Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru
melalui Reformasi LPTK
dalam RPJMN 2015-2019
Amich Alhumami, Ph.D Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan terkait Isu-isu Kritis Profesi Guru di Indonesia
Padang, 6 November 2017
Sistematika
Pendahuluan
Posisi Strategis Guru
Program Sertifikasi dan Mutu Pembelajaran
Pendahuluan
Pendahuluan
(1)Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah
merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.
Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa
negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsadan
memajukan kesejahteraan umum.
Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui
pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga negara.
Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Pendidikandapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta
menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi sosial
menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.
Secara konvensional pendidikan dimaknai sebagai sebuahproses
transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosialisasi dan
pewarisan nilai-nilaidalam kehidupan masyarakat dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Pendidikan juga merupakanwahana bagi proses adaptasi dan akulturasi
budayasekaligus persemaian dan penciptaan budaya baru melalui suatu
proses pembelajaran dan interaksi sosial antarwarga masyarakat.
Pendidikan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta kebudayaan, yang
di dalamnya mencakup sistem pengetahuan, sistem nilai dan norma, sistem hukum, sosial, dan politik, yang menjadi rujukan untuk menciptakan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sistem kebudayaan suatu bangsa yang menyeluruh tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui sistem pendidikan yang baik.
Pendidikan yang berkualitas dapatmengantarkan Indonesia menjadi
bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahterayang tercermin pada
keunggulan dan kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
5
Pendahuluan
(2)Isu-isu Strategis Bidang Pendidikan
dalam RPJMN 2015-2019
1. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melalui Wajib Belajar 12 Tahun 2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK 4. Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi 5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
Posisi Strategis Guru
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan
(1)Para ahli dan berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa guru berperan penting dalam seluruh proses pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.
Kurikulum merupakan faktor sekunder saja, sebab efektivitas pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada kualitas guru. Peran guru sangat vital dalam kegiatan pembelajaran, yang
berpengaruh langsung pada tinggi-rendahnya kualitas pendidikan.
Kualitas guru merupakan faktor determinan terhadap mutu pembelajaran di kelas, yang tercermin pada hasil belajar murid (student learning outcomes).
Buku merupakan sumber pengetahuan, tetapi melalui guru pengetahuan dapat ditransmisikan kepada peserta didik. Guru adalah sosok yang menjadi sumber pembelajaran dan praktik pendidikan di sekolah.
Guru dengan kompetensi tinggi, baik dalam hal penguasaan subject knowledge maupun pedagogical knowledge,
berpengaruh langsung pada hasil belajar murid, yang tercermin pada pencapaian akademik tinggi.
Metode pengajaran juga berpengaruh besar terhadap efektivitas pembelajaran, yang ditandai oleh kemampuan siswa dalam menyerap dan mencerna materi pelajaran.
9
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan
(2)Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
11
Hasil Penelitian:
Kondisi di Indonesia
Hasil studi Suryadarma dkk, 2006 & Suharti 2013
Sekolah dengan guru dan kepala sekolah
berkualifikasi akademik lebih tinggi dan lebih
panjang masa kerja tidak selalu berpengaruh
pada perbaikan prestasi akademik siswa (diukur
dengan nilai UN).
Anggaran pendidikan yang besar di tingkat
kab/kota dan sekolah tidak (selalu) berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi
(1)Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru baru dapat meningkatkan kesejahteraan gurutetapi belum berhasil
meningkatkan kualitas pembelajaran.
12
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
Ditambah Uji Kompetensi Guru dan Teacher
Guru yang telah disertifikasi belum menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
13
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi
(2)Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
Program sertifikasi guru
berhasil meningkatkan
kesejahteraan guru, tetapi
belum mampu meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran.
Program pelatihan guru
untuk sertifikasi
tidak
berpengaruh
pada peningkatan kompetensi:
profesional
dan pedagogi.
