• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku CSR.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku CSR.pdf"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

-i-

C

C

S

S

R

R

20

2

0

1

1

6

6

Kata Pengantar

Alhamdulillah Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan, rahmat dan hidayah-Nya, maka tersusunlah buku “Koordinasi Pelaksanaan Kerjasama Perencanaan Pembangunan dalam Program Tanggung Jawab Sosial (CSR & PKBL) Perusahaan di Kabupaten Gresik Tahun 2016“. Buku ini berisikan hasil-hasil kegiatan koordinasi terkait CSR maupun PKBL yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Gresik.

Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak dan stakeholder yang memiliki sumbangsih yang cukup besar, khususnya rekan-rekan Perusahaan, Tim CSR Kecamatan, dan SKPD terkait yang telah membantu dalam proses kegiatan tersebut, hingga secara keseluruhan dapat diselesaikan dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu memeberi kelimpahan petunjuk kepada kita semua. Semoga apa yg telah kita perbuat untuk kemajuan Kabupaten Gresik menjadi ibadah yang diberkahi oleh-Nya.

(3)

-ii-

C

C

S

S

R

R

20

2

0

1

1

6

6

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

PENDAHULUAN ... 1

 Latar Belakang ... 1  Manfaat CSR ... 3

PERATURAN & REGULASI CSR DI KABUPATEN GRESIK ... 5

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ... 5

2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN ... 6

3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ... 6

4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin... 7

5) Undang-Undang No 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi... 7

6) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas... 8

7) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil... 8

(4)

-iii-

C

C

S

S

R

R

20

2

0

1

1

6

6

8) Peraturan Menteri Sosial Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung Jawab

Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial ... 9

9) Keputusan Menteri BUMN PER-07/MBU/05/2015 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan ... 10

10) Keputusan Menteri BUMN PER-09/NIBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara ... 11

11) ISO 26000, merupakan Standar Internasional dalam Bidang Corporate Social Responsibility ... 13

12) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan... 14

13) Peraturan Bupati Gresik Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik ... 14

14) Peraturan Bupati Gresik Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik. ... 16

15) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 23 Tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Kabupaten Gresik ... 17

CSR & PKBL KABUPATEN GRESIK ... 20

 Sejarah CSR Kabupaten Gresik ... 20

KEGIATAN KOORDINASI TIM CSR KABUPATEN GRESIK ... 33

 Koordinasi Tim CSR Kabupaten Gresik ... 33

 Hasil Koordinasi CSR Kabupaten Gresik ... 35

KEGIATAN TIM KOORDINASI CSR KECAMATAN ... 36

(5)

-iv-

C

C

S

S

R

R

20

2

0

1

1

6

6

 Hasil-hasil Koordinasi Kerja Tim CSR Kecamatan ... 40

 Surat Keputusan (SK) TIM Koordinasi CSR Kecamatan ... 42

PENUTUP ... 48

 Kesimpulan ... 48

 Rekomendasi ... 50

(6)

-1-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Jika kita berbicara tentang tanggung jawab sosial perusahaan, maksudnya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara yaitu cara positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya. Contohnya menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk penganggur. Kegiatan seperti itu hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapat sesuatu kembali. Tujuannya semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomi. Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bisa membawa keuntungan ekonomis tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Jika kita membedakan tanggung jawab sosial dalam arti positif dan dalam arti negatif, langsung menjadi jelas konsekuensinya dalam rangka etika.

(7)

-2-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Sekarang, seiring dengan makin kompleksnya kepemilikan sebuah usaha, konsep CSR menjadi meluas maknanya, salah satunya adalah niat baik dan komitmen dari perusahaan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, keberlanjutan pengembangan masyarakat dan ekonomi lokal sehingga memberikian kontribusi juga terhadap keberlanjutan perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal (masyarakat), dan lingkungan secara luas.

Dengan pengertian di atas tentang konsep CSR, pengembangan model CSR (CSR Models) mengalami pergeseran dari dari perspektif shareholder ke perspektif stakeholder, artinya kehadiran perusahaan harus dilihat dari dan untuk mereka yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan, dalam hal ini tidak hanya pemilik bisnis saja akan tetapi diperluas dalam kelompok yang lebih lebar. Namun demikian tentunya tingkat kepentingan setiap stakeholder akan berbeda, mulai dari karyawan, pembeli, pemilik, pemasok, dan komunitas lokal, organisasi nirlaba, aktivis, pemerintah, sampai dengan media yang secara tidak langsung berhubungan dengan perusahaan.

Di sisi yang lain dari hubungan antara industri/perusahaan dengan masyarakat juga terdapat peran penting pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam menjembatani hubungan antara perusahaan dan masyarakat. Kondisi dimana terdapat hubungan yang baik antara tiga aktor utama dalam pembangunan yaitu industri/perusahaan, masyarakat dan pemerintah daerah itulah yang disebut sebagai pembangunan berkelanjutan.

(8)

-3-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Hingga tahun 2016 sudah banyak pendekatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik, bersama-sama Perusahaan, dan Masyarakat membahas banyak hal mengenai CSR. Sebagai hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan selama beberapa tahun, sudah berjalannya koordinasi di Tim Koordinasi CSR Tingkat Kabupaten dan 6 (enam) Tim Koordinasi CSR di Tingkat Kecamatan, yaitu di Kecamatan Gesik, Kebomas, Manyar, Driyorejo, Wringinanom, serta Menganti dan Kedamean.

Manfaat CSR

Kelancaran operasional perusahaan adalah yang utama dan dalam hal ini membangun komunikasi dengan stakeholder adalah kuncinya. Kegiatan CSR selain sebagai wujud peran serta perusahaan dalam meningkatkn taraf hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi juga sebagai modal jaminan kelancaran operasi, dimana apabila terdapat gangguan yang diakibatkan dari ketidakharmonisan dari stakeholder maka nilai kerugian yang ditanggung oleh perusahaan menjadi besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan melalui program CSR. Berikut beberapa manfaat dari CSR:

BAGI PERUSAHAAN

1. Terciptanya hubungan yang harmonis 2. Keberlanjutan kelancaran operasional

3. Terciptanya kondisi yang aman dan kondusif 4. Menambah citra perusahaan

(9)

-4-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

BAGI MASYARAKAT

1. Adanya solusi pemecahan masalah

2. Keberlanjutan dan peningkatan sosial ekonomi 3. Terciptanya kemandirian masyarakat

4. Peningkatan taraf hidup masyarakat

BAGI PEMERINTAH DAERAH

1. Adanya dukungan program pemerintah

2. Harmonisasi antara masyarakat dan perusahaan

(10)

-5-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

PERATURAN & REGULASI CSR

DI KABUPATEN GRESIK

Pelaksanaaan kegiatan koordinasi program hingga pelaksanaan PKBL & CSR yang ada di Kabupaten Gresik yang dilakukan oleh Pemerintah, Perusahaan, dan Masyarakat telah mengacu pada beberapa landasan hukum yang berlaku di Indonesia. Pemahaman tentang regulasi yang mengatur tentang CSR memang perlu disampaikan kepada seluruh stakeholder yang terkait. Hal ini dimaksudkan adanya kesamaan pengertian dan persepsi tentang CSR, baik di tataran Pemerintah, Perusahaan, dan Masyarakat sebagai penerima CSR. Berikut adalah regulasi terkait pelaksanaan PKBL & CSR yang ada di Kabupaten Gresik:

(1)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Pasal 15

"Setiap penanaman modal berkewajiban:

a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal; dan

e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan." Pasal 34 Ayat (1)

"Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa:

(11)

-6-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan usaha;

c. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau d. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.”

