu: “Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati”. Penelitian kualitatif yang dimaksud berarti mendeskripsikan atau memaparkan

tentang pola interaksi sosial masyarakat dalam mempertahankan kerukunan antarumat

beragama di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara. Penelitian ini

dilaksanakandari tanggal 8 Desember 2017 sampai dengan tanggal 15 Januari 2018.

Menurut Amirin (Idrus, 2009: 91) subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu

yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. “Untuk memperoleh informasi yang

relevan dan mendalam maka penarikan sampel dilakukan dengan cara Purposive

sampling, dalam hal ini sampel ditetapkan dengan sengaja oleh peneliti didasarkan atas

kriteria atau pertimbangan tertentu” (Faisal, 2005: 20). Kriteria atau pertimbangan yang

dimaksud ialah dengan cara memilih atau menentukan subjek atau informan yang

berada dilokasi penelitian sesuai dengan informasi dan data yang dibutuhkan oleh

peneliti. Penelitian ini tidak semua subjek yang akan diteliti, jumlah informan

berdasarkan pertimbangan atau kriteria maka peneliti menetapkan jumlah informan

sebanyak 18 orang yang terdiri dari 1 (satu) tokoh agama Islam, 1 (satu) tokoh agama

Kristen, 1 (satu) tokoh agama Hindu, Kepala Desa Trimulya, Sekretaris Desa Trimulya,

1 (satu) orang Ketua Ibu-ibu PKK Desa Trimulya dan 4 (empat) orang anggota

masyarakat dari 3 (tiga) agama yang ada di Desa Trimulya. Penetapan jumlah informan

ini didasari anggapan dan keyakinan peneliti bahwa informan yang telah ditetapkan ini

bisa mewakili dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Wawancara adalah melakukan pengumpulan data dan informasi

dengan cara mengadakan dialog langsung dengan sejumlah orang yang diangap

mengetahui dan mengerti permasalahan yang akan diteliti (Joko, 2004: 39). Adapun

pihak-pihak yang diwawancarai untuk dapat mengetahui bentuk kerjasama dan cara

mengatasi konflik yang dilakukan antarumat beragama di Desa Trimulya sebanyak 18

orang yang terdiri dari 1 (satu) tokoh agama Islam, 1 (satu) tokoh agama Kristen, 1

(satu) tokoh agama Hindu, Kepala Desa Trimulya, Sekretaris Desa Trimulya, 1 (satu)

(4)

22 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

3 (tiga) agama yang ada di Desa Trimulya. Dokumentasi merupakan suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memperoleh dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan bentuk kerjasama dan cara mengatasi konflik yang dilakukan

antarumat beragama dalam hal ini masyarakat pemeluk agama Islam, Kristen, dan

Hindu di Desa Trimulya.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa

kerjasama bagi masyarakat di Desa Trimulya sudah merupakan bagian dari kehidupan

keseharian mereka, terutama dalam melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari baik dalam

bidang pekerjaan, bidang sosial kemasyarakatan maupun dalam bidang keagamaan.

terdapat beberapa bentuk kerjasama antarumat beragama yang dilakukan masyarakat di

Desa Trimulya antara lain:

a.Gotong-royong

Berdasarkan hasil wawancara bahwa data yang diperoleh penulis dari aparat

desa serta masyarakat setempat bahwa masyarakat Desa Trimulya senantiasa

mengadakan gotong royong yang merupakan salah satu bentuk kerjasama antara

masyarakat Hindu, Islam, dan Kristen yang ada di Desa Trimulya dalam rangka

menciptakan lingkungan yang bersih, asri dan sejuk. Kerjasama antarumat

beragama di Desa Trimulya salah satunya diwujudkan melalui adanya gotong

royong di tempat-tempat peribadatan seperti pura, gereja dan masjid pada saat

hari-hari besar keagamaan. Salah satu contohnya adalah jika masyarakat yang

menganut agama Hindu akan melaksanakan ibadah, masyarakat yang beragama

Islam dan Kristen datang untuk saling membantu membersihkan lingkungan

tempat peribadatan mereka sekaligus juga menjaga keamanannya, begitupun

sebaliknya.

b. Tawar-menawar (Bergaining)

