BAB IV
ANALISA
IV. 1. Faktor Manusia
IV.1.1 Analisa Target Pasar
Gelanggang Olahraga di Kemaggisan Jakarta – Barat ini memiliki target pasar antara lain adalah :
1. Pelajar yaitu pelajar SD, SLTP dan SMU sekitar lingkungan tapak 2. Mahasiswa khususnya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara 3. Intitusi Pemerintah atau Swasta
4. Masyarakat Umum
IV.1.2 Klasifikasi Jenis Olahraga
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis olahraga yang direncanakan sebagai aktifitas berolahraga, yaitu :
• Berdasarkan penggolongan jenis olahraga • Berdasarkan klasifikasi jenis aktifitas olahraga.
Maka fasilitas olahraga yang direncanakan pada bangunan Gelanggang Olahraga ini terdiri dari :
• Fasilitas Olahraga Tertutup ( Indoor ), yang meliputi :
Sport Hall ( tempat pertandingan olahraga ) seperti : lapangan basket, lapangan bola voli, lapangan bulutangkis dan lapangan futsal.
Olahraga lain yang masih dapat menggunakan fasilitas lapangan basket seperti : tennis meja, beladiri ( aikido dan karate ), dsb. Arena Billard.
Fasilitas olahraga kebugaran : fitness, senam aerobik.
Tempat latihan olahraga tertutup seperti : lapangan bola voli dan bulutangkis.
• Fasilitas Olahraga Terbuka ( Out door ), diantaranya meliputi : Jogging track
Tempat bermain skate – board Kolam renang
Arena Panjat Tebing ( wall – climbing )
Dan fasilitas olahraga terbuka lainnya seperti lapangan basket, lapangan bulutangkis dan lain – lain.
IV.1.3 Analisa Pelaku Kegiatan
Setelah menguraikan klasifikasi jenis olahraga dan aktifitasnya, maka dapat dijabarkan dalam tabel mengenai daftar kegiatan, pelaku kegiatan dan kebutuhan ruang yang akan digunakan :
1. Kegiatan Olahraga
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Penonton Mencari Informasi
Membeli karcis
Menunggu di depan pintu masuk tribun
Mencari tempat duduk Menonton
Ke toilet Menelepon Makan dan minum Sholat Hall / lobby Loket karcis Tribun penonton Toilet penonton Telepon Umum Cafetaria Musholla
Pemain dan Pelatih Ganti pakaian
Menerima penjelasan pelatih Menyiapkan peralatan Pemanasan
Latihan / Bertanding Istirahat
Membersihkan badan Makan dan minum Sholat R. Ganti / loker R. Ganti / loker R. Ganti / loker Lapangan OR R. Duduk R. Bilas / toilet Café Musholla Wasit / Petugas
Pertandingan Ganti pakaian dan menyiapkan diri Memberi pengarahan pertandingan Memimpin pertandingan
Mengawasi pertandingan Membersihkan badan Istirahat
Makan dan minum Sholat R. Ganti / loker Lapangan OR R. Bilas / Toilet Café Musholla Pengelola dan Karyawan Rapat
Mengatur kegiatan administrasi
Mengawasi dan mengatur jalannya pertandingan
Menyiapkan masalah teknis dari wal hingga akhir suatu pertandingan Mengurus pelayanan, administrasi dan pemeliharaan bangunan.
Makan dan minum Sholat R. Rapat Ruang Pengelola Lapangan OR Ruang pengelola Ruang pengelola R. makan / pantry Musholla
2. Kegiatan Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya.
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengunjung / Pemain Mendaftar
Menyewa peralatan Menyimpan barang Ganti pakaian Ke toilet Berolahraga / latihan Istirahat
Membeli peralatan / souvenir olahraga Membaca buku olahraga
Membersihkan badan Makan dan minum Sholat Kantor pengelola Tempat penyewaan peralatan Loker R. ganti Toilet Ruang olahraga R. duduk terbuka Retail / Sport – shop Perpustakaan mini R. bilas
Café Musholla Pengelola Memberi informasi
Menjual tiket
Menyewakan peralatan Mengawasi pengguna fasilitas Memberikan fasilitas P3K Sholat Melalui papan pengumuman Loket Rental alat Ruang pengawasan Ruang P3K Musholla Penyewa Retail Menjual makanan dan minuman
Menjual perlengkapan olahraga dan souvenir
Ke toilet Sholat
Cafetaria
Retail / shop market Toilet
Musholla
IV.1.4 Analisa Aktifitas Pelaku Kegiatan Kegiatan Utama
Penonton
Datang Mencari informasi
Beli tiket Masuk tribun
PARKIR Beli makan & minum Keluar / pulang
Pemain dan Pelatih Olahraga
Pelaku Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya
Petugas Pertandingan Datang Masuk Ruangan
Melakukan persiapan
Berolahraga
PARKIR Makan & minum
keluar Melakukan pendaftaran Pengunjung datang Masuk ruangan Mengganti, menyimpan pakaian/alat PARKIR mendaftar Melakukan kegiatan
kebugaran selesai keluar
datang Masuk ruangan
Melakukan persiapan PARKIR keluar Pimpin pertandingan
Pengelola
Berdasarkan alur / skema kegiatan tersebut, maka dapat dibuat suatu rangkuman mengenai skema ruang secara makro, yaitu :
Skema Makro
Pengelola Penonton / Pengguna
Pemain dan Pelatih
Datang Masuk ruangan Melakukan kegiatan
administrasi Mengawasi pertandingan
Merawat lapangan PARKIR Keluar Sport Hall Entrance hall Cafeteria, perpustakaan, Sport - shop toilet Kantor Pengelola Ruang terbuka Keterangan: Hub.langsung Terpisah fisik Lapangan Olahrga Out door Hall Ruang ganti toilet
IV.1.5 Analisa Waktu Kegiatan
• Pengelola Administrasi : Senin – Minggu , pkl. 08.00 s/d 17.00
• Pengelola Operasional dan Maintainance : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 22.00 • Keamanan : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 24.00
• Pengunjung : Senin – Minggu, pkl. 06.00 s/d 21.00
IV.1.6 Analisa Hubungan Antar Ruang
Melalui alur / skema aktifitas yang digambarkan pada butir IV.1.3, dapat digambarkan pula hubungan antar ruang baik secara makro maupun secara mikro sebagaimana digambarkan di bawah ini :
1. Skema Makro Masuk Main entrance Parkir area Side entrance Service entrance IN - DOOR SPORT OUT DOOR SPORT
Taman
H A L LRuang Terbuka
Servis area 2. Skema Mikro Sport - Hall ( In – door Sport ) 1 Entrance Hall Arena Olahraga ( Sport Hall ) Cafeteria toilet Kantor pengelola Ruang ganti Loket Tribun Penonton toilet Ruang fitness Biliard Ruang ganti Ruang Areobik Sport Shop Perpustakaan Mini toilet Ruang Pemain dan Pelatih
Olahraga Out Door
IV.1.7 Perhitungan Kapasitas
Perhitungan kapasitas pengunjung maupun pengelola baik bagi fasilitas olahraga, olahraga rekreasi, maupun kebugaran dipertimbangkan berdasarkan :
• standart kapasitas tribun
• study perbandingan bangunan yang telah ada Maka perhitungan kapasitas tersebut adalah: 1. kapasitas pengunjung :
• standart kapasitas tribun ( 2 buah ) = 2 x 30 m x 8 level / 0,5 = 960 orang
• fitness (asumsi 5 % dari total pengunjung) : 5 % x 960 = 48 orang 2. total pengunjung Entrance hall Outdoor Sport Kolam renang cafetaria Lobby &
front desk Ruang ganti / r. bilas Loket
960 + 48 = 1008 orang
3. jumlah pengelola dan karyawan
asumsi 5 % dari jumlah pengunjung = 5 % x 1008 = 50 orang 4. total kapasitas
1008 orang + 50 orang = 1058 orang
IV.1.8 Perhitungan Ruang Fasilitas Olahraga 1. Perhitungan Fasilitas Ruang Publik
Fasilitas Kapasitas Ruang Standart Luasan Ruang
1. Entrance Hall 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang
Sirkulasi 15 % 18 m² 2. Loket tiket 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang
Sirkulasi 20 %
20 m² 3.Lobby/R. Tunggu Duduk 5 % x 1058 = 53
Berdiri 10 % x 1058 = 106 Total = 159 orang 0,65 m²/ orang ( berdiri ) 1,4 m² / orang (duduk) Sirkulasi 10 % 158 m² 4. Cafetaria 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orang Sirkulasi 15 % Service 30 % 182 m² 5. Perpustakaan 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orang Sirkulasi 15 % Service 30 % 182 m²
6. Sport – shop 3 unit ruang 15 m²/ unit 45 m²
7. Musholla 1 unit ( 30 org ) 50 m² 50 m²
8. Toilet Umum Ratio ( 1 : 4 ) wanita : pria 3 org wanita ; 2 unit wc 12 org pria ; 5 unit wc
0,6 m²/ orang Sirkulasi 20 % 2,1 m² / unit
22 m²
TOTAL 505 m²
2. Perhitungan Fasilitas Sport Hall dan Fasilitas Penunjang
Sport Hall menggunakan lapangan olahraga rangkap yaitu untuk lapangan basket, lapangan bulu tangkis, bola voli dan lapangan futsal. Total luas ruangan olahraga merupakan total kebutuhan ruang terluas.