(2)

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.

Pasal 88 Ayat (1)

BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar

BUMN”.

Pasal 88 Ayat (2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyisihan dan penggunaan laba

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.”

(3)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Pasal 74 Ayat (1)

Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan.”

Pasal 74 Ayat (2)

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.”

Pasal 74 Ayat (3)

Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.”

Pasal 74 Ayat (4)

Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.”

(12)

-7-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

(4)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin, Undang-undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi perusahaan dalam menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul dalam pasal 36.

Pasal 36 Ayat (1)

“Sumber pendanaan dalam penanganan fakir miskin, meliputi: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. anggaran pendapatan dan belanja daerah;

c. dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan; d. dana hibah baik dari dalam maupun luar negeri; dan e. sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.”

Diperjelas dalam Pasal 36 Ayat (2)

“Dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf digunakan sebesar-besarnya untuk penanganan fakir miskin.”

Sedangkan pada Pasal 41 tentang “Peran Serta Masyarakat”, dalam ayat 3 dijelaskan bahwa “Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf j berperan serta dalam menyediakan dana pengembangan masyarakat sebagai pewujudan dari tanggung jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.

(5)

Undang-Undang No 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi.

Pasal 11 Ayat (3)

“Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib

memuat paling sedikit ketentuanketentuan pokok yaitu: a. penerimaan negara;

b. Wilayah kerja dan pengembaliannya; c. kewajiban pengeluaran dana;

d. perpindahan kepemilikan hasil produksi atas Minyak dan Gas Bumi; e. jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak;

(13)

-8-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

f. penyelesaian perselisihan;"

g. kewajiban pemasokan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri;

h. berakhirnya kontrak;

i. kewajiban pasca operasi pertambangan; j. keselamatan dan kesehatan kerja; k. pengelolaan lingkungan hidup; l. pengalihan hak dan kewajiban; m. pelaporan yang diperlukan;

n. rencana pengembangan lapangan;

o. pengutamaan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri;

p. pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat;

q. pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia.”

(6)

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Usaha Kecil.

Penjelasan Pasal 16

“...Lembaga pembiayaan menyediakan dukungan modal untuk pembinaan dan pengembangan usaha kecil antara lain meliputi skim modal awal, modal bergulir, kredit usaha kecil, kredit program dan kredit modal kerja usaha kecil, kredit kemitraan, modal ventura, dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara, anjak piutang dan kredit lainnya.”

(7)

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

Pasal 2

“Setiap Perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan.”

Pasal 3 Ayat (1)

“Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam

(14)

-9-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang.”

Pasal 3 Ayat (2)

“Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan.

(8)

Peraturan Menteri Sosial Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum

Tanggung Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejehteraan

Sosial.

Pasal 1 Ayat (2)

“Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha adalah komitmen dan upaya dunia usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya dalam turut serta

membantu penanganan masalah sosial.”

Pasal 3

Forum Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha bertujuan mengoordinasikan, memfasilitasi, dan mensinergikan potensi pelaku dunia usaha, organisasi sosial, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam mengoptimalkan implementasi Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial.”

Pasal 7

Forum Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha mempunyai fungsi : a. menyusun perencanaan kegiatan;

b. mensinkronkan rencana; c. memadukan pelaksanaan;

d. mengoordinasikan dan memfasilitasi;

e. memberikan pendampingan dalam pendayagunaan sumber daya; f. monitoring, evaluasi dan pelaporan;

g. memberikan apresiasi dan penghargaan; dan/atau h. memetakan data permasalahan kesejahteraan sosial.

(15)

-10-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

(9)

Keputusan Menteri BUMN PER-07/MBU/05/2015 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan

Pasal 3 Ayat (1)

“Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah

sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);

b. milik Warga Negara Indonesia;

c. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; d. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk usaha mikro dan koperasi;

e. mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; f. telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun;

g. belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

Pasal 3 Ayat (2)

“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak berlaku

bagi usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebagai pelaksanaan program BUMN Pembina.”

Pasal 11

“Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk :

a. pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aset tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

b. pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan

(16)

-11-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;

c. Beban Pembinaan:

1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan halhal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan;

2) Beban Pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;

3) Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binan.

Pasal 12 Ayat (1)

“Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan”

Pasal 12 Ayat (2)

“Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain

oleh Menteri.”

(10)

Keputusan Menteri BUMN PER-09/MBU/07/2015 tentang Program

Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara

Pasal 8 Ayat (1)

“Sumber Dana Program Kemitraan dan Program BL sebagai berikut: a. Penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam

RUPS/Menteri pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya;

b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan;

c. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan Program BL yang ditempatkan; dan

(17)

-12-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

d. Sumber lain yang sah.”

Pasal 8 Ayat (2)

“Sisa dana Program Kemitraan dan Program BL tahun buku sebelumnya menjadi sumber dana tahun berikutnya.”

Pasal 9 Ayat (1)

“Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk

a. pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian asset tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

b. pinjaman tambahan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra

Binaan”

Pasal 9 Ayat (2)

“Jumlah pinjaman untuk setiap Mitra Binaan dari Program Kemitraan

maksimum sebesar Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).”

Pasal 9 Ayat (3)

“Dana Program BL disalurkan dalam bentuk:

a. Bantuan korban bencana alam;

b. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; c. Bantuan peningkatan kesehatan;

d. Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; e. Bantuan sarana ibadah;

f. Bantuan pelestarian alam;

g. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan;

h. Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan bentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas Mitra Binaan Program Kemitraan.

(18)

-13-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

(11)

ISO 26000, merupakan Standar Internasional dalam Bidang Corporate

Social Responsibility

ISO 26000 - Guidance on Social Responsibility (panduan tanggung jawab sosial) adalah suatu standar yang memuat panduan perilaku bertanggung jawab sosial bagi organisasi guna berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Pedoman yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) pada 1 November 2010 ini terdiri dari 6 bab serta memuat 7 prinsip, 2 praktik dasar, 7 subjek inti, 36 isu, dan 6 praktik integrasi tanggung jawab sosial organisasi.

Definisi Tanggung Jawab Sosial adalah: “Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to sustainable development, health and the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behaviour; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationships.”1

Bab Enam ISO 26000 menjelaskan subjek inti dan isu yang terkait dengan tanggung jawab sosial. Berikut ketujuh subjek inti yang dibahas di dalam ISO 26000:

1. Tata kelola organisasi (organizational governance): sistem pengambilan dan penerapan keputusan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuannya.

2. Hak asasi manusia (human rights): hak dasar yang berhak dimiliki semua orang sebagai manusia, yang antara lain mencakup hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

3. Praktik ketenagakerjaan (labour practices): segala kebijakan dan praktik yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan di dalam atau atas nama perusahaan.

