• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KIMIA MEDISINAL PARAMETER KIMIA FISIKA DALAM HKSA DAN MODIFIKASI STRUKTUR MOLEKUL SBA DALAM RANCANGAN OBAT OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KIMIA MEDISINAL PARAMETER KIMIA FISIKA DALAM HKSA DAN MODIFIKASI STRUKTUR MOLEKUL SBA DALAM RANCANGAN OBAT OLEH :"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KIMIA MEDISINAL

PARAMETER KIMIA FISIKA DALAM HKSA DAN

MODIFIKASI STRUKTUR MOLEKUL SBA DALAM

RANCANGAN OBAT

OLEH :

SRI RAHMAWATI 70100110108 FARMASI C JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkahnya serta salam kepada baginda besar Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya hidup sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk dorongan moril maupun materil, makalah ini tidak akan terwujud sebagaimana harapan penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas motivasi dan bantuan yang telah diberikan.

Dalam makalah ini secara umum dibahas parameter sifat fisika-kimia dalam hubungan kuantitatif struktur aktivitas yaitu parameter hidrofob, elektronik dan sterik dengan bantuan sterik serta modifikasi struktur molekul obat

Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah berusaha melakukan yang terbaik namun,masih begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Semoga bermanfaat dan dapat diterima dengan baik. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat,taufik dan hidayahnya kepada kita semua.Amin.

Makassar, juni 2013 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN……….……xi KATA PENGANTAR………..…… xii DAFTAR ISI………..…… .xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…..……….….….1 B. Rumusan Masalah………..……….….………2 C. Tujuan……….…….2

BAB II PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS

1. Model Pendekatan HKSA Free-Wilson ……….…3 2. Model Pendekatan HKSA Hansch……….…4 B. PARAMETER SIFAT KIMIA FISIKA DALAM HKSA

1. Parameter Hidrofobik………...……..7 2. Parameter Elektronik………..9 3. Parameter Sterik………..………..11 C. MODIFIKASI STRUKTUR MOLEKUL SBA

1. Seleksi atau sintesis :Obat Lunak”………... 16 2. Pembuatan pra-obat dan “Obat Target………..18 3. Modifikasi molekul senyawa yang sudah

diketahui aktivitas biologisnya ……….…………19 D. CONTOH MODIFIKASI ……….27 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………..………...29 B. Saran……….………...29 DAFTAR PUSTAKA………....30

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu kimia dan biologi, digunkan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme kerja obat pada tingkat molekul.kimia medisinal melibatkan studi hubungan struktur kimia senyawa dengan aktivitas biologis dan menghubungkan perilaku biodinamik melalui sifat-sifat kimia fisika dan kereaktifan kimia senyawa obat.

Sifat kimia fisika dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat oleh karena dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh dan proses interaksi reseptor. Aktivitas senyawa bioaktif disebabkan oleh interaksi antara molekul obat dengan bagian molekul dari obyek biologis.dasar dari aktivitas obat adalah proses-proses kimia yang kompleks mulai dari saat obat diberikan sampai terjadinya respon biologis.

Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivits biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar.

Modifikasi molekul merupkan metode yang digunakan untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki, antara lain yaitu meningkatkan aktivitas obat, menurunkan efek samping, memperpanjang masa kerja obat, dan meningkatkan aspek ekonomis obat.

Aktivitas obat berhubungan dengan sifat kimia fisika obat, dan merupakan fungsi dari struktur molekul obat. Hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis yang tidak baik dapat disebabkan oleh kurang baiknya metode penelitian yang digunakan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis merupakan dasar penting dari penggunaan rancangan obat.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis suatu senyawa? 2. Apa saja parameter sifat kimia fisika dalam HKSA?

3. Apa saja metode dalam modifikasi struktur molekul obat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis suatu senyawa

2. Untuk mengetahui parameter sifat kimia fisika dalam HKSA

3. Untuk mengetahui metode-metode dalam modifikasi struktur molekul obat

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS

Aktivitas biologis suatu obat diperoleh setelah terjadi interaksi senyawa dengan molekul spesifik dalam obyek biologis. Interaksi tersebut ditunjang dengan spesifisitas sifat kimia fisika senyawa yang tinggi. Aktivitas obat berhubungan dengan sifat kimia fisika obat, dan merupakan fungsi dari struktur molekul obat.

Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivits biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar. Selain itu dengan menggunakan model HKSA, akan lebih banyak menghemat biaya atau lebih ekonomis, karena untuk mendapatkan obat baru dengn aktivitas yang dikehendaki, factor coba-coba ditekan sekecil mungkin sehingga jalur sintesis menjadi lebih pendek.

Pendekatan hubungan struktur dan aktivits biologis mulai berkembang dengan pesat dengan dipelopori oleh Corwin Hansch dan kawan-kawan, yang menghubungkan struktur kimia dan aktivitas biologis obat melalui sifat-sifat kimia fisika umum seperti kelarutan dalam lemak, derajat ionisasi atau ukuran molekul. Setelah itu hubungan kuantitatif antara aktivitas biologis dan parameter yang menggambarkan perubahan sifat kimia fiiska yaitu parameter hidrofobik, elektronik dan sterik.

