PROFILE LEARNING STYLE UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BELAJAR
PROFILE LEARNING STYLE
FOR LEARNING STRATEGY DEVELOPMENT
Muh. Arief Sumantri (muhammad.arief.sumantri-2016@psikologi.unair.ac.id)
Ajeng Okvita Larasati (ajeng.okvita.larasati-2016@psikologi.unair.ac.id)
Wuryaning Hendri Hastuti (wuryaning.hendri.hastuti-2016@psikologi.unair.ac.id)
Airlangga University Researcher of Psychologycal Science
Abstract.
Learning styles are closely related to a person's person who is influenced by their nature,
experience, education, and history of development.This study aims to find and describe Learning Style
owned by students. Type of research used is descriptive research using a quantitative approach.
Population in this research is all postgraduate student psychology of Airlangga University of year
2016/2017. Data analysis used is descriptive analysis method where from the data that have been
collected then classified in the form of numbers and declared in words in the form of sentence.
The results showed that in general, students have a tendency of Visual and Auditory learning style
which has equal number and percentage of a 38%, then kinesthetic learning style with a percentage of
24%.For male gender dominated by Auditory learning style with a percentage of 50%, women are
dominated by Visual learning style with a percentage of 47%. In terms of specialization, community &
Development Psychology concentration is dominated by learning style with percentage 67%, Educational
Psychology is dominated by Visual learning style with 46% percentage.
Some of the benefits of understanding learning styles include maximizing learning potential,
developing efficient and effective learning strategies, increasing self-esteemget insights into strengths and
weaknesses, learn how to enjoy learning deeper, develop motivation to learn, and learn how to maximize
ability and skills naturally.
Keywords: Learning style, postgraduate student psychology
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gaya belajar (
learning style
) terdiri atas
dua kata yaitu
gaya
dan
belajar.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(2008),
gaya
merupakan tingkah laku, gerak gerik, serta sikap
sedangkan
belajar
adalah
upaya
untuk
memperoleh kepandaian maupun menuntut ilmu.
Gaya belajar menurut Visser
et al.
(2006) mengacu pada pendekatan yang
lebih disukai seseorang dalam belajar guna
mencapai hasil belajar yang optimal. Charles
E. Skinner (1958) di dalam bukunya yang
berjudul
Educational Psychology
mendefini-
sikan pengertian belajar sebagai ”
Learning is a
process of progressive behavior adaptation”
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif. Kemudian Bobby De Porter
(1992) dalam bukunya yang berjudul
Quantum
Learning
mendefinisikan gaya belajar sebagai “
a
person’s learning style is a combination of how
he or she perceives, then organizes and
processes information
” yang artinya bahwa gaya
belajar seseorang merupakan kombinasi dari
bagaimana dia menyerap kemudian setelah itu
mengatur serta mengolah informasi.
Dalam Islam (Tohirin, 2006) adalah
suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk terus
belajar ataupun menuntut ilmu, sebagaimana
firman Allah:
“Dan tidak sepantasnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara
mereka
beberapa
orang
untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringa- tan kepada
kaumnya
apabila
mereka
telah
kembali
kepadanya, supaya mereka dapat menjaga
dirinya” (At-Taubah/9 :122).
Ayat
diatas
menunjukkan
bahwa
memiliki ilmu pengetahuan merupakan hal yang
penting dan alat untuk memperoleh hal tersebut
adalah dengan cara belajar. Ajaran Islam telah
menganjurkan (Tohirin, 2006) agar manusia
menggunakan potensi-potensi atau organ
psiko-psikis, seperti akal, indera penglihatan, dan
pendengaran untuk mela- kukan kegiatan
belajar. Sebagai alat belajar, akal merupakan
potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis
yang kompleks untuk
menyerap,
mengolah,
menyimpan,
serta
memproduksi kembali item-item informasi dan
ilmu pengetahuan. Kemudian, mata dan telinga
merupakan alat fisik yang berguna untuk
menerima informasi visual maupun informasi
verbal
Menurut Mulyono (2012) gaya bela- jar
berkaitan erat dengan pribadi seseorang yang
dipengaruhi oleh pembawaan, pengala- man,
pendidikan, serta riwayat perkemba- ngannya.
De Porter & Hernacki (2010), berpendapat
bahwa belajar berproses secara mengalir,
dinamis, penuh resiko, dan meng- gairahkan.
Setiap individu memiliki gaya belajar (
learning
style
) yang berbeda-beda, tidak semua orang
mengikuti yang sama (Mulyono, 2012). Kolb
(2005, dalam Ghufron, 2013) berpendapat
bahwa perbeda- an gaya belajar yang dipilih
oleh individu akan menunjukkan cara tercepat
dan terbaik bagi setiap individu dalam upaya
menyerap sebuah informasi yang datang dari
luar dirinya. Reid (dalam Peacock, 2000)
mengatakan bahwa gaya belajar merupakan
suatu cara yang alami hampir seperti kebiasaan,
dan merupakan cara yang paling disukai oleh
individu dalam menyerap, memproses dan
mempertahankan informasi.