Sebagian besar penduduk pedesaan di Indonesia menggantungkan hidupnya dari

bidang pertanian dan perkebunan. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat

yang ada di Desa Trimulya, masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai

petani membuat kerjasama antarumat beragama yang bersifat tawar menawar

(5)

23 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

atau lahan adalah hal yang penting dalam sektor pertanian. Karena melalui

pertanian dan perkebunan masyarakat Desa Trimulya dapat memenuhi

kebutuhannya. Pengelolaan pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti halnya diolah sendiri oleh yang punya lahan atau dengan cara

dipinjamkan kepada orang lain untuk dikelola dengan menggunakan bagi hasil.

Hal ini dilakukan karena dalam masyarakat Desa Trimulya ada sebagian mereka

yang mempunyai lahan pertanian dan perkebunan, tapi tidak memunyai

kemampuan untuk mengelolah lahan pertanian dan perkebunan mereka. Ada

juga sebagaian masyarakat yang tidak memiliki lahan apapun tetapi mempunyai

tenaga untuk bertani. Adanya kerjasama antarumat beragama yang ada di Desa

Trimulya, tidak hanya soal pengelolaan lahan persawahan dan perkebunan tapi

juga dalam hal transaksi jual beli hasil kebun seperti getah karet. Selain dalam

hal lahan pertanian dan perkebunan, kerjasama masyarakat Islam, Kristen dan

Hindu di Desa Trimulya dapat dilihat juga dalam bidang perternakan.

Keberhasilan dalam salah satu usaha perternakan sapi yang ada di Desa

Trimulya tidak terlepas dari adanya kerjasama antarumat beragama yang

dilakukan masyarakat.

c.Joint Venture

Joint venture adalah bentuk kerjasama antara dua pihak dalam pengelolaan atau

pembangunan tertentu, misalnya kerjasama pembangunan jalan dan perbaikan

fasilitas umum lainnya. Salah satu bentuk kerjasama antarumat beragama yang

ada di Desa trimulya yang termasuk dalam bentuk kerjasama joint venture ialah

pemanfaatan pekarangan untuk penanaman sayuran dan apotik sehat bersama,

pembangunan PAMSIMAS desa (Program Nasional Penyediaan Air Minum dan

Sanitasi Berbasis Masyarakat), dan perbaikan jalan usaha tani atau kantong

produksi oleh gabungan kelompok tani. Kerjasama antarumat beragama pada

masyarakat di Desa Trimulya terwujud pula dalam perbaikan infrastruktur desa.

Masyarakat Desa Trimulya saling bahu membahu dalam hal pembangunan desa

salah satunya, melalui kerjasama dalam bidang penyediaan air bersih desa atau

PAMSIMAS (Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat). Hal tersebut dilakukan oleh seluruh masyarakat yang ada di Desa

(6)

24 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

Semua turut serta membantu pelaksanaan PAMSIMAS sedangkan, untuk

pengerjaannya sendiri pihak aparatur desa beserta masyarakat telah sepakat

berdasarkan atas musyawarah bersama untuk mengadakan pembagian giliran

kelompok perdusun setiap minggunya. Timbulnya kesadaran pada masyarakat

Desa Trimulya dalam memelihara kerukunan antarumat beragama dapat dilihat

atau tercermin pada kegiatan positif pemeliharaan lingkungan dengan

pemanfaatan pekarangan untuk penanaman sayur dan apotik hidup bersama.

Dalam kegiatan ini, dilaksanakan olek kelompok Ibu-ibu PKK pada bulan

Januari lalu dengan mengadakan penanaman rutin 4 kali dalam sebulan. Selain

dalam bidang lingkungan, perbaikan infrastuktur di Desa Trimulya juga

dilakukan oleh GAPOKTAN atau (Gabungan Kelompok Tani) yang ada di Desa

Trimulya. Agendanya meliputi kerjasama perbaikan jalan kantong produksi,

intensifikasi, pembuatan bronjong, hingga pembangunan saluran air.

