• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Kegiatan Tryout SBMPTN Berbasis Website

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Kegiatan Tryout SBMPTN Berbasis Website"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

5902

Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Kegiatan Tryout SBMPTN

Berbasis Website

Thomas Ariyanto1, Denny Sagita Rusdianto2, Faizatul Amalia3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Tryout SBMPTN mengalami beberapa perubahan terkini yaitu penghapusan model ujian berbasis kertas dan perubahan sistem penilaian, sistem penilian yang baru adalah dengan menggunakan metode IRT yaitu soal akan diklasifikasikan sesuai tingkat kesulitannya dan diberikan bobot yang berbeda-beda sesuai tingkat kesulitannya. Akan tetapi pada hasil survey yang dilakukan, sebanyak 50% dari 50 responden yang merupakan peserta tryout SBMPTN mengatakan belum pernah mengikuti tryout SBMPTN berbasis komputer dan sebanyak 68% peserta juga belum pernah mengikuti tryout dengan sistem penilaian terbaru. Lalu dari sisi beberapa penyelenggara tryout, saat ini masih menggunakan model ujian berbasis kertas dengan sistem pendaftaran manual sehingga harus merekap ratusan data pendaftar secara manual. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan sebuah sistem informasi manajemen kegiatan tryout SBMPTN. Sistem ini nantinya dapat mempertemukan para penyelenggara tryout dengan para peserta tryout. Para penyelenggara tryout dapat membuat dan memanajemen tryout SBMPTN berbasis komputer dengan sistem penilaian terbaru, sedangkan untuk para peserta dapat melakukan pendaftaran, pembayaran, dan juga mengikuti ujian tryout yang diinginkan melalui sistem ini. Sistem ini memiliki 55 kebutuhan fungsional dan 1 kebutuhan non-fungsional, perancangan yang dilakukan adalah dengan perancangan arsitektur sistem, sequence diagram, class diagram, database, komponen dan antarmuka. Sistem juga telah diuji dengan hasil 100% valid untuk semua pengujian.

Kata kunci: sistem informasi manajemen, tryout, sbmptn, teori respon butir Abstract

Currently the SBMPTN tryout has several changes such as eliminating the paper-based exam model and changing the scoring system. The latest scoring system uses the Item Response Theory method. The questions will be classified based on the difficulty level and given different weights. The survey results conducted by the author, from 50 respondents participating in the SBMPTN tryout, as many as 50% of respondents stated that they had never taken a computer-based tryout and as many as 68% of respondents said they had never taken a tryout with the latest scoring system. In its current implementation, some tryout organizers still use the paper based exam model with a manual registration system so they have to recap hundreds of registrant data manually. To overcome this problem, an information system for SBMPTN Tryout management is needed. This system can bring together organizers & participants in carrying out SBMPTN Tryout activities. Through this system, organizers can create and manage SBMPTN Tryouts with the computer-based exam model, with the latest scoring system. While for the participants, they can do the registration, payment & take the tryout test that they want . This system has 55 functional requirements and 1 non-functional requirement. The design to build this system is system architecture, sequence diagrams, class diagram, database, component and interfaces. The system has also been tested with 100% valid results for all test.

(2)

1. PENDAHULUAN

Tryout memegang peranan penting dalam mempersiapkan para siswa untuk menghadapi ujian akhir sekolah, seleksi masuk perguruan tinggi, juga ujian seleksi lainnya. Kegiatan tryout diadakan untuk melatih para peserta ujian dalam menjawab soal-soal ujian.

SBMPTN sebuah jalur seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri yang dilakukan secara terpusat, sebelum mengikuti SBMPTN biasanya para peserta mengikuti tryout SBMPTN terlebih dahulu. Dalam SBMPTN ujian dibagi menjadi, Ujian Tulis Berbasis Cetak yang diselenggarakan secara tertulis dan Ujian Tulis Berbasis Komputer yang diselenggarakan secara tidak tertulis melainkan menggunakan media komputer.

Untuk tahun 2019 sendiri Kemenristekdikti telah membuat kebijakan baru yaitu penghapusan model Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) sehingga nantinya seluruh peserta SBMPTN akan melaksanakan seleksi menggunakan model Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) (Kompas, 2018).

