• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru. Amich Alhumami, Ph.D Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru. Amich Alhumami, Ph.D Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru

melalui Reformasi LPTK

dalam RPJMN 2015-2019

Amich Alhumami, Ph.D Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan

Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan terkait Isu-isu Kritis Profesi Guru di Indonesia

Padang, 6 November 2017

Sistematika

Pendahuluan

Posisi Strategis Guru

Program Sertifikasi dan Mutu Pembelajaran

(2)

Pendahuluan

Pendahuluan

(1)

 Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah

merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.

 Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa

negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsadan

memajukan kesejahteraan umum.

 Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui

pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga negara.

 Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Pendidikandapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta

menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi sosial

menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.

(3)

 Secara konvensional pendidikan dimaknai sebagai sebuahproses

transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosialisasi dan

pewarisan nilai-nilaidalam kehidupan masyarakat dari satu generasi ke

generasi berikutnya.

 Pendidikan juga merupakanwahana bagi proses adaptasi dan akulturasi

budayasekaligus persemaian dan penciptaan budaya baru melalui suatu

proses pembelajaran dan interaksi sosial antarwarga masyarakat.

 Pendidikan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta kebudayaan, yang

di dalamnya mencakup sistem pengetahuan, sistem nilai dan norma, sistem hukum, sosial, dan politik, yang menjadi rujukan untuk menciptakan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Sistem kebudayaan suatu bangsa yang menyeluruh tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui sistem pendidikan yang baik.

 Pendidikan yang berkualitas dapatmengantarkan Indonesia menjadi

bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahterayang tercermin pada

keunggulan dan kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

5

Pendahuluan

(2)

Isu-isu Strategis Bidang Pendidikan

dalam RPJMN 2015-2019

1. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melalui Wajib Belajar 12 Tahun 2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran

3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK 4. Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi 5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini

(4)

Posisi Strategis Guru

Guru: Faktor Kunci

Kualitas Pendidikan

(1)

 Para ahli dan berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa guru berperan penting dalam seluruh proses pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.

 Kurikulum merupakan faktor sekunder saja, sebab efektivitas pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada kualitas guru.  Peran guru sangat vital dalam kegiatan pembelajaran, yang

berpengaruh langsung pada tinggi-rendahnya kualitas pendidikan.

 Kualitas guru merupakan faktor determinan terhadap mutu pembelajaran di kelas, yang tercermin pada hasil belajar murid (student learning outcomes).

(5)

 Buku merupakan sumber pengetahuan, tetapi melalui guru pengetahuan dapat ditransmisikan kepada peserta didik. Guru adalah sosok yang menjadi sumber pembelajaran dan praktik pendidikan di sekolah.

 Guru dengan kompetensi tinggi, baik dalam hal penguasaan subject knowledge maupun pedagogical knowledge,

berpengaruh langsung pada hasil belajar murid, yang tercermin pada pencapaian akademik tinggi.

 Metode pengajaran juga berpengaruh besar terhadap efektivitas pembelajaran, yang ditandai oleh kemampuan siswa dalam menyerap dan mencerna materi pelajaran.

9

Guru: Faktor Kunci

Kualitas Pendidikan

(2)

Program Sertifikasi dan

Mutu Pembelajaran

(6)

11

Hasil Penelitian:

Kondisi di Indonesia

Hasil studi Suryadarma dkk, 2006 & Suharti 2013

 Sekolah dengan guru dan kepala sekolah

berkualifikasi akademik lebih tinggi dan lebih

panjang masa kerja tidak selalu berpengaruh

pada perbaikan prestasi akademik siswa (diukur

dengan nilai UN).

 Anggaran pendidikan yang besar di tingkat

kab/kota dan sekolah tidak (selalu) berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar

siswa.

Dampak Peningkatan Kualifikasi

dan Sertifikasi

(1)

Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru baru dapat meningkatkan kesejahteraan gurutetapi belum berhasil

meningkatkan kualitas pembelajaran.

12

Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.

Ditambah Uji Kompetensi Guru dan Teacher

(7)

Guru yang telah disertifikasi belum menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

13

Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.

Dampak Peningkatan Kualifikasi

dan Sertifikasi

(2)

Program Sertifikasi dan

Mutu Pembelajaran

 Program sertifikasi guru

berhasil meningkatkan

kesejahteraan guru, tetapi

belum mampu meningkatkan

mutu dan hasil pembelajaran.

 Program pelatihan guru

untuk sertifikasi

tidak

berpengaruh

pada peningkatan kompetensi:

profesional

dan pedagogi.