1. Model Pendekatan HKSA Free-Wilson

Free dan Wilson (1964) mengembangkan suatu konsep hubungan

struktur dan aktivitas biologis obat yang dinamakan model de novo atau model matematik Free-Wilson. Bahwa respon biologis merupakan sumbangan aktivitas dari gugus-gugus substituent terhadap aktivitas senyawa induk, yang dinyatakan dengan persamaan:

Log 1/C = Σ S + µ

Log 1/C = logaritma aktivitas biologis

Σ S = total sumbangan substituen terhadap aktivitas biologis senyawa induk

(7)

pada substitusi bermacam-macam gugus pada daerah atau zona yang berbeda Log 1/C = Σ An.Bn + µ

Σ An.Bn = total sumbangan aktivitas dari n substituen dalam n zona terhadap

aktivitas senyawa induk

Jumlah senyawa yang disintesis merupakan hasil kali jumlah substituen pada tiap-tiap zona dari senyawa induk

Jumlah senyawa minimal yang disintesis untuk dapat dianalisis secara Free Wilson

N = 1 + Σj (ni -1) j = jumlah kedudukan substituen

ni = jumlah substituen pada kedudukan i

Untuk menghitung konstribusi masing-masing digunakan perhitungan statistik cara matriks dan analisis multiregresi linier dengan bantuan computer program QSAR. Hasilnya diperoleh gugus-gugus yang memberikan sumbangan optimal terhadap aktivitas biologis struktur induk.

Kekurangan model Free-Wilson

 Tidak dapat digunakan bila efek substituen bersifat tidak linier atau bila ada interaksi antar substituen

 Memerlukan banyak senyawa dengan kombinasi substituen bervariasi untuk dapat menarik kesimpulan yang benar

Kelebihan model Free-Wilson

 Dapat menghubungkan secara kuantitatif antara struktur kimia dan aktivitas biologis dari turunan senyawa dengan bermacam-macam gugus substitusi pada berbagai zona

 Model ini digunakan bila tidak ada data tetapan kimia fisika dari senyawa-senyawa yang diteliti dan uji aktivitas lebih lambat dibanding dengan sintesis turunan senyawa

2. Model Pendekatan HKSA Hansch

Hansch (1963) mengemukakan konsep bahwa hubungan struktur

kimia dengan aktivitas biologis (log1/C) suatu turunan senyawa dapat dinyatakan secara kuantitatif melalui parameter-parameter sifat kimia fisika dari substituent yaitu parameter hidrofobik (π), elektronik dan sterik. Model

(8)

ini disebut model hubungan energy bebas linier atau penekatan

ekstratermodinamik.

Konsep Hansch berdasarkan persamaan Hammett Log (kx/kH) = ρ σ

kx dan kH : tetapan kesetimbangan reaksi dari senyawa tersubstitusi

dan senyawa induk

ρ : tetapan yang tergantung pada tipe dan kondisi reaksi serta jenis senyawa

σ : tetapan yang tergantung pada jenis dan kedudukan substitusi

Untuk menimbulkan aktivitas biologis molekul obat harus melalui proses-proses berikut:

1. Proses perjalanan acak, mulai saat obat diberikan kemudian menembus membran biologis sampai ke tempat aksi. Proses ini berhubungan dengan koefisien partisi (P)

2. Pengikatan obat pada tempat reseptor (kx). Proses tergantung pada ukuran

molekul obat dan densitas elektron dari gugus yang terikat

Sifat hidrofilik dan lipofilik yang dinyatakan dengan log P – kurva parabolik (sebagai bentuk kesetimbangan hidrofilik dan lipofilik). Kurva parabolik melalui persamaan umum

Y = aX2 + bX + c

Proses perjalanan acak dapat dinyatakan melalui persamaan: log A = a (log P)2 + b log P + c

(9)

log A = -aπ2 + bπ + c Persamaan lengkap dari proses biologis

log A = a (log P)2 + b log P + c σ + d Es + e

(Siswandono dan Bambang Soekardjo.2000;255-261)

Secara umum QSAR menyatakan bentuk persamaan linear sebagai berikut: Aktivitas biologi = tetapan +(C1.P1) +(C2.P2) +(C3.P3) + …

Pi adalah parameter yang dihitung untuk setiap molekul dalam Ci merupakan koefisien yang dihitung dengan variasi fitting dalam parameter dan aktivitas biologis. Karena hubungan ini secara umum dicari melalui penerapan teknik statistik, maka diperlukan pengetahuan yang cukup tentang statistika kimia untu memahami QSAR.

Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan QSAR dalam industri obat, diberikan contoh penelitian yang dilakukan oleh The Sandoz Institute for Medical Research dalam rangka menghasilkan obat analgetik. Dalam penelitian tersebut, vanililamida dan vanililtiourea yang berkaitan dengan capsaisin dibuat dan aktivitasnya ditest secara in vitro dengan mengukur influx45Ca2+ ke dalam dorsal root ganglia neurons. Data dinyatakan dalam EC50 (mM) dan disajikan pada tabel 7.1 (senyawa 6f

merupakan senyawa yang paling aktif dari seri molekul tersebut). Tabel 7.1 Data aktivitas analog Kapsaisin

(10)

Nomor Senyawa Nama Senyawa X EC50(mM) 1 6a H 11,80±1,9 2 6b Cl 1,24±0,11 3 6d NO2 4,58±0,29 4 6e CN 26,50±5,87 5 6f C6H5 0,24±0,30 6 6g N(CH3)2 4,39±0,67 7 6h I 0,35±0,05 8 6i NHCHO ? ± ? (Users/User/Documents/hksa/qsar.htm)

B. PARAMETER SIFAT KIMIA FISIKA DALAM HKSA

Parameter sifat kimia fisika yang sering digunakan dalam HKSA model Hansch adalah parameter hidrofobik, elektronik dan sterik.

Pada proses distribusi atau pengangkutan obat, penembusan membran biologis sangat dipengaruhi oleh sifat kelrutan obat dalam lemak/air, suasana pH dan derajat ionisasi (pKa) sehingga dalam hubungan kuantitatif dan aktivitas, parameter sifat kimia fisika yang sering dilibatkan adalah parameter hidrofobik dan elektronik. Pada proses distribusi obat pengaruh sifat hidrofobik pada umumnya lebih besar disbanding ssifat elektronik

1. Parameter Hidrofobik

Parameter hidrofobik (lipofilik) yng sering digunakan dalam HKSA antara lain logaritma koefisien partisi (log P), tetapan π Hansch, tetapan fragmentasi f Rekker-Mannhold dan tetapan kromatografi Rm.

a. Koefisien Partisi

Koefisien partisi adalah tetapan kesetimbangan suatu senyawa dalam pelarut nonpolar/polar, yang secara logaritma berhubungan dengan energi bebas. Koefisien partisi untuk bentuk molekul obat dihitung melalui persamaan berikut:

P = Co/ Cw

Co = kadar obat dalam pelarut minyak (pelarut non polar)

(11)

Logaritma koefisien partisi (log P) adalah parameter hidrofobik yang karakteristik dari gugus-gugus kimia yang disubstitusikan dalam suatu senyawa induk

log P = log Co – log Cw

Untuk senyawa yang terionisasi, pengaruh derajat ionisasi (α) tidak boleh diabaikan.

P = Co / Cw (1 – α)

Menurut Collander, koefisien partisi dalam system pelarut 1 (P1) mempunyai hubungan linier dengan system pelarut lain (P2), yang dinyatakan melalui persamaan :

log P1 = k1 log P2 + k2

b. Tetapan Substituen π Hansch-Fujita

Untuk menentukn sifat lipofilik ssenyawa tanpa mengukur nilai log P melalui percobaan. Berdsarkan persaman Hammet:

ρ σ X = log (KSX / KSH)

Untuk nilai lipofilitas ρ π X = log (PSX / PSH)

Persamaan Hansch-Fijjita, tetapan hidrofobik substituent (π) berdasarkan kelarutan dalam system 1-oktanol/air, dimana nilai ρ = 1, sehngga di dpatkan persamaan baru:

π X = logPSX – logPSH

π X = tetapan dukungan gugus X terhadap sifat kelarutan senyawa

induk dalam sistem pelarut 1-oktanol/air

PSX = koefisien partisi sistem 1-oktanol/air senyawa induk yang

tersubstitusi gugus X

PSH = koefisien partisi sistem 1-oktanol/air senyawa induk

Π (+)  substituen meningkatkan kelarutan senyawa induk pada pelarut nonpolar, relatif terhadap H

Π (-)  substituen meningkatkan kelarutan senyawa induk pd pelarut polar, relatif terhadap H

(12)

Fragmentasi hidrofobik (f) dari gugus dapat digunakan untuk menghitung nilai log P melalui persamaan:

log P = Σn1 an fn

a = jumlah fragmen atau gugus f = tetapan fragmentasi

d. Tetapan kromatografi Rm

Boyce dan Milborrow memperkenalkan parameter lain yang masih berhubungan dengan koefisien partisi yaitu parameter kromatografi Rm (retention modified), dengan persamaan:

Rm = log{ (1/Rf) – 1)

Rf dihitung menggunakan kromatografi lapis tipis fasa balik (KLTFB) Hubungan dengan log P

log P = a Rm + b

a dan b : tetapan yang tergantung pada sistem KLTFB

Perhitungan regresi linier juga dapat dihitung menggunakan KCKT log P = a log k’ + b k’ : tetapan sistem KCKT

k’ = (tr – t0) / tr

tr dan t0 adalah waktu elusi puncak-puncak senyawa dan pembanding

e. Tetapan Distribusi

Parameter yang melibatkan koefisien partisi gugus-gugus terionisasi dan yang menggabungkan efek hidrofobik dan elektronik adalah tetapan distribusi (D) yang dihitung melalui persamaan

log D(asam) = log P + log 1/(1 + 10(pH-pKa))

log D(basa) = log P + log 1/(1 + 10(pKa-pH))