Selain itu sejak tahun 2018 Kemenristekdikti juga telah menetapkan kebijakan baru lainnya yaitu mengubah sistem penilaian yang sudah 25 tahun digunakan, jika sebelumnya menggunakan sistem penilaian berdasarkan poin yaitu ketika benar mendapat 4 poin, salah -1 poin, dan kosong / tidak diisi 0 poin; sedangkan sistem penilian yang baru adalah dengan menggunakan metode Teori Respon Butir yaitu soal akan diklasifikasikan sesuai tingkat kesulitannya berdasarkan respon dari setiap jawaban seluruh peserta dan diberikan bobot yang berbeda-beda sesuai tingkat kesulitannya (SBMPTN, 2018)

Akan tetapi pada hasil survey yang dilakukan, 50% dari 50 responden yang merupakan peserta tryout SBMPTN 2018 maupun 2019 mengatakan belum pernah mengikuti tryout berbasis komputer dan 68% diantaranya belum pernah mengikuti tryout dengan sistem penilaian terbaru. Lalu dari sisi beberapa penyelenggara tryout, pada saat ini dalam pelaksanaannya mereka masih menggunakan model Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) dengan menggunakan sistem penilaian yang lama. Kekurangannya adalah selain menggunakan sistem penilaian yang berbeda, peserta juga tidak dapat mendapatkan pengalaman lebih jika nantinya mereka

mengikuti SBMTPN dengan model UTBK dengan sistem penilaian yang baru; lalu hasil tryout tidak bisa langsung diketahui oleh peserta karena perlu menunggu hasil selesai diperiksa terlebih dahulu oleh lembaga bimbingan belajar yang bekerja sama.

Oleh karena itu, penulis memberikan sebuah solusi dengan membangun Sistem Informasi Kegiatan Tryout SBMPTN Berbasis Website yang nantinya dapat menghubungkan banyak penyelenggara dan banyak peserta dalam membantu melaksanakan kegiatan pendaftaran, pembayaran, pengujian, dan pengumuman dalam tryout SBMPTN berbasis komputer secara online dengan sistem penilaian yang baru yaitu menggunakan metode Teori Respon Butir, yang diharapkan dapat menangani masalah-masalah tersebut sehingga dapat menciptakan kegiatan tryout yang lebih efektif dan efisien.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

SBMPTN adalah sebuah jalur masuk ke perguruan tinggi negeri yang menggunakan hasil UTBK saja ataupun hasil UTBK beserta dengan syarat atau kriteria lain yang sudah ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Negeri. (SBMPTN, 2019)

2.2. Teori Respon Butir / Item Response

Theory (IRT)

Teori Respon Butir / Item Response Theory adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah ujian yang memiliki model matematika dengan pengertian kemungkinan peserta ujian menjawab soal dengan benar adalah bergantung pada karakteristik dari soal yang dikerjakan juga kemampuan dari peserta tersebut. (Retnawati, 2014).

2.3. Model Rasch

George Rasch menciptakan sebuah model yang dapat digunakan unruk menganalisis dari Teori Respon Butir ketika tahun 1960-an yang diberi nama model Rasch atau biasa disebut sebagai model 1 parameter. Data yang digunakan berupa data dikotomi yang berasal dari hasil benar atau salah dari setiap respon peserta untuk setiap soal dimana data tersebut memperlihatkan kemampuan peserta ujian, Hal itu diformulasikan oleh Rasch menjadi model yang menhubungkan antara butir soal dengan kemampuan peserta (Sumintono dan Widhiarso,

(3)

2013).

Model Rasch dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝑖 (𝜃) = 𝑒(𝜃−𝑏𝑖)

1+𝑒(𝜃−𝑏𝑖) , i :1,2,3,...,n (1)

Pi (θ): kemungkinan peserta ujian dengan kemampuan θ dipilih secara random dapat menjawab soal ke-i dengan benar

θ : kemampuan peserta bi : kesulitan soal ke-i.

e : konstanta matematika dengan nilai mendekati 2,718.

n : jumlah soal ujian

2.4. Proses Penghitungan Model Rasch

Berikut ini adalah beberapa penjelasan singkat proses penghitungan model rasch menurut Moulton (2003):

1. Membuat matrix obeserved raw values dengan isi hasil dari jawaban seluruh peserta ujian.

2. Menghitung nilai P (nilai rata-rata jawaban benar) untuk setiap peserta dan setiap soal, nilai logit setiap kemampuan peserta, nilai logit tingkat kesulitan setiap soal, dan nilai adjusted logit untuk setiap soal dalam matrix observed raw values.