Ruang Standar Sumber Kapasitas Luas Keterangan Pemain dan Pelatih
1. Lapangan rangkap 2. Ruang Pemain / Atlit. a. Pria - Ruang ganti - Loker - Shower - Urinouir - Wc - Wastafel b. Wanita - Ruang ganti - Loker - Shower - Wc - Wastafel 3. Ruang Pemanasan 4. Ruang P3K 5. Ruang Pelatih 6. Ruang Fitnes 1 m2 / unit 0.80 m2 / unit 2 m2 / unit 1.26 m2 / unit 2 m2 / unit 0.96 m2 / unit 1 m2 / unit 0.80 m2 / unit 2 m2 / unit 0.96 m2 / unit 2 m2 / unit 100 m2 12 m2 15 m2 15 m2 P P B B Arenas S S N A D S N A D Arenas S S S N A D Arenas Arenas Arenas S 1 unit 15 0rang 5 unit 15 unit 5 unit 3 unit 3 unit 3 unit 15 0rang 5 unit 15 unit 5 unit 5 unit 3 unit 3 unit 1 unit 2 unit 1 unit 588 m2 5 m2 12 m2 10 m2 3.78 m2 6 m2 2.88 m2 5 m2 12 m2 10 m2 4.8 m2 2.88 m2 300 m2 12 m2 30 m2 15 m2 Sub Total 1019,34m 2 x 20 % = 1223,208 m2 Penonton 1. Loket tiket 2. Tribun Biasa 3. Tribun VIP 4. Hall Pengunjung 5. Toilet Penonton VIP a. Pria - Wc 2 m2 / orang 0.5 m2 / orang 0.8 m2 / orang 0.55 m2 /orang 2 m2 / unit N A D TPBO TPBO TPBO S 8 orang 1000 orang 30 orang 1000 orang 20 orang 2 unit 16 m2 500 m2 24 m2 550 m2 4 m2 Indoor Indoor 50 % kapasitas Penonton Perbandingan Penonton pria
- Wastafel b. Wanita - Wc - Wastafel
6. Toilet penonton biasa a. Pria - Urinoir - Wc - Wastafel b. Wanita - Wc - Wastafel 0.96 m2 / unit 2 m2 / unit 0.96 m2 / unit 1.26 m2 / unit 2 m2 / unit 0.96 m2 / unit 0.96 m2 / unit 2 m2 / unit S N A D N A D 1 unit 10 orang 1 unit 2 unit 800 orang 15 unit 8 unit 6 unit 200 orang 8 unit 8 unit 0.96 m2 2 m2 1.92 m2 18.9 m2 16 m2 5.76 m2 7.68 m2 16 m2 & wanita 4 : 1 Perbandingan Penonton pria & wanita 4 : 1 1 unit wc pria = untuk 200 org. 1 unit wc wanita = untuk 100 org. 1 unit urinoir = untuk 100 org. 1 unit wastafel pria = untuk 200 org. 1 unit wastafel wanita = untuk 100 org. Sub Total 1163.22 x 20 % = 1395.864 m2
Pengelola dan Komersil Area 1. Hall Penerima 2. Receptionis 3. R. Tunggu 4. R. Pimpinan 5. R. Sekretaris 12 m2 1.5 m2 / orang 9 m2 24 m2 / orang 9 m2 / orang S S S TSS S 1unit 2 orang 1 unit 1 orang 1 orang 12 m2 3 m2 9 m2 24 m2 9 m2
6. R. Kabag Umum 7. R. Kabag Operasional 8. R. Staff 9. R. Arsip 10.R. Keuangan / adm. 11.R. Rapat 12.Gudang - Alat Olahraga - Kebersihan 13.R. Operator - Opt. score - Opt. Lighting 14.R. Sound System 15.R. Panel 16.R. ME 17.R. AHU 18.R. P3K 12 m2 / orang 12 m2 / orang 4 m2 / orang 12 m2 / orang 12 m2 / orang 24 m2 100 m2 20 m2 6 m2 / orang 4 m2 / orang 6 m2 / orang 8 m2 30 m2 12 m2 15 m2 TSS TSS S TSS S S S S S S S S S S TPBO 1 orang 1 orang 6 orang 1 unit 1 orang 1 unit 1 unit 1 unit 4 orang 4 orang 4 orang 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 12 m2 12 m2 24 m2 12 m2 12 m2 24 m2 100 m2 20 m2 24 m2 18 m2 24 m2 8 m2 30 m2 12 m2 15 m2 Sub Total 404 x 20 % =484.8 m2 Wartawan / Pers 1. Hall 2. R. Liputan TV 3. R. Liputan Radio 4. R. Wartawan 0.8 m2 / orang 6 m2 / orang 4 m2 / orang 1.5 m2 / orang TPBO 10 orang 4 orang 4 orang 10 orang 8 m2 24 m2 16 m2 15 m2 Sub Total 63 x 20 % = 75.6 m2
TOTAL KEBUTUHAN RUANG 3179.604 m2
= 3180 m2
Keterangan sumber:
N A D = Ernst Neufert, Architect Data S = Survey / Studi banding
T S S = Joseph de Chiara, Time Saver Standards for Building Types ARENAS = Sport Council, A Planning, Design and Management Guide. TPBO = Dinas Olahraga DKI,Tata cara Perencanaan Bangunan Olahraga. A = Asumsi
3. Perhitungan Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran
Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang
Ruang fitness Senam 2 % x 1058 = 22 org Fitness 8 % x 1058 = 85 org
Total = 107 org
2 m² / org
2,5 m² /orang 256 m²
Ruang billiard 3 meja 4 m x 5 m 60 m²
Toilet, shower Ratio wanita : pria ( 1 : 2 ) Ruang Ganti Total = 107 org
a. Pria 71 org
Kamar ganti 6 unit 0,6 m²/ unit
WC 3 unit 1,2 m²/ unit
Shower 6 unit 1 m²
Loker 6 unit 0,42 m²/unit
b. Wanita 36 orang
Kamar ganti 3 unit 0,6 m²/ unit
WC 2 unit 1,2 m²/ unit
Shower 5 unit 0,42 m²/unit
Loker 5 unit 0,42 m²/unit
Sirkulasi 10 % 30 m² Lobby &front desk
office
15 orang 0,65 m²/orang sirkulasi 20 %
12 m²
TOTAL 358 m²
4. Perhitungan Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang )
Fasilitas Kapasitas Standard Luas
ruang
Keterangan
Menara Air 5 x 5 m 25 m²
a. Pria
R ganti/ loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m²
R. Bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m²
Toilet 20 orang 0,3 – 0,5 m²/ orang
10 m² b. Wanita
R. ganti / loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m²
R. bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m²
Toilet 20 org 0,3 – 0,5 m²/ 10 m²
Untuk kolam dengan luas area < 1000 m²
orang Ruang Pengelola 5 orang 9 m² / orang 45 m²
Tribun penonton 1000 orang 0,5 m²/orang 500 m²
Loket 2 org 4 m² / org 8 m²
Lobby &front
desk office 15 orang 0,65 m²/orang sirkulasi 20 % 12 m² Luas area kolam
renang 15 x 25 m² 6 track Tiap sisi 2,5 m Sirkulasi 600 m² R .pompa, ME,
servis
Kolam 375 m² 60 % luas kolam 225 m²
Ruang P3k 1 unit 15 m² 15 m²
Sub total 1610 m² Sirkulasi 20 % 322 m²
TOTAL 1932 m²
5. Perhitungan Luas Ruang Servis
Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang
Ruang ganti
karyawan 10 unit 2,5 m² /orang 25 m²
Ruang istirahat 1 unit 6 m² 6 m²
Ruang mesin Genset Pompa Mesin panel
35m²
Ruang kontrol 1 unit 4m² 4 m²
Gudang 1 unit 20 m²
Toilet 1 unit 4 m²
TOTAL 94 m²
Total Keseluruhan Luas Bangunan adalah :
Jenis ruang Total
1. Fasilitas Ruang Publik 505 m²
2. Sport Hall dan Fasilitas Penunjang lainnya 3180 m² 3.Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran 358 m² 4. Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang ) 1932 m²
5 . Luas Ruang Servis 94 m²
Sumber :
A. The handbook of Building Types Neufert Architect’s Data B. Sport Council ; indoor sports and outdoor sports
C. Time Shaver Standart for Building Types D. survey-study banding
IV.1.9 Perhitungan Ruang Luar
Dalam perencanaan bangunan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan, Jakarta – Barat ini, direncanakan kebutuhan ruang luar yang menunjang antara lain:
Area Parkir
Taman dan Pedestrian Olahraga Out door Perhitungan Area Parkir a. Mobil
• Pengelola 10 % x 30 orang = 3 orang = 3 mobil ( 1 mobil = 1 orang )
• Mobil untuk kepentingan servis
Asumsi 2 mobil = 2 mobil • Pelatih dan official 2 team = 2 mobil ( 1 team = 1 mobil )
• Penonton 20 % x 1000 orang = 200 orang = 50 mobil ( 1 mobil = 4 orang )
• Pengunjung 20 % x 50 orang = 10 orang = 3 mobil ( 1 mobil = 4 orang )
• 2 Liputan TV = 4 mobil
• 2 Liputan Radio = 2 mobil
Total = 66 mobil b. Motor
• Pengelola 90 % x 30 orang = 27 orang = 27 motor ( 1 motor = 1 orang )
• Penonton 80 % x 1000 orang = 800 orang = 400 motor ( 1 motor = 2 orang )
• Pengunjung 80 % x 50 orang = 40 orang = 20 motor (1 motor = 2 orang )
• Wartawan 5 media cetak = 10 motor (1 motor = 1 orang )
Total = 452 motor c. Bus
• Pemain / Atlit, Pelatih dan Official 2Team = 2 bus ( 1 team = 1 bus )
2. Kebutuhan Luasan Parkir
a. Mobil, 66 unit @ 12.5 m2 = 852 m2 b. Motor, 452 unit @ 2 m2 = 904 m2 c. Bus, 2 unit @ 30 m2 = 60 m2
Perhitungan Luas Olahraga Outdoor
Jenis kendaraan Jumlah Standard Luas
Kolam renang dan sirkulasi 1 15 x 25 m² (20 x 30 m²)
600 m² Lapangan basket rangkap
futsal, bulutangkis 1 28 x 21 m² 588 m²
Area Skate Board 1 90 m²
Tribun kapasitas 200 1 25 x 3.2 m² 80 m²
Panjat Tebing 1 (dengan kapasitas 10
org) 2 m²/org 20 m²
TOTAL 1378 m²
Perhitungan Total Luas Ruang Luar
Ruang Luar Luasan
Area Parkir 1816 m²
Olahraga Oudoor 1378 m²
TOTAL 3194 m²
Perhitungan Luasan Bangunan dan Ruang Luar
Kebutuhan Luasan
Bangunan 6069 m²
Ruang Luar 3194 m²
TOTAL 9263 m²
IV.1.10 Perlengkapan Ruang Sport - Hall A. Permukaan Lapangan
Permukaan lapangan yang diperlukan adalah permukaan yang mampu memenuhi ‘standar utama’ yang dituntut oleh performa aktifitas olahraga bola basket dan faktor keamanan bagi pemain.
Ada beberapa jenis permukaan yang umum dipakai, antara lain : • Permukaan keras
Seperti semen dan asphalt yang memiliki karakteristik keras, tahan lama, perawatan mudah, sangat mendukung untuk performa tinggi namun kurang aman terhadap kecelakaan atau cedera.
• Permukaan medium
Seperti kayu dan kombinasi vinyl dengan karet yang memiliki karakteristik permukaan cukup keras tetapi nyaman.
Sehingga ditentukan permukaan medium sebagai alternatif pilihan untuk Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat.
B. Inlay atau garis lapangan
Ada beberapa jenis inlay, yaitu :
• Permanen, dimana garis ditanam pada bahan permukaan lantai. Keuntungannya garis lebih tahan lama, tidak mudah rusak dan perawatan mudah. Kekurangannya tidak fleksibel terhadap perubahan.
• Cat pada permukaan, Keuntungannya dapat diubah bila diinginkan dan cukup tahan lama. Kekurangannya cepat kotor dan perlu perawatan ekstra, perlu dilapis ulang tiap beberapa waktu.
• Self adhesive tape, Keuntungannya sangat mudah pemasangannya dan dapat diubah dengan mudah. Kekurangannya tidak tahan lama dan mudah rusak.