2. Parameter Elektronik

Ada tiga jenis sifat elektronik yang digunakan, yaitu :

a. Pengaruh berbagai substituen terhadap reaktivitas bagian molekul yang tidak mengalami perubahan. Penetapannya menggunakan perhitungan orbital molekul.

b. Sifat elektronik yang berkaitan dengan tetapan ionisasi (pKa) dan berhubungan dengan bentuk terionkan dan tak tterionkan dari suatu senyawa pada pH yang tertentu. Penetapannya menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach.

(13)

c. Sifat oksidasi-reduksi atau reaktivitas senyawa. Penetapannya menggunakan perhitungan mekanika kuantum dari energi orbital.

Tetapan elektronik yang sering digunakan dalam hubungan struktur-aktivitas adalah tetapan σ Hammet, tetapan σi Charton, tetapan σ* Taft, dan tetapan F, R

Swain-Lupton.

1. Tetapan Elektronik σ Hammett

Merupakan tetapan kesetimbangan dan tetapan kecepatan untuk suatu reaksi kimia. Hal ini berdasarkan bahwa gugus penarik elektron yang menempel pada cincin aromatik asam benzoat dapat meningkatkan kekuatan asam dari gugus karboksilat. Semakin besar kekuatan penarik elektron makin besar pula peningkatan kekuatan asam.

ρ σX = log (KSX/KSH)

ρ = tetapan ionisasi, untuk asam benzoat dalam air nilai ρ = 1 (pada 25o

C) σX = tetapan dukungan gugus X terhadap sifat elektronik senyawa induk

KSX = tetapan kesetimbangan senyawa induk yang tersubsitusi dengan

gugus X

KSH = tetapan kesetimbangan senyawa induk

2. Tetapan σi Charton

Merupakan tetapan yang diukur berdasarkan efek induksi dan mesomeri. Merupakan koreksi tetapan elektronik hammett karena adanya pengaruh elektronik terhadap substituen pada posisi para dan meta cincin aromatik.

σi = ½ (3 σp – σm)

σi = tetapan induksi substituen

σp = tetapan induksi dari substituen pada posisi para

σm = tetapan induksi dari substituen pada posisi meta

Tetapan induksi substituen digunakan untuk senyawa-senyawa alifatik, yang pengaruh gugus tidak merupakan bagian dari sistem terkonjugasi.

3. Tetapan σ* Taft

Untuk senyawa alifatik berdasarkan kecepatan hidrolisis ester tersubsitusi X-COOCH3 (KSX) dan ester induk H3C-COOCH3 (KSCH3) dalam suasana

asam (a) dan basa (b)

(14)

2.48 = tetapan yang didapatkan pada skala yang sama seperti tetapan Hammett

4. Tetapan F dan R Swain-Lupton

Tetapan parameter elektronik F dan R berdasarkan pemisahan pengaruh efek induksi dan resonansi dari substituen pada senyawa aromatik

s = aF + bR F = efek induksi bidang

R = efek resonansi a dan b = tetapan 5. Tetapan elektronik lain-lain

Tetapan elektronik lain-lain:

a. Tetapan reaksi, contoh: pKa (tetsapan disosiasi), K (Tetapan reaksi), t½ (waktu paro biologis)

b. Sifat organik fisik, contoh: E (potensial redoks), ∆ v (spektra infra-merah) dan δ ppm (spektra NMR)

c. Total energi elektron dalam molekul, contoh: Etot, EHOMO dan ELEMO

3. Parameter Sterik

Tetapan sterik substituen dapat diukur berdasarkan sifat meruah gugus-gugus dan efek gugus pada kontak obat dengan sisi reseptor yang berdekatan.

Tetapan sterik yang sering digunakan dalam hubungan struktur-aktivitas adalah tetapan Es Taft, tetapan Esc Hancock, tetapan dimensi van der

waal’s, tetapan U Charton dan tetapan sterimol Verloop. Karena data tetapan sterik tersebut tidak tersedia untuk banyak tipe substituen, parameter sterik yang dihitung secara teoritis juga digunakan dalam hubungan struktur-aktivitas yaitu berat molekul (BM = Mw), refraksi molar dan parakor.