4. Lingkungan (the environment): dampak keputusan dan kegiatan perusahaan terhadap lingkungan.

(19)

-14-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

5. Prosedur operasi yang wajar (fair operating procedures): perilaku etis organisasi saat berhubungan dengan organisasi dan individu lain. 6. Isu konsumen (consumer issues): tanggung jawab perusahaan

penyedia barang/jasa terhadap konsumen dan pelanggannya.

7. Pelibatan dan pengembangan masyarakat (community involvement and development): hubungan organisasi dengan masyarakat di sekitar wilayah operasinya.

(12)

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

Pasal 10

“Dalam melaksanakan TSP, perusahaan wajib:

a. menyusun, menata, merancang dan melaksanakan kegiatan TSP sesuai dengan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dunia usaha dengan memperhatikan kebijakan pemerintah daerah dan peraturan perundangan yang berlaku;

b. menumbuhkan, memantapkan dan mengembangkan sistem jejaring kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak lain serta melaksanakan kajian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan TSP dengan memperhatikan kepentingan perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat dan kelestarian lingkungan; dan

c. menetapkan bahwa TSP adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam

kebijakan manajemen maupun program pengembangan perusahaan.”

(13)

PERGUB Nomor 052 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 Tentang

Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Pasal 5 Ayat (1)

Beberapa perusahaan dapat membentuk FP-TSP yang pembentukannya dapat didasarkan pada:

a. kesamaan status badan hukum; b. kesamaan wilayah kerja;

(20)

-15-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

c. kesamaan jenis usaha; atau d. kesamaan skala usaha. Pasal 5 Ayat (2)

FP-TSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bentuk dan struktur organisasinya ditentukan oleh anggota forum itu sendiri.

Pasal 5 Ayat (3)

FP-TSP dalam melaksanakan program TSP menghimpun dan memverifikasi usulan rencana kegiatan dari masing-masing anggota forum untuk disinergikan dengan program Pemerintah Daerah Provinsi.

Pasal 5 Ayat (4)

FP-TSP menunjuk salah satu anggota sebagai koordinator FP-TSP. Pasal 5 Ayat (5)

FP-TSP melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Program TSP kepada Koordinator FP-TSP.

Pasal 5 Ayat (6)

Koordinator FP-TSP melaporkan kegiatan program TSP di masing- masing FP-TSP kepada Pemerintah Daerah Provinsi sekurang- kurangnya 2 kali dalam setahun.

BAB V PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 10 Ayat (1)

Pemerintah Daerah Provinsi memberi penghargaan kepada perusahaan yang telah melaksanakan program TSP sesuai kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c.

Pasal 10 Ayat (2)

Untuk memberikan penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah Provinsi membentuk Tim guna melakukan penilaian, penominasian,dan menetapkan bentuk penghargaan.

Pasal 10 Ayat (3)

Bentuk penghargaan, tata cara penilaian, dan penominasian diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis pelaksanaan pemberian penghargaan.

(21)

-16-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Pasal 11

Perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 5 ayat (5) dan ayat (6) dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.

(14)

Peraturan Bupati Gresik Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di

Kabupaten Gresik.

Pasal 1 ayat 1

“Tanggungjawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya

masyarakat setempat.”

Pasal 8

Tanggungjawab perusahaan dalam pelaksanaan Tanggungjawab sosial perusahaan antara lain adalah:

a. Menyerap kepentingan masyarakat sebagai bahan penyusunan kegiatan Tanggung jawab sosial perusahaan;

b. Menyusun rencana kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan berdasarkan kebijakan dari masing-masing perusahaan dan dapat dipadukan dengan program Pemerintah Daerah;

c. Melakukan sosialisasi rencana kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan;

d. Melaksanakan kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan berdasarkan rencana yang sudah di koordinasikan atau disepakati bersama dengan Pemerintah, perusahaan dan masyarakat.

Pasal 10

Bidang kegiatan Tanggungjawab sosial perusahaan meliputi antara lain: a. kegiatan bina lingkungan;

b. kemitraan usaha;

c. pelatihan dan pengembangan fasilitas umum; d. Pemberdayaan Masyarakat.

(22)

-17-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Pasal 14

”Perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan Tanggungjawab sosial perusahaan wajib:

a. Membentuk unit pelaksana atau menunjuk satuan organisasi yang tersedia sebagai pelaksana dan penanggungjawab kegiatan;

b. Menyusun Standar Operasional Prosedur yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi;

c. Mengadministrasikan dan melakukan pembukuan seluruh kegiatan; d. Menyampaikan laporan secara berkala triwulanan kepada Tim

tanggungjawab sosial perusahaan Pemerintah;

(15)

Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 23 Tahun 2012 tentang

Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Kabupaten

Gresik.

Pasal 7 Ayat (1)

Pembiayaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, pemulihan dan/atau peningkatan fungsi lingkungan hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas berbasis kerakyatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dialokasikan dari sebagian keuntungan bersih setelah pajak atau dialokasikan dari mata anggaran lain yang ditentukan perusahaan.

Pasal 7 Ayat (2)

Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan TSLP dengan biaya yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan dengan memperhatikan ukuran usaha, cakupan pemangku kepentingan dan kinerja keuangannya.

Pasal 10 Ayat 1

”Pelaksana TSLP terdiri dari:

a. perusahaan yang berstatus badan hukum yaitu Perseroan Terbatas; b. perusahaan yang berstatus bukan badan hukum yaitu Firma dan

Persekutuan Komanditer; dan c. perusahaan perorangan.”

(23)

-18-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Pasal 11 Ayat 1

Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan TSLP”

Pasal 13 (a)

Dalam melaksanakan TSLP, perusahaan berkewajiban:

a. menyusun, menata, merancang dan melaksanakan kegiatan TSLP sesuai dengan prinsip tanggung jawab sosial dan lingkungan dunia usaha dengan memperhatikan kebijakan pemerintah daerah dan peraturan perundangan;

b. menumbuhkan, memantapkan dan mengembangkan sistem jejaring kerjasama dan kemitraan dengan pihak – pihak lain serta melaksanakan kajian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan TSLP dengan memperhatikan kepentingan perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat dan kelestarian lingkungan; dan:

c. menetapkan bahwa TSLP adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kebijakan manajemen maupun program pengembangan

perusahaan.”

Pasal 19 Ayat (2)

Forum pelaksana TSLP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan rencana, pelaksanaan dan evaluasi TSLP dari masing-masing perusahaan yang menjadi anggota kepada Pemerintah Daerah.

Pasal 23 Ayat (1)

Pemerintah Daerah memberi penghargaan kepada perusahaan yang telah melaksanakan TSLP.

Pasal 23 Ayat (2)

Bentuk penghargaan, tata cara penilaian, penominasian dan penetapan perusahaan yang berhak menerima penghargaan diatur lebih lanjut dengan PERATURAN BUPATI.

(24)

-19-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Pasal 25 Ayat (1)

Perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2), Pasal 11, Pasal 13 dan Pasal 19 ayat (2) dikenakan sanksi administratif. Pasal 25 Ayat (2)

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. Peringatan tertulis

b. Pembekuan izin; dan atau c. Pencabutan izin.