Dari beberapa macam jenis inlay diatas, maka ditentukan jenis inlay yang menggunakan cat sebagai garis lapangan pada Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat.
C. Plafond
Untuk kegiatan olahraga yang dituntut adalah ketinggiannya agar memenuhi syarat, sehingga tidak mengganggu aktifitas. Menurut Sport Council, gelanggang dengan fasilitas olahraga ketinggian plafondnya minimal 9,1 m. D. Tata Warna
Kriteria pemilihan warna untuk bangunan olahraga hendaknya : 1. berkesan sportif
2. tidak menyilaukan mata 3. memberi rasa nyaman Beberapa alternatif warna :
Warna Kesan
Hijau Warna pohon dan rumput, memberi kesan alami
Kuning Warna matahari, memberi kesan hidup dan
gembira, selalu ceria
Biru Warna langit dan laut, memberi kesan tenang, muda dan sporty
E. Pengaturan tribun penonton
Menurut Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga ( Dinas Olahraga DKI ), tribun adalah tempat bagi penonton untuk menyaksikan
pertandingan, agar fungsi tribun dapat optimal, tribun memenuhi beberapa persyaratan :
• Orientasi pandangan harus kearah lapangan.
• Sudut kemiringan 30° - 35°, agar pandangan penonton yang dibelakang tidak terganggu.
• Sirkulasi menyebar menuju tribun. • Berada pada keempat sisi lapangan. 1. Jenis – jenis kriteria tribun
a. Tribun biasa
- Ukuran tempat duduk 0.40 x 0.60 m - Terletak disekeliling lapangan. - Bahan tempat duduk keras. - Jumlahnya banyak
b. Tribun VIP
- Ukuran tempat duduk 0.60 x 0.80 m - Terletak pada arah pandang terbaik. - Bahan tempat duduk lebih nyaman. - Jumlahnya terbatas.
IV. 2. Aspek Bangunan
IV.2.1 Pola Massa Bangunan
Dalam menentukan bentuk pola massa yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan proyek ini, maka ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk pola massa yaitu :
Pertimbangan terhadap kondisi tapak dan lingkungan sekitar.
Pertimbangan terhadap berbagai jenis aktifitas yang ada didalamnya. Pertimbangan terhadap bentuk sirkulasi dan pencapaian yang direncanakan.
Pertimbangan terhadap keserasian komposisi antara bangunan dan lingkungan.
Melalui beberapa pertimbangan penentuan pola massa bangunan didapat beberapa analisa seperti :
Pola massa yang dipakai akan disesuaikan dengan pembagian jenis kegiatan yang ada sehingga tercipta keselarasan antar bangunan. Pola yang dipakai dimaksimalkan akan memudahkan pencapaian dan sirkulasi yang terjadi di dalam tapak.
Pola massa yang akan dipakai dapat memanfaatkan bentuk dan potensi tapak yang ada.
Ada 2 alternatif pemilihan pola massa bangunan yang akan digunakan, yaitu:
kriteria bobot Massa Majemuk Massa Tunggal
nilai poin nilai poin
Kondisi tapak dan
lingkungan sekitar 2 2 4 3 6
Aktifitas yang ada di
dalamnya 3 4 12 1 3 Pencapaian 3 2 6 4 12 Keserasian komposisi antar bangunan&lingk. 3 2 6 1 3 total 28 24 Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik
1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Maka sesuai dengan kebutuhan, jenis kegiatan, konsep yang akan diterapkan serta komposisi bangunan, menjadikan Pola Massa Majemuk sebagai pola massa yang dipilih dalam perencanaan dan perancangan bangunan Gelanggang Olahraga ini.
IV.2.2 Bentuk Dasar Massa Bangunan
Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K.
Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga,
yaitu:
Bentuk Keuntungan Kerugian
1. Segitiga Bentuk stabil dan berkarakter kuat Mudah digabungkan menjadi bentuk-bentuk geometris lain (misalnya segienam, segidelapan, dsb.)
Orientasi ruang pada tiap-tiap sudutnya
Kurang efisien
Fleksibilitas ruang kurang Layout ruang sulit
sisinya 2. Segiempat Bentuk statis
Mudah dikembangkan ke segala arah
Orientasi ruang pada keempat sisi pembatasnya
Layout ruang baik dan mudah Ruang memiliki efisiensi yang tinggi, mudah digabungkan dengan bentuk lain
Orientasi ruang cenderung statis
3. Lingkaran Bentuk halus dan informil
Orientasi ruang memusat dan statis Indah dilihat dari luar
Sulit dikembangkan Fleksibilitas ruang rendah Sulit digabungkan dengan bentuk lain
Layout ruang sulit
Adapun beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk dasar massa bangunan antara lain adalah :
Efisiensi ruang
Kesesuaian dengan fungsi utama bangunan
Keterkaitan bentuk dasar massa dengan penampilan struktur dari bangunan.
Ada 3 alternatif dalam pemilihan bentuk dasar massa bangunan, yaitu :
kriteria bobot Segiempat Lingkaran Segitiga
nilai poin nilai poin nilai poin
Efisiensi ruang 3 4 12 2 6 1 3
Kesesuaian dengan
fungsi utama bangunan 2 4 8 2 4 1 2
Keterkaitan bentuk dasar massa dengan penampilan struktur dari bangunan
total 24 16 6 Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik
1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Maka bentuk dasar dari massa bangunan yang direncanakan dalam bangunan Gelanggang Olahraga ini terbagi atas :
1. Fasilitas Olahraga In – door dan Kantor Pengelola ( Sport – Hall )
Bentuk segi empat ataupun dari pengembangan bentuk dasarnya, karena bentuk dasar dari lapangan basket, bulu tangkis, bola voli dan futsal berbentuk persegi panjang. Namun masih dapat dilakukan penggabungan bentuk dengan bentuk – bentuk dasar yang lain. Selain itu bentuk segi empat dapat mencapai efektifitas ruang, bentuk dasar dari bangunan ini didasarkan atas perlengkapan fasilitas kantor yang selalu ada di dalam ruangan kantor yaitu meja kerja.
2. Fasilitas Olahraga Out - door
Bentuk dasarnya adalah segi empat namun dapat digabungkan bentuk – bentuk lain yang disesuaikan dengan bentuk dasar yang dipilih. Karena terdapat berbagai fasilitas olahraga didalamnya maka diharapkan bentuk segi empat ini memberikan suatu efisiensi ruang yang tinggi.
3. Servis area
Bentuk yang direncanakan dari bangunan area servis ini adalah segi empat namun nantinya terdapat satu bentuk penggabungan dengan bentuk – bentuk
IV.2.3 Gubahan Massa
Adalah penempatan massa majemuk di dalam tapak. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan gubahan massa ini antara lain adalah : 1. Kesesuaian perletakkan massa dengan bentuk tapak.