1. Refraksi Molar

Dihitung melalui persamaan Lorenz-lorenz

MR = (n2 – 1) x BM/ (n2 – 2) x d

n : indeks refraksi d : kerapatan 2. Parakor

(15)

Merupakan volume molar (V) yang telah dikoreksi dari kekuatan daya tarik intermolekul yaitu dengan mengalikannya dengan tegangan permukaan (γ)¼

[P] = V x (γ)¼ [P] = BM x (γ)¼ /(D-d) D = kerapatan fasa cair

d = kerapatan fasa gas

3. Tetapan sterik Es Taft

Berdasarkan hidrolisis dalam suasana asam sangat ditentukan oleh faktor sterik dari gugus-gugus. Tetapan Es adalah logaritma kecepatan hidrolisis

yang dikatalisis oleh asam, pada kondisi pelarut, suhu dan keasaman yang sama, dari ester X-COOCH3 dibandingkan dengan metilasetat

Es = log (KSX/KSCH3)a

KSX = tetapan kecepatan hidrolisis ester X-COOCH3

KSCH3 = tetapan kecepatan hidrolisis ester H3C-COOCH3

a = suasana hidrolisis asam 4. Tetapan sterik Esc Hancock

Untuk mengoreksi Es Taft, karena adanya pengaruh hiperkonjugasi Esc = Es – 0.306 (n – 3)

n = jumlah atom H pada posisi Ca

Nilai tetapan sterik Es dan Esc tidak dapat diukur untuk banyak substituen

yang tidak memungkinkan. 5. Tetapan dimensi Van Der Waal’s

3 tetapan dimensi van der waals yaitu rv(min) (jarak minimum radius, rv(maks)

(jarak maksimum radius) dan rav (jarak rata-rata radius)

(16)

6. Tetapan sterik U Charton

Sebagai koreksi rv(min) van der waals yaitu dengan mengurangkannya

dengan radius hidrogen (rvH)

U = rv(min) – rvH

U = rvmin – 1.20

Es = 0.82 U + 4.42

7. Tetapan sterimol Verloop

Sebagai koreksi tetapan sterik lainnya sebab hanya mengukur satu aspek saja dari bentuk molekul.

(17)
(18)
(19)

C. MODIFIKASI STRUKTUR MOLEKUL SBA DALAM RANCANGAN OBAT

Modifikasi molekul merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki yaitu:

1. Meningkatkan aktivitas obat

2. Menurunkan efek samping atau toksisitas 3. Meningkatkan selektivitas obat

4. Memperpanjang masa kerja obat

5. Meningkatkan kenyamanan penggunaan obat 6. Meningkatkan aspek ekonomis obat

Metode yang digunakan yaitu:  Seleksi atau sintesis “obat lunak”  Pembuatan pra-obat dan “obat target”

 Modifikasi molekul obat yang telah diketahui aktivitas biologisnya 1. SELEKSI ATAU SINTESIS “OBAT LUNAK”

Obat lunak adalah senyawa kimia yang aktif secara biologis, dengan karakteristik sesudah menimbulkan efek terapetik dirancang untuk pecah dalam tubuh, melalui proses metabolisme yang dapat dikontrol dan diramalkan, menjadi senyawa nontoksik, yang secara biologis tidak aktif. Yang ideal adalah obat lunak diinaktif dalam satu tahap proses metabolisme.

Keuntungan penggunaan obat lunak antara lain:

 Meningkatkan batas keamanan obat dengan cara menghilangkan pembentukan senyawa antara yang reaktif atau toksik

 Menghindari pembentukan metabolit aktif atau senyawa sekunder yang aktif

 Menghilangkan kemungkinan terjadinya interaksi obat

 Menyederhanakan sejumlah masalah farmakokinetik yang disebabkan oleh sistem multi komponen

Contoh:

 Pembentukan garam kuarterner “lunak”

 Kelarutan garam kuarterner lunak dalam air lebih besar dibandingkan basa dan garamnya

 Absorpsinya lebih besar dari senyawa induk karena sifatnya seperti surfaktan

 Setelah diabsorpsi, pra obat segera terhidrolisis, melepaskan senyawa induk aktif

(20)

Analog Isosterik Setilpiridinium Klorida

Obat lunak yang tetap aktif sebagai antibakteri, dan kemudian mengalami metabolisme satu tahap, yaitu proses hidrolisis, menghasilkan metabolit tidak aktif. Hal ini mengurangi toksisitas yang mungkin ditimbulkan oleh metabolit.

Diester Adrenalon

Yang setelah mengalami metabolism, yaitu proses hidrolisis dan reduksi, akan melepaskan epinefrin di mata secara perlahan-lahan.

(21)

2. PEMBUATAN PRA-OBAT DAN “OBAT TARGET”

Pra obat adalah senyawa yang tidak aktif dan bersifat labil, didalam tubuh akan mengalami perubahan, melalui proses kimia atau enzimatik, menjadi senyawa induk aktif dan kemudian berinteraksi dengan reseptor, menghasilkan efek farmakologis. Biasanya merupakan senyawa aktif yang digabungkan dengan gugus pembawa, melalui reaksi esterifikasi, amidifikasi, atau dihubungkan dengan suatu polimer, menghasilkan senyawa dengan sifat lipofilik yang lebih besar.