3. Membuat matrix expected values dengan isi hasil perhitungan menggunakan rumus rasch dengan data yang diambil dari nilai logit peserta dan logit soal dalam matrix observed raw values. 4. Membuat matrix variance of expected values dengan isi hasil perhitungan variansi dari matrix expected values dan menghitung jumlah variansi untuk peserta dan soal.

5. Membuat matrix residual dengan isi hasil perhitungan residual dari matrix observed raw values dengan matrix expected result.

6. Menghitung nilai jumlah residual, logit kemampuan peserta, logit kesulitan soal dan sum square residual.

7. Melakukan iterasi mulai langkah 3 sampai 6 hingga nilai sum square residual mendekati 0. 8. Setelah iterasi selesai maka diambil nilai logit kesulitan setiap soal dalam matrix residual terakhir untuk selanjutnya dilakukan pembobotan.

2.5. Model-View-Controller

Model-View-Controller atau biasa disebut sebagai MVC adalah sebuah pola perancangan untuk membuat perangkat lunak, MVC mempunyai 3 komponen utama, yaitu model,

view, dan controller. Model sendiri merupakan bagian yang memiliki hubungan langsung dengan database dengan fungsi untuk melakukan perubahan data yang ada pada database, Model juga tidak berhubungan langsung dengan view. Sedangkan view merupakan bagian dengan fungsi memuat tampilan untuk menyajikan data dari dalam database ke pengguna. Lalu controller adalah sebuah jembatan yang menghubungkan antara model dengan view (Riyandwyana dan Mukhlason, 2012).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Diagram alir metodologi penelitian

Tahap pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi literatur yang digunakan untuk memahami konsep dalam membuat sebuah sistem. Hal ini menjadi penting karena dijadikan sebagai landasan dasar dalam membuat sistem nantinya. Selanjutnya tahap pengumpulan data dengan tujuan medapatkan beberapa data penunjang untuk keberhasilan sistem nantinya, Teknik yang akan dilakukan untuk pengambilan data tersebut adalah dengan teknik wawancara dengan kepada pihak penyelenggara tryout dan penyebaran kuesioner kepada peserta SBMPTN 2018 dan 2019. Tahap ketiga adalah rekayasa kebutuhan, untuk

(4)

mengetahui kebutuhan dari sistem diperlukan analisis kebutuhan yang dilakukan untuk memahami semua kebutuhan pengguna yang akan menggunakan sistem ini nantinya. Metode yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dalam penelitian ini adalah dengan pemodelan Unified Modeling Language (UML). Tahap selanjutnya adalah perancangan sistem, perancangan dilakukan dengan mendesain antarmuka sistem, alur kerja sistem, identifikasi class, dan lain sebagainya. Tahap keempat merupakan implementasi sistem, pada tahap awal implementasi akan melakukan penjabaran dari spesifikasi sistem tersebut. Data yang dimiliki oleh aplikasi dapat dilihat langsung oleh pengguna melalui website tersebut. Untuk mendaftar tryout pengguna tidak perlu login terlebih dahulu cukup mengakses alamat website tryout yang diinginkan maka akan menampilkan form pendaftaran untuk tryout tersebut. Lalu tahap selanjutnya adalah pengujian dan analisis, tahap ini bertujuan untuk melihat apakah sistem berhasil atau tidak dalam memenuhi kebutuhan penggunanya juga untuk mengetahui seberapa kompatibel sistem yang sudah dibangun dalam banyak jenis browser yang digunakan untuk mengaksesnya. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dan saran, dengan adanya tahap ini maka akan didapatkan intisari dari penelitian ini secara keseluruhan. Dan bisa juga digunakan untuk bahan dalam membuat penelitian selanjutnya.

4. REKAYASA KEBUTUHAN

Tahap rekayasa dibagi menjadi dua yaitu elisitasi dan analisis kebutuhan. Untuk elisitasi kebutuhan sendiri dilaksanakan menggunakan beberapa cara yaitu, pertama dengan wawancara kepada penyelenggara acara tryout SBMPTN, hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum proses penyelenggaraan acara tryout SBMPTN saat ini. Lalu penyebaran kuesioner kepada peserta SBMPTN tahun 2018-2019, hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses peserta mengikuti acara tryout SBMPTN dari mulai pendaftaran hingga akhirnya mendapatkan nilai ujian tryout. Dan studi dokumen terhadap dokumen tata tertib ujian SBMPTN bermodel UTBK, untuk mengetahui bagaimana sistem UTBK berjalan.