Konflik merupakan suatu masalah dalam lingkungan sosial yang disebabkan

adanya beberapa perbedaan cara pandang yang terjadi dalam suatu lingkungan. Konflik

di sebabkan oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bahwa adapun konflik dan cara

mengatasinya yang dilakukan masyarakat di Desa Trimulya ialah berupa:

a. Konflik Batas Tanah

Tanah merupakan kebutuhan hidup masyarakat yang sangat mendasar. Tanah

sangat menentukan dalam membentuk taraf kehidupan suatu masyarakat maka,

dari itu tanah merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan masyarakat

yang ada di Desa Trimulya sekaligus juga menjadi salah satu penyebab

terjadinya konflik antara masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat

dikatakan bahwa pada umumnya masyarakat di Desa Trimulya mengatasi

perkara atau konflik batas tanah yang terjadi di Desa Trimulya dengan cara

mediasi. Mediasi (Mediation) merupakan salah satu cara penyelesaian yang

dipilih bagi masyarakat Desa Trimulya dalam mengatasi permasalahan batas

tanah karena melalui mediasi ini keputusan yang diambil merupakan keputusan

berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak akan merugikan kedua belah pihak.

(7)

25 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

musyawarah, untuk persoalan batas tanah pada umumnya pihak babinsa yang

bertindak sebagai mediator.

b. Konflik Perkelahian antarPemuda Desa

Adanya konflik perkelahian antarpemuda di Desa Trimulya ini dipicu oleh

pengaruh minuman keras. pemuda Kristen yang sedang mabuk tidak sadar

hingga berteriak-teriak menimbulkan keributan di lingkungan desa yang

mengganggu ketenangan masyarakat Hindu dan Islam sehingga terkadang hal

ini menimbulkan perkelahian antara pemuda-pemuda desa. Selain dipucu oleh

pengaruh minuman keras, konflik antarpemuda juga kerap kali terjadi pada saat

dilaksanakannya kegiatan ulang tahun desa tepatnya pada setiap pertengahan

hingga akhir bulan Desember, dimana pada saat ulang tahun desa tersebut ada

pertandingan-pertandingan antarpemuda yang juga menjadi pemicu timbulnya

konflik di Desa Trimulya, berawal dari ketidakpuasan mereka akan hasil

pertandingan akhir yang menyebabkan adu mulut hingga keluarlah

perkataan-perkataan kasar yang menjadi penyebab timbulnya perkelahian. Berdasarkan

hasil wawancara maka dapat dikatakan bahwa, pada umumnya masyarakat di

Desa Trimulya mengatasi konflik perkelahian antarpemuda desa yang terjadi di

Desa Trimulya dengan cara mediasi dan kosnsiliasi. Proses mediasi ini dipimpin

oleh Kepala Desa Trimulya yang ditunjuk berdasarkan musyawarah. Sedangkan

konsiliasi, merupakan suatu cara pengendalian konflik melalui lembaga tertentu.

Pada masyarakat Desa Trimulya penyelesaian konflik seperti batas tanah dan

konflik perkelahian antarpemuda desa diselesaikan melalui lembaga

kemasyarakatan bersama dengan aparatur desa. Untuk konflik perkelahian

antarpemuda desa diselesaikan melalui musyawarah yang dilakukan di kantor

desa bersama dengan kedua belah pihak yang berkonflik, saksi-saksi, serta

aparatur desa. Kemudian, aparatur desa melakukan persetujuan kepada kedua

belah pihak sehingga konflik tersebut tidak terulang kembali.

c. Konflik yang terjadi di Desa Trimulya selain konflik batas tanah dan konflik

antarpemuda, terdapat juga konflik antara pasangan kekasih beda agama yang

terjadi di Desa Trimulya. Konflik antarpasangan kekasih beda agama yang

pernah terjadi di Desa Trimulya sekitar bulan November tahun 2017

(8)