(8)

Dampak Sertifikasi Guru:

Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran

15

-6 -4 -2 0 2 4

Masalah keuangan Memiliki pekerjaan sampingan Substansi SMP Substansi SD Siswa SMP (Bahasa Inggris) Siswa SMP (Bahasa Indonesia) Siswa SMP (IPA) Siswa SMP (Matematika) Siswa SD Moti vasi / Ke se jahte raa n Kom pe te n si H a s il Be la ja r Si s w a Meningkatkan keterampilan Meningkatkan motivasi Menarik minat lulusan terbaik utk menjadi guru Meningkatkan mutu lulusan

Sertifikasi kompetensi guru Dampak Kausal Sertifikasi Guru

Sumber: WB (dikutip dari De Ree et al, 2012)

Tantangan dalam meningkatkan manajemen guru, pendidikan keguruan & reformasi LPTK:

 Memperbaiki jumlah dan distribusi guru antardaerah dan antarsatuan pendidikan;

 Memperbaiki kinerja guru melalui peningkatan kompetensi guru;  Meningkatkan akuntabilitas dengan pemenuhan beban dan

tanggung jawab mengajar;

 Meningkatkan kemampuan LPTK untuk menghasilkan guru yang berkualitas.

Peningkatan nilai PISA Indonesia

di 3 kompetensi yang diujikan tahun 2009-2015

16

• Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin

(2012) menjadi 403 poin di 2015

• Sementara itu, kompetensi membaca belum menunjukkan

peningkatan yang signifikan, yakni hanya naik sebesar 1 poin dalam

periode 2012-2015

• Peningkatan capaian tersebut masih dibawah rata-rata negara-negara OECD 371 375 386 496 494 490 0 100 200 300 400 500 600 2009 2012 2015 Matematika

Indonesia Rata-rata OECD

383 382 403 501 501 493 0 100 200 300 400 500 600 2009 2012 2015 Sains

Indonesia Rata-rata OECD

(9)

Perbandingan rata-rata sains PISA

antar negara

17

• Walaupun peningkatan rata-rata kompetensi sains Indonesia meningkat cukup besar, namun capaiannya masih di bawah Vietnam dan Thailand

• Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

Tingkat Kompetensi Profesional dan Pedagogi Guru Setelah Pelatihan (2010)

(10)

Hasil Uji Kompetensi Guru 2015

• Kompetensi guru masih harus ditingkatkan. Hasil UKG 2015 rata-rata baru mencapai 56,69 (skala 100)

• Nilai UKG rerata guru SD dan SLB lebih rendah dari nilai rerata UKG nasional

• Hanya 10 provinsi yang nilai rerata UKGnya di atas rerata nasional

• Uji kompetensi serupa (pola sensus untuk semua guru) tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat

Rata-rata Nasional 56,69

20

Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Hasil Belajar Siswa di Indonesia (Studi Video TIMMS terkait Kelas Matematika, 2007-11)

• Guru dengan latar belakang pendidikan matematika cenderung memiliki kinerja lebih baik, yakni mampu mencetak 1,3 poin lebih tinggi pada saat post-test.

• Namun demikian, guru dengan latar belakang matematika murni juga memiliki potensi keterampilan dasar yang penting dan dapat menjadi guru yang efektif.

• Temuan studi ini memberikan masukan tentang bagaimana pelatihan dapat mendukung pengembangan guru.

(11)

Program Sertifikasi & Mutu Pembelajaran

 Metode pembelajaran lebih dominan expository learning

approach,

bukan

discovery learning approach.

 Metode expository learning approach tidak mampu menumbuhkan daya imajinasi, inisiatif, pemikiran kreatif & keterampilan analisis siswa di kelas.

 Guru lulusan non-LPTK punya kemampuan penguasaan subject knowledge lebih baik, namun murid-murid yang diajar oleh guru lulusan LPTK justru mendapat hasil pembelajaran yang lebih baik.

 Teaching is not only about mastering subject matters, but it is also about how to deliver subject matters.

21

Pendekatan Pengajaran dan

Alokasi Waktu (Guru Matematika)

(12)

Isu Strategis Guru

Isu Strategis Guru

(1)

 UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lambat pada tahun 2015.

 Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Hasil studi menunjukkan bahwa sertifikasi yang dilakukan sampai saat ini baru berpengaruh positif pada peningkatan

kesejahteraan guru dan belum berdampak pada peningkatan kualitas guru.

 Kondisi guru :

• 24,3% guru belum memenuhi kualifikasi akademik. • 47,4% guru belum memiliki sertifikat pendidik.