2. Hubungan antara massa dengan ruang luar secara proposional.
3. Bangunan utama merupakan inti dari perletakkan massa dalam tapak. Menurut Francis D.K Ching, penataan massa dalam tapak ada beberapa sistem, yaitu :
a. Sistem linear b. Sistem terpusat
e. Sistem grid
Dengan melihat berbagai pertimbangan diatas, kelima sistem tersebut mempunyai beberapa segi keuntunagan dan kerugiannya, namun dengan lebih mempertimbangkan bahwa bentuk tapak yang ada adalah persegi panjang ( memanjang ), maka sistem yang dipilih adalah sistem liniear, disebabkan karena:
Bentuk tapak yang memanjang, sehingga nantinya lebih mudah mengatur massa dalam sistem linear
Pencapaian dari massa ke massa tidak terlalu jauh
Pencapaian antar ruang tidak sulit karena sistemnya yang terarah
IV.2.4 Pola Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan ada 2 macam, yaitu :
1. Sirkulasi horisontal, yaitu berupa koridor atau selasar.
Untuk menentukan sistem sirkulasi harus memperhatikan apa fungsi ruang tersebut. Fungsi ruang dapat berupa :
a. sebagai inti dari bangunan sehingga semua orang akan berkumpul di ruang tersebut
b. hanya sebagai penunjang dimana untuk mencapai suatu ruang, orang hanya melewati ruang – ruang tersebut
c. ruang yang harus dilewati untuk mencapai ruang yang dituju Dengan adanya bermacam – macam fungsi ruang, maka ada beberapa sistem sirkulasi horisontal yang digunakan, yaitu :
MELEWATI RUANG MENEMBUS RUANG BERAKHIR DI RUANG
• integritas ruang dapat dipertahankan
• konfigurasi jalan luwes • ruang – ruang perantara
dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dengan ruang – ruangnya
• jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring atau sepanjang sisinya
• dalam memotong sebuah
ruang, jalan menimbulkan pola –
pola istirahat dan gerak didalamnya
• lokasi ruang menentukan jalan
• hubungan jalan – ruang ini digunakan untuk mencapai dan memasuki secara fungsional / melambangkan ruang – ruang yang penting
Dengan melihat keterangan diatas, maka dapat diambil kesimpulan :
Massa I : berupa sport – hall untuk pertandingan bola basket, badminton, volli
dan futsal dan semluruh fasilitas olahraga in – door serta kantor pengelola pusat. Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir di ruang.
Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut, dipilih surkulasi menembus ruang.
Untuk kegiatan penunjang dimana tanpa keharusan orang untuk melalui ruang tersebut dipilih sistem sirkulasi melewati ruang.
Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir di ruang.
Merupakan ruang – ruang yang mempunyai privacy cukup tinggi sehingga sistem yang sirkulasi melewati ruang dan berakhir di ruang dapat digunakan untuk kegiatan ini.
Untuk kegiatan olahraga air dipilih sistem sirkulasi berakhir di ruang.
Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut, dipilih sirkulasi menembus ruang.
2. Sirkulasi vertikal, yaitu suatu sirkulasi untuk mencapai ruang dari lantai bawah ke lantai atas. Untuk menentukan sistemnya harus memperhatikan ketinggian bangunan yaitu berapa jumlah lantai yang direncanakan sehingga dapat ditentukan jenis sistem apa yang dapat digunakan.
Jenis Sirkulasi Keuntungan Kerugian
1. Tangga a. Hemat biaya pemeliharaan karena tidak membutuhkan
listrik untuk menggerakkannya
b. Dapat digunakan untuk 2 arah ( naik & turun ) pada 1 tangga
c. Pemasangan lebih mudah d. Dapat digunakan dalam
keadaan apapun ( misalnya : kebakaran )
a. Butuh tenaga yang
banyak untuk mencapainya sehingga
mudah lelah
b. Hanya dapat digunakan pada bangunan ≤ 4 lantai
c. Kurang dapat
menampung orang dalam waktu yang cepat, terkadang harus mengantri terlebih dahulu.
b. Kurang dapat menampung orang dalam waktu yang cepat, terkadang harus mengantri terlebih dahulu.
kemiringannya
3. Eskalator a. Lebih efisien dalam pencapaian dan waktu
b. Dapat menampung orang banyak dalam ewaktu yang relatif cepat, tidak harus antri
a. Mahal biaya
perawatan
b. Karena digerakkan oleh mesin maka ada biaya tambahan untuk listrik
4. Lift a. Dapat mengangkut banyak orang dalam waktu cepat b. Dapat digunakan untuk
bangunan ≥ 4 lantai
c. Lebih cepat dalam pencapaian dan waktu
a. Membutuhkan ruang yang cukup luas b. Keharusan menunggu c. Tidak dapat digunakan dalam keadaan terdesak ( misalnya : kebakaran )
Dengan melihat beberapa alternatif dan keuntungan serta kerugiannya, maka sistem sirkulasi vertikal dalam bangunan yang cocok digunakan dalam bangunan Gelanggang Olahraga ini adalah tangga, karena :
• Bangunan tidak bertingkat tinggi • Hemat biaya
Perhitungan jumlah tangga:
- Untuk bangunan olahraga pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan seluruh penonoton adalah dalam waktu 5 – 10 menit.
Lebar minimum tangga = jumlah penonton
Waktu keluar dalam detik x 1,25 Maka lebar tangga minimum = 1000 = 1,66 ≈ 2 m
(8 x 60 dt ) x 1,25
Perhitungan ini merupakan perhitungan lebar tangga minimum, disamping itu faktor lain yang menentukan adalah :
- jarak tangga maksimum 25 m
- penyebaran dan perletakkan tangga harus jelas dan mudah dicapai - kelandaian anak tangga ( tinggi tanjakan 15 – 17 cm atau lebar
tanjakan 28 – 30 cm )
IV.2.5 Entrance Bangunan
Pertimbangan – pertimbangan dalam perencanaan entrance atau pintu masuk untuk manusia dan barang berkaitan dengan :
1. Entrance Manusia ( pengunjung, penonton, pengelola, karyawan ) • Pintu masuk pengunjung dan penonton lebih diarahkan ke pintu
ataupun yang berjalan kaki. Pintu utama ini diusahakan dirancang dengan daya tarik tersendiri dimana nantinya dapat menarik perhatian orang yang melihatnya. Posisi dan bukaan pintu masuk utama harus mudah terlihat dan memiliki dimensi yang cukup lebar sehingga dapat menampung seluruh pengunjung.
• Pintu masuk untuk pengelola dan karyawan diarahkan ke pintu sekunder (side - entrance), posisi dan bukaan pintu masuk ini lebih didekatkan dengan ruang pengelola dan karyawan. Pintu sekunder ini memiliki dimensi yang lebih kecil dari pada pintu masuk utama.
2. Entrance Barang
• Pintu masuk ini disesuaikan dengan jenis dan ukuran baranga yang akan masuk ke dalam bangunan. Pintu masuk ini nantinya juga akan digunakan untuk pintu servis pembuangan sampah.
IV.2.6 Sistem Utilitas Bangunan 1. Analisa Pencahayaan
Salah satu cara efisiensi energi adalah pegurangan pemakaian energi listrik melalui penerangan alami.
Jenis Pencahayaan Penyelesaian Karakteristik
Pencahayaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Daya jangkau sinar kurang merata dan terbatas
mudah
• Tidak
memerluk an energi Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan agak sulit
• Daya jangkau sinar merata • Tidak membutuhkan energi Pencahayaan Buatan Lampu pijar
Lampu TL ( Fluorscent )
• Lebih murah dan mudah perawatannya • Lebih boros energi
• Lebih mahal • Lebih hemat energi
Lampu Halogen • Daya tahan tinggi
• Cukup hemat energi • Panas
• Cocok untuk ruang luar
Pencahayaan buatan pada malam hari seperti pencahayaan ruang luar dengan lampu-lampu taman dapat menggunakan energi matahari tersimpan pada siang hari dengan menggunakan solar cell.