Dampak Sertifikasi Guru:
Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
15
-6 -4 -2 0 2 4
Masalah keuangan Memiliki pekerjaan sampingan Substansi SMP Substansi SD Siswa SMP (Bahasa Inggris) Siswa SMP (Bahasa Indonesia) Siswa SMP (IPA) Siswa SMP (Matematika) Siswa SD Moti vasi / Ke se jahte raa n Kom pe te n si H a s il Be la ja r Si s w a Meningkatkan keterampilan Meningkatkan motivasi Menarik minat lulusan terbaik utk menjadi guru Meningkatkan mutu lulusan
Sertifikasi kompetensi guru Dampak Kausal Sertifikasi Guru
Sumber: WB (dikutip dari De Ree et al, 2012)
Tantangan dalam meningkatkan manajemen guru, pendidikan keguruan & reformasi LPTK:
Memperbaiki jumlah dan distribusi guru antardaerah dan antarsatuan pendidikan;
Memperbaiki kinerja guru melalui peningkatan kompetensi guru; Meningkatkan akuntabilitas dengan pemenuhan beban dan
tanggung jawab mengajar;
Meningkatkan kemampuan LPTK untuk menghasilkan guru yang berkualitas.
Peningkatan nilai PISA Indonesia
di 3 kompetensi yang diujikan tahun 2009-2015
16
• Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin
(2012) menjadi 403 poin di 2015
• Sementara itu, kompetensi membaca belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, yakni hanya naik sebesar 1 poin dalam
periode 2012-2015
• Peningkatan capaian tersebut masih dibawah rata-rata negara-negara OECD 371 375 386 496 494 490 0 100 200 300 400 500 600 2009 2012 2015 Matematika
Indonesia Rata-rata OECD
383 382 403 501 501 493 0 100 200 300 400 500 600 2009 2012 2015 Sains
Indonesia Rata-rata OECD
Perbandingan rata-rata sains PISA
antar negara
17
• Walaupun peningkatan rata-rata kompetensi sains Indonesia meningkat cukup besar, namun capaiannya masih di bawah Vietnam dan Thailand
• Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
Tingkat Kompetensi Profesional dan Pedagogi Guru Setelah Pelatihan (2010)
Hasil Uji Kompetensi Guru 2015
• Kompetensi guru masih harus ditingkatkan. Hasil UKG 2015 rata-rata baru mencapai 56,69 (skala 100)
• Nilai UKG rerata guru SD dan SLB lebih rendah dari nilai rerata UKG nasional
• Hanya 10 provinsi yang nilai rerata UKGnya di atas rerata nasional
• Uji kompetensi serupa (pola sensus untuk semua guru) tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat
Rata-rata Nasional 56,69
20
Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Hasil Belajar Siswa di Indonesia (Studi Video TIMMS terkait Kelas Matematika, 2007-11)
• Guru dengan latar belakang pendidikan matematika cenderung memiliki kinerja lebih baik, yakni mampu mencetak 1,3 poin lebih tinggi pada saat post-test.
• Namun demikian, guru dengan latar belakang matematika murni juga memiliki potensi keterampilan dasar yang penting dan dapat menjadi guru yang efektif.
• Temuan studi ini memberikan masukan tentang bagaimana pelatihan dapat mendukung pengembangan guru.
Program Sertifikasi & Mutu Pembelajaran
Metode pembelajaran lebih dominan expository learning
approach,
bukan
discovery learning approach.Metode expository learning approach tidak mampu menumbuhkan daya imajinasi, inisiatif, pemikiran kreatif & keterampilan analisis siswa di kelas.
Guru lulusan non-LPTK punya kemampuan penguasaan subject knowledge lebih baik, namun murid-murid yang diajar oleh guru lulusan LPTK justru mendapat hasil pembelajaran yang lebih baik.
Teaching is not only about mastering subject matters, but it is also about how to deliver subject matters.
21
Pendekatan Pengajaran dan
Alokasi Waktu (Guru Matematika)
Isu Strategis Guru
Isu Strategis Guru
(1)UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lambat pada tahun 2015.
Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Hasil studi menunjukkan bahwa sertifikasi yang dilakukan sampai saat ini baru berpengaruh positif pada peningkatan
kesejahteraan guru dan belum berdampak pada peningkatan kualitas guru.
Kondisi guru :
• 24,3% guru belum memenuhi kualifikasi akademik. • 47,4% guru belum memiliki sertifikat pendidik.
Status Kualifikasi dan Sertifikasi Guru
UU Guru dan Dosenmengamanatkan bahwa guru yang diangkat s.d. Des 2005 seluruhnya harus sudah berkualifikasi S1 dan bersertifikasi pada akhir tahun 2015. Oleh karena itu, setelah tahun 2005, untuk menjadi guru harus berkualifikasi S1 dan bersertifikat.