Penelitian Pallapu (2007) berjudul
semua mahasiswa dengan gaya belajar yang
berbeda-beda untuk dapat belajar dengan lebih
baik. Penelitian dari Garcia,
et al.
(2008)
menyimpulkan bahwa mahasiswa baru yang
belum menerima latihan dan pelajaran dari
pengajar memiliki perbedaan latar belakang
gaya belajar yang berbeda beda.
Dunn & Dunn (2006, dalam Abidin,
2011) menyatakan bahwa dalam berbagai kasus,
seorang peserta didik yang sukses dalam
pelajaran memiliki beberapa gaya belajar yang
berbeda. Oleh para ilmuwan, gaya belajar
digolongkan dalam beberapa macam, misalnya
Honey & Mumford (1992, dalam Duff & Duffy,
2002) membagi gaya belajar menjadi 4 jenis
yaitu:
Gaya Belajar Reflektor
Dalam gaya belajar reflektor, individu akan
lebih memilih untuk berjarak dengan fakta,
fenomena
serta
hal
yang
sedang
dipelajari.Menjembatani dirinya berdasarkan
fakta dan fenomena langsung dilapangan melalui
buku, proses diskusi, saling ber- argumen atau
mengikuti kegiatan seminar. Selain itu juga
memandang suatu informasi dari berbagai sudut
pandang sebelum menyimpulkannya.
Gaya Belajar Teoris
Identik dengan membaca buku, berfikir,
beranalogi dan membandingkan suatu teori
(Ghufron & S. Risnawati, 2013). Walaupun
memiliki kemiripan dengan gaya belajar
Reflektor tetapi individu dengan gaya belajar
teoris memiliki ciri khas pada kegemarannya
menganalisis dan
mensintesis
berdasarkan
penalaran, logika serta teori. Cenderung akan
menolak segala hal yang tidak logis, tidak
objektif dan tidak berdasar-
kan ketentuan tertentu (dalam Victoria & Aryani,
2014).
Gaya Belajar Aktivis
Memiliki
karakteristik
yang
bertolak
belakang dengan gaya belajar Reflektor, selalu
ingin terlibat langsung serta berdasar- kan fakta
dalam
mempelajari
fenomena.
Menyukai
eksperimen, simulasi, studi kasus serta sangat
antusias, berfikiran terbuka serta tidak skeptis
seperti individu dengan gaya belajar Teoris
(Ghufron & S. Risnawati, 2013).
Gaya Belajar Pragmatis
Cenderung bersifat problem solving, praktis
dan oportunis. Selalu berusaha untuk meman
faatkan kesempatan yang ada dan memandang
suatu
masalah
sebagai
sebuah
tantangan
bukannya sebagai beban. Seperti halnya individu
gaya belajar aktivis, gaya belajar pragmatis
menyukai keterlibatan langsung seperti kerja
lapangan, praktik laboraturium & observasi
(Ghufron & S. Risnawati, 2013).
Grinder sendiri (dalam De Porter &
Hernacki, 2004) membagi learning style (gaya
belajar) ke dalam 3 jenis yaitu:
Gaya Belajar Visual (Visual Learning)
Visual Learning merupakan gaya belajar
yang didominasi dengan cara melihat, mata
mendapatkan peran yang penting. Gaya belajar
ini digunakan untuk memeroleh informasi
seperti melihat gambar, diagram, peta, poster,
grafik, dan sebagainya serta bisa juga dengan
melihat data teks seperti tulisan dan huruf (Nini
Subini, 2001)
Gaya Belajar Auditori
(
Auditory Learning
)
Biasa disebut juga sebagai gaya belajar
pendengar
karena
mengandalkan
proses
hal-hal yang didengar, juga mengingat sesuatu
dengan cara melihat dari apa yang tersimpan
pada telinganya. Pada umumnya, individu yang
memiliki
gaya
belajar
auditori
senang
mendengarkan ceramah, diskusi, berita radio,
ataupun kaset pembelajaran. Senang belajar
dengan cara mendengarkan dan berinteraksi
dengan orang lain. (Robert Steinbach, 2002)
Gaya Belajar Kinestetik Gaya (Kinesthetic
Learning)
Gaya belajar ini senantiasa mengguna- kan
dan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya
dalam proses pembelajaran atau dalam usaha
untuk memahami sesuatu (Suparman S, 2006).
Bagi
kinestetik
kadang
membaca
dan
mendengarkan
merupakan
kegiatan
yang
membosankan, instruksi yang diberikan secara
tertulis maupun lisan sering kali mudah
dilupakan. Kinestetik memiliki kecenderungan
lebih memahami tugasnya bila mereka langsung
mencobanya (Robert Steinbach, 2002).
Setiap
individu
(Mulyono,
2012)
mempunyai learning style yang berbeda.