Tujuan utama pembuatan pra-obat adalah:

 Mengubah sifat farmakokinetik obat pada in vivo, untuk meningkatkan absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat, atau dengan kata lain untuk meningkatkan ketersediaan biologis obat

 Meningkatkan sifat kelarutan dan kestabilan obat

 Meningkatkan kenyamanan pemakaian obat, misal menghilangkan bau atau rasa yang tidak menyenangkan

 Menurunkan toksisitas dan efek samping obat

 Meningkatkan keselektifan obat atau meningkatkan kespesifikan reseptor obat

 Memperpanjang masa kerja obat

Dalam pembuatan pra obat harus diperhatikan factor-faktor sebagai berikut:  Hubungan antara molekul obat aktif dengan gugus pembawa pada

umumnya melalui ikatan kovalen

 Pra-obat bersifat tidak aktif atau kurang aktif dibanding senyawa induk  Sintesis pra-obat harus mudah dilakukan, lebih baik bila hanya satu tahap

sintesis, dengan biaya yang murah

 Hubungan antara senyawa induk dengan gugus pembawa harus dapat dipecah in vivo, yang berarti pra-obat merupakan turunan obat yang bersifat bioreversibel

 Gugus pembawa yang dilepaskan bersifat tidak toksik dan lebih baik secara farmakologis tidak aktif

 Pelepasan senyawa induk aktif harus dengan kinetika yang tepat untuk menjamin kadar obat efektif pada reseptor dan memperkecil proses inaktivasi obat

(22)

 Pembentukan ester (medroksiprogesteron astat dan bakampisilin), hemiester (kloramfenikol hemisuksinat), ester karbonat (timol karbinat), ester nitrat (isosorbid dinitrat), amida (salisilamid), karbamat (mefenesin karbamat), asam hidroksamat (ibuproksam), basa Mannich (rolitetrasiklin) dan enamin dari senyawa induk

 Pemasukan gugus-gugus fungsi, seperti azo (fenazopiridin), glikosida (lanatosid C), peptida dan eter (fluobenzokuin)

 Pembuatan polimer (povidon), garam (penisilin G prokain), khelat, fosfamid (siklofosfamid), asetal, hemiasetal, ketal, dari senyawa induk

“Obat target” adalah senyawa bioaktif yang dibuat dengan

menggabungkan senyawa induk dengan pembawa yang mampu membawa obat menuju ke sel target secara selektif. Tujuannya agar obat dapat berinteraksi secara spesifik dengan reseptor atau sel target sehingga memperkecil efek samping yang kemungkinan dihasilkan akibat reaksi obat dengan jaringan atau sel lain. Contoh obat target adalah primakuin yang digabungkan dengan pembawa protein.

Sistem pembawa yang digunakan dalam membuat “obat target” dibagi 3 kelompok yaitu

1. Makromolekul : albumin, antibodi monokonal dan glikoprotein 2. Sel : fibroblas

3. Sintetik : polimer sintetik (polimer siklodekstrin dan metakrilikamid) dan liposom

3. MODIFIKASI MOLEKUL SENYAWA YANG SUDAH DIKETAHUI AKTIVITAS BIOLOGISNYA

Dasar modifikasi molekul adalah mengembangkan struktur senyawa induk yang sudah diketahui aktivitas biologisnya, kemudian disintesis dan diuji aktivitas dari homolog atau analognya. Tujuan modifikasi molekul yaitu: a. Mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas lebih tinggi, masa

kerja lebih panjang, tingkat kenyamanan lebih besar, toksisitas atau efek samping lebih rendah, lebih selektif, lebih stabil dan lebih ekonomis. Selai itu digunakan pula untuk mendapatkan senyawa baru yang bersifat antagonis atau antimetabolite

(23)

b. Menemukan gugus farmakofor penting (gugus fungsi), yaitu bagian molekul obat yang dapat memberikan aksi farmakologi.

Keuntungan modifikasi molekul yaitu:

 Kemungkinan besar senyawa homolog atau analog mempunyai sifat farmakologis serupa senyawa induk, dibandingkan dengan senyawa yang didapatkan dengan cara seleksi atau sintesis secara acak

 Kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan produk dengan aktivitas farmakologis yang lebih tinggi

 Data yang didapat kemungkinan dapat membantu penjelasan hubungan struktus aktivitas

 Metode sintesis dan uji biologis yang digunakan sama sehingga dapat menghemat waktu dan biaya

 Produksi obat baru menjadi lebih ekonomis Beberapa metode yang sering digunakan 1. Penyederhanaan molekul

Dilakukan dengan pemecahan, penyisipan, atau pemotongan bagian dari struktur molekul yang besar, melalui proses sintesis yang sistematik dan dievaluasi bagian struktur atau prototipe analognya. Pada umumnya dilakukan pada senyawa produk alam, seperti kokain, morfin dan kuinin. Contoh:

Kokain disederhanakn molekulnya menjadi benzokain, prokain, tetrakain, butetamin, amilokain, piperokain dan meprilkain

(24)

(Korolkovas A.1970; 339)

2. Penggabungan molekul

Dilakukan dengan adisi (penambahan) dan replikasi atau hibridisasi molekul senyawa induk, melaui proses sintesis dan kemudian di evaluasi prototype analog yang lebih kompleks.

a. Adisi Molekul

Dilakukan dengan penggabungan dua molekul senyawa dengan gugus berbeda melalui ikatan yang relatif lemah, seperti ikatan ion dan ikatan hidrogen.