Sementara itu, permasalahan yang dihadapi antara lain:
Masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan sesuai UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen terkait kualifikasi dan sertifikasi
Jumlah guru secara nasional sudah berlebih, namun distribusinya kurang merata antarsekolah, antar-wilayah, dan antarbidang studi
25
TOTAL TMT SERTIFIKASI KUALIFIKASI STATUS KEPEGAWAIAN
≥S1 PNS GTY GTT Sudah Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT s/d 31-Des-2005 ≥S1 PNS GTY GTT Belum Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT ≥S1 PNS GTY GTT Sudah Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT > 31-Des-2005 ≥S1 PNS GTY GTT Belum Sertifikasi <S1 PNS GTY GTT 1.513.384 646.307 55.931 273.663 316.713 1.601.048 867.077 144.123 308.525 414.429 87.664 5.150 4.604 479 67 2.376.938 356.362 72.423 45.109 238.830 3.977.986 82.514 53.133 19.878 9.503 550.257 193.895 61.116 49.872 82.907 1.826.681 138.597 124.814 13.499 284 1.688.084 1.279.369 387.989 20.726
Penghentian/pengalihan ke jabatan lain bagi guru/dosen yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikasi
akademik berdampak pada penyelenggaraan pendidikan. Mengingat jumlahnya yang banyak, anggaran yang
dibutuhkan untuk peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru/dosen sangat besar. Hal ini termasuk konsekuensi pembayaran tunjangan profesi guru/dosen setelah guru/dosen tersertifikasi.
27
• Rata-rata rasio guru-murid rendah dan terus menurun
meningkatkan inefisiensi • Inefisiensi juga disebabkan oleh
distribusi guru yang timpang: – Ketimpangan terjadi
antarsekolah dalam kab/kota, antarkan/kota dalam provinsi dan antarprovinsi
– Sekitar 20% guru SD dan SMP ada di sekolah dengan kelebihan guru.
– Sekolah miskin dan di daerah terpencil kesulitan untuk memperoleh guru yang bagus. – Isu inefisiensi tidak hanya
terjadi di sekolah kecil tetapi juga di sekolah besar
10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 R as io g u ru mu rid P er tu mbu h an ju m la h gu ru d an m ur id SD
Murid Guru Rasio guru murid
10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 P er tu m b uhan ju mla h gu ru d an mu rid SMP
Murid Guru Rasio guru murid
R as io g u ru mu rid 10 12 14 16 18 20 22 24 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1999/002000/012001/022002/032003/042004/052005/062006/072007/082008/092009/10 R as io g u ru mu rid P er tu m b uhan ju mla h gu ru d an m ur id SMA/SMK
Murid Guru Rasio guru murid
Lower middle income countries: 26
Lower middle income countries: 20
Inefisiensi anggaran pendidikan karena pengelolaan guru yang kurang baik
Pembiayaan terkait Guru
Sebagian besar anggaran pendidikan digunakan untuk pembiayaan guru. Pada tahun 2016, belanja gaji dan TPG sudah mencapai 52,8 persen anggaran pendidikan. Sementara itu, permasalahan
yang dihadapi antara lain:
Masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan sesuai UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen terkait kualifikasi dan sertifikasi
Jumlah guru secara nasional sudah berlebih, namun distribusinya kurang merata antarsekolah, antar-wilayah, dan antarbidang studi
29
Inefisiensi anggaran pendidikan
karena pengelolaan guru yang kurang baik
• Estimasi sederhana pada jenjang pendidikan dasar menunjukkan bahwa peningkatan rasio guru-murid dapat menghemat pembiayaan secara cukup besar. • Penghematan terkait dengan
peningkatan sebanyak 5 siswa per guru adalah setara dengan 9% dari total anggaran pendidikan atau sebesar Rp 31 triliun .
• Penghematan akan lebih besar lagi jika rasio guru murid dibuat lebih besar lagi termasuk juga untuk jenjang pendidikan menengah.