Pasal 25 Ayat (3)

Tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan PERATURAN BUPATI.

(25)

-20-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

CSR & PKBL

KABUPATEN GRESIK

Sejarah CSR Kabupaten Gresik

Tahun 2009

Tahun 2009 merupakan awal mula menggeliatnya dan perhatian Pemerintah Kabupaten Gresik terhadah CSR. CSR merupakan hal yang menarik perhatian banyak pihak, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik. Pada tahun 2009 melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan, memutuskan untuk mengadakan penelitian terkait CSR dengan judul “Kajian Hubungan Industri, Masyarakat, dan Pemerintah Daerah di

Kabupaten Gresik”.

Dari Kajian di atas didapatkan beberapa kesimpulan atau hasil, antara lain sebagai berikut:

• Kebijakan Tanggungjawab sosial perusahaan BUMN dilakukan dalam kebijakan yang sudah terencana dan terprogram (83 %) serta terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan (17%) . Sedangkan perusahaan bukan BUMN secara insidental (53%), terinternalisasi (26%), dan terprogram (21%).

(26)

-21-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

• Perusahaan belum sepenuhnya memiliki divisi khusus CSR. Kegiatan hubungan publik yang dilakukan perusahaan di Kabupaten Gresik umumnya tidak ditempatkan sebagai bidang atau divisi tersendiri dalam organisasi perusahaan (16%), namun dalam Bidang Humas (Hubungan Masyarakat) yang merupakan bagian dari divisi umum (84%).

• Sebagian besar komunikasi publik perusahaan di Kabupaten Gresik adalah model informasi publik dengan pola satu arah (68%), kemudian model asimetris dua arah (24%) serta model ko-orientasi (8%).

• Bentuk kerjasama yang telah dilakukan pada umumnya bersifat insidental dan belum bersifat reguler atau melembaga.

• Pola CSR yang dilaksanakan pada umumnya masih bersifat charity (32%) dan filantropis (36%), sedangkan sisanya sekitar 32% bersifat good corporate citizenship.

(27)

-22-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Selain itu, perusahaan dalam menentukan lokasi atau sasaran penerima program CSR-nya memakai pola “Ring”. Namun dalam penentuan ring tersebut ada

beberapa pola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

Dari hasil pemaparan kajian tersebut, akhirnya untuk mengatur peaksanaan CSR yang ada di Kabupaten Gresik akhirnya dibentuklah Peraturan Bupati Gresik Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik.

Ring 1 Desa / Kelurahan Ring 2 Kecamatan Ring 3 Kabupaten Ring 1 Jarak tertentu Ring 2 Kecamatan Ring 3 Kabupaten

(28)

-23-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Keberhasilan pembangunan dan perekonomian di suatu daerah dapat tercapai atas dukungan dan peran serta semua pihak, baik oleh:

(1) PEMERINTAH,

(2) PERUSAHAAN / SWASTA,

dan

(3) MASYARAKAT.

Tahun 2010 - 2011

Tahun 2010 sampai dengan 2011 merupakan awal penggalian data dan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Gresik door to door yang dilakukan oleh Bappeda melalui bidang Litbang. Tahun inilah merupakan tahun tersulit untuk berkoordinasi hingga meminta laporan CSR perusahaan. Tidak Jarang surat permintaan laporan CSR ke perusahaan hanya bisa berhenti di pos satpam dan tidak ada kejelasan lebih lanjut.

Bidang

CSR

Lingkungan Pembangun an Fisik Pendidikan Sosial Agama Kesehatan UMKM Bantuan Insidentil

(29)

-24-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Melalui proses yang panjang dan adanya dukungan berupa respon yang baik oleh beberapa perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta, kegiatan CSR ini mulai bisa berjalan perlahan. Akhirnya pemerintah daerah berani untuk mengundang perusahaan-perusahaan untuk datang ke rapat koordinasi di tingkat kabupaten. Namun dalam pelaksanaan rapat itupun masih banyak kendala karena ada beberapa faktor yang belum kita pahami betul terkait cara berkomunikasi dengan perusahaan dan tata kelola pelaksanaan CSR.

Tahun 2012

Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kita jadikan sebagai ajang memahami dan menyamakan persepsi tentang CSR baik dilingkungan intern maupun ekstern. Kita mulai memahami tentang regulasi-regulasi pelaksaaan dan tata kelola CSR mulai dari Undang-undang hingga Peraturan Daerah.

Dari situlah kita memulai bahwa CSR merupakan salah satu solusi pembangunan yang ada di Kabupaten Gresik, dengan didukung adanya potensi jumlah perusahaan yang jumlahnya ribuan. Namun, CSR bukan merupakan sebuah dana yang bisa dikelola oleh pemerintah daerah, karena CSR merupakan hak sepenuhnya perusahaan untuk menyalurkan baik besar dana, lokasi, dan waktunya.

Dari hasil-hasil rapat koordinasi yang telah dilakukan, maka diujung tahun 2012 disepakati untuk membentuk sebuah forum atau tim koordinasi terkait CSR di tingkat Kabupaten. Tidak berhenti disini saja, ternyata dengan membentuk Tim CSR Tingkat Kabupaten juga masih meninggalkan masalah, yaitu tim tidak mampu mengkoordinasi dan menghimpun data dari seluruh perusahaan yang ada di

(30)

-25-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Kabupaten Gresik. Karena lokasi kantong-kantong perusahaan di Kabupaten Gresik tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Manyar, Gresik, Kebomas, Driyorejo, Wringinanom, Menganti, dan Kedamean, serta sebagian kecil tersebar di kecamatan lain.

Sesuai dengan Keputusan Bupati Gresik Nomor: 050/398/Hk/437.12/2012, tugas dari Tim Koordinasi Perencanaan Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik adalah:

1) Melakukan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama dengan stakeholder terkait tanggungjawab sosial perusahaan;

2) Menyusun analisa, rencana, dan skala prioritas program tanggungjawab sosial perusahaan;

3) Menyusun Pedoman mekanisme kerja tanggungjawab sosial perusahaan; 4) Melakukan sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat atau kelompok

masyarakat tentang program tanggungjawab sosial perusahaan;

5) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan program kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan;

(31)

-26-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

SK Tim Koordinasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan /

CSR Kabupaten Gresik

SK bupati Nomor: 050/398/HK/437.12/2012

JABATAN DALAM TIM JABATAN POKOK A. Pengarah :

1. Pengarah I Bupati Gresik 2. Pengarah II Wakil Bupati Gresik

3. Ketua Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik

4. Wakil Ketua Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik

5. Sekretaris Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik

6. Anggota 1.Staf Ahli Bupati terkait.

2.Kepala Badan Penanaman modal dan perijinan Kabupaten Gresik

B. Pelaksana

1. Ketua I Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Gresik 2. Ketua II Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Gresik 3. Ketua III Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Gresik.

4. Sekretaris Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Bappelitbangda Kabupaten Gresik 5. Koordinator Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Gresik

6. Anggota a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik b. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gresik

c. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik

d. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gresik e. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik f. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik

g. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik

h. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik i. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Gresik

j. Kepala Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Gresik k. Kepala Bidang Perekonomian dan Keuangan pada Bappelitbangda Kabupaten Gresik l. Kepala Bidang Kemasyarakatan dan Sosial Budaya pada Bappelitbangda Kabupaten

Gresik

m. Kepala Bidang Prasarana Wilayah, Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada Bappelitbangda Kabupaten Gresik

n. Kepala Bidang Data, Statistik, Evaluasi dan Pelaporan pada Bappelitbangda Kabupaten Gresik

o. Camat Se Kabupaten Gresik p. Perwakilan Perusahaan

(32)

-27-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Tahun 2013

Tahun 2013 merupakan tahun awal tim CSR Kabupaten turun dan berkoordinasi terkait CSR di tingkat kecamatan bersama jajaran pemerintah kecamatan, kepala desa/lurah, dan perusahaan-perusahaan di kecamatan tersebut. Ditahapan ini kita memulai lagi semua dari awal seperti hal nya yang kita lalukan di tahun-tahun sebelumnya, yaitu memberikan pengertian dan menyamakan persepsi tentang CSR di stakeholder tingkat kecamatan.

Awal mula rapat koordinasi di tingkat kecamatan sangat menegangkan, hal ini dikarenakan seperti ada 2 (dua) kubu yang akan tanding. Karenan rapat koordinasi tersebut terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, kepala desa mengelompok sendiri sedangkan perusahaan juga mengelompok sendiri dengan ego masing-masing. Setelah melalui diskusi dan perdebatan yang cukup panjang, ternyata pemahaman tentang CSR dikalangan kepala desa maupun perangkat kecamatan juga masih minim, demikian juga di pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan karena kurangnya minat baca terhadap aturan dan regulasi yg berlaku terkait CSR, demikian juga banyak perusahaan yang belum memiliki divisi khusus CSR maupun staf yang khusus menangani CSR.

Untuk menumbuhkan kepercayaan antar pihak dan menjaga tidak terjadinya overlapping program pemerintah dan CSR perusahaan, DISEPAKATI membentuk tim koordinasi CSR di tingkat kecamatan. Tim Koordinasi tersebut terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu pemerintah (camat & perangkatnya), masyarakat (kepala desa/lurah), dan perusahaan. Tim ini hanya mengkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas PROGRAM saja, tidak mengelola dana/uang CSR.

(33)

-28-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Maka terbentuklah 6 (enam) Tim Koordinasi CSR Tingkat Kecamatan yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan. Pembentukan Tim tersebut juga melalui 2 (dua) tahap yang ditetapkan oleh SK Bupati Gresik, yaitu:

Tugas-tugas yang diemban oleh Tim Koordinasi CSR Kecamtan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI, dan SINERGITAS program antara Program Pemerintah Derah/ Pemerintah Kecamatan dengan Stakeholder, terkait program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kecamatan.

2. Menyusun analisa, rencana, dan skala prioritas program tanggungjawab sosial perusahaandi Kecamatan;

3. Melakukan sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat atau kelompok masyarakat dengan melibatkan Kepala Kelurahan dan Kepala Desa sesuai

(34)

-29-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

bidang yang di tugaskan dalam Tim Ini tentang program tanggug jawab Sosial Peruhaan di Kecamatan.

4. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan program kegiatan tanggung jawab sosial Perusahaan di Kecamatan.

5. Melakukan Koordinasi dengan Tim Koordinasi Perencanaan Program Tanggung jawab sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik;

6. Koordinator Bidang bertugas melakukan koordinasi dengan Desa/ Kelurahan dan Perusahaan yang akan menyalurkan dana CSR sesuai dengan Bidang yang di tangani.

7. Melaporkan Hasil kegiatannya kepada Bupati Gresik melalui Tim Koordinasi Perencanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik;

(35)

-30-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Berikut adalah garis besar susunan Tim Koordinasi CSR tingkat Kecamatan, untuk lebih detailnya lihat lampiran.

NO. JAWABAN DALAM TIM JABATAN POKOK

1. Penanggung Jawab Camat

2. Ketua Sekretaris Camat

3. Wakil Ketua Ketua Forum Perusahaan 4. Sekretaris Kasi Ekobang Kecamatan

5. Koordinator Bidang Pembangunan Fisik Lurah / Perwakilan Perusahaan 6. Koordinator Bidang Pemberdayaan

Masyarakat Lurah / Perwakilan Perusahaan 7. Koordinator Bidang Lingkungan Lurah / Perwakilan Perusahaan 8. Koordinator Bidang Pendidikan Lurah / Perwakilan Perusahaan 9. Koordinator Bidang Sosial Keagamaan Lurah / Perwakilan Perusahaan 10 Koordinator Bidang Kesehatan Lurah / Perwakilan Perusahaan

Tahun 2014

Tahun 2014 merupakan capaian CSR yang cukup baik, walaupun masih banyak kekurangan disna-sini. Dari hasil koordinasi yang dilakukan oleh Tim CSR Kabupaten hingga Tim Koordinasi CSR Kecamatan sudah berjalan sangat lancar. Kondisi rapat koordinasi juga sudah sangat kondusif dan bisa berbaur antara kepala desa/lurah dengan perusahaan dan pemerintah. Walaupun belum dihadiri oleh semua undangan terutama dari pihak perusahaan, namun sudah ada komitment yang cukup bagus dari perusahaan untuk mau berkoordinasi terkait

(36)

-31-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

CSR perusahaannya sebelum memberikan CSR ke lingkungan perusahaan maupun ke sasaran lain yang berada jauh dari lokasi perusahaannya.

Dari hasil permintaan laporan CSR perusahaan terhadap 79 PERUSAHAAN di Kabupaten Gresik yang sudah MASUK di 6 (enam) TIM KOORDINASI CSR KECAMATAN, hanya ada 15 (lima belas) PERUSAHAAN yang menyampaikan atau MEMBERIKAN LAPORAN PROGRAM CSR ke pemerintah daerah, baik secara langsung maupun melalui Tim CSR Kecamatan. Total dana CSR yang terlapor adalah sebesar Rp. 19.383.649.768,- dari perusahaan-perusahaan dibawah ini:

NO NAMA INSTANSI KECAMATAN

1 PT. Bank Jatim Gresik

2 PT. Pelindo III Gresik

3 PT. Indonesia Marina Shipyard Gresik

4 PT. PJB Unit Pembangkit Gresik Gresik

5 PT. Indobaja Primamurni Kebomas

6 PT. Semen Indonesia Kebomas

7 PT. Varia Usaha Kebomas

8 PT. Nippon Paint Kebomas

9 PT. Pagarin Anugerah Sejahtera Manyar

10 PT. Sinar Sosro Driyorejo

11 PT. Surabaya Wire Driyorejo

12 PT. Samator Driyorejo

13 PT. Titani Alam Semesta Driyorejo

14 PT. KIA Kramik Mas Wringinanom

15 PT. Warnatama Cemerlang Wringinanom

NO TIM CSR KECAMATAN JML LAPORAN CSR

1 GRESIK 4 2 KEBOMAS 4 3 MANYAR 1 4 DRIYOREJO 4 5 WRINGINANOM 2 6 MENGANTI-KEDAMEAN -

(37)

-32-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Tahun 2015-2016

Tahun 2015-2016 pelaksanaan koordinasi sudah mengalami banyak perkembangan yang cukup baik. Salah satunya dalam pelaksanaan koordinasi CSR di masing-masing kecamatan telah disepakati oleh semua anggota tim untuk bersilaturahmi atau anjangsana dari satu perusahaan ke perusahaan lain, demikian juga untuk kelurahan/desa juga bersedia ditempati untuk mengadakan rapat koordinasi.