(13)

Status Kualifikasi dan Sertifikasi Guru

 UU Guru dan Dosen

mengamanatkan bahwa guru yang diangkat s.d. Des 2005 seluruhnya harus sudah berkualifikasi S1 dan bersertifikasi pada akhir tahun 2015. Oleh karena itu, setelah tahun 2005, untuk menjadi guru harus berkualifikasi S1 dan bersertifikat.

 Sementara itu, permasalahan yang dihadapi antara lain:

 Masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan sesuai UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen terkait kualifikasi dan sertifikasi

 Jumlah guru secara nasional sudah berlebih, namun distribusinya kurang merata antarsekolah, antar-wilayah, dan antarbidang studi

25

TOTAL TMT SERTIFIKASI KUALIFIKASI STATUS KEPEGAWAIAN

≥S1 PNS GTY GTT Sudah Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT s/d 31-Des-2005 ≥S1 PNS GTY GTT Belum Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT ≥S1 PNS GTY GTT Sudah Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT > 31-Des-2005 ≥S1 PNS GTY GTT Belum Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT 1.513.384 646.307 55.931 273.663 316.713 1.601.048 867.077 144.123 308.525 414.429 87.664 5.150 4.604 479 67 2.376.938 356.362 72.423 45.109 238.830 3.977.986 82.514 53.133 19.878 9.503 550.257 193.895 61.116 49.872 82.907 1.826.681 138.597 124.814 13.499 284 1.688.084 1.279.369 387.989 20.726

 Penghentian/pengalihan ke jabatan lain bagi guru/dosen yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikasi

akademik berdampak pada penyelenggaraan pendidikan.  Mengingat jumlahnya yang banyak, anggaran yang

dibutuhkan untuk peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru/dosen sangat besar. Hal ini termasuk konsekuensi pembayaran tunjangan profesi guru/dosen setelah guru/dosen tersertifikasi.

(14)

27

• Rata-rata rasio guru-murid rendah dan terus menurun 

meningkatkan inefisiensi • Inefisiensi juga disebabkan oleh

distribusi guru yang timpang: – Ketimpangan terjadi

antarsekolah dalam kab/kota, antarkan/kota dalam provinsi dan antarprovinsi

– Sekitar 20% guru SD dan SMP ada di sekolah dengan kelebihan guru.

– Sekolah miskin dan di daerah terpencil kesulitan untuk memperoleh guru yang bagus. – Isu inefisiensi tidak hanya

terjadi di sekolah kecil tetapi juga di sekolah besar

10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 R as io g u ru mu rid P er tu mbu h an ju m la h gu ru d an m ur id SD

Murid Guru Rasio guru murid

10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 P er tu m b uhan ju mla h gu ru d an mu rid SMP

Murid Guru Rasio guru murid

R as io g u ru mu rid 10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 R as io g u ru mu rid P er tu m b uhan ju mla h gu ru d an m ur id SMA/SMK

Murid Guru Rasio guru murid

Lower middle income countries: 26

Lower middle income countries: 20

Inefisiensi anggaran pendidikan karena pengelolaan guru yang kurang baik

Pembiayaan terkait Guru

 Sebagian besar anggaran pendidikan digunakan untuk pembiayaan guru. Pada tahun 2016, belanja gaji dan TPG sudah mencapai 52,8 persen anggaran pendidikan.  Sementara itu, permasalahan

yang dihadapi antara lain:

 Masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan sesuai UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen terkait kualifikasi dan sertifikasi

 Jumlah guru secara nasional sudah berlebih, namun distribusinya kurang merata antarsekolah, antar-wilayah, dan antarbidang studi

(15)

29

Inefisiensi anggaran pendidikan

karena pengelolaan guru yang kurang baik

• Estimasi sederhana pada jenjang pendidikan dasar menunjukkan bahwa peningkatan rasio guru-murid dapat menghemat pembiayaan secara cukup besar. • Penghematan terkait dengan

peningkatan sebanyak 5 siswa per guru adalah setara dengan 9% dari total anggaran pendidikan atau sebesar Rp 31 triliun .

• Penghematan akan lebih besar lagi jika rasio guru murid dibuat lebih besar lagi termasuk juga untuk jenjang pendidikan menengah.