Potensi penghematan dari peningkatan rasio guru:murid di SD dan SMP
Catatan: berdasarkan perkiraan biaya untuk jumlah siswa dan guru tahun 2012. Sumber: Estimasi Bank Dunia: Public expenditure Review and Teacher Reform in Indonesia
Reformasi LPTK dalam
RPJMN 2015-2019
31
Sasaran RPJMN 2015-2019
Meningkatnya kualifikasi akademik seluruh guru minimal S1/D-IV dan meningkatnya kompetensi guru dalam subject knowledge dan pedagogical knowledge, serta menurunnya angka ketidakhadiran guru
Meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi beban mengajar
Meningkatnya kompetensi LPTK yang mampu melaksanakan Pendidikan Profesi Guru
Arah Kebijakan dan Strategi Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK(1)
Arah Kebijakan Strategi
1. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas guru dan tenaga kependidikan
1.1. Penguatan sistem Uji Kompetensi Guru sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa.
1.2. Pelaksanaan penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan berkesinambungan.
1.3. Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru dengan perbaikan desain program dan keselarasan disiplin ilmu.
1.4. Pelaksanaan Pengembangan Profesional Berkesinambungan (PPB) bagi guru dalam jabatan melalui latihan berkala dan merata, serta penguatan KKG/MGMP. 1.5 Pelaksanaan pembinaan karir, peningkatan kualifikasi, pengembangan
profesi/kompetensi bagi tenaga kependidikan termasuk kepala sekolah dan pengawas. 2. Meningkatkan
Kualitas LPTK
2.1. Reformasi LPTK secara menyeluruh untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan.
2.2. Pelibatan LPTK dalam proses perencanaan dan pengadaan guru berdasarkan analisis kebutuhan guru per daerah (kabupaten/kota).
2.3. Penjaminan kualitas calon mahasiswa yang masuk ke LPTK melalui proses seleksi berdasarkan merit system.
2.4. Penguatan program induksi dan mentoring guru.
2.5. Pengembangan kurikulum pelatihan guru yang responsif dengan kebutuhan aktual. 2.6. Pelaksanaan pendidikan profesi guru bagi calon guru baru dengan pola beasiswa dan
Arah Kebijakan dan Strategi Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK(2)
Arah Kebijakan Strategi
3. Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru
3.1.Pengembangan kapasitas pemerintah kabupaten/kota untuk mengelola perekrutan, penempatan, dan peningkatan mutu guru secara efektif dan efisien.
3.2.Penegakan aturan dalam pengangkatan guru oleh pemerintah kabupaten/kota maupun oleh sekolah/madrasah berdasarkan kriteria mutu yang ketat dan kebutuhan aktual di kabupaten/kota. 3.3.Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki
rasio guru-murid dan memaksimalkan beban mengajar termasuk melalui multigrade dan/atau multisubject teaching.
3.4.Penguatan kerjasama antara LPTK dan semua tingkat
pemerintahan untuk menjamin mutu dan distribusi yang merata. 3.5 Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai bagi guru yang ditugaskan di daerah khusus dalam upaya pengembangan keilmuan serta promosi kepangkatan karir.
33
Jumlah & Kapasitas LPTK
35
Pada tahun 2015, tercatat jumlah LPTK sebanyak 421 lembaga (12 eks-IKIP, 28 FKIP Universitas, 1 FKIP UT, dan 380 LPTK swasta). Sebagian besar LPTK, terutama swasta, berkualitas di bawah
rata-rata, yang berdampak pada lulusan (guru) yang tidak memenuhi standar mutu.
Sebagian besar LPTK belum memiliki sekolah laboratorium dan sistem kemitraan dengan sekolah mitra/ dunia industri yang terstandar.
Pengendalian pertumbuhan LPTK mutlak dilakukan melalui penerapan regulasi yang ketat.
Jumlah mahasiswa yang kuliah di Universitas LPTK juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi kelebihan pasokan terhadap kebutuhan guru pada tahun-tahun mendatang.
Meningkatkankapasitas LPTK untuk memperbaiki mutu pendidikan keguruanmelalui PPG berasrama, yang
tercermin pada peningkatan kompetensi guru dalam subject knowledge dan pedagogical knowledge.
36
Tujuan Utama Revitalisasi LPTK
Meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas gurumelalui program induksi dan praktik mengajar berbasis penelitian di sekolah, untuk memperbarui ilmu pengetahuan, mendalami ilmu pedagogi, dan mengembangkan metode pembelajaran.