Capain lain terkait program CSR, di tahun ini Tim CSR Kecamatan juga mencoba untuk membuat program kerja bersama di wilayahnya masing-masing. Bahkan salah satu Tim CSR Kecamatan yaitu Manyar, sepakat untuk fokus tema unggulan CSR yaitu bidang pendidikan melalui peningkatan minat baca.

(38)

-33-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Kegiatan-kegiatan Koordinasi

Tim CSR Kabupaten Gresik

Koordinasi Tim CSR Kabupaten Gresik

Kegiatan Pelatihan CSR yang

diselenggarakan oleh Bappeda Pemerintah Kabupaten Gresik terkait

untuk memberikan wawasan dan meningkatkan mutu CSR baik dari perusahaan maupun SKPD.

Rapat Koordinasi Internal dengan SKPD terkait untuk membahas Evaluasi Pelaksanaan CSR Kabupaten dan Konsep pelaksanaan Tahun 2016

(39)

-34-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Peran aktif Perusahaan dan segenap Tim CSR Kabupaten dalam melakukan

rapat koordinasi terkait pelaksanaan CSR di Kabupaten Gresik

Nara Sumber CSR dari Bappeprov (Forum CSR Jawatimur)

Bapak John Hardy bersama Bpk Oucki Hertanto memberikan materi terkait strategi perencanaan hingga

(40)

-35-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Koordinasi Pelaksanaan CSR PGN Saka bersama Perangkat Kecamatan

Manyar didampingi Tim CSR Kabupaten dan Bappeda Kab. Gresik

Kunjungan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Gresik dalam acaran peresmian CSR dari PT. Lautan Luas group

Hasil Koordinasi CSR Kabupaten Gresik

Tim CSR Kabupaten Gresik berupaya untuk selalu meningkatkan kinerja terkait kegiatan CSR yang ada di wilayahnya. Berikut adalah hasil-hasil koordinasi yang nantinya akan menjadi panduan atau himbauan untuk Tim Koordinasi CSR Kecamatan, antara lain:

1) Mengevaluasi hasil laporan CSR perusahaan tiap kecamatan ditahun 2015. 2) Inventarisasi perusahaan-perusahaan di masing-masing Tim CSR Kecamatan. 3) Menyusun Konsep dan Program Kerja di Tim CSR Kecamatan.

(41)

-36-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Kegiatan Tim

Koordinasi CSR Kecamatan

Tim Koordinasi CSR Tingkat Kecamatan yang terdiri dari 3 (TIGA) UNSUR, yaitu

PEMERINTAH (pejabat kecamatan), PERUSAHAAN, dan MASYARAKAT (lurah/kepala desa).

Legalisasi untuk Tim Koordinasi CSR Tingkat Kecamatan adalah dengan dikeluarkannya: ➢ Surat Keputusan Bupati Gresik No.050/1069/HK/437.12/2013

Surat Keputusan Bupati Gresik No.050/1257/HK/437.12/2013

Tugas Tim Koordinasi CSR Tingkat Kecamatan

1. Melakukan KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI, dan SINERGITAS program antara Program Pemerintah Derah/ Pemerintah Kecamatan dengan Stakeholder, terkait program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kecamatan.

2. Menyusun analisa, rencana, dan skala prioritas program tanggungjawab sosial perusahaandi Kecamatan;

3. Melakukan sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat atau kelompok masyarakat dengan melibatkan Kepala Kelurahan dan Kepala Desa sesuai bidang yang di tugaskan dalam Tim Ini tentang program tanggug jawab Sosial Peruhaan di Kecamatan.

4. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan program kegiatan tanggung jawab sosial Perusahaan di Kecamatan.

5. Melakukan Koordinasi dengan Tim Koordinasi Perencanaan Program Tanggung jawab sosial Perusahaan di Kabupaten Gresik;

6. Koordinator Bidang bertugas melakukan koordinasi dengan Desa/ Kelurahan dan

Perusahaan yang akan menyalurkan dana CSR sesuai dengan Bidang yang di tangani. 7. Melaporkan Hasil kegiatannya kepada Bupati Gresik melalui Tim Koordinasi

(42)

-37-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Rapat Koordinasi Tim CSR Kecamatan Kebomas

Kegiatan Rutin koordinasi CSR kecamatan kebomas, kali ini bertempat di AULA PT. Barata Indonesia.

Rapat Koordinai Tim CSR Kecamatan Gresik

Kegiatan Rutin koordinasi CSR Kecamatan Gresik, kali ini bertempat di AULA PT. Pelindo III Cabang Gresik.

Rapat Koordinai Tim CSR Kecamatan Manyar

Kegiatan Rutin koordinasi CSR Kecamatan Gresik, kali ini bertempat di AULA PT. Solvay Manyar.

(43)

-38-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Rapat Koordinai CSR Kecamatan

Dalam proses sinkronisasi program CSR antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat perlu adanya persamaan persepsi terkait tujuan CSR.

Rapat Koordinasi Tim CSR Kecamatan Kebomas

Kegiatan Rutin koordinasi CSR kecamatan kebomas, kali ini bertempat di AULA PT. Barata Indonesia.

Rapat Koordinai CSR Kecamatan

Dihadiri tidak hanya dari unsur pemerintah dan perusahaan, namun juga turut mengundang unsur-unsur masyarakat yg terlibat.

(44)

-39-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Rapat Koordinai CSR Kecamatan

Usun dari TNI serta kepolisian baik Polsek dan Polres Gresik ikut serta memberikan dukungan dan himbauan dalam forum ini.

Materi dari Camat Gresik

Materi “One Planning for All” yang disampaikan oleh Camat Gresik (ibu Nurul Puspita Wardani, S.Stp) diharapkan dapat membantu semua stakeholder pembangunan dalam merencanakan program, terutama CSR.

Presentasi Materi

Penyampaian materi oleh Manager CSR PT. Solvay manyar terkait pelaksanaan CSR dan Profil Perusahaan

Materi dari Nara Sumber

Sharing pengalaman & pengelolaan CSR oleh Staf Ahli Bupati Ibu Dra. Indah Sofiana, M.M, ketika beliau menjadi Camat dibeberapa Kecamatan yang ada di kabupaten Gresik

(45)

-40-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Hasil

hasil Koordinasi Tim CSR Kecamatan

Tim Koordinasi CSR tingkat Kecamatan merupakan ujung tombak sekaligus stakeholder yang paling sering bersentuhan langsung dengan perusahaan dan masyarakat. Kondisi pelaksanaan dan koordinasi CSR yang ada di 6 (enam) tim memiliki tingkat yang berbeda-beda. Demikian juga masalah masalah yang dihadapi di masing-masing wilayah. Namun, pada kenyataannya pelaksanaan CSR perusahaan yang ada di Kabupaten Gresik sudah berjalan jauh sebelum adanya Forum atau Tim CSR.