Radiasi matahari pada daerah tropis 1000 Watt/m², energi matahari dapat diserap sebesar 6% sampai 30%. Apabila daya serap solar cell 12%, output daya listrik yang dihasilkan 120 Watt. Energi ini selanjutnya akan disimpan pada batterai accu, sama seperti prinsip rechargeable battery. Energi ini selanjutnya akan diubah menjadi energi listrik pada malam hari.
• Analisa penggunaan solar cell:
• Kebutuhan penerangan luar 3082 m² = 10 w/m² x 3082 m² = 30820 Watt
• Waktu penerangan malam dari jam 6 sampai jam 6 pagi = 12 jam sama dengan waktu penyimpanan energi surya pada siang hari ( jam 6 pagi sampai 6 sore).
• Daya serap 20% dari radiasi matahari rata-rata 500 W/m² = 20% x 500 W/m²
= 100 Watt
• Tegangan baterai per m² 60 V. Berarti per m² = 60 V x 100 W = 6000 Watt • Perkiraan luas bidang solar cell = 30820 / 6000 Watt = 5,1 m² 2. Analisis Penghawaan
Jenis Penghawaan Penyelesaian Karakteristik
Penghawaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Angin merata dan terbatas • Tidak memerlukan energi
listrik
Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan
agak sulit • Angin merata
• Tidak membutuhkan energi Penghawaan Buatan AC Split • Temperatur setiap ruangan
dapat dikontrol dari masing – masing unit
• Menimbulkan bising dan energi besar
AC Central • Tidak bising dan energi secara
keseluruhan lebih hemat
• Butuh ruang untuk ducting, isolasi, dll
Dalam perencanaan dan perancangan proyek ini, penghawaan alami sangat dimaksimalkan dengan cara memberikan banyak bukaan – bukaan (ventilasi),
namun untuk beberapa ruangan tetapa menggunankan penghawaan buatan yairu AC Split.
3. Analisa Kebutuhan Air
A. Analisa Kebutuhan air bersih Total luas bangunan : 6069 m²
Kebutuhan air : 1 m3 / hari / 100 m² ( Utilitas Bangunan : Hartono Purbo)
Kebutuhan air bersih : 60,69 m3 / hari
Sistem distribusi air bersih dengan reservoir di atas gedung dilakukan dengan pertimbangan jaminan kelancaran distribusi air bersih khususnya pada saat aliran listrik padam.
B. Analisa Kebutuhan air kotor Luas bangunan : 6069 m² Okupansi : 4 m²/orang
Jumlah pengunjung maksimal : 6069 / 4 = 1517 orang Standar air kotor = 30 ltr/orang /hari
Volume air kotor : 1517 orang x 30 ltr = 45510 ltr = 45,51m3 Dimensi tanki aerasi = 45,51 m³
Dimensi tanki pengendapan = 1/3 x 45,51 = 15,17 m³ Sistem pengolahan air kotor :
• Kotoran padat : ditampung untuk diolah dalam tangki klorinasi, aerasi dan septic tank dan akhirnya ke riol kota
• Kotoran cair : disalurkan menuju treatment kemudian diolah dan disalurkan ke riol kota.
Sistem pemakaian kembali air hujan :
Air hujan yang jatuh ke atap dikumpulkan dalam reservoir khusus yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan untuk keperluan air non minum.
4. Analisa Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pemadam api CO2
Water sprinkler
Jumlah 6069 m² / 25 = 242 unit
1 zone = 16 unit sehingga membutuhkan 15 zone 16 x 100 ltr/menit x 30 menit = 48 000 ltr = 48 m³ Hidrant
Luas bangunan : 6069 m²
Kebutuhan : 6069 / 800 =7 unit
Kebutuhan air : 7 x 400 ltr/menitx 30 menit = 84 m³ • Analisa Kebutuhan Listrik
Jenis utilitas Standar (watt/m²) Luas (m²) Beban normal watt
Penerangan ruang 10 watt/m² 6069 60690
Penerangan ruang luar
10 watt/m² 3082 30820
Pompa 10 watt/m² 6069 60690
Saklar 15 watt/m² 6069 91035
Tata suara 0,025 watt/m² 6069 151,7
IV.2.7 Analisa Sistem Struktur
Struktur terpilih adalah Struktur Space – Frame dengan pertimbangan antara lain adalah :
1. Bentangan yang dihasilkan cukup lebar 2. Pemasangannya relatif cepat dan efsien
3. Dapat memberikan kesan estetika secara optimal
4. Sesuai dengan topik – tema, struktur rangka nantinya dapat menampilkan struktur secara jujur dalam perancangannya
Struktur rangka ruang merupakan komposisi dari batang – batang yang masing – masing berdiri sendiri memikul gaya tekan yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi. Elemen dasar dari Struktur rangka ruang ( space - frame) adalah ’spherical’ = volume = meruang. Contohnya :
- Limas - Limas Segitiga - Limas Segienam - Kerucut
Space Frame dapat dikatakan juga pengulangan dari beberapa
elemen dasar ’spherical’ tersebut hingga membentuk sebuah bidang lebar (luas). Dari keseluruhan sistem struktur yang ada, struktur rangka merupakan salah satu struktur yang paling cocok untuk bentangan besar dan dapat menopang beban yang paling berat. Bahannya terbuat dari baja atau alumunium. Struktur ini terdiri dari bentuk sudut, pipa atau bentuk – bentuk
Bentuk dasar dari unit – unit sistem struktur ini adalah: - Triangular - Rectangular
- Hexagonal
Prinsip Penyaluran Gaya :
Berprinsip pada kerjasama antara batang – batangnya yang vertikal serta diagonal dalam satu rangkaian. Penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga hingga menjadi bentuk stabil.
Efektif bentang : 25 - 100 m Bahan utama : baja, kayu Keuntungan :
• Efisien untuk bangunan rendah • Sesuai digunakan untuk bentang lebar
• Bentuk berkesan ringan
• Pemasangan relatif cepat dan efisien • Dapat memberikan estetika secara optimal
• Penutup atap dapat dikombinasikan dengan fiberglass, polycarbonate, alumunium maupun genteng
Kerugian :
• Hanya efisien jika bentangannya simetris kedua arah dan biaya perawatannya cukup mahal.
Penerapan pada bangunan :
• Untuk kegiatan yang membutuhkan fleksibelitas tinggi dalam hal pengembangan dan pengurangan maupun bongkar pasang.
Dilihat dari sistemnya, space – frame dapat dibagi atas : Flat Systems ( Sistem Datar ) Folded Systems ( Sistem Patahan ) Curved Systems ( Sistem Melengkung)
Beberapa bentuk aplikasi sistem struktur space frame menurut buku
Bentuk Dasar Bentuk Aplikasi 1. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun
dari prisma segi – empat. • Tipe 1
• Tipe 2
• Tipe 3
2. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun dari prisma segi – tiga.
• Tipe 1
3. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun dari limas segi empat dan segi enam.
4. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun berdasarkan piramid segi – enam.