LPTK
Pendidikan Profesi Guru Kejelasan Kelembagaan Kekuatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Kurikulum yang Khas dan Berwawasan Masa Depan Dukungan Sarana dan Prasarana Sistem Manajemen Modern Sekolah Laboratorium & Sekolah Mitra Budaya Akademik sebagai penghasil guru profesionalElemen-elemen Utama Revitalisasi LPTK
Sumber: bahan Revitalisasi LPTK, Kemristekdikti, Oktober 2016
Revitalisasi LPTK
(1)Penguatan lembaga pendidikan tinggi keguruan melalui revitalisasi LPTK agar dapat mengembangkan program akademik, untuk dapat melahirkan guru-guru yang berkualitas:
Reorientasi program pre-service education di LPTK yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat akan guru-guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi tinggi (profesional).
Memantapkan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berasrama untuk memperbaiki model pendidikan keguruan.
Perlu ada refleksi 16 tahun transformasi IKIP menjadi
Universitas: beban ganda sebagai LPTK yang mendidik calon guru dan peran sebagai lembaga pendidikan tinggi non-kependidikan;
Selama ini, kritik yang seringkali muncul adalah LPTK belum sepenuhnya mampu melahirkan guru-guru kompeten yang menguasai mata pelajaran. Lulusan-lulusan LPTK dinilai mahir dalam hal pemahaman dan penguasaan metodologi
pengajaran (pedagogical method), namun kurang canggih dalam penguasaan substansi bahan-ajar (subject knowledge); Revitalisasi LTPK perlu diarahkan pada pengembangan program
akademik dan pembaruan kurikulum, yang mendukung upaya peningkatan empat kompetensi pokok seperti diamanatkan UU No. 14/2005, yaitu: (1) pedagogis, (2) kepribadian, (3)
profesional, (4) sosial.
39
Revitalisasi LPTK
(1)Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja LPTK. Perlu dipastikan kemampuan LPTK dalam melahirkan guru-guru berkualitas, yang menguasai tiga kompetensi utama: subject content knowledge, pedagogical knowledge & teaching skills.
Kemristekdikti harus mampu mengendalikan pertumbuhan LPTK swasta, termasuk jumlah mahasiswa dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara supply & demand terkait guru.
LPTK semestinya tidak terobsesi dengan penerimaan mahasiswa dalam jumlah besar. Sebaliknya, LPTK harus lebih
mengutamakan kualitas melalui perbaikan program akademik (e.g. pembaruan & pengembangan kurikulum, program studi, etc.), peningkatan kualitas tenaga akademik (dosen, peneliti), dan perkuatan kelembagaan.
Revitalisasi LPTK:
Peran Kemristekdikti
o Peningkatan kualitas pendidikan dalam jabatan (in-service education) untuk memberi kesempatan bagi para guru dalam mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. o Pelatihan guru bidang mata pelajaran harus dirancang bukan
saja untuk melakukan pendalaman materi-ajar, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan mengajar.
o Peningkatan kualitas guru hanya bisa ditingkatkan melalui program continuous professional development, sehingga para guru tidak pernah berhenti berinovasi dalam mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran.
41
Pengembangan Profesi Berkelanjutan
Revitalisasi LPTK yang bertujuan tunuk meningkatkan kualitas pendidikan keguruan harus mulai dilakukan pada tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2015-2019;
Pengembangan model pendidikan guru berasrama melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk melahirkan guru-guru berkualitas;
Penetapan standar lembaga pendidikan keguruan dan perkuatan LPTK (e.g. SDM, sarpras, teaching school, anggaran);
Penataan sistem penerimaan mahasiswa calon guru di universitas
Hal-hal yang Perlu Dipastikan dalam
Revitalisasi LPTK
43 6 on-going
2 Usulan baru
4 belum pernah
LPTK Menurut Status Perolehan
Alokasi Pinjaman
UNP UNESA UNNES UNY UNG – Gorontalo UM -MalangUPI danUNJ
UNM – Makassar UNIMA – Manado UNDIKSHA – Denpasar .. 44 https://goo.gl/dTXYMf
Klik Video ACDP Teacher Development atau