Menurut Ginnis (2008) perbedaan tersebut
diumpamakan seperti tanda tangan yang khas
bagi dirinya sendiri. Gaya belajar yang satu
tidak dapat dikatakan lebih baik dari gaya
belajar yang lainnya karena setiap gaya belajar
memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing (Felder dan Brent, 2005). Tetapi dengan
memahami learning style (gaya belajar) yang
dimiliki pastinya banyak keuntungan yang dapat
diperoleh oleh masing-masing individu, salah
satunya ialah berguna untuk pengembangan
strategi pem- belajaran, agar dalam proses
pembelajaran mampu memproses informasi
dengan lebih efisien dan efektif. Beberapa hasil
penelitian
menunjukkan bahwa gaya belajar secara
signifikan berpengaruh terhadap pemilihan
strategi belajar (Carson & Longhini, dalam
Chang, 2005; Ehrman & Oxford, 1990; Ehrman
& Oxford, 1995; Jie & Xiaoqing, 2006).
METODE
Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini, tipe penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
.Pendekatan
kuantitatif menurut
Arikunto,
(2006) merupakan pendekatan penelitian yang
dituntut
menggunakan
angka
mulai
dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data
serta penampilan hasilnya. Sedangkan penelitian
deskriptif menurut Jalaluddin Rahmat (2000)
merupakan penelitian yang bertujuan untuk
melukiskan atau untuk menggambarkan secara
sistematis fakta ataupun karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan
cermat dimana dalam penelitian ini tidak
mencari atau menjelaskan hubungan juga tidak
menguji hipotesa ataupun membuat prediksi.
Penelitian
ini
bertujuan
mengetahui,
mendeskripsikan,
dan
memberikan
profil
Learning Syle
(gaya belajar) yang dimiliki
mahasiswa Pascasarjana Magister Psikologi
Universitas Airlangga angkatan tahun 2016/
2017 untuk mengembangkan strategi dalam
pembelajaran.
Variabel
Style Learning
(Gaya Belajar). Menurut Hadari
Namawi & HM Martini Hadari (1992) variabel
tunggal merupakan variabel yang hanya untuk
mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan
unsur atau faktor- faktor dalam setiap gejala
yang termasuk dalam variabel tersebut.
Populasi & Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa pascasarjana magister
psikologi
universitas
airlangga
angkatan
tahun 2016/2017. Populasi berjumlah 21 orang
yang terdiri dari 15 perempuan dan 6 orang
laki-laki dan terbagi dalam dua bidang peminatan
yaitu Psikologi Pendidikan serta Psikologi
Komunitas & Pembangunan.
Tehnik
sampling
yang
digunakan
mengacu pada tabel Isaac & Michael, dimana
peneliti dapat secara langsung menentukan
jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi dan
tingkat kesalahan yang dikehendaki.
Tabel Isaac dan Michael (dalam
Sugiyono, 2016)
sampelnya adalah 19 mahasiswa. Dikarenakan
total populasi yang hanya
bersisa 2 maka peneliti mempertimbangkan
menggunakan keseluruhan jumlah populasi
sebagai sampel yaitu 21 mahasiswa. Penggunaan
keseluruhan jumlah populasi menjadi sampel
disebut tehnik
Sampling Jenuh
yang merupakan
bagian dari
Non Probability Sampling.
Pengumpulan & Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode angket berupa kuisioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat
pernyataan
tertulis
kepada
responden untuk kemudian dijawab oleh
responden (Sugiyono, 2011). Angket psikologi
dalam kuisioner ini diadopsi dari kuisioner
standar De Porter & Hernacki (2010) yang
reliabilitasnya telah teruji dan telah digunakan
dalam beberapa penelitian salah satunya oleh
Nugraheni & Nurmala (2006); Fista (2011);
Hamka &
Muhiddin (2017).
Analisis data yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif dimana dari data yang
telah terkumpul kemudian selanjutnya di
klasifikasikan dalam bentuk angka-angka dan
dinyatakan dalam kata-kata berbentuk kalimat.
HASIL
Learning Style
Learning Style
Vi sual Audi t oriLaki-Laki
Vi sual Audi t oriBerdasarkan Jumlah Keseluruhan
No
Learning Style
Jumlah
Mahasiswa
Total
1
Visual
8
38 %
2
Auditori
8
38 %
21
100 %
3
Kinestetik
5
24 %
Gambar Tabel
Gambar Diagram
Dari tabel dan gambar diagram diatas
ketahui bahwa terdapat 3
Learning Syle
(gaya
belajar) pada mahasiswa pascasarjana magister
psikologi universitas airlangga angkatan tahun
2016/2017 yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik
dimana
Visual Learning
berjumlah 8 mahasiswa
dengan presentase 38%,
Auditory Learning
berjumlah 8 mahasiswa dengan presentase 38%,
kemudian
Kinesthetic Learning
berjumlah 5
mahasiswa dengan presentase 24%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa gaya belajar Visual dan
Auditori memiliki jumlah yang seimbang dan
lebih mendominasi ketimbang gaya belajar
Kinestetik.
Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis
Kelamin
Learning
Style
Jumlah
Total
Visual
1
17%
1
Laki-Laki
Auditori
3
50%
6
100%
Kinestetik
2
33%
Visual
7
47%
2
Perempuan
Auditori
5
33%
15
100%
Kinestetik
3
20%
Gambar Tabel
Gambar Diagram
Gambar Diagram
Psi Pendidikan
Vi sual Audi t ori Kinest et i k
46%