Pada buku Structure Systems, dijelaskan pula bahwa sistem struktur space – frame ini bisa digunakan sebagai atap untuk bangunan bentang lebar maupun sebagai struktur dindingnya. Seperti contoh dibawah ini :
2. Space – frame untuk atap dan struktur dinding
Sedangkan dilihat dari metode pemasangannya dan sistemnya, sistem struktur space - frame ini terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu :
Unistrut
Sistem dari unistrut ini adalah semua batang kisi unistrut mempunyai panjang dan penampang yang sama. Batang tersebut dirakit oleh pekerja dengan menggunakan elemen yang selalu sama, satu baut cukup untuk pemasangan satu batang.
Join Sistem Unistrut ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Space Deck
Sistem dari struktur ini adalah sistem yang terdiri atas piramida yang dipasang dengan puncak bawah. Sisi alas bujursangkar dibaut satu dengan yang lainnya, sedangkan puncaknya dihubungkan dengan batang tarik yang dilengkapi dengan baut pengencang.
Sistem Space – Deck ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 ) Mero
Sistem ini dibuat oleh Mengeringhausen, di Jerman. Sistem ini memiliki dua elemen dasar, yakni sebuah batang dan bola penghubung yang memiliki delapan belas lubang berulir (ball joint). Sebuah ball joint dapat menerima ujung dari delapan belas batang tanpa kesukaran. Sistem Mero sangat luwes dan mengetengahkan prefabrifikasi secara maksimum.
Join Sistem Mero ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 ) Oktaplatte
Sistem dari oktaplatte ini adalah dilaksanakan dengan konstruksi las. Struktur ini terdiri atas bidang delapan yang berusuk pipa. Batang ini dilas listrik pada titik simpul. Keindahan dan kehalusan struktur ruang baja ini memungkinkan struktur untuk dibiarkan telanjang tanpa ditutup.
Join Sistem Oktaplatte( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 ) Triodetic
Ciri istimewa yang dimiliki sistem ini adalah suatu metode original perakitan tanpa las, tanpa baut, dan tanpa keling. Titik simpul terdiri atas semacam tombol tempat pemasangan berbagai batang dengan sembarang profil, pemasangan terjadi karena deformasi ujung batang yang sudah dipotong menurut sudut yang sesuai, kemudian dipaksa masuk kedalam celah bergerigi. Sistem ini menyatukan dua
keuntungan, yakni pemasangan yang mudah dandatya tahan yang besar.
Join Sistem Triodetic ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 ) Dengan semakin berkembangnya macam – macam sistem struktur sapace – frame ini, semakin banyak pula perusahaan – perusahaan konstruksi yang mengembangkan keunggulan dari system struktur ini, salah satunya adalah Mero dimana adanya penggabungan penerapan system struktur space – frame dengan sistem peredam suara.
Bentuk Dasar
Space – frame dengan teknologi peredam suara dan dengan metode dualapis untuk
Bentuk setelah diberi peredam suara
Dibawah ini terdapat tabel yang menggambarkan contoh – contoh lain dalam penggunaan system struktur space – frame :
Contoh – contoh lain dari Sistem Struktur Space - Frame
IV. 3. Aspek Lingkungan IV.3.1 Analisa Kondisi Tapak
A. Kondisi Eksisting Tapak
• Tapak berbentuk persegi dengan panjang 150 meter dan lebar 100 meter.
• Luas tapak 15.000 m² • Kontur tanah datar
Lokasi Tapak
B. Batas Tapak
• Batas utara : Bangunan Usaha • Batas Selatan : Bangunan Usaha • Batas Barat : Kawasan Hunian • Batas Timur : Bangunan Usaha
Kawasan Hunian Bangunan Usaha
C. Peraturan pada Tapak
• KDB : 60 %
Luas lantai maksimal 60 % x 15000 m² = 9000 m²
Luas lantai yang direncanakan 6069 m² (memenuhi syarat) • GSB 15 meter
• KLB : 2.5
Setelah menganalisa kondisi tapak yang ada, maka diperoleh hasil bahwa mayoritas penduduk merupakan penduduk kalangan menengah dimana wilayah tempat mereka tinggal merupakan kawasan yang rawan akan kemacetan dan dikelilingi bangunan – bangunan yang didominasi dengan bangunan – bangunan usaha, kawasan pemukiman dan sarana pendidikan.
IV.3.2 Analisa Entrance Tapak
Pemilihan letak main entrance dilakukan berdasarkan pertimbangan:
• Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan umum, pribadi ataupun pejalan kaki.
• Kelancaran arus lalu lintas seputar tapak
• Kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak
Untuk dapat menentukan entrance kedalam tapak, maka dapat dipakai metode sebagai berikut :
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Mudah dicapai oleh
kendaraan maupun pejalan kaki
- Mudah terlihat - Lebih teratur karena ada pembedaan antara pintu masuk dan pintu keluar
- Harus lebih jelas arahannya untuk menentukan yang mana pintu masuk dan pintu keluar
2. Alternatif 2
3. Alternatif 3
- Mudah terlihat - Lebih teratur karena ada pembedaan antara pintu masuk dan pintu keluar
- Mudah terlihat - Lebih jelas karena
- Sulit dicapai oleh kendaraan maupun pejalan kaki
- Harus lebih jelas arahannya untuk menentukan yang mana pintu masuk dan pintu keluar
- Kemungkinan terjebak kemacetan
hanya terdapat satu entrance ke dalam tapak lebih tinggi - Akan terjadi crossing
kriteria bobot Alt.1 Alt.2 Alt.3
nilai poin nilai poin nilai poin
Kemudahan pencapaian 3 3 9 2 6 1 3
Mudah terlihat 2 3 6 3 6 2 4
Kelancaran lalu lintas 2 2 4 1 2 1 2
Kondisi lingkungan 1 2 2 2 2 2 2
total 21 16 11
Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik
1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Berdasarkan metode di atas maka main entrance terdapat pada Alternatif 1.
IV.3.3 Analisa Zoning dalam Tapak
Pertimbangan yang mendasari analisis dan perencanaan zoning dalam tapak adalah sebagai berikut:
• Bentuk dan kondisi tapak
• Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak • Tata ruang luar yang ingin di capai
• Pola tata letak bangunan
• Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak
Ada 2 alternatif dalam penentuan perencanaan zoning dalam tapak, yaitu :
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Pengunjung dapat langsung
menuju ruang publik
- Mudah terlihat dari depan bangunan sehingga bangunan publik yang akan ditonjolkan - Area servis dekat dengan zona publik, semi – publik dan private.
- Area servis jauh dari entrance.
- Untuk mencapai area semi publik harus melewati area publik terlebih dahulu
2. Alternatif 2 -- Area servis dekat dengan
entrance.
- Area servis jauh dari zona private
• Kesimpulan : Pada analisa zoning dalam tapak ini didapat suatu kesimpulan bahwa area servis harus mudah dicapai, dan keberadaannya harus dekat antara area yang lain. Untuk zoning dalam tapak dipilih alternatif 1.
IV.3.4 Analisa Orientasi Matahari
Matahari memiliki perputaran dari timur pada pagi hari dan menuju kearah barat pada sore hari. Matahari pagi sangat baik untuk kesehatan yaitu antara jam 07.00 – 10.00, sedangkan matahari sore kurang baik untuk kesehatan yaitu antara jam 15.00 – 17.00.
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Didalam ruangan
tidak panas - Memerlukan pencahayaan buatan 2. Alternatif 2 - Mendapatkan pencahayaan alami yaitu melalui sinar matahari - Bagian belakang mendapat matahari sore - Panas
3. Alternatif 3 - Di dalam ruangan tidak mendapat panas - Memerlukan pencahayaan buatan 4. Alternatif 4 - Mendapatkan matahari pagi - Tidak memerlukan pencahayaan pada siang hari - Bagian belakang mendapat matahari sore - Panas
• Kesimpulan : Pada analisa orientasi bangunan ini didapat suatu kesimpulan bahwa pencahayaan matahari yang terlalu banyak pun akan memberikan dampak kesilauan dan hal tersebut dapat mengurangi kenyamanan penonton dan konsentrasi pemain.
IV.3.5 Analisa Angin
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Sirkulasi angin
sangat sedikit
- Memerlukan penghawaan buatan (AC)
2. Alternatif 2 - Mendapatkan
angin yang cukup - Tidak perlu Air – Conditioner (AC) - Sirkulasi angin dapat berputar – putar didalam ruangan
3. Alternatif 3 - Mendapat angin
yang cukup
- Tidak perlu Air – Conditioner (AC) - Sirkulasi angin dapat berputar – putar didalam ruangan
sanagat sedikit Conditioner (AC)
• Kesimpulan : Pada analisa angin, didapatkan suatu kesimpulan bahwa aliran udara yang diusahakan cukup sehingga tidak memerlukan pendingin buatan berupa AC. Untuk itu maka dibuatkan bukaan – bukaan berupa jendela maupun ventilasi yang sesuai, bukaan harus memiliki keseimbangan sehingga tidak terjadi cross – ventilation.
IV.3.6 Analisa Kebisingan
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Kemungkinan sisi
dalam bangunan yang terkena bising kecil.
- Sisi depan adalah bagian yang paling banyak terkena sumber bising.
terkena bising. terkena sumber bising.
• Kesimpulan : Pada analisa kebisingan, didapat kesimpulan bahwa sumber bising terdapat pada bagian pertigaan jalan dimana daerah tersebut sering rawan akan kemacetan. Untuk meredam sumber bising yang ada maka diperbanyak penghijauan dan diminimalkannya bukaan – bukaan pada bagian depan bangunan.
IV.3.7 Analisa Best – View
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Massa dapat
lebih berbentuk memanjang ke belakang. - Hanya bagian depan saja yang dapat memperoleh view ke jalan.
2. Alternatif 2 - Hampir seluruh
bagian dari
bangunan yaitu bagian depan dan samping dapat terlihat dari muka jalan.
3. Alternatif 3 - Bagian samping
dan depan dapat terlihat dari muka jalan. - Tidak terlalu cocok dengan bentuk tapak. - Orientasi massa terlalu menghadap ke kanan.
4. Alternatif 4 - Bagian samping
dan depan dapat terlihat dari muka jalan. - Tidak terlalu cocok dengan bentuk tapak. - Orientasi massa terlalu menghadap ke kanan.
• Kesimpulan : Pada analisa best - view, didapatkan suatu kesimpulan bahwa best – view bangunan harus dapat dilihat dari berbagai arah, sehingga dapat memberikan kesan menarik bagi orang yang melihatnya.
Orientasi massa bangunan juga harus disesuaikan dengan bentuk tapak yang sudah ada.
IV.3.8 Analisa Sirkulasi dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Sirkulasi manusia, yaitu gerak pencapaian dari dan ke fasilitas – fasilitas dalam tapak yang dilakukan oleh pengguna bangunan yaitu pengunjung ataupun pengelola.
2. Sirkulasi kendaraan, yaitu gerak kendaraan dalam tapak yang dibawa baik oleh pengunjung maupun pihak pengelola sehingga membutuhkan jalur kendaraan dan area parkir.
Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching, disebutkan bahwa pola sirkulasi memiliki beberapa jenis, yaitu:
Jenis sirkulasi Keuntungan Kerugian
1. Linier
a. Linier menerus b. Linier bertekuk
c. Linier berpotongan
d. Linier bercabang
Sirkulasi jelas dan terarah Mudah disesuaikan dengan tapak yang berkontur
Mudah dalam pencapaian ke bangunan
Kurang efisien karena membutuhkan banyak ruang
e. Linier berbelok
f. Linier melingkar
2. Radial
Lintasan yang berkembang dari atau berhenti pada suatu pusat titik yang sama
3. Spiral 4. Grid 5. Network Memusatkan kegiatan / orientasi
Efisiensi tinggi karena hanya membutuhkan ruang minimal Langsung dan mudah untuk mencapai titik tertentu
Penyesuaian terhadap kontur cukup baik
Dapat memiliki areal yang relative luas
Dapat digunakan pada daerah berkontur Pencapaiannya relative
mudah Pola sederhana
Mempunyai pergerakkan
Arah sirkulasi terpusat pada satu titik sehingga perhatian ke titik- titik lainnya berkurang
Sesuai untuk wadah rekreasi yang ingin mendapatkan vocal point.
Sulit menentukan orientasi
Sulit untuk menentukan orientasi karena banyaknya pertemuan – pertemuan yang sama Memberikan kesan monoton dan tidak sesuai dengan sifat rekreasi Pola tidak sederhana dan
6. Komposit
Merupakan gabungan dari bentuk – bentuk diatas
Memilih beberapa arah
Pergerakkannya tidak membosankan Dapat langsung ke beberapa arah sehingga diperlukan elemen – elemen pengarah. Pengalirannya berubah – ubah.
Kemungkinan pola tidak jelas dan tidak sederhana , sehingga masih diperlukan elemen pengarah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan sirkulasi di dalam tapak, seperti :
Kemudahan Kejelasan Keamanan Kenyamanan
Kesimpulan : Pola sirkulasi yang dapat digunakan dan dikembangkan pada perancangan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat ini adalah pola radial.
IV.3.9 Analisa Tata Ruang Luar
Penataan ruang luar seharusnya memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:
• Fungsi utama bangunan sebagai gelanggang olahraga yang memerlukan kemudahan dalam pencapaian.
• Ruang luar harus menciptakan suasana segar, alami yang juga dapat membantu penghijauan kota.
• Ruang luar menunjang penampilan bangunan dengan pemakaian elemen-elemen yang tepat.
• Penghijauan sebagai isolator terhadap debu, panas matahari, dan kebisingan dari luar tapak; sebagai pengarah dan pembatas; serta sebagai wujud interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perencanaan tata ruang luar ini, antara lain adalah :
1. Orientasi Bangunan
2. Elemen Pengisi Ruang Luar, yang terbagi atas : a. Elemen Lunak
Merupakan elemen yang bersifat alami biasanya berupa vegetasi dari berbagai jenis dan ukuran seperti pepohonan, rumput, semak-semak dan lain-lain.
b. Elemen Keras
Merupakan elemen yang bersifat artifisial biasanya lebih berupa perkerasan seperti plasa, pedestrian, area parkir, area bermain, kolam air, dan lain-lain.
c. Elemen Dekorasi
Merupakan elemen tambahan yang bertujuan untuk memperindah ruang luar maupun sebagai elemen pendukung, elemen tersebut dapat berupa: bangku taman, lampu taman, sculpture, petunjuk arah, pot-pot bunga.
Berdasarkan analisa tata ruang luar yang telah dilakukan, maka di dapat hasil bahwa tata ruang luar yang baik harus dicapai mengingat tapak berada pada daerah yang memiliki kondisi kebisingan yang cukup tinggi sehingga membutuhkan penyaring suara agar tidak mengganggu kegiatan didalam bangunan.