• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Univeritas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Keberadaan wartawan, reporter atau jurnalis kini sama menariknya dengan kalangan selebriti. Performa mereka cukup banyak menyedot perhatian masyarakat. Perkembangan zaman salah satunya ditandai dengan booming industri televisi menjadikan banyak orientasi generasi muda pun berubah. Mahasiswa dari berbagai jurusan studi, terutama studi ilmu komunikasi tidak hanya melirik peluang kerja di media massa cetak tetapi juga memiliki antusiasme besar pada dunia kerja televisi. Kebanyakan dari mereka memulai karier pada bidang jurnalis televisi, walau persaingan sangat ketat dan menyulitkan.

Ada tiga sebutan yang berbeda untuk sebuah profesi yang sama. Yaitu sebutan wartawan identik dengan mereka yang bekerja di media massa cetak, reporter cenderung digunakan untuk media massa televisi, radio dan internet, sementara sebutan jurnalis merujuk pada wartawan asing. Padahal baik wartawan, reporter maupun jurnalis adalah profesi yang sama, yaitu orang yang memiliki keahlian dan kewenangan khusus dalam mencari, mengumpulkan, menyeleksi dan menyebarluaskan informasi melalui media massa (Yosef, 2008 : 44). Reporter atau jurnalis bisa dikatakan merupakan posisi awal dalam karier di jurnalistik televisi. Reporter sering dianggap sebagai ujung tombak produksi berita televisi (Usman Ks, 2009 : 4).

Undang-Undang No.11 Tahun 1996 Tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pers pasal 3 menyebutkan, bahwa kewartawanan adalah pekerjaan/kegiatan/usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengelolahan, dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasa-ulasan dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan, radio, televisi dan film. Profesi reporter menuntut seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan khusus dalam menjalani pekerjaannya. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki keterlibatan besar terhadap masalah-masalah

(2)

Universitas Sumatera Utara

sosial kemasyarakatan, memiliki integritas, cerdas, handal, siaga, disiplin, dan memiliki keterbukaan merupakan pandangan positif profesi kewartawanan (https://www.academia.edu/9254796/ Profesi_wartawan_masa_kini diakses pada 21 Mei 2015 pukul 20:00).

Sebagai salah satu produk media massa televisi merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving pictures). Masyarakat di rumah tidak mungkin dapat menangkap gambar siaran televisi kalau tidak ada unsur radio dan tidak mungkin melihat gambar yang bergerak jika tidak ada unsur film (Effendi, 1993 : 174). Televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius masyarakat dengan tayangan-tayangan yang disajikan. Televisi memang bukanlah satu-satunya media massa yang menentukan sikap masyarakat. Walaupun televisi memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh media massa lain. Kehadiran televisi menjadi bagian penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal, menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi di belahan dunia dan massa menjadi objek utama dari liputan media televisi.

Televisi tidak dapat terlepas dari kehidupan jurnalistik, suatu peristiwa relatif lebih cepat disampaikan melalui siaran reportase atau siaran langsung di tempat kejadian. Merujuk pada tokoh pers asing F. Fraser Bond dalam bukunya An Introduction to Journalism (1961), istilah jurnalistik mencakup semua bentuk penyebaran berita bersama komentarnya untuk mencapai orang banyak. Semua kejadian di dunia, asalkan sifatnya penting bagi masyarakat dan semua pikiran, tindakan, serta ide-ide, yang didorong oleh kejadian-kejadian tersebut, menjadi bahan pemberitaan bagi wartawan (Baksin, 2006 : 48). Bahkan lahirlah beberapa stasiun televisi yang memfokuskan tayangn pada berita-berita hingga disebut sebagai televisi berita.

Jurnalistik televisi memberikan laporan mengenai fakta peristiwa atau pendapat manusia atau kedua-duanya yang disertai gambar aktual, menarik, berguna dan disiarkan secara periodik. Televisi membutuhkan reporter untuk melakukan liputan terhadap suatu kasus yang akan diberitakan. liputan yang disajikan dalam bentuk laporan audio visual mengharuskan seorang reporter

(3)

Universitas Sumatera Utara

bekerja sama dengan seorang camera person (campers) di lapangan. Fungsi campers membantu reporter dalam menangkap gambar dan merekam kejadian di lapangan. Reporter tidak hanya melaporkan kejadian, namun juga sebagai pemimpin liputan yang mengarahkan campers untuk mengambil gambar apa saja yang berguna melengkapi laporan berita yang akan disajikan.