Selanjutnya adalah tahap analisis kebutuhan, tahap ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan dari data-data yang sudah diambil dari narasumber untuk

mengetahui permasalahan apa yang akan diselesaikan dan mnegenali kepentingan sistem. Dari analisis kebutuhan didapatkan 4 aktor yaitu pengguna sebagai aktor yang belum terautentikasi oleh sistem, admin sebagai aktor yang dapat mengelola penyelenggara dan tryout yang terdaftar dalam sistem, lalu penyelenggara sebagai aktor yang dapat membuat dan memanajemen tryout, teakhir adalah peserta sebagau aktor yang dapat mendaftar tryout dan mengikuti ujian.

Sedangkan untuk daftar kebutuhan, Pada penelitian ini dihasilkan 55 buah kebutuhan fungsional dan satu buah kebutuhan non fungsional, berikut ini adalah contoh tiga kebutuhan fungsional yang akan dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Fungsional

No Kebutuhan Aktor Use

Case 1 SIMTOS wajib memiliki fitur untuk membuat tryout. Penyelenggara Buat Tryout 2 SIMTOS wajib memiliki fitur untuk menghapus user. Admin Hapus User 3 SIMTOS wajib memiliki fitur untuk melakukan ujian tryout bermodel UTBK. Peserta Ujian 5. PERANCANGAN SISTEM

Tahap berikutnya merupakan perancangan sistem. Dalam tahap ini akan dilakukan beberapa perancangan yaitu, perancangan artsitekur sistem, perancangan sequence diagram, perancangan class diagram, perancangan komponen, perancangan database dan perancangan antarmuka.

5.1. Perancangan Arsitektur Sistem

Perancangan ini memiliki tujuan untuk mengetahui arsitektur yang akan dibuat untuk menjalankan sistem nantinya. Dalam perancangan ini digunakan Apache sebagai webserver, lalu MySQL sebagai database server dan MailHog sebagai mail server yang bersifat lokal baik untuk mengirim maupun menerima email milik sistem..

(5)

5.2. Perancangan Sequence Diagram

Pada penelitian ini dibuat 4 sequence diagram yaitu sequence diagram buat tryout, konfirmasi pembayaran kirim e-tiket dan hitung nilai. Salah satu contohnya adalah sequence diagram tambah tryout yang dijalankan ketika aktor menekan “Tambah Tryout” pada boundary daftartryout yang berikutnya akan memanggil fungsi tampiltambah() pada controller TryoutController untuk menampilkan form penambahan tryout baru, setelah aktor mengisi dan mengirimnya maka akan memanggil fungsi tambah().

5.3. Perancangan Class Diagram

Pembuatan rancangan class diagram digunakan untuk memperlihatkan objek yang terdapat pada suatu sistem berserta dengan relasi antara objek tersebut. Lalu di dalam setiap kelasnya juga akan mendefinisikan operasi dan attribut yang dimilikinya. Pada perancangan class diagram didapatkan 24 kelas yang saling berhubungan.

5.4. Perancangan Komponen

Pembuatan rancangan komponen digunakan untuk mengetahui proses yang terdapat pada sistem ketika fungsi dijalankan. Dalam perancangan ini, akan dibuat 4 pseudocode yaitu buat tryout, konfirmasi pembayaran, kirim tiket dan hitung nilai. Salah satu contohnya adalah pseudocode fungsi tambah() yang akan melakukan proses penambahan data tryout baru yang dilakukan oleh penyelenggara.

5.5. Perancangan Database

Perancangan database akan digambarkan pada Gambar 2 yang merupakan conceptual data model dari sistem informasi manajemen kegiatan tryout berbasis website. Pada perancangan ini menghasilkan 10 entitas yaitu user, tipe_user, rekening, tryout, paket_tryout, soal, jenis_soal, peserta, tagihan_peserta dan konfirmasi_peserta.

5.6. Perancangan Antarmuka

Pada perancangan ini akan dilakukan pembuatan desain dari antarmuka yang bias bersifat user friendly sehingga dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem ini nanatinya. Pada perancangan antarmuka disini hanya menjelaskan tiga perancangan antarmuka, diantaranya perancangan antarmuka halaman tambah tryout,

halaman konfirmasi pembayaran, dan halaman pendaftaran tryout.