26 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

satu pihak, sempat ditangani oleh pihak kepolisian karena pihak keluarga

perempuan melaporkan hal tersebut akan tetapi, pihak laki-laki tidak sampai

dipenjarakan dan pada akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan dengan

perjanjian bahwa keduanya tidak diperbolehkan untuk berhubungan lagi sebagai

sepasang kekasih untuk menghindari agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Berdasarkan hasil wawancara maka dapat dikatakan bahwa, pada umumnya

masyarakat di Desa Trimulya mengatasi konflik antarpasangan kekasih beda

agama yang terjadi di Desa Trimulya dengan cara kompromi. Kompromi

merupakan suatu cara mengatasi konflik dengan mengurangi tuntutan dari

masing-masing pihak agar tercapai penyelesaian dari perselisihan yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai konflik antarpasangan kekasih beda

agama, dapat dikatakan bahwa salah satu cara dalam mengatasi konflik yang

dilakukan masyarakat Desa Trimulya yakni dengan kompromi. Hal ini sesuai

dengan keterangan informan pada konflik antarpasangan beda agama yang

terjadi di Desa Trimulya terselesaikan karena pihak keluarga perempuan

menarik tuntutannya sehingga meringankan pihak laki-laki dan perselisihan

tersebut dapat terselesaikan secara kekeluargaan dengan adanya perjanjian

bahwa mereka tidak boleh berhubungan lagi.

PEMBAHASAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

lain. kecenderungan manusia berhubungan melahirkan komunikasi dengan manusia

yang lainnya, karena adanya sikap saling membutuhkan tersebut, sehingga

menimbulkan terciptanya sebuah pola interaksi sosial. Seperti halnya yang terjadi antara

masyarakat di Desa Trimulya Kecamatan Poso Pesisir Utara. Adanya perbedaan agama

tidak menjadikan penghalang bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dengan baik

antara satu sama lain, hal ini mereka tunjukan dengan adanya sikap saling menghormati,

saling menghargai, toleransi dan saling berbaur antarsesama tanpa mengenal rasa

perbedaan. Pola interaksi sosial yang terjalin antarumat beragama di Desa Trimulya

umumnya terlihat dari adanya kerja sama yang terjalin antarumat beragama, perbedaan

yang ada bukan merupakan penghalang untuk saling berinteraksi antara satu dengan

(9)

27 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

dalam bingkai persaudaraan dan persatuan agar konflik antarumat beragama tidak

terulang kembali.

Masyarakat Desa Trimulya yang menganut perberbedaan agama yakni Hindu,

Islam, dan Kristen senantiasa bekerja sama dalam aktivitas sehari-hari mereka. Kerja

sama yang ada di Desa Trimulya secara umum terdapat pada kegiatan-kegiatan sosial

kemasyarakatan seperti gotong royong, bekerjasama dalam hal pembangun desa dan

saling tolong menolong antarsesama umat beragama tanpa mengenal perbedaan. Seperti

halnya pada saat hari-hari besar keagamaan, masyarakat Hindu, Islam dan Kristen

saling membantu dalam hal kebersihan tempat ibadah sekaligus turut serta dalam

penjagaan keamanan selama proses peribadatan berlangsung. Misalnya pada saat natal,

masyarakat Hindu dan Islam turut serta dalam pembersihan dan penjagaan gereja

begitupun sebaliknya. Sikap toleransi dan keterbukaan yang melekat antarumat

beragama pada masyarakat Desa Trimulya menyebabkan hubungan interaksi yang

positif antara masyarakat sehingga terciptanya sikap saling menerima dan menghargai

antarsesama. Masyarakat Desa Trimulya menyadari bahwa perbedaan keyakinan

bukanlah sebuah halangan dalam menjalin hubungan kerjasama antarumat beragama

selama itu bersifat positif dan mendatangkan kemajuan di Desa Trimulya. Hal ini

selaras dengan asumsi Soekanto, yang menyatakan bahwa “dengan bekerja sama segala

sesuatu yang dikerjakan akan berjalan dengan baik, terselesaikan cepat, dan memiliki

guna untuk mencapai suatu tujuan bersama yang akan bermanfaat dikemudian hari”

(Soekanto, 2004:72).

Kerja sama antarumat beragama merupakan bagian yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kerja sama yang erat

antarumat beragama kehidupan dalam masyarakat akan menjadi aman, tentram, tertib,

dan damai. Sehingga kerukunan antarumat beragama bisa tercipta dengan sendirinya.

Kerjasama antarumat beragama juga merupakan bagian dari hubungan sosial

antarmanusia yang tidak dilarang dalam semua ajaran agama.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada masyarakat Desa Trimulya terdapat

beberapa konflik antarmasyarakat namun konflik tersebut tidak sampai merusak

hubungan antara masyarakat Hindu, Islam dan Kristen yang ada di Desa Trimulya.