Contoh:

Metenamin mandelat (gabungan metenamin dan asam mandelat), dimenhidrinat (difenhidramin dan asam 8-kloroteofilinat), guaitifilin

(gliserilguaiakolat dan teofilin), dan merkurofilin (merkuri organic dan teofilin).

(25)

b. Replikasi Molekul

Replikasi molekul dilakukan dengan penggabungan gugus atau molekul yang identik, melalui pembentukan ikatan kovalen atau jembatan gugus tertentu. Penggabungan dua molekul disebut duplikasi, tiga molekul: triplikasi, empat molekul: tetraplikasi dan n-plikasi. c. Hibridisasi Molekul

Dilakukan penggabungan gugus atau molekul yang berbeda melalui pembentukan ikatan kovalen.

Contoh:

Asetaminosalol (asetosal dan asetaminofen), febarbital (fenobarbital dan meprobanat), estramustin (estradiol dan nitrogen mustar), piroksisilin (sulfadiazine dan amoksisilin), prednimustin (prednisolone dan klorambusil), sulfasalazine (sulfapiridin dan asam aminosalisilat)

(26)

3. Pengubahan dimensi dan kelenturan molekul a. Penutupan dan Pembukaan Cincin

Contoh:

1) Penggantian gugus N-metil pada strktur klorpromazin dengan cincin tertutup piperazin pada proklorperazin akan meningkatkan efek antimuntah dan menurunkan efek neuroleptic

2) Pembukaan cincin dari dikumarol menjadi warfarin akan meningkatkan aktivitas antikoagulan

b. Pembentukan seri homolog

Beberapa tipe perubahan aktivitas dari seri homolog alkane dan polimetilen, yaitu:

1) Aktivitas akan meningkat secara teratur sampai dicapai aktivitas maksimum, bila jumlah atom C ditambah lagi maka aktivitas akan turun secara drastis.

(27)

(Korolkovas A.1970; 76)

2) Aktivitas meningkat sevara tidak teratur, mencapai aktivitas maksimal, kemudian menurun juga secara tidak teratur

Contoh:

Aktivitas atropinik dari turunan ester benzilik

(Korolkovas A.1970; 78) 3) Aktivitas berubah, anggota seri yang lebih rendah menunjukkan

aktivitas dominan yang berbeda dengan anggota seri yang lebih tinggi.

(28)

Turunan N-alkil norefinefrin, gugus alkil yang lebih besar akan menurunkan aktivitas hipertensi

(Korolkovas A.1970; 79) c. Pemasukan ikatan rangkap

Pemasukan ikatan rangkap dapat menyebabkan tiga efek utama, yaitu:  Mengubah stereokimia obat, sehingga senyawa kemungkinan

mempunyai aktivitas yang berbeda dengan senyawa jenuhnya.  Mengubah sifat kimia fisika sehingga dapat mempengaruhi

aktivitas biologis senyawa

 Meningkatkan reaktivitas senyawa d. Pemasukan pusat kiral

Memasukkan pusat kiral menyebabkan perubahan stereokimia molekul obat, yang kadang-kadang mengubah aktivitas farmakologis obat Contoh:

Kloramfenikol dari keempat isomer optisnya hanya bentuk D-(-)-treo yang aktif sebagai antibakteri

(29)

e. Pemasukan, penghilangan atau penggantian gugus meruah Contoh:

Perubahan senyawa agonis menjadi senyawa antagonis dengan adanya gugus meruah yang bersifat nonpolar, seperti pada asetilkolin (adrenergic) dan propantelin (antikolinergik), serta 4-metilhistamin (agonis H2) dan simetidin (antagonis H2)

4. Mengubah sifat kimia fisika molekul a. Subsitusi isosterik

Gugus isosterik digunakan luas dalam modifikasi molekul obat, tidak hanya modifikasi dari senyawa yang sudah diketahui aktivitasnya namun juga untuk mendapatkan senyawa nantagonis, seperti antimetabolite, antihormon dan antivitami

b. Mengubah posisi atau orientasi gugus tertentu - Isomer o-asam hidroksibenzoat

(30)

c. Pemasukan gugus pengalkilasi

Membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus yang terdapat pada tempat aksi obat, seperti ADN atau enzim dan menyebabkan masa kerja obat menjadi lebih panjang

d. Modifikasi melalui perubahan sifat elektronik

Efek induktif dan konjugatif

Efek induktif (elektrostatik) dihasilkan dari perpindahan elektron disekitar ikatan sederhana karena pengaruh daya tarik gugus elektronegatif

Efek konjugasi (resonansi) dihasilkan dari delokalisasi dan mobilitas yang tinggi π elektron, dan terdapat pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi

Efek obstruktif

Efek obstruktif adalah efek yang diakibatkan oleh pemasukan gugus atau atom pada bagian tertentu struktur molekul obat sehingga dapat mencegah reaksi metabolisme pada bagian tersebut, yang menyebabkan masa kerja obat menjadi lebih panjang.

