• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dewi Mas ula* Sumarmi** Budijanto**

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dewi Mas ula* Sumarmi** Budijanto**"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATERI ATMOSFER UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA MA DARUNNAJAH NGANJUK

Dewi Mas’ula* Sumarmi** Budijanto**

*Jurusan Geografi FIS UM, email: Dewi_Masula65 @yahoo.co.id ** Pembimbing, Jurusan Geografi FIS UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145

ABSTRAK: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar pada Materi Atmosfer untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MA Darunnajah Nganjuk. Study of geography in MA Darunnajah still

teacher centre and not yet used variation learning source. Result learn student still pertained unfavourable. This reseach to increase result of learning student tenth grades MA Darunnajah Nganjuk at atmosphere items by implementation problem based learning and using neighborhood as learning source. Types of research used in this study is action research that consists of two cycles. The study consisted of four phases: planning, implementation, observation and reflection. Research subjects were students of tenth grades MA DarunnajahNganjuk. In this study using six data collection procedure consisted of observation, testing, field notes, interviews, questionnaires and documentation. Result of research indicate that the existence of the make up of the amount of complet student from pre action until cycle II. Persuant to mention can be taken conclusion that application of problem based learning to utilize the neighborhood as learning resource can improve result learn student. Make up of result learn of student because problem based learning to utilize the neighborhood as learning resource can improve the understanding of concep and item lesson of geography .

Key Word: problem-based learning, neighborhood, study result.

Pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan salah satu penunjang

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan

(2)

2

sumber belajar yang ada. Dalam memilih model pembelajaran haruslah diperhatikan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran dan materi pembelajarannya.

MA Darunnajah Nganjuk merupakan satu-satunya sekolah menengah atas di Kecamatan Sawahan. Siswa-siswi di sana belum terbiasa berfikir aktif karena selama ini pembelajarannya berpusat pada guru. Hasil belajar geografi siswa MA Darunnjah kurang baik, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang tidak tuntas belajar. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa dari 35 siswa. Oleh sebab itu perlu pembenahan-pembenahan agar siswa dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapakan. Pembelajaran geografi sulit dibahas hanya secara teoritis di kelas namun perlu menghubungkan dengan kondisi lingkungan (Sumarmi, 37: 2012). Berdasarkan hal tersebut maka pada pebelajaran geografi dapat menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Mengingat kurangnya fasilitas belajar siswa yang tersedia di sekolah pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran, selain itu tidak memerlukan biaya yang banyak sehingga tidak membebani orang dan kegiatan belajar juga akan lebih menarik dan tidak membosankan siswa (Sudjana, 208: 2010), sehingga diharapkan siswa akan lebih memahami materi pelajaran geografi. Model pembelajaran yang bisa menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar adalah model pembelajaran berbasis masalah, selain itu model pembelajaran ini juga bisa membuat siswa belajar berfikir aktif.

Problem-based learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang fokusnya pada siswa dengan mengarahakan siswa menjadi pembelajar yang mandiri yang terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran berkelompok (Sumarmi, 148: 2012). Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut Johnson dalam (Sumarmi, 149: 20121) , yaitu (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengoganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidiakan individual maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah-langkah tersebut jika dilaksanakan dengan baik tentu akan merubah perilaku siswa sesuai

(3)

3

dengan pendapat (Dimyati & Mudjiono 5: 2006) Bila guru sudah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dan siswa belajar maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.

Ada beberapa keuntungan bagi siswa jika menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yaiti: (1) pendekatan student centre, (2) siswa merasa senang dan puas, (3) siswa lebih memahami materi, (4) mengembangkan ketrampilan untuk belajar seumur hidup. Kelebihan tersebut dapat menutupi kekurangan pembelajaran geografi di MA Darunnajah Nganjuk. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atmosfer, dimana salah satu sub babnya adalah mengenai pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan. Hal tersebut sangat cocok jika digunakan untuk

menerapakan pembelelajaran berbasis masalah karena berhubungan dengan

kehidupan nyata dan masih ada alternatif solusinya. Apa lagi sesuai dengan keadaan siswa MA Darunnjah yang sebagian besar berasal dari keluarga petani yang

kehidupannya sangat bergantung dengan keadaan cuaca dan iklim.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi atmosfer dengan menerapakan model pembelajaran berbasis masalah dan

menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Setelah penulisan artikel ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak seperti (1) bagi guru, dapat memberikan masukan dalam penggunaan model pembelajaran sehingga dapat menyelesaikan masalah pembelajaran geografi, (2) bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (3) bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar, (4) bagi peneliti lanjut, dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitain selanjutnya.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Ciri penelitian tindakan kelas ini adalah digunakannya prosedur kerja siklus spiral dalam suatu