Berbagai macam peristiwa hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang dapat menjadi bahan pemberitaan oleh karenanya berita yang dibuat dapat berkaitan dengan kasus politik, hukum, ekonomi, kriminalitas, urusan sosial atau isu-isu nasional, maupun internasional dan lain-lain. Berita apapun itu tentunya diharapkan menjadi informasi bagi masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai persoalan yang ada di dunia lalu bertindak tepat dalam menjalani kehidupan. Jika memungkinkan untuk saling menolong, berbagi dan lebih waspada.

November 2014 lalu stasiun televisi SBS (Seoul Broadcasting System) menayangkan serial drama berjudul “Pinocchio”, yang disutradarai oleh Jo So Won dengan penulis naskah Park Hye Ryun. Drama seri ini berjumlah 20 episode, tayang setiap Rabu dan Kamis pukul 21:55 waktu Korea Selatan. Judul serial drama diambil dari sindrom Pinocchio namun bukan gejala yang sebenarnya, sindrom ini diceritakan menyebbakan seseorang cegukan setiap kali berbohong atau melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Serial drama ini menggambarkan semangat mengejar kebenaran dan keadilan para reporter muda yang salah satunya penderita Pinocchio dalam memecahkan kasus-kasus urusan sosial layaknya reporter sungguhan dalam menjalankan tugas.

Serial drama memiliki kualitas dan keunikan tersendiri hingga banyak digemari masyarakat. Alur cerita yang tersusun apik, tidak mudah ditebak, penuh dengan kejutan disanding dengan penggambaran kehidupan keseharian maupun budaya asli yang berkembang di negara pembuat serial drama tersebut menjadi daya tariknya. Kisah menarik mulai dari bidang profesi kedokteran, pengacara dan jaksa, polisi, pemadam kebakaran, pasukan pengaman presiden dan lain sebagainya, termasuk profesi reporter yang disjaikan pada beberapa drama di akhir tahun 2014. Mempu menjadikan karya seni populer ini bukan hanya

(4)

Universitas Sumatera Utara

menghibur, namun juga memberikan pendidikan dan menyentuh perasaan bagi para penontonnya.

Pihak stasiun televisi di Korea Selatan, SBS yang menayangkan serial drama Pinocchio memberikan pernyataan bahwa istilah medis yang dijadikan judul hanya rekayasa alias tidak ada. Istilah sindrom Pinocchio nyatanya bukan ditujukan untuk kondisi seseorang yang cegukan ketika berbohong. Sindrom Pinocchio merupakan sebuah kondisi saat tubuh seseorang merasa kaku bak boneka kayu. Hal tersebut terjadi disebabkan karena penderita merasa ketakutan bila ditertawakan orang, kondisi tersebut merupakan fobia yang disebut gelatophobia.

Fobia tersebut merupakan fobia sosial yang menarik perhatian psikolog, sosiolog, dan psikiater sejak 2008. Dr Michael Titze menemukan beberapa pasiennya mengalami fobia tersebut cenderung selalu menganalisis lingkungan yang akan mereka masuki. Apakah banyak orang yang suka menertawakan orang lain. Bahkan, tidak sedikit yang merasa diri mereka merupakan pribadi yang bodoh lalu menutup diri dari lingkungan sosialnya (http://rona.metrotvnews.com/

read/2015/01/12/343848/sindrom-pinokio-benar-atau-cuma-ada-di-drama-koreadiakses 28 April 2015 pukul 12:00). Nama sindrom Pinocchio digunakan juga sebab terinspirasi dari cerita dogeng anak-anak tentang boneka kayu yang menjadi manusia, saat berbohong hidungnya akan tumbuh panjang. Kemudian kebohongannya tersebut dapat diketahui oleh orang lain.