Potensi penghematan dari peningkatan rasio guru:murid di SD dan SMP

Catatan: berdasarkan perkiraan biaya untuk jumlah siswa dan guru tahun 2012. Sumber: Estimasi Bank Dunia: Public expenditure Review and Teacher Reform in Indonesia

Reformasi LPTK dalam

RPJMN 2015-2019

(16)

31

Sasaran RPJMN 2015-2019

Meningkatnya kualifikasi akademik seluruh guru minimal S1/D-IV dan meningkatnya kompetensi guru dalam subject knowledge dan pedagogical knowledge, serta menurunnya angka ketidakhadiran guru

Meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi beban mengajar

Meningkatnya kompetensi LPTK yang mampu melaksanakan Pendidikan Profesi Guru

Arah Kebijakan dan Strategi Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK(1)

Arah Kebijakan Strategi

1. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas guru dan tenaga kependidikan

1.1. Penguatan sistem Uji Kompetensi Guru sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa.

1.2. Pelaksanaan penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan berkesinambungan.

1.3. Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru dengan perbaikan desain program dan keselarasan disiplin ilmu.

1.4. Pelaksanaan Pengembangan Profesional Berkesinambungan (PPB) bagi guru dalam jabatan melalui latihan berkala dan merata, serta penguatan KKG/MGMP. 1.5 Pelaksanaan pembinaan karir, peningkatan kualifikasi, pengembangan

profesi/kompetensi bagi tenaga kependidikan termasuk kepala sekolah dan pengawas. 2. Meningkatkan

Kualitas LPTK

2.1. Reformasi LPTK secara menyeluruh untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan.

2.2. Pelibatan LPTK dalam proses perencanaan dan pengadaan guru berdasarkan analisis kebutuhan guru per daerah (kabupaten/kota).

2.3. Penjaminan kualitas calon mahasiswa yang masuk ke LPTK melalui proses seleksi berdasarkan merit system.

2.4. Penguatan program induksi dan mentoring guru.

2.5. Pengembangan kurikulum pelatihan guru yang responsif dengan kebutuhan aktual. 2.6. Pelaksanaan pendidikan profesi guru bagi calon guru baru dengan pola beasiswa dan

(17)

Arah Kebijakan dan Strategi Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK(2)

Arah Kebijakan Strategi

3. Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru

3.1.Pengembangan kapasitas pemerintah kabupaten/kota untuk mengelola perekrutan, penempatan, dan peningkatan mutu guru secara efektif dan efisien.

3.2.Penegakan aturan dalam pengangkatan guru oleh pemerintah kabupaten/kota maupun oleh sekolah/madrasah berdasarkan kriteria mutu yang ketat dan kebutuhan aktual di kabupaten/kota. 3.3.Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki

rasio guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar termasuk melalui multigrade dan/atau multisubject teaching.

3.4.Penguatan kerjasama antara LPTK dan semua tingkat

pemerintahan untuk menjamin mutu dan distribusi yang merata. 3.5 Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai bagi guru yang ditugaskan di daerah khusus dalam upaya pengembangan keilmuan serta promosi kepangkatan karir.

33

(18)

Jumlah & Kapasitas LPTK

35

 Pada tahun 2015, tercatat jumlah LPTK sebanyak 421 lembaga (12 eks-IKIP, 28 FKIP Universitas, 1 FKIP UT, dan 380 LPTK swasta).  Sebagian besar LPTK, terutama swasta, berkualitas di bawah

rata-rata, yang berdampak pada lulusan (guru) yang tidak memenuhi standar mutu.

 Sebagian besar LPTK belum memiliki sekolah laboratorium dan sistem kemitraan dengan sekolah mitra/ dunia industri yang terstandar.

 Pengendalian pertumbuhan LPTK mutlak dilakukan melalui penerapan regulasi yang ketat.

 Jumlah mahasiswa yang kuliah di Universitas LPTK juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi kelebihan pasokan terhadap kebutuhan guru pada tahun-tahun mendatang.

Meningkatkankapasitas LPTK untuk memperbaiki mutu pendidikan keguruanmelalui PPG berasrama, yang

tercermin pada peningkatan kompetensi guru dalam subject knowledge dan pedagogical knowledge.

36

Tujuan Utama Revitalisasi LPTK

Meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas gurumelalui program induksi dan praktik mengajar berbasis penelitian di sekolah, untuk memperbarui ilmu pengetahuan, mendalami ilmu pedagogi, dan mengembangkan metode pembelajaran.

(19)

LPTK

Pendidikan Profesi Guru Kejelasan Kelembagaan Kekuatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Kurikulum yang Khas dan Berwawasan Masa Depan Dukungan Sarana dan Prasarana Sistem Manajemen Modern Sekolah Laboratorium & Sekolah Mitra Budaya Akademik sebagai penghasil guru profesional

Elemen-elemen Utama Revitalisasi LPTK

Sumber: bahan Revitalisasi LPTK, Kemristekdikti, Oktober 2016

Revitalisasi LPTK

(1)

Penguatan lembaga pendidikan tinggi keguruan melalui revitalisasi LPTK agar dapat mengembangkan program akademik, untuk dapat melahirkan guru-guru yang berkualitas:

 Reorientasi program pre-service education di LPTK yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat akan guru-guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi tinggi (profesional).