Berikut adalah hasil-hasil rapat koordinasi oleh Tim Koordinasi CSR Kecamatan dibantu oleh Tim Koordinasi CSR Kabupaten Gresik, antara lain:

1) Mengevaluasi hasil laporan CSR perusahaan tiap kecamatan ditahun 2015 yang masih sangat minim apabila dilihat dari jumlah perusahaan-perusahaan yang ada di wilayahnya masing-masing.

2) Perusahaan menginginkan adanya sosialisasi dan pembuatan regulasi terkait CSR yang lebih detail, sehingga perusahaan lebih mudah menyusun program CSR terutama jenis CSR yang diperbolehkan.

3) Perusahaan menginginkan apresiasi perusahaan yang sudah aktif dalam pelaksanaan dan pelaporan CSR, sehingga ada kesan dan perbedaan dengan perusahaan yang acuh terhadap pelaksanaan CSR.

4) CSR perusahaan tetap memprioritaskan warga dan lingkungan sekitar perusahaan namun tidak menutup kemungkinan untuk menyalurkan CSR diluar area tersebut. Perusahaan tidak bisa merealisasi permintaan CSR / proposal yang masuk secara mendadak, karena perusahaan sendiri memiliki mekanisme perencanaaan hingga pelaksanaan CSR.

(46)

-41-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

5) Pelaksanaan anjang sana harus terus berjalan, jika memungkinkan tidak hanya dilakukan dalam 1 x setahun. Hal ini dimaksudkan agar ada komunikasi yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat terkait program-program CSR perusahaan. 6) Meningkatkan keaktifan anggota Tim CSR Kecamatan dalam berkoordinasi, baik secara

intern dengan anggota tim maupun extern dengan Perusahaan dan Tim CSR Kabupaten. 7) Pemerintah menghimbau kepada seluruh Kepala desa dan Lurah agar segera membuat Profil Desa/Kelurahan yang berisi tentang kondisi kewilayahannya serta memunculkan potensi dan masalah yang ada. Dokumen inilah yang sebenarnya dibutuhkan perusahaan untuk melakukan social mapping dan needs assessment ketika menyusun program CSR perusahaan, bukan proposal pengajuan CSR dari desa ke perusahaan. 8) Perusahaan dan Tim CSR Kecamatan menginginkan adanya format baku dan alur dalam

melaporkan CSR, agar tidak simpang siur harus kemana dan siapa yang menangani. Hal ini akan memudahkan dalam segi pelaporan dan inventarisasi data CSR secara keseluruhan.

9) Bentuk Tim Koordinasi CSR yang ada saat ini memang bebeda dengan Forum CSR provinsi Jawa Timur dan amanat Perda & Pergub Jawa Timur. Hal ini dikarenakan proses pembentukan dan kesepakatan bentuk Tim CSR yanga ada di Gresik lebih dulu terbentuk. Mungkin perlu adanya penyesuaian dan revisi susunan, struktur, serta penamaan OPD yang terbaru.

(47)

-42-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

Surat Keputusan (SK) Tim Koordinasi CSR Kecamatan

TIM KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

/ CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI KECAMATAN GRESIK

SK BUPATI Nomor: 050/1069/HK/437.12/2013

NO JABATAN DALAM TIM NAMA PEJABAT

1. Penanggung Jawab Camat Gresik

2. Ketua Tim Kasi Ekonomi Pembangunan Kec. Gresik

3. Wakil Ketua PT. Wilmar Nabati

4. Sekretaris Sekretaris Camat Gresik 5. Koordinator Bidang Pembangunan 1. Kepala Desa Sidorukun

2. Lurah Sukorame 3. Lurah karangturi 4.PT.Petrokimia Gresik 6. Koordinator Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

1. Lurah Sidokumpul 2. urah Ngipik 3. Lurah kebungson

4. Pertamina WMO (West Madura Offshore) 7 Koordinator Bidang Lingkungan 1. Kepala Desa Kramat

2. Lurah Trate

3. Kepala Desa Pulopancikan 4. PJB ( Pembangkit Jawa Bali ) 8 Koordinator Bidang Pendidikan 1. Lurah Lumpur

2. Lurah kemuteran 3. Lurah pekauman 4. Bank Jatim 9 Koordinator Bidang Sosial Keagamaan 1. Lurah Lumpur

2. Lurah kemuteran 3. Lurah pekauman 4. Bank Jatim 10 Koordinator Bidang Kesehatan 1. Lurah Kroman

2. Lurah Sukodono 3. Lurah Tlogopatut 4. Graha Sarana Gresik 11 Koordinator Bidang Kepemudaan 1. Lurah Karangpoh

2. Kepala Desa Tlogobendung 3. Kepala Desa Gapurosukolilo 4. PT. Marina Shipyard

(48)

-43-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

TIM KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

/ CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI KECAMATAN KEBOMAS

SK BUPATI Nomor: 050/1069/HK/437.12/2013

NO JABATAN DALAM TIM NAMA PEJABAT

1. Penanggung Jawab Camat Kebomas

2. Ketua Tim Sekretaris Kecamatan Kebomas

3. Wakil Ketua PT.Bharata Indonesia

4. Sekretaris Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kec. Kebomas 5. Koordinator Bidang Pembangunan Fisik 1. Kepala Desa Kedanyang

2. PT. Jaya Raya 3. PT. Indo Baja

4. Kepala Kelurahan Gulomantung 6. Koordinator Bidang Pemberdayaan 1. Kepala Kelurahan Ngargosari

2. PT.Sinar Abadi 3. PT. Segatama Lestari 4. Kepala Kelurahan Indro 7 Koordinator Bidang Lingkungan 1. Kepala Kelurahan Gending

2. PT. Indo Timber 3. PT. Nippon Paint

4. Kepala Desa Segoromadu 8 Koordinator Bidang Pendidikan 1. Kepala Desa Randuagung

2. PT. KIG (Kawasan Industri Gresik) 3. PT. Mina Laut

4. Kepala kelurahan Tenggulunan 9 Koordinator Bidang Sosial Keagamaan 1. Kepala Desa Klangonan

2. PT. Amanifood 3. PT.Behaestex

4. Kepala Desa Sukorejo 10 Koordinator Bidang Kesehatan 1. Kepala Kelurahan kebomas

2. PT. Wiharta Karya Agung 3. PT.Indo Prima Gemilang 4. Kepala Kelurahan Sidomoro 11 Koordinator Bidang Kepemudaan 1. Kepala Desa Kembangan

2. PT.Petrocina

3. PT.Varia Usaha Beton 4. Kepala Desa Sekar Kurung

(49)

-44-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

TIM KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

/ CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI KECAMATAN MENGANTI - KEDAMEAN

SK BUPATI Nomor: 050/1069/HK/437.12/2013

NO JABATAN DALAM TIM NAMA PEJABAT

1. Penanggung Jawab I Camat Menganti 2. Penanggung Jawab II Camat Kedamean

3. Ketua Tim Sekretaris Kecamatan Menganti 4. Wakil Ketua I Sekretaris Kecamatan Kedamean 5. Wakil Ketua II PT. SCM (SIONCHEMIE)