Serial drama Pinocchio menarik perhatian peneliti karena menceritakan bagaimana pemberitaan media dan profesi reporter yang sesungguhnya. Dikisahkan media televisi GYN menjalankan tugasnya dengan penuh kepatuhan kode etik sehingga disebut sebagai media televisi yang menyajikan berita organik, mereka selalu fokus pada pemberitaan dan tidak mudah terprovokasi pihak manapun. Sementara disisi lain stasiun televisi MSC menyajikan berita yang lebih agresif dan memiliki kepentingan tertentu. Diceritakan bagaimana sebuah pemberitaan di media, dengan pembingkaian bisa saja membuat orang yang tidak bersalah mendapat hukuman begitu sebaliknya. Masing-masing media tersebut memiliki strategi tersendiri untuk terus mampu memberikan informasi yang

(5)

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan rating tinggi. Namun persaingan tersebut tidak terlalu menjadi acuan utama kisah drama Pinocchio, sehingga peneliti tidak akan menyinggung terkait hal tersebut.

Serial drama Pinocchio menggambarkan semangat mengejar kebenaran dan keadilan para reporter muda pada urusan sosial atau isu-isu nasional seperti kematian seseorang, perubahan cuaca, penculikan, kebakaran, pembunuhan dan lain sebagainya. Berita yang berkaitan dengan urusan sosial biasanya lebih mengundang rasa ingin tahu masyarakat sebab itulah keadaan yang tengah terjadi di masyarakat. Sehingga pemberitaannya selalu dinanti dan diminati untuk tayang di layar televisi. Berita ini merupakan current affair jadi harus segera disampaikan.

Reporter dilarang menutupi fakta besar dibelakang fakta kecil yang dimunculkan. Seorang reporter harus tetap menggali segala kebenaran yang tersedia di lapangan, walau kebenaran ibarat potongan teka-teki yang berserakan dan tak pernah terungkap secara keseluruhan. Reporter harus terus curiga untuk mengumpulkan informasi yang masih tersembunyi. Setelah itu media harus memberitakan fakta-fakta yang ditemui tersebut. Drama ini mengisahkan bagaimana seorang reporter harus bisa meredam segala egonya, pribadinya, dan benar-benar menjadi seorang reporter yang berintegritas. Tidak, terpengaruh masalah keluarga, kisah masa lalu, bahkan keinginan pemilik media.

Reporter yang bekerja pada stasiun televisi diharapkan mampu mematuhi kode etik yang ada, memiliki pemikiran jernih, berdedikasi menyampaikan kebenaran yang secara Laksikal dalam KBBI (Putra, 2010 : 122) diartikan sesuai sebagaimana adanya, seharusnya, adil, lurus, dapat dipercaya, sah. Berita berdasarkan fakta yang secara etimolohi berasal dari kata benda latin “factum” jamaknya facta dan kata kerjanya facere yang berarti peristiwa atau kejadian, membuat agar terjadi sesuatu, berhasil.

Kegiatan utama insan media mengkonstruksikan berbagai realitas atas kejadian yang dilaporkan. Pembuatan berita dimedia pada dasarnya penyusunan realitas-realitas hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna.

(6)

Universitas Sumatera Utara

Temtu saja penggunaan bahasa yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Bahkan keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggunakan realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam subjek tertentu, tema-tema, wacana tertentu mapun strategi-strategi didalamnya (Eriyanto, 2001 : 6).

Media televisi tidak mudah terlepas dari kosntruksi realitas sosial media. Realitas kekuatan media mengkonstruksikan realitas sosial, dimana melalui kekuatan itu media memindahkan realitas sosial ke dalam pesan media dengan atau setelah berubah citranya. Kemudian media memindahkannya melalui replikasi citra ke dalam realitas sosial yang baru di masyarakat, seakan realitas itu sedang hidup di masyarakat. Keberadaan media merupakan saringan yang menentukan apakah peristiwa yang sudah memiliki nilai berita pantas disiarkan atau tidak. Dengan kata lain, tidak semua peristiwa yang memiliki nilai berita bisa diberitakan (Abrar, 1993 : 89).

Serial drama Pinocchio memiliki 4 pemeran utama yaitu Lee Jong Suk sebagai Ki Ha Myung/ Choi Dal Po, reporter YGN yang sebelumnya pekerja sebagai supir taksi. Ia lahir dengan nama Ki Ha Myung yang tenggelam di lautan dan diselamatkan oleh seorang kakek bernama Choi Gong Pil. Dia kemudian diadopsi dalam keluarga tersebut dan diberi nama Choi Dal Po, karena Gong Pil percaya bahwa Ha Myung anaknya yang telah meninggal tenggelam dilaut 30 tahun silam kembali dengan selamat. Melalui keluarga barunya ini Dal Po memiliki seorang ayah, adik dan keponakan. Dia memutuskan untuk menyembunyikan masa lalunya yang kelam. Demi membalas ketulusan orang tua yang menyelamatkannya, dia rela menjadi sosok Dal Po yang dikenal tidak memiliki kepandaian apapun. Akibatnya selama bersekolah nilainya selalu nol, walau sebenarnya ia pria tampan yang pintar.