D. CONTOH MODIFIKASI

1. Pengembangan Antibakteri Turunan sulfonamide

Sulfanilamid adalah senyawa antibakteri lokal, mudah termetabolisme. Dengan malalui modifikasi molekul dapat diubah menjadi senyawa yang mempunyai efek antibakteri sistemik dan dapat diberikan peroral seperti sulfadiazine dan sulfametoksazol.

(31)

2. Pengembangan antibiotic turunaan penisilin

Penisilin G (benzilpenisilin) merupakan penisilin alami yang mempunyai spektrum sempit, tidak tahan enzim β-laktamase, tidak tahan asam lambung Pemasukan gugus polar dan mudah terionisasi pada posisi α-benzilpenisilin seperti amoksisilin, ampisilin (NH2) dan karbenisilin (COOH) menaikkan

spekrum aktivitas, tahan asam lambung, tidak tahan enzim β-laktamase

Penisilin G (benzilpenisilin) merupakan penisilin alami yang mempunyai spektrum sempit, tidak tahan enzim β-laktamase, tidak tahan asam lambung Pemasukan gugus polar dan mudah terionisasi pada posisi α-benzilpenisilin seperti amoksisilin, ampisilin (NH2) dan karbenisilin (COOH) menaikkan

spekrum aktivitas, tahan asam lambung, tidak tahan enzim β-laktamase. 3. Pengembangan senyawa antagonis reseptor histamine H2

Histamin dapat merangsang kontraksi otot polos bronki, meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan merangsang pengeluaran asam lambung. Efek antihistamin klasik hanya menghambat aktivitas (1). Hal ini mengindikasikan adanya 2 reseptor yang dirangsang oleh hist

(32)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha untuk mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar. Selain itu dengan menggunakan model HKSA, akan lebih banyak menghemat biaya atau lebih ekonomis, karena untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki, faktor coba-coba ditekan sekecil mungkin sehingga jalur sintesis menjadi lebih pendek.

Metode pendekatan Hansch (1963) adalah hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis (log 1/C) suatu turunan senyawa dapat dinyatakan secara kuantitatif melalui parameter-parameter sifat kimia fisika dari substituen yaitu parameter hidrofobik (π), elektronik (σ), dan sterik (Es).

Modifikasi molekul merupkan metode yang digunakan untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki, antara lain yaitu meningkatkan aktivitas obat, menurunkan efek samping, memperpanjang masa kerja obat, dan meningkatkan aspek ekonomis obat.

Metode yang digunakan yaitu seleksi atau sintesis “obat lunak”, pembuatan pra-obat dan “obat target” dan modifikasi molekul obat yang telah diketahui aktivitas biologisnya.

B. Saran

Kami mengharapkan pembimbing agar bisa memberikan penjelasan dan disertai dengan cara membuat suatu sediaan obat secara komputerisasi.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Fujita T, Iwasa J and Hansch C. A new Substituen constants for Aliphatic Function

Obtained from Partition Coefficients,J.Med.Chem, 1965

Hansch C and Leo A. Substituen Constants for Correlation Analysis in Chemistry

and Biology. New York: Wiley Interscience, 1979

http://Users/User/Documents/hksa/qsar.htm

Korolkovas A. Essential of Medicibak Chemisry,2nd, New York. Chicester, Brisbane, Toronto, Singapore: John wiley & Sons.1988

Rekker RF. Lecture Course QSAR, Mid Career Training in Pharmacochemistry. Fakultas Farmasi UGM and Department of Pharmacochemistry Vrije University. Yogyakarta, 1986

Siswandono dan Bambang Soekardjo. Prinsip-prinsip Rancangan Obat. Surabaya: Airlangga University Press. 1998

Siswandono dan Bambang Soekardjo. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press. 1995

Gambar

Tabel 7.1  Data aktivitas analog Kapsaisin

Referensi

Dokumen terkait

Modifikasi struktur kimia telah banyak dilakukan dengan tujuan diantaranya untuk mendapatkan senyawa dengan aktivitas yang lebih baik, keselektivan yang lebih

Segi kedua dalam studi hubungan antara struktur dan aktivitas dapat digunakan sebagai pola penalaran dalam rancangan molekul baru yang lebih efektif.. Penalaran ini

Pada Tabel 9 terlihat bahwa senyawa 1 sampai 4, menunjukkan aktivitas termodinamik yang lebih besar dari 0,01, dan aktivitas biologis dihasilkan oleh sifat kimia fisika tertentu

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,