(4)

4

penelitian yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan

sekaligus sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisator, penafsir dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di kelas X MA Darunnajah yang terletak di Desa Kebonagung Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA Darunnajah yang terdiri dari satu kelas. Siswa kelas X berjumlah 35, dengan komposisi 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Pengumpulkan data berupa proses pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan hasil belajar siswa dilakukan dengan beberapa prosedur yang terdiri dari observasi, tes, catatan lapangan, angket dan dokumentasi. Sumber data tersebut berasal dari peneliti dan siswa. Dalam menganalisis data ada tiga tahap yaitu (1) Reduksi dilakukan dengan menghitung presentase keterlaksanaan pembelajaran dan meghitung hasil belajar siswa dengan menghitung rata-rata nilai geografi siswa, (2) Penyajian data, (3) Penarikan

kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar

Penelitian ini dilakukan selama dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Berdasarakan lembar observasi yang telah diisi oleh dua orang observer yaitu guru geografi dan teman sejawat peneliti diketahui bahwa guru dan siswa telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar di kelas X MA Darunnajah baik pada siklus I maupun siklus II, namun dalam pelaksanaanya masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Model pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar baru pertama kali diterapakan di MA Darunnajah Nganjuk. Pada siklus I guru belum menjelaskan

(5)

5

model pembelajaran yang digunakan sehingga siswa masih terlihat bingung, selain itu guru kurang menjelaskan mengenai bahan observasi kepada siswa sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan harapan. Pada siklus I ini ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru dan presentasi kelompok lain. Berdasarkan hal tersebut pada siklus II peneliti melakukan perbaikan-perbaikan agar kesalahan-kesalahan pada siklus I tidak terulang lagi. Pada siklus I guru sudah menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan pada awal pembelajaran, guru juga berusaha membuat lembar observasi yang lebih mudah dipahami oleh siswa, namun tetap saja ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru, sehingga guru berusaha bersikap lebih tegas dan merubah tatanan tempat duduk siswa saat presentasi agar semua siswa bisa memperhatikan presentasi kelompok lain. Hal ini membuktikan dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah perlu adanya kerjasama antara siswa dengan siswa dalam menyelesaikan masalah selain itu kerjasama antar siswa dengan guru juga diperlukan karena jika siswa tidak melakukan hal yang diintruksikan oleh guru maka pembelajaran berbasis masalah ini tidak akan terlaksana dengan baik.

Model pembelajaran berbasis masalah terdiri dari beberapa langkah-langkah yang bisa melatih siswa berfikir aktif dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan pemahaman materi pembelajaran geografi. Hal tersebut selaras dengan pendapat Agnew (dalam Sumarmi, 149:2012) dengan PBL siswa akan belajar secara mendalam untuk memahami konsep dan mengembangkan keterampilan, siswa berpartisipasi dan saling motivasi dalam pembelajaran. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah ini membuat siswa lebih senang untuk belajar geografi karena siswa merasa pembelajaran geografi menjadi tidak membosankan lagi, namun model pembelajaran ini mempunyai beberapa kekurangan seperti dalam penerapannya memerlukan banyak waktu,

(6)

6 Hasil Belajar

PBL memberikan kesempatan kepada siswa berinteraksi, hal ini akan membantu perkembangan perilaku siswa untuk meningkatkan prestasi (Sumarmi, 159:2012). Hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan tes pada akhir siklus I dan II dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan mulai dari pra tindakan sampai siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 1.1 Perbandingan Hasil Belajar Geografi Siswa dari Pra Tindakan sampai Siklus II

0 5 10 15 20 25 30

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

(7)