Konflik yang pernah terjadi di Desa Trimulya merupakan konflik-konflik kecil yang

(10)

28 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

batas tanah, konflik perkelahian antarpemuda desa dan konflik antarpasangan kekasih

beda agama.

Konflik dapat dipandang sebagai suatu kekuatan positif jika dikelola dengan cara

yang benar, begitu pula dengan masyarakat yang ada di Desa Trimulya. Adanya

perbedaan agama di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat akan tetapi, mereka tidak

menjadikan hal tersebut untuk curiga dan dendam antarsesama. Jika konflik dapat

diatasi dengan cara yang tepat maka masyarakat dapat hidup saling berdampingan

dengan semangat toleransi yang tinggi, sehingga eksistensi kerukunan dalam

keberagaman beragama bisa tetap terjaga.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kerjasama antarumat beragama pada masyarakat Desa Trimulya dilakukan dalam

bentuk gotong royong bersama membersihkan lingkungan desa, saling membantu

pada hari-hari besar keagamaan dan pesta pernikahan, kerjasama dalam bentuk

tawar-menawar (bergaining) dalam bidang pertanian maupun perternakan, hingga

kerjasama dalam bentuk joint venture, berupa perbaikan infrastruktur desa seperti

perbaikan saluran air bersih, penanaman sayuran dan apotik hidup bersama,

hingga perbaikan jalan kantong produksi. Adanya kerjasama antarumat

beragamayang masih sangat terjaga di Desa Trimulya tentu saja banyak membawa

perubahan pada kehidupan masyarakat desa seperti kemajuan dalam bidang

ekonomi masyarakat, kemajuan desa, serta terciptanyarasa persaudaraan dan

persatuan antarumat beragama.

2. Adapun cara yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi konflik yang terjadi di

Desa Trimulya seperti konflik batas tanah, konflik perkelahian antarpemuda, serta

konflik antarpasangan kekasih beda agama, pada umumnya diselesaikan dengan

cara mediasi, konsiliasi dan kompromi antara pihak-pihak yang berkonflik dengan

aparatur desa dengan persetujuan dan perjanjian tertentu. Sehingga peristiwa

(11)

29 JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

Saran

Adapun yang penulis sarankanyaitu diharapkan kepada Pemerintah kiranya

berusaha untuk dapat memperjelas status-status pertanahan dengan dilakukannya

penertiban dan penyusunan kembali data kepemilikan lahan melalui program sertifikasi

lahan masyarakat, karena mengingat masih banyaknya tanah atau lahan yang belum

bersertifikat, sehingga hal tersebut berpotensi besar menimbulkan kembali konflik

antara masyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Faisal, Sanapiah. (2005). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja

GrafindoPersada

Idrus, Muhammad.(2009).Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga

Joko, Subagyo. (2004).MetodePenelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan keempat.

Moleong, Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Akrilamida memiliki serapan maksimum yang dapat dideteksi menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 196-198 nm dengan konsentrasi baku 10 µg/mL, namun

• Media memegang peranan penting dalam memperjuangkan berbagai isu. Tekanan dari media dapat menjadi kekuatan yang efektif. Parpol-parpol dan para anggota parlemen tentu

Setelah dilakukan pengendalian secara mekanik terjadi penurunan populasi dan secara berangsur-angsur hama penggerek batang padi merah jambu musnah, sehingga

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Simpan Pinjam Hiro Heling Kupang dengan Metode Rapid Application DevelopmentG. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar

Implikasi dari penelitian menjelaskan pada pemahaman bahwa hijab bukan hanya sebagai tirai pemisah atau sekat penghalang tetapi lebih menekan pada sebuah benda penutup aurat

Kesimpulan dari Optimisasi dan Share Webblog Menggunakan Teknik Search Engine Optimization adalah sebagai berikut. a) Webblog merupakan salah satu media pembelajaran

metabolisme dalam tubuh. Lemak tidak dapat larut alam air, melainkan larut dalam kloroform, nitrogen). Lemak tidak dapat larut alam air, melainkan larut dalam

Uraian latar belakang ini mendasari review hasil penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam permainan tradisional