 Memantapkan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berasrama untuk memperbaiki model pendidikan keguruan.

(20)

 Perlu ada refleksi 16 tahun transformasi IKIP menjadi

Universitas: beban ganda sebagai LPTK yang mendidik calon guru dan peran sebagai lembaga pendidikan tinggi non-kependidikan;

 Selama ini, kritik yang seringkali muncul adalah LPTK belum sepenuhnya mampu melahirkan guru-guru kompeten yang menguasai mata pelajaran. Lulusan-lulusan LPTK dinilai mahir dalam hal pemahaman dan penguasaan metodologi

pengajaran (pedagogical method), namun kurang canggih dalam penguasaan substansi bahan-ajar (subject knowledge);  Revitalisasi LTPK perlu diarahkan pada pengembangan program

akademik dan pembaruan kurikulum, yang mendukung upaya peningkatan empat kompetensi pokok seperti diamanatkan UU No. 14/2005, yaitu: (1) pedagogis, (2) kepribadian, (3)

profesional, (4) sosial.

39

Revitalisasi LPTK

(1)

 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja LPTK. Perlu dipastikan kemampuan LPTK dalam melahirkan guru-guru berkualitas, yang menguasai tiga kompetensi utama: subject content knowledge, pedagogical knowledge & teaching skills.

 Kemristekdikti harus mampu mengendalikan pertumbuhan LPTK swasta, termasuk jumlah mahasiswa dengan

mempertimbangkan keseimbangan antara supply & demand terkait guru.

 LPTK semestinya tidak terobsesi dengan penerimaan mahasiswa dalam jumlah besar. Sebaliknya, LPTK harus lebih

mengutamakan kualitas melalui perbaikan program akademik (e.g. pembaruan & pengembangan kurikulum, program studi, etc.), peningkatan kualitas tenaga akademik (dosen, peneliti), dan perkuatan kelembagaan.

Revitalisasi LPTK:

Peran Kemristekdikti

(21)

o Peningkatan kualitas pendidikan dalam jabatan (in-service education) untuk memberi kesempatan bagi para guru dalam mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. o Pelatihan guru bidang mata pelajaran harus dirancang bukan

saja untuk melakukan pendalaman materi-ajar, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan mengajar.

o Peningkatan kualitas guru hanya bisa ditingkatkan melalui program continuous professional development, sehingga para guru tidak pernah berhenti berinovasi dalam mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran.

41

Pengembangan Profesi Berkelanjutan

 Revitalisasi LPTK yang bertujuan tunuk meningkatkan kualitas pendidikan keguruan harus mulai dilakukan pada tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2015-2019;

 Pengembangan model pendidikan guru berasrama melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk melahirkan guru-guru berkualitas;

 Penetapan standar lembaga pendidikan keguruan dan perkuatan LPTK (e.g. SDM, sarpras, teaching school, anggaran);

 Penataan sistem penerimaan mahasiswa calon guru di universitas

Hal-hal yang Perlu Dipastikan dalam

Revitalisasi LPTK

(22)

43 6 on-going

2 Usulan baru

4 belum pernah

LPTK Menurut Status Perolehan

Alokasi Pinjaman

UNP UNESA UNNES UNY UNG – Gorontalo UM -Malang

UPI danUNJ

 UNM – Makassar  UNIMA – Manado  UNDIKSHA – Denpasar  .. 44 https://goo.gl/dTXYMf

Klik Video ACDP Teacher Development atau

(23)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Topologi Jaringan adalah suatu tehnik untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya yang merangkai menjadi sebuah jaringan, dimana penggunaan

Dari hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi loyalitas merek pada produk Tabungan Muamalat Share-E Regular oleh Bank Muamalat Cabang Malang

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

Oleh karena itu, teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual dapat menunjang kegiatan industri kreatif dan menunjang implementasi pembangunan

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan faktor internal (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, motivasi, lama pemakaian NAPZA

Proses pengamanan data tidak hanya mengubah ekstensi file sehingga file tidak dapat dibuka, namun aplikasi pengaman data melakukan enkripsi pada bit data pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul yang layak digunakan untuk pembelajaran praktek fabrikasi di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.

Dari situlah mereka bergabung dalam satu misi dan memutuskan untuk menjadikan Khurasan sebagai tempat propaganda sekaligus tempat pemberontakan pertama kali yang dilakukan