7

Peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dengan menghitung presentase ketuntasan belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Pencapaian hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dalam maupun luar diri siswa. Sebagian besar siswa yang tidak tuntas pada siklus I dan II juga tidak tuntas pada saat pra tindakan. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran seperti saat mencari informasi di luar kelas dan saat berdiskusi, selain itu ada dari beberapa siswa tersebut yang memang tidak mengikuti proses pembelajaran dari awal sehingga pemahaman materinya kurang. Pada siklus I masih banyak kesalahan pada pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga masih perlu dilakukan siklus II. Pada siklus II kesalahan tersebut sudah diperbaiki dengan beberapa langkah yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga jumlah siswa yang tidak tuntas

mengalami peurunan walupun hanya berkurang dua orang siswa. Sedikitnya pengurangan jumlah siswa yang tindak tuntas belajar dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran. Pada siklus II media pembelajaran yang digunakan belum sepenuhnya mencapai harapan karena fasilitas yang tersedia kurang memadai sehingga

berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Pada siklus II guru hanya Pra Tindakan 51.4 % Siklus II 74.3% Siklus I 68.5%

(8)

8

menggunakan kertas yang berukuran kecil saat menjelaskan materi sehingga hanya siswa yang duduk di bangku depan yang bisa memahami materi dan yang belakang ramai sendiri.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar pada materi atmosfer dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Darunnajah Nganjuk. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini ingin memberikan beberapa saran di antaranya:

1. Bagi guru

Guru harus menjelaskan tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan secara jelas.

Guru harus membuat bahan observasi dan bahan diskusi yang mudah dipahami oleh siswa.

Guru harus melakukan pengaturan waktu pembelajaran dengan baik, jika waktu yang tersedia tidak mencukupi bisa menggunakan waktu di luar jam pelajaran namun harus tetap membimbing siswa.

Guru harus bersikap tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan dengan menegur dan memberikan pengertian kepada siswa tersebut.

2. Bagi sekolah

Sekolah disarankan untuk memberikan saran kepada mata pelajaran lain untuk menerapakan model pembelajaran yang dapat melatih siswa berfikir

(9)

9

aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa termasuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, namun terlebih dahulu harus

memperhatikan materi dan tujuan pembelajarannya. Menambah fasilitas belajar siswa.

3. Bagi siswa

Siswa harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Siswa disarankan untuk belajar untuk menghargai orang lain yang sedang berbicara.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian selanjutnya karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun hendaknya sebelum melakukan penelitian harus mengetahui karakteristik siswa yang akan diteliti dan membuat perencanaan yang matang.

(10)

10 DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Akasara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rivai, A dan Sudjana, N. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sumarmi. 2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Malang. Aditya Media

Gambar

Gambar 1.1 Perbandingan Hasil Belajar Geografi Siswa dari Pra  Tindakan sampai Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut penulis mengambil Ayu Lestari sebagai kelompok usaha yang sebagai produsen Bir Pletok, dan dibentuklah perancangan untuk

Kajian ini membincangkan mengenai proses yang dilaksanakan oleh pihak pengurusan Universiti Utara Malaysia (UUM) terutama Pengetua Kolej Kediaman bagi membuat pemilihan

Kebakaran hutan dan lahan dari tahun ke tahun selalu menjadi masalah di Indonesia. Sayangnya dari tiga jenis undang-undang, yakni Undang-Undang Nomor 41 Tahun

Karena penelitian ini adalah kajian pustaka maka bahan data primernya adalah buku-buku yang khusus membahas tentang informasi atau data tersebut 18 , dalam hal ini data primer

Hasil analisis regresi logistik biner diketahui tiga variabel yang berkontribusi secara bersama-sama dalam pemilihan pohon tidur burung Nuri Talaud yaitu tinggi

semenda yang dihormati kerabat istrinya. Tentu saja dukungan atas konsekuensi itu mempunyai jangka waktu, yang pasti akan tiba waktunya, sesuai dengan kelaziman yang

Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan realisasi rectenna pada rentang frekuensi 800 MHz hingga 2500 MHz menggunakan antena vivaldi coplanar ( Tapered

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan ikan lele sangkuriang sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sosis ikan lele sangkuriang, untuk mengetahui