6. IMPLEMENTASI

Pada tahap ini akan dilakukan beberapaimplementasi yaitu, implementasi komponen, implementasi basis data, dan implementasi antarmuka. Untuk implementasi antar muka sendiri hasilnya berupa skema database yang digambarkan pada Gambar 3. Sedangkan untuk contoh implementasi antarmuka digambarkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Implementasi antarmuka tambah tryout

7. PENGUJIAN

Dalam tahap ini akan dilakukan beberapa pengujian dalam sistem ini, Untuk pengujian unit diambil tiga fungsi untuk diuji yaitu fungsi tampilujian(), konfirmasi() dan kirimtiket() dari ketiga fungsi tersebut didapatkan total 11 kasus uji dean mendapatkan nilai 100% valid.

Sedangkan pada pengujian integrasi diambil satu fungsi untuk diuji yaitu fungsi sunting pada PaketTryoutController dengan 2 kasus uji dan hasil 100% valid. Lalu pada pengujian validasi didapatkan 99 kasus uji dengan hasil 100% valid. Lalu pada pengujian compatibility sistem diuji dengan 6 browser yang berbeda dan menunjukan hasil bahwa sistem dapat berjalan disemua browser tersebut.

Terakhir pada pengujian UAT dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap pengguna, dimana dalam penelitian ini adalah admin, penyelenggara dan peserta dengan jumlah 2 orang admin, 2 orang penyelenggara, 6 orang peserta untuk melakukan uji coba terhadap sistem ini, dan dalam pengujian ini didapatkan hasil bahwa sistem ini dapat diterapkan dan diterima oleh pengguna dengan memberikan pelatihan untuk cara penggunaannya terlebih dahulu.

(6)

Gambar 2. Conceptual Data Model

(7)

8. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari proses rekayasa kebutuhan yang sudah dilakukan untuk sistem ini diperoleh 55 kebutuhan fungsional dan satu kebutuhan non-fungsional sistem. Untuk aktornya didapatkan empat aktor yang akan terlibat dalam sistem ini, yaitu pengguna, admin, penyelenggara dan peserta. Pengguna merupakan aktor yang tidak terautentkasi oleh sistem, admin adalah aktor yang dapat memanajemen penyelenggara terdaftar dan memverifikasi tryout yang dibuat oleh penyelenggara, lalu penyelenggara adalah aktor yang dapat melakukan manajemen tryout, sedangkan peserta adalah aktor yang dapat mendaftar, membayar, dan mengikuti ujian tryout. Hasil ini didapatkan dari kegiatan studi literatur, melakukan penyebaran kuisioner terhadap peserta tryout SBMPTN 2018 dan 2019, dan melakukan wawancara dengan pihak penyelenggara tryout SBMPTN.

Selanjutnya pada perancangan sistem sudah dilakukan beberapa perancagan, yaitu perancangan arsitektur sistem, class diagram, sequence diagram, basis data, antarmuka, dan komponen. Terdapat 4 sequence diagram yang dibuat yaitu menambah tryout, melakukan konfirmasi pembayaran, mengirim e-tiket tryout dan menghitung nilai. Lalu pada class diagram terdapat 24 kelas, dimana 11 kelas merupakan turanan dari controller dan 13 kelas merupakan turunan dari model. Untuk perancangan basis data didapatkan 12 entitas yang saling memiliki hubungan satu sama lain. Lalu dalam perancangan komponen dibuat empat pseudocode yaitu pseudocode tambah(), konfirmasi(), kirimtiket(), dan hitungnilai(). Selanjutnya pada perancangan antarmuka dibuat 3 antarmuka yaitu antarmuka halaman tambah tryout, halaman konfirmasi pembayaran dan halaman pendaftaran tryout.

Hasil implementasi yang dilakukan adalah menggunakan PHP untuk back-end sistem, lalu menggunakan CSS, HTML, dan JS untuk front-end sistem. Untuk framework-nya sfront-endiri digunakan framework Laravel dengan design pattern MVC. Terakhir MySQL digunakan sebagai basis data dalam sistem ini.

Sedangkan untuk pengujian sudah dilakukan beberapa pengujian, untuk pengujian unit diambil tiga sampel dengan nilai 100% valid untuk seluruh hasil kasus uji-nya. Untuk pengujian integrasi dari satu sampel yang diambil, dihasilkan nilai 100% valid untuk dua kasus uji. Lalu pada hasil pengujian validasi

menghasilkan nilai validitas sebesar 100% juga dari 99 kasus uji. Sedangkan hasil dari pengujian compatibility didapatkan sistem dapat digunakan di 6 browser desktop dan 5 browser mobile. Terakhir pada pengujian UAT menghasilkan bahwa sistem ini dapat diterapkan dan diterima oleh pengguna.