Sadar keluarganya sulit dalam keuangan, ia memberikan kesempatan kepada keponakan yang seumuran dengannya untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas. Sementara Dal Po menjadi supir taksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebenarnya ia anak kedua dari kepala pemadam kebakaran yang menjadi

(7)

Universitas Sumatera Utara

korban pemberitaan seorang reporter bernama Sung Cha Ok yang menjatuhkan seluruh kesalahan pada ayahnya atas insiden tewasnya sembilan anggota pemadam kebakaran saat bertugas. Ia tidak pernah melupakan rasa sakit hati dan ingin membalas dendam pada reporter tersebut dengan menunjukkan bagaimana reporter sebenarnya bekerja. Dal Po menjadi reporter untuk membersihan nama ayahnya dan mengembalikan nama aslinya Ki Ha Myung.

Park Shin Hye sebagai Choi In Ha, seorang gadis yang selalu menyatakan apapun yang ada dalam hati dan pikirannya sebab iya mengidap Sindrom Pinocchio yang akan menyebabkan dirinya cegukan ketika berbohong. Hal ini sekaligus menjadi motivasi tersendiri baginya untuk menjadi reporter, sebab menurutnya reporter akan selalu memberitakan kebenaran. Dengan menjadi reporter In Ha juga bisa bertemu dengan ibunya yang telah berpisah semenjak bercerai dengan ayahnya. Ibu In Ha adalah reporter Sung Cha Ok yang melakukan pemanggilan khusus agar In Ha bekerja di MSC. Sebelumnya In Ha pernah melamar sebagai reporter di MSC namun gagal saat seleksi interview dan ibunya salah satu penginterview pada saat itu. Sebagai penderita sindrom Pinocchio memang sulit melamar pekerjaan sebagai reporter namun In Ha tetap berusaha dan ketika ada peluang ia memutuskan mengambil peluang tersebut. Banyak masalah yang ia hadapi selama menjalani pekerjaannya dan itu memberikannya motivasi lebih untuk mencari kebenaran daripada reporter lainnya di luar sana.

Kim Young Kwang sebagai Seo Beom Jo, berasal dari keluarga kaya raya malah menjadikannya sebagai pribadi yang lembut dan perhatian pada orang-orang disekelilingnya. Perhatiannya yang lebih pada In Ha yang menuntunnya mengikuti jejak In Ha. Orang-orang tidak bisa mengalihkan pandangan mata mereka padanya karena memiliki penampilan dan perawakan seperti seorang model, bahkan gaya berpakaiannya sangat bagus. Ia bergabung di MSC dengan pengangkatan khusus setelah gagal pada test sebagai reporter di YGN. Sebenarnya secara kebetulan Beom Jo menemukan ponsel ibu In Ha yang tertinggal dirumahnya dan menyimpannya, dia selalu membaca pesan yang dikirim In Ha pada ibunya. Sejak saat itu ia tertarik pada dunia yang In Ha jalani dan mengetahui apa saja yang terjadi pada In Ha. Keinginannya merubah hidupnya

(8)

Universitas Sumatera Utara

menjadi lebih dinamis dibandingkan menjadi anak kesayangan ibunya membuatnya menjadi reporter yang mengurusi masalah-masalah sosial.

Lee Yoo Bi sebagai Yoon Yeo Rae mantan sesaeng fans atau fans yang berlebihan yang suka mengikuti idolanya. Kemauan yang kuat dan bakat memata-matai menjadikan Yoe Rae memilih menjadi reporter. Kebiasaan masa lalunya sempat menyebabkan dia dipandang rendah, namun pengalamannya tersebut menjadi keunggulan baginya. Yoo Rae gagal pada saat mengikuti test menjadi reporter di MSC, lalu mencoba di YGN dan berhasil masuk. Dia suka menggunakan stetoskop untuk menguping percakapan orang-orang yang mengetahui suatu kasus yang memungkinkan dia menulis laporan tentang topik apa pun yang ditugaskan padanya. Selain itu dia juga dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui omongan orang dan pemberitaan yang beredar di sosial media.

Keempat pemeran utama merupakan reporter junior yang sedang menjalani masa traning. Reporter baru biasanya ditugaskan untuk mencari berita di beberapa tempat umum, salah satunya kantor polisi. Mereka di tempatkan bertugas di Kantor Polisi Wilayah Sungai Han. Dal Po dan Yeo Rae tim traner Divisi Investigasi stasiun televisi YGN, sedangkan In Ha dan Beom Jo tim traner Divisi Investigasi stasiun televisi MSC. Mereka harus mendapatkan laporan berupa kasus besar maupun kecil untuk dilaporkan pada atasan agar menjadi bahan pemberitaan. Mereka dilatih untuk benar-benar mengerti dan paham pada profesi yang mereka jalani.

Serial atau sinetron dengan mengambil latar belakang profesi jurnalis, reporter atau wartawan memang belum banyak dibuat. Kemunculan serial ini seperti menjadi pemenuhan tayangan praktik nyata dunia jurnalistik. Muncul drama lain di Korea yang juga mengisahkan karier jurnalistik televisi dengan judul Healer, drama ini mengisahkan reporter yang mencari kebenaran dari kasus masa lalu dan berhasil mengungkapkannya. Drama ini lebih banyak mengisahkan badan mata-mata dibandingkan dengan profesi reporternya, serta hanya menyajikan satu kasus tidak seperti Pinocchio yang menyajikan posisi reporter dalam berbagai kasus.

(9)

Universitas Sumatera Utara

Sinetron dengan tema cerita profesi reporter belum dijumpai hingga kini di produksi stasiun televisi Indonesia. Stasiun televisi RCTI sebelumnya pernah menayangkan serial drama Pinocchio, namun baru beberapa episode penayangannya dihentikan tanpa sebab yang jelas. Kemudian pada 3 Juni 2015 drama Pinocchio kembali ditayangkan setiap Senin hingga Jumat pukul 14:00WIB – 16:00WIB. Sementara itu Tiongkok dan Jepang juga menayangkan drama tersebut di negaranya, serta beberapa negara lain di Eropa dan Amerika. Drama Pinocchio juga meraih penghargaan sebagai drama terbaik dalam ajang Seoul International Drama Awards, serta masuk dalam beberapa ajang penghargaan lainnya di Korea Selatan.

Drama memanglah hasil karya cipta sutradara, penulis naskah, crew serta artis yang teraktualisasikan dalam bentuk tayangan berseri. Seorang penulis naskah dalam membuat jalan cerita tentulah melakukan observasi terlebih dahulu hingga kisah yang dihadirkan bukan hanya terkesan fantasi. Namun juga mengandung pesan kehidupan keseharian yang nyata. Sehingga diterima begitu banyak orang yang menontonnya di seluruh belahan dunia.

Peneliti memilih serial drama Pinocchio karena ceritanya berhubungan dengan profesi reporter yang banyak menjadi cita-cita generasi muda sekarang ini. Banyak orang yang memutuskan bekerja di dunia jurnalistik televisi karena mereka melihat adanya tantangan, kepuasan, kemungkinan menjadi terkenal dengan muncul di layar kaca serta gaji yang relatif lebih baik. Seorang reporter memiliki kemampuan bertemu dengan banyak orang penting dan berpengaruh di masyarakat. Serta adanya rasa bangga dari setiap informasi yang berhasil ditayangkan dalam diri reporter.

Drama Pinocchio mengisahkan bagaimana reporter dalam menjalani pekerjaannya tersebut saat masih junior atau baru hingga terus belajar dan berkembang menjadi reporter yang sesungguhnya. Tidak boleh menyepelekan masalah kecil atau menutupi masalah besar serta paham akan setiap dampak dari pemberitaan yang telah ditayangkan media tempatnya bekerja. Setiap pemberitaan yang disebarluaskan dilihat oleh masyarakat dan akan menimbulkan reaksi. Televisi sebagai saluran penyampai berita tersebut bersaing dan memiliki

(10)

Universitas Sumatera Utara

kewenangan redaksi, namun reporter tidak boleh terpengaruh dan tetap fokus bekerja sesuai dengan tuntutan profesi, uraian kerja yang sesungguhnya dan prinsip-prinsip yang melekat secara teoritis atapun ikrar.

Penelitian ini juga tentunya akan menyinggung Kode Etik Jurnalistik sebagai acuan moral yang mengatur tindak-tanduk wartawan, reporter atau jurnalis. Kode Etik Jurnalistik bisa berbeda dari satu negara ke negara lain, dari satu organisasi ke organisasi lain, dari satu media ke media lainnya. Karena drama ini merupakan drama yang tayang dibeberapa negara di belahan dunia tentulah sang penulis naskah menggunakan Kode Etik Jurnalistik secara universal yang dipahami oleh setiap penontonnya. Maka dari itu peneliti akan mengganalisis pedoman kerja reporter menggunakan Kode Etik Jurnalistik secara umum, yang menjadi titik kesamaan dari Kode Etik Jurnalistik yang ada.

Penelitian akan berfokus pada profesi reporter dalam mencari, mengumpulkan, mengelola atau menyeleksi dan menyebarluaskan informasi yang dilakukan empat reporter pemeran utama dalam serial drama Pinocchio. Choi Dal Po, Choi In Ha, Seo Beom Jo dan Yoon Yeo Rae, dalam mengemban tugas menyelesaikan setiap kasus yang berhasil ditemukan. Terlepas dari nama judul dan Sindrom Pinocchio yang diderita salah seorang reporter. Peneliti akan menganalisis setiap kasus dengan Kode Etik Jurnalistik secara umum berisi beberapa hal yang bisa menjamin terpenuhnya tanggung jawab seorang wartawan, reporter atau jurnalis pada masyarakat. Hal tersebut adalah tanggungjawab, kebebasan, independensi, kebenaran, tidak memihak dan adil.

Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan peneliti di atas maka penelitian menggunakan metode Analisis Isi Kualitatif terhadap Profesi Reporter dalam Serial Drama Pinocchio dirasa baik untuk mengetahui penggambaran nyata dari pekerjaan seorang reporter. Peneliti menjadikan serial drama Pinocchio sebagai subjek penelitian dengan mengambil beberapa adegan yang dianggap mampu memberika penggambaran nyata dari objek penelitian yang akan dilakukan. Reporter yang profesional akan menyajikan berita yang bermanfaat bagi masyarakat dan mampu mengontrol kepentingan pihak-pihak tertentu tanpa mengorbankan media tempatnya bekerja.

(11)

Universitas Sumatera Utara

1.2 Fokus Masalah

Tujuan dari fokus masalah adalah untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas. Berdasarkan uraian konteks masalah diatas, maka dapat dirumuskan fokus masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana reporter menjalankan tugasnya dalam serial drama Pinocchio?

b. Bagaimana Kode Etik Jurnalistik secara universal menjadi acuan reporter dalam menyelesaikan tugas pada serial drama Pinocchio?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tugas reporter dalam serial drama Pinocchio.

b. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Kode Etik Jurnalistik secara universal yang digunakan sebagai acuan reporter dalam menyelesaikan tugas pada serial drama Pinocchio.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang jurnalistik.

b. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan pada penelitian dalam bidang komunikasi, terutama berkaitan dengan Analisis Isi di Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP USU.

c. Secara praktis, dapat menjadi sumber bacaan dan refrensi dalam Analisis Isi yang berkenan dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Several factors might influence the result when interpreting thermal images, only three of them, the distance between target and sensor, distance between target and reflectors,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. NOMOR 02/PRT/M/2017

Figure 9: Installation of 2 mid-format cameras and AeroDiDOS (here FSAS IMU) for direct referencing in a modified door of a Cessna 210 International Archives of the

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu analisis kekuatan mekanik komposit berpenguat serat kulit batang pohon waru dapat disimpulkan bahwa, Setelah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Klampok beragama Islam, terbukti dari sarana peribadatan yang sangat memadai. Salah satunya yaitu masjid

Di dalam makalah ini juga kami menampilkan gambar-gambar yang merupakan contoh karya seni rupa tiga dimensi.. Pengertian Seni Rupa

Borges (2008) mengatakan nilai rendahnya DIC dan TA pada musim hujan di ekosistem mangrove terkait dengan salinitas, yaitu pada musim kemarau tingginya temperatur

Hal ini menunjukkan bahwa senyawa aktif dari daun katuk yang diberikan pada induk tidak memberikan pengaruh pada bobot badan induk postpartus, sedangkan bobot uterus pada hari