6. Wakil Ketua III PT. Indosar (Indo Abadi Sari Makmur) 7. Sekretaris I Kasi Ekbang Kec. Menganti

8. Sekretaris II Kasi Trantib Kec. Kedamean 9. Koordinator Bidang Pembangunan

Fisik 1. Kepala Desa Kedamean 2. Kepala Desa Boboh

3. Kepala Desa Menganti - Kedamean 4. PT. Weltes Energi Nusantara 10. Koordinator Bidang Pemberdayaan 1. Kepala Desa Sidojangkung

2. Kepala Desa Sumpit 3. Kepala Desa Belahanrejo 4. PT. BSA (Bina Satria Abadi) 11. Koordinator Bidang Lingkungan 1. Kepala Desa Sidojangkung

2. Kepala Desa Sumpit 3. Kepala Desa Belahanrejo 4. PT. BSA (Bina Satria Abadi) 12. Koordinator Bidang Pendidikan 1. Kepala Desa Katimoho

2. Kepala Desa Domas 3. Kepala Desa Beton 4. PT. Trio Maha Jaya (Ciki) 13. Koordinator Bidang Sosial

Keagamaan 1. Kepala Desa Pengalangan 2. Kepala Desa Banyuurip 3. Kepala Desa Ngepung

4. PT. Tjakrindo Mas di Menganti - Kedamean 14. Koordinator Bidang Kesehatan 1. Kepala Desa Glindah

2. Kepala Desa Tulung 3. Kepala Desa Putat Lor

4. PT. Novapharin di Menganti - Kedamean 15. Koordinator Bidang Kepemudaan 1. Kepala Desa Hulaan

2. Kepala Desa Cermen 3. Kepala Desa Boteng

(50)

-45-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

TIM KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

/ CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI KECAMATAN DRIYOREJO

SK BUPATI Nomor : 050/1069/HK/437.12/2013

NO JABATAN DALAM TIM NAMA PEJABAT

1. Penanggung Jawab Camat Driyorejo

2. Ketua Tim Sekretaris Kecamatan Driyorejo

3. Wakil Ketua PT. Agrindo

4. Sekretaris Kasi Ekonomi pembangunan

5. Koordinator Bidang Pembangunan Fisik 1. Kepala Desa Krikilan 2. Kepala Desa Banjaran 3. PT. Sinar Sosro

4. PT. Multimanau Indonesia 6. Koordinator Bidang Pemberdayaan 1. Kepala Desa Driyorejo

2. Kepala Desa Cangkir 3. Kepala Desa Karangandong 4. PT. MDQ (Emdeki Utama) 5. PT. Mitra Saruta

7. Koordinator Bidang Lingkungan 1. Kepala Desa Bambe 2. Kepala Desa Mulung 3. PT. Surabaya Wire

8. Koordinator Bidang Pendidikan 1. Kepala Desa Kesamben Wetan 2. Kepala Desa Sumput

3. PT. Madulinggaraharja 4. PT. SIWI

5. PT. Sam Jaya 9. Koordinator Bidang Sosial Keagamaan 1. Kepala Desa Tanaru

2. Kepala Desa Wedoroanom 3. PT. Garuda Food

4. PT. Titani Alam Semesta Raya 10. Koordinator Bidang Kesehatan 1. Kepala Desa Tanjungan

2. Kepala Desa Gadung 3. PT. Samator

4. PT. Rama farma

11. Koordinator Bidang Kepemudaan 1. Kepala Desa Randegansari 2. Kepala Desa Mojosarirejo 3. Kepala Desa Petiken 4. PT. Wim Cycle 5. PT. Wings Surya

(51)

-46-

C

C

S

S

R

R

2

2

0

0

1

1

6

6

TIM KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

/ CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI KECAMATAN MANYAR

SK BUPATI Nomor: 050/1257/HK/437.12/2013

NO JABATAN DALAM TIM NAMA PEJABAT

1. Penanggung Jawab Camat Manyar

2. Ketua Tim Sekretaris Kecamatan Manyar 3. Wakil Ketua 1. PT. Solvay Manyar

2. Kepala Desa Sembayat 4. Sekretaris Kasi Ekonomi Kec. Manyar 5. Koordinator Bidang Pembangunan Fisik 1. Kepala Desa Pongangan

2. Kepala Desa Roomo 3. Kepala Desa Sukomulyo 4. PT. Karunia Alam Segar 5. PT. Liku Telaga

6. Koordinator Bidang Pemberdayaan 1. Kepala Desa Banjarsari 2. Kepala Desa Tanggulrejo 3. Kepala Desa Yosowilangun 4. PT. Smelting

5. PT. Maspion

7 Koordinator Bidang Lingkungan 1. Kepala Desa Manyarsidorukun Kepala Desa Suci

2. Kepala Desa Manyarrejo 3. PT. Enersol Daya Optima 4. PT. Amerada HESS 8 Koordinator Bidang Pendidikan 1. Kepala Desa Banyuwangi

2. Kepala Desa Peganden 3. Kepala Desa Leran 4. PT. Kodaland Inti Properti 5. PT. Petrocentral

9 Koordinator Bidang Sosial Keagamaan 1. Kepala Desa Manyarsidomukti 2. Kepala Desa Gumeno 3. Kepala Desa Ngampel 4. Kepala Desa Sumberrejo 5. PT. Inti Surya Sentosa 6. PT. WON

10 Koordinator Bidang Kesehatan 1. Kepala Desa Betoyoguci 2. Kepala Desa Morobakung 3. Kepala Desa Karangrejo 4. PT. Central Asia Building 5. PT. The Master still

11 Koordinator Bidang Kepemudaan 1. Kepala Desa Betoyokauman 2. Kepala Desa Tebalo 3. Kepala Desa Pejangganan 4. PT. Pagarin

Referensi

Dokumen terkait

diamalkan oleh masyarakat umum dan komunitas masyarakat yang diwakili oleh Ibu-ibu penggerak dan para anggota pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) Kelurahan

Beberapa hasil penelitian terkait pengembangan sistem informasi donor darah juga sudah dilakukan, seperti hasil penelitian Utomo (Utomo, 2010), dalam penelitiannya berhasil

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

Untuk membuat bentuk kata kerja “waktu akan datang masa lampau telah selesai ” (V.V.T.T), kata kerja yang dipakai selalu verleden (voltooid) deelwoord (kata bagian masa lampau)

Pembatasan dan perumusan masalah yang hendak penulis bahas yaitu: pertama, bagaimana proses penanganan perkara tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang

Menurut Handoko (1999: 260) mengatakan peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian masa lalu”. Peramalan merupakan

Sikap negatif yang muncul pada masyarakat etnis Dayak adalah ketika mereka tidak memiliki keinginan dan begitu sangat sulit untuk menerima budaya yang ada pada masyarakat

Berdasarkan hasil Asesmen Tata Kelola TIK LIPI dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sejak tahun 2011 pengembangan sistem informasi dilakukan secara sporadis oleh hampir seluruh