Saran yang diberikan dalam penelitian ini untuk sistem ini kedepannya adalah:

1. Saat ini dalam melakukan pembayaran masih digunakan sistem pembayaran melalui transfer bank sehingga masih memerlukan konfirmasi pembayaran dari pihak yang melakukan pembayaran dengan mengupload bukti transfer ke sistem, untuk itu diperlukan integrasi dengan payment gateway pihak ketiga sehingga nantinya untuk sistem pembayarannya akan berjalan secara otomatis dan lebih efisien karena tidak perlu melakukan konfirmasi pembayaran lagi. 2. Saat ini belum terdapat fitur auto-save ketika

peserta melakukan ujian sehingga apabila terjadi gangguan teknis ataupun human error peserta dapat melanjutkan ujian namun jawaban peserta yang sudah di jawab belum dapat disimpan secara otomatis, untuk itu perlu ditambahkan fitur auto-save sehingga apabila hal-hal tersebut terjadi maka peserta dapat melanutkan ujian dengan menjawab soal yang tersisa saja.

9. DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 2018. Perhatikan, Ini 6 Aturan Baru SBMPTN 2019. [online] Tersedia di: <https://edukasi.kompas.com/read/2018 /10/23/06464291/perhatikan-ini-6-aturan-baru-sbmptn-2019>.

Naista, D., 2017. CODEIGNITER VS LARAVEL, Kasus Membuat Website Pencari Kerja. Yogyakarta: Lokomedia.

Retnawati, H., 2014. Teori Respon Butir dan Penerapannya (Untuk Peneliti, Praktisi Pengukuran dan Pengujian, Mahasiswa Pascasarjana). [online] Tersedia di: <http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ pendidikan/heri-retnawati-dr/teori- respons-butir-dan-penerapanya-135hal.pdf>.

Riyandwyana, A. dan Mukhlason, E.S., 2012. Pengembangan Sistem Rekomendasi Peminjaman Buku Berbasis Web Menggunakan Metode Self Organizing Map Clustering Pada Badan Perpustakaan Dan Kearsipan

(8)

(BAPERSIP) Provinsi Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS, 1(1), pp.374–378. SBMPTN, 2018. Sistem Penilaian Ujian

Tertulis pada SBMPTN 2018. [online]

Tersedia di:

<http://www.sbmptn.ac.id/?mid=48> [Diakses pada 18 Oktober 2018]. SBMPTN, 2019. Website Resmi SBMPTN 2019.

[online] Tersedia di: <https://sbmptn.ltmpt.ac.id/> [Diakses pada 13 Mei 2019].

Sumintono, B. dan Widhiarso, W., 2013. Aplikasi Model Rasch untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Bandung: Trimkom Publishing House.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir metodologi penelitian
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional
Gambar 4. Implementasi antarmuka tambah tryout
Gambar 2. Conceptual Data Model

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu pembangunan sistem informasi penting untuk dilakukan sehingga dapat mengatasi beberapa masalah yang sering terjadi saat melakukan penerimaan pegawai baru terutama

1) Pada penelitian yang dilakukan oleh Hadjarati sistem e- arsip yang dibuat menitik beratkan kepada sistem pencarian dokumen. Rancangan yang dibuat digunakan untuk

Untuk mengambil mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, mahasiswa diharuskan telah lulus mata kuliah Pengantar Manajemen.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendra, dan Arifin (2018) menunjukkan bahwa hasil penelitian yaitu: sistem informasi penilaian ini layak digunakan sebagai media untuk

Dari perspektif bisnis, sistem informasi merupakan bagian dari rentetan kegiatan menambah nilai untuk mendapatkan, mengubah dan menyebarkan informasi yang dapat digunakan manajer

perintah, simpan untuk menyimpan data pembuatan rumah yang baru, hapus untuk menghapus data pembuatan rumah lama, ubah untuk mengubah data pembuatan rumah,

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Manu & Tugil, 2020, menghasilkan Sistem informasi manajemen ekstrakurikuler berbasis website menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySql dapat

SIMPULAN Pengelolaan penginputan data sebagai bagian dari sistem informasi manajemen